Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MEMAHAMI HAKIKAT IPS


Dosen Pengampu;
M. FAUSEN ADHIM,MPd.I

Oleh:
SYARIFATUL KHOIRIYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM


NURUL HUDA
PELEYAN KAPONGAN SITUBONDO
BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG


Pada dasarnya pemahaman anda akan membahas Model-Model Pembelajaran Konsep
Dasar IPS yang Kreatif, Inovatif, dan Menyenangkan yaitu meliputi Hakikat dan perencanaan
model pembelajaran konsep dasar Ips,  Model-model pembelajaran konsep dasar Ips,
Implementasi model-model pembelajaran konsep dasar Ips,  dan Model desain pembelajaran
pengambilan keputusan.

B.    TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk memenuhi tugas kelompok
2.      Menambah wawasan, baik bagi penulis maupun bagi pembaca maupun pendengar.
BAB II
PEMBAHASAN

HAKEKAT PENDIDIKAN IPS / ILMU SOSIAL


1.  Ilmu dan pengetahuan
Ilmu adalah pengetahuan tetapi tidak semua pengetahuan adalah ilmu. Pengetahuan adalah
pembentukan pemikiran asosiatif yang menghubungkan atau menjaklin sebuah pikiran dengan
kenyataan atau dengan pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang – ulang tanpa
pemahaman mengenai seba akibat yang hakiki dan universal.
Ilmu adalah akumulasi pengetahuan yanhg menjelaskan hubungan sebab akibat dari suatu objek
menurut metode-metode tertentu yang merupakan suatu kesatuan sistematis. Dari kedua
pengertian tersebut jelas bahwa pengetahuan bukanlah ilmu, akan tetapi .pengetahuan merupakan
bahan utama bagi ilmu.
Beberapa pengertian menurut para ahli (HIMA Sejarah Universitas Riau, 2012)
Menurut Ace Binning & DH Binning, Studi Sosial / IPS ialah mata pelajaran yang menggunakan
bahan ilmu sosial untuk mempelajari manusia dalam masyarakat dan manusia sebagai anggota
masyarakat.
Menurut Paul Maltras, Studi sosial / IPS ialah suatu mata pelajaran disekolah untuk mempelajari
manusia dalam masyarakat pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.
Menurut William B. Ragam, Studi Sosial ialah mata pelajaran yang memberi informasi yang luas
pengembangan keterampilan sosial dan penyempurnaan tingkah laku kemasyarakatan. Bahan-
bahan studi sosial diambil dari lingkungan sosial.
J. Jauroh, Studi sosial adalah mempelajari manusia dengan hubungan satu sama lain. Hubungan
manusia sama masyarakat dan manusia dengan lingkungan fisiknya.
Dari berbagai pendapat tadi ternyata banyak mengaitkan hubungan manusia dengan
lingkungannya.Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan
lingkungannya.Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai
bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di
lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami
lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).

2.   Latar belakang lahirnya IPS di Indonesia


A.     Latar belakang sosiologi
Latar Belakang sosiologis IPS di fokuskan pada tempat lahirnya IPS di inggris dengan
nama social studies. Keadaan masyarakat inggris tersebut hamper mirip dengan keadaan
masyarakat Indonesiapada masa sekarang yaitu dengan terjadinya berbagai tindak kejahatan,
kurang terjaminnya kaum buruh, individualism di masyarakat perkotaan, tindak pengobyekan
para pengangguran dan pencari kerja melalui human trafficing, dll. Keadaan masyarakat yang
demikian mengingatkan betapa pentingnya pembentukan jiwa social, yaitu melalui pembelajaran
IPS di sekolah (Ahmad nursobah, 2012)
B.  Latar belakang Pedagogis
Lahirnya IPS di Indonesia dilatarbelakangi oleh keinginan untuk menyiapkan peserta didik agar
menjadi warga masyarakat yang bertanggung jawab, yang dapat mewujudkan kewajiban dan dan
hak-haknya dalam kehidupan sehari-hari. Tentang nama atau isltilah IPS itu sendiri pada
mulanya ada beberapa nama yang diperkenalkan seperti misalnya :
a.       Ilmu pengetahuan bermasyarakat
b.      Ilmu sosial
c.       Studi sosial
d.      Pendidikan ilmu – ilmu sosial
e.       Pengetahuan sosial
Nama-nama tersebut, sekalipun berbeda namun sebenarnya memiliki konsep yang samadan
akhirnya melalui keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan No. 008-D/N/1975 dan nomor
008-E/N/1975 adalah IPS atau Ilmu pengetahuan sosial. Dan melalui keputusan itu maka mulai
1976 berlakulah kurikulum baru pengajaran ilmu pengetahuan sosial di sekolah-sekolah di
indonesia (Ahmad nursobah, 2012).

3.   Hakekat IPS sebagai program pendidikan


Hakikat IPS, adalah telaah tentang manusia dan dunianya. Manusia sebagai makhluk sosial
selalu hidup bersama dengan sesamanya.Dengan kemajuan teknologi pula sekarang ini orang
dapat berkomunikasi dengan cepat di manapun mereka berada melalui handphone dan
internet.Kemajuan Iptek menyebabkan cepatnya komunikasi antara orang yang satu dengan
lainnya, antara negara satu dengan negara lainnya. Dengan demikian maka arus informasi akan
semakin cepat pula mengalirnya. Oleh karena itu diyakini bahwa “orang yang menguasai
informasi itulah yang akan menguasai dunia”.Suatu tempat atau ruang dipermukaan bumi, secara
alamiah dicirikan oleh kondisi alamnya yang meliputi iklim dan cuaca, sumber daya air,
ketinggian dari permukaan laut, dan sifat-sifat alamiah lainnya. Jadi bentuk muka bumi seperti
daerah pantai, dataran rendah, dataran tinggi, dan daerah pegunungan akan mempengaruhi
terhadap pola kehidupan penduduk yang menempatinya. Lebih jelasnya Anda dapat mencermati
contoh berikut ini.
Corak kehidupan masyarakat di tepi pantai utara Jawa yang bentuknya landai dengan laut yang
tenang dan tidak begitu tinggi serta arus angin yang tidak begitu kencang, sangat menguntungkan
bagi masyarakat untuk mencari ikan.Hal ini disebabkan ikan banyak berkumpul di kawasan laut
yang dangkal yang masih tertembus sinar matahari.Oleh karena itu mayoritas masyarakatnya
bermata pencaharian sebagai nelayan.Hampir semua pelabuhan-pelabuhan besar di pulau Jawa
sebagian besar terletak di pantai utara Jawa.
Dataran rendah yang meliputi daerah pantai sampai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut
merupakan kawasan yang cadangan airnya cukup, didukung oleh iklimnya yang cocok,
merupakan potensi alam yang cocokuntuk dikembangkan sebagai areal pertanian, misalnya
Karawang, Bekasi, Indramayu, Subang dan sebagainya. Dataran tinggi yang beriklim sejuk,
dengan cadangan air yang sudah semakin berkurang maka sistem pertanian yang dikembangkan
adalah pertanian lahan kering dan holtikultura seperti sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias.

Lain dengan daerah pegunungan yang memiliki corak tersendiri.Karena sedikitnya persediaan air
tanah, mengakibatkan pemukiman penduduk terpusat di lembah-lembah atau mendekati alur
sungai.Hal ini dikarenakan mereka berusaha untuk mendapatkan sumber air yang relatif
mudah.Ladang yang mereka usahakan biasanya terletak di lembah pegunungan.
Marilah kita cermati kembali apa yang sudah kita pelajari di atas. Setelah kita pelajari ternyata
kehidupan itu banyak aspeknya, meliputi aspek-aspek:
1. Sosial, semua hal yang berhubungan dengan interaksi manusia tentang proses, faktor-
faktor, perkembangan, dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu sosiologi
2. Ekonomi, berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan manusia, perkembangan, dan
permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi
3. Psikologi, dibahas dalam ilmu psikologi
4. Budaya, dipelajari dalam ilmu antropologi
5. Sejarah, berhubungan dengan waktu dan perkembangan kehidupan manusia dipelajari
dalam ilmu sejarah
6. Geografi,  hubungan ruang dan tempat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
manusia dipelajari dalam ilmu geografi
7. Politik,  berhubungan dengan norma, nilai, dan kepemimpinan untuk mencapai
kesejahteraan masyarakat dipelajari dalam ilmu politik.

Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial


Adapun Konsep IPS/ilmu sosial , yaitu:
1. interaksi,
2. saling ketergantungan,
3. kesinambungan dan perubahan,
4. keragaman/kesamaan/perbedaan,
5. konflik dan konsesus,
6. pola (patron),
7. tempat,
8. kekuasaan (power),
9. nilai kepercayaan,
10. keadilan dan pemerataan,
11. kelangkaan (scarcity),
12. kekhususan,
13. budaya (culture), dan
14. nasionalisme.

4.  Tujuan IPS dalam pendidikan


IPS adalah studi sosial untuk sekolah-sekolah di Indonesia yang bertujuan untuk ikut
melaksanakan tujuan pendidikan nasional. Yaitu suatu usaha untuk membimbing para warga
menjadi warna negara yang berpribadi, berkesadaran akan ketuhanan. Kesadaran bermayarakat
dan mampu membudayakan alam sekitarnya. Tujuan dari pendidikan IPS di sekolah tidak lain
agar dapat menghadapi tantangan yang akan dihadapi anak didik  dimasa datang. Oleh karena itu
menurut (mursid sumatmaaja) pendidikan IPS bertujuan “membina anak didik menjadi warga
negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan kepedulian sosial yang berguna
bagi dirinya sendiri serta bagi masyarakat dan Negara”.
Melalui pendidikan IPS anak didik dibina dan dikembangkan kemampuan intelektual nya
menjadi warga negara yang berketerampilan dan berkepedulian sosial serta bertanggung jawab
sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.Untuk merealisasikan tujuan tersebut
tidak hanya terbatas pada aspek-aspek kognitif (pengetahuan) dan keterampilan (psikomatarik)
tetapi juga meliputi aspek akhlak (afektif) dalam hambatan, tantangan maslah sosial dan
persaingan global.
Tujuan pendidikan IPS menurut (Nursid Sumaatmadja. 2006) adalah “membina anak didik
menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian
social yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara” Sedangkan secara rinci
Oemar Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa,
yaitu : (1) pengetahuan dan pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai-nilai sosial dan sikap,
(4) keterampilan (Oemar hamalik. 1992 : 40-41). Untuk lebih jelasnya akan dibahas satu persatu.
♦ Pengetahuan dan Pemahaman
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan pemahaman tentang
masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.

♦ Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya dengan belajar IPS
anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk menemukan ide-ide, konsep-konsep baru
sehingga mereka mampu melakukan perspektif untuk masa yang akan datang.

♦ Nilai-nilai sosial dan sikap


Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya, sehingga mereka
mampu melakukan perspektif.Nilai-nilai sosial merupakan unsur penting di dalam pengajaran
IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang
pula sikap-sikap sosial anak. Faktor keluarga, masyarakat, dan pribadi/tingkah laku guru sendiri
besar pengaruhnya terhadapa perkembangan nilai-nilai dan sikap anak.

♦ Keterampilan dasar IPS


Anak belajar menggunakan keterampilan dan alat-alat studi sosial, misalnya mencari bukti
dengan berpikir ilmiah, keterampilan mempelajari data masyarakat, mempertimbangkan validitas
dan relevansi data, mengklasifikasikan dan menafsirkan data-data sosial, dan merumuskan
kesimpulan.
Ada berbagai cara dalam mengembangkan berpribadian anak yaitu melalui:
Hubungan antara manusia dan manusia.
Hubungan antara manusia dan masyarakat sekitarnya.
Hubungan antara manusia dan benda sekitarnya.
Hubungan antara manusia dan lingkungan alam.
Hubungan antara manusia dan kebudayaannya.
Hubungan antara manusia sebagai makhluk tuhan.
(http://griyasavingnet.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-ips.html)

5.    Fungsi IPS sebagai pendidikan


Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan
intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosial nya sebagai SDM yang bertanggung
jawab dalam merealisasikan tujuan nasional.Selanjutnya pendidikan IPS ini juga berfungsi
mengembangkan keterampilan, terutama keterampilan sosial dan keterampilan intelektual.
Keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
kepentingan hidup bermasyarakat, seperti bekerja sama, bergotong – royong, menolong orang
lain yang memerlukan, dan melakukan tindakan secara cepat dalam memecahkan persoalan
sosial di masyarakat. Sedangkan keterampilan intelektual, yaitu keterampilan berpikir, kecekatan
dan kecepatan memanfaatkan pikiran, cepat tanggap dalam menghadapi permasalahan sosial di
masyarakat.
 Pendidikan IPS juga berfungsi mengembangkan keterampilan, terutama keterampilan sosial dan
keterampilan intelektual. Keterampilan sosial yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan kepentingan hidup bermasyarakat seperti : bekerja sama, bergotong royong,
menolong orang lain yang memerluakan dan melakukan tindakan secara cepat dalam
memecahkan persoalan didalam masyarakat. Sedangkan keterampilan intelektual yaitu
keterampilan berfikir, kecekatan, dan kecakapan memanfaatkan pikiran, cepat tanggap dalam
menghadapi permasalahan sosial di msyarakat. Hal ini yang tak kalah penting nya dari fungsi
IPS adalah mengembangkan perhatian dan kepedulian sosial anak didik terhadap kehidupan
dimasyarakat, dengan demikian dapat diharapkan terbinanya Sumber Daya Manusia (SDM)
indonesia dimasa yang akan datang  sebagai manusia yang berpengetahuan, terampil, cekiawan,
dan mempunyai tanggung jawab sosial yng tinggi, yang mampu merealisasikan tujuan nasional,
menciptakan masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar
1945.

6.  Ruang lingkup IPS


Secara mendasar, pembelajaran IPS berkaitan dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhannya. Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup IPS
dibatasi pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada geografi dan sejarah, yaitu
yang ada di lingkungan sekitar peserta didik SD/MI. Pada jenjang pendidikan menengah dan
tinggi, ruang lingkup kajiannya diperluas. Bobot, keluasan materi dan kajian semakin dipertajam
dengan berbagai pendekatan.

Ruang lingkup kajian IPS :


1. Substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat
2. Gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat
Sebagai bidang pengetahuan ruang lingkup IPS, yaitu kehidupan manusia dalam masyarakat atau
manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia sebagai konteks sosialnya.Meninjau ruang
lingkup IPS sebagai program pendidikan kita harus mulai dari ruang lingkup IPS sebagai
pengetahuan lebih dulu. Dalam pengenalan bidang giografi di SD lebih banyak menyajikan
fenomena alam baik di Indonesia maupun di luar negeri yang akan membangkitkan rasa ingin
tahu siswa.  Sehingga siswa yang kreatif akan secara aktif mencari literatur-literatur tambahan
selain buku yang direkomendasikan oleh sekolah. Bidang sejarah dikenalkan kepada anak SD
lebih banyak menguraikan cerita-cerita kepahlawanan dengan batas pemahaman baik dan
buruk.Dengan pengembangan aspek sesungguhnya di antara baik dan buruk tersebut terdapat
daerah abu-abu yang memerlukan kesabaran guru untuk menjelaskannya berdasarkan fakta dan
landasan psikologis suatu peristiwa.Kegiatan pembelajaran bidang ini sangat relevan jika
dilakukan dengan metode demonstrasi bermain peran. Dimana siswa akan terlibat langsung
dengan aspek kejiwaan ketika memerankan tokoh-tokoh sejarah. Bidang kependudukan lebih
banyak mengulas tentang tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan fungsi sosialnya
dalam berhubungan dengan orang-orang sekitarnya, baik dalam ruang lingkup yang sempit
sampai hubungan antar negara.
Kompleksitas hubungan tersebut maka akan berdampak kepada dua hal yaitu positif dan negatif.
Bentuk nyatanya adalah hubungan tersebut akan membawa manfaat di satu sisi dan berpotensi
konflik di sisi lain. Harapannya adalah anak SD dapat lebih memahami keberadaannya dalam
hubungannya dengan lingkungan alam dan sosial.Baik dalam sekala sempit maupun
luas.Sehingga anak-anak kita mempunyai keterampilan dasar dalam upaya membangun
hubungan sosial baik dalam sekala regional maupun antar negara.Keterampilan tersebut
berintikan kepada keterampilan aplikatif dan selektif.Keterampilan aplikatif mempunyai
pengertian melalui hubungan sosial siswa dapat membuat keterampilan yang bermanfaat bagi
kesejahteraan diri dan komunitasnya.Sedangkan keterampilan selektif adalah siswa mampu
menyaring hal-hal yang didapat dari hubungan sosial tersebut agar tidak merugikan diri dan
komunitasnya.

Kita menyadari bahwa menelaah manusia dimulai dari kelomppok yang paling mendasar yang
tak lain adalah keluarga, yang terdiri dari ayah, ibu dan anak atau sering disebut dengan istilah
keluarga inti (nuclear family) mulai dari keluarga inilah tumbuhnya individu menjadi suatu
kehidupan pribadi dari dalam keluarga ini juga mulai berkembang aspek-aspek kehidupan sosial
yang meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya sejarah, geografi serta aspek
politik.
Keluarga merupakan unit terkecil dari sebuah negara, sebab keluarga merupakan pendidikan
yang pertama dan utama.Keluarga juga merupakan lembaga yang berfungsi mejemuk.Sebagai
lembaga pendidikan berfungsi meletakkan dasar-dasar pendidikan kepada anak-anaknya.
Sebagai lembaga ekonomi berfungsi memenuhi kesejahteraan material keluarganya, sebagai
lembaga kebudayaan berfungsi mempertahankan dan mengembang kan nilai-nilai budaya,
sebagai lembaga agama yang berfungsi meletakkan dasar iman dan taqwa kepada anggotanya,
sebagai politik berfungsi memelihara serta mempertahankan kesejahteraan, ketentraman,
keamanan, hak dan kewajiban anggotanya. Keluarga sebagai kelompok inti dalam masyarakat
merupakan lembaga yang bernilai dasar dan strategis membina dan mengembangkan sumber
daya manusia (SDM) dalam mencipatakan masyarakat yang adil dan makmur, aman dan
sejahtera. Demikian seterusnya salam masyarakat yang lebih besar dan luas ukurannya juga
mempunyai proses sosial dengan segala aspek kehidupan masyarakatnya.\berdasarkan uraian
diatas, ruang lingkup IPS tersebut secara garis besarnya meliputi hubungan sosial, ekonomi,
psikologi sosial, budaya, sejarah, dan aspek politik dari ruang lingkup kelompoknya meliputi
keluarga, rukun tetangga, rukun kampung, warga desa, organisasi masyarakat sampai tingkat
bangsa.
Ditinjau dari ruangnya meliputi tingkat local, regional, sampi ketingkat global. Sedangkan dari
proses interaksi sosialnya meliputi interaksi dalam bidang budaya, politik, dan ekonomi, melihat
luasnya ruang lingkup IPS maka harus disesuaikan dengan jenjang pendidikan dan tingkat
kemampuan peserta didik.

7.   Nilai-nilai yang wajib dikembangkan dalam pendidikan IPS


Dalam pembelajaran IPS tentu harus dikembangkan nilai-nilai tertentu seprti nilai edukatif, nilai
praktis, nilai teoritis, nilai filsafat dan nilai ketuhanan. Dengan membina dan mengumumkan
nilai-nilai tersebut diharapkan terciptanya SDM indonesia yang memiliki pengetahuan,
keterampilan, kepedulian, kesadaran sosial, dan tanggung jwab yang tinggi terhadap masyarakat,
bangsa dan negara.
a.    Nilai edukatif
Slah satu tolak ukur, keberhasilan pelaksanaan pendidikan IPS yaitu adanya prilaku sosial anak
didik terarah yang lebih baik prilaku itu meliputi aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomatarik.Dengan kognitif menyingkatkan pengetahuna tentang fakta sosial dan kemampuan
mencari alternatif pemecahan masalah, dengan afekti agar pendidikan IPS diharapkan dapat
meningkatkan kepekaan persaan, kesadaran dan penghayatan, sikap kepedulian dan tanggung
jawab anak didik. Dengan psikomotorik diharapakan setelah mempelajari IPS anak didik dapat
bekerja sama, gotong royong, serta memiliki kepedulian sosial.
b.   Nilai Praktis
           Pembelajaran tidak memiliki makna yang dalam jika tidak memiliki nilai
praktis.Pokokbahasan IPS tidak hanya konsep teoritis belaka, melainkan digali dari kehidupan
sehari-hari yang bersifat kontekstual. Kita sepakat bahwa pelajaran apapun, jika nilainya tidak
memiliki arti atZu tidak dapat diterapkan secara praktis dalam kehidupan sehari-hari maka akan
sia-sia, oleh karena itu pokok bahasan IPS itu jaangan hanya tentang pengetahuan konseptual
teritis saja, melainkan digali dari sehari-hari mulai dari lingkungan keluarga di pasar, di jalan,
ditempat bermain dan seterusnya. Dalam hl ini nilai praktis harus disesuaikan dengan tingkat
umur peserta didik.

c.    Nilai teoritis


Pendidikan IPS tidak hanya menyajikan dan membahas tentang fakta, dan data yang terlepas-
lepas, tetapi harus dapat mengaitkan dari satu aspek kehidupan sosial dengan yang lainnya.Anak
didik didorong untuk mengembangkan daya nalarnya sehingga mereka mampu membuat suatu
“hipostesis” dan dugaan-dugaan terhadapa persoalan, sehingga kemampuan berteori dapat
dikembangkan.

d.    Nilai filsafat


Pembahasan tentang ruang lingkup IPS secara bertahap dan keseluruhan sesuai dengan
perkembangan kemampuan peserta didik, dan menyadarkan mereka sebagai anggota masyarakat
dan sebagai makhluk sosial dan keberadaan nya dialami dan dikembangkan kemampuan
berfilsafat sehingga dengan demikian berfaedah dalam kehidupannya.

e.    Nilai Kemanusiaan.


Nilai-nilai kemanusiaan seperti kasih sayang, tanggung jawab, kejujuran, kedamaian, tanpa
kekerasan, dan sebagainya perlu disaampaikan secara terpadu dalam pembelajaran IPS, sehingga
dihasilkan kualitas lulusan yang unggul (human excellence) atau manusia utuh/kaffah sesuai
dengan cita-cita pendidikan nasional.

f.     Niali ketuhanan


Penamaan dan pengembangan niali ketuhanan merupakan landasan yang kuat untuk mencapai
kebahagiaan lahir dan batin dengan kenikmatan yang diberikan tuhan berupa pikiran, kita dapat
memenuhi kebutuhan yang telah disediakakn olehnya, sehingga kita mampu menguasai IPTEK
dan meningkatkan IMTAK (Iman dan taqwa) sebab kalau hanya IPTEK saja yang berkembang
tanpa dibarengi dengan IMTAK, maka manusia akan binasa.

♦ Karakter Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik.
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial
seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu
Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.
Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang
tinggi.Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-
wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari
berbagai periode.Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai,
kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan
spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih.Ilmu politik dan
ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang
berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu
tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial.
Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.

Ada 5 macam sumber materi IPS antara lain:


1. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga,
sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan
berbagai permasalahannya.
2. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi,
komunikasi, transportasi.
3. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang
terdapat sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai yang terjauh.
4. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari
sejarah lingkungan terdekat sampai yang terjauh, tentang tokoh-tokoh dan kejadian-
kejadian yang besar.
5. Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan,
keluarga.

 ♦ Strategi Penyampaian Pengajaran IPS


Strategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaian besar adalah didasarkan pada suatu tradisi,
yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota,
region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut “The Wedining Horizon or
Expanding Enviroment Curriculum” (Mukminan, 1996:5).  Sebutan Masa Sekolah Dasar,
merupakan periode keserasian bersekolah, artinya anak sudah matang untuk besekolah. Adapun
kriteria keserasian bersekolah adalah sebagai berikut.
1. Anak harus dapat bekerjasama dalam kelompok dengan teman-teman sebaya, tidak
boleh tergantung pada ibu, ayah atau anggota keluarga lain yang dikenalnya.
2. Anak memiliki kemampuan sineik-analitik, artinya dapat mengenal bagian-bagian dari
keseluruhannya, dan dapat menyatukan kembali bagian-bagian tersebut.
3. Secara jasmaniah anak sudah mencapai bentuk anak sekolah.

Menurut Preston (dalam Oemar Hamalik. 1992 : 42-44), anak mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut  :
1. Anak merespon (menaruh perhatian) terhadap bermacam-macam aspek dari dunia
sekitarnya.Anak secara spontan menaruh perhatian terhadap kejadian-kejadian-
peristiwa, benda-benda yang ada disekitarnya. Mereka memiliki minat yang laus dan
tersebar di sekitar lingkungnnya.
2. Anak adalah seorang penyelidik, anak memiliki dorongan untuk menyelidiki dan
menemukan sendiri hal-hal yang ingin mereka ketahui.
3. Anak ingin berbuat, ciri khas anak adalah selalu ingin berbuat sesuatu, mereka ingin
aktif, belajar, dan berbuat
4. Anak mempunyai minat yang kuat terhadap hal-hal yang kecil atau terperinci yang
seringkali kurang penting/bermakna
5. Anak kaya akan imaginasi, dorongan ini dapat dikembangkan dalam pengalaman-
pengalaman seni yang dilaksanakan dalam pembelajaran IPS sehingga dapat
memahami orang-orang di sekitarnya. Misalnya pula dapat dikembangkan dengan
merumuskan hipotesis dan memecahkan masalah.

Berkaitan dengan atmosfir di sekolah, ada sejumlah karakteristik yang dapat diidentifikasi pada
siswa SD berdasarkan kelas-kelas yang terdapat di SD.
 Karakteristik pada Masa Kelas Rendah SD (Kelas 1,2, dan 3)
 Ada hubungan kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
 Suka memuji diri sendiri
 Apabila tidak dapat menyelesaikan sesuatu, hal itu dianggapnya tidak penting
 Suka membandingkan dirinya dengan anak lain dalam hal yang menguntungkan dirinya
 Suka meremehkan orang lain
 Karakteristik pada Masa Kelas Tinggi SD (Kelas 4,5, dan 6).
 Perhatianya tertuju pada kehidupan praktis sehari-hari
 Ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
 Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
 Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya di
sekolah.

Menurut Jean Piagiet, usia siswa SD (7-12 tahun) ada pada stadium operasional konkrit. Oleh
karena itu guru harus mampu merancang pembelajaran yang dapat membangkitkan siswa,
misalnya penggalan waktu belajar tidak terlalu panjang, peristiwa belajar harus bervariasi, dan
yang tidak kalah pentingnya sajian harus dibuat menarik bagi siswa.

8. Perkembangan Posisi Kurikulum IPS di Indonesia


a)   Tahun 1964
Dalam stuktur pendidikan dasr tahun 1964 dikenal dengan adanya dua kelompok mata pelajaran
yaitu kelompok dasar dan kelompok cipta.Kelompok dasar adalah kelompok yang terdiri atas
sejumlah mata pelajaran yang dianggap paling dominan dalam mengembangkan kepribadian
siswa dan siswi sesuai dengan kualitas yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional.Mata
pelajaran kelompok dasar ini terdiri atas sejarah bangsa Indonesia dan geografi bangsa
Indonesia.Kedua mata pelajaran ini merupakan atau memiliki peran penting dalam membina
kualitas siswa dan siswi sebagaimana yang diharapkan, lebih-lebih dalam suasana kehidupan
politik bangsa baru yang memerlukan adanya identitas bangsa yang kuat.Inti dari kelompok
dasar adalah mengembangkan kepribadian siswa dan siswi sesuai kualitas yang dihaapkan dalam
tujun pendidikan nasional.

Mata pelajaraan kelompok cipta adalah kelompok mata pelajaran yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat diluar wilayah geografis dunia.Kedua mata pelajaran ini merupakan ini
merupakan bagian disiplin sejarah dan geogarafi yang mewakili pendidikan ilmu-ilmu social
yang dimaksudkan dalam pembahasan ini.Kelompok cipta ini berkaitan dengan kehidupan
masyarakat diluar wilayah geografi Indonesia, sejarah dunia dan geografi dunia.
b)   Tahun 1968
Dalam kurikulum tahun 1968 untuk pendidikan dasar dan menengah pendidikan ilmu social
masih diwakili oleh pendidikan sejarah, geografi, dan ekonomi.Kedudukan pendidikan ilmu
social dalam kurikulum 1968 tidak berubah dari kurikulum sebelumnya. Pendidikzn sejarah dan
geografi Indonesia masih dalam pelajaran kelompok dasar, sedangkan ilmu social yang lain
masuk dalam kelompok cipta atau khusus. IPS disaajikan secara terpisah.

c)   Tahun 1975


Kurikulum tidak dikembangkan oleh kementrian atau departemen pendidikan dan kebudayaan
tetapi oleh suatu lembaga dibawah kementrian tersebutyang dinamakan pusat perkembangan
kurikulum.Dalam kurikulum ini selain model pengembangan juga digunakan pula pendekatan
pengembangan materi kurikulum yang berbeda dari kurikulum sebelumnya.
Dalam kurikulum tahun 1975 dinyatakan bahwa IPS adalah paduan sejumlah mata pelajaran
Ilmu social. Untuk IPS pada jenjang pendidikan dasar disebutkan bahwa materi pelajaran IPS
ditunjang geografi dan kependudukan, sejarah dan ekonomi koperasi, sedangkan untuk
menengah IPS mencakup geografi dan kependudukan, sejarah, antropologi budaya, ekonomi dan
koperasi serta tata buku dan hitung dagang. Jadi orientasi pendidikan intinya mata pelajaran IPS
masuk ke kurikulum 1975 masuk ke dalam SD/MI SMP/MTS.

d)   Tahun 1984


Kurikulum tahun 1984 merupakan penyempurnaan kurikulum tahun 1975 dalam kurikulum
tahun 1984 nama IPS hanya digunakan untuk menyebutkan nama pelajaran pada jenjang
pendidikan dasar MI/SD dan MTS/SMP sama seperti kurikulum 1975. Disiplin ilmu yang
dimasukan dalam mata pelajaran IPS pada jenjang pendidikan  dasar (MTS/SMP) menjadi lebih
luas seperti sosiologi, antropologi, hokum, politik, dijadikan materi baru bagi IPS. Maka dapat
dikatakan bahwa kurikulum tahun 1984 untuk IPS lebih maju dibandingkan dengan dengan
kurikulum1975 untuk jenjang pendidikan menegah nama IPS tidak lagi digunakan melainkan
disiplin ilmu social itu sendiri, seperti diwakili mata pelajaran sejarah, geografi, ekonomi,
antropologi-sosiologi dan tata Negara. Di kurikulum 1984 ada kurikulum program inti dan
program pilihan. Program inti :diberikan kepada semua siswa dan siswi. Program pilihan :hanya
diberikan pada siswa jurusan tertentu untuk tingkat menengah atas. Sejarah, geografi, ekonomi,
antropologi-sosiologi dan tata Negara tiap-tiap disiplin ilmu memiliki GBPP tersendiri.

e)   Tahun 1994


Dalam keputusan MENDIKBUD No 060/u/1993 disebutkan bahwa jenjang pendidikan dasar
terdapat mata pelajaran yang disebut ilmu pengetahuan social (IPS) yang mencakup Ilmu Bumi
sejarah(nasional dan umum) dan ekonomi. Demikaian juga kajian terhadap rancangan GBPP
memperlihatkan bahwa pendidikan dasar pengajian yang integrative hanya berlaku untuk jenjang
pendidikan dasar di tingkat SD/MI.
Sedangkan untuk jenjang pendidikan dasar tingkat menengah MTs/SMP pendidikan disiplin ilmu
terpisah merupakan suatu yang tetap dominan. Kurikulum 1994 meliputi geogrsfi, sejarah, dan
ekonomi masing-masing mendapatkan jatah 2 jam pelajaran per minggu. Kondisi ideal
mengajarkan IPS di MTs/SMP dan MA/SMA adalah setiap disiplin ilmu dalam IPS diajarkan
oleh guru yang berbeda. 

f)    Tahun 2004 KBK(Kurikulum Berbasis Kompetensi)


Dalam kurikulum tahun 2004 pada pendidikan dasar dikenal dengan IPS, dengan disiplin
ilmunya sejarah nasional, geografi, koperasai dan ilmu bumi.Pada tingkat menengah materi IPS
sudah menjadi satuan terpisah yaitu sejarah, ekonomi dan geografi pada penilaiannya siswa
dihadapkan dengan tiga kategori kognitif, afektif dan psikomotorik.

g)   Tahun 2006 (KTSP)Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)


Dalam kurikulum ini lingkup materinya hamper sama dengan kurikulum sebelumnya. Bentuk
penilaiannya juga hamper sama. Pada kurikulum ini peserta didik diharuskan kritis, kreatif dan
mampu memecahkan masalah, dan siswa diberi prosentasi 70% kreatifnya dan guru prosentasi
hanya diberi 30%.
* Direktorat Tenaga Pendidik  Dirjen PMPTK Depdiknas. 2008.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan
segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS berkenaan dengan cara manusia memenuhi
kebutuhannya, baik kebutuhan untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya;
memamfaatkan sumber-daya yang ada dipermukaan bumi; mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka mempertahankan kehidupan
masyarakat manusia. Singkatnya, IPS mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan
manusia di permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota
masyarakat.
Sebagaimana telah dikemukakan di depan, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia sebagai
anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian IPS meliputi (a) substansi
materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat dan (b) gejala, masalah, dan
peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat. Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus
diajarkan secara terpadu karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan sendiri sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pengajaran IPS harus menggali materi-
materi yang bersumber
pada masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan
masyarakat atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan mencapai
tujuannya.
 
 
 
 
 
 
Daftar pustaka

Pengertian dan Tujuan IPS / Studi Sosial, HIMA Sejarah Universitas Riau, 2012
Khoirul Ulum, hakekat dan tujuan IPS, 2012
(http://griyasavingnet.blogspot.com/2012/02/konsep-dasar-ips.html)
Direktorat Tenaga Pendidik  Dirjen PMPTK Depdiknas. 2008. Strategi Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dan Ilmu Pengathuan Sosial. Jakarta.
Mr. achmad 234 din, PGMI ONE MODE A1, april 2012
ety rizky handayani, mari belajar bersama, oktober 2012
akhmad sudrajat, karakter mata pelajaran Ilmu pengetahuan sosial, maret 2011
Ahmad nursobah, lembar pengetahuan, tulung agung, jawa timur, 2012

Anda mungkin juga menyukai