Disusun
Kelompok 3
Muhammad Zaylani
Muhammad Fikri
TEBINGTINGGI DELI
T.A 2020
0
KATA PENGANTAR
ِبْس ِم ِهَّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح ْيم
Penyusun
Kelompok 3
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN...............................................................................................................4
A. Faktor Heriditas...................................................................................................4
B. Faktor Warisan....................................................................................................6
C. Faktor dan kondisi lingkungan...........................................................................9
e. Hubungan antara Heriditas, dan Lingkungan.................................................11
BAB III...........................................................................................................................14
PENUTUP.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Faktor Heriditas
Menurut Morris L. Bigge (1982) bahwa sifat dasar atau bawaan dasar
moral adalah baik, jelek, atau netral sedangkan hubungan manusia dengan
lingkungannya bersifat aktif, pasif, dan interaktif. Dari konsep ini berlanjut
dengan lahirnya hukum empirisme, nativisme, dan konvergensi.1
1
Maragustam, Filsafat Pendidikan Islam Menuju Pembentukan Karakter Menghadapi
Arus Global, (Yogyakarta: Kurnia Kalam Semesta, 2014), h. 100-101
4
3. Teori hukum Konvergensi
5
yang mungkin menerima kecerdasan dan tinggi badan dari sang
ayah, namun wajah dan mata dari sang ibu.3
B. Faktor Warisan
Bawaan atau heriditas memiliki peranan penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir membawa berbagai ragam
warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau kakek-nenek. Warisan
atau turunan tersebut yang terpenting, antara lain :
Salah satu warisan yang dibawa oleh anak sejak lahir adalah
mengenai bentuk tubuh dan warna kulit. Misalnya ada anak yang
memiliki bentuk tubuh gemuk seperti ibunya, wajah seperti bapaknya,
rambut kering dan warna kulit putih seperti ibunya.
2. Intelegensi
3. Bakat
4. Sifat
3
Ibid, h. 102
6
manusia sejak lahir. Ada yang dapat dilihat atau diketahui selagi kecil
dan ada pula yang diketahui sesudah ia besar. Misalnya sifat keras
(pelawan atau bandel) sudah dapat dilihat sewaktu anak masih
berumur kurang dari satu tahun, sedangkan sifat pemarah baru dapat
diketahui setelah anak lancer berbicara, yaitu sekitar 5 tahun. Sifat atau
tabiat berbeda dengan kebiasaan. Sifat sangat sukar diubah, sedangkan
kebiasaan dapat diubah setiap saat bila dikehendaki dengan sungguh-
sungguh. Kebiasaan meminum minuman keras, mabuk, main judi, dan
sebagainya bisa diubah dan dibuang dari diri seseorang.
5. Penyakit
a. Prinsip Reproduksi
7
bakat yang diperoleh anak berasal dari belajar bukan dari sel-
sel benih yang diturunkan oleh kedua orangtuanya.
b. Prinsip konformitas
c. Prinsip variasi
4
Diyah Puspitasari, Hakikat Hereditas, Lingkungan Dan Kebebasan Manusia, E-
Learning.
8
C. Faktor dan kondisi lingkungan
Islam mengakui keberadaan pengaruh heriditas dan alam
lingkungan baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial dalam
pembentukan kepribadian manusia. Namun kedua faktor yakni endogen
(heriditas) dan eksogen (alam lingkungan) tersebut tidaklah berjalan
secara otomatis. Artinya, sekalipun seseorang berada pada lingkungan
sekitar yang baik dan heriditasnya baik, belum tentu ia menjadi baik pula.
Sebaliknya, sekalipun seseorang berada dalam lingkungan yang jelek dan
heriditasnya kurang baik, mungkin saja ia menjadi baik. Karena dengan
kehendak bebas manusia dan kemampuannya sesuai dengan batas
kemanusiaannya akan dapat mengalahkan dua faktor pengaruh tersebut
yaitu atas pertolongan Allah Swt dan hidayah Allah Swt. Adapun maksud
dari hidayah ialah sesuatu yang ditetapkan dan dihujamkan dalam kalbu
seseorang yakni iman (Muhammad Alial-Shabuni, 2004). Apa yang
diketahui oleh manusia tentang hukum-hukum alam (sunnatullah)
termasuk heriditas dan alam lingkungan tentu sifatnya nisbi (masih
bersifat mungkin) bukanlah suatu kepastian dan absolut. Aapaun
kebenaran yang absolut dan pasti sebenarnya hanyalah kebenaran yang
datang dari Allah Swt.
9
bersifat fisiologis, psikologis, maupun sosio-kultural. Dengan demikian,
lingkungan dapat diartikan secara:
10
adalah alam pendidikan yang permulaan. Pendidikan disitu
pertama kali didapat dari orang tua yang berperan sebagai guru,
pengajar, dan sebagai pemimpin pekerjaan atau pemberi
contoh. Selain peran keluarga, rumahpun juga berperan penting
dalam pendidikan. Banyak sekali fungsinya diantaranya adalah
sebagai tempat ibadah, tempat tinggal keluarga, tempat
menyelenggarakan kegiatan, dll. Dengan demikian secara
normatif, keluarga dan rumah berperan sebagai lingkungan
pendidikan yang pertama.
b. Lingkungan Pendidikan Luar Sekolah. Dalam hal ini sekolah
tidak dipersoalkan lagi keberadaannya. Sekolah disini
merupakan perkembangan lebih lanjut dari keberadaan masjid.
Dalam hal ini menunjukkan bahwa keberadaan madrasah
sebagai tempat belajar atau tempat mempelajari sesuatu sejalan
dengan semangat Al-Qur’an yang senantiasa menunjukkan
kepada umat manusia agar mempelajari sesuatu.
c. Lingkungan Masyarakat. Manusia adalah makhluk ciptaan
Allah yang keberadaan hidupnya tidak dapat menyendiri,
melainkan membutuhkan masyarakat dalam pertumbuhan dan
perkembangan kemajuannya yang dapat meninggikan kualitas
hidupnya. Kebutuhan manusia diperlukan dari masyrakat tidak
hanya bidang material, spiritual termasuk ilmu pengetahuan,
pengalaman, ketrampilan, dll. Dengan demikian dapat difahami
bahwa dalam rangka memenuhi kebutuhan pendidikan manusia
membutuhkan adanya lingkungan sosial masyarakat.6
6
Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, ( Ciputat: Gaya Media Pratama, 2005), h. 165
11
masa kelahirannya, namun ternyata harus diakui bahwa faktor heriditas
tidak selalu berjalan otomatis.
12
Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang
bersyukur. (QS. Al-A’raf: 58)”.
7
Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung: Rosdakarya, 2004), h. 19
13
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Faktor heriditas akan diwarisi atau ditiru oleh keturunannya. Ilmu
yang membahas tentang heriditas telah menetapkan, bahwa anak akan
mewarisi sifat-sifat dari kedua orang tuanya, baik moral, kinestetik,
maupun intelektual. Dari sisi lain dapat dipahami juga bahwa, baik faktor
heriditas maupun faktor lingkungan secara signifikan membentuk
kepribadian manusia.
14
DAFTAR PUSTAKA
15