Disusun Oleh :
Kementerian Agama
Kantor Urusan Agama Kec. Peulimbang
Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh
Tahun 2016
0
KATA PENGANTAR
Segenap Puji dan syukur mari sama-sama kita sampaikan kehadirat Allah
ilahi rabbi yang mana atas limpahan rahmat dan nikmatnya sampai hari ini kita
masih bias menghirup udara segar juga Allah yang telah memberi kepada kita dua
nikmat yaitu: Nikmat Iman dan nikmat Islam. Selawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda kita Rasulullah saw. yang telah menyampaikan
risalah-Nya kepada kita semua
Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu
saya dalam menyelesaikan makalahyang berjudul “PERAN KELUARGA
SAKINAH DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK”. Dalam pembuatan
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat
bagi para pembaca sekalian.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan penulis
mengharapkan masukan dan kritikanserta saran dari para pembaca. Karena
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kekurangan kekurangan.
Wassalam
Bireuen, 18 Maret 2016
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, di mana setiap manusia kini tengah
disibukkan dengan urusan duniawi, sehingga melalaikan kehidupan yang lebih
kekal, yaitu akhirat. Oleh karena itu timbullah gejala-gejala kemerosotan moral
akhlak yang telah sampai pada titik yang sangat mencemaskan, antara lain
dengan bertambahnya aneka sumber kemaksiatan secara mencolok. Kenakalan
remaja pun semakin meningkat. Hal ini ditandai semakin banyaknya terjadi
dikalangan remaja perbuatan-perbuatan yang menjurus kepada kriminalitas, seks
bebas, perkelahian antar pelajar, korban narkoba dan dekadensi moral lainnya.
1
Rafi.udin, Mendambakan Keluarga Tentram ( Keluarga Sakinah), (Semarang:
Intermasa, 2001), Cet. Ke-1, h. iii
2
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-2, h. 20
3
Rafiíudin, Op Cit. h. 21
3
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka (QS. At-Tahrim: 6)
Artinya: .Setiap bayi yang lahir ada dalam keadaan suci, maka
tergantung ibu bapaknyalah akan jadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.. (HR.
Bukhari).
4
Rahmat Djatmika, Sistem Ethika Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), Cet. Ke-
3, h. 26
5
Pius A Partanto, et.el., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,1994), Cet. Ke-1, h. 14
6
Ismail Thaib, Risalah Akhlak, (Yogyakarta: CV. Bina Usaha, 1984), Cet. Ke-1, h. 4
5
dalam pendidikan anak adalah kedua orang tua. Itulah sebabnya orang tua,
khususnya ibu mendapat gelar madrasah, yakni tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan. 7
Kemudian pendidikan akhlak pada anaknya yang selanjutnya setelah
lingkungan keluarga adalah lingkungan masyarakat yakni teman bergaulnya di
mana anak memilki lingkungan bermain, teman di mana ia bermain akan banyak
memberikan pengaruh pada prilaku anak khususnya akhlak (perilaku budi
pekerti).
Pribadi manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha
pembentukan melalui pembinaan atau pembiasaan. Jika manusia membiasakan
berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang yang jahat, sebaliknya bila manusia
membiasakan dirinya dengan cara yang bertingkah laku yang mulia maka ia dapat
membentuk pribadi yang mulia.
Menurut Prof. dr. Ahmad Amin dalam bukunya :Ethika (ilmu Akhlak)
menyebutkan cara yang ditempuh dalam membina akhlak yaitu:
1. Meluaskan wawasan berpikir
2. Berkawan dengan orang yang terpilih
3. Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan orang
yang berpikir luar biasa
4. Memberi dorongan untuk berbuat baik bagi masyarakat umum
5. Membiasakan diri melakukan perbuatan baik. 9
B. Peran Keluarga Sakinah dalam Pembentukan Akhlak Anak
Keluarga yang sakinah memliki peranan yang sangat penting bagi
perkembangan dan pembinaan akhlakul karimah anak, karena dari keluarga
sakinah-lah akan muncul generasi-generasi yang mampu menghadapi tantangan
7
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-5, h.
169
8
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), Cet. Ke-5, h. 165
9
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-6, h. 63- 66
6
zaman pada era globalisasi ini. Di antara peranan keluarga sakinah itu adalah
sebagai berikut:
a. Sebagai lembaga pendidikan bagi anak, sebagaimana yang tercantum
dalam GBHN Tap. No.II/MPR/1983.
Keluarga merupakan suatu lembaga yang mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab dalam tercapai atau tidak suatu tujuan pendidikan anak yang
selanjutnya, sebab keluarga merupakan lembaga pendidian dasar utama bagi
seorang anak. Keluarga sebagai satu kesatuan terkecil dari suatu masyarakat
memliki peranan penting dalam pembinaan manusia, baik sebagai mahluk
individu atau sebagai mahluk sosial. Bagi seorang anak sebelum ia
mengetahui dunia luar secara lebih luas, maka lingkungan keluargalah yang
pertama ia jumpai. Keluarga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
anak-anak yang menjadi tanggung jawab ayah dan ibunya. Termasuk juga
pengaruhnya setelah anak memasuki lembaga pendidikan formal
Orang tua sebagai penganggung jawab dalam lingkungan keluarga
berperan penuh dalam menciptakan lingkungan keluarga yang sehat. Lingkungan
yang dapat menciptakan hubungan yang serasi antara sesama anggota keluarga,
yang akan membawa perkembangan positif bagi perkembangan psikis
anak-anaknya. Peranan orang tua juga dituntut dalam mengembangkan nilai-nilai
pendidikan sedini mungkin. Karena nilai-nilai pendidikan tersebut akan dijadikan
bekal bagi seorang anak yang akan menjadi generasi penerus di masa yang akan
datang
b. Sebagai sumber kasih sayang
Pelaksanaan tugas dan peran keluarga sehari-hari tentunya dilakukan
tanpa menghilangkan unsur kasih sayang sebagai segalanya di antara anggota
keluarga, sehingga terjadi hubungan yang khas, yaitu hubungan orang tua
dengan anaknya yang mengarah kepada sikap mendidik
Setiap orang tua berusaha untuk menjaga keluarga, maka sifat saling
mengerti, menghargai, menyayangi dan menghormati harus terwujud secara nyata
dan dapat dirasakan adanya rasa kasih sayang dalam keluarga tersebut sejak lahir.
Adanya rasa kasih sayang dalam keluarga akan memberikan rasa tentram,
sehingga anak-anak betah berada di dalam lingkungan keluarga.
c. Sebagai sumber motivasi
Motivasi belajar pada anak biasanya tidak muncul secara tiba-tiba,
akan tetapi melalui proses yang panjang, yang dimulai sejak anak dapat
7
berkomunikasi dengan dunia luar. Keinginan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh orang tua pada umumnya akan mempengaruhi motivasi belajar pada anak.
Di sekolah sering kita jumpai motivasi belajar pada anak yang bervariasi,
hal ini didasarkan pada latar belakang kehidupan keluarga yang berbeda.
Motivasi belajar pada anak dapat dikembangkan sedini mungkin melalui usaha
diantaranya, yaitu: memberikan permainan yang mengandung unsur edukatif
(pendidikan) untuk merangsang penalaran, emosi, keterampilan dan kreatifitas
pada anak. Dengan usaha tersebut diharapkan dapat menjadi dorongan atau
motivasi bagi anak untuk belajar dengan penuh kesungguhan
d. Sebagai sumber teladan bagi anak
Orang tua memilki peranan yang sangat penting dan memilki
tanggung jawab terhadap semua anggota keluarga yang berada di bawah
tanggung jawabnya. Namun orang tua dituntut untuk mematuhi peraturan dan
ketentuan yang berlaku di dalam keluarga. Dengan turut sertanya orang tua
dalam mematuhi setiap peraturan yang dibuat akan memberikan penilaian
bagi anak terhadap orang tuanya. Mereka akan menjadikan orang tua sebagi figur
teladan bagi anak-anaknya
Orang tua adalah panutan yang selalu ditiru dan dicontoh oleh anaknya
dalam setiap tingkah lakunya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keteladan yang diberikan orang tua kepada anaknya dalam rumah tangga akan
lebih mudah meresap ke dalam jiwa anak dibanding melalui nasihat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Manusia merupakan makhluk Allah yang sempurna yang dilengkapi
dengan akal pikiran, namun kesempurnaan itu baru lengkap dengan adanya akhlak
yang baik dan santun. Akhlak harus dibina dari masa dini hingga dewasa dengan
bingkai lingkungan yang sehat dan baik, mulai dar keluarga, sekolah dan
masyarakat umum. Pembentukan akhlak sangat menjadi poin penting agar
manusia bisa bersikap dengan layak, keluarga memliki peran yang sangat penting
dalam pembentukan akhlak seseorang mulai dari kecil hingga dewasa. Keluarga
adalah titik mula seoranga anak mengenal dunia, tempat yang penuh dengan kasih
sayang, sumber motivasi bagi anak, sumber teladan bagi anak. Tentu sangat
berpengaruh dalam pembentukan akhlak seorang anak kedepannya.
B. Saran
Kita sebagai hambaNya yang beriman dan bertaqwa mari kita menjadi
hamba yang selalu menjunjung tinggi perintah dan menjauhi segala larangan-Nya
dalam hal apapun terlebih lagi dalam hal memudharatkan diri sendiri maupun
orang lain karena intinya setiap hal yang dilarang-Nya terhadap kita semua karena
untuk kemaslahatan kita.
DAFTAR PUSTAKA
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), Cet. Ke-5.
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet.
Ke-5.
9
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-6,
Ismail Thaib, Risalah Akhlak, (Yogyakarta: CV. Bina Usaha, 1984), Cet. Ke-1,
Pius A Partanto, et.el., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,1994), Cet. Ke-
1.
Rafiíudin, Op Cit.
10