Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TENTANG
PERTUMBUHAN MANUSIA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
ATIKA RAMADHANI ALMAR (20201613)
RAMA ARDE MARTA (20101638)

KELAS: IV C2

DOSEN PEMBIMBING:
SUMARNI, M.PD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
NASIONAL
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah yaitu “Psikologi Pendidikan”. Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia ini.
Penulisan makalah ini merupakan perwujudan dari hasil pemahaman penulis
berdasarkan dari beberapa sumber bacaan yang telah dicari dan penulis telah berusaha
menyajikan isi makalah sesuai yang diharapkan oleh dosen pembimbing. Makalah ini
kami susun dengan judul “Pertumbuhan Manusia”. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, ini disebabkan karena terbatasnya ilmu yang dimiliki.
Untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan demi perbaikan dimasa akan
datang. Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat berguna dan memberikan
banyak manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca untuk
memperluas wawasan.

Pariaman, 25 februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1


B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan..............................................................................3
B. Peristiwa Pertumbuhan Pribadi Manusia.....................................................4
C. Hukum-hukum yang Mengatur Pertumbuhan..............................................8
D. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan.......................................12
E. Pertumbuhan Fisik yang Normal...............................................................13
F. Dinamika Pertumbuhan Menuju Teori Individu (teori jung).....................16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kehidupan manusia dimulai sejak masa konsepsi, yaitu saat bertemunya sel yang
berasal dari ayah yaitu sel (sperma) dan sel dari ibu yaitu sel (telur). Dalam proses
pertumbuhan atau perkembangannya, individu mengalami interaksi antar kemampuan
dasar atau bawaan dari lingkungannya. Seiring waktu pertumbuhannya, bukan hanya
ukuran tubuhnya saja yang menjadi besar namun hal-hal lainnya juga semakin matang.
Tidak seperti pada makhluk hidup lainnya. Pada manusia pertumbuhan bukan hanya
menyangkut pada masalah kemampuan berkembang, tetapi juga banyak aspek lainnya.
Misalnya saja kemampuan berfikir dan kemampuan emosional.
Para ahli psikologi dan pendidikan, mengakui bahwa pertumbuhan dan
perkembangan individu sejak dalam kandungan sampai meninggal, mengalami proses
menurut hukum dan waktu yang satu sama lain tidak sama cepat atau lambatnya, fase-
fase kepekaan atau lainnya, akan tetapi bagaimana pun juga pertumbuhan merupakan
proses yang bersifat integral sebagai proses manusia seutuhnya. Pada makalah ini akan
kami jelaskan bagaimana pertumbuhan pada manusia.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini yaitu:
1. Apa itu pengertian pertumbuhan?
2. Apa saja peristiwa pertumbuhan pribadi manusia?
3. Apa saja hukum-hukum yang mengatur pertumbuhan?
4. Apa saja aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan?
5. Bagaimana pertumbuhan fisik yang normal?
6. Apa itu dinamika pertumbuhan menuju individuasi (teori jung)?
2

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut penulisan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui tentang:
1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan.
2. Untuk mengetahui peristiwa pertumbuhan pribadi manusia.
3. Untuk mengetahui hukum-hukum yang mengatur pertumbuhan.
4. Untuk mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan.
5. Untuk mengetahui pertumbuhan fisik yang normal.
6. Untuk mengetahui dinamika pertumbuhan menuju individuasi (teori jung).
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pertumbuhan
Dalam pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah, terdapat dua
bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah
menuju ke arah kesempurnaan. Adapun dua bagian kondisional pribadi manusia itu
meliputi:
1. Bagian pribadi materiil yang kuantitatif.
2. Bagian pribadi fungsional yang kualitatif.
Kenyataan itulah yang melahirkan perbedaan konsep antara pertumbuhan dan
perkembangan. Bagian pribadi materiil yang kuantitatif mengalami pertumbuhan,
sedangkan bagian pribadi fungsional yang kualitatif mengalami perkembangan. Uraian
ini kiranya cukup memberikan bayangan tentang perbedaan pengertian antara
pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu
sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat
berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi
besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. Ini tidak
berarti, bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif,
karena tidak selamanya materiil itu kuantitatif.
Materiil dapat terdiri dari bahan-bahan kuantitatif seperti atom, sel, kromosom,
rambut, molekul, dan lain-lain, dapat pula materiil terdiri dari bahan-bahan kualitatif
seperti kesan, keinginan, ide, gagasan, pengetahuan, nilai, dan lain-lain. Jadi, materiil
itu dapat terdiri dari kualitas ataupun kuantitas. Kenyataan inilah yang barangkali
membuat orang mengalami kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan
perkembangan. Salah satu kelengahan orang adalah yang menyebut pertumbuhan
materiil kualitatif sebagai perkembangan.
4

Dari uraian di atas dapatlah kita merumuskan arti pertumbuhan pribadi sebagai
perubahan kuantitatif pada materiil pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan. Materiil pribadi seperti: sel, kromosom, butir darah, rambut, lemak,
tulang, adalah tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan bertumbuh atau tumbuh.
Begitu juga materiil pribadi seperti: kesan, keinginan, ide, pengetahuan, nilai, selama
tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan
bertumbuh.
Struktur konsep tersebut di atas sesungguhnya masih perlu diterangkan atau
dijabarkan lebih lanjut, tetapi bukan maksud kami dalam buku ini untuk mengupas hal
tersebut secara lebih mendetail. Pertumbuhan dinyatakan dalam bentuk perubahan-
perubahan yang terjadi pada bagian-bagian materiil, akan tetapi pertumbuhan itu
sendiri mempunyai sifat kesatuan dan keumuman, dalam hal ini suatu organisme.
B. Peristiwa Pertumbuhan Pribadi Manusia
Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal herediter.
Manusia terbentuk dari materiil yang lemah. Materiil yang dimaksudkan adalah
materiil genetis. Pertumbuhan genetis manusia tidak jauh berbeda dengan
pertumbuhan genetis pada hewan, karena keduanya merupakan organisme. Setiap
organisme tumbuh dari keadaan sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel
dan membentuk organisme yang bersusunan sangat kompleks. Pertumbuhan pada
masing-masing individu dalam segi proses terdapat hal umum yang sama, tetapi dalam
hal-hal yang khusus belum tentu sama. Berikut ini dikemukakan ilustrasi singkat
tentang peristiwa pertumbuhan genetis manusia.
Manusia secara genetis mula-mula terjadi dari satu sperma dan satu sel telur. Satu
sperma memasuki sebuah telur dan satu individu baru mulai membentuk diri.
Kehidupan awal dari individu sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu, yaitu wanita yang
mengandungnya. Sedangkan peran ayah dapat menumbuhkan individu baru hanyalah
memberikan kemungkinan yang tepat agar individu itu terkonsep. Apapun yang akan
diturunkan oleh seorang ayah kepada anaknya adalah berupa sifat-sifat yang
5

terkandung dalam satu sperma yang terbuahkan. Untuk mengetahui secara pasti sifat-
sifat apakah yang terkandung dalam sperma bukanlah tugas yang mudah.
Pertama-tama, coba bayangkan betapa kecilnya sperma. Setiap satu tetes air
sperma dari pria saja sudah terdiri dari berjuta-juta sperma. Untuk dapat melihat
sperma ini orang harus terlebih dahulu menyempurnakan mikroskop. Mula-mula
orang membidikkan mikroskop untuk mengetahui bentuk dan sifat sperma baru
mendapatkan bayangan yang kurang jelas, lama sesudahnya orang baru dapat melihat
bentuk sperma terdiri dari bentuk bergerak yang memiliki bentuk menyerupai bulatan
kepala dan berekor yang panjang. Dengan ekornya itu sperma-sperma bergerak dan
berenang cepat mencari sasarannya. Lebih lanjut, orang ingin tahu apa yang
terkandung dalam kepala sperma, tetapi mengalami kesulitan. Setelah bertahun-tahun
orang berusaha meneliti, barulah diketahui, bahwa dalam satu sperma yang kecil itu
terkandung benda-benda teramat kecil sejumlah dua puluh empat yang disebut
kromosom (chromosomes).
Ketika berjuta-juta sperma berenang memasuki rahim ibu, maka hanya satu di
antaranya yang dapat sampai ke sasaran yaitu telur. Ketika sperma menembus dan
memasuki telur, kepalanya mulai membuka dan mensenyawakan dua puluh empat
kromosom yang tadinya terbungkus itu. Sekarang bagaimana halnya dengan telur?
Karena besar telur adalah beribu-ribu kali besarnya sperma, maka mata telanjang kita
dapat mengamatinya sebesar mata ular. Berat sebuah telur manusia diperkirakan
sekitar seperjuta gram.
Di dalam telur berisikan bahan-bahan makanan, dengan satu bulatan kecil yang
ringan yang disebut "nucleus". Isi telur itu baru dapat dilihat dengan mikroskop ketika
sperma (yaitu kepalanya saja) memasuki telur dan melepaskan kedua puluh empat
kromosomnya. Dalam waktu yang hampir bersamaan, "nucleus" dalam telur pecah dan
melepaskan pula kedua puluh empat kromosomnya sebagai sumbangan dari pihak ibu
untuk membentuk seorang anak.
Dengan demikian, individu baru mulai terbentuk dari empat puluh delapan
kromosom setiap kromosom mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda-beda. Dua
6

puluh empat kromosom dari ayah dan dua puluh empat kromosom dari ibu, masing-
masing berpasangan di dalam indung telur. Dua puluh empat kromosom inilah
penentu turunan fisik dan kehidupan pribadi manusia. Pertumbuhan berlanjut terus
dengan adanya proses "division" dan "redivision" (pembagian sel dan pembagian atau
pembelahan kembali pada sel-sel). Pembelahan dan perpasangan kromosom-
kromosom menyerupai rangkaian mata rantai membentuk seperti halnya per yang
semakin lama semakin merapat. Pada saat-saat tertentu, rapatan kromosom ini tumbuh
lagi dan semakin banyak membentuk butiran-butiran yang menyerupai embun yang
disebut "beads".
"Beads" berisikan “genes”, dan sejaug jangkauan ilmu pengetahuan, “genes”
tersebut meruapakan faktor penentu hereditas. Setiap “gene” mempunyai fungsi
tertentu dalam pertumbuhan manusia. Setelah itu semua, maka telur menjadi masak
dan masuklah saraf dari pihak ibu. Sel-sel tidak lagi tinggal bersama-sama. Tatkala
jumlah sel masih terbatas, sel-sel itu mulai mengadakan "specializing" (spesialisasi),
yaitu beberapa menjadi sel-sel tulang, sebagian menjadi sel-sel kulit, sebagian menjadi
sel-sel daging, sebagian menjadi sel-sel otak, sebagian menjadi sel-sel otot, dan
sebagainya. Semua sel yang telah terspesialisasi ini tumbuh terus dan membentuk
berbagai bagian dari tubuh manusia.
Di antara semua sel tersebut ada sejumlah sel tertentu dicadangkan untuk fungsi
lain. Sel-sel itu adalah sel-sel "germ" yang terambil dari sperma dan telur yang akan
berfungsi sebagai bahan pembenihan. Apabila proses ini terjadi pada anak laki-laki,
maka bahan inilah yang memproduksi sperma. Apabila proses ini terjadi pada anak
perempuan, maka bahan inilah yang memproduksi telur-telur dalam kandungan.
Produksi benih tersebut akan lebih nyata ketika anak menginjak pubertas. Proses
produksi berlangsung terus Sepanjang hidup atau hampir sepanjang hidup manusia.
Pertumbuhan sperma agak berbeda dengan pertumbuhan sel-sel. Apabila sel
bertumbuh dari luar "germ" maka semua bagian kromosom tumbuh. Tetapi dalam sel-
sel "germ", sel-sel hanya tumbuh dari tiap sepasang sel, jadi setiap satu sel germ akan
menjadi sepasang sperma, dan sperma tidak terbelah lagi. Jelasnya, dari satu sel
7

"germ" yang terdiri dari empat puluh delapan kromosom hanya menghasilkan dua
sperma yang mana masing-masing sperma terdiri dari dua puluh empat kromosom.
Produksi sperma pada pria tidaklah terbatas. Sperma-sperma terjadi dari sel-sel
"germ" yang cadangan sel-sel ini dari tahun ke tahun tidak berkurang. Setiap satu kali
persetubuhan pria mengeluarkan sekitar 200.000.000 sampai dengan 600.000.000
sperma, maka segera setelah itu terproduksi lagi berjuta-juta sperma pengganti. Tubuh
selalu mensuplai bahan-bahan produksi sperma, dan pekerjaan produksi ini secara
mekanis seperti kegiatan mesin walaupun tubuh sakit, terluka, atau ketuaan, paling-
paling hanya mengurangi jumlah produksi normal.
Pada wanita, meskipun telur-telur juga terjadi dari sel-sel "germ", namun
kelangsungan pertumbuhannya berbeda dengan pertumbuhan sperma. Pertumbuhan
telur tidak mencapai berjuta-juta jumlahnya. Ketika wanita mencapai masa pubertas
diharapkan secara normal hanya akan mematangkan satu telur setiap bulan, ini pun
hanya untuk semasa sekitar tiga puluh lima tahun. Wanita sejak dilahirkan telah
memiliki sel-sel "germ" yang baru akan siap memproduksi telur setelah wanita itu
menginjak pubertas. Kromosom-kromosom yang akan ia wariskan kepada anak-
anaknya di kemudian hari juga telah terdapat di dalam masing-masing telurnya. Proses
pematangan telur hanya berupa pembesaran telur dengan pengisian bahan-bahan
makanan yang dipakai untuk memulai kehidupan individu baru.
Proses kejadian telur tidak jauh berbeda dengan proses kejadian sperma. Proses
kejadian telur dari sel-sel "germ" ini disebut proses "reduction". Setiap telur hanya
terjadi dari separo kromosom ibu atau wanita. Perubahan-perubahan dalam struktur
kromosom dapat mempengaruhi pekerjaan gene. Apabila dalam masa tertentu "genes"
masih berubah, maka sifat-sifat non herediter tidak akan berkembang, dan hal ini akan
mengakibatkan adanya sifat yang sama pada anak. Sifat-sifat yang dihasilkan dari
perubahan "genes" adalah sifat-sifat yang herediter. Dari sinilah tumbuh bakat atau
pembawaan pribadi seseorang, yaitu karena adanya perubahan-perubahan pada
"genes".
8

Tidak semua aspek pribadi manusia adalah diwarisi dari orang tuanya. Hal-hal
yang tidak diwariskan meliputi beberapa aspek, baik materiil pertumbuhan fisik,
maupun mental. Dari sifat-sifat genes yang dimiliki, individu dapat saja menjadi orang
yang pemurung, periang, pendiam, lamban, ataupun cerdas. Akan tetapi, keadaan-
keadaan fisik dan mental seperti misalnya penyakit, kelelahan, kemiskinan, kegagalan
atau kemalasan adalah tidak diwariskan, melainkan diperoleh dari pendidikan.
Perlengkapan mental setiap individu sejak lahir adalah sama seperti halnya pada orang
dewasa, begitu pula perlengkapan fisik.
Kesamaan materiil herediter dapat melahirkan individu-individu yang berbeda
dalam penampakan fisis. Hal ini pun belum tentu disebabkan oleh faktor hereditas,
tetapi karena perbedaan kondisi pertumbuhan dalam tubuh ibu-ibu yang
melahirkannya. Dengan demikian, pertumbuhan itu dipengaruhi, baik oleh hereditas
maupun lingkungan awal dari individu secara global. Dengan uraian di atas kita dapat
memperoleh gambaran tentang apa dan bagaimana pertumbuhan itu terjadi.
Pertumbuhan terjadi secara fisiologis terhadap materiil kehidupan. Pertumbuhan
material ternyata tidak hanya kuantitatif, tetapi juga kualitatif.

C. Hukum-hukum yang Mengatur Pertumbuhan


1. Pertumbuhan Adalah Kuantitatif serta Kualitatif
Pertumbuhan mencakup dua aspek perubahan, yaitu perubahan kuantitatif
dan perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif mencakup "division" dan
perbanyakan kromosom sel-sel; penambahan jumlah seperti gigi, rambut,
pembesaran materiil jasmaniah. Hal yang demikian, kejadiannya dapat kita sebut
sebagai "tumbuh". Di samping itu, ada perubahan kualitatif yang mencakup
penyempurnaan struktur fisiologis penyiapan fungsi-fungsi pada setiap bagian
tubuh, dan sebagainya. Kejadian semacam itu dapat kita sebut "bertumbuh".
Mengenai hal "tumbuh" sudah jelas konteksnya yaitu materiil jasmaniah,
sedangkan hal "bertumbuh" di samping menyangkut aspek jasmaniah (struktur
9

dan fungsi), juga dapat dihubungkan dengan aspek rohaniah (bertambahnya


kesan, ide, pengetahuan sebagai akibat dari belajar).
Antara tumbuh dan bertumbuh terdapat perbedaan peristiwa, namun
keduanya terjadi secara sambung-menyambung dan saling menunjang. Dengan
demikian, dalam pertumbuhan terjadi dua proses yang hampir berbarengan, yaitu
proses pertumbuhan sendiri dan proses pematangan. Pertumbuhan dapat diamati
misalnya dengan adanya penambahan besar tubuh, sedangkan pematangan
ditandai dengan adanya perubahan dalam struktur tubuh fungsi jasmani dapat
disebut orang sebagai perkembangan jasmani. Di sinilah batas perkembangan
aspek jasmaniah, yaitu dalam hal struktur dan fungsi.
Perubahan struktur fisiologis dapat menyebabkan adanya perubahan
emosional. Perubahan emosional ini menumbuhkan perangai pribadi manusia.
Diferensiasi struktur dan akumulasi pengalaman menghasilkan reaksi-reaksi
emosional yang lebih kompleks. Perubahan fungsi-fungsi fisiologis seperti otak
dan sistem saraf menghasilkan pertumbuhan kapasitas intelektual atau kecakapan
untuk melakukan sesuatu. Inilah kenyataan pertumbuhan kualitatif diri manusia
yang prosesnya menuju ke arah kematangan.
a. Pertumbuhan Merupakan suatu Proses yang Berkesinambungan dan Teratur
Pertumbuhan merupakan proses yang berkesinambungan, mulai dari
keadaan sederhana sampai pada keadaan yang kompleks. Kesinambungan
pertumbuhan ini pada manusia dapat kita renungkan, bagaimana bayi yang
lemah tergantung, tidak berkecakapan secara berangsur-angsur dapat menjadi
orang yang kuat, berdiri sendiri dan berkecakapan dalam menghadapi ujian
hidup. Hal ini, disebabkan karena manusia tumbuh terus melalui urutan-
urutan yang teratur di dalam organismenya. Bayangkan perubahan tingkah
laku manusia sejak lahir sampai dewasa. Manusia mulai hidup dalam keadaan
tidak berdaya, bergerak-gerak dalam kandungan.
Struktur tubuh semakin sempurna, tubuh semakin besar. Waktu
dilahirkan, bayi dalam keadaan lemah. hanya dapat berbaring dan bergerak-
10

gerak. Lama-kelamaan bayi dapat memiringkan badan menelungkup,


merayap, dan seterusnya. Kita tidak dapat menjumpai seorang anak yang bisa
berjalan sebelum ia dapat merangkak dan belajar berdiri. Ini semua
menunjukkan, bahwa pertumbuhan merupakan suatu proses yang
berkesinambungan dan teratur. Tentu saja pertumbuhan perlu dibantu dengan
kegiatan latihan atau belajar.
b. Tempo Pertumbuhan Adalah Tidak Sama
Urutan atau sequence pertumbuhan tidak bergerak dalam waktu yang
konstan. Di samping itu, indikator-indikator kematangan tidak muncul dalam
saat-saat yang teratur. Ada saat-saat di mana pertumbuhan berlangsung cepat,
dan ada pula saat-saat di mana pertumbuhan berlangsung lambat. Selama
masa bayi dan prasekolah, anak mengalami pertumbuhan pesat dan indikator-
indikator kematangan muncul silih berganti secara cepat.
Pada masa sesudah prasekolah hingga pada usia sekolah, pertumbuhan
anak menjadi lambat. Ini tidak berarti, bahwa perubahan-perubahan penting
tidak berlangsung. Pada masa remaja, pertumbuhan anak berlangsung secara
pesat menuju tingkat kedewasaan jasmani.
c. Taraf Perkembangan Berbagai Aspek Pertumbuhan Adalah Berbeda-beda
Tidak semua aspek pertumbuhan seperti fungsi jasmani, bahasa, dan
kapasitas intelektual berkembang dengan taraf yang sama dalam waktu yang
sama. Sebagai contoh, orang tua sering khawatir berhubung anak-anaknya
yang berumur satu tahun dapat menyebutkan tiga atau sampai tujuh kata,
tetapi pada umur tiga atau empat bulan berikutnya jarang sekali menyebutkan
kata-kata baru, bahkan beberapa kata yang pernah dikuasainya menjadi
terlupakan.
Perkembangan bahasa anak tidak sama cepat dengan perkembangan
fungsi jasmani. Pada suatu ketika perkembangan bahasa anak mengalami
keterlambatan akibat adanya perkembangan pesat pada fungsi-fungsi
jasmaninya. Perkembangan pesat pada fungsi-fungsi jasmani memerlukan
11

banyak energi, akibatnya energi untuk perkembangan bahasa menjadi


berkurang.
d. Kecepatan serta Pola Pertumbuhan dapat Dimodifikasi oleh Kondisi-kondisi
di Dalam dan di Luar Badan
Kondisi-kondisi lingkungan internal seperti gizi, aktivitas, istirahat,
tekanan kejiwaan, kesehatan jasmani, dan sebagainya sangat menentukan
kecepatan pertumbuhan serta keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada
individu. Lingkungan di mana individu hidup yang jelek dan kurang bersih
akan mengganggu kesehatan, lingkungan sosial yang kacau dan kurang
toleran akan mengganggu ketenangan jiwa, lingkungan yang sibuk dan
menentang aktivitas akan mengurangi istirahat.
Keadaan lingkungan eksternal semacam itu sangat mempengaruhi
kecepatan dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan pada individu.
Apabila kondisi lingkungan eksternal adalah positif, maka pertumbuhan akan
lebih cepat dan keterlibatan potensi-potensi pertumbuhan akan lebih luas.
e. Masing-masing Individu Tumbuh Menurut Caranya Sendiri yang Unik
Tidak semua individu mengalami pertumbuhan dengan cara yang sama.
Ini terbukti, bahwa beberapa ada yang tinggi, beberapa yang lain adalah
pendek, ada yang gemuk dan ada pula yang kurus, ada yang hitam dan ada
yang putih, ada yang tampan dan ada pula yang kurang tampan, dan
sebagainya.
Keunikan pertumbuhan pada masing-masing individu antara lain
disebabkan oleh:
1) Perbedaan kondisi lingkungan internal.
2) Perbedaan kondisi lingkungan eksternal.
3) Perbedaan materi herediter.
4) Perbedaan kondisi fisiologis seperti cacat-cacat fisik.
5) Perbedaan usia.
6) Perbedaan jenis kelamin.
12

7) Perbedaan hasil belajar.


f. Pertumbuhan Adalah Kompleks, dan Semua Aspel nya Saling Berhubungan
Banyak kegagalan yang dialami oleh para ahli dalam menemukan
hubungan timbal-balik dalam pertumbuhan individu yang disebabkan karena
pertumbuhan sendiri merupakan suatu proses yang kompleks, sedangkan
berbagai aspek yang menunjang pertumbuhan itu saling berhubungan. Kita
takkan mungkin mengenal anak secara fisik tanpa dibarengi dengan
pengenalan tentang apa yang dipikir dan dirasakan oleh sianak.
Sama halnya kita tidak akan mungkin mengenal perkembangan anak
tanpa mengenal jasmani dan kebutuhan anak. Sebagai gambaran, terdapat
hubungan yang sangat erat antara penyesuaian anak di sekolah dengan
perangai atau emosinya, kesehatan jasmaninya, dan kapasitas mentalnya.

D. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan


Pertumbuhan yang menyangkut perubahan materiil dan struktur fisiologis, sangat
dipengaruhi oleh aspek-aspek tertentu yang mana aspek sendiri saling berhubungan.
Adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan meliputi:
1. Anak sebagai Keseluruhan
Anak sebagai keseluruhan tumbuh oleh kondisi dan interaksi dari setiap aspek
kepribadian yang ia miliki. Intelek anak berhubungan dengan kesehatan
jasmaninya, kesehatan jasmaninya sangat dipengaruhi oleh emosi-emosinya.
Sedangkan emosi-emosinya dipengaruhi oleh keberhasilannya di sekolah,
kesehatan jasmaninya, dan kapasitas mentalnya. Pertumbuhan anak,baik fisik,
intelektual, maupun sosial sangat ditentukan oleh latar belakang keluarganya, latar
belakang pribadinya, dan aktivitas sehari-harinya.
2. Umur Mental Anak Mempengaruhi Pertumbuhannya
Umur mental anak mempengaruhi kapasitas mentalnya. Kapasitas mental
anak menentukan prestasi belajarnya. Penelitian tentang hubungan antara prestasi
belajar dengan pertumbuhan anak pada umunya telah dilakukan. Hasil penelitian
13

menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan
atau tingkat kematangan anak.
3. Permasalahan Tingkah Laku Sering Berhubungan dengan Pola-pola Pertumbuhan
Kita harus menyadari, bahwa pertumbuhan sendiri menimbulkan situasi-
situasi yang menimbulkan problem-problem tingkah laku. Anak-anak yang
pertumbuhannya cepat, lambat, atau tidak teratur sering menimbulkan problem-
problem pengajaran. Anak memiliki energy yang diperoleh dari makanan dan gizi.
Energy anak digunakan untuk aktivitas-aktivitas dan pertumbuhan. Tatlkala enegi
banyak digunakan untuk pertumbuhan, maka aktivitas anak menjadi berkurang.
Tatkala energy banyak digunakan untuk beraktivitas, maka pertumbuhan anak
menjadi lambat dan bahkan seolah-olah istirahat.
4. Penyesuaian Pribadi dan Sosial Mencerminkan Dinamika Pertumbuhan
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan setelah
dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat terutama harapan-harapan
orang tua, guru-guru dan teman-teman sebayanya, tercermin di dalam
penyesuaian sosialnya. Anak yang tidak menunjukkan kelainan-kelainan
menonjol dalam pergaulan sosialnya, itu dapat berarti, bahwa pertumbuhan anak
itu normal. Pertumbuhan luar biasa yang dialami oleh anak dapat menyebabkan
kelainan atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam pergaulan.

E. Pertumbuhan Fisik yang Normal


Pertumbuhan fisik berhubungan dengan perubahan tubuh yang menjadi lebih
besar, lebih berat, atau lebih banyak. Secara kuantitatif, pertumbuhan fisik dapat
diukur dengan inci, centimeter, meter, gram, ons, kilogram, dan sebagainya. Jantung
semakin besar, tulang semakin panjang, keras, dan berat, daging semakin besar,
kenyal, dan liat.
Pertumbuhan tidak selalu diikuti dengan perkembangan. Anak atau orang dewasa
dapat tumbuh menjadi sangat gemuk dan berat, namun pertumbuhan semacam itu
14

belum tentu diikuti dengan kematangan yang berarti atau efektivitas pribadi yang
besar.
Pertumbuhan manusia dimulai dalam kandungan ketika bertemunya dua sel
"germ", masing-masing adalah sperma dari pria dan ovum dari wanita. Selama proses
pertumbuhan awal yang disebut konsepsi, calon bayi yang disebut "embrio" tumbuh
dengan pesat terutama selama separo masa kandungan. Kemudian selama separo masa
kandungan berikutnya calon bayi mengalami pertumbuhan berat enam kali lipat dari
masa sebelumnya. Selama sembilan bulan bayi mengalami pertumbuhan sehingga
memiliki bentuk dan struktur tubuh yang lengkap meliputi jari kaki, lengan, genital,
sistem saraf, organ-organ indra, kelenjar-kelenjar indokrin, tulang, kulit, otot-otot, dan
lain-lainnya.
Gigi-gigi yang sudah tersusun sejak dua bulan sesudah konsepsi, baru mulai
tumbuh pada beberapa bulan sesudah lahir, Sejak lahir, alat-alat indra sudah siap
pakai, tetapi baru berfungsi beberapa saat sesudah lahir. Setelah dilahirkan
pertumbuhan fisik anak terjadi secara pesat pada tahun pertama, pada tahun kedua
anak tumbuh secara pelan-pelan tetapi konstan selama sepuluh tahunan. Ketika anak
menuju ke puncak masa remaja, pertumbuhannya terjadi secara pesat, setelah itu untuk
menuju ke taraf dewasa jasmani kecepatan pertumbuhan semakin menurun. Setelah
usia dua puluh satu tahun, badan semakin kekar progresif menuju ketuaan, dan
akhirnya mati.
Dalam pertumbuhan meliputi pertumbuhan kelenjar. pertumbuhan badan pada
umumnya, pertumbuhan sistem saraf, dan pertumbuhan seksual. Pertumbuhan kelenjar
terjadi secara pesat sejak lahir sampai umur 10 tahun, dan pada umur 12 tahun
kecepatannya menurun sampai umur 20 tahun. Pertumbuhan badan terjadi secara pesat
pada tahun pertama, kemudian pada tahun kedua tumbuh konstan hingga umur 12
tahun, dan setelah itu sejak masa pubertas tumbuh secara pesat hingga umur 20 tahun.
Pertumbuhan sistem saraf terjadi sejak lahir secara pesat sampai umur empat tahun,
setelah itu kecepatannya berkurang sampai umur 12 tahun.
15

Dari umur 12 tahun sampai umur 20 tahun pertumbuhan sistem saraf


kecepatannya tetap, Pertumbuhan seksual terjadi secara mencolok mulai pada masa
pubertas. Pada anak laki laki, pubertas umumnya dimulai pada umur 12 atau 13 tahun,
sedangkan pada anak perempuan lebih awal yaitu sejak menstruasi yang pertama pada
sekitar 10 sampai 16 tahun, sehingga rata-rata menjelang umur 12 tahun.
Pada masa pubertas ini mulailah tumbuh rambut-rambut khusus pada tubuh, baik
laki-laki maupun perempuan. Pada anak laki-laki mulai terjadi perubahan suara yang
menjadi lebih besar, badan semakin tegap. Pertumbuhan seksual yang secara pesat
dimulai dari masa pubertas berlangsung terus secara pesat hingga umur 20 tahun.
Dengan demikian pertumbuhan jasmani sejak umur 21 tahun sampai tua terjadi
secara konstan tetapi pasti. Mengenai pertumbuhan yang berhubungan dengan tinggi
dan berat badan, hal ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan internal (missal
makanan, gizi, perangai dan lain-lain) kondisi lingkungan eksternal (missal suhu
udara, aktivitas sosial dan lain-lain) dan materiil herediter.
Mengenai tinggi badan anak dapat ditafsirkan. Berapakah tinggi badan anak nanti
setelah ia dewasa dan tuanya. Hal ini hanya berlaku dalam kondisi pertumbuhan
normal. Pribadi yang bertumbuh mengandung arti yang berbeda dengan pribadi yang
berkembang. Karena itu, dibedakan antara pertumbuhan dan perkembangan. Dalam
pribadi manusia, baik jasmaniah maupun yang rohaniah, terdapat dua bagian yang
berbeda mengenai kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah menuju kearah
kesempurnaan.
Adapun dua bagian kondisional pribadi manusia itu meliputi:
1. Bagian pribadi materiil yang kuantitatif.
2. Bagian pribadi yang fungsional.
Kenyataan itulah yang melahirkan perbedaan konsep antara pertumbuhan dan
perkembangan. Bagian pribadi materiil yang kuantitatif mengalami pertumbuhan,
sedangkan bagian pribadi fungsional yang kualitatif mengalami perkembangan. Uraian
ini kiranya cukup memberikan bayangan tentang perbedaan pengertian antara
pertumbuhan dan perkembangan.
16

F. Dinamika Pertumbuhan Menuju Individuasi (teori jung)


1. Individuasi, konsep umum
Pada tingkat umum, individuasi dipahami sebagai proses di mana seseorang
menjadi individu yang terintegrasi, menjadi dirinya sendiri dan mencapai
kapasitas untuk sepenuhnya mandiri dan independen. In adalah proses yang
membutuhkan pertumbuhan subjek dan pengembangan kemampuan psikis yang
berbeda, muncul di seluruh perkembangan manusia dan langgeng dalam
kenyataannya, bagian kehidupan yang baik.
Proses ini sangat relevan dan terlihat selama masa remaja, ketika individuasi
orang tersebut membuat mereka mampu menghasilkan identitas mereka sendiri
membedakan diri dari orang tua mereka dan mula mengenali diri mereka sebagai
entitas mereka sendin dan unik. Untuk ini, perlu juga ada suatu bagian, hubungan
dengan keluarga dan lingkungan budaya yang memungkinkan memiliki titik
awal dan lingkungan yang memfasilitas proses. Semua ini akan menghasilkan
proyek masa depan yang koheren dengan diri sendiri, serta kemungkinan
menghubungkan atau memisahkan diri dan dunia dengan cara yang sehat dan
tulus.
2. Proses Individuasi Menurut Carl Jung
Sesuai dengan ciri khas Gustav Jung, salah satu landasan psikologi analitik
adalah konsep proses individuasi. untuk penulis, istilah individuasi dipahami
sebagai sebuah proses diferensiasi, konstitusi dan partikularisasi esensi seseorang
sedemikian rupa sehingga subjek dapat menemukan siapa dia dan memungkinkan
dia untuk mengembangkan kepribadian. Hal ni juga diidentifikasi dengan realisasi
diri, dan menjadi bagian dari proses alami dan naluriah menuju kematangan
sendiri.
Penting untuk diingatkan bahwa proses individuasi itu sangat bertentangan,
baik dalam visi Jungian maupun yang lain, mengingat bahwa ia melibatkan
integrasi elemen-elemen yang berlawanan. Dalam kasus Jung, ia mengusulkan
bahwa kita sedang berurusan dengan suatu proses di mana konflik antara lawan
17

yang berbeda muncul dalam diri seseorang terkait dengan oposisi sadar-sadar dan
individualitas-kolektivitas.
Dasar dan keseluruhan proses ini adalah ego, dari mana kita akan maju
dalam dalam pemahaman aspek-aspek itu sampai saat ini ditolak dan sedikit demi
sedikit menerima mereka dan mengintegrasikannya. Isi yang akan dikembangkan
dan dintegrasikan akan menjadi semakin kompleks dan untuk maju dalam proses
ini perlu untuk dapat mengidentifikasi, menghubungkan dan mengintegrasikan
yang berlawanan tanpa mengidentifikasi dengan mereka membedakan mereka dan
diri sendiri
Dalam pengertian ini aspek pribadi individu akan diintegrasikan di tempat
pertama pengalaman emosional yang bekerja ditekan pada awalnya sebelum
pertimbangan tidak mampuan atau konflik atau pengalaman trauma (untuk
kemudian juga mengintegrasikan unsur-unsur ketidaksadaran Holektif menambah
perkembangan elaboran dan arketipe wanzan budaya Demikan juga mereka juga
akan mengembangkan dan mengintegrasikan berbaga proses dasar yang
membentuk kepribadian.
Sungguh luar biasa bahwa ada juga konsepsi individu yang lain yang lebih
terfokus pada evolusi biologis dari subjek, meskipun tidak seperti dalam konsepsi
lain, proses individuasi yang diusulkan oleh Jung tidak terbatasa pada masa
remaja atau masa kanak-kanak. Bahkan masing-masing tahap yang merupakan
bagian dari interpretasi kedua dari proses ini akan berlangsung sekitar sepuluh
tahun masing-masing tidak menyelesaikan proses individuasi sadar sampai masuk
usia dewasa.
3. Tahapan Proses Individuasi
Proses individuasi dan perspektid Jung, terjadi melalui serangkaian empat
fase dimana subjek pertama-tama melengkapi aspek dasar dan tidak sadar dan
secara bertahap mengintegrasikan kebalikan (orang dan bayangan, sadar dan tidak
sadar) sampai anda mencapai kesamaan orang yaitu, menjadi diri sendiri, individu
yang terintegrasi penuh.
18

Meskipun pada prinsipnya ada empat, ada banyak interpretasi dan cara untuk
membagi mereka bahkan dalam teori Jung, tetapi di semua dari mereka yang
berikut ini diperhitungkan.
a. Buang diri sendiri dan pendekatan pertama kealam bawah sadar
Awal proses individuasi terjadi pada saat ketika hati nurani mulai muncul
bahwa kesadaran itu sendiri bukanlah totalitas keberadaan. Itu mulai sadar
akan keberadaan dorongan, keinginan, dan isi psikis yang tidak
terekspresikan atau tidak langsung diamati. Subyek menyadari bahwa ada
sebagian besar dirinya yang telah diabaikan oleh dirinya sendiri dan akan
mencoba untuk mulai mendekati pemahamannya Karena ada saatnya ketika
perkembangannya telah membuat dia melihat kebutuhan itu.
b. Bertemu dengan Bayangan
Lahir kesadaran bahwa ada sesuatu yang lebih dalam diri, hal pertama
yang terdeteksi adalah bahwa tidak hanya ada bagian yang sadar tetapi juga
tidak sadar dan seperangkat aspek yang kita tolak ketika mempertimbangkan
mereka negatif (dan bahwa kita biasanya memproyeksikan pada orang lain
sebagai mekanisme kompensasi) dengan kata lain, kita mulai menyadan
keberadaan orang dualitas (yang kita sadar yang membuat kita merasa
makhluk individu yang terkait dengan dunia luar) dan bayangan (bagian
tersembunyi dan tidak sadar dari orang itu.
Begitu anda mulai sadar akan keberadaan bayangan, anda harus mulai
menilai tanpa bayangan itu hasrat dan impuls bawah sadar kita mereka
memiliki nilai yang besar meskipun faktanya beberapa orang terlihat buruk
secara sosial. Ini adalah tentang mengintegrasikan unsur-unsur yang ditolak
dan kepribadian itu sendiri ini bukan tentang menyerah pada impuls (faktanya
represi dilihat oleh Jung sebagai sesuatu yang dalam beberapa cara
memungkinkan lahirnya kesadaran), tetapi menerima bayangan sebagai
bagian dan sifat kita.
c. Bertemu dengan anima atau animus
19

Langkah besar ketiga dari proses individuasi diberikan dalam kaitannya


dengan arketipe sekstal. Sejauh ini anak telah mengintegraskan aspek-aspek
mereka sendiri, tetapi sekarang harus mulai mengintegrasikan unsur-unsur
pola dasar, dari warisan budaya yang merupakan bagian dan kepribadian
mereka dan masyarakat dan yang sebelumnya telah ditolak oleh orang
tersebut hanya pada tahap subjek mulai mengintegriskan polaritas maskulin
atau feminim.
Proses ini melibatkan pengintegrasian diri sendiri, di samping pola dasar
yang didentifikasi dengan jenis kelamin seseorang, bagian dari mereka secara
tradisional diidentifikasi dengan lawan jenis, muncul tautan dengan dia.
Artinya, manusia mengintegrasikan pola dasar anima atau feminin (yang
sesuai dengan unsur-unsur seperti kepekaan, afeksi dan ekspresi emosional)
sementara wanita melakukannya dengan animus atau pola dasar maskulin
(terkait dengan kekuatan dan vitalitas, kekuatan, alasan dan kebijaksanaan).
Ini adalah tentang mengintegrasikan pola dasar seksual secara keseluruhan,
baik logo dan eros, menjadikannya memediasi dan menjadi sumber
kreativitas dan inspirasi.
d. Integrasi pola dasar cahaya
Setelah ini dilakukan area gelap dan tidak dikenal dari wa kita mulai
meriyala, sesuatu yang memperluas kesadaran kita tentang diri kita sendiri
sampai pada tingkat yang besar dan yang dapat menghasilkan sensasi
kematiakuasaan narsistik yang membuat kita percaya lebih tinggi. Tetapi efek
dari kenyataan membuat kita melihat bahwa kemampuan kita tidak begitu
ekstrim membuat merokok, mengembalikan kerendahan hati Pada saat ini,
kebijaksanaan dan penemuan muncul, dilambangkan oleh pesulap atau orang
bijak yang memben makna pada yang tidak ketahut menjelajahi dan
menemukan keberadaannya sendiri.
e. Akhir proses individuasi
20

Sedikit demi sedikit saat-saat muncul ketika diri muncul, beberapa saat
ketika pemahaman din seseorang mulai ada proses mencapai puncaknya
ketika kebetulan atau integrasi yang berlawanan dicapai mengandalkan
perpletian yang sama akhir dari proses individuasi Pada saat ini sepelangkaat
edemen yang membentuk pikiran sudah terintegrasi (sadar dan tidak sadar,
individu dan kolektif orang dan bayangan setelah mencapai jiwa yang
terintegrasi sepenuhnya.
Dia sudah sendiri sadar akan berbagai aspek yang menjadi bagian dan
dirinya dan mampu membedakan dan memisahkan dari dunia. Subyek adalah
makhluk yang lengkap, terindividasi dan sedikit demi sedikit lebih banyak
dan lebih otonom (bahkan mampu membentuk sistem etiknya sendiri).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu
sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkunganPertumbuhan mencakup dua aspek
perubahan, yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif
mencakup "division" dan perbanyakan kromosom sel-sel; penambahan jumlah seperti
gigi, rambut, pembesaran materiil jasmaniah. Hal yang demikian, kejadiannya dapat
kita sebut sebagai "tumbuh".
Di samping itu, ada perubahan kualitatif yang mencakup penyempurnaan struktur
fisiologis penyiapan fungsi-fungsi pada setiap bagian tubuh, dan sebagainya. Kejadian
semacam itu dapat kita sebut "bertumbuh".
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu pertumbuhan manusia ini sangat penting
untuk kita pelajari di matakuliah psikologi pendidikan dan dikuasai oleh calon guru,
agar ia dapat memahami lebih mendalam tentang pertumbuhan manusia. Dari isi
makalah ini, pastinya ada banyak kesalahan dan kekurangan kepada pembaca mohon
saran dan kritikannya demi perbaikan makalah kami berikutnya. Semoga penjelasan
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Drs. M. Dalyono tentang “Psikologi Pendidikan” (hal 62-78).


Jung, C. G. (1934) tentang Pembentukan Kepribadian dalam C. G. Jung. Realitas jiwa
(pp, 173-200). Buenos Aires Losada.

22

Anda mungkin juga menyukai