Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGAMATAN DAN PENGUKURAN IPA

MEMBUAT LARUTAN DAN MENGHITUNG PH LARUTAN

DISUSUN OLEH

Muhammad Iqbal Arifin (K4522061)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyusun makalah ini dengan baik.

Makalah ini saya buat untuk menyelesaikan tugas mata kuliah pengamatan dan
pengukuran. Apabila ada kesalahan dalam penuliasn, kritik serta anjuran saya terima
untuk menyempurnakan makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, saya sampaikan
banyak terima kasih.
I. JUDUL

Membuat Larutan dan Menghitung pH Larutan

II. TUJUAN

1. Untuk mengetahui teknik pembuatan larutan.


2. Untuk mengetahui bagaimana menentukan konsentrasi larutan
3. Untuk mengetahui cara mengencerkan larutan.
4. Untuk mengetahui cara mencampurkan larutan dan menentukan
konsentrasinya.
5. Untuk mengetahui pH larutan

III. LANDASAN TEORI

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom, maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan, atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute yang relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan
larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat
terlarut sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam solute terlarut.

Bila dua atau lebih zat yang tidak bereaksi dicampur, campuran yang terjadi ada
3 kemungkinan, yaitu campuran kasar, disperse kolid, dan larutan sejati. Dua jenis
campuran yang pertama bersifat heterogen dan dapat dipisahkan secara mekanis
sedangkan larutan yang bersifat homogen tidak dapat dipisahkan secara mekanis. Atas
dasar ini, campuran larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua zat atau
lebih. Keadaan fisika larutan dapat berupa gas, cair, atau padat dengan perbandingan yang
berubah-ubah pada jarak yang luas.

Ada dua komponen yang penting dalam suatu larutan yaitu pelarut dan zat yang
dilarutkan dalam pelarut. Zat yang dilarutkan itu disebut zat terlarut (solute). Larutan
yang menggunakan air sebagai pelarut dinamai larutan dalam air. Larutan yang
mengandung zat terlarut dalam jumlah banyak dinamakan larutan pekat. Jika jumlah zat
terlarut sedikit, larutan dinamakan cairan, padatan, atau gas sebagai zat yang terlarut.
Larutan dapat berupa padat dan gas karena molekul-molekul gas berpisah jauh sedangkan
molekul-molekul dalam campuran gas berbaur secara acak. Semua gas adalah larutan.
Contoh terbaik larutan adalah udara.

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan


cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu
larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Hal ini dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air dan
tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang
dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak mendidih dan
menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan asam sulfat
ini dapat merusak kulit.

IV. ALAT DAN BAHAN

Alat yang digunakan:

1. 1 buah labu ukur ukuran 100 mL


2. 1 buah bulp
3. 1 buah pipet ukur
4. 1 buah gelas kimia 100 mL
5. 1 buah timbangan analitik
6. 1 buah batang pengaduk
7. 1 buah pipet tetes
8. 3 buah botol Kaca
9. 4 lembar kertas indikator pH universal
10. 4 tabung reaksi
11. 1 buah rak tabung reaksi
12. 1 buah corong kaca

Bahan yang digunakan:

1. Padatan NaOH
2. H2SO4 2 M
3. Aquadest
V. CARA KERJA

A. Prosedur untuk membuat larutan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat 1 M larutan


NaOH sebanyak 100 mL

2. Menimbang bahan dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan digital


sesuai dengan jumlah bahan kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur
no A.1

3. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur dan
ditambahkan dengan aquadest hingga tanda tera.

4. Mengocok bahan dan air hingga homogen

5. Memasukkan campuran NaOH dan air ke dalam botol kaca yang telah
disediakan.

B. Prosedur untuk pengenceran larutan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat 0,1 M


larutan H2SO4 sebanyak 100 mL

2. Mengambil bahan dengan menggunakan pipet ukur sesuai jumlah bahan


kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur no B.1

3. Memasukan bahan yang sudah dipipet ke dalam labu takar dan menambahkan
dengan aquadest hingga tanda tera.

4. Mengocok campuran hingga homogen

5. Memasukkan campuran ke dalam botol kaca yang telah disediakan.


C. Prosedur untuk pengenceran larutan adalah sebagai berikut:

1. Menghitung jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat 0,05 M


larutan H2SO4 sebanyak 100 mL

2. Mengambil bahan dengan menggunakan pipet ukur sesuai jumlah bahan


kimia yang telah dihitung sesuai dengan prosedur no C.1

3. Memasukan bahan yang sudah dipipet ke dalam labu takar dan menambahkan
aquadest hingga tanda tera.

4. Mengocok bahan hingga homogen

5. Memasukkan campuran ke dalam botol kaca yang telah disediakan.

D. Prosedur praktikum untuk pencampuran dua larutan adalah:

1. Mengambil H2SO4 0,1 M dengan pipet sebanyak 10 mL

2. Mengambil H2SO4 0,05 M dengan piepet sebanyak 10 mL

3. Memasukan ahan yang sudah dipipet kedalam labu takar.

4. Menghomogenkan lalu memindahkan campuran ke botol kaca yang telah


disediakan.

5. Menghitung konsentrasi campuran dari larutan.

E. Prosedur praktikum untuk menentukan pH larutan larutan adalah:

1. Memasukkan masing-masing 5 mL larutan hasil praktikum A, B, C, dan


D kedalam tabung reaksi

2. Memasukkan kertas indikator pH universal kedalam masing-masing


tabung reaksi

3. Mengamati dan mencatat perubahan warna yang terjadi


VI. DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Hasil Pengamatan
No. Dugaan Reaksi Kesimpulan
Sebelum Sesudah
Padatan Larutan Padatan NaOH yang
1. NaOH 2 NaOH 100 diencerkan 90 ml
NaOH + H2SO4 → Na+ + 2OH-
gram mL H2O memiliki pH =
13
Larutan 2 M Larutan 0,01 Larutan 2 M H2SO4
H2SO4 M H2SO4 100 10 mL diencerkan
2. mL dengan 90 mL H2O
H2SO4 + H2O → H2O+ + HSO4-
memiliki pH = 2
dengan molaritas =
0,1 M
Larutan 0,01 Larutan Larutan 10 mL
M H2SO4 0,001 H2SO4 H2SO4 0,01 M
3. 100 mL ditambah 90 mL
H2SO4 + H2O → H2O+ + HSO4-
H2O menjadi larutan
H2SO4 0,001 M
dengan pH = 3
10 mL H2SO4 20 mL H2SO4 Larutan 10 mL
0,01 M + 10 0,0055 M H2SO4 0,01 M
4. mL H2SO4 ditambah 10 mL
H2SO4 + H2SO4 → 2H2SO4
0,0001 M H2SO4 0,001 M
menjadi 20 mL
H2SO4 0,0055 M
Perkiraan Indikator a. NaOH 100 mL
pH pH pH = 13
a. 13,7 a. 13 b. 0,01 M H2SO4
b. 1,6 b. 2 10 mL
5. c. 2,6 c. 3 pH = 2
d. 2 d. 2 c. 0,001 M
H2SO4 10 mL
pH = 3
d. H2SO4 20 mL
pH = 2
VII. PEMBAHASAN

Teknik pembuatan larutan dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya
adalah proses pengenceran padatan suatu senyawa dengan H2O. Langkah-langkah
pengenceran, yaitu menentukan jenis larutan yang akan dibuat (contoh : larutan 0,01 M
NaOH), meghitung massa larutan, menambahkan sedikit air hingga cukup larut,
memasukkan larutan ke dalam labu ukur, menambahkan air hingga sesuai dengan volume
yang telah ditentukan, menggoyangkan labu ukur hingga benar-benar larut, dan
memasukkan larutan yang sudah jadi ke dalam botol reagent.

Cara menentukan konsentrasi larutan adalah dengan perhitungan menggunakan


rumus molaritas sesuai dengan data yang didapat. Data yang dibutuhkan untuk
menghitung molaritas yaitu massa terlarut dibagi dengan volume pelarut larutan tersebut.
Perhitungan dilakukan dengan menggunkan data yang telah ditunjukkan pada tabel
sebelumnya.

Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan menentukan besar molaritas larutan


yang diinginkan seperti yang telah dijelaskan diatas. Setelah menentukan kadar molaritas
yang diinginkan dan mendapatkan data berupa molaritas awal, molaritas akhir, volume
zat terlarut, dan volume aquades yang dibutuhkan, maka pencampuran dapat dilakukan
menggunakan labu ukur.

Tabel data diatas menunjukkan bahwa terdapat perubahan molaritas dan pH


setelah pengenceran larutan oleh H2O. Hal ini terjadi dikarenakan proses reaksi antara
larutan 1 dengan larutan 2 yang dicampurkan. Pengenceran larutan oleh H2O menjadikan
molaritas lebih kecil dan memperbesar nilai pH.

Setelah pengenceran larutan, nilai pH dapat diketahui dengan mengecek larutan


menggunakan indikator pH universal. Perubahan warna yang terjadi pada kertas indikator
setelah dicelupkan ke larutan adalah pH akhir larutan. Perubahan warna tersebut
kemudian dicocokkan dengan warna tetapan yang telah tersedia pada indikator pH
universal.
VIII. KESIMPULAN

Pengenceran larutan adalah suatu proses penambahan pelarut ke dalam zat terlarut
dengan tujuan untuk mengencerkan larutan sehingga didapatkan larutan yang lebih
rendah nilai konsentrasinya. Setelah mendapatkan larutan yang diinginkan, nilai pH dapat
diukur dengan indikator pH universal.

IX. DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond. 2003. Kimia Dasar: Konsep – Konsep Inti Edisi Ketiga.
Jakarta: Penerbit Erlangga

X. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai