PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TENTANG
PERTUMBUHAN MANUSIA
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
ATIKA RAMADHANI ALMAR (20201613)
RAMA ARDE MARTA (20101638)
KELAS: IV C2
DOSEN PEMBIMBING:
SUMARNI, M.PD
Puji dan syukur kita ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini sebagai tugas mata
kuliah yaitu “Psikologi Pendidikan”. Shalawat dan salam kita hadiahkan kepada Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan makna bagi kehidupan di dunia ini.
Penulisan makalah ini merupakan perwujudan dari hasil pemahaman penulis
berdasarkan dari beberapa sumber bacaan yang telah dicari dan penulis telah berusaha
menyajikan isi makalah sesuai yang diharapkan oleh dosen pembimbing. Makalah ini
kami susun dengan judul “Pertumbuhan Manusia”. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna, ini disebabkan karena terbatasnya ilmu yang dimiliki.
Untuk itu masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan demi perbaikan dimasa akan
datang. Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat berguna dan memberikan
banyak manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca untuk
memperluas wawasan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan..............................................................................3
B. Peristiwa Pertumbuhan Pribadi Manusia.....................................................4
C. Hukum-hukum yang Mengatur Pertumbuhan..............................................8
D. Aspek-aspek yang Mempengaruhi Pertumbuhan.......................................12
E. Pertumbuhan Fisik yang Normal...............................................................13
F. Dinamika Pertumbuhan Menuju Teori Individu (teori jung).....................16
A. Kesimpulan................................................................................................21
B. Saran...........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................22
ii
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut penulisan makalah ini bertujuan untuk
mengetahui tentang:
1. Untuk mengetahui pengertian pertumbuhan.
2. Untuk mengetahui peristiwa pertumbuhan pribadi manusia.
3. Untuk mengetahui hukum-hukum yang mengatur pertumbuhan.
4. Untuk mengetahui aspek-aspek yang mempengaruhi pertumbuhan.
5. Untuk mengetahui pertumbuhan fisik yang normal.
6. Untuk mengetahui dinamika pertumbuhan menuju individuasi (teori jung).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan
Dalam pribadi manusia, baik yang jasmaniah maupun yang rohaniah, terdapat dua
bagian yang berbeda sebagai kondisi yang menjadikan pribadi manusia berubah
menuju ke arah kesempurnaan. Adapun dua bagian kondisional pribadi manusia itu
meliputi:
1. Bagian pribadi materiil yang kuantitatif.
2. Bagian pribadi fungsional yang kualitatif.
Kenyataan itulah yang melahirkan perbedaan konsep antara pertumbuhan dan
perkembangan. Bagian pribadi materiil yang kuantitatif mengalami pertumbuhan,
sedangkan bagian pribadi fungsional yang kualitatif mengalami perkembangan. Uraian
ini kiranya cukup memberikan bayangan tentang perbedaan pengertian antara
pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu
sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat
berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi ada, dari kecil menjadi
besar, dari sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan sebagainya. Ini tidak
berarti, bahwa pertumbuhan itu hanya berlaku pada hal-hal yang bersifat kuantitatif,
karena tidak selamanya materiil itu kuantitatif.
Materiil dapat terdiri dari bahan-bahan kuantitatif seperti atom, sel, kromosom,
rambut, molekul, dan lain-lain, dapat pula materiil terdiri dari bahan-bahan kualitatif
seperti kesan, keinginan, ide, gagasan, pengetahuan, nilai, dan lain-lain. Jadi, materiil
itu dapat terdiri dari kualitas ataupun kuantitas. Kenyataan inilah yang barangkali
membuat orang mengalami kesulitan dalam membedakan antara pertumbuhan dan
perkembangan. Salah satu kelengahan orang adalah yang menyebut pertumbuhan
materiil kualitatif sebagai perkembangan.
4
Dari uraian di atas dapatlah kita merumuskan arti pertumbuhan pribadi sebagai
perubahan kuantitatif pada materiil pribadi sebagai akibat dari adanya pengaruh
lingkungan. Materiil pribadi seperti: sel, kromosom, butir darah, rambut, lemak,
tulang, adalah tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan bertumbuh atau tumbuh.
Begitu juga materiil pribadi seperti: kesan, keinginan, ide, pengetahuan, nilai, selama
tidak dihubungkan dengan fungsinya tidak dapat dikatakan berkembang, melainkan
bertumbuh.
Struktur konsep tersebut di atas sesungguhnya masih perlu diterangkan atau
dijabarkan lebih lanjut, tetapi bukan maksud kami dalam buku ini untuk mengupas hal
tersebut secara lebih mendetail. Pertumbuhan dinyatakan dalam bentuk perubahan-
perubahan yang terjadi pada bagian-bagian materiil, akan tetapi pertumbuhan itu
sendiri mempunyai sifat kesatuan dan keumuman, dalam hal ini suatu organisme.
B. Peristiwa Pertumbuhan Pribadi Manusia
Peristiwa pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal herediter.
Manusia terbentuk dari materiil yang lemah. Materiil yang dimaksudkan adalah
materiil genetis. Pertumbuhan genetis manusia tidak jauh berbeda dengan
pertumbuhan genetis pada hewan, karena keduanya merupakan organisme. Setiap
organisme tumbuh dari keadaan sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel
dan membentuk organisme yang bersusunan sangat kompleks. Pertumbuhan pada
masing-masing individu dalam segi proses terdapat hal umum yang sama, tetapi dalam
hal-hal yang khusus belum tentu sama. Berikut ini dikemukakan ilustrasi singkat
tentang peristiwa pertumbuhan genetis manusia.
Manusia secara genetis mula-mula terjadi dari satu sperma dan satu sel telur. Satu
sperma memasuki sebuah telur dan satu individu baru mulai membentuk diri.
Kehidupan awal dari individu sangat dipengaruhi oleh kondisi ibu, yaitu wanita yang
mengandungnya. Sedangkan peran ayah dapat menumbuhkan individu baru hanyalah
memberikan kemungkinan yang tepat agar individu itu terkonsep. Apapun yang akan
diturunkan oleh seorang ayah kepada anaknya adalah berupa sifat-sifat yang
5
terkandung dalam satu sperma yang terbuahkan. Untuk mengetahui secara pasti sifat-
sifat apakah yang terkandung dalam sperma bukanlah tugas yang mudah.
Pertama-tama, coba bayangkan betapa kecilnya sperma. Setiap satu tetes air
sperma dari pria saja sudah terdiri dari berjuta-juta sperma. Untuk dapat melihat
sperma ini orang harus terlebih dahulu menyempurnakan mikroskop. Mula-mula
orang membidikkan mikroskop untuk mengetahui bentuk dan sifat sperma baru
mendapatkan bayangan yang kurang jelas, lama sesudahnya orang baru dapat melihat
bentuk sperma terdiri dari bentuk bergerak yang memiliki bentuk menyerupai bulatan
kepala dan berekor yang panjang. Dengan ekornya itu sperma-sperma bergerak dan
berenang cepat mencari sasarannya. Lebih lanjut, orang ingin tahu apa yang
terkandung dalam kepala sperma, tetapi mengalami kesulitan. Setelah bertahun-tahun
orang berusaha meneliti, barulah diketahui, bahwa dalam satu sperma yang kecil itu
terkandung benda-benda teramat kecil sejumlah dua puluh empat yang disebut
kromosom (chromosomes).
Ketika berjuta-juta sperma berenang memasuki rahim ibu, maka hanya satu di
antaranya yang dapat sampai ke sasaran yaitu telur. Ketika sperma menembus dan
memasuki telur, kepalanya mulai membuka dan mensenyawakan dua puluh empat
kromosom yang tadinya terbungkus itu. Sekarang bagaimana halnya dengan telur?
Karena besar telur adalah beribu-ribu kali besarnya sperma, maka mata telanjang kita
dapat mengamatinya sebesar mata ular. Berat sebuah telur manusia diperkirakan
sekitar seperjuta gram.
Di dalam telur berisikan bahan-bahan makanan, dengan satu bulatan kecil yang
ringan yang disebut "nucleus". Isi telur itu baru dapat dilihat dengan mikroskop ketika
sperma (yaitu kepalanya saja) memasuki telur dan melepaskan kedua puluh empat
kromosomnya. Dalam waktu yang hampir bersamaan, "nucleus" dalam telur pecah dan
melepaskan pula kedua puluh empat kromosomnya sebagai sumbangan dari pihak ibu
untuk membentuk seorang anak.
Dengan demikian, individu baru mulai terbentuk dari empat puluh delapan
kromosom setiap kromosom mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda-beda. Dua
6
puluh empat kromosom dari ayah dan dua puluh empat kromosom dari ibu, masing-
masing berpasangan di dalam indung telur. Dua puluh empat kromosom inilah
penentu turunan fisik dan kehidupan pribadi manusia. Pertumbuhan berlanjut terus
dengan adanya proses "division" dan "redivision" (pembagian sel dan pembagian atau
pembelahan kembali pada sel-sel). Pembelahan dan perpasangan kromosom-
kromosom menyerupai rangkaian mata rantai membentuk seperti halnya per yang
semakin lama semakin merapat. Pada saat-saat tertentu, rapatan kromosom ini tumbuh
lagi dan semakin banyak membentuk butiran-butiran yang menyerupai embun yang
disebut "beads".
"Beads" berisikan “genes”, dan sejaug jangkauan ilmu pengetahuan, “genes”
tersebut meruapakan faktor penentu hereditas. Setiap “gene” mempunyai fungsi
tertentu dalam pertumbuhan manusia. Setelah itu semua, maka telur menjadi masak
dan masuklah saraf dari pihak ibu. Sel-sel tidak lagi tinggal bersama-sama. Tatkala
jumlah sel masih terbatas, sel-sel itu mulai mengadakan "specializing" (spesialisasi),
yaitu beberapa menjadi sel-sel tulang, sebagian menjadi sel-sel kulit, sebagian menjadi
sel-sel daging, sebagian menjadi sel-sel otak, sebagian menjadi sel-sel otot, dan
sebagainya. Semua sel yang telah terspesialisasi ini tumbuh terus dan membentuk
berbagai bagian dari tubuh manusia.
Di antara semua sel tersebut ada sejumlah sel tertentu dicadangkan untuk fungsi
lain. Sel-sel itu adalah sel-sel "germ" yang terambil dari sperma dan telur yang akan
berfungsi sebagai bahan pembenihan. Apabila proses ini terjadi pada anak laki-laki,
maka bahan inilah yang memproduksi sperma. Apabila proses ini terjadi pada anak
perempuan, maka bahan inilah yang memproduksi telur-telur dalam kandungan.
Produksi benih tersebut akan lebih nyata ketika anak menginjak pubertas. Proses
produksi berlangsung terus Sepanjang hidup atau hampir sepanjang hidup manusia.
Pertumbuhan sperma agak berbeda dengan pertumbuhan sel-sel. Apabila sel
bertumbuh dari luar "germ" maka semua bagian kromosom tumbuh. Tetapi dalam sel-
sel "germ", sel-sel hanya tumbuh dari tiap sepasang sel, jadi setiap satu sel germ akan
menjadi sepasang sperma, dan sperma tidak terbelah lagi. Jelasnya, dari satu sel
7
"germ" yang terdiri dari empat puluh delapan kromosom hanya menghasilkan dua
sperma yang mana masing-masing sperma terdiri dari dua puluh empat kromosom.
Produksi sperma pada pria tidaklah terbatas. Sperma-sperma terjadi dari sel-sel
"germ" yang cadangan sel-sel ini dari tahun ke tahun tidak berkurang. Setiap satu kali
persetubuhan pria mengeluarkan sekitar 200.000.000 sampai dengan 600.000.000
sperma, maka segera setelah itu terproduksi lagi berjuta-juta sperma pengganti. Tubuh
selalu mensuplai bahan-bahan produksi sperma, dan pekerjaan produksi ini secara
mekanis seperti kegiatan mesin walaupun tubuh sakit, terluka, atau ketuaan, paling-
paling hanya mengurangi jumlah produksi normal.
Pada wanita, meskipun telur-telur juga terjadi dari sel-sel "germ", namun
kelangsungan pertumbuhannya berbeda dengan pertumbuhan sperma. Pertumbuhan
telur tidak mencapai berjuta-juta jumlahnya. Ketika wanita mencapai masa pubertas
diharapkan secara normal hanya akan mematangkan satu telur setiap bulan, ini pun
hanya untuk semasa sekitar tiga puluh lima tahun. Wanita sejak dilahirkan telah
memiliki sel-sel "germ" yang baru akan siap memproduksi telur setelah wanita itu
menginjak pubertas. Kromosom-kromosom yang akan ia wariskan kepada anak-
anaknya di kemudian hari juga telah terdapat di dalam masing-masing telurnya. Proses
pematangan telur hanya berupa pembesaran telur dengan pengisian bahan-bahan
makanan yang dipakai untuk memulai kehidupan individu baru.
Proses kejadian telur tidak jauh berbeda dengan proses kejadian sperma. Proses
kejadian telur dari sel-sel "germ" ini disebut proses "reduction". Setiap telur hanya
terjadi dari separo kromosom ibu atau wanita. Perubahan-perubahan dalam struktur
kromosom dapat mempengaruhi pekerjaan gene. Apabila dalam masa tertentu "genes"
masih berubah, maka sifat-sifat non herediter tidak akan berkembang, dan hal ini akan
mengakibatkan adanya sifat yang sama pada anak. Sifat-sifat yang dihasilkan dari
perubahan "genes" adalah sifat-sifat yang herediter. Dari sinilah tumbuh bakat atau
pembawaan pribadi seseorang, yaitu karena adanya perubahan-perubahan pada
"genes".
8
Tidak semua aspek pribadi manusia adalah diwarisi dari orang tuanya. Hal-hal
yang tidak diwariskan meliputi beberapa aspek, baik materiil pertumbuhan fisik,
maupun mental. Dari sifat-sifat genes yang dimiliki, individu dapat saja menjadi orang
yang pemurung, periang, pendiam, lamban, ataupun cerdas. Akan tetapi, keadaan-
keadaan fisik dan mental seperti misalnya penyakit, kelelahan, kemiskinan, kegagalan
atau kemalasan adalah tidak diwariskan, melainkan diperoleh dari pendidikan.
Perlengkapan mental setiap individu sejak lahir adalah sama seperti halnya pada orang
dewasa, begitu pula perlengkapan fisik.
Kesamaan materiil herediter dapat melahirkan individu-individu yang berbeda
dalam penampakan fisis. Hal ini pun belum tentu disebabkan oleh faktor hereditas,
tetapi karena perbedaan kondisi pertumbuhan dalam tubuh ibu-ibu yang
melahirkannya. Dengan demikian, pertumbuhan itu dipengaruhi, baik oleh hereditas
maupun lingkungan awal dari individu secara global. Dengan uraian di atas kita dapat
memperoleh gambaran tentang apa dan bagaimana pertumbuhan itu terjadi.
Pertumbuhan terjadi secara fisiologis terhadap materiil kehidupan. Pertumbuhan
material ternyata tidak hanya kuantitatif, tetapi juga kualitatif.
menunjukkan adanya hubungan yang erat antara prestasi belajar dan pertumbuhan
atau tingkat kematangan anak.
3. Permasalahan Tingkah Laku Sering Berhubungan dengan Pola-pola Pertumbuhan
Kita harus menyadari, bahwa pertumbuhan sendiri menimbulkan situasi-
situasi yang menimbulkan problem-problem tingkah laku. Anak-anak yang
pertumbuhannya cepat, lambat, atau tidak teratur sering menimbulkan problem-
problem pengajaran. Anak memiliki energy yang diperoleh dari makanan dan gizi.
Energy anak digunakan untuk aktivitas-aktivitas dan pertumbuhan. Tatlkala enegi
banyak digunakan untuk pertumbuhan, maka aktivitas anak menjadi berkurang.
Tatkala energy banyak digunakan untuk beraktivitas, maka pertumbuhan anak
menjadi lambat dan bahkan seolah-olah istirahat.
4. Penyesuaian Pribadi dan Sosial Mencerminkan Dinamika Pertumbuhan
Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada anak akibat pertumbuhan dan setelah
dihadapkan dengan tantangan kultural masyarakat terutama harapan-harapan
orang tua, guru-guru dan teman-teman sebayanya, tercermin di dalam
penyesuaian sosialnya. Anak yang tidak menunjukkan kelainan-kelainan
menonjol dalam pergaulan sosialnya, itu dapat berarti, bahwa pertumbuhan anak
itu normal. Pertumbuhan luar biasa yang dialami oleh anak dapat menyebabkan
kelainan atau kesulitan dalam menyesuaikan diri dalam pergaulan.
belum tentu diikuti dengan kematangan yang berarti atau efektivitas pribadi yang
besar.
Pertumbuhan manusia dimulai dalam kandungan ketika bertemunya dua sel
"germ", masing-masing adalah sperma dari pria dan ovum dari wanita. Selama proses
pertumbuhan awal yang disebut konsepsi, calon bayi yang disebut "embrio" tumbuh
dengan pesat terutama selama separo masa kandungan. Kemudian selama separo masa
kandungan berikutnya calon bayi mengalami pertumbuhan berat enam kali lipat dari
masa sebelumnya. Selama sembilan bulan bayi mengalami pertumbuhan sehingga
memiliki bentuk dan struktur tubuh yang lengkap meliputi jari kaki, lengan, genital,
sistem saraf, organ-organ indra, kelenjar-kelenjar indokrin, tulang, kulit, otot-otot, dan
lain-lainnya.
Gigi-gigi yang sudah tersusun sejak dua bulan sesudah konsepsi, baru mulai
tumbuh pada beberapa bulan sesudah lahir, Sejak lahir, alat-alat indra sudah siap
pakai, tetapi baru berfungsi beberapa saat sesudah lahir. Setelah dilahirkan
pertumbuhan fisik anak terjadi secara pesat pada tahun pertama, pada tahun kedua
anak tumbuh secara pelan-pelan tetapi konstan selama sepuluh tahunan. Ketika anak
menuju ke puncak masa remaja, pertumbuhannya terjadi secara pesat, setelah itu untuk
menuju ke taraf dewasa jasmani kecepatan pertumbuhan semakin menurun. Setelah
usia dua puluh satu tahun, badan semakin kekar progresif menuju ketuaan, dan
akhirnya mati.
Dalam pertumbuhan meliputi pertumbuhan kelenjar. pertumbuhan badan pada
umumnya, pertumbuhan sistem saraf, dan pertumbuhan seksual. Pertumbuhan kelenjar
terjadi secara pesat sejak lahir sampai umur 10 tahun, dan pada umur 12 tahun
kecepatannya menurun sampai umur 20 tahun. Pertumbuhan badan terjadi secara pesat
pada tahun pertama, kemudian pada tahun kedua tumbuh konstan hingga umur 12
tahun, dan setelah itu sejak masa pubertas tumbuh secara pesat hingga umur 20 tahun.
Pertumbuhan sistem saraf terjadi sejak lahir secara pesat sampai umur empat tahun,
setelah itu kecepatannya berkurang sampai umur 12 tahun.
15
yang berbeda muncul dalam diri seseorang terkait dengan oposisi sadar-sadar dan
individualitas-kolektivitas.
Dasar dan keseluruhan proses ini adalah ego, dari mana kita akan maju
dalam dalam pemahaman aspek-aspek itu sampai saat ini ditolak dan sedikit demi
sedikit menerima mereka dan mengintegrasikannya. Isi yang akan dikembangkan
dan dintegrasikan akan menjadi semakin kompleks dan untuk maju dalam proses
ini perlu untuk dapat mengidentifikasi, menghubungkan dan mengintegrasikan
yang berlawanan tanpa mengidentifikasi dengan mereka membedakan mereka dan
diri sendiri
Dalam pengertian ini aspek pribadi individu akan diintegrasikan di tempat
pertama pengalaman emosional yang bekerja ditekan pada awalnya sebelum
pertimbangan tidak mampuan atau konflik atau pengalaman trauma (untuk
kemudian juga mengintegrasikan unsur-unsur ketidaksadaran Holektif menambah
perkembangan elaboran dan arketipe wanzan budaya Demikan juga mereka juga
akan mengembangkan dan mengintegrasikan berbaga proses dasar yang
membentuk kepribadian.
Sungguh luar biasa bahwa ada juga konsepsi individu yang lain yang lebih
terfokus pada evolusi biologis dari subjek, meskipun tidak seperti dalam konsepsi
lain, proses individuasi yang diusulkan oleh Jung tidak terbatasa pada masa
remaja atau masa kanak-kanak. Bahkan masing-masing tahap yang merupakan
bagian dari interpretasi kedua dari proses ini akan berlangsung sekitar sepuluh
tahun masing-masing tidak menyelesaikan proses individuasi sadar sampai masuk
usia dewasa.
3. Tahapan Proses Individuasi
Proses individuasi dan perspektid Jung, terjadi melalui serangkaian empat
fase dimana subjek pertama-tama melengkapi aspek dasar dan tidak sadar dan
secara bertahap mengintegrasikan kebalikan (orang dan bayangan, sadar dan tidak
sadar) sampai anda mencapai kesamaan orang yaitu, menjadi diri sendiri, individu
yang terintegrasi penuh.
18
Meskipun pada prinsipnya ada empat, ada banyak interpretasi dan cara untuk
membagi mereka bahkan dalam teori Jung, tetapi di semua dari mereka yang
berikut ini diperhitungkan.
a. Buang diri sendiri dan pendekatan pertama kealam bawah sadar
Awal proses individuasi terjadi pada saat ketika hati nurani mulai muncul
bahwa kesadaran itu sendiri bukanlah totalitas keberadaan. Itu mulai sadar
akan keberadaan dorongan, keinginan, dan isi psikis yang tidak
terekspresikan atau tidak langsung diamati. Subyek menyadari bahwa ada
sebagian besar dirinya yang telah diabaikan oleh dirinya sendiri dan akan
mencoba untuk mulai mendekati pemahamannya Karena ada saatnya ketika
perkembangannya telah membuat dia melihat kebutuhan itu.
b. Bertemu dengan Bayangan
Lahir kesadaran bahwa ada sesuatu yang lebih dalam diri, hal pertama
yang terdeteksi adalah bahwa tidak hanya ada bagian yang sadar tetapi juga
tidak sadar dan seperangkat aspek yang kita tolak ketika mempertimbangkan
mereka negatif (dan bahwa kita biasanya memproyeksikan pada orang lain
sebagai mekanisme kompensasi) dengan kata lain, kita mulai menyadan
keberadaan orang dualitas (yang kita sadar yang membuat kita merasa
makhluk individu yang terkait dengan dunia luar) dan bayangan (bagian
tersembunyi dan tidak sadar dari orang itu.
Begitu anda mulai sadar akan keberadaan bayangan, anda harus mulai
menilai tanpa bayangan itu hasrat dan impuls bawah sadar kita mereka
memiliki nilai yang besar meskipun faktanya beberapa orang terlihat buruk
secara sosial. Ini adalah tentang mengintegrasikan unsur-unsur yang ditolak
dan kepribadian itu sendiri ini bukan tentang menyerah pada impuls (faktanya
represi dilihat oleh Jung sebagai sesuatu yang dalam beberapa cara
memungkinkan lahirnya kesadaran), tetapi menerima bayangan sebagai
bagian dan sifat kita.
c. Bertemu dengan anima atau animus
19
Sedikit demi sedikit saat-saat muncul ketika diri muncul, beberapa saat
ketika pemahaman din seseorang mulai ada proses mencapai puncaknya
ketika kebetulan atau integrasi yang berlawanan dicapai mengandalkan
perpletian yang sama akhir dari proses individuasi Pada saat ini sepelangkaat
edemen yang membentuk pikiran sudah terintegrasi (sadar dan tidak sadar,
individu dan kolektif orang dan bayangan setelah mencapai jiwa yang
terintegrasi sepenuhnya.
Dia sudah sendiri sadar akan berbagai aspek yang menjadi bagian dan
dirinya dan mampu membedakan dan memisahkan dari dunia. Subyek adalah
makhluk yang lengkap, terindividasi dan sedikit demi sedikit lebih banyak
dan lebih otonom (bahkan mampu membentuk sistem etiknya sendiri).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu
sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkunganPertumbuhan mencakup dua aspek
perubahan, yaitu perubahan kuantitatif dan perubahan kualitatif. Perubahan kuantitatif
mencakup "division" dan perbanyakan kromosom sel-sel; penambahan jumlah seperti
gigi, rambut, pembesaran materiil jasmaniah. Hal yang demikian, kejadiannya dapat
kita sebut sebagai "tumbuh".
Di samping itu, ada perubahan kualitatif yang mencakup penyempurnaan struktur
fisiologis penyiapan fungsi-fungsi pada setiap bagian tubuh, dan sebagainya. Kejadian
semacam itu dapat kita sebut "bertumbuh".
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu pertumbuhan manusia ini sangat penting
untuk kita pelajari di matakuliah psikologi pendidikan dan dikuasai oleh calon guru,
agar ia dapat memahami lebih mendalam tentang pertumbuhan manusia. Dari isi
makalah ini, pastinya ada banyak kesalahan dan kekurangan kepada pembaca mohon
saran dan kritikannya demi perbaikan makalah kami berikutnya. Semoga penjelasan
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
22