BAB 1
PENDAHULUAN
1.4.3 Penulis
Memperoleh pengalaman dalam mendeskripsikan prosedur dalam
mengurangi rasa nyeri terhadap pasien persalinan kala I fase aktif dengan
teknik massage effleurage.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Persalinan
2.1.1 Definisi Persalinan
1. Passanger (Penumpang)
Passenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir,
maka plasenta dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang
menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan
5
pada kehamilan normal (Sumarah et al, 2009).
2. Passageway (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina). Lapisan-lapisan otot
dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi meskipun itu jaringan
lunak, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan.
Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang
relatif kaku. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul perlu
diperhatikan sebelum persalinan dimulai (Sumarah et al, 2009).
3. Power (Kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah his, kontraksi
otot-oto perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen. Kekuatan
primer yang diperlukan dalam persalinan adalah his yaitu kontraksi
otot-otot rahim, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga
meneran ibu (Rohani et al, 2011).
4. Position (Posisi Ibu)
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.
Menurut Melzack, dkk tahun 1991 dalam Bobak (2012) mengubah
posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan
memperbaiki sirkulasi. Posisi yang baik dalam persalinan yaitu posisi
tegak yang meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok. Posisi
tegak dapat memberikan sejumlah keuntungan, hal itu dikarenakan
posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi membantu penurunan janin,
dapat mengurangi insiden penekanan tali pusat, mengurangi tekanan
pada pembuluh darah ibu dan mencegah kompresi pembuluh darah
serta posisi tegak dapat membuat kerja otot-otot abdomen lebih sinkron
(saling menguatkan) dengan rahim saat ibu mengedan (Bobak, 2012).
5. Psychologic Respons (Psikologis)
Psikologis adalah bagian yang krusial saat persalinan, ditandai dengan
cemas atau menurunnya kemampuan ibu karena ketakutan untuk
mengatasi nyeri persalinan. Respon fisik terhadap kecemasan atau
ketakutan ibu yaitu dikeluarkannya hormon katekolamin. Hormon
tersebut menghambat kontraksi uterus dan aliran darah plasenta
(Manurung, 2011).
Faktor psikologis tersebut meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Melibatkan psikologis ibu, emosi, dan persiapan intelektual;
b. Pengalaman melahirkan bayi sebelumnya;
c. Kebiasaan adat;
d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu (Rohani et al,
2011).
b. Fase Aktif
Merupakan periode waktu dari awal kemajuan aktif pembukaan
menjadi komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada
umumnya dimulai dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung
selama 6 jam. Penurunan bagian presentasi janin yang progresif
terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala dua persalinan. Fase
aktif dibagi dalam 3 fase, antara lain :
1) Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm
menjadi 4 cm;
2) Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat
cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm;
3) Fase deselerasi, yaitu pembukaan menjadi lamban kembali
dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi lengkap.
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Menurut Prawirohardjo (2012), beberapa tanda dan gejala persalinan
kala II yaitu :
a. Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi;
b. Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya;
c. Perineum terlihat menonjol;
d. Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka;
e. Peningkatan pengeluaran lendir darah.
Pada kala II his terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek timbul
rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air
besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai
terlihat, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his
mengedan yang terpimpin akan lahir kepala dengan diikuti seluruh
atas sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.
Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira
100-200 cc (Mochtar, 2012).
4. Kala IV
Kala pengawasan selama 2 jam setelah plasenta lahir untuk mengamati
keadaan ibu terutama bahaya perdarahan postpartum. Perdarahan
dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400 cc sampai
500 cc.
Observasi yang harus dilakukan pada kala IV antara lain :
a. Intensitas kesadaran penderita;
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi dan pernafasan;
c. Kontraksi uterus;
d. Terjadinya perdarahan jenis persalinan yang aman dilakukan jenis
persalinan yang aman tentu menjadi pertimbangan untuk ibu hamil
tua, apalagi bagi mereka yang menginginkan untuk persalinan
normal (Prawirohardjo, 2012).
2.1.4 Patofisiologi
akan lebih kuat. Berikan penjelasan juga mengenai tanda pasti persalinan,
kapan ibu harus ke fasilitas kesehatan serta komplikasi yang mungkin
terjadi kepada ibu dan bayi selama proses persalinan normal berlangsung
(Meliyana, 2017).
2.1.6 Komplikasi
Komplikasi persalinan merupakan keadaan penyimpangan dari normal,
yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun
bayi karena gangguan akibat (langsung) dari persalinan. Diantaranya adalah
:
1. Ketuban pecah dini;
2. Partus preterm;
3. Prolaps tali pusat;
4. Distosia atau kelainan presentasi janin;
5. Vasa previa;
6. Kehamilan postmatur;
7. Persalinan disfungsional;
8. Rupture uterus;
9. Plasenta akreta;
10. Perdarahan pasca post partum dini (Irmayanti, 2011).
5. Sistem Perkemihan
Kandung kemih oedema dan sensitivitasnya menurun sehingga
mengakibatkan over distention.
6. Sistem Reproduksi
Involusio uteri terjadi segera setelah bayi lahir dan prosesnya cepat
setelah melahirkan yang terdiri dari :
a. 1 - 3 hari tinggi fundus uteri teraba 3 jari di bawah umbilicus.
b. 3 - 7 hari tinggi fundus uteri teraba 1 jari di atas simpisis pubis.
c. 7 - 9 hari tinggi fundus uteri tidak teraba.
d. Setelah melahirkan uterus membersihkan dirinya dengan debris
yaitu pengeluaran lochea, dimana lochea rubra hari ke 1-3
berwarna merah dan hitarn, terdiri dari sel desidua, verniserosa,
rambut lanuga, sisa mekonium, sisa darah, hari ke 3 - 7 lochea
sanguinolenta berwarna putih campur merah kecoklatan, lochea
serosa pada hari 7-14 berwarna merah kekuningan, sedangkan
lochea alba setelah hari ke-14 berwarna putih.
e. Akibat persalinan rnenyebabkan oederna dan luka pada dinding
vagina dan akan kembali normal pada minggu ketiga, perubahan
pada serviks, setelah persalinan teraba lembek dan ada kalanya
miring sebelah, beberapa hari setelah melahirkan, ostium menutup
secara spontan.
f. Sistem endokrin. Mengalami perubahan secara tiba-tiba dalam kala
IV.
g. Persalinan. Setelah plasenta lahir terjadi penurunan estrogen dan
progesterone. Prolaktin menurun pada wanita yang tidak meneteki
bayinya dan akan meningkat pada wanita yang meneteki.
Menstruasi biasanya terjadi setelah 12 minggu post partum pada
ibu yang tidak menyusui dan 36 minggu pada ibu yang rnenyusui.
17
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
17
Menurut Potter dan Perry (2010), ada beberapa cara untuk mengetahui
akibat nyeri, salah satunya menggunakan Visual Analog Scale (VAS). VAS
adalah cara yang paling banyak digunakan untuk menilai nyeri. Rentang nyeri
diwakili sebagai garis sepanjang 10 cm, dengan atau tanpa tanda pada tiap
centimeter. Tanda pada kedua ujung garis ini dapat berupa angka atau peryataan
deskriptif. Ujung yang satu mewakili tidak ada nyeri, sedangkan ujung yang
lain mewakili rasa nyeri terparah yang mungkin terjadi.
(Gambar 2.2 Visual Analog Scale / VAS Sumber : Potter & Perry (2012))
Keterangan :
1.1 : Tidak nyeri;
1-3 : Nyeri ringan (secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik);
4-6 : Nyeri sedang (secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat
menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah
dengan baik);
7-9 : Nyeri berat terkontrol (secara obyektif klien terkadang tidak dapat
mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan
lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih
posisi nafas panjang dan distraksi);
10 : Nyeri berat tidak terkontrol (pasien sudah tidak mampu lagi
berkomunikasi, memukul).
Wong Baker FACES pain rating scale, skala ini terdiri enam wajah yang
menggambarkan wajah dari wajah yang sedang tersenyum hal ini tidak
menunjukan adanya nyeri, kemudian secara berintensitas menunjukan wajah
yang kurang bahagia, wajah sangat sedih sampai wajah yang ketakutan hal ini
menunjukkan nyeri yang sangat hebat (Price & Wilson, 2012).
Keterangan :
0 = Ekspresi rileks, tidak merasa nyeri;
1 = Sedikit nyeri;
2 = Cukup nyeri;
3 = Lumayan nyeri;
4 = Sangat nyeri;
5 = Amat sangat nyeri (tak tertahankan).
2.3.1 Pengkajian
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan menggunakan
analgetik
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
DS D. 0057 Keletihan L. 05046 Setelah dilakukan asuhan I. 12362 Observasi
- Klien merasa kurang tenaga berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 jam - Identifikasi kesiapan dan
- Klien mengeluh lelah kondisi psikologis diharapkan tingkat keletihan kemampuan menerima
menurun. Dengan kriteria hasil : informasi
- Verbalisasi kepulihan
DO energy meningkat Terapeutik
- Klien tampak tidak mampu - Tenaga meningkat - Sediakan materi dan media
mempertahankan aktivitas rutin - Kemampuan melakukan pengaturan aktivitas dan
- Klien tampak lesu aktivitas rutin meningkat istirahat
Edukasi
- Jelaskan pentingnya
melakukan aktivitas
fisik/olahraga secara rutin
- Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok, aktivitas
bermain atau aktivitas
lainnya
- Anjurkan menyusun jadwal
aktivitas dan istirahat
- Ajarkan cara
mengidentifikasi kebutuhan
istirahat (mis. kelelahan,
sesak napas saat aktivitas)
- Ajarkan cara
mengidentifikasi target dan
jenis aktivitas sesuai
kemampuan
2.4.1 Pengertian
2.4.2 Jenis-Jenis
2.4.3 Tujuan
2.4.4 Manfaat
BAB 3
METODE STUDY
2. Kriteria eksklusi :
a. Pasien yang menolak dan melanjutkan perlakuan sebelum mencapai 3
hari perawatan.
b. Pasien post partum.
c. Pasien meninggal/pulang.
36
Kriteria Inklusi Ekslusi
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
38
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
dua tahapan fase secara signifikan
aktif persalinan pada kala I fase
sebagai berikut : aktif (1.963 vs
pembukaan serviks 5 2.718, p=0.0001-
cm dan pembukaan 2.311 vs 3.720,
serviks 8 cm. p=0,0001).
Partisipan penelitian
ini pada kelompok
ekperimen berjumlah
30 orang diberikan
perlakuan massage
selama 15 menit dan
kemudian intensitas
dan durasi nyeri
direkam dan diulang
pada pembukaan 8
cm pada pasien
pertama.
Pada kelompok
kedua kelompok
kontrol, intensitas
basal dan durasi
nyeri pada
pembukaan serviks 5
cm dan 8 cm.
Direkam dengan
Visual Analog Scale
(VAS).
2. Pengaruh Sri Lestari dan Nita Tujuan Jenis penelitian Tingkat nyeri pada Massage effleurage
massage Apriyani/2019/Indonesia/ penelitian ini quasi eksperimental pasien kala I fase efektif menurunkan
effleurage Populasi dalam penelitian adalah untuk dengan aktif persalinan nyeri kala 1 fase aktif
terhadap ini adalah semua pasien mengetahui menggunakan sebelum dilakukan persalinan.
perubahan tingkat yang akan melahirkan pengaruh rancangan penelitian massage berada
nyeri pada pasien pada bulan Maret yang massage pre and post test pada kategori nyeri
kala 1 fase aktif berjumlah 42 orang dan effleurage without control. berat yaitu 30
persalinan. metode pengambilan terhadap Populasi berjumlah responden (78,9%).
39
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
sampel menggunakan perubahan 42 orang dan sampel Tingkat nyeri pada
purposive sampling tingkat nyeri 38 orang. Responden pasien kala I fase
sebanyak 38 orang/Jurnal kala 1 fase di wilayah kerja aktif persalinan
Keperawatan Vol. 10 No. aktif persalinan Puskesmas Plered setelah dilakukan
1 Tahun 2019/ Jurnal di Wilayah Kabupaten Cirebon. massage
Keperawatan Indonesia Kerja Pengumpulan data mengalami nyeri
(http://dx.doi.org/10.3816 Puskesmas dengan teknik sedang yaitu 22
5/jk) Plered wawancara, responden (57,9%).
Kabupaten Instrumen penelitian Terdapat perbedaan
Cirebon Tahun dengan skala nyeri rata-rata tingkat
2018. numerik atau nyeri pada pasien
Numerical Rating kala I fase aktif
Scale (NRS). persalinan sebelum
massage effleurage,
Massage eflleurage maka massage
dilakukan selama 20 effleurage efektif
menit setiap jam menurunkan nyeri
selama persalinan. pada pasien kala I
Hasil penelitian ini fase aktif
sesuai dengan gate persalinan.
control teori yaitu
bahwa serabut nyeri
membawa stimulasi
nyeri ke otak lebih
kecil dan perjalanan
sensasinya lebih
lambat daripada
serabut yang luas
dan sensasinya
berjalan lebih cepat.
3. Pengaruh Riris Sitorus, Nining Untuk Jenis penelitian ini Berdasarkan tabel 4 Kesimpulan pada
massage Pelawati dan Grace Erlyn mengetahui adalah Quasy pengaruh massage penelitian ini adalah
efflurage terhadap D.S/2020/Indonesia/Popul pengaruh eksperiment dengan effleurage terhadap ada pengaruh
intensitas nyeri asi penelitian ini adalah massage design one group penurunan massage efflurage
persalinan dan seluruh ibu hamil di efflurage pretestpostest. intensitas nyeri terhadap penurunan
pembukaan jalan Klinik Bersalin Nining terhadap Berdasarkan table 2 persalinan dan intensitas nyeri
40
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
lahir fase aktif. Kabupaten Deli Serdang. intensitas nyeri dapat pembukaan jalan persalinan di Klinik
Pengambilan sampel persalinan dan diidentifikasikan lahir fase aktif Bersalin Nining
dengan teknik accidental pembukaan perbedaaan skala disimpulkan Pelawati Tahun 2020
sampling (kebetulan ada) jalan lahir fase nyeri persalinan menggunakan uji dengan p-value
dan sesuai dengan kriteria aktif. sebelum diberikan statistik paired t 0,001.
inklusi yang telah dibuat massage effleurage test pada skala Dari temuan ini
peneliti sebanyak 18 dengan nilai mean nyeri sebelum dan maka disarankan
orang. Waktu penelitian 5,80 dan standar sesudah diberikan kepada ibu
dimulai dari bulan april deviasi 1,398, nilai massage effleurage Primigravida untuk
sampai agustus minimum 4, nilai dengan nilai p meningkatkan
2020/Jurnal Riset Hesti maximum 8. value 0,001 pengetahuan terkait
Medan Akper Kesdam I Hasil penelitian <a=0,05. Secara nyeri persalinan kala
BB Medan, Vol. 5, No. 2, menunjukkan bahwa statistik terdapat I dan penanganan
Desember 2020/ Jurnal daria 18 responden pengaruh massage nyeri selama
Keperawatan Indonesia dengan mean effleurage terhadap persalinan kala 1
(http://jurnal.kesdammeda sebelum dilakukan intensitas nyeri salah satunya melalui
n.ac.id/index.php/jurhesti) intervensi pada persalinan kala I metode massage
persalinan kala I fase fase aktif. effleurage.
aktif adalah 5,80 dan Bagi pelayanan
standar deviasi 1,398 kesehatan untuk
dengan kejadian dapat menerapkan
nyeri sedang 61,1% massage effluerage
dan nyeri berat dalam asuhan
38,9%. Setelah kebidanan pada ibu
intervensi meannya bersalin kala I fase
adalah 3,80 dan aktif untuk
standar deviasi 1,814 menurunkan nyeri
dengan kejadian saat proses
nyeri ringan 50%, pembukaan jalan
nyeri sedang 38,9% lahir.
dan nyeri berat
11,1%.
4. Massage Sri Penelitian ini Penelitian ini Tingkat nyeri kala I Pemberian massage
effleurage Handayani/2016/Indonesi bertujuan menggunakan fase aktif sebelum effleurage terhadap
terhadap tingkat a/Teknik pengambilan untuk metoda kuantitatif dilakukan massage ibu inpartum kala I
41
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
nyeri kala 1 fase sampel adalah mengetahui eksperimental, effleurage 15 fase aktif ,
aktif. nonprobability sampling tingkat nyeri dengan responden (53,6%) berpengaruh
yaitu sampling dan kala 1 fase menggunakan mengalami tingkat signifikan terhadap
kriteria yang ditetapkan aktif sebelum pendekatan One nyeri sedang dan 12 tingkat nyeri ibu
peneliti. Jumlah sampel dan sesudah group pretest- responden (39,3%) inpartum kala I fase
dalam penelitian ini 28 dilakukan postest design. mengalami nyeri aktif, dengan nilai
orang/Jurnal Stikes massage Teknik pengambilan berat, serta 2 p<0,05.
Yogyakarta/Semantic effleurage, sampel yang responden (7,1%)
Scholar serta digunakan adalah yang mengalami
(http://luluvikar.wordpres perubahan nonprobability tingkat nyeri ringan
s.com/2009/08/26/perseps tingkat nyeri sampling yaitu pada anggka 1 dan
i-ibu-tentang-metode- sebelum dan sampling dengan 2.
massage) sesudah kriteria yang Tingkat nyeri kala I
diberikan ditetapkan peneliti. fase aktif sesudah
tindakan Jumlah sampel dilakukan massage
massage dalam penelitian ini effleurage : 2
effleurage di 28 orang. responden (7,1%)
BP/RB Mareta Nyeri yang nyeri ringan, 14
Husada dirasakan responden (50,0%)
Srandakan dipengaruhi oleh mengalami tingkat
Bantul. faktor seperti nyeri sedang dan 2
kecemasan dan responden (7,1%)
ketakutan, mengalami tingkat
pengalaman nyeri nyeri berat.
yang lalu, persiapan Terdapat perubahan
persalinan, sistem nyeri pada kala I
pendukung fase aktif , yaitu
responden. sebelumnya ada 15
Pendidikan juga responden (53,2%)
sangat berperan menjadi 14
penting terhadap responden (50%)
pengetahuan dan dengan nyeri
persepsi terhadap tingkat sedang dan
nyeri ibu saat 12 responden
bersalin. (39,3%) dengan
Massage effleurage nyeri berat menjadi
42
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
dilakukan denga 2 responden dengan
tindakan mengusap nyeri berat (7,1%).
abdomen secara
perlahan, seirama
dengan pernafasan
kontraksi untuk
mengalihkan
perhatian ibu.
5. Pengaruh teknik Suriani, Ela Nuraini dan Untuk Jenis penelitian yang Penelitian ini sesuai Berdasarkan hasil
massage back Nurul Aini mengetahui dipakai dalam dengan pendapat penelitian dapat
effleurage Siagian/2019/Indonesia/P pengaruh penelitian ini adalah Sri Rejeki (2013), disimpulkan ada
terhadap opulasi dalam penelitian teknik analitik kuantitatif bahwa rentang pengaruh yang
pengurangan rasa ini adalah seluruh ibu massage back dengan design nyeri yang sebelum signifikan antara
nyeri persalinan hamil yang memasuki effleurage penelitian Quasy dilakukannya suatu teknik massage back
kala I fase aktif di Trimester III, dengan terhadap Eksperiment. tindakan adalah 9- effleurage terhadap
klinik bersalin jumlah sampel 25 pengurangan Penelitian ini 10 sebanyak 13 pengurangan rasa
Kurnia kecamatan responden menggunakan rasa nyeri dilakukan di Klinik responden nyeri persalinan kala
Delitua kabupaten teknik total persalinan kala Bersalin Kurnia (54,2%) , pada I.
Deli Serdang. sampling/Jurnal I fase aktif di Kecamatan Deli Tua skala 7-8 sebanyak
Penelitian Keperawatan klinik bersalin Kabupaten Deli 11 responden
Medik Vol. 2 No. Kurnia Serdang dan (45,8%). Hal ini
1/Semantic Scholar kecamatan dilaksanakan pada dapat diartikan
(http://ejournal.delihusada Delitua bulan maret sampai bahwa nyeri yang
.ac.id/index.php/JPKM) kabupaten Deli mei. Populasi dalam paling banyak
Serdang. penelitian ini adalah dialami ibu bersalin
seluruh ibu hamil sebelum dilakukan
yang memasuki tindakan
trimester III dengan merupakan nyeri
jumlah sampel 25 berat hingga nyeri
responden tak tertahankan.
menggunakan teknik Setelah dilakukan
total sampling. teknik back
Berdasarkan hasil massage effleurage
penelitian terjadi penurunan
didapatkan nyeri berat menjadi
responden termuda nyeri sedang
43
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
adalah 18 tahun dan sebanyak 18
usia tertua 32 tahun. responden (75%)
Berdasarkan hasil pada skala 3-6.
penelitian
didapatkan paritas
ibu yang primipara
(kehamilan pertama)
sebanyak 11 orang
(44%) dan ibu
multipara (sudah
berulang) sebanyak
14 orang (56%).
44
Poltekkes Kemenkes Bengkulu
45
ujung ekstrim juga digunakan pada skala ini, sama seperti pada VAS.
Verbal rating scale dapat berupa skala tingkatan nyeri maupun skala
pengurangan nyeri. Skala numerik verbal ini lebih bermanfaat pada periode
pascabedah, karena tidak terlalu mengandalkan koordinasi visual dan
motorik. Skala verbal menggunakan kata-kata dan bukan garis atau angka
untuk menggambarkan tingkat nyeri.
Numeric Pain Rating Scale (NPS) dianggap sederhana dan mudah
dimengerti. NPS lebih sederhana daripada VAS terutama untuk menilai
nyeri akut, namun kekurangannya adalah tidak memungkinkan untuk
membedakan tingkat nyeri dengan lebih teliti. Jika VAS lebih cocok untuk
mengukur intensitas nyeri dan efek terapi pada penelitian karena mampu
membedakan efek terapi secara sensitif maka NPS lebih cocok dipakai
dalam praktek sehari-hari karena lebih sederhana.
McGill Pain Questionnaire (MPQ) Terdiri dari empat bagian: (1)
gambar nyeri, (2) indeks terkait nyeri, (3) pertanyaan-pertanyaan mengenai
nyeri terdahulu dan lokasinya; dan (4) indeks intensitas nyeri yang dialami
saat ini. Indeks terkait nyeri terdiri dari 78 kata sifat/ajektif, yang dibagi ke
dalam 20 kelompok. Setiap set mengandung sekitar 6 kata yang
menggambarkan kualitas nyeri yang makin meningkat. Kelompok 1 sampai
10 menggambarkan kualitas sensorik nyeri (misalnya, waktu/temporal,
lokasi/spatial, suhu/thermal). Kelompok 11 sampai 15 menggambarkan
kualitas efektif nyeri (misalnya stres, takut, sifat-sifat otonom). Kelompok
16 menggambarkan dimensi evaluasi dan kelompok 17 sampai 20 untuk
keterangan lain-lain dan mencakup kata-kata spesifik untuk kondisi tertentu.
Penilaian menggunakan angka diberikan untuk setiap kata sifat dan
kemudian dengan menjumlahkan semua angka berdasarkan pilihan kata
pasien maka akan diperoleh angka total.
Wong Baker Faces Pain Rating Scale cocok digunakan pada pasien
dewasa dan anak > 3 tahun yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka. Terdiri dari empat bagian: (1) gambar nyeri, (2)
indeks terkait nyeri, (3) pertanyaan-pertanyaan mengenai nyeri terdahulu
dan lokasinya; dan (4) indeks intensitas nyeri yang dialami saat ini. Indeks
terkait nyeri terdiri dari 78 kata sifat/ajektif, yang dibagi ke dalam 20
kelompok. Setiap set mengandung sekitar 6 kata yang menggambarkan
kualitas nyeri yang makin meningkat. Kelompok 1 sampai 10
menggambarkan kualitas sensorik nyeri (misalnya, waktu/temporal,
lokasi/spatial, suhu/ thermal). Kelompok 11 sampai 15 menggambarkan
kualitas efektif nyeri (misalnya stres, takut, sifat-sifat otonom). Kelompok
16 menggambarkan dimensi evaluasi dan kelompok 17 sampai 20 untuk
keterangan lain-lain dan mencakup kata-kata spesifik untuk kondisi tertentu.
Metode yang sangat efektif dalam menanggulangi nyeri adalah dengan
memberikan tindakan massage effleurage yang merupakan salah satu
metode non farmakologi dikemukakan oleh Melzak dan Wall. Massage
effleurage merupakan analgesia psikologi yang dilakukan sejak awal
bersalin (inpartu), yang dapat 125 menimbulkan reaksi relaksasi. Massage
effleurage adalah pemberian tindakan stimulasi kuteneus, tindakan ini
hampir sama dengan tindakan pemberian aroma terapi, hipnotis, akupuntur
dan yoga (Gadysa, 2009 dan Mander, 2003).
Perawat memainkan peran penting dalam menurunkan nyeri
persalinan kala I fase aktif melalui massage effeleurage dan
menginstruksikan suami ataupun keluarga pasien mengenai praktik yang
dapat meredakan rasa nyeri untuk mengurangi ketidaknyamanan.
4.3 Pembahasan
Penatalaksanaan persalinan yang baik, dapat dengan mengupayakan
persalinan yang berlangsung tidak lama, atau tidak melampaui waktu yang
seharusnya, disertai dengan rasa nyeri yang dapat ditoleransi ibu saat proses
persalinan. Sebagian ibu, selama proses persalinan merasakan waktu persalinan
yang panjang atau waktu yang lebih lama dari yang seharusnya, dan dirasakan
nyeri yang hebat. Sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri, dan 7-
14% saat bersalin tanpa rasa nyeri, (Prawirohardjo, 2007).
berjalan ke otak dan menutup pintu gerbang dalam otak, serta terjadi
pembatasan intensitas nyeri di otak. Massage effluurage mempunyai distraksi
yang dapat meningkatkan pembentukan endorphin dalam sistem kontrol
desenden, sehingga dapat membuat responden lebih nyaman, karena relaksasi
otot. Studi ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Mons Dragon dalam
Gadysa (2009).
BAB 5
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran