Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Perilaku dan budaya organisi

Dosen pembimbing :

M.Ainul Yakin,M.pd.

Disusun Oleh:

Usamah bin Muhammad


Samsul aimah burhanuddin
Zain farodis
firman

MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (FAI)

UNIVERSITAS NURU JADID

PAITON PROBOLINGGO
KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT.Yang maha pemurah karena
berkat kemurahan-Nya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang kami
harapkan.Dalam makalah ini kami membahas tentang “Dasar Sumber Ajaran
Islam dan Urgensi Ijtihad dalam Islam ’’ yang membahas mengenai apa saja
tentang sumber ajaran islam dan urgensi ijtihad dalam islam tersebut sehinga
dapat memberikan informasi atau pengetahuan bagi pembaca akan topik yang
menjadi pembahasan dalam makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memperdalam ilmu agama yang terkandung dalam
sebuah pembahasan yang akan kita bahas pada hari ini.Semoga makalah ini bisa
menambah ilmu kita dalam hal hal tentang agama.Amin...

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI……………………………………………..
BAB 1 : PENDAHULUAN..............................................
A. Latar Belakang ……………………………………….......
B. Perumusan Masalah…………………………………… …
BAB 2 : PEMBAHASAN.................................................
A. Perilaku Individu dalam Budaya Organisasi ………....
B. kompetensi individu……………………………..…………
C. pengrtian keperibadian…………………………………..
D. penting nya nilai kepribadian…………………………….
E. perbedaan nilai terminal dan nilai instrumental………….
BAB 3 : PENUTUP
A. Kesimpulan.………………………………………….........................
B. Daftar pustaka…………………………………………......................
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Memahami perilaku individu-individu dalam organisasi bukanlah
pekerjaan yang mudah bagi seorang pemimpin. Setiap individu adalah unik
(berbeda) setiap individu menuntut perlakuan, sikap dan tindakan yang berbeda
dari yang lainnya. Disamping individu, didalam organisasi juga ada kelompok.
Untuk memahami perilaku kelompok jauh lebih sulit lagi karena di dalam
kelompok itu terdapat banyak individu yang mana masing-masing individu
adalah berbeda.
2. Perumusan masalah
A. Apa yang di maksud dengan perilaku individu
B. Apa itu kompetensi individu
C. apa itu kepribadian
BAB 2
PEMBAHASAN

A. Perilaku individu
Perilaku individu adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara
individu dengan individu lainnya atau individu dengan lingkungannya, dan
perilaku setiap individu itu sangat berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Dilihat dari sifatnya, perbedaan perilaku manusia itu disebabkan
karena kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk menentukan pilihan
perilaku berbeda satu sama lain. 
 Jadi perilaku setiap individu itu pasti berbeda beda sehingga dalam
satu organisasi pasti akan di pengaruhi oleh setip individu yang ada
didalamnya. maka dari sini jika dalam satu organisasi tidak memiliki satu
visi dan misi yang sama, maka organisasi yang ada tidak akan efektif,
karena organisasi akan efektif jika setiap individu yang ada dalam satu
kelompok yang membentuk organisasi tidak mementingkan tujuan mereka
masing masing. Jika mereka saling memahami satu dengan yang lain maka
akan terbentuklah organisasi yang efektif.
Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara
karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu
dalam organisasi akan berperilaku berbeda satu sama lain. Dan Organisasi
juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai karakteristik seperti
keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki, pekerjaan, tugas,
wewenang, tanggung jawab.
Perilaku individu umumnya didorong oleh serangkaian kebutuhan,
yaitu beberapa pernyataan dalam diri seseorang yang menyebabkan
seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai objek atau hasil.
Sebagaimana teori kebutuhan dari abraham maslonw yang menjelaskan 5
tingkatan yang menjadi kebutuhan manusia. Ketika satu tingkat kebutuhan
telah terpenuhi, maka akan beranjak untuk memenuhi kebutuhan pada
tingkat selanjutnya atau berganti dengan kebutuhan yang lain. Kebutuhan
yang sekarang mendorong seseorang, mungkin akan merupakan suatu hal
yang potensial dan juga mungkin tidak, untuk menentukan perilakunya di
kemudian hari.
B. kompetensi individu  
Kompetensi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan atau
melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang dilandasi atas keterampilan
dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang dituntut oleh
pekerjaan tersebut. Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk
menghasilkan pada tingkat yang memuaskan di tempat kerja, juga
menunjukkan karakteristik pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
atau dibutuhkan oleh setiap individu yang memampukan mereka untuk
melakukan tugas dan tanggung jawab mereka secara efektif dan
meningkatkan standar kualitas professional dalam pekerjaan. Ada dua
istilah yang muncul dari dua aliran yang berbeda tentang konsep
kesesuaian dalam pekerjaan. Istilah tersebut adalah “Competency”
(kompetensi) yaitu deskripsi mengenai perilaku, dan “Competence”
(kecakapan) yang merupakan deskripsi tugas atau hasil pekerjaan. (Palan,
2007:5)
Walau perbedaan arti kedua istilah tersebut diterima secara umum, namun
penggunaannya masih sering dipertukarkan, yang menyebabkan setiap
orang memiliki pengertian yang berbeda-beda. Umumnya orang
menggunakan istilah kompetensi dan sejenisnya menciptakan pengertian
sendiri sesuai dengan kepentingannya. Komentar Zamkee (1982) yang
dikutip oleh Palan (2007:6) mengatakan bahwa“Kompetensi (competence),
model kompetensi dan pelatihan berbasis kompetensi merupakan kata
yang bisa diartikan beragam mengikuti pendefinisiannya. Perbedaan
makna tersebut bukan berasal dari kebodohan atau ketamakan pasar, tapi
dari beberapa prosedur mendasar dan perbedaan filosofis diantara mereka
yang berlomba untuk mendefinisikan dan membentuk konsep tersebut dan
menetapkan model bagi kita yang akan menggunakan kompetensi dalam
upaya sehari-hari. Konsep kompetensi berawal dari artikel David
McClelland yang menyatakan,
“Testing for competence rather than intelligence”. Artikel tersebut
meluncurkan gerakan kompetensi dalam psikologi industrial. David
McClelland menyimpulkan, berdasarkan hasil penelitian, bahwa tes
kecakapan akademis tradisional dan pengetahuan isi, serta nilai dan ijazah
sekolah; tidak dapat memprediksi keberhasilan di pekerjaan/kehidupan,
biasanya bias terhadap masyarakat yang sosial ekonomi rendah.
Kesimpulan ini membuat David Mc Clelland bertanya-tanya, apabila bukan
kecerdasan, apa yang dapat emprediksi keberhasilan
pekerjaan/kehidupan, maka ia mulai mencari metode penelitian untuk
mengindentifikasi variabel kompetensi yang bisa memprediksi kinerja
karyawan dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti ekonomi, sosial
atau ras. David Mc Clelland menggunakan sampel kriteria (criterion
sample), sebuah metode yang membandingkan antara orang sukses dengan
orang yang kurang sukses dengan tujuan untuk mengidentifikasi
karakteristik yang berkaitan dengan

C. Pengertian kepribadian

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan


terbentuk oleh proses sosialisasi Kepribadian merupakan kecenderungan
psikologis seseorang untuk melakukan tingkah laku social tertentu, baik
berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun perbuatan.

 Kepribadian Menurut Pengertian Sehari-Hari

Di dalam kehidupan sehari-hari kepribadian juga bisa diartikan sebagai


ciri-ciri yang menonjol pada diri seseorang, seperti kepada orang yang
sangat pemalu dipakaikan sebutan “keperibadian pemalu”. Kepada orang
supel diberikan sebutan “kepribadian supel” serta kepada orang yang lin-
plan, penakut, dan semacamnya diberikan sebutan “tidak punya
kepribadian”.

 Kepribadian Menurut Psikologi

Dari sisi Pisikologi, Gordon Allport mengatakan bahwa kepribadian untuk


suatu organisasi (berbagai aspek psikis & fisik) yang juga merupakan
struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian ialah suatu yang bisa
berubah. Secara khusus Allport mengatakan, kepribadian secara teratur
tumbuh dan juga mengalami perubahan.

Berikut ini pengertian kepribadian  yang dikemukakan oleh seorang ahli


yang definisinya dapat dipakai sebagai acuan dalam mempelajari
kepribadian yaitu:

 Yinger

Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan


system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian
instruksi.

 M.A.W Bouwer

Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan,
dorongan, keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.

 Cuber

Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan


dapat dilihat oleh seseorang.

 Theodore R. Newcombe

Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang sebagai


latar belakang terhadap perilaku.
E. perbedaan nilai terminal dan nilai instrumental

Nilai terminal adalah keadaan akhir-akhir nilai yang diharapkan, tujuan


yang orang ingin mencapai selama hidupnya. Sedangkan nilai instrumental
adalah cara berperilaku yang disukai atau sarana bagi seseorang untuk
mencapai terminal,
Berikut ini adalah beberapa ontoh nilai terminal dan nilai instrumental.

NO Nilai Terminal Nilai Instrumental


1 Kemakmuran Kerja keras, memiliki cita-cita
2 Kebijaksanaan Bisa mengendalikan diri, tenang, disiplin
3 Dunia yang indah Bersih, rapi, teratur
Persahabatan
4 Keikhlasan, jujur, setia kawan
sejati
5  Masuk surga Beribadah
6 Lulus ujian Belajar
7 Kesetiaan Kejujuran, saling percaya
Rajin olahraga, menganut pola hidup sehat,
8 sehat
mengatur waktu sebaik mungkin, bersih
Hidup sesuai aturan, bisa mengendalikan
9 Perdamaian
diri
10 Kepercayaan Jujur, tulus, teguh

Beberapa penelitian menegaskan bahwa nilai RVS berubah-ubah diantara


setiap kelompok. Individu dalam pekerjaan atau katagori yang sama
(misalnya, manager perusahaan, anggota serikat kerja, siswa, orang tua,
dll) cenderung memiliki nilai yang sama. Sebagai contoh, sebuah
penelitian melakukan perbandingan terhadap manager perusahaan,
serikat kerja buruh pabrik baja, dan anggota kelompok aktivis
masyarakat meskipun memiliki hubungan yaang saling melengkapi
diantara ketiga kelompok tersebutterdapat juga perbedaan yang sangat
signifikan.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan

            Setiap Individu adalah pribadi yang unik. Manusia pada hakekatnya
adalah kertas kosong yang di bentuk oleh lingkungan mereka. Perilaku
manusia merupakan fungsi dari interaksi antara person atau individu
dengan lingkungannya. Mereka berperilaku berbeda satu sama lain
karena ditentukan oleh masing – masing lingkungan yang memang
berbeda.
            Secara biografis individu memiliki karakteristik yang jelas bisa
terbaca, seperti usia, jenis kelamin, status perkawinan, yang semua itu
memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas atau kinerja dalam
suatu organisasi dan merupakan isu penting dalam dekade mendatang.
Dari kajian beberapa bukti riset, memunculkan kesimpulan bahwa usia
tampaknya tidak memiliki hubungan dengan produktivitas. Dan para
pekerja tua yang masa kerjanya panjang akan lebih kecil
kemungkinannya untuk mengundurkan diri. Demikian pula dengan
karyawan yang sudah menikah, angka keabsenan menurun, angka
pengunduran diri lebih rendah serta menunjukkan kepuasan kerja yang
lebih tinggi daripada karyawan yang bujangan.

B. Daftar pustaka
http://syadiashare.com/panduan-organisasi-pengaruh-prilaku-individu-terhadap-
efektifitas-organisasi.html
http://akuntansi-manajemen2.blogspot.com/2011/07/dasar-dasar-perilaku-
individual-serta.html
http://generasiberpendidikan.blogspot.com/2010/04/makalah-analisis-perilaku-
individu.html
http://berandakampus.wordpress.com/2011/01/14/makalah-dasar-dasar-prilaku-
individu/
Poerwadarminta. 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka : Jakarta.

The Liang Gie. 1987. Ensiklopedia Administrasi. Ghalia Indonesia : Jakarta.

Ravianto, J. 1985. Produktivitas dan Manajemen. SIUP : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai