Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan Keuangan yaitu Catatan informasi keuangan suatu perusahaan yang
dapat digunakan untuk melihat kondisi keuangandan menggambarkan kinerja
keuangan suatu perusahaan pada periode akuntansi. Laporan keuangan terdiri dari
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan Keungan juga merupakan suatu pertimbangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh pihak-pihak yang membutuhkan atau pihak-pihak yang
mempunyai kepentingan tertentu. Oleh sebab itu laporan keuangan yang dibuat
harus dapat dipahami, relevan, andal dan dapat diperbandingkan.
Dalam PSAK No.1 Tahun 2012 dinyatakan bahwa manfaat suatu
laporankeuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada
waktunya.Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan merupakan hal yang
penting karena, jika terdapat penundaan yang tidaksemestinya dalam
penyampaianlaporan keuangan maka informasi yang dihasilkan akan
kehilanganrelevansinya.
Badan Pengawas Pasar Modal (BaPePam) di Indonesia telah mengatur bahwa
perusahaan publik wajib menyerahkan laporan keuangan tahunan disertai dengan
opini auditor paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan
keuangan atau harus teraudit selama 90 hari (Novice dan Budi, 2010).
Penundaan penyampaian informasi Laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh
jangka waktu pelaporan audit (audit report lag). Batas waktu pada akhir periode
akuntansi dengan tanggal ditanda tanganinya laporan audit oleh seorang auditor
dapat mempengaruhi ketepatan waktu informasi laporan keuangan yang
dipublikasikan, dengan demikian ketepatan waktu pelaporan merupakan catatan
penting dalam laporan keuangan yang memadai. Pengguna informasi tidak hanya
memiliki informasi keuangan yang relevan dalam pembuatan sebuah keputusan,
tetapi informasi laporan keuangan harus bersifat baru. Laporan keuangan

1
seharusnya disajikan pada interval waktu yang tepat guna dapat menjelaskan
perubahan yang terjadi dalam sebuah perusahaan yang memungkinkan adanya
perubahan informasi dalam membuat prediksi dan pengambilan keputusan (Dura,
2017).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi audit report lag diantaranya adalah
profitabilitas, solvabilitas, ukuran perusahaan dan lain sebagainya.
Profitabilitasadalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan,
profitabilitas juga merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk
menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas akan mempengaruhi para investor dalam
menanamkan modalnya. Jika tingkat profitabilitas lebih tinggi maka para investor
tidak berfikir panjang untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan dan
sebaliknya jika tingkat profitabilitas perusahaan rendah maka para investor akan
berfikir dua kali untuk menanamkan modalnya di suatu perusahaan.Perusahaan
yang memperoleh laba lebih tinggi cenderung akan mempublikasikan laporan
keuangannya lebih cepat dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian
karena harus menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Yang nantinya
akan dipergunakan oleh pihak pihak yang membutuhkan. Penelitian Sastrawan
dan latrine (2016) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negative terhadap
audit report lag. Dewangga dan laksito (2015) menyatakan juga bahwa
profitabilitas berpengaruh negative terhadap audit report lag. Sedangkan menurut
Lianto dan Kusuma (2010) dan Darmawan (2018) Profitabilitas berpengaruh
terhadap Audit report lag.

Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala


kewajiban keuangan (finansial) nya pada saat perusahaan dilikuidasi. Tingkat
hutang yang lebih tinggi akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaannya
sehingga memerlukan kecermatan dalam pengauditannya. Tingginya tingkat
hutang juga akan meningkatkan resiko keuangansuatu perusahaan, sehingga
perusahaan yang mengalami kondisi keuangan atau finansial yang tidak sehat
cenderung akan melakukan kecurangan untuk menutupi kondisi keuangan
tersebut. Oleh sebab itu semakin besar rasio hutang maka akan semakin lama
audit report lagnya. Penelitian Sastrawan dan latrine (2016) menyatakan bahwa

2
solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag. Dewangga dan laksito
(2015) menyatakan juga bahwa solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit
report lag. Hal ini bertentangan dengan Darmawan (2018) yang menyatakan
bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar


kecilnya suatu perusahaan, besar kecilnya suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh
operasional dan intesitas perusahaan. Semakin besar nilai aset perusahaan maka
akan semakin panjang audit report lagnya. Penelitian Lianto dan Kusuma (2010)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report
lag, dewangga dan laksito (2015) juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap audit report lag. Hal ini bertentangan dengan Lianto
dan Kusuma (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit report lag.

Penelitian ini menggunakan perusahaan property dan real estate sebagai


objekpenelitiankarenaperusahaan ini banyakdiminatiolehparaInvestordan juga
karena keberhasilanIndonesia dalam menghadapi krisis global mampu membuat
perekonomian di Indonesia berkembang. Sehingga perkembangan investasi pada
pasar modal terus mengalami peningkatan yang pesat. Hal tersebut
mengindikasikan bahwa semakin banyak pihak yang membutuhkan media laporan
keuangan dalam pengambilan keputusan investasi maka akan membuat suatu
perusahaan tergerak hatinya untuk menyelesaikan laporan audit dan segera
mempublikasikannya. Berdasarkan uraian Latar belakang yang telah dikemukakan
diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul“Pengaruh
Profitabilitas, Solvabilitas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Audit Report
lag Pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2015-2018”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit report lag pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018
?

3
2. Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap audit report lag pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018
?
3. Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit report lag pada
perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun 2015-2018
?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap audit report
lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun
2015-2018 ?
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap audit report
lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI tahun
2015-2018 ?
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap audit
report lag pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI
tahun 2015-2018 ?

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Investor

Memberikan informasi bagi investor mengenai faktor-faktor yang

dapat memengaruhi audit report lag.

2. Bagi Perusahaan

Memberikan kontribusi bagi pihak manajemen perusahaan dalam

meningkatkan kinerja keuangannya dan memberikan motivasi agar

menyampaikan laporan keuangan tepat pada waktunya.

3. Bagi Peneliti dan Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan

wawasanpeneliti khususnya mengenai pengaruh profitabilitas,

4
solvabilitas dan ukuran perusahaan terhadap audit report lag. Serta

penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan pedoman

bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sejenis.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Kepatuhan


Teori kepatuhan merupakan indikator dalam tingkat moralitas seorang
individu dalam hal menaati peraturan atau prosedur yang berlaku secara umum.
Dalam hal ini teori kepatuhan menekankan pada pentingnya proses sosialisasi
dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu. Harahap (2011)
menyebutkan bahwa kepatuhan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
penciptaan nilai perusahaan sehingga setiap perusahaan harus mematuhi seluruh
aturan yang berlaku seperti kode etik perusahaan, aturan pemerintah,
undangundang dan lain sebagainya. Teori ini mendorong perusahaan untuk
melaporkan keuangannya tepat waktu.Sehubungan dengan ketepatan waktu
pelaporan keuangan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia, maka kepatuhan emiten dalam melaporkan laporan keuangan
merupakan suatu hal yang mutlak dalam memenuhi kepatuhan terhadap prinsip
pengungkapan informasi yang tepat waktu. Hal tersebut sesuai dengan teori
kepatuhan.

2.1.2 Laporan Keuangan


Menurut IAI (2012) definisi laporan keuangan merupakan bagian dari
proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi
neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan
arus dana), catatan dan laporan ini serta materi penjelasan yang merupakan bagian
integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi
tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan
segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Tujuan dari laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012)
yaitu memberikan informasi yang memiliki manfaat untuk para pengguna laporan

6
keuangan yang berkaitan dengan posisi keuangan, kinerja, dan arus kas
perusahaan dan dapat menunjukkan hasil kinerja manajemen dalam mengelola
sumber daya dalam perusahaan. Dalam penyajiannya, laporan keuangan harus
memenuhi empat karakteristik yaitu:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dipahami oleh pemakai. Guna mencapai
maksud ini, diasumsikan pemakai pengetahuan yang memadai tentang
aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari
informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi
kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan ekonomi
pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu,
masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengkoreksi hasil evaluasi
mereka di masa lalu.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya
sebagai penyajian yang tulus atau jujur dari yang seharusnya disajikan atau
yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
4. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat membandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi
dan kinerja keuangan.Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan
keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja
serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu,
pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa
lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan
tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang
berbeda.

7
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan yang dapat digunakan
untuk melihat kondisi keuangan dan menggambarkan kinerja keuangan
suatu perusahaan pada periode akuntansi. Laporan keuangan terdiri dari
laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif
lainnya, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas
laporan keuangan. Laporan keuangan juga merupakan suatu pertimbangan
dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak tertentu. Oleh
sebab itu laporan keuangan yang dibuat harus dapat dimahami, relevan,
andal dan dapat diperbandingkan.

2.1.3 Audit Report Lag


Audit report lag dapat didefinisikan sebagai rentang waktu dalam
menyelesaikan pekerjaan audit hingga tanggal diterbitkannya laporan audit.
Diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan
auditor independen atas audit laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal
tutup buku perusahaan yaitu per 31 Desember sampai tanggal yang tertera pada
laporan auditor independen (Juanita dan Satwiko, 2012).
Menurut Petronila (2007) dalam Lianto dan Kusuma (2010) pemeriksaan
laporan keuangan oleh auditor independen yang bertujuan untuk menilai
kewajaran penyajian laporan keuangan memerlukan waktu yang cukup panjang.
Hal ini disebabkan karena terbatasnya jumlah karyawan yang akan melakukan
audit, banyaknya transaksi yang harus diaudit, kerumitan dari transaksi, dan
pengendalian internal yang kurang baik. Tertundanya penyampaian atau publikasi
laporan keuangan dapat dipengaruhi oleh jangka waktu pelaporan audit (audit
report lag).

Menurut Knechel dan Payne (2001) dalam Indriyani (2012), audit report lag
dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Scheduling lag, yaitu selisih waktu antara tahun penutupan buku
perusahaan dengan dimulainya pekerjaan lapangan auditor.

8
2. Fieldwork lag, yaitu selisih waktu antara dimulainya pekerjaan lapangan
dan saat penyelesaiannya
3. Reporting lag, yaitu selisih waktu antara saat penyelesaian pekerjaan
lapangan dengan tanggal laporan auditor.
Lamanya scheduling lag dapat menunjukkan bahwa manajemen perusahaan
turut andil dalam mempengaruhi jangka waktu audit report lag. Fieldwork lag
dan reporting lag menunjukkan bahwa penyebab audit report lag lainnya
merupakan tanggung jawab auditor sebagai pihak yang melakukan proses
pekerjaan lapangan sampai dengan pembuatan laporan auditor.

2.1.4 Profitabilitas
Prihadi (2012:164) menyatakan bahwa Profitabilitas adalah kemampuan
perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham tertentu. Profitabilitas merupakan salah satu indikator
keberhasilan perusahaan untuk dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi
profitabilitas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba bagi perusahaanya.
Tingkat profitabilitas biasanya diukur dengan menggunakan rasio
profitabilitas. Rasio profitabilitas dapat berupa rasio ROE (Return on common
Equity) atau ROA (Return onAssets). ROE merupakan rasio yang
membandingkan laba bersih dengan ekuitas yang didapatkan perusahaan, yang
berguna untuk mengetahui seberapa banyak keuntungan yang dihasilkan
perusahaan dibanding dengan modal yang telah disetorkan dari para investor.
Sedangkan, ROA merupakan rasio yang membandingkan laba bersih setelah pajak
dengan total aset yang dimiliki perusahaan (Septyani, 2016)

2.1.5. Solvabilitas
Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan di likuidasi. Pada penelitian
ini solvabilitas dapat diketahui dengan cara menggunakan rasio total utang (debt
ratio). Rasio total utang (debt ratio) diukur dengan cara total utang yang ada
dibagi dengan total aset (Septyani, 2016)

9
2.1.6. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diartikan sebagai suatu skala dimana dapat
diklasifikasikan besar kecil perushaan dengan berbagai cara antara laindinyatakan
dalam total aktiva, nilai pasar saham dan lain-lain (Setiawan, 2013). Dalam
penelitian Moduge,et al. (2012), dijelaskan bahwa total aset mencerminkan
seberapa besar kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan serta mencerminkan
ukuran dari perusahaan tersebut. Puspitasari (2012), menyatakan bahwa aset yang
dimiliki perusahaan mempunyai pengaruh negatif terhadap audit report lag,
dimana pengaruh ini ditunjukkan dengan semakin besar nilai aset suatu
perusahaan maka semakin pendek audit report lag.
Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan
perusahaan kecil menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan hukum
yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus miliar, sedangkan perusahaan
besar adalah badan hukum yang total aktivanya di atas seratus miliar. Ukuran
perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan karena semakin
besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil laporan keuangan
yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki banyak sumber
informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan yang baik
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan laporan
keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan keuangan.
(Chrisna, 2014)
Ukuran perusahaan klien dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu
perusahaan kecil, perusahaan menengah, dan perusahaan besar.Berdasarkan
Undang-Undang No.9 tahun 1995, ukuran perusahaan dikelompokkan sebagai
berikut.
1. Perusahaan kecil yaitu perusahaan yang memiliki aset kurang dari
Rp.200.000.000,- diluar tanah dan bangunan
2. Perusahaan menengah yaitu perusahaan yang memiliki aset labih dari
Rp.200.000.000,- dan kurang dari Rp. 5.000.000.000,- diluar tanah dan
bangunan.
3. Perusahaan besar yaitu perusahaan yang memiliki aset lebih dari
Rp.5.000.000.000.

10
Ukuran perusahaan klien dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan, dan
kapitalisasi pasar. Semakin besar total aktiva penjualan dan kapitalisasi pasar
maka semakin besar peusahaan tesebut. Ketiga vaiabel ini digunakan untuk
menentukan ukuran perusahaan karena dapat mewakili seberapa basar perusahaan
tersebut.Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang di tanam,
semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin
besar kapitalisasi pasar semakin besar pula perusahaan dikenal masyarakat. Pada
penelitian ini, ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan total aktiva guna
memudahkan dalam mengelola dan mencari data karena nilai aktiva realatif stabil
dibandingkan dengan nilai perusahaa dan kapitalisasi pasar (Bangun,2014).

2.2 Penelitian Terdahulu


Tabel 1. Ringkasan Penelitian Terdahulu
Peneliti Judul Variabel
No Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian Penelitian
1. Lianto dan Faktor-Faktor Independen : Menunjukkan bahwa
Kusuma yang Profitabilitas, profitabilitas,
(2010). Berpengaruh solvabilitas, solvabilitas, dan umur
terhadap ukuran perusahaan
Audit perusahaan, berpengaruh terhadap
Report Lag. umur audit report lag.
perusahaan dan Sedangkan ukuran
jenis industry. perusahaan dan jenis
Dependen :industri tidak
Audit report lag berpengaruh terhadap
audit report lag.
2. Azizah dan Pengaruh Independen : Secara simultan,
Kumalasari Profitabilitas, Profitabilitas, profitabilitas, rasio
(2012). Rasio rasio hutang, hutang, ukuran
Hutang, ukuran perusahaan, dan jenis
Ukuran perusahaan dan industri berpengaruh
Perusahaan jenis industri signifikan terhadap
dan Jenis perusahaan. audit report lag.
Industri Dependen : Secara parsial,
perusahaan Audit report lag variabel profitabilitas
pada dan ukuran

11
Perusahaan perusahaan
Consumer berpengaruh
Good signifikan terhadap
Industry dan audit report lag
Perusahaan sedangkan variabel
Finance rasio hutang dan jenis
yang industri tidak
Terdaftar di berpengaruh
Bursa Efek signifikan terhadap
Indonesia. audit report lag.
3. Arga Faktor-Faktor Independen : Secara parsial ukuran
Dewangga yang Profitabilitas, perusahaan, opini audit,
dan Herry berpengaruh Solvabilitas, dan umur perusahaan
Laksito terhadap Ukuran berpengaruh terhadap
(2015). Audit Perusahaan, audit report lag.
Report Lag Opini Audit, profitabilitas,
Umur solvabilitas, dan
Perusahaan, spesialisasi industri
Spesialisasi auditor tidak
industri auditor berpengaruh terhadap
Dependen : audit report lag.
Audit Report Secara simultan
Lag memperlihatkan bahwa
keseluruhan variabel
secara serempak
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap
audit report lag.
4. I Putu Pengaruh Independen : Profitabilitas
Sastrawan Profitabilitas, Profitabilitas, Berpengaruh Negatif
Dan Made Solvabilitas, Solvabilitas, Terhadap Audit Report
Yenni Dan Ukuran Dan Ukuran Lag, Solvabilitas
Latrini Perusahaan Perusahaan Berpengaruh Positif
(2016) Terhadap Dependen : Terhadap Audit Report
Audit Report Audit Report Lag Dan Ukuran
Lag Lag Perusahaan Tidak
Pada Berpengaruh Terhadap
Perusahaan Audit Report Lag.
Manufaktur

12
5. Rizal Pengaruh Independen : Profitabilitas
Muhammad profitabilitas, profitabilitas, berpengaruh terhadap
Darmawan solvabilitas solvabilitas dan Audit report lag,
(2018) dan ukuran ukuran solvabilitas tidak
Perusahaan perusahaan. berpengaruh terhadap
terhadap Dependen : audit report lag, ukuran
audit report Audit report lag perusahaan
lag berpengaruh terhadap
(Studi audit report lag.
Empiris
Perusahaan
Retail Trade
yang terdaftar
di Bursa Efek
Indonesia.
Sumber : Data diolah peneliti

2.3 Kerangka Pemikiran


Ketepatan Waktu dalam mempublikasikan Laporan Keuangan merupakan
hal yang sangat penting, karena jika terjadi penundaan atau laporan keuangan
tidak disampaikan tepat pada waktunya maka informasi yang dihasilkan akan
kehilangan relevansinya, sehingga akan berkurang manfat bagi pengguna atau
pihak-pihak yang mempunyai kepentingan didalamnya. Dimana laporan keuangan
itu sendiri merupakan suatu pertimbangan dalam pengambilan keputusan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Oleh sebab itu penyampaian atau
pempublikasian laporan keuangan akan lebih baik jika disampaikan tepat pada
waktunya.

13
Dalam penelitian ini audit report lagdipengaruhi oleh tingkat
profitabilitas, solvabilitas dan ukuran perusahaan pada perusahaan property dan
real estate.

Profitabilitas
(X1)

Solvabilitas                                                       Audit Report Lag


(X2)                                                      (Y)

Ukuran Perusahaan
(X3)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis Penelitian


Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan, profitabilitas juga merupakan salah satu indikator keberhasilan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Tingkat profitabilitas akan mempengaruhi
para investor dalam menanamkan modalnya. Jika tingkat profitabilitas lebih tinggi
maka para investor tidak berfikir panjang untuk menanamkan modalnya pada
suatu perusahaan dan sebaliknya jika tingkat profitabilitas perusahaan rendah
maka para investor akan berfikir dua kali untuk menanamkan modalnya disuatu
perusahaan. Perusahaan yang memperoleh laba lebih tinggi cendrung akan
mempublikasikan laporan keuangannya lebih cepat sehingga audit report lagnya
lebih pendek dibandingkan perusahaan yang mengalami kerugian karena harus
menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik. Yang nantinya akan
dipergunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Penelitian Sastrawan dan
latrini (2016) menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit
report lag. Dewangga dan laksito (2015) menyatakan juga bahwa profitabilitas
berpengaruh negative terhadap audit report lag. Sedangkan menurut Lianto dan
Kusuma (2010) dan Darmawan (2018) Profitabilitas berpengaruh terhadap Audit
report lag.

14
H1: Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap Audit Report Lag

Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala


kewajiban keuangan (finansial)nya pada saat perusahaan dilikuidasi. Tingkat
hutang yang lebih tinggi akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaannya
sehingga memerlukan kecermatan dalam pengauditannya. Tingginya tingkat
hutang juga akan meningkatkan resiko keuangan suatu perusahaan, sehingga
perusahaan yang mengalami kondisi keuangan atau financial yang tidak sehat
cenderung akan melakukan kecurangan untuk menutupi kondisi keuangan
tersebut. Oleh sebab itu semakin besar rasio hutang maka akan semakin lama
audit report lagnya. Penelitian Sastrawan dan latrine (2016) menyatakan bahwa
solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag. Dewangga dan laksito
(2015) menyatakan juga bahwa solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit
report lag. Hal ini bertentangan dengan Darmawan (2018) yang menyatakan
bahwa solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag.

H2: Solvabilitas berpengaruh positif terhadap Audit Report Lag

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar


kecilnya suatu perusahaan, besar kecilnya suatu perusahaan juga dipengaruhi oleh
operasional dan intesitas perusahaan. Semakin besarnilai aset perusahaan maka
akan semakin panjang audit report lagnya. Penelitian Liantodan Kusuma (2010)
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap audit report
lag, dewangga dan laksito (2015) juga menyatakan bahwa ukuran perusahaan
berpengaruh positif terhadap audit report lag. Hal ini bertentangan dengan Lianto
dan Kusuma (2010) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak
berpengaruh terhadap audit report lag.

H3: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Audit Report Lag.

15
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan
kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat yang bertujuan untuk
mengetahui pengeraruh profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan
terhadap audit report lag.

3.2 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif.Data
kuntitatif yaitu data yang berbentuk angka. Sumber data dalam penelitian ini
adalah Data skunder yaitu data-data yang telah tersedia, data yang diperoleh dari
pihak lain yang sebelumnya telah dikumpulkan, diolah dan dipublikasikan,
selanjutnya dilakukan proses analisis dan interpretasi terhadap data-data tersebut
sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono:2014). Data sekunder yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data berupa laporan keuangan tahunan perusahaan
property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2015 -
2018 yang diperoleh dengan mengakses situs www.idx.co.id.

3.3Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Populasi merupakan sekolompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
menjadi perhatian peneliti untuk diselidiki (Sekaran, 2003). Populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia pada tahun 2015 - 2018 sebanyak 73 perusahaan.

3.3.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013:118).Teknik pengambilan sampel dilakukan
secara purposive sampilng dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang

16
representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Adapun kriteria yang
digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Kriteria Pemilihan Sampel


No Kriteria Jumlah
PerusahaanpropertydanrealestateyangterdaftardiBursaEfe
1. 47
kIndonesia padatahun2015-2018.
Perusahaan property dan real estate yang tidak
2. menerbitkan laporan keuangan secara konsisten pada (9)
tahun 2015-2018.
Perusahaanpropertydanrealestateyangmelaporkanrugipad
3. (2)
atahun2015-2018.
Jumlah sampel 36
Jumlah sampel dengan 4 tahun pengamatan 144
Sumber : www.idx.co.id, annual report yang telah diolah
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan diatas, maka jumlah sampel
yang dapat memenuhi kriteria tersebut adalah sebanyak 36 sampel.Periode
penelitian 2015-2018 adalah 4 tahun sehingga jumlah sampelnya adalah sebanyak
144 sampel.

3.4 Operasionalisasi Variabel


3.4.1 Variabel Independen (X)
Variabel independen yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain.
Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu sebagai berikut:
1. Profitabilitas
Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan
laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2008).
Rumus Profitabilitas:

ROA = Laba Bersih Setelah Pajak


Total Aktiva

2. Solvabilitas

17
Solvabilitas merupakan gambaran kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini diukur dengan
membandingkan total utang dengan total aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan
sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva.
Rumus Solvabilitas:

Debt Ratio = Total Hutang


Total Aktiva
Sumber : Septyani (2016)

3. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan adalah besar kecilnya suatu perusahaan yang
ditunjukkan dari total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata penjualan, dan rata-rata
total aktiva. Ukuran besar atau kecilnya perusahaan dihitung dengan
menggunakan logaritma natural dari total aset. Semakin besar jumlah aset
perusahaan, maka semakin besar ukuran perusahaan.(Tiono dan Jogi. 2013).

Ukuran Perusahaan = Logaritma Natural Total Asset

3.4.2 Variabel Dependen (Y)


Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit report lag yang diukur
berdasarkan hari. Menurut Subekti dan Widiyanti (2004) dalam Lianto dan
Kusuma (2010) menyatakan bahwa audit report lagadalah rentang waktu
penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan
lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor independen atas
audit laporan keuangan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu 31
Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen.
Variabel ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari yang dihitung dari
jangka waktu penyelesaian audit terhadap laporan keuangan (berdasarkan
perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal opini audit
diterbitkan). Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
rasio.

18
Audit Report Lag = Tanggal Laporan Audit –Tanggal Laporan Keuangan
Sumber: Lianto dan Kusuma (2010)

3.4 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi non participant yaitu observasi yang dilakukan tanpa
melibatkan diri atau menjadi bagian dari lingkungan sosial atau perusahaan dan
hanya sebagai pengumpul data (Sugiyono, 2014:204). Pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan cara membaca, mengamati, mencatat serta
mempelajari uraian dari beberapa buku-buku, karya ilmiah berupa skripsi, jurnal-
jurnal serta mengakses situs internet yang relevan sesuai dengan kebutuhan
penelitian.

3.5. Metode Analisis Data


3.5.1 Analisis Regresi Berganda
Regresi berganda ini merupakan alat analisis yang digunakan untuk
mengukur pengaruh lebih dari satu variabel independen terhadap variabel
dependen. Model regresi berganda (multiple regression) untuk melihat seberapa
besar pengaruh profitabilitas, solvabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap audit
report lag.
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
Keterangan :
Y = Audit report lag
a = Bilangan konstanta
b= Koefisien regresi
X1 = Profitabilitas
X2 = Solvabilitas
X3 = Ukuran Perusahaan
e = Tingkat kesalahan (Error)

1.5.2. Uji Statistik t

19
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas (independen) secara individual dalam menerangkan variasi variabel
dependen (Ghozali, 2013). Kriteria yang digunakan untuk menentukan ada atau
tidaknya pengaruh yang signifikan yaitu didasari oleh:
1. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 5% maka Ha diterima, yang
berartimenunjukkan bahwa variabel independen secara individual
berpengaruh terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi lebih besar sama dengan 5%, maka Ha ditolak,
yang berarti menunjukkan bahwa variabel independen secara
individual tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

20

Anda mungkin juga menyukai