(BPHTB)
Wida Fadhlia
Outline
• Dasar Hukum
• Objek, Subjek
• Dasar Pengenaan, NPOP Tidak Kena Pajak
• Tarif, Cara Menghitung
• Penagihan, Bagi hasil
• Keberatan, Banding, Pengurangan,Restitusi
DASAR HUKUM BPHTB
WAJAR
1) Jual beli
2) Tukar-menukar
3) Hibah
4) Hibah wasiat
5) Waris
6) Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya
7) Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan
8) Penunjukan pembeli dalam lelang
9) Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum tetap
10) Penggabungan usaha
11) Peleburan usaha
12) Pemekaran usaha
13) Hadiah
Pemberian Hak Baru
• Hak atas Tanah dan Bangunan adalah hak atas tanah termasuk hak
pengelolaan, beserta bangunan diatasnya.
NPOP xxx
NPOPTKP xxx (-)
NPOPKP xxx
BPHTB = 5% x NPOPKP
NPOP = Rp 70.000.000,00
NJOP = Rp 75.000.000,00
Mana yang dipakai
Sebagai dasar
pengenaan ?
taofik-inc.2006
NPOPTKP
NPOPTKP adalah batasan nilai yang tidak dikenakan pajak
Ditetapkan oleh Pemda setempat
NPOP Rp50.000.000
NPOPTKP Rp60.000.000 (-)
NPOPKP Nihil
Pada tanggal 1 Maret 2013, Joko membeli sebuah rumah seluas 200
M2 yang berada diatas sebidang tanah hak milik seluas 500 M2 di Kota
Bogor dengan harga perolehan sebesar Rp500.000.000,. Berdasarkan
data SPPT PBB atas objek tersebut ternyata NJOPnya sebesar
Rp.600.000.000,- (tanah dan bangunan). Bila NPOPTKP ditentukan
sebesar Rp60.000.000,-maka berapa BPHTB yang harus dipenuhi oleh
Joko?
KASUS -3
Pada tanggal 1 Feb 2011, Bapak X membeli tanah dan bangunan yang
terletak di Kab XYZ dengan NPOP sebesar Rp500.000.000 dan diketahui
NPOPTKP untuk kota XYZ ditetapkan Rp60.000.000
Berapa BPHTB yang terutang?
Jawaban
NPOP Rp500.000.000
NPOPTKP Rp 60.000.000 (-)
NPOPKP Rp440.000.000
NPOP = Rp1.260.000.000
NPOPTKP = Rp60.000.000
NPOPKP = Rp1.200.000.000
NPOP Rp950.000.000
NPOPTKP Rp 60.000.000 (-)
NPOPKP Rp890.000.000
Pak Karta membeli sebuah rumah dari pak Karyo dengan luas 150m2
yang berdiri diatas tanah seluas 300m2. NJOP tanah berada pada kelas
004, NJOP bangunan berada pada kelas 001. Harga pasar objek pajak
tersebut sebesar Rp 1 Milyar. Karena tidak paham tentang pajak, beliau
menemui saudara dan menanyakan tentang besarnya BPHTB yang
harus beliau bayar. Berapa BPHTB yang harus dibayar dengan asumsi
besarnya NPOPTKP Rp60.000.000 dan siapa yang harus membayarnya?
KASUS- 7
NPOP Rp670.000.000
NPOPTKP Rp300.000.000 (-)
NPOPKP Rp370.000.000
Di Wilayah:
Kabupaten, Kota, Propinsi yang meliputi letak tanah dan/atau
bangunan
43
PELUNASAN BPHTB:
Pada Saat Terjadinya Perolehan Hak, tidak mendasarkan pada adanya ketetapan
44
PELUNASAN BPHTB:
((Where)
• Pembayaran dilakukan pada tempat yang telah ditentukan:
Kantor pos dan atau Bank BUMN/D di wilayah Kab/Kota yang meliputi
letak tanah dan atau bangunan yang dimaksud.
45
Pembayaran……Pasal 1 ayat 52 dan pasal 90 ayat (2) :
SSPD
SURAT SETORAN PAJAK DAERAH
BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN Lembar 1
( SSPD-BPHTB ) Untuk Wajib Pajak
3. Kelurahan/Desa: 4. RT/RW:
5. Kecamatan: 6. Kabupaten/Kota:
Bangunan 8 m2 10 Rp 12 Rp
………………………………………………..…….… ………………………………………………..…….… …………………………...…….... angka 8 x angka 10
NJOP PBB: 13 Rp
…………………………...…….... angka 11 + angka 12
15. Jenis perolehan hak atas tanah dan atau bangunan: 14. Harga transaksi / Nilai pasar: Rp
48
BPHTB – Official Assessment
Penagihan
• Sanksi administrasi:
2% sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 bulan, dihitung mulai saat
terutangnya pajak.
49
KASUS -11
Pada tanggal 10 Okt 2007, Pak Kasim membeli sebidang tanah milik pak Karta
di Jl. Kemanggisan Jakbar seluas 400 m2 dengan harga PPAT dan sesuai
dengan total NJOP sebesar Rp1.240.000.000,- BPTHB telah dibayar lunas
pada saat transaksi dan SSB sebagai bukti bayar telah dikirim ke KPP Pratama
setempat. Pada tanggal 15 Des 2007, KPP Pratama setempat memperoleh
bukti tertulis bahwa harga pasar dari tanah tersebut adalah Rp5.000.000 per
m2. Atas perbedaan tersebut diterbitkan SKBKB pada tanggal 16 Des 2007.
Apabila NPOPTKP Rp60.000.000, maka:
1. Berapa BPHTB yang telah dibayar Pak Kasim tanggal 10 Okt 2007?
2. Berapa besarnya SKBKB yang diterbitkan oleh KPP Pratama pada tanggal
16 Des 2007?
Ilustrasi Kasus
1. BPHTB yang dibayar saat memperoleh tanah
NPOP Rp1.240.000.000
NPOPTKP Rp 60.000.000 (-)
NPOPKP Rp1.180.000.000
NPOP 160.000.000
NPOPTKP (60.000.000)
NPOKP 100.000.000
Pajak yang seharusnya terutang = 5% x 100.000.000 5.000.000
Pajak yang telah dibayar (2.500.000)
Pajak yang kurang bayar 2.500.000
Sanksi adm berupa bunga (29 Maret 2008-30 Des 2008)
10 x 2% x 2.500.000 500.000 (+)
Pajak yang harus dibayar (Jumlah pada SKBKB) 3.000.000
Ilustrasi Kasus -12 (cont’)
Pada tahun 2013 berdasarkan hasil pemeriksaan dan keterangan lain
diperoleh data baru bahwa NPOP ternyata Rp200.000.000
NPOP 200.000.000
NPOPTKP ( 60.000.000)
NPOKP 140.000.000
Pajak yang seharusnya terutang = 5% x 140.000.000 7.000.000
Pajak yang telah dibayar (5.000.000)
Pajak yang kurang bayar 2.000.000
Sanksi adm berupa kenaikan =100% x 2.000.000 2.000.000(+)
Pajak yang harus dibayar (SKBKBT) 4.000.000
Ilustrasi Kasus -13
Bapak Simatupang membeli sebidang tanah di Tangerang pada tanggal 5
Januari 2011 dengan harga perolehan menurut PPAT sebesar Rp.300.000.000,-
dan BPHTBnya telah dibayar lunas pada tanggal tersebut. Berdasarkan
pemeriksaan yang dilakukan oleh Kantor Dispenda Tangerang pada tanggal 7
Pebruari 2011, ternyata NJOP PBB atas tanah tersebut adalah sebesar
Rp.350.000.000,-. Pada tanggal 1 Maret 2011 diperoleh data baru (novum),
ternyata transaksi yang benar atas tanah tersebut adalah sebesar
Rp400.000.000,- Atas temuan-temuan tersebut diatas Kepala Dispenda
Tangerang telah menerbitkan SKPDKB pada tanggal 7 Pebruari 2011 dan
SKPDBT pada tanggal 1 Maret 2011.
Berapa BPHTB yang harus dibayar oleh Bapak Simatupang tersebut
berdasarkan SKPDB dan SKPDBT yang diterbitkan oleh Kepala Kepala Dispenda
tersebut bila NPOPTKP ditentukan sebesar Rp60.000.000,- ?
Jawaban
1. BPHTB yang telah dibayar pada tanggal 5 Januari 2011 adalah:
5% x (300.000.000 - 60.000.000) = Rp12.000.000 *
2. BPHTB yang seharusnya terutang pada tanggal 7 Pebruari 2011 :
5% x (350.000.000 - 60.000.000) = Rp14.500.000,-
BPHTB yang telah dibayar = Rp12.000.000,-
BPHTB kurang bayar = Rp 2.500.000,- *
Denda : 2 x 2% x Rp2.500.000,- = Rp 100.000,-
SKBKB = Rp 2.600.000,-
3. BPHTB yang seharusnya terutang pada tanggal 1 Maret 2011 :
5% x (400.000.000 - 60.000.000) = Rp17.000.000,-
BPHTB yang telah dibayar = Rp14.500.000,-
BPHTB kurang bayar = Rp 2.500.000,- *
Sanksi administrasi ( 100% ) = Rp 2.500.000,-
SKBKBT = Rp 5.000.000,-
Ilustrasi Kasus -14
59
Pemberian pengurangan BPHTB (cont.)
• Wajib Pajak orang pribadi yang memperoleh hak atas tanah dan atau
bangunan Rumah Sederhana (RS), dan Rumah Susun Sederhana serta
Rumah Sangat Sederhana (RSS) yang diperoleh langsung dari
pengembangan dan dibayar secara angsuran (25%)
• Wajib Pajak orang pribadi yang menerima hibah dan orang pribadi yang
mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu
derajat ke atas atau satu derajat ke bawah (50%)
60
Pemberian Pengurangan BPHTB karena Sebab-
sebab Tertentu :
• Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah melalui pembelian dari
hasil ganti rugi pemerintah yang nilai ganti ruginya di bawah Nilai Jual
Objek Pajak (50%)
• Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah sebagai pengganti atas
tanah yang dibebaskan oleh pemerintah untuk kepentingan umum
(50%)
• Wajib Pajak Badan yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter
yang berdampak luas pada kehidupan perekonomian nasional
sehingga Wajib Pajak harus melakukan restrukturisasi usaha dan atau
utang usaha sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah (75%)
61
Pemberian Pengurangan BPHTB karena Sebab-
sebab Tertentu :
• Wajib Pajak Bank Mandiri yang memperoleh hak atas tanah yang
berasal dari Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank
Pembangunan Indonesia, dan Bank Ekspor Impor dalam rangkaian
proses penggabungan usaha (merger) (100%)
• Wajib Pajak Badan yang melakukan Penggabungan Usaha (merger)
atau Peleburan Usaha (konsolidasi) dengan atau tanpa terlebih
dahulu mengadakan likuidasi dan telah memperoleh keputusan
persetujuan penggunaan Nilai Buku dalam rangka penggabungan
atau peleburan usaha dari Direktur Jenderal Pajak (50%)
62
Pemberian Pengurangan BPHTB karena Sebab-
sebab Tertentu :
• Wajib Pajak yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan
yang tidak berfungsi lagi seperti semula disebabkan bencana alam
atau sebab-sebab lainnya seperti kebakaran, banjir, tanah longsor,
gempa bumi, gunung meletus, dan huru- hara yang terjadi dalam
jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak penandatanganan akta;
(50%)
• Wajib Pajak orang pribadi Veteran, Pegawai Negeri Sipil (PNS),
Tentara Nasional Indonesia (TNI), Polisi Republik Indonesia (POLRI),
Pensiunan PNS, Purnawirawan TNI, Purnawirawan POLRI atau
janda/duda-nya yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan
rumah dinas Pemerintah; (75%)
63
Pemberian Pengurangan BPHTB karena Sebab-
sebab Tertentu :
66