Anda di halaman 1dari 10

Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan


Bangunan
Fariz Akhdan
Habibul Wahid
Suprianto
Dasar
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribus Daerah
2. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2010 tentang Bea Perolehan Hak atas Tanah dan
Bangunan

Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) adalah pajak yang dikenakan
atas peolehan hak atas tanah dan/atau bangunan, yaitu perbuatan atau peristiwa hukum atas
dan/atau bangunan oleh orang pribadi atau badan. Hak atas tanah atau bangunan hak atas
tanah, termasuk hak pengelolaan, beserta bangunan di atasnya, sebagaimana dimaksud
dalam undang-undang di bidang pertahanan dan bangunan.
Objek Pajak
1. Pemindahan hak karena :
1) Jual beli
2) Tukar menukar
3) Hibah
4) Hibah wasiat
5) Waris
6) Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lain
7) Pemisahan hak yang mengakibatkan peralitah
8) Penunjukan pembeli dalam lelang
9) Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap
10) Penggabungan usaha
11) Peleburan usaha
12) Pemekaran usaha
13) Hadiah
2. Pemberian hak baru karena :
1) Kelanjutan pelepasan hak
2) Diluar pelepasan hak
Objek Pajak yang Tidak Dikenakan BPHTP
01 02
Negara untuk
Perwakilan diplomatik dan penyelenggaraan
konsulat berdasarkan asas pemerintah dan/atau untuk
perlakuan timbal balik pelaksanaan pembangunan
guna kepentingan umum

03 04
Badan atau perwakilan lembaga Orang pribadi atau badan
internasional yang ditetapkan karena konversi hak atau
dengan Peraturan Menteri karena perbuatan hukum
Keuangan dengan syarat tidak lain dengan tidak adanya
menjalankan usaha atau melakukan perubahan nama
kegiatan lain diluar fungsi dan
tugas badan atau perwakilan
organisasi tersebut
Subjek Pajak

Subjek Pajak Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas
BPHTP tanah dan/atau bangunan

Orang pribadi atau badan yang memperoleh hak atas


tanah dan/atau bangunan Wajib Pajak
5%
Tarif x (Dasar Pengenaan BPHTP -NPOPTKP)

- Tarif Pajak
Dasar Pengenaan BPHTP
Jika NPOPtidak diketahui atau lebih rendah dari NJOP
yang digunakan dalam pengenaan Pajak Bumi dan
Bangunan pada tahun terjadinya perolehan, dasar
pengenaan yang dipakau adalah NJOP Pajak Bumi dan
Bangunan
Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NPOPTKP)
Besar Nilai NPOPTKP ditetapkan sebesar Rp. 60.000.000 untuk setiap
wajib pajak

Dalam hal NPOP hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima
orang pribadi yang masih dalam hal hubungan keluarga sedarah dalam
garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat kebawah
dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, NPOPTKP
ditetapkan sebesar Rp. 300.000.000
Contoh Soal
Wajib Pajak A membeli sebidang tanah di Kota Malang seharga Rp. 100 juta, NJOP PBB pada tahun terjadinya transaksi
adalah Rp.95 juta. Jika NJOPTKP kota Malang atas transaksi tersebut sebesar Rp. 60 juta, maka tentukan BPHTB yang
terutang atas perolehan hak Tersebut

Jawab :
NPOP = Rp. 100.000.000,-
NPOPTKP = Rp. 60.000.000,-
NPOPKP = Rp. 40.000.000,-

BPHTP Terutang = (NPOP - NPOPTKP) x Tarif


= (100.000.000 – 60.000.000) x 5%
= Rp. 40.000.000 x 5%
= Rp. 2.000.000,-
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai