Anda di halaman 1dari 16

BEA PEROLEHAN HAK

ATAS TANAH DAN


BANGUNAN
Oleh :
Kelompok 1
1. Shofia Ana Agustina (233141500111031)
2. Risma Nur Malasari (233141501111005)
DASAR HUKUM

Berdasarkan pasal 1 angka 41 Undang-Undang


(UU) 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, BPHTB adalah pajak atas
perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.
OBJEK PAJAK DAN TIDAK TERMASUK
OBJEK PAJAK BPHTB

TIDAK TEMASUK
OBJEK PAJAK PAJAK BPHTB
BPHTB 1. Perwakilan diplomatik dan konsulat
berdasarkan asas perlakuan timbal balik;
1. Pemindahan hak
2. negara untuk penyelenggaraan
2. Pemberian hak baru pemerintahan dan/atau untuk pelaksanaan
pembangunan guna kepentingan umum;
SUBJEK PAJAK DAN WAJIB PAJAK

SUBJEK PAJAK WAJIB PAJAK

Orang pribadi atau Badan Orang pribadi atau Badan


yang memperoleh Hak atas yang memperoleh Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan. Tanah dan/atau Bangunan.
JENIS- JENIS HAK ATAS TANAH

01 02 03
Hak Milik Hak Guna Usaha Hak Guna Bangunan

04 05 06
Hak Pakai Hak Milik Atas Hak pengelolahan
Satuan Rumah
Susun
SYARAT BPHTB

Ketika seseorang Apabila seseorang


melakukan jual-beli mendapatkan tanah
tanah atau tanah atau rumah untuk
berserta bangunannya hibah, waris, atau
jual-beli waris
DASAR
PENGENAAN
Dasar pengenaan BPHTB diatur dalam pasal 87
UU No 28 Tahun 2009, pada ayat 1 berbunyi
“Dasar Pengenaan Bea Perolehan Hak atas
Tanah dan Bangunan adalah Nilai Perolehan
Objek Pajak”. Nilai perolehan objek pajak
didapatkan dari harga transaksi, nilai pasar, dan
risalah lelang
MEKANISME
PERHITUNGAN
Merujuk pada UU No 28 Tahun 2009 dalam pasal 87 ayat 4
yang mengatur bahwasanya besaran NPOPTKP di masing
masing wilayah berbeda, namun ditetapkan besaran paling
rendah sebesar Rp.60.000.000 untuk setiap wajib pajak.

Rumus dasar perhitungan BPHTB :


Tarif pajak (Maks) 5% x Dasar Pengenaan Pajak (NPOP-NPOPTKP)
— CONTOH SOAL

Contoh kasus 1
Tuan Onel membeli tanah seharga Rp.300.000.000 di Malang.
NPOPTKP di Malang adalah 60.000.000. Maka besaran BPHTBnya
adalah
Þ BPHTB : 5% x (Rp.300.000.000 – Rp.60.000.000) = Rp.12.000.000

Contoh kasus 2
Ny. Salsa membeli bangunan di Jakarta dengan luas tanah 400M2 dan luas
bangunan 200M2. Berdasarkan NJOP, harga tanah Rp.1.400.000 per
M2 dan nilai bangunan Rp.1.200.000 per M2. NPOPTKP sebesar
Rp.60.000.000 dan tarif 5%. Berapa Bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan (BPHTB) yang harus dibayarkan?
Jawab:
- Harga tanah:
400M2 x Rp.1.400.000 = Rp 560.000.000
- Harga bangunan
200M2 x Rp.1.200.000 = Rp 240.000.000
- Jumlah harga pembelian
= Rp 800.000.000
- Nilai TKP
= -Rp 60.000.000
- Nilai untuk perhitungan BPHTB
= Rp 740.000.000
- Biaya BPHTB yang harus dibayar:
5% x Rp.740.000.000 = Rp 37.000.000
PAJAK TERUTANG

(1) (2) (3)


Sejak tanggal dibuat dan Sejak tanggal penunjukkan Sejak tanggal
ditandatanganinya akta pemenang lelang. diterbitkannya surat
keputusan pemberian hak

(4) (5)
Sejak tanggal putusan Sejak tanggal yang
pangadilan yang bersangkutan mendaftarkan
mempunyai kekuatan peralihan haknya ke kantor
hukum yang tetap bidang pertanahan
TATA CARA
PEMBAYARA
N
PEMBAYARAN PAJAK
TERUTANG
Wajib Pajak wajib membayar
pajak yang terutang dengan 1
tidak mendasarkan pada
adanya surat ketetapan.
Melakukan proses pembayaran ke Kas
Negara melalui Kantor Pos dan atau Bank
2 BUMN atau Bank BUMD atau tempat
pembayaran lain yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan.

Tata cara pembayaran pajak 3


diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Menteri
PEMBAYARAN
BPHTB
(1) Menyiapkan beberapa
dokumen.

(2) Menyetorkan ke Bank


Persepsi / Kantor Pos
Operasional V dengan
menggunakan Surat Setoran
Pajak Daerah (SSPD).
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai