Anda di halaman 1dari 12

IDENTITAS MAHASISWA

Nama : Nada Nur Afifa


NIM : 20029025
Jurusan : Pendidikan Matematika

RANGKUMAN BACAAN

“PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGANNYA DENGAN


PROSES PEMBELAJARAN”

1.Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

Secara umum istilah pertumbuhan dan perkembangan memiliki pengertian yang sama yakni
keduanya mengalami perubahan, tetapi secara khusus istilah pertumbuhan berbeda dengan
perkembangan. Istilah pertumbuhan mengacu pada perubahan yang bersifat kuantitas,
sedangkan perkembangan lebih mengarah kepada kualitas.

A. Pengertian Pertumbuhan

Pertumbuhan (growth) merupakan peningkatan jumlah dan besar sel diseluruh bagian
tubuh. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada waktu yang
normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi fisik
(keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara
berkesinambungan.
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-
fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang sehat dalam peredaran waktu
tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses transisi dari konstitusi fisik (keadaan
jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Hasil
pertumbuhan antara lain adalah perubahan-perubahan pada struktur jasmaniah dan dan
perubahan-perubahan sistem persyarafan. Dengan demikian, pertumbuhan dapat disebutkan
pula sebagai proses perubahan dan pematangan fisik. Bisa dilihat dari penjelasan diatas bahwa
pertumbuhan itu adalah matangnya fungsi-fungsi fisik seperti bertambah tingginya badan atau
bertambah gemuknya badan juga membesarnya lingkaran anggota tubuh.
Pertumbuhan jasmaniah berakar pada organisme yang selalu berproses untuk menjadi (the
process of coming into begin). Lebih jelasnya, organisme merupakan sistem yang mekar secara
kontinu, yang selalu beroperasi atau berfungsi juga bersifat dinamis dan tidak pernah statis
secara komplit kecuali kalau sudah mati. pertumbuhan jasmaniah dapat diteliti dengan
mengukur a) berat b) panjang dan c) ukuran lingkaran.
Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai perbedaan tempo
kecepatan. Contohnya: pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa
kanak-kanak, tapi mengalami percepatan pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan
susunan syaraf pusat berlangsung paling cepat pada masa kanak-kanak dan relatif berhenti
pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan tumbuh dari masing-masing bagian tubuh
mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam keseluruhan proporsi tubuh. Juga menimbulkan
perbedaan dalam fungsinya. Misalnya kepala seorang bayi relatif lebih besar, sedangkan kaki
dan tangannya relatif pendek. Jika dibandingkan dengan keadaan orang dewasa, pada orang
dewasa perbandingan badan dan anggota badan hampir sama panjangnya.

B.Pengertian Perkembangan

Perkembangan ( development ) adalah proses atau tahapan pertumbuhan kea rah yang lebih
maju. Pertumbuhan sendiri ( growth) berarti tahapan peningkatan sesuatau dalam hal jumlah,
ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan juga dapat berarti sebuah tahapan perkembangan (
a stage of development ) ( McLeod, 1989 ). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 1991 ), “
perkembangan ” adalah perihal berkembang. Selanjutnya, kata “berkembang” menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia ini berarti terbuka atau membentang ; menjadi besar , luas, dan
banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan
sebagainya. Dengan demikian, kata “berkembang” tidak saja meliputi aspek yang bersifat
abstrak seperti pikiran dan pengetahuan, tetapi juga meliputi aspek yang bersifat konkret.
Dalam Dictionary of Psychology ( 1972) dan The Penguin Dictionary of Psychology ( 1988 ) arti
perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan – tahapan perubahan yang progresif yang
terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organism lainnya, tanpa membedakan aspek –
aspek yang terdapat dalam diri organisme – organisme tersebut. Selanjutnya, Dictionary of
Psychology di atas secara lebih luas merinci pengertian perkembangan manusia sebagai berikut:
1. The progressive and continous change in the organism birth to death, perkembangan itu
merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri organisme sejak lahir
hingga mati. 2. Growth, perkembangan itu berarti perubahan. 3. Change in the shape and
integration of bodily parts into functional parts, perkembangan berarti perubahan dalam
bentuk dan penyatuan bagian – bagian yang bersifat jasmaniah di dalam bagian – bagian yang
fungsional. 4. Maturation or the appearance of fundamental pattern of unlearned behavior,
perkembangan itu adalah kematangan atau kemunculan pola – pola dasar tingkah laku yang
bukan hasil belajar. 2 Berdasarkan uraian di atas, penyusun menyimpulkan bahwa
perkembangan adalah rentetan perubahan jasmani dan rohani manusia menuju kearah yang
lebih maju dan sempurna.

Secara garis besarnya perkembangan adalah suatu proses, dalam perkembangan terdapat
beberapa aliran yaitu:

→Aliran asosiasi

Para ahli yang mengikuti aliran asosiasi berpendapat bahwa hakikatnya perkembangan itu
adalah proses asosiasi. Salah satu tokoh yang terkenal adalah John Locke. Locke berpendapat
bahwa pada permukaan jiwa anak adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian
sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiri. Dalam hal ini Locke membedakan
adanya dua macam pengalaman yaitu:

a. Pengalaman luar yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indra, yang
menimbulkan sensasi.

b. Pengalaman dalam yaitu pengalaman yang mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri,
yang menimbulkan ”reflexion”.

→Aliran psikologi Gestalt

Bagi para ahli yang mengikuti aliran Gestalt perkembangan adalah proses differensiasi.
Dalam proses differensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagiannya
adalah sekunder; keseluruhan ada lebih dahulu baru disusul oleh bagian-bagiannya. Kalau kita
ketemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu
bukanlah bajunya yang baru atau pulpennya yang bagus,atau dahinya yang terluka, melainkan
justru teman kita itu sebagai keseluruhan,sebagai gestalt; baru kemudian menyusul kita
saksikan adanya hal-hal khusus tertentu seperti misalnya baju yang baru, vulpen yang bagus,
dahi yang terluka, dan sebagainya.

→Aliran sosiologis

Aliran ini menganggap bahwa perkembangan adalah proses sosialisasi . James Mark Badwin
menerangkan perkembangan sebagai proses sosialisasi dalam bentuk imitasi yang berlangsung
dengan adaptasi dan seleksi. Adaptasi dan seleksi berlangsung atas dasar hukum efek (law off
effect) tingkah laku pribadi diterangkan sebagai imitasi.kebiasaan adalah imitasi terhadap diri
sendiri, sedangkan adaptasi adalah peniruan terhadap orang lain. Baldwin berpendapat, bahwa
ada dua macam peniruan yaitu:
a. Nondeliberate imitation

Misalnya anak anak-anak meniru gerakan-gerakan, sikap orang dewasa.

b. Deliberate imitation

Misalnya anak-anak berrmain “peranan sosial” yaitu misalnya menjadi ibu, penjual kacang,
menjadi kondektur menjadi penumpang kereta api, dan sebagainya. Proses peniruan ini terjadi
pada tiga taraf, yaitu:

1. Taraf yang pertama yaang disebut taraf proyektif (projective stage); pada taraf ini anak
mendapatkan kesan mengenai model (objek) yang ditiru.

2. Taraf yang kedua disebut taraf subyektif (subjective stage); pada taraf ini anak cenderung
untuk meniru gerak-gerakan, atau sikap model atau obyeknya.

3. Taraf ketiga disebut taraf eyektif (ejective stage); pada taraf ini anak telah menguasai hal
yang ditirunya itu; dia dapat mengerti bagaimana orang merasa, berangan-angan, berpikir dan
sebagainya.

2.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

A. Golongan Nativisme
Pengikut Nativisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu semata-mata
ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir. Mereka mengemukakan bahwa setiap
manusia vang dilahirkan dibekali (membawa) bakat-bakat, baik yang berasal dari orang tuanya,
nenek moyang atau jenisnya. Apabila pembawaannya itu baik maka akan baik pula anak itu
kelak, demikian juga sebaliknya. Menurut anggapan aliran ini, segala pengaruh lingkungan atau
pendidikan tidaklah akan berarti apa-apa, karena segala bakat atau pembawaan itu akan
berkembang dengan sendirinya tanpa dapat dirubah.
Asumsi yang mendasari aliran ini menurut Hurlock (1980: 29) adalah pada did anak dan
orang tua terdapat kesamaan, baik fisik maupun psikis. Setiap manusia memiliki gen. Gen
adalah butiran kecil yang terdapat di dalam sel-sel kelamin manusia yang dipindahkan dari
orang tua atau nenek moyang kepada keturunannya dan merupakan sifat-sifat yang diwariskan.
Sel-sel seks pria dan wanita adalah sama, dalam arti bahwa keduanya mengandung kromosom.
Setiap sel seks yang matang memjmnyai 23 kromosom. Tiap-tiap kromosom mengandung gen,
yaitu pembawaan keturunan. Setiap kromosom megandung sekitar 3000 gen. Gen-gen
diturunkan dari orang tua kepada keturunannya.
Manshur Ali Rajab (1961:111-112) menyebutkan bahwa ada lima macam yang dapat
diwariskan dari orang tua kepada anaknya, yaitu: Pertama, pewarisan yang bersifat jasmaniah,
seperti wama kulit, beni.uK tubuh yang jangkung atau cebol, sifat rambut, dan sebagainya;
Kedua, pewarisan yang bersifat intelektual, seperti kecerdasan dan kebodohan; Ketiga,
pewarisan yang bersifat tingkah laku, tingkah laku terpuji atau tercela, lemahlembut atau keras
kepala, taat atau durhaka; Keempat, pewarisan yang bersifat alamiah, yaitu pewarisan internal
yang dibawa sejak kelahiran anak tanpa pengaruh dari faktor eksternal; dan Kelima, pewarisan
yang bersifat sosiologis, yaitu pewarisan yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Tokoh
terkemuka aliran ini adalah Schopenhauer (1788-1860), Plato, Descartes dan beberapa ahli
Kriminologi yang mendukungnya yaitu Lambroso, E. Ferri dan R. Garofalo. 2.

B.Golongan Empirisme
Pendapat Empirisme merupakan kebalikan dari pendapat Navitisme di atas. Asumsi psikologis
yang mendasari aliran ini adalah bahwa manusia lahir dalam keadaan netral, tidak memiliki
pembawaan apa pun. la bagaikan kertas putih (tabula rasa) yang dapat ditulisi apa saja yang
dikehendaki. Perwujudan tingkah laku ditentukan oleh luar diri yang disebut dengan
lingkungan, dengan kiat-kiat rekayasa yang bersifat impersonal dan direktif. Bayi lahir memiliki
kecenderungan yang sama dengantayi yang lain. Mereka segera menyusu apabila bibirnya
bersentuhan dengan puting susu. Mereka juga menangis apabila roerasa lapar, haus dan sakit.
Jadi semua bayi yang lahir itu selalu dalam keadaan kosong dan perbedaan tingkah laku yang
tampak kemudian disebabkan oleh pengaruh lingkungan dalam proses kehidupannya.
Lingkungan yang mempengaruhi tingkah laku terdiri atas lima aspek, yaitu geografis, historis,
sosiologis, kultural dan psikologis. (Muhammad Mahmud, 1984: 117-120). Lingkungan geografis
disebut juga lingkungan alamiah, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh letak wilayah seperti di
dataran, pegunungan, dan pesisir pantai; kondisi iklim seperti panas di gurun Sahara, tropis,
sedang, dan salju; sumber penghasilan seperti wilayah industri, pertanian, pertambangan, dan
perminyakan. Lingkungan hisioris yaitu lingkungan yang ditentukan oleh ciri suatu masa atau
era dengan segala perkembangan peradabannya. Misalnya masa klasik, masa kemunduran,
masa pencerahan dan kebangkitan, masa modern, era industri dan sebagainya. Lingkungan
sosiologis yaitu lingkungan yang ditentukan oleh hubungan antar iridividu dalam suatu
komunitas sosial. Hubungan ini selalu dikaitkan dengan tradisi, nilai-nilai, peraturan dan
undang- undang. Lingkungan kultural, yaitu lingkungan yang ditentukan oleh kultur suatu
masyarakat. Kultur ini meliputi cara berpikir, bertindak, berperasaan, dan sebagainya.
Lingkungan psikologis adalah lingkungan yang ditentukan oieh kondisi kejiwaan, seperti kondisi
rasa tanggung jawab, toleransi, kesadaran, kemerdekaan, keamanan, kesejahtaraan dan
sebagainya. Tokoh aliran Empirisme ini adalah John Locke dn diperkuat oleh Sigaud dan Mac
Aulife dengan hasil penyelidikannya tentang tipe-tipe manusia hasil bentukan lingkungan, yaitu
: a. Tipe Muskuler (orang yang hidup didaerah-daerah yang sukar, mempunyai otot dan anggota
badan yang kuat). b. Tipe Respiratoris (orang yang hidup didaerah pertanian, yang mempunyai
dada bidang dan rongga yang besar). , c. Tipe Digestif (orang yang kaya atau tuan-tuan tanah,
yang mempunyai perut gendut, mata kecil, leher pendek, rahang besar). d. Tipe Cerebral (orang
yang hidup di kota-kota besar yang banyak memerlukan kerja dengan otak dan penuh dengan
problem- problem kehidupan, akan mempunyai dahi menonjol ke depan, rambut jarang bahkan
bisa botak, telinga lebar, mata bersinar, kaki dan tangan kecil).

C. Golongan Konvergensi

Paham ini berpendapat, bahwa didalam perkembangan individu baik dasar atau pembawaan
maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat kemungkinan telah ada pada masing-
masing individu, tetapi bakat yang tersedia perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya
dapat berkembang. Misalnya anak sulung, anak bungsu, anak tunggal, anak yang semua
saudaranya berlainan jenis dengan dia sendiri, dan sebagainya, mereka itu menunjukan sifat-
sifat yang khas bukan karena keturunan tetapi kedudukan mereka dalam struktur keluarga yang
khas, yang menyebabkan adanya sikap yang khas dari orang-orang tua mereka serta anggota-
anggota keluarga yang lain yang lebih dewasa.

Kemiripan yang ada antara anak-anak dengan orang tua mereka tidaklah berakar pada dasar
atau keturunan, melainkan berakar pada lingkungan, yaitu peniruan dalam perkembangannya
anak menirukan orang-orang yang lebih dewasa dan pergaulannya terutama dengan orang
tuanya, maka yang dijadikan objek atau model peniruan adalah orang tuanya.

Langeveld secara fenomenologis mencoba menemukan hal-hal yang memungkinkan


perkembngan anak menjadi dewasa, ada empat azas dalam perkembangan yaitu:

a. Asas biologis

b. Asas ketidak-berdayaan

c. Asas keamanan

d. Asas Eksplorasi

Kenyataan pertama anak adalah makhluk hidup, maka dia berkembang. Supaya
perkembangan anak berlangsung dalam rangka normal, maka keadaan biologisnya harus
normal. Anak yang keadaan biologisnya cacat akan menunjukan kelainan-kelainan dalam
perkembangan mereka. Terutama pada anak-anak yang masih muda dipenuhinya secara
normal kebutuhan-kebutuhan biologis merupakan hal yang mutlak, anak yang kekurangan
makanan misalnya akan penyakitan, hal ini akan mengakibatkan lebih lambat
perkembangannya.
Kenyataan kedua bahwa pada waktu dilahirkan anak manusia jauh sangat tidak berdaya jika
kita bandingkan dengan anak hewan. Kalau hewan hidup menggunakan instinkna karena hal
demikian secara hakikatnya diperlukan untuk menjamin keberadaan didunia ini.
Kenyataan yang ketiga, karena ketidak-berdayannya itu pemenuhannya kebutuhan biologis
saja belumlah mencukupi bagi anak manusia.anak yang telah terpenuhi kebutuhan-kebutuhan
biologisnya masih membutuhkan yang lain, yaitu rasa aman, rasa terlindungi, yang diterimanya
dari pendidik. Inti dari perlindungan adalah kasih sayang dari orang tua. Kurangnya kasih sayang
dapat mengganggu perasaan. Perlu diingat, bahwa pemberian perlindungan atau kasih sayang
tidak boleh secara berlebihan akan berakibat si anak selalu menggantungkan diri kepada
pendidik dan tidak berani berdiri diatas kedua kaki sendiri.
Kenyataan keempat, eksplorasi ( penjelajahan) dilakukan oleh si anak berbagai cara: mula
fungsi-fungsi jasmaniah (mulut, tangan, kaki, dan sebagainya) setelah anak bertambah umurnya
maka eksplorasi dilaksankan dengan fungsi-fungsi pancaindra ,kemudian fungsi-fungsi kejiwaan
(angan-angan, fantasi, pikiran, dan sebagainya). Didalam eksplorasi anak berkembang kearah
kedewasaan. Kewajiban pendidik (orang tua) untuk memberikan kesempatan kepada anak
untuk melakukan eksplorasi.

3.Prinsip/Hukum Perkembangan

Pengertian hukum dalam perkembangan sudah tentu berbeda dengan hukum dalam dunia
peradilan atau peraturan konstitusional. Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau
patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu. Secara spesifik, hukum perkembangan dapat
diartikan sebagai “kaidah atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam
perkembangan”. Dapat juga dikatakan, hukum perkembangan adalah patokan generalisasi,
mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.

A.Hukum konvergensi
Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan Jerman, ia
berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur lingkungan dan bawaan,
kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor perkembangan dan
lingkungan. Tetapi perkembangan manusia bukan hanya dari pembawaannya dan
lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi juga memperkembangkan
dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki pemikiran sendiri untuk menentukan
pilihan dan sesuatu yang mengenai dirinya dengan bebas. Aktivitas manusia itu sendiri dalam
pekembangannya turut menentukan atau memainkan peranan juga. Jadi kedua pengeruh
diatas sangat ditekankan untuk membentuk karakter individu.

Contoh:

a).Seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan sama besarnya atau
seimbang, maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang, karena semua bawaan sang siswa
bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misal, seorang siswa yang hasi dari bawaan dan
lingkungan seimbang adalah seorang anak yang berbakat dalam berhitung tetap dapat
mengusai pelajaran lainnya tanpa mengalami kesulitan.
b).Seorang siswa yang factor lingkungan lebih dominan maka hasil dari suatu pembelajaran
lebih condong sesuai dengan lingkungan yang ada di sekelilingnya sehingga bakat menjadi sia-
sia. Misalnya, anak yang berbakat menggambar tetapi guru memaksa untuk pandai berhitung
dengan alasan tertentu maka kemudian anak tersebut akan pandai berhitung tetapi bakat
aslinya terabaikan sia-sia, meskipun Nampak berhasil tetapi hanya dirasakan sepihak saja.

c) .Seorang siswa yang factor bawaan lebih dominan dalam proses pembelajran maka seorang
siswa hanya biasa dalam bakatnya saja. Misalnya, seorang anak laki-laki yang lebih menyukai
sepak bola tanpa memperhatikan tugasnya sebagai pelajar maka hasilnya siswa tersebut akan
ketinggalan pelajaran yang seharusnya dia peroleh.

B.Hukum perkembangan dan pengembangan diri


Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau teriakan
yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang yang ada
disekelilingnya.Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi usaha untuk
mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain memanifestasikan
dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di sekelilingnya. Selanjutnya, pada anak –
anak biasanya tampak keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali – kali. Alhasil, manusia
berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir yang menuntutnya untuk
bertahan dan mengembangkan diri di muka bumi ini.

C.Hukum masa peka


Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.Masa peka adalah masa
yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-fungsi tertentu, seperti
fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan untuk menulis, dan sebagainya.
Masa “ mudah dirangsang “ ini sangat menentukan cepat dan lambatnya siswa dalam
menerima pelajaran. Artinya, jika seorang siswa belum sampai pada masa pekanya untuk
mempelajari suatu materi pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat sulit diserap dan
diolah oleh system memorinya.

Contoh:

Dalam sebuah proses pembelajaran terkadang digunakan metode drama. Misalnya untuk
menjelaskan proses kemerdekaan siswa diajak untuk memahami kronologinya dengan drama.
Setiapsiswa diberikan peran seseuai dengan pelaku proklamasi dan disesuaikan dengan
kebutuhan. Apabila siswa yang diberi peran mengetahui siapa tokoh yang dia perankan, sang
siswa tidak akan mengalami kesusahan dalam memahami karakternya. Berbeda dengan siswa
yang tidak mengetahui siapa tokoh yang diperankannya, dia akan mengalami kesusahan dalam
praktek dan hal itu menandai sang siswa tidak mengalami masa peka mengenali tokoh atau
pahlawan di Indonesia
D.Hukum Keperluan belajar
Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-fungsi psikis
tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara eksplisit. Bahkan,
kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan sendirinya
ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar mengfungsikan organ kaki anak
yang sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri itu.

E.Hukum kesatuan anggota badan


Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses
perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan perkembangan tidak
terlepas dari tahapan perkembangan lainnya.Jadi, perkembangan panca indera misalnya, tidak
terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar, melihat, berbicara, dan
merasa.Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini juga tidak terlepas dari perkembangan
berpikir, bersikap, dan berperasaan.

F.Hukum Tempo Perkembangan


Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang lain.
Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing. Tempo-tempo
perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori : cepat, sedang, dan lambat. Tempo
perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat biasanya menjukkan kelainan yang
relative sangat jarang terjadi.

G.Hukum Irama Perkembangan


Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau naik-turunnya
proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap, terkadang naik
terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan yang tenang,
sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang menggoncangkan.

H.Hukum Rekapitulasi
Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi doktrin yang
mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah sebuah
mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk
hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang
digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik (Reber, 1988).

Adapun hukum-hukum lain tentang perkembangan yaitu sebagai berikut :

a. Hukum Bertahan dan Berkembang Sendiri

Dalam diri anak terdapat dua dorongan yang kuat I yaitu: 1) Dorongan bertahan, yang
bertujuan untuk memelihara/ mempertahankan diri agar tetap survival. 2) Dorongan untuk
berkembang sendiri, yang bertujuan untuk mencari dan mencari; mencari kepandaian,
pengalaman atau pengetahuan baru, yang terlihat dalam tingkah laku konservasi dan bermain.
Kedua dorongan tersebut selalu bekerja sama dalam menggerakkan anak menjalani
perkembangannya.

b. Hukum Tempo Perkembangan


Berlangsungnya perkembangan pada anak yang satu tidaklah tentu sama dengan anak yang
lain. Ada anak yang perkembangan serba cepat (cepat dapaf merangkak, cepat belajar berjaian,
cepat berbicara, dan Iain-lain), sementara ada pula anak yang nampak selalu lambat dalam
mencapai kemampuan-kemampuan tersebut. Berlangsungnya tempo perkembangan ini
memang dapat djpercepat melalui pendidikan dan latihan yang dipaksakan, tetapi hal itu pada
akhirnya dapat berakibat lidak baik, sebab selain dapat merusak kesehatan jasmani anak, juga
dapat menimbulkan efek psikoligis yang lain. Cepat atau lambatnya perkembangan anak di
samping potensi yang dibawanya sejak lahir, kesehatan dan gizi ikut pula mempengaruhinya.

c. Hukum Irama Perkembangan


Di samping perkembangan itu mempunyai temponya masing- masing, ia juga mempunyai
irama Icrtentu. Berlangsungnya perkembangan fungsi-fungsi pada anak tidaklah selalu berjaian
lurus, tetapi berliku-liku, bisa melompat-lompat, dan penuh kegoyangan. Kadang-kadang kita
saksikan seseorang anak dapat k-rjalan dengan cepat, kemudian tertegun/terhenti, kcmudian
berlangsung lagi dengan cepat. Ada anak yang kelihatan cepat belajar berbicara dalam
beberapa minggu, kemudian waktu-waktu berikutnya terhenti dan ketinggalan lagi jika
dibandingkan dengan teman-temannya. Irama perkembangan itu bukan saja berbeda dari anak
yang satu dengan anak lainnya, tetapi juga berbeda atau terjadi antara fungsi yang satu dengan
fungsi-fungsi lain pada diri seorang anak. Ada yang fungsi jasmaninya berkembang dengan
cepat, tetapi pada aspek fungsi kejiwaan nampak berjalan dengan lambat. Hal ini dapat kita
lihat pada seorang anak yang mulai belajar berjalan, akan kelihatan pada perkembangan
berbicaranya agak terhenti, dan jika berjalan itu telah dikuasainya maka perkembangan
bicaranya kelihatan maju lagi dengan cepat. Di sini jelas terdapat keadaan seperti kejar-kejaran,
bagaikan gelombang, pada satu fungsi ada yang menaik dan pada fungsi yang lain ada yang
terhenti atau turun

d. Hukum Masa Peka


Yang dimaksud dengan "masa peka" ialah suatu masa dimana sesuatu fungsi berada pada
perkembangan yang baik atau pesat, jika dibanding dengan masa-masa lainnya. Setiap fungsi
hanya mengalami sekali saja datangnya masa peka. Oleh karena itu harus dilayani dan diberi
kesempatan untuk berkembang pada masa ini dengan sebaik- baiknya. Hanya saja untuk
mengetahui datangnya masa peka itu tidaklah mudah, kecuali apabila kita raiin memperhatikan
perubahan tingkah laku anak setiap haii Sebagai contoh: masa peka unruk berjalan umumnya
pada tahun kedua, masa peka untuk menggambar pada tahun kelima, masa peka untuk
perkembangan ingatan logis mulai pada tahun ke-12 atau 13, dan sebagainya. Montessori
pernah mengembangkan sistem pendidikannya kearah penemuan masa peka pada anak didik.
Di dalam sekolah Montessori disediakan berbagai macam permainan anak, dan anakdiberinya
kebebasan memilih sendiri permainan-permainan yaug disukainya. Apabila minat anak nampak
terarah pada permainan tertentu, lalu dicari dan ditentukan bahwa anak tersebut sudah peka
terhadap sesuatu fungsi.

e. Teori Rekapitulasi
Teori rekapitulasi ini menunjukkan akan persamaan yang terlihat pada tingkah laku anak
dengan kebiasaan-kebiasaan orang-orang primitif. Perkembangan ummat manusia sejak dahulu
terulang secara singkat dalam beberapa tahun saja dimasa perkembangan anak. Dengan
demikian, teori ini menyimpulkan bahwa perkembangan psikis anak tidak lain daripada ulangan
secara singkat perkembangan ummat manusia. Teori ini diperkuat dengan menunjuk beberapa
contoh seperti: 1) Pada bangsa-bangsa yang masih sederhana kebudayaannya (primitif)
terdapat pikiran-pikiran yang animistis, seperti: takut akan hantu, takut akan kekuatan-
kekuatan gaib, benda-benda dianggap mempunyai roh, dan sebagainya, keadaan seperti ini
juga terdapat pada diri anak-anak. 2) Anak-anak mempunyai kesamaan dengan bangsa-bangsa
primitif dalam hal kegemaran, seperti lagu-lagu yang gaduh/ ribut, warna- warna yang (ayam
atau menyolok, gemar berburu, dan Iain-lain. Atas dasar itulah para ahli penganut teori ini
membuat periodisasi perkembangan anak sesuai dengan jalan perkembangan ummat manusia,
sebagai berikut: 1) Masa berburu dan merampok (sampai ± usia 8 tahun) Dalam masa ini anak
gemar sekali main perang-perangan, kejar-kejaran, menangkap dan berburu binatang, saling
mengintai, membuat rumah-rumahan, dan sebagainya. 2) Masa gembala (sampai ± usia 10
tahun) Masa ini anak senang memelihara binatang, seperti burung, ayam, kelinci, dan Iain-lain.

KESIMPULAN
Perkembangan dan belajar sangatlah erat hubungannya, karena perkembangan akan
menunjang suatu proses belajar seseorang. Jika seseorang tidak mampu mengikuti
perkembangan maka ia juga akan sulit dan kurang maksimal dalam belajar. Perkembangan
adalah suatu proses perubahan kearah yang lebih maju dan lebih dewasa, ada tiga aliran
perkembangan yaitu; aliran asosiasi, aliran psikologi Gestalt, aliran sosiologis. Dan tiga faktor
yang mempengaruhinya yaitu; nativisme, empirisme, konvergensi. Di tinjau dari segi
pendidikan, potensi setiap peserta didik harus dipupuk dan dikembangkan. Peserta didik akan
merasa aman secara psikologis apabila pendidik dapat menerima peserta didik dalam kondisi
apapun.
SUMBER BACAAN
Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, 2008. Psikologi Belajar, Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Abdul Majid, Starategi Pembelajaran, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), h. 4.
Agus Sujatno.1996.Psikologi perkembangan.edisi revisi.(Jakarta:PT Rineka Cipta)
Ibid., h. 266.
Kartini Kartono.2007.Psikologi Anak.cetakan Keenam.(Bandung:CV.Mandar Maju)
Ki Fudyartanta, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 81.
Mubin, dan Ani Cahyadi, 2006. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Ciputat Press Group.
Perkembangan Jasmani dan Kejiwaan. Surabaya : Usaha Nasional.
Psikologi Pendidikan (Mengutamakan Segi-segi Perkembangan). Jakarta, Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Wayan Nur Kancana, 2001.
Suryabrata Sumadi, Psikologi Pendidikan, cet-11, jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2002
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosdakarya
Syah Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajawali Pers, 2012

Anda mungkin juga menyukai