Anda di halaman 1dari 20

ALIRAN – ALIRAN PENDIDIKAN

PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN

TAS NEGERI SEMARANG


ANGGOTA KELOMPOK

1. Safarina Yasrieva Pratiwi


(4101417035)
2. Meika Refiana Subakti (4101417042)
3. Luthfika Arizza Premesti (4401417093)
4. Eka Silvi Septiani (4101417098)
 Pemikiran dan praktek pendidikan senantiasa mengalami dinamika perkembangan
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta sosial budaya di
masyarakat.

 Aliran pendidikan merupakan hasil dari berbagai pemikiran tentang pendidikan yang
muncul di dalam masyarakat bersamaan dengan dinamika perkembangan yang
membawa perubahan.

 Dalam setiap aliran pendidikan memiliki muatan agar pada setiap keturunan sebagai
generasi berikutnya mendapatkan pemaknaan pendidikan yang lebih baik dari
generasi sebelumnya.

TAS NEGERI SEMARANG


 Pemahaman terhadap berbagai aliran pendidikan memiliki arti yang
sangat penting ketika pendidik hendak menangkap hakikat dari
setiap dinamika perkembangan pemikiran tentang pendidikan yang
tengah terjadi, sehingga dapat menjadi bekal, memperluas
wawasan historis, serta menambah ketajaman analisis bagi tenaga
pendidik dalam mengaitkan keberadaan masa lampau dengan
tuntutan dan kebutuhan masa kini dalam rangka mengantisipasi
masa yang akan datang sekaligus menangkal kemungkinan
kekeliruan terhadap praktek pendidikan.

 Pemikiran tentang pendidikan tempo dulu memberi kontribusi cukup


berarti dan meluas ke benua Eropa dan Amerika sehingga aliran -
aliran klasik maupun gerakan baru dalam dunia pendidikan
sebagian besar berasal dari kedua benua tersebut.

TAS NEGERI SEMARANG


ALIRAN KLASIK

Aliran Empirisme
01 Pengalaman adalah sumber pengetahuan, sedangkan
pembawaan berupa yang berupa bakat tidak diakui

Aliran Nativisme
02 Perkembanagn seseorang merupakan produk dari faktor
pembawaan yang berupa bakat.

Aliran Naturalisme
03 Semua anak dilahirkan dlaam keadaan baik, anak
menjadi tidak baik karena campur tangan
manusia(masyarakat).
Aliran Konvergensi
04 Bakat, pembawaan, dan pengalaman atau lingkungan
yang menentukan kepribadian seseorang.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Aliran Imperialisme
Sering dikenal juga sebagai Aliran Optimisme. Dimotori oleh filosof kebangsaan Inggris,
John Locke (1632-1704). Aliran ini bertolak belakang dari Lockean Tradition yang lebih
mengutamakan perkembangan manusia dari sisi empiris yang secara eksternal dapat
diamati dan mengabaikan pembawaan sebagai sisi internal manusia (Umar Tirtahardja,
2000 : 194).
Pokok dari aliran ini menyatakan bahwa pengalaman adalah sumber pengetahuan,
sedangkan pembawaan yang berupa bakat tidak diakui atau dianggap tidak ada.
Pengalaman secara terus menerus harus dikembangkan melalui berbagai cara baik belajar,
latihan, dan sebagainya.
Menurut aliran ini manusia lahir dalam keadaan kosong sehingga pendidikan memiliki
kekuasaan dalam menentukan nasib anak, hingga dikatakan bahwa pendidikan adalah
“maha kuasa”.

TAS NEGERI SEMARANG


John Locke menganjurkan agar pendidikan
di sekolah dilaksanakan berdasarkan atas
kemampuan rasionya dan bukan atas pera-
saannya.
Bagi john Locke pendidikan adalah mem-
bentuk pribadi anak sesui dengan yang
dikehendakinya. Perkembangan seseorang
seluruhnya bergantung pada lingkungan
dan pengalaman melalui pendidikan yang
diperolehnya.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Aliran Nativisme
Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran empirisme. Aliran ini sering dikenal sebagai
aliran pesimitrik karena pandangannya yang menyatakan, bahwa orang yang “berbakat
tidak baik” akan tetap tidak baik, sehingga tidak perlu dididik untuk menjadi baik.
Sebaliknya orang “yang berbakat baik” akan tetap baik dan tidak perlu dididik karena ia
tidak mungkin akan terjerumus menjadi “tidak baik”. Salah satu tokoh aliran ini adalah
Arthur Schoupenhauer (1788-1860).
Inti dari ajaran ini adalah bahwa perkembangan seseorang merupakan produk dari faktor
pembawaan yang berupa bakat.
Menurut aliran ini pendidikan sama sekali tidak akan ada gunanya. Dengan demikian
mendidik adalah membiarkan seseorang tumbuh berdasarkan pembawaannya.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Aliran Naturalisme
Aliran ini memiliki persamaan pandangan dengan aliran nativisme (Umar Tirtarahardja,
2000: 197). Dipelopori oleh J.J Rousseau, yang menyatakan bahwa semua anak yang
dilahirkan pada dasarnya dalam keadaan baik, menjadi rusak atau tidak baik karena
campur tangan manusia (masyarakat).
Pendidikan hanya memiliki kewajiban memberi kesempatan kepada anak untuk tumbuh
dengan sendirinya.
Ciri utama aliran ini yaitu bahwa dalam mendidik seorang anak hendaknya dikembalikan
kepada alam agar pembawaan yang baik tersebut tidak dirusak oleh pendidik. Pada saat
anak menjadi remaja hendaknya diajarkan agama dan moral yang semata-mata sebagai
alasan alamiah semata.
Rousseau berpendapat bahwa lebih baikmenunda suatu pengajaran daripada cepat-cepat
melaksanakannya hanya karena ingin menanamkan suatu aturan atau otoritas tertentu
(Dirjen Dikti, 1983/84: 37).
RSITAS NEGERI SEMARANG
Aliran Konvergensi
Aliran ini dipelopori oleh William Stern (1871-1938).
Inti dari aliran konvergensi adalah bahwa bakat, pembawaan, dan lingkungan atau
pengalamanlah yang menentukan pembentukan pribadi seseorang. Setiap pribadi
merupakan hasil konvergensi dari faktor-faktor internal dan eksternal. Perpaduan antara
pembawaan dan lingkungan keduanya menuju pada satu titik pertemuan yang terwujud
sebagai hasil pendidikan.
William Stern berpendapat bahwa:
1. Pendidikan memiliki kemungkinan untuk dapat dilaksanakan, dalam arti dapat
dijadikan sebagai penolong kepada anak untuk mengembangkan potensinya.
2. Yang membatasi hasil pendidikan anak adalah pembawaan dan lingkungannya.
Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan modern, aliran konvergensi dipandang
lebih realistis, sehingga banyak diikuti oleh para pakar pendidikan.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Gerakan – Gerakan Baru
dalam Pendidikan
01 Pembelajaran Alam Sekitar
Peserta didik akan mendapat kecakapan dan kesanggupan baru
dalam menghadapi dunia nyata

02 Pembelajaran Pusat Perhatian


Pengajaran disusun menurut pusat perhatian anak.

Sekolah Kerja
03 Perhatiannya tertuju pada pendidikan kewarganegaraan, pengertian dan
pendidikan watak, serta soal-soal pokok tentang organisasi sekolah.

Pengajaran Proyek
04 Peserta didik telah aktif memecahkan persoalan, maka wataknya akan
terbentuk.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Pembelajaran Alam Sekitar
Dasar pemikiran yang terkandung di dalam pengajaran alam sekitar adalah bahwa
peserta didik akan mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam
menghadapi dunia kenyataan.
Penjelajahan seseorang dalam menemukan hal-hal baru, baik untuk pengetahuan,
olah raga, maupun rekreasi menjadikan program pendidikan alam sekitar
dipandang sangat penting.
Konsekuensi dari pembelajaran ini yaitu dalam persiapannya perlu dipikirkan
tentang biaya ketika akan diadakan penjelajahan.
Sistem ini berkembang sejak timbulnya kota-kota besar yang semakin menjauhkan
peserta didik dari ketenangan dan keindahan alam sekitar.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Pengajaran Pusat Perhatian
Penemunya adalah Ovide Decroly (1871-1923). Dalam metodenya pengajaran
disusun menurut pusat perhatian anak, yang dinamai centers d’interest.
Decroly mencari dan menyelidiki naluri anak dalam pertumbuhannya (secara
intrinsik). Naluri yang perlu didapatkan adalah naluri untuk mempertahankan diri,
makan, bermain dan bekerja, dan meniru.
Jadi sekolah tidak terdapat daftar pelajaran, rencana ataupun metode untuk
pelajaran tertentu. Yang menarik pada pengajaran/pendidikan Decroly yaitu
bahwa anak selalu bekerja sendiri tanpa ditolong dan dilayani.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Sekolah Kerja
Dipelopori oleh George Kerschensteiner (1854-1932). Perhatiannya tertuju pada
pendidikan kewarganegaraan, pengertian dan pendidikan watak, serta soal-soal
pokok tentang organisasi sekolah.
Bagi Kerschensteiner tujuan hidup manusia yang tertinggi ialah mengabdi pada
negara. Bentuk sekolah untuk menjadi warga negara yang baik yaitu mendidik
anak agar pekerjaannya tidak merugikan masyarakat, namun justru
memajukannya.
Kewajiban sekolah yang terpenting adalah menyiapkan peserta didik untuk suatu
pekerjaan yang hendaknya pekerjaan tersebut juga untuk kepentingan negara.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Pengajaran Proyek
Konsep pemikiran WH Kilpatrick di dalam pengajaran proyek yaitu yang terpenting
ialah bahwa peserta didik telah aktif memecahkan persoalan, maka wataknya
akan terbentuk.
WH Kilpatrick menanamkan pengajaran proyek sebagai satu kesatuan tugas yang
sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan secara teratur dikerjakan bersama-
sama dengan kawan-kawannya.
Setiap proyek harus jelas arti sosialnya. Menurut Kilpatrick, dengan tetap duduk di
bangku masing-masing, maka pembentukan watak pada peserta didik tidak dapat
terlaksana.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Dua Aliran Pokok Pendidikan
di Indonesia
01
Perguruan Kebangsaan Taman Siswa

02
Ruang Pendidikan INS di Kayutanam

RSITAS NEGERI SEMARANG


Perguruan Kebangsaan Taman Siswa
Berawal dari kecintaan Ki Hajar Dewantara terhadap pendidikan yang sekaligus
merupakan perwujudan dari cita-citanya, maka pada tanggal 3 Juli 1922 di
Yogyakarta didirikanlah suatu taman kanak-kanak yang diberi nama Taman
Indriya. Pada perkembangan selanjutnya upaya tersebut ditingkatkan lagi dengan
menambah Sekolah Dasar. Kemudian berkembang lagi hingga seluruh
lembaganya diberi nama Perguruan Kebangsaan Taman Siswa.

Dalam melaksanakan konsep pendidikannya Taman Siswa memiliki asas-asas


berikut :
1. Asas merdeka untuk mengatur dirinya sendiri
2. Asas kebudayaan
3. Asas kerakyatan
4. Asas kekuatan sendiri
5. Asas berhamba kepada anak

RSITAS NEGERI SEMARANG


Pada saat Indonesia merdeka tahun 1945 dan dua tahun setelahnya berhasil disusun
dasar-dasar taman siswa yang dikenal dengan Panca Darma. Kelima dasar yang dimaksud
yaitu kemanusiaan, kodrat hidup, kebangsaan, dan kebudayaan memberikan corak
pendidikan nasional.
Ki Hajar Dewantara juga menentukan semboyan bagi kaum pendidik, antara lain :
ing ngarso sung tulodo, yang artinya jika dimuka dia berkewajiban memberi teladan
kepada peserta didiknya.
Ing madyo mangun karso, yang artinya jika ditengah membangun semangat , berswakarya,
dan berkreasi pada peserta didik.
Dan tut wuri handayani yang artinya jika dibelakang pendidik mengikuti dan
mengarahkan peserta didik agar berani berjalan kedepan dan sanggup bertanggung jawab.
Apabila disimak maka asas, dasar, dan semboyannya nayatalah bahwa bakat, lingkungan,
perkembangan, dan kebutuhan peserta didik diperhatikan.

RSITAS NEGERI SEMARANG


Ruang Pendidikan INS di Kayutanam
Dasar Pemikiran INS Tujuan Pendidikan INS
01 Percaya dan bertaqwa kepada Tuhan 01 Mendidik rakyat ke arah kemerdekaan
Yang Maha Esa
Beriman kepada Tuhan Ynag Maha Esa
02 Menentang intelektualitasme, aktif, giat dan 02
punya daya cipta serta dinamis. Siswa
dididik suka bekerja dengan tangannya dan 03 Menjadikan manusia yang selaras dengan
perkembangan jasmani dan rokhaninya
mengutamakan pelajaran ekspresi sebagai
alat. Sebagai contoh dengan bahasa,
pertunjukan dan lain-lain
04 Memberikan pendidikan yang sesuai dengan
kebtuhan masyarakat
Menanamkan rasa percaya diri, berkemauan
03 Memperhatikan bakat dan lingkungan 05 keras dan berani bertanggung jawab
siswa yaitu tiap sekolah hendak
berorientasi pada lingkungan tempat
sekolah yang bersangkutan 06 Harus dapat membiayai diri sendiri dengan
semboyan “cari sendiri” dan “kerja sendiri”
04 Berpikir secara rasional, bukan secara mistik

RSITAS NEGERI SEMARANG


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai