Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN MANAJEMEN

“PROSES TIMBANG TERIMA KEPERAWATAN”

Dosen Pengampu: Mita. S. Kep., M. Kep

Disusun Oleh:
1. Fransiska Tania (I1031161028)
2. Mohlisin (I10311610--)
3. Muhammad Zakariyya (I1031161038)
4. Hanisah Nurbaiti (I1031161023)
5. Nur Lutfiati (I10311610--)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini berjudul “Proses Timbang Terima Keperawatan”
disusun sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Manajemen, Fakultas
Kedokteran, Universitas Tanjungpura.

Penulisan makalah ini, penyusun banyak mendapat bantuan dari berbagai


pihak. Oleh sebab itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Mita. S.Kep., M. Kep selaku dosen pembimbing mata kuliah Keperawatan


Manajemen
2. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan agar makalah ini lebih
baik lagi untuk dijadikan pembelajaran yang bermanfaat.

Pontianak, Maret 2020

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................... iii
BAB I...................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN.................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................... 2
C. Tujuan......................................................................................................................... 3
D. Metode Penulisan........................................................................................................ 3
BAB II.................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................... 4
A. Definisi Timbang Terima Keperawatan.......................................................................4
B. Tujuan Timbang Terima Keperawatan........................................................................4
C. Langkah-Langkah Dalam Timbang Terima Keperawatan............................................4
D. Prosedur Dalam Timbang Terima Keperawatan..........................................................4
E. Metode Dalam Timbang Terima Keperawatan...........................................................4
F. Faktor-Faktor Dalam Timbang Terima Keperawatan..................................................4
G. Efek Timbang Terima dalam Shif Jaga Keperawatan..................................................4
H. Dokumentasi dalam Timbang Terima..........................................................................4
I. Skema Timbang Terima.............................................................................................. 4
J. Evaluasi dalam Timbang Terima.................................................................................4
BAB III................................................................................................................................... 5
PENUTUP.............................................................................................................................. 5
A. Kesimpulan................................................................................................................. 5
B. Saran........................................................................................................................... 5
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 6

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memiliki peranan penting
dalam upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit yang menjadi
penghasil terbesar dalam mencerminkan mutu pelayanan kesehatan
(Harmatiwi, Sumaryani, & Rosa, 2017). Perawat sebagai pelaksana
profesional pelayanan keperawatan dituntut untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang bermutu sesuai dengan kompetensi dan kewenangan yang
dimiliki (Rohayani & Banuwati, 2015). Banyak hal yang dapat dilakukan
sebagai upaya untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan
keperawatan salah satunya dengan timbang terima keperawatan.
Menurut Nursalam (2011) definisi timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan klien, timbang terima merupakan kegiatan yang harus dilakukan
sebelum pergantian dinas. Pada saat operan antar perawat, diperlukan suatu
komunikasi yang jelas tentang kebutuhan pasien, intervensi yang sudah dan
yang belum dilaksanakan, serta respons yang terjadi pada pasien. Perawat
melakukan operan bersama dengan perawat lainnya dengan cara berkeliling ke
setiap pasien dan menyampaikan kondisi pasien secara akurat di dekat pasien.
Cara ini akan lebih efektif dari pada harus menghabiskan waktu orang lain
sekedar untuk membaca dokumentasi yang telah kita buat, selain itu juga akan
membantu perawat dalam menerima operan secara nyata (Nursalam, 2011).
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan pembahasan
labih lanjut mengenai proses timbang terima keperawatan. Hal ini tentunya
bertujuan untuk memberikan pemahaman atau penjelasan secara terperinci
mengenai proses timbang terima dalam bidang keperawatan.

1
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian timbang terima keperawatan ?
2. Apa tujuan timbang terima keperawatan ?
3. Apa langkah-langkah dalam timbang terima keperawatan ?
4. Bagaimana proses timbang terima keperawatan ?
5. Bagaimana prosedur timbang terima keperawatan?
6. Bagaimana metode timbang terima keperawatan?
7. Apa faktor-faktor dalam timbang terima keperawatan?
8. Bagaimana efek timbang terima dalam shif jaga ?
9. Bagaimana dokumentasi dalam timbang terima keperawatan ?
10. Bagaimana skema timbang terima keperawatan ?
11. Bagaimana evaluasi dalam timbang terima keperawatan ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengembangkan kemampuan dan dan pola pikir mahasiswa agar dapat
mengetahui pentingnya melakukan timbang terima dalam praktik
pelayanan kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian timbang terima keperawatan;
b. Mengetahui apa tujuan timbang terima keperawatan;
c. Mengetahui langkah-langkah dalam timbang terima keperawatan;
d. Mengetahui proses timbang terima keperawatan;
e. Mengetahui bagaimana metode dalam timbang terima keperawatan;
f. Mengetahui bagaimana faktor-faktor dalam timbang terima
keperawatan;
g. Mengetahui bagaimana efek timbang terima dalam shif jaga;
h. Mengetahui bagaimana dokumentasi dalam timbang terima
keperawatan;
i. Mengetahui skema timbang terima keperawatan;
j. Mengetahui bagaimana evaluasi dalam timbang terima keperawatan.
3

D. Metode Penulisan
Metode penulisan pada makalah ini menggunakan metode pustaka yaitu
metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan dari pustaka
dan berhubungan dengan tema yang diambil baik berupa buku maupun jurnal
yang terkait.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Timbang Terima Keperawatan


Timbang terima merupakan teknik menyampaikan dan menerima
informasi yang berkaitan dengan kondisi klien. Timbang terima harus
dilakukan efektif dengan menjelaskan secara singkat, jelas dan lengkap
tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah maupun
belum dilakukan serta perkembangan klien pada saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna (Nursalam, 2016).

Timbang terima (handover) merupakan bentuk komunikasi perawat


dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Timbang terima pasien
dirancang sebagai salah satu metode komunikasi yang relevan pada tim
perawat setiap pergantian shift, sebagai petunjuk praktik memberikan
informasi mengenai kondisi pasien, tujuan pengobatan, rencana perawatan
serta menentukan prioritas pelayanan, (Bassie, L, 2013).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa timbang terima adalah bentuk


komunikasi perawat tentang tindakan mandiri perawat maupun tindakan
kolaboratif yang sudah maupun belum dilakukan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer ke
perawat penanggung jawab dinas sore atau dinas malam secara tulisan dan
lisan. Timbang terima di Ruang X saat ini untuk sif malam ke sif pagi telah
dilaksanakan. Sementara itu sif pagi ke sif siang dan sif sore ke malam
timbang terima dilakukan hanya sebatas laporan jaga saja sambil berkeliling
ke pasien. Kegiatan timbang terima dilakukan jika terdapat semua perawat
berkumpul terutama saat pagi dipimpin oleh karu. Perawat pada sif malam
melaporkan pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada sif pagi disertai
pencatatan di buku operan. Setelah selesai, perawat langsung kembali ke
pasien dan melaksanakan tugasnya, tidak ada evaluasi kembali. Masalah yang

4
5

biasa terjadi pada timbang terima adalah timbang terima sudah dilakukan
tetapi belum optimal. Hal ini bisa disebabkan oleh materi timbang terima tidak
berfokus pada masalah keperawatan hanya menyebutkan nama, diagnosis
medis, tindakan yang telah dan akan dilakukan. Oleh sebab itu, teknik dan alur
timbang terima perlu terus ditingkatkan untuk perbaikan pada masa yang akan
datang, (Nursalam, 2014).

B. Tujuan Timbang Terima Keperawatan

Tujuan timbang terima yaitu menjaga kesinambungan informasi


keadaan pasien kepada setiap sif. Adapun tujuan khusus timbang terima
adalah, menyampaikan kondisi dan keadaan penderita (data fokus),
menyampaikan hal-hal yang sudah/belum dilakukan dalam askep pada
penderita, menyampaikan hal-hal yang penting yang harus ditindak lanjuti
oleh dinas berikutnya, serta menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya,
(Nursalam, 2016).
C. Langkah-Langkah Dalam Timbang Terima Keperawatan
Berikut ini adalah langkah-langkah dalam timbang terima keperawatan
yaitu:

1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.


2. Shift yang akan menyerahkan harus menyiapkan hal-hal yang akan
disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada perawat penanggung jawab
shift selanjutnya yang meliputi:
4. Kondisi maupun keadaan pasien secara umum
5. Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
6. Rencana kerja untuk dinas yang menerima laporan
7. Penyampaian timbang terima harus dilakukan dengan jelas dan
tidak terburu-buru.
8. Perawat primer dan anggota kedua shift bersama-sama secara
langsung melihat keadaan pasien (Nursalam, 2014).
6

D. Prosedur Dalam Timbang Terima Keperawatan


Ada beberapa tahapan dalam prosedur timbang terima keperawatan
yang dilakukan oleh perawat primer, perawat pelaksana, dan Kepala Ruangan
(KARU) yaitu:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan yang biasanya dilaksanakan oleh PA dan PP di


nurse station adalah sebagai berikut:
a. Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian sif/ operan.
b. Prinsip timbang terima, semua pasien baru masuk dan pasien
yang dilakukan timbang terima khususnya pasien yang
memiliki permasalahan yang belum/dapat teratasi serta yang
membutuhkan observasi lebih lanjut.
c. PA/PP menyampaikan timbang terima kepada PP (yang
menerima pendelagasian) berikutnya, hal yang perlu
disampaikan dalam timbang terima:
1) aspek umum yang meliputi: M1 s/d M5;
2) jumlah pasien;
3) identitas pasien dan diagnosis medis;
4) data (keluhan/subjektif dan objektif);
5) masalah keperawatan yang masih muncul;
6) intervensi keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan
(secara umum);
7) intervensi kolaboratif dan dependen;
8) rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan
(persiapan operasi, pemeriksaan penunjang, dan program
lainnya).
2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan saat di nurse station biasanya dilaksanakan


oleh KARU, PP dan PA yaitu:
7

a. Kedua kelompok dinas sudah siap (sif jaga).


b. Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
c. Kepala ruang membuka acara timbang terima.
d. Penyampaian yang jelas, singkat dan padat oleh perawat jaga
(NIC).
e. Perawat jaga sif selanjutnya dapat melakukan klarifikasi, tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah
ditimbang terimakan dan berhak menanyakan mengenai hal-hal
yang kurang jelas.
Adapun tahap pelaksanaan saat berada di ruang/ bed pasien adalah:
f. Kepala ruang menyampaikan salam dan PP menanyakan
kebutuhan dasar pasien.
g. Perawat jaga selanjutnya mengkaji secara penuh terhadap
masalah keperawatan, kebutuhan, dan tindakan yang
telah/belum dilaksanakan, serta hal-hal penting lainnya selama
masa perawatan.
h. Hal-hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian yang
matang sebaiknya dicatat secara khusus untuk kemudian
diserahterimakan kepada petugas berikutnya.
3. Tahap Post-timbang terima

Tahap akhir timbang terima yang dilaksanakan oleh KARU, PP,


dan PA adalah sebagai berikut:

a. Diskusi.
b. Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung
pada format timbang terima yang ditandatangani oleh PP yang
jaga saat itu dan PP yang jaga berikutnya diketahui oleh Kepala
Ruang.
c. Ditutup oleh KARU.
8

E. Metode Dalam Timbang Terima Keperawatan


Timbang terima dalam proses keperawatan memiliki dua metode yang
biasa digunakan. Metode pertama yang biasa digunakan perawat dalam
timbang terima tradisional yaitu dilakukan di meja perawat, menggunakan
komunikasi satu arah sehingga tidak memungkinkan adanya pertanyaan atau
diskusi, pengecekan ke pasien hanya memastikan kondisi secara umum, tidak
ada kontribusi atau umpan balik dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak terkini.
Operan tradisional hanya di meja perawat tanpa mengkonfirmasi keadaan
pasien secara langsung dapat menyebabkan ketidakpuasan dari pasien dan
perawat karena tidak adanya komunikasi antara perawat dengan pasien yang
nantinya bermanfaat bagi pelayanan (Kassesan and Jagoo, dalam JCI, 2010).

Metode kedua dalam timbang terima adalah secara modern dengan


menggunakan teknik Situation Background Assessment Recommendation
(SBAR). SBAR dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari Kaiser
Permanente Oakland California yang digunakan untuk membantu komunikasi
antar dokter dan perawat. Di Kaiser, teknik SBAR tidak hanya digunakan
untuk operan tugas antara klinis tapi juga untuk berbagai laporan oleh
pimpinan unit kerja, mengirim pesan via email atau voice mail serta bagian IT
untuk mengatasi masalah, (Novak & Fairchild, 2012).

SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien


yang memerlukan perhatian dan tindakan segera yang meliputi:.

1. S: Situation (Kondisi Terkini yang Terjadi pada Pasien)


a. Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan,
serta dokter yang merawat.
b. Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawatan yang belum
atau sudah teratasi/keluhan utama.
2. B: Background (Info Penting yang Berhubungan dengan Kondisi
Pasien Terkini)
9

a. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari


setiap diagnosis keperawatan.
b. Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat
invasif, dan obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan.
c. Jelaskan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis
medis.
3. A: Assessment (Hasil Pengkajian dari Kondisi Pasien Saat Ini)
a. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti
tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score, status
restrain, risiko jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan
eliminasi, dan lain-lain.
b. Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
4. R: Recommendation
a. Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge
planning dan edukasi pasien dan keluarga.

Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum serah terima pasien


(Contoh Sesuai SBAR)

1. Dapatkan pengkajian kondisi pasien terkini.


2. Kumpulkan data-data yang diperlukan yang berhubungan dengan
kondisi pasien yang akan dilaporkan.
3. Pastikan diagnosis medis pasien dan prioritas masalah keperawatan
yang harus dilanjutkan.
4. Baca dan pahami catatan perkembangan terkini dan hasil pengkajian
perawat sif sebelumnya.
5. Siapkan medical record pasien pasien termasuk rencana perawatan
hariannya (Nursalam, 2014).
10
11

F. Faktor-Faktor Dalam Timbang Terima Keperawatan


Faktor yang memengaruhi dalam timbang terima keperawatan adalah :
1. Komunikasi yang objektif antar sesama petugas kesehatan.
2. Pemahaman dalam penggunaan terminologi keperawatan.
3. Kemampuan menginterpretasi rekam medis.
4. Kemampuan mengobservasi dan menganalisa kebutuhan pasien.
5. Pemahaman tentang prosedur klinik.
G. Efek Timbang Terima dalam Shif Jaga Keperawatan
Timbang terima atau operan jaga memiliki efek-efek yang sangat
mempengaruhi diri seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien.
Efek-efek dari shift kerja atau operan adalah sebagai berikut:
a. Efek Fisiologi
Gangguan kualitas tidur dimana termasuk tidur siang tidak lebih efektif
dari tidur malam, banyak terjadi gangguan dan biasanya diperlukan waktu
istirahat untuk menebus kurang tidur selama kerja malam. Menurunnya
kapasitas kerja fisik akibat timbulnya perasaan mengantuk dan lelah.
Menurunnya nafsu makan dan terdapat gangguan pencernaan.
b. Efek Psikososial
Psikososial berpengaruh karena adanya gangguan kehidupan keluarga,
efek fisiologis hilangnya waktu luang, berkurangnya kesempatan untuk
berinteraksi dengan teman, dan dapat mengganggu aktivitas kelompok
dalam masyarakat. Saksono (1991) mengemukakan pekerjaan malam
berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat yang biasanya dilakukan
pada siang atau sore hari. Sementara pada saat itu bagi pekerja malam
dipergunakan untuk istirahat atau tidur, sehingga tidak dapat berpartisipasi
aktif dalam kegiatan tersebut, akibatnya terisolasi dari lingkungan
masyarakat.
c. Efek Kinerja
12

Kinerja dapat menurun selama kerja shift malam yang diakibatkan oleh
efek fisiologis dan efek psikososial. Menurunnya kinerja dapat
mengakibatkan kemampuan mental menurun yang berpengaruh terhadap
perilaku kewaspadaan pekerjaan seperti kualitas kendali dan pemantauan.
d. Efek Terhadap Kesehatan
Shift kerja dapat menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah ini
cenderung terjadi pada usia 40-50 tahun. Shift kerja juga dapat menjadi
masalah terhadap keseimbangan kadar gula dalam darah bagi penderita
diabetes.
e. Efek Terhadap Keselamatan Kerja
Survei pengaruh shift kerja terhadap kesehatan dan keselamatan kerja yang
dilakukan Smith et. Al (dalam Adiwardana, 1989), melaporkan bahwa
frekuensi kecelakaan paling tinggi terjadi pada akhir rotasi shift kerja
(malam) dengan rata-rata jumlah kecelakaan 0,69 % per tenaga kerja.
Tetapi tidak semua penelitian menyebutkan bahwa kenaikan tingkat
kecelakaan industri terjadi pada shift malam. Terdapat suatu kenyataan
bahwa kecelakaan cenderung banyak terjadi selama shift pagi dan lebih
banyak terjadi pada shift malam.
13

H. Dokumentasi dalam Timbang Terima


Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi pemberian
asuhan keperawatan, sarana komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan
dokumen pasien dalam pemberian asuhan keperawatan. Keterampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk mengkomunikasikan
kepada tenaga kesehatan lainnya dan menjelaskan apa yang telah, sedang, dan
akan dilakukan oleh perawat (Suarli & Yayan B, 2009). Hal-hal yang perlu
didokumentasikan dalam timbang terima antara lain:
a. Identitas pasien.
b. Diagnosa medis pesien.
c. Dokter yang menangani.
d. Kondisi umum pasien saat ini.
e. Masalah keperawatan.
f. Intervensi yang sudah dilakukan.
g. Intervensi yang belum dilakukan.
h. Tindakan kolaborasi.
i. Rencana umum dan persiapan lain.
j. Tanda tangan dan nama terang.
Manfaat dokumentasi keperawatan adalah :
1. Dapat digunakan lagi untuk keperluan yang bermanfaat.
2. Mengkomunikasikan kepada tenaga perawat dan tenaga kesehatan lainnya
tentang apa yang sudah dan akan dilakukan kepada pasien.
3. Bermanfaat untuk pendataan pasien yang akurat karena berbagai
informasi mengenai pasien telah dicatat
14

I. Skema Timbang Terima

Pasien

Diagnosa Medis Diagnosa Keperawatan

Rencana
Tindakan

Intervensi yang telah Intervensi yang akan


diberikan/dilakukan diberikan/dilakukan

Perkembangan
Keadaan Pasien

Evaluasi Masalah :

- Telah teratasi
- Belum teratasi
- Teratasi sebagian

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima keperawatan


(Nursalam, 2008), yaitu :
1. Dilaksanakan tepat pada saat pergantian shift.
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau penanggung jawab
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematis, dan
menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga kerahasiaan pasien.
15

5. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien.


6. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume yang
cukup sehingga pasien di sebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi klien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung di dekat klien.
7. Sesuatu yang mungkin membuat pasien terkejut dan syok sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
J. Evaluasi dalam Timbang Terima
1. Evaluasi Struktur
Pada timbang terima, sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain : Catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift
timbang terima. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima yang
dilaksanakan pada pergantian shift yaitu pagi ke sore. Sedangkan kegiatan
timbang terima pada shift sore ke malam dipimpin oleh perawat primer.
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan
oleh seluruh perawat yang bertugas maupun yang akan mengganti shift.
Perawat primer malam menyerahkan ke perawat primer berikutnya yang
akan mengganti shift. Timbang terima pertama dilakukan di nurse station
kemudian ke bed klien dan kembali lagi ke nurse station. Isi timbang
terima mencakup jumlah klien, masalah keperawatan, intervensi yang
sudah dilakukan dan yang belum dilakukan serta pesan khusus bila ada.
Setiap klien dilakukan timbang terima tidak lebih dari 5 menit saat
klarifikasi ke klien.
3. Evaluasi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian shift. Setiap perawat
dapat mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antar perawat berjalan
dengan baik.
16

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Timbang terima merupakan teknik menyampaikan dan menerima
informasi yang berkaitan dengan kondisi klien. Tujuan timbang terima yaitu
menjaga kesinambungan informasi keadaan pasien kepada setiap sif. Ada beberapa
tahapan dalam prosedur timbang terima keperawatan yang dilakukan oleh
perawat primer, perawat pelaksana, dan Kepala Ruangan (KARU) yaitu, tahap
persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap post-timbang terima.

Timbang terima dalam proses keperawatan memiliki dua metode.


Metode pertama yang biasa digunakan perawat dalam timbang terima
tradisional yaitu dilakukan di meja perawat, menggunakan komunikasi satu
arah sehingga tidak memungkinkan adanya pertanyaan atau diskusi. Metode
kedua yaitu secara modern dengan menggunakan teknik Situation Background
Assessment Recommendation (SBAR). Timbang terima atau operan jaga
memiliki efek-efek yang sangat mempengaruhi diri seorang perawat seperti,
efek fisioligi, psikososial, kinerja, kesehatan, dan keselamatan kerja.

Dokumentasi dalam timbang terima, harus mencakup hal-hal sebagai


berikut, yaitu identitas pasien, diagnosa medis pesien, dokter yang menangani,
kondisi umum pasien saat ini, masalah keperawatan, intervensi yang sudah
dilakukan, intervensi yang belum dilakukan, tindakan kolaborasi, rencana
umum dan persiapan lain,tanda tangan dan nama terang.

B. Saran
Kami menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat dimengerti
dan dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang proses
timbang terima dalam keperawatan. Agar dapat menjadi pedoman buat kita
sebagai calon perawat dan dapat menerapkan timbang terima keperawatan
17

dalam manajemen keperawatan serta dapat kita aplikasikan di dunia kerja


nanti.
DAFTAR PUSTAKA
Bassie, L, M. (2013). Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan: Teori dan
Aplikasi (4th ed.). Jakarta: EGC.
Harmatiwi, D. D., Sumaryani, S., & Rosa, E. M. (2017). Evaluasi Pelaksanaan
Supervisi Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan
Senopati Bantul. Jurnal Medicoeticolegal Dan Manajemen Rumah Sakit,
10.18196/Jmmr.2016, 6(1), 47-54. https://doi.org/10.18196/jmmr.6126.
Novak, K., & Fairchild, R. (2012). Bedside Reporting and SBAR: Improving
Patient Communication and Satisfaction. Journal of Pediatric Nursing,
27(6), 760–762.
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta : Salemba Medika
Nursalam. (2014). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik
Keperawatan Profesional Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika.
Nursalam. (2016). Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional (5 ed.). Jakarta: Salemba Medika.
Rohayani, L., & Banuwati, N. (2015). Supervisi Perawat Primer Perawat
Associate dalam Melakukan Tindakan Keperawatan. Jurnal Keperawatan
Padjajaran, 3(2), 104-11-. https://doi.org/10.24198/jkp.v3n2.6.

18
Rubrik/ Format Penilaian Penulisan Penelusuran Literatur/

Sangat Kurang
Memuaska Di bawah SKO
DIMENSI memuaska Cukup (3) memuaskan
n (4) standar (1) R
n (5) (2)
Menjelaskan
Isu
Memahami
Konteks dan
Tujuan
Penulisan
Mengembangk
an Isi
Memberikan
Sudut Pandang
Mendapatkan
dan menyusun
informasi
Menggunakan
Sumber
informasi
terkait
Menarik
Kesimpulan
Penggunaan
Bahasa yang
tepat

Total Nilai = …….. /40 x 100% =…………….


Dosen Penilai,

( )

19
20

PENILAIAN PRESENTASI

Aspek yang dinilai Poin


1 2 3 4
Kelompok Penyaji
A.Persiapan dan isi makalah
1. Sistematika Penulisan dan bahasa
baku
2. Konteks isi makalah dengan studi
masalah
3. Aspek ilmiah dan keterbaharuan

B.Pelaksanaan Presentasi
1. Penggunaan waktu
2. Sistematika penjelasan
3. Penggunaan bahasa
4. Penguasaan situasi/lingkungan
5. Ide kreatif
6. Sistematika penyampaian jawaban
7. Rasionalitas jawaban
8. Aspek ilmiah jawaban yang
disampaikan
9. Kemampuan bekerjasama dalam
kelompok
10. Peran serta anggota kelompok

C.Evaluasi
1. Sikap dan perilaku saat seminar
2. Kemampuan menyimpulkan
TOTAL

Total Kelompok penyaji : ...................................................


Persentase : total / 60 x 100 = ...............................

Keterangan :
Pontianak, ……......2020
1 = Cukup
Dosen,
2 = Sedang
3 = Baik
4 = Sangat baik

(…………………………..)

Anda mungkin juga menyukai