Anda di halaman 1dari 11

Makalah Penyuluhan

PERAN KELUARGA SAKINAH


DALAM PEMBENTUKAN
AKHLAK ANAK

Disusun Oleh :

Nama : Teuku Faisal, S.Sos.I


Nip : 197909262011011002
Pangkat / Gol : Penata Muda ( III/a )
Jabatan : Penyuluh Agama Islam Fungsional
Kec. Peulimbang Kab. Bireuen

Kementerian Agama
Kantor Urusan Agama Kec. Peulimbang
Kabupaten Bireuen Provinsi Aceh
Tahun 2016
0
KATA PENGANTAR

Segenap Puji dan syukur mari sama-sama kita sampaikan kehadirat Allah
ilahi rabbi yang mana atas limpahan rahmat dan nikmatnya sampai hari ini kita
masih bias menghirup udara segar juga Allah yang telah memberi kepada kita dua
nikmat yaitu: Nikmat Iman dan nikmat Islam. Selawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada baginda kita Rasulullah saw. yang telah menyampaikan
risalah-Nya kepada kita semua
Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu
saya dalam menyelesaikan makalahyang berjudul “PERAN KELUARGA
SAKINAH DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK”. Dalam pembuatan
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin agar dapat bermanfaat
bagi para pembaca sekalian.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua, dan penulis
mengharapkan masukan dan kritikanserta saran dari para pembaca. Karena
penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak
kekurangan kekurangan.

Wassalam
Bireuen, 18 Maret 2016

TEUKU FAISAL, S.Sos.I

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... 1


DAFTAR ISI ........................................................................................................ 2
BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 3
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
BAB II :PEMBAHASAN.................................................................................... 5
A. Pembinaan Akhlak Pada Anak .................................................................. 5
B. Peran Keluarga Sakinah dalam Pembentukan Akhlak Anak .................... 7
BAB III :PENUTUP............................................................................................ 9
A. Kesimpulan ............................................................................................... 9
B. Saran.......................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman, di mana setiap manusia kini tengah
disibukkan dengan urusan duniawi, sehingga melalaikan kehidupan yang lebih
kekal, yaitu akhirat. Oleh karena itu timbullah gejala-gejala kemerosotan moral
akhlak yang telah sampai pada titik yang sangat mencemaskan, antara lain
dengan bertambahnya aneka sumber kemaksiatan secara mencolok. Kenakalan
remaja pun semakin meningkat. Hal ini ditandai semakin banyaknya terjadi
dikalangan remaja perbuatan-perbuatan yang menjurus kepada kriminalitas, seks
bebas, perkelahian antar pelajar, korban narkoba dan dekadensi moral lainnya.

Kenyataan tersebut antara lain disebabkan oleh kurangnya perhatian dan


kasih sayang orang tua terhadap anak-anaknya. Mereka mengira dengan uang
dan materi akan mampu membahagiakan mereka, justru karena sibuknya orang
tua dalam mencari dan mengumpulkan harta benda, sehingga
mengesampingkan kasih sayang terhadap anak-anak mereka. Hal ini akan
berdampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak mereka 1
Dalam konteks psikologi pendidikan, seorang anak pada dasarnya akan
meniru apa yang dilihat atau dialami pada lingkungannya (behaviorisme
/empirisme) di mana semua memori kejadian akan tersimpan dalam pikiran alam
bawah sadarnya, sehingga lambat laun akan membentuk watak serta
kepribadian anak ketika dia beranjak dewasa 2
Terkait dengan hal di atas, pada realitasnya berdasarkan intensitas waktu
seorang anak selama satu hari misalnya, maka yang terjadi adalah anak lebih
banyak menghabthiskan waktu dengan lingkungan di luar sekolahnya (keluarga).
Ini artinya keluarga mempunyai peran yang sangat sentral di dalam membentuk
kepribadian dan akhlak anak. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama dan utama. 3
Hal ini bisa dilihat dari fiman Allah Swt :

      

1
Rafi.udin, Mendambakan Keluarga Tentram ( Keluarga Sakinah), (Semarang:
Intermasa, 2001), Cet. Ke-1, h. iii
2
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-2, h. 20
3
Rafiíudin, Op Cit. h. 21

3
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka (QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini memberikan penjelasan bahwa Islam memerintahkan kita


agar menjaga keluarga kita agar tidak terjerumus ke dalam jurang nista dan dosa
yang akan mendorong kita dan keluarga masuk ke dalam api neraka. Itu artinya
orang tua mempunyai kewajiban memberikan bimbingan dan contoh yang nyata
berupa suritauladan kepada anak-anaknya agar mereka hidup selamat dan
sejahtera. Dan hal ini hanya dapat diperoleh dari keluarga yang sakinah. Untuk
dapat sampai ke arah sana (dalam membentuk keluarga yang sakinah), ada
beberapa faktor yang harus diperhatikan, diantaranya: pemenuhan kasih sayang,
rasa aman, perlindungan, keterbukaan, pengertian dan keakraban terhadap
anak
Dari keluarga yang sakinah inilah akan lahir generasi-generasi tumpuan
bangsa, yaitu manusia yang bertakwa, dan dari sanalah akan tumbuh
masyarakat yang sejahtera, yang jauh dari perbuatan-perbuatan yang
menyimpang, seperti seks bebas/seks di luar nikah, penyalahgunaan narkoba,
perkelahian antar pelajar dan perbuatan-perbuatan lain yang mengarah kepada
kriminalitas.
Dari uraian di atas, penulis merasa tertarik dan terpanggil untuk
menyusun makalah dengan judul Peran Keluarga Dalam Pembinaan Akhlak
Anak.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang berkenaan dengan judul makalah ini
adalah:
1. Bagaimanakah cara mendidik anak secara islami dalam keluarga?
2. Bagaimanakah pengaruh keluarga sakinah terhadap pembentukan akhlak
anak?
C. Tujuan Penelitian
Adapaun tujuan dari penelitian pada judul ini adalah:
1. Untuk mengetahui cara mendidik anak secara islami dalam keluarga.
2. Untuk mengetahui pengaruh keluarga sakinah terhadap pembentukan
akhlak anak.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembinaan Akhlak Pada Anak
4
Akhlakul karimah merupakan keadaan jiwa yang kokoh, dari mana
timbul berbagai perbuatan dengan mudah tanpa menggunakan pikiran dan
perencanaan. Bilamana perbuatan-perbuatan yang timbul dari jiwa yang baik,
maka keadaannya disebut akhlak yang baik. Jika yang ditimbulkan kebalikan dari
itu, maka keadaannya disebut akhlak yang buruk. Apabila keadaan itu tidak
mantap dalam jiwa, maka ia tidak disebut dengan akhlak. Untuk itu akhlak bisa
dihasilkan dengan latihan dan perjuangan pada awal hingga akhirnya menjadi
watak. Maka dari itu penulis akan memberikan pengertian tentang akhlakul
karimah.
Akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab; Pekerti.
Sinonimnya etika dan moral. Etika dari bahasa latin etos artinya kebiasaan. Dan
moral berasal dari bahasa latin juga. Mores berarti kebiasaan 4
Dalam kamus ilmiah, akhlak diartikan budi pekerti, tingkah laku atau
perangai seseorang5 Ismail Thaib mengatakan bahwa dalam pengertian
sehari-hari perkataan akhlak umumnya disamakan dengan sopan santun atau
kesusilaan. 6
Akhlak atau budi pekerti tidak mungkin terwujud tanpa melalui proses
pembinaan pada seseorang yang dapat memberikan perubahan pribadi
seseorang di antaranya adalah pengaruh lingkungan bagi seorang anak sudah
barang tentu yang pertama kali atau berpengaruh pada kepribadian
adalah pengaruh lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan tempat
pendidikan utama dan pertama. Begitu pula anak akan memiliki budi pekerti yang
baik apabila lingkungan keluarganya menanamkan akhlak yang baik,
sedikitnya akan mengikuti ucapan atau prilaku orang tua (keluarga)
sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw:

Artinya: .Setiap bayi yang lahir ada dalam keadaan suci, maka
tergantung ibu bapaknyalah akan jadi Yahudi, Nasrani atau Majusi.. (HR.
Bukhari).

Hadits tersebut di atas menunjukkan dengan jelas bahwa pelaksana utama

4
Rahmat Djatmika, Sistem Ethika Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996), Cet. Ke-
3, h. 26
5
Pius A Partanto, et.el., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,1994), Cet. Ke-1, h. 14
6
Ismail Thaib, Risalah Akhlak, (Yogyakarta: CV. Bina Usaha, 1984), Cet. Ke-1, h. 4

5
dalam pendidikan anak adalah kedua orang tua. Itulah sebabnya orang tua,
khususnya ibu mendapat gelar madrasah, yakni tempat berlangsungnya kegiatan
pendidikan. 7
Kemudian pendidikan akhlak pada anaknya yang selanjutnya setelah
lingkungan keluarga adalah lingkungan masyarakat yakni teman bergaulnya di
mana anak memilki lingkungan bermain, teman di mana ia bermain akan banyak
memberikan pengaruh pada prilaku anak khususnya akhlak (perilaku budi
pekerti).
Pribadi manusia itu pada dasarnya dapat menerima segala usaha
pembentukan melalui pembinaan atau pembiasaan. Jika manusia membiasakan
berbuat jahat, maka ia akan menjadi orang yang jahat, sebaliknya bila manusia
membiasakan dirinya dengan cara yang bertingkah laku yang mulia maka ia dapat
membentuk pribadi yang mulia.

Menurut Abudin Nata bahwa: Pembinaan akhlak dapat ditempuh dengan


cara memberikan keteladanan 8

Dalam pembinaan akhlak tidak dapat dibentuk hanya dengan pelajaran,


instruksi dan larangan akan tetapi memerlukan pendidikan yang panjang
dan pendekatan yang baik. Pendidikan itu tidak akan sukses melainkan jika
disertai dengan pemberian contoh teladan yang baik dan nyata.

Menurut Prof. dr. Ahmad Amin dalam bukunya :Ethika (ilmu Akhlak)
menyebutkan cara yang ditempuh dalam membina akhlak yaitu:
1. Meluaskan wawasan berpikir
2. Berkawan dengan orang yang terpilih
3. Membaca dan menyelidiki perjalanan para pahlawan dan orang
yang berpikir luar biasa
4. Memberi dorongan untuk berbuat baik bagi masyarakat umum
5. Membiasakan diri melakukan perbuatan baik. 9
B. Peran Keluarga Sakinah dalam Pembentukan Akhlak Anak
Keluarga yang sakinah memliki peranan yang sangat penting bagi
perkembangan dan pembinaan akhlakul karimah anak, karena dari keluarga
sakinah-lah akan muncul generasi-generasi yang mampu menghadapi tantangan

7
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet. Ke-5, h.
169
8
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), Cet. Ke-5, h. 165
9
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-6, h. 63- 66

6
zaman pada era globalisasi ini. Di antara peranan keluarga sakinah itu adalah
sebagai berikut:
a. Sebagai lembaga pendidikan bagi anak, sebagaimana yang tercantum
dalam GBHN Tap. No.II/MPR/1983.
Keluarga merupakan suatu lembaga yang mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab dalam tercapai atau tidak suatu tujuan pendidikan anak yang
selanjutnya, sebab keluarga merupakan lembaga pendidian dasar utama bagi
seorang anak. Keluarga sebagai satu kesatuan terkecil dari suatu masyarakat
memliki peranan penting dalam pembinaan manusia, baik sebagai mahluk
individu atau sebagai mahluk sosial. Bagi seorang anak sebelum ia
mengetahui dunia luar secara lebih luas, maka lingkungan keluargalah yang
pertama ia jumpai. Keluarga memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap
anak-anak yang menjadi tanggung jawab ayah dan ibunya. Termasuk juga
pengaruhnya setelah anak memasuki lembaga pendidikan formal
Orang tua sebagai penganggung jawab dalam lingkungan keluarga
berperan penuh dalam menciptakan lingkungan keluarga yang sehat. Lingkungan
yang dapat menciptakan hubungan yang serasi antara sesama anggota keluarga,
yang akan membawa perkembangan positif bagi perkembangan psikis
anak-anaknya. Peranan orang tua juga dituntut dalam mengembangkan nilai-nilai
pendidikan sedini mungkin. Karena nilai-nilai pendidikan tersebut akan dijadikan
bekal bagi seorang anak yang akan menjadi generasi penerus di masa yang akan
datang
b. Sebagai sumber kasih sayang
Pelaksanaan tugas dan peran keluarga sehari-hari tentunya dilakukan
tanpa menghilangkan unsur kasih sayang sebagai segalanya di antara anggota
keluarga, sehingga terjadi hubungan yang khas, yaitu hubungan orang tua
dengan anaknya yang mengarah kepada sikap mendidik
Setiap orang tua berusaha untuk menjaga keluarga, maka sifat saling
mengerti, menghargai, menyayangi dan menghormati harus terwujud secara nyata
dan dapat dirasakan adanya rasa kasih sayang dalam keluarga tersebut sejak lahir.
Adanya rasa kasih sayang dalam keluarga akan memberikan rasa tentram,
sehingga anak-anak betah berada di dalam lingkungan keluarga.
c. Sebagai sumber motivasi
Motivasi belajar pada anak biasanya tidak muncul secara tiba-tiba,
akan tetapi melalui proses yang panjang, yang dimulai sejak anak dapat

7
berkomunikasi dengan dunia luar. Keinginan dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh orang tua pada umumnya akan mempengaruhi motivasi belajar pada anak.
Di sekolah sering kita jumpai motivasi belajar pada anak yang bervariasi,
hal ini didasarkan pada latar belakang kehidupan keluarga yang berbeda.
Motivasi belajar pada anak dapat dikembangkan sedini mungkin melalui usaha
diantaranya, yaitu: memberikan permainan yang mengandung unsur edukatif
(pendidikan) untuk merangsang penalaran, emosi, keterampilan dan kreatifitas
pada anak. Dengan usaha tersebut diharapkan dapat menjadi dorongan atau
motivasi bagi anak untuk belajar dengan penuh kesungguhan
d. Sebagai sumber teladan bagi anak
Orang tua memilki peranan yang sangat penting dan memilki
tanggung jawab terhadap semua anggota keluarga yang berada di bawah
tanggung jawabnya. Namun orang tua dituntut untuk mematuhi peraturan dan
ketentuan yang berlaku di dalam keluarga. Dengan turut sertanya orang tua
dalam mematuhi setiap peraturan yang dibuat akan memberikan penilaian
bagi anak terhadap orang tuanya. Mereka akan menjadikan orang tua sebagi figur
teladan bagi anak-anaknya
Orang tua adalah panutan yang selalu ditiru dan dicontoh oleh anaknya
dalam setiap tingkah lakunya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Keteladan yang diberikan orang tua kepada anaknya dalam rumah tangga akan
lebih mudah meresap ke dalam jiwa anak dibanding melalui nasihat.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
8
Manusia merupakan makhluk Allah yang sempurna yang dilengkapi
dengan akal pikiran, namun kesempurnaan itu baru lengkap dengan adanya akhlak
yang baik dan santun. Akhlak harus dibina dari masa dini hingga dewasa dengan
bingkai lingkungan yang sehat dan baik, mulai dar keluarga, sekolah dan
masyarakat umum. Pembentukan akhlak sangat menjadi poin penting agar
manusia bisa bersikap dengan layak, keluarga memliki peran yang sangat penting
dalam pembentukan akhlak seseorang mulai dari kecil hingga dewasa. Keluarga
adalah titik mula seoranga anak mengenal dunia, tempat yang penuh dengan kasih
sayang, sumber motivasi bagi anak, sumber teladan bagi anak. Tentu sangat
berpengaruh dalam pembentukan akhlak seorang anak kedepannya.
B. Saran
Kita sebagai hambaNya yang beriman dan bertaqwa mari kita menjadi
hamba yang selalu menjunjung tinggi perintah dan menjauhi segala larangan-Nya
dalam hal apapun terlebih lagi dalam hal memudharatkan diri sendiri maupun
orang lain karena intinya setiap hal yang dilarang-Nya terhadap kita semua karena
untuk kemaslahatan kita.

DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), Cet. Ke-5.

Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001), Cet.
Ke-5.
9
Ahmad Amin, Etika (Ilmu Akhlak), (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), Cet. Ke-6,

Ismail Thaib, Risalah Akhlak, (Yogyakarta: CV. Bina Usaha, 1984), Cet. Ke-1,

M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), Cet. Ke-2.

Pius A Partanto, et.el., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola,1994), Cet. Ke-
1.

Rafi.udin, Mendambakan Keluarga Tentram ( Keluarga Sakinah), (Semarang:


Intermasa, 2001), Cet. Ke-1,

Rafiíudin, Op Cit.

Rahmat Djatmika, Sistem Ethika Islam, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1996),


Cet. Ke-3.

10

Anda mungkin juga menyukai