Anda di halaman 1dari 15

Bea Perolehan Hak

atas
Tanah dan
Bangunan (BPHTB)
Kelompok 6
Nama Anggota
Nazratunnisa 190420085

Isna Mutia 190420082

Suhendri 190420076

Lucky Ade Kurniawan 190420070

Amalia Afdila 190420073


Pengertian BPHTB

Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan adalah bea yang dikenakan pada
setiap pemindahan hak atau hibah wasiat atas harta tetap dan hak-hak kebendaan
atas tanah yang pemindahan haknya dilakukan dengan akta. Menurut peraturan
Undang-Undang BPHTB bahwa Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
adalah pajak yang dikenakan atas tanah dan atau bangunan, yang selanjutnya
disebut dengan pajak, sedangkan pengertian perolehan hak atas tanah dan atau
bangunan adalah perbuatan atau peristiwa huku yang mengakibatkan
diperolehnya hak atas tanah dan bangunan oleh orang pribadi atau badan .
Subjek dan Objek BPHTB
01 02
Subjek BPHTB Objek BPHTB
orang pribadi atau badan yang memperoleh perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.
hak atas tanah dan atau bangunan. Subjek Perolehan hak atas tanah dan atau bangunan adalah
BPHTB yang dikenakan kewajibah wajib perbuatan (disengaja) atau peristiwa hukum
membayar BPHTB yang menurut perundang- (otomatis/tidak disengaja) yang mengakibatkan
undangan perpajakan yang menjadi Wajib perolehannya hak atas tanah dan atau bangunan
Pajak. oleh orang pribadi atau badan.
Objek pajak yang tidak dikenakan
BPHTB (bukan objek BPHTB)
01
Perwakilan
03
Diplomatik 02 Badan atau perwakilan
Konsulat berdasarkan asas organisasi internasional
perlakuan timbal balik. Objek pajak yang yang ditetapkan
diperoleh Negara dengan syarat tidak
menjalankan usaha
untuk penyelenggaraan
pemerintahan dan atau untuk
pelaksanaan pembangunan
guna kepentingan umum
Objek pajak yang tidak dikenakan
BPHTB (bukan objek BPHTB)
Objek pajak yang diperoleh
orang pribadi atau badan
04 karena wakaf. Yaitu 06
perbuatan hukum
Orang pribadi orang pribadi atau Objek pajak yang
badan
atau badan diperoleh orang
05 pribadi atau badan
atau karena konversi
hak dan perbuatan
yang digunakan
hukum lain dengan
untuk kepentingan
tidak adanya
ibadah
perubahan nama
Dasar Pengenaan BPHTB
a)   Jual Beli adalah harga transaksi
b)   Tukar Menukar adalah nilai pasar
c)   Hibah adalah nilai pasar
d)   Hibah Wasiat adalah nilai pasar
e)   Waris adalah nilai pasar
f)    Pemasukan dalam perseroan atau Badan Hukum lainnya adalah nilai pasar
g)   Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan adalah nilai pasar
h)   Peralihan hak karena pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum adalah
nilai pasar
i)    Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari pelepasan hak adalah nilai pasar
j)    Pemberian hak baru atas tanah dalam pelepasan hak adalah nilai pasar
k)   Penggabungan Usaha adalah nilai pasar
l)    Peleburan Usaha adalah nilai pasar
m)  Pemekaran Usaha adalah nilai pasar
n)   Hadiah adalah nilai pasar
o)   Penunjukan pembeli dalam lelang adalah harga transaksi yang tercantum dalam Risalah
Lelang.
Saat, Tempat Pajak Terutang

Jual beli Tukar-menukar Hibah

Putusan hakim Lelang Waris

Penggabungan usaha Peleburan usaha Pemekaran usaha


Saat, Tempat Pajak Terutang

Pemberian hak Pemasukan dalam Pemisahan hak yang


baru atas tanah perseroan atau badan mengakibatkan
hukum lainya peralihan

Hadiah Hibah wasiat


Hasil penerimaan BPHTB dibagi dengan
pertimbangan
20 % 16% 64%

untuk pemerintah pusat untuk provinsi untuk kabupaten/kota


Pengurangan BPHTB
Dalam peraturan Menteri Keuangan No. 91/PMK.03/2006, Atas permohonan Wajib Pajak, dapat
diberikan pengurangan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan sebesar 25% dari pajak
yang terhutang, dalam hal :

wajib Pajak yang


wajib Pajak badan
wajib Pajak orang wajib Pajak orang memperoleh hak
yang memperoleh
pribadi yang pribadi yang atas tanah melalui
hak baru selain hak
memperoleh hak menerima hibah pembelian dari
pengelolaan dan
atas tanah dan atau dari orang pribadi ganti rugi
telah menguasai
bangunan seperti yang mempunyai Pemerintah yg nilai
tanah/bangunan
Rumah Susun hubungan keluarga ganti ruginya
secara fisik lebih
Sederhana. sedarah. dibawah Nilai jual
dari 20 tahun.
Objek Pajak
Wajip Pajak yang Wajib Pajak Badan
memperoleh hak anak perusahaan
atas tanah sebagai dari perusahaan
pengganti atas asuransi &
tanah di bebaskan reasuransi yang
oleh pemerintah memperoleh hak
untuk kepentingan Wajib Pajak atas tanah/
umum memperoleh hak bangunan
atas tanah /
bangunan yang
tidak berfungsi lagi Tanah atau
seperti semula bangunan
Wajib Pajak yang disebabkan digunakan untuk
melakukan bencana alam. kepentingan sosial
Penggabungan
atau pendidikan
Usaha atau
yang semata-mata
Peleburan Usaha
tidak untuk mencari
keuntungan.
Cara Penghitungan BPHTB

Besarnya BPHTB terutang adalah Nilai


Perolehan Objek Pajak (NPOP) dikurangi Nilai
Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
(NPOPTKP) dikalikan 5% (lima persen). Secara
metematis adalah:

BPHTB = 5% X (NPOP-NPOPTKP)
KESIMPULAN
Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan adalah bea yang dikenakan
pada setiap pemindahan hak atau hibah
wasiat atas harta tetap dan hak-hak
kebendaan atas tanah yang pemindahan
haknya dilakukan dengan akta.
Subjek BPHTB adalah orang pribadi
atau badan yang memperoleh hak atas
tanah dan atau bangunan. Subjek
BPHTB yang dikenakan kewajibah
wajib membayar BPHTB yang menurut
perundang-undangan perpajakan yang
menjadi Wajib Pajak.
Thank You!

Anda mungkin juga menyukai