LARUTAN I
1. Tujuan
2. Pengamatan
Larutan adalah campuran yang selaras antara dua ataupun lebih zat. Larutan dapat berupa cair, pada
maupun gas. Pada umumunya didalam pembuatan larutan, zat pelarut yang digunakan adalah air (H2O).
Hal ini sesuai dengan Baroroh (2004) yang menyatakan bahwa larutan adalah campuran homogen antara
dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat
bervariasi.
Konsentrasi merupakan jumlah zat terlarut dalam tiap satuan larutan atau pelarut. Dan digunakan untuk
menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif. Konsentrasi memiliki macam-macam satuan, yatiu
fraksi mol, persen berat, molalitas, molaritas, normalitas, persen massa, persen volume, persen berst per
volume dan PPM atau Parts Per Million. Hal ini sesuai dengan Baroroh (2014) yang menyatakan bahwa
konsentrasi digunakan untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif. Konsentrasi didefinisikan
sebagai jumlah zat terlarut dalam tiap satuan larutan atau pelarut, Pengenceran merupakan pencampuran
larutan pekat dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu
larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, terkadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini sesuai
dengan Khopkar (1990) yang menyatakan bahwa pengenceran adalah mencampur larutan pekat
(konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkaan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.
Pencampuran adalah gabungan dari dua atau lebih bahan kimia yang bertujuan untuk menghasilkan suatu
bentuk yang seragam baik itu padat-cair, cair-gas dan padat-gas. Dan pencampuran dilakukan untuk
mendapatkan karakteristik bahan yang sesuai dengan apa yang kita butuhkan. Hal ini sesuai dengan
Wirakartakusumah (1992) yang menyatakan bahwa pencampuran bertujuan untuk mencampurkan satu
atau lebih bahan dengan menambahkan satu bahan ke dalam bahan lainnya, sehingga dihasilkan suatu
bentuk yang seragam dari beberapa konstituen baik padat, padat-cair, maupun cair-gas.
Bahan yang akan digunakan dalam pembuatan larutan NaOH 0,35 N adalah NaOH .Sebelum membuat
larutan NaOH, terlebih dahulu, dihitung jumlah NaOH yang akan digunakan untuk membuat larutan
NaOH 0,35 N. Dari hasil perhitungan, untuk membuat suatu larutan NaOH 0,35 N dibutuhkan 0,7 gr
NaOH. Setelah didapatkan jumlah NaOH yang akan digunakan, NaOH dimasukkan kedalam labu takar,
kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga batas tera (volume larutan menjadi 50 mL) dan di aduk
hingga homogen dimana antara zat terlarut dan pelarut tidak dapat dibedakan lagi. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Baroroh (2004) bahwa larutan adalah campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Bahan yang
digunakan untuk pengenceran adalah HCl 37%. Sebelum melakukan pengenceran, terlebih dahulu
dihitung volume awal HCl dengan menggunakan rumus pengenceran, yaitu molaritas akhir dikali volume
akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas awal. Dari hasil perhitungan, jumlah HCl yang akan
digunakan untuk membuat larutan 0,2 M adalah 0,8291 mL. Setelah didapatkan jumlah HCl yang akan
encerkan, HCl dimasukkan ke dalam labu takar kemudian dilarutkan dengan aquadest hingga batas tera
(volume larutan menjadi 50 mL) kemudian dihomogenkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Khopkar
(1990) bahwa Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara
menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Bahan yang digunakan untuk
pencampuran adalah NaOH dengan konsentrasi 0,35 M sebanyak 20 mL dan NaOH 0,1 M sebanyak 30
mL. Sebelum melakukan pencampuran, terlebih dahulu dihitung jumlah molaritas dari bahan yang akan
digunakan dengan menggunakan rumus penghitungan
jumlah molaritas campuran yaitu volume bahan satu dikali konsentrasi bahan satu ditambah dengan
volume bahan dua dikali konsentrasi bahan dua dibagi volume bahan satu diambah volume bahan dua.
Dan diperoleh hasil bahwa jumlah molaritas dari pencampuran senyawa NaOH 0,35 M dan NaOH 0,1 M
adalah 0,2 M dengan volume 50 mL. Setelah diketahui jumlah molaritasnya, dilakukanlah pencampuran
dengan cara memasukkan NaOH 0,35 M kedalam labu takar sebanyak 20 ml dengan menggunakan pipet
volume dan dimasukkan lagi NaOH dengan 0,1 M sebanyak 30 mL dan diaduk dengan batang pengaduk.
Kedua bahan yang telah dicampur, dimasukkan ke dalam botol kaca yang telah dipersiapkan. Hal ini
sesuai dengan Wirakartakusumah (2014) yang menyatakan bahwa pencampuran merupakan
penggabungan dari dua atau lebih senyawa, baik itu berbentuk cair, padat, maupun gas.
Untuk membuat larutan dengan berbagai konsentrasi sesuai dengan yang diinginkan maka perlu diketahui
massa kristal yang ingin dibuat, dalam praktikum ini adalah kristal NaCl, NaOH, C11H22O11. Setelah
dicari massa kristal secara teoritis didapat massa masing-masing krital yaitu NaCl 0,56 gr; NaOH 0,08 gr;
C11H22O11 0,66 gr.
Pengenceran larutan dapat dilakukan dengan menambahakan aquades sesuai dengan volume yang
dibutuhkan, dalam praktikum ini adalah 100ml aquades. Setelah dilakukan pengenceran didapatlah hasil
konsentrasi masing-masing larutan yakni, NaCl 0,01 M; NaOH 0,002 M; C11H22O11 0,002M.
Saran untuk praktikum pembuatan larutan, pengenceran dan pencampuran adalah harus dilakukan dengan
teliti, misalnya pada penghitungan jumlah bahan yang akan dilarutkan ataupun diencerkan. Karena,
apabila praktikan tidak teliti atau salah dalam menghitug massa tiap sampel maka akan mempengaruhi
pada proses pembuatan larutan dan pengenceran. Maka dari itu, dalam praktikum harus hati-hati dan
teliti.