Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Goval Mahendra

NIM : 18063055

PRODI : Pendidikan Teknik Elektro

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SERTA HUBUNGAN DENGAN PROSES


PEMBELAJARAN

1. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan


a. Pertumbuhan
Pertumbuhan ialah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangung secara normal pada anak yang sehat
dalam peredaran waktu tertentu. Pertumbuhan juga dapat diartikan sebagai proses
transisi dari konstitusi fisik (keadaan jasmaniah) yang herediter dalam bentuk proses
aktif secara berkesinambungan. Hasil pertumbuhan antara lain adalah perubahan-
perubahan pada struktur jasmaniah dan dan perubahan-perubahan sistem persyarafan.
Dengan demikian, pertumbuhan dapat disebutkan pula sebagai proses perubahan dan
pematangan fisik.
Bisa dilihat dari penjelasan diatas bahwa pertumbuhan itu adalah matangnya
fungsi-fungsi fisik seperti bertambah tingginya badan atau bertambah gemuknya
badan juga membesarnya lingkaran anggota tubuh.
Pertumbuhan jasmaniah berakar pada organisme yang selalu berproses untuk
menjadi (the process of coming into begin). Lebih jelasnya, organisme merupakan
sistem yang mekar secara kontinu, yang selalu beroperasi atau berfungsi juga bersifat
dinamis dan tidak pernah statis secara komplit kecuali kalau sudah mati.
pertumbuhan jasmaniah dapat diteliti dengan mengukur a) berat b) panjang dan c)
ukuran lingkaran.
Dalam pertumbuhannya, macam-macam bagian tubuh itu mempunyai
perbedaan tempo kecepatan. Contohnya: pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung
paling lambat pada masa kanak-kanak, tapi mengalami percepatan pada masa
pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan syaraf pusat berlangsung paling cepat
pada masa kanak-kanak dan relatif berhenti pada masa pubertas. Perbedaan kecepatan
tumbuh dari masing-masing bagian tubuh mengakibatkan adanya perbedaan pula
dalam keseluruhan proporsi tubuh. Juga menimbulkan perbedaan dalam fungsinya.
Misalnya kepala seorang bayi relatif lebih besar, sedangkan kaki dan tangannya
relatif pendek. Jika dibandingkan dengan keadaan orang dewasa, pada orang dewasa
perbandingan badan dan anggota badan hampir sama panjangnya.
b. Perkembangan
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan – perubahan yang
bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental – psikologis
manusia, ”seperti halnya perubahan – perubahan yang berkaitan dengan aspek
pengatahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan dan
sebagainya, sehingga dangan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah
banyak pengatahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral,
keyakinan agama dan sebagainya
Perkembangan merupakan perubahan-perubahan psiko-fisik sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi psikis dan fisik pada anak, ditunjang oleh faktor
lingkungan dan proses belajar dalam waktu tertentu menuju kedewasaan.
Perkembangan bisa juga diartikan sebagai proses transmisi dari konstitusi psiko-fisik
yang herediter, dirangsang oleh faktor-faktor lingkungan yang menguntungkan dalam
perwujudan proses aktif menjadi secara kontinu.
Dapat difahami dari definisi perkembangan diatas bahwa perkembangan itu
adalah proses pematangan baik jiwa atau jasmani (psiko-fisik) karena hasil dari
pematangan yang disebabkan, baik karena lingkungan atau karena belajar.
Perkembangan itu bisa dirincikan sebagai berikut :
a) Seorang anak berkembang karena fungsi-fungsi fisik yang sudah matang
b) Seorang anak berkembang karena matangnya fungsi-fungsi psikisnya
c) Anak belajar mencoba kemampuan jasmani dan rohaninya
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
Para ahli menganut aliran ini berkenyakinan bahwa perkembangan manusia itu di
tentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh
apa – apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak – anak yang
mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun akan melahirkan harimau, tak
akan pernah melahirkan domba. Jadi pembawaan dan bakat orangtua selalu berpengaruh
mutlak terhadap perkembangan anak –anaknya. Benarkah postulat ( anggapan dasar ) ini
dapat terus bertahan.
a. Aliran Nativisme
Para ahli menganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu
ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak
berpengaruh apa–apa. Sebagai contoh, jika sepasang orang tua ahli musik, maka anak–
anak yang mereka lahirkan akan menjadi pemusik pula. Harimau pun akan melahirkan
harimau, tak akan pernah melahirkan domba. Jadi pembawaan dan bakat orangtua selalu
berpengaruh mutlak terhadap perkembangan anak –anaknya.
b. Aliran Empirisisme
Doktrin aliran empirisime yang amat mahsyur adalah “tabula rasa”, sebuah istilah
bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran kosong (blank slate/blank
tablet). Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan
pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata–mata bergantung pada
lingkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaan sejak lahir
dianggap tidak ada pengaruhnya. Dalam hal ini, para penganut empirisime menganggap
setiap anak lahir seperti tabula rasa, dalam keadaan kosong, tak punya kemampuan dan
bakat apa–apa.
Jika seorang siswa memperoleh kesempatan yang memadai untuk mempelajari ilmu
politik, tentu kelak ia akan menjadi seorang politisi. Karena ia memilki pengalaman
belajar dibidang politik, ia tak akan pernah menjadi pemusik, walaupun orang tuanya
seorang pemusik sejati. Memang amat sukar dipungkiri bahwa lingkungan memiliki
pengaruh yang besar terhadap proses perkembangan dan masa depan siswa. Dalam hal
ini, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar telah terbukti menentukan
tinggi rendahnya mutu prilaku dan masa depan siswa.
c. Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi (convergence) merupakan gabungan antara aliran empirisime
dengan aliran nativisme. Aliran ini menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan)
dengan lingkuanga sebagai faktor–faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
manusia. Faktor pembawaan tidak berarti apa-apa jika tanpa faktor pengalaman.
Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tak akan mampu
mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.
Sebagai contoh. Seorang anak yang normal pasti memiliki bakat untuk berdiri tegak
diatas kedua kakinya. Tetapi apabila anak tersebut tidak hidup dilingkungan masyarakat
manusia, misalnya kalau dia dibuang ke tengah hutan belantara tinggal bersama hewan,
maka bakat yang ia miliki secara turun-temurun dari orangtuanya itu, akan sulit
diwujudkan. Jika anak tersebut diasuh oleh sekelompok serigala, tentu ia akan berjalan
diatas kedua tangan dan kakinya. Dia akan merangkak seperti serigala pula. Jadi, bakat
dan pembawaan dalam hal ini jelas tidak ada pengaruhnya apabila lingkuangan atau
pengalaman tidak mengembangkannya.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah :


 Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan)
 Faktor lingkungan, menguntungkan atau tidak
 Kematangan, fungsi-fungsi organis dan fungsi-fungsi psikis
 Aktivitas anak sebagai subyek bebas yang berkemampuan, kemampuan seleksi,
bisa menolak atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri.

3. Prinsip / hokum perkembangan


Hukum dalam pembahasan ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya
peristiwa tertentu.secara spesifik,hukum perkembangan dapat diartikan sebagai “kaidah
atau patokan yang menyatakan kesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan”. Dapat
juga dikatakan, hukum perkembangan adalah patokan generalisasi, mengenai sebab dan
akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
a. Hukum konvergensi
Hukum ini di pelopori oleh William Stern seorang Psikolog berkebangsaan
Jerman, ia berpendapat bahwa perkembangan individu adalah pengaruh unsur lingkungan
dan bawaan, kedua-duanya menentukan perkembangan manusia, dari duah buah faktor
perkembangan dan lingkungan. Tetapi perkembangan manusia bukan hanya dari
pembawaannya dan lingkungannya. Manusia itu tidak hanya diperkembangkan tetapi
juga memperkembangkan dirinya sendiri. Manusia adalah makhluk yang memiliki
pemikiran sendiri untuk menentukan pilihan dan sesuatu yang mengenai dirinya dengan
bebas. Aktivitas manusia itu sendiri dalam pekembangannya turut menentukan atau
memainkan peranan juga. Jadi kedua pengeruh diatas sangat ditekankan untuk
membentuk karakter individu.
Contoh:
Seorang siswa yang pengaruh antara lingkungan dan pembawaan sama besarnya
atau seimbang, maka hasil dari pembelajaran juga akan seimbang, karena semua bawaan
sang siswa bermanfaat dalam proses pembelajaran. Misal, seorang siswa yang hasi dari
bawaan dan lingkungan seimbang adalah seorang anak yang berbakat dalam berhitung
tetap dapat mengusai pelajaran lainnya tanpa mengalami kesulitan.
b. Hukum perkembangan dan pengembangan diri
Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu berupa tangisan ketika lapar, atau
teriakan yang disertai pelemparan batu ketika mendapat gangguan hewan atau orang yang
ada disekelilingnya.Dari usaha mempertahankan diri ini, berlanjut menjadi usaha untuk
mengembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain memanifestasikan
dalam bentuk bermain untuk mengetahui yang ada di sekelilingnya. Selanjutnya, pada
anak –anak biasanya tampak keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali – kali.
Alhasil, manusia berkembang karena adanya insting atau naluri pembawaan sejak lahir
yang menuntutnya untuk bertahan dan mengembangkan diri di muka bumi ini.
c. Hukum masa peka
Peka artinya mudah terangsang atau mudah menerima stimulus.Masa peka adalah
masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengermbangkan fungsi-fungsi
tertentu, seperti fungsi mulut untuk berbicara dan membaca, fungsi tangan untuk menulis,
dan sebagainya. Masa “ mudah dirangsang “ ini sangat menentukan cepat dan lambatnya
siswa dalam menerima pelajaran. Artinya, jika seorang siswa belum sampai pada masa
pekanya untuk mempelajari suatu materi pelajaran, materi pelajaran tersebut akan sangat
sulit diserap dan diolah oleh system memorinya.
Contoh:
Dalam sebuah proses pembelajaran terkadang digunakan metode drama. Misalnya
untuk menjelaskan proses kemerdekaan siswa diajak untuk memahami kronologinya
dengan drama. Setiapsiswa diberikan peran seseuai dengan pelaku proklamasi dan
disesuaikan dengan kebutuhan. Apabila siswa yang diberi peran mengetahui siapa tokoh
yang dia perankan, sang siswa tidak akan mengalami kesusahan dalam memahami
karakternya. Berbeda dengan siswa yang tidak mengetahui siapa tokoh yang
diperankannya, dia akan mengalami kesusahan dalam praktek dan hal itu menandai sang
siswa tidak mengalami masa peka mengenali tokoh atau pahlawan di Indonesia
d. Hukum Keperluan belajar
Keperluan belajar bagi proses perkembangan, terutama perkembangan fungsi-
fungsi psikis tak dapat kita ingkari, meskipun kebanyakan ahli tidak menyebutnya secara
eksplisit. Bahkan, kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan
muncul dengan sendirinya ternyata masih juga memerlukan belajar, meskipun sekedar
mengfungsikan organ kaki anak yang sebenarnya berpotensi untuk bias berjalan sendiri
itu.
e. Hukum kesatuan anggota badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi
proses perkrmbangan fungsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian suatu tahapan
perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya.Jadi, perkembangan
panca indera misalnya, tidak terlepas dari perkembangan kemampuan mendengar,
melihat, berbicara, dan merasa.Selanjutnya kemampuan-kemampuan ini juga tidak
terlepas dari perkembangan berpikir, bersikap, dan berperasaan.
f. Hukum Tempo Perkembangan
Lambat atau cepatnya proses perkembangan seseorang tidak sama dengan orang
lain. Dengan kata lain, setiap orang memiliki tempo perkembangan masing-masing.
Tempo-tempo perkembangan manusia umunya terbagi dalam kategori : cepat, sedang,
dan lambat. Tempo perkembangan yang terlalu cepat atau terlalu lambat biasanya
menjukkan kelainan yang relative sangat jarang terjadi.
g. Hukum Irama Perkembangan
Disamping ada tempo, didalam perkembangan juga dikenal adanya irama atau
naik-turunnya proses perkembangan. Artinya, perkembangan manusia itu tidak tetap,
terkadang naik terkadang turun. Pada suatu saat seorang anak mengalami perkembangan
yang tenang, sedangkan pada saat lain ia mengalami perkembangan yang
menggoncangkan.
h. Hukum Rekapitulasi
Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi (recapitulation theory) yang berisi doktrin
yang mengatakan bahwa perkembangan proses perkembangan individu manusia adalah
sebuah mikrokosmik (dunia kehidupan kecil) yang mencerminkan evolusi kehidupan
jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks.
Ada dua aspek yang digambarkan oleh teori ini, yakni aspek psikis dan aspek fisik
(Reber, 1988).

Anda mungkin juga menyukai