Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PPERSONALITY AND VALUE


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku Organisasi
Dosen Pengampu : Ilham Akbar, S. E., M. Si

Disusun Oleh :
- Dwi Erlangga (20220510534)
- Fadillah Baiduri (20220510511)
- Gilang Jaya Kusuma (20220510300)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS KUNINGAN
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang, penulis
panjatkan puja dan puji sukur atas kehadirat - nya yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Personality and Value”.

Tidak lupa juga penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Ilham Akbar, S. E., M. Si
selaku dosen pengampu mata kuliah Perilaku Organisasi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang ikut memberikan
bantuan dan dukungan kepada penulis dalam proses pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat banyak
kekurangan baik dari segi susunan kaliamat maupun tata bahasanya oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat
memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

Waasalamualaikum wr.wb

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan....................................................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
2.1 Pengertian Personality and Value ............................................................................. 3
2.2 Faktor Penentu Kepribadian...................................................................................... 6
2.3 Personality yang Relevan dalam Perilaku Organisasi .............................................. 6
2.4 Menilai Kepribadian ................................................................................................. 8
2.5 Hubungan Kepribadian dan Nilai pada Tempat Kerja .............................................. 9
2.6 Jenis-jenis Nilai....................................................................................................... 10
2.7 Cara Mengenali dan Meningkatkan Personality Value .......................................... 11
BAB III............................................................................................................................. 14
PENUTUP........................................................................................................................ 14
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................................................ 15
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kepribadian merupakan keseluruhan cara seseorang individu bereaksi dan berinteraksi


dengan indiviud lain. Melalui kepribadian inilah seseorang dapat menilai dan mengetahui
sifat dan ciri dari orang lain. Dalam pembentukan kepribadian ini banyak sekali faktor
yang mempengaruhi, baik itu faktor internal maupun eksternal. Sifat bawaan dari lahir
atau watak merupakan faktor internal yang paling berpengaruh pada kepribadian
seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika
seseorang. Sedangkan dari faktor eksternal, kepribadian seseorang sangat dipengaruhi
oleh lingkungan dimana tempat seseorang itu berada. Apabila seseorang berada pada
lingkungan yang baik dan beretika tinggi maka dapat dipastikan akan kepribadian tinggi
layaknya orang-orang yang berada, dan sebaliknya apabila seseorang berada pada
lingkungan yang beretika rendah maka dapat dipastikan pula akan beretika layaknya
orang-orang disekitarnya berada. Hal ini sangat sesuai dengan kata-kata bijak yang
mengatakan ”at the first you make habbit at the last habbit make you”, yang berarti
bahwa pada awalnya kamu membuat suatu kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah
yang membentuk dirimu” (zero to hero; 26).

Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari
kesuksesan. Seseorang yang mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang yang
siap untuk hidup dalam kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat
nilai-nilai positif yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma dalam
menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian
yang rendah adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada diri
seseorang tersebut mengalir energi-energi negatif yang terhadap paradigma dalam
menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
Dapat dipastikan bahwa nilai-nilai kepribadian seseorang mengalami pasang surut seiring

1
dengan besarnya tantangan dan cobaan yang dihadapi. Ada seseorang yang semakin
ditempa oleh tantangan dan cobaan menjadi semakin kuat dan memiliki kepribadian yang
dahsyat, namun ada pula seseorang yang semakin besar tantangan dan cobaannya
menjadi semakin terpuruk dan putus asa.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah yang membahas kepribadian dan nilai ini terdapat beberapa masalah
diantaranya :
1. Apakah arti dari personality and value itu?
2. faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kepribadian?
3. Apa saja personality yang relevan dalam perilaku organisasi?
4. Bagaimana cara menilai kepribadian?
5. Apa saja hubungan kepribadian dan nilai pada tempat kerja?
6. Apa saja jenis-jenis nilai?
7. Bagaimana cara megenali dan meningkatkan personality value?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui arti dari personality and value.


2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian.
3. Mengetahui apa saja personality yang relevan dalam perilaku organisasi.
4. Mengetahui bagaimana cara menilai kepribadian.
5. Mengetahui hubungan kepribadian dan nilai pada tempat kerja.
6. Mengetahui jenis-jenis nilai
7. Mengetahui bagaimana cara mengenali dan meningkatkan personality value.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Personality and Value

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses
sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan
tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak
maupun perbuatan.

Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :


a. Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system
kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.

b. M.A.W Bouwer
Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan, dorongan,
keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.

c. Cuber
Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat
oleh seseorang.

d. Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar
belakang terhadap perilaku.

e. Career Center University of California


Seseorang yang memahami personal values atau panggilannya dengan baik, cenderung
lebih mudah mengembangkan hal yang paling penting dalam hidupnya. Personal values

3
adalah keyakinan dan peta hidup yang penting dari kita. Dengan begitu, tentu saja ini
akan mempengaruhi tindakan serta respons kita dalam banyak hal.

Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam 9
tipe yaitu
1. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar,
memperbaiki diri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.

2. Penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai, mengekspresikan
perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.

3. Pengejar Prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif,
meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.

4. Romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan diri sendiri
serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra.

5. Pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu dan alam
semesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan
bodoh atau tidak memiliki jawaban. Pencemasuhan cara dimana seorang individu
bereaksi dan berinteraksi dengan individu yang lain.

6. Peniru
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan, merasa
diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak.

4
7. Petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan hal-hal
menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita.

8. Pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri, kuat,
memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.

9. Pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu
dengan orang lain dan menghindari konflik.

Selanjutnya, nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda
untuk memuaskan manusia.sifat dari suatu benda yang menyebabkan minat seseorang
atau kelompok. Dengan demikian maka nilai itu adalah suatu kenyatan yang tersembunyi
dibalik kenyataan-kenyataan lainnya
Hierarkhi Nilai

Hierarkhi nilai sangat tergantung pada titik tolak dan sudut pandang individu –
masyarakat terhadap sesuatu obyek. Misalnya kalangan materialis memandang bahwa
nilai tertinggi adalah nilai meterial.

Max Scheler menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tingginya dan
luhurnya. Menurutnya nilai-nilai dapat dikelompokan dalam empat tingkatan yaitu :
1. Nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan indra yang memunculkan
rasa senang, menderita atau tidak enak,
2. Nilai kehidupan yaitu nilai-nilai penting bagi kehidupan yakni : jasmani, kesehatan
serta kesejahteraan umum,
3. Nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebenaran, keindahan dan
pengetahuan murni,

5
4. Nilai kerohanian yaitu tingkatan ini terdapatlah modalitas nilai dari yang sucI.

2.2 Faktor Penentu Kepribadian

Faktor penentu yang membentuk kepribadian diantaranya adalah sebagai berikut :

1. faktor Keturunan
Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Yang dapat dilihat
mulai dari tinngi fisik, bentuk wajah,gender, temperamen, komposisi otot dan
refleks, tinggakat energi dan irama biologis adalah karakteristik pada umumnya.
Pendekatan keturunan berpendapat bahwa penjelasan pokok mengenai
kepriubadian seseorang adalah struktur molekul dari gen yang terdapat dalam
kromosom.

2. Faktor Lingkungan
Lingkungan dimana kita tinggal sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan
kepribadian pada setiap individu. Pembentukan karakter kita adalah melalui
lingkungan dimana kita tinggal, tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga,
teman-teman dan kelompok sosial dan pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.

2.3 Personality yang Relevan dalam Perilaku Organisasi

Kepribadian merupakan salah satu faktor yang sangat penting diperhatikan dalam
organisasi, agar organisasi bisa eraih kinerja yang tinggi seperti tingginya tingkat
kepuasan kerjadan kemampuan untuk kerja serta kepribadian yang mantap.

 Evaluasi Diri
Adalah tingkat dimana Individu memiliki pandangan yang berbeda mengenai
apakah mereka menyukai dirinya atau tidak menyukai diri mereka dan apakah
mereka menganggap diri mereka sendiri cakap dan efekfif. Perspektif diri ini
merupakan konsep inti dari evaluasi inti diri ( Core Self-Evaluation ).
Evaluasi inti diri seseorang ditentukan oleh dua elemen utama yanitu :

6
 Harga diri  tngakat dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri
mereka sendiri dan sampai mana mereka sendiridan sampai dimana
mereka menganggap diri mereka berharga sebagai manusia.
 Lokus diri  tngkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu
nasib mereka sendiri.

 Machiavelliansme
Karakteristik kepribadian machiavelliansme berasal dari nama Nicolo Machivelli
penulis abad 16 yang menulis tentang cara mendapatkan kekuasaan. Individu
dengan sifat ini cenderung pragmatis, mempertahankan jarak emosional dan yakin
bahwa hasil lebih penting daripada proses. “Jika hal ini berguna maka
manfaatkanlah” inilah prinsip para mach. Mzch yang tinggi melakukan lebih
banyak manipulasi, lebih banyak memperoleh kemenangan, tidak mudah terbujuk
akan tetapi sangat pandai dalam membujuk dibandingkan dengan individu yang
mempunyai tingkat mach. Yang rendah.

 Narsisme
Narsisisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah ini
pertama kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil
dari tokoh dalam mitos Yunani, Narcissus, yang dikutuk sehingga ia mencintai
bayangannya sendiri di kolam. Tanpa sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga
ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai sekarang disebut bunga narsis.

Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir bahkan Andrew Morrison
berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup akan
membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam
hubungannya dengan orang lain. Narsisisme memiliki sebuah peranan yang sehat
dalam artian membiasakan seseorang untuk berhenti bergantung pada standar dan
prestasi orang lain demi membuat dirinya bahagia. Namun apabila jumlahnya
berlebihan, dapat menjadi suatu kelainan kepribadian yang bersifat patologis.

7
 Pemantau Diri
Pemantau diri merujuk pada kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan
perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal. Individu dengan tingkat
pemantau diri yang tinggi menunjukan kemampuan yang sangat baik dalm
menyesuaikan perilaku mereka dengan faktor situasional eksternal.

 Pengambilan Resiko
Individu memiliki keberanian yang berbeda-beda untuk mengammbil keputusan.
Kecenderungan untuk mengambil atau menghindari risiko telah terbukti
berpengaruh terhadap berapa lama untuk membuat suatu keputusan.

 Keribadian Proaktif
Sikap yang cenderung opurtunitis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga
mencapai cita-citanya disebut dengan kepribadian proaktif. Mereka menciptakan
perubahan tanpa memperdulikan batasan atau halangan. Sebagai contoh individu
proaktif cenderung menantang status quo atau menyuarakan ketidaksenangan
mereka dalam situasi yang tidak mereka sukai.

2.4 Menilai Kepribadian

Terdapat 3 cara utama untuk menilai kepribadian seseorang diantaranya adalah sebagai
berikut:
a) Survei mandiri
Survei yang diisi oleh individu adalah cara paling umum yang digunakan untuk
menilai kepribadian. Kekurangan dari survei jenis ini adalah individu mungkin
berbohong atau mungkin hanya menunjukan kesan yang baik. Individu berbohong
guna mendapatkan hasil test yang baik.

b) Survei peringkat oleh pengamat


Survei ini dikembangkan untuk memberikan suatu penilain bebas mengenai
kepribadian seseorang. Survei ini dapat pula dilakukan oleh rekan kerja. Survei

8
peringkat terbukti merupakan dasar pertimbangan yang yang lebih baik atas
keberhasilan suatu pekerjaan.

c) Ukuran proyeksi (Rorshach Inkbolt Test dan Tematic Apperception Test)


Beberapa contoh ukuran proyeksi adalah Rorshach Inkbolt Test dan Tematic
Apperception Test. Dalam Rorshach Inkbolt Test individu diminta untuk menyatakan
menyerupapi apakah inkbolt yang disediakan. TAT adalah serangkaian gambar pada
kartu. Individu yang diuji diminta untuk menuliskan kisah dari setiap gambar yang
dilihatnya.

2.5 Hubungan Kepribadian dan Nilai pada Tempat Kerja

Holland menampilkan enam tipe kepribadian dan mengusulkan bahwa kepuasan dan
keinginan untuk meninggalkan sebuah posisi bergantung pada seberapa baik individu itu
mencocokkan kepribadiannya dengan sebuah pekerjaan.

 Tipe Realistik
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang
berorientasi kepada penerapan.

 Tipe Sosial
Orang yang mempunyai tipe kepribadian ini memiliki kecenderungan untuk
memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang lain.

 Tipe Intelektual/Investigative
Orang yang mempunai tipe intelektual memiliki kecenderungan untuk memilih
pekerjaan yang bersifat akademik.

 Tipe Konvensional
Orang yang mempunyai tipe kepribadian ini pada umumnya memiliki
kecenderungan untuk terhadap kegiatan verbal.

9
 Tipe Usaha Enterprising
Orang yang memiliki tipe kepribadian ini memiliki ciri khas diantaranya
menggunakan keterampilan-keterampilan berbicara dalam situasi dimana ada
kesempatan untuk menguasai orang.

 Tipe Artistik
Orang yang mempunyai tipe kepribadian ini memiliki kecenderungan
berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung bersifat sosial dan sukar
menyesuaikan diri.

2.6 Jenis-jenis Nilai

Nilai penting terhadap penelitian perilaku organisasional karena menjadi dasar


pemahaman sikap dan motivasi individu, dan hal tersebut berpengaruh terhadap persepsi
kita. Misalnya kita memasuki sebuah perusahaan baru dan memiliki persepsi bahwa
pengalokasian imbalan tergantung pada prestasi kerjanadalh benar, sementara
pengalokasian imbalan berdasarkan senioritas adalah salah.

Jenis jenis nilai diantarnya adalah sebagai berikut :


a. Social Value
Secara umum social value disebut juga etos.
Contoh dari social value adalah adanya solidaritas dalam bermasyarakat.
Solidaritas menunjukkan komitmen untuk membantu sesama dan saling
bersosialisasi antar masyarakat.
Contoh lainnya adalah identatitas budaya. Dalam suatu lingkungan, kamu
harus bisa menghormati budaya yang ada di dalamnya.

b. Personal Values
Personal value mengacu pada value yang diterapkan oleh orang-orang tertentu
saja.
Contohnya adalah kedisiplinan diri, empati, konsisten, dan kemampuan untuk
memahami serta menghargai sesama manusia. Sikap baik, disiplin, dan empati

10
merupakan beberapa contoh dari personal value yang harus dimiliki
seseorang.
Personal value ini sifatnya lebih personal experience sehingga benar atau
salah, baik atau buruk memiliki parameter dan cakupan yang berbeda-beda.

c. Constitutional Values
Constitutional values atau nilai konstitusional adalah nilai yang ditentukan
oleh pemerintah atau konstitusi yang berlaku pada suatu negara.
Contohnya, jika di Indonesia maka nilai yang harus dijunjung tinggi adalah
Pancasila. Hal ini karena Pancasila adalah landasan dan pandangan hidup
sehingga harus diterapkan nilainya dalam kehidupan sehari-hari.

d. Spiritual Values
Spiritual value atau religious value ini adalah nilai yang dipatuhi oleh individu
berdasarkan kepercayaannya. Spiritual value dirasakan dan diterapkan
berdasarkan pengelaman pribadi.
Contohnya yaitu keimanan (faith) dan ketakwaan (holiness).

e. Moral Value
Moral value berisikan nilai-nilai yang kita patuhi dan percayai untuk mencari
kebahagiaan dan realisasi diri melalui sifat-sifat baik.
Kejujuran, kebaikan, dan etika adalah contoh dari moral value yang harus
diterapkan.
Moral value menuntun untuk temukan kebahagiaan diri sendiri dengan
menerapkan nilai-nilai tersebut.

2.7 Cara Mengenali dan Meningkatkan Personality Value

 Kenali Diri Secara Mendalam


Pertama, yang bisa dilakukan untuk meningkatkan potensi diri yaitu dengan
mengenali dirimu sendiri secara mendalam. Kenali dan gali semua kemampuan

11
atau kehebatan diri yang sudah bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki.
Apabila belum bisa mengenali diri sendiri sebaiknya coba kembali telaah apa saja
yang kamu sukai. Kira-kira apa saja yang membuat kamu tidak akan pernah bosan
untuk melakukannya.

 Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan diri


Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangan. Tujuan mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri adalah untuk mempermudah kamu untuk mencapai
tujuan dan juga mempersiapkan diri untuk menghadapi masalah yang nantinya
akan dihadapi dan mencari solusi atau mengatasinya dengan terbaik. Jika kamu
memiliki kekurangan janganlah pernah minder, justru berusahalah untuk
menutupi kekurangan tersebut dengan kelebihan yang dimiliki.

 Open Minded Terhadap Saran dan Kritik dari Orang Lain


Ketika kau sedang mengembangkan potensi sebaiknya selalu bersikap terbuka
dalam menerima saran maupun kritik dari orang lain karena sangat berguna bagi
masa depan serta dapat menjadi motivasi di masa depan. Saran dan kritik dari
oraang lain yang sifatnya membangun dapat menjadi bahan untuk introspeksi diri.

 Buang Pikiran Negatif


Memikirkan hal-hal negative juga akan memberikan dampak buruk bagi kamu
karena bisa menjadi penghambat dalam mengembangkan potensi diri. Selain itu,
ketika membiasakan diri untuk menghilangkan pikiran negative, maka akan
kehilangan focus, jarak dan akan menambah masalah. Maka dari itu, buang semua
pikiran negative yang muncul sehingga kamu akan tetap focus dalam
mengembangkan potensi diri hingga mencapai tujuan hidup yang sudah kamu
susun.

 Berani Mencoba Hal Baru dan Selalu Optimis


Banyak mencoba hal baru karena hal baru bisa menjadi potensi pada diri kita
yang paling besar, meskipun risiko tidaklah kecil. Tetapi harus selalu optimis jika

12
setiap kita melakukan hal baru pasti akan berhasil. Kita perlu menanamkan sikap
selalu optimis dalam diri supaya mendorong kamu untuk selalu semangat
mewujudkan tujuan hidup.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Kepribadian membentuk perilaku setiap individu. Jadi apabila ingin memahami


dengan baik perilaku seseorang dalam suatu organisasi, sangatlah berguna jika
kita mengetahui sesuatu tentang kepribadiannya.

2. Pada dasarnya terbentuknya kepribadian setiap individu dipengaruhi oleh 2 faktor


yaitu faktor keturunan yang merujuk pada faktor genetis seorang individu, dan
faktor lingkungan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap pembentukan
kepribadian setiap indivudu.

3. Terdapat 3 atribut personality yang relevan dalam perilaku organisasi, yaitu


evaluasi inti diri yang berhubungan dengan kepuasan kerja, pengawasan diri yang
berhubungan dengan kemampuan individu, kepribadian proaktif yang
berhubungan dengan identifikasi peluang.

4. Untuk menilai kepribadian seseroang ada 3 cara dalam menilainya yaitu survei
mandiri yang berhubungan dengan cara paling umum yang digunakan untuk
menilai kepribadian, survei peringkat oleh pengamat berhubungan dengan
memberikan suatu penilaian bebas terhadap kepribadian seseoang, ukuran
proyeksi yang berhubungan dengan bagaimana menuliskan kisah dari setiap
individu.

5. 6 tipe kepribadian yag ditampilkan oleh Holland mengenai hubungan kepribadian


dan nilai pada tempat kerja yaitu tipe ralistik yang memili kecenderungan untuk
memilih lapangan kerja yang berorientasi kepada penerapan, tipe sosial memiliki
kecenderungan memilih lapangan kerja yang bersifat membantu orang lain, tipe
intelektual memiliki kecenderungan memilih pekerjaan bersifat akademik, tipe

14
konvensional memiliki kecenderungan terhadap kegiatan verbal, tipe usaha
enterprising memiliki ciri khas menggunakan ketermapilan bicara, tipe artistik
memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung.

6. Terdapat 5 jenis jenis nilai, diantaranya adalah social value, personal value,
constitunional value, spiritual value, dan moral value, yang dimana kelimanya
tersebut memiliki nilai penting terhadap penelitian perilaku organisasi karena
menjadi dasar pemahaman sikap.

7. Pada dasarnya dalam personality value ada 5 cara untuk mengenali dan
meningkatkan hal tersebut, yaitu dengan mengenali diri sendiri secara mendalam,
mengetahui kekurangan dan kelebihan diri, open minded terhadap saran dan kritik
dari orang lain, buang pikiran negative dan berani mencoba hal baru serta selalu
optimis.

3.2 Saran

Setiap orang memiliki personality value. Setiap orang memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing, saat ini mari kita berfokus pada cara meningkatkan
personality value atau potensi diri yang dapat dikembangkan melalui bakat yang sudah
ada sejak lahir, dan kita dapat terus mengasah melalui usaha dan kerja keras.

15
DAFTAR PUSTAKA

Stephen P, robbins, perilaku organisasi; salemba empat; 2008, jakarta


www.detik.com
www. Google.comhttp://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/perilaku
organisasi/

Value: Arti, Jenis, Cara Menentukan, dan Meningkatkannya. (2022, Agustus 30).
Retrieved from glints.com: https://glints.com/id/lowongan/value-
adalah/#.ZCwydGSyR6E

16

Anda mungkin juga menyukai