Anda di halaman 1dari 8

A.

Judul
Massage (pijat) perineum 2 “Parent Education Class 5- Physiotherapy Part 2: Perineal
Massage and the second stage of labour”
Sumber Link: https://www.youtube.com/watch?v=3hN0kxAj-UU
B. Ringkasan Video
Pijat Perineum, dilakukan sekitar pada usia 34 minggu kehamilan untuk membuat
panggul dan perineum menjadi lebih renggang pada persalinan. dasar panggul dan
perineum perlu diregangkan untuk mengurangi risiko robekan atau memerlukan
episiotomi perineum yang dimana letaknya adalah di area antara vagimna dan bagian
belakang. daerah ini merupakan daerah yang perlu diregangkan sebelum persalinan
dengan cara yang sama seperti ibu sebelum melakukan lari maraton sebelum
melakukan peregangan. sangat penting dalam melakukan pijatan perineum sebelum
persalinan. area yang paling rentan adalah area disisi sebaliknya. samping dan
kebelakang oleh karena itu disarankan anda menggunakan pelumas seperti minyak
almond, minyak kelapa atau vitamin E. dan letakan dengan menggunakn ibu jari atau
jari ke sekitar satu inci ke dalam dan tarik kembali. anda akan merasakan sensasi
terbakar yang seharusnya tidak menyakitkan. dan ketika dilakukan itu akan ada
penahanan tekanan di area tersebut selama sekitar tiga puluh detik hingga satu menit.
kemudian akan di keluarkan dengan mengubah posisi lagi, dan tahan selama tiga
puluj detik sampai 10 menit. dan bergerak menyelesaikan hal yang sama. dalam
melakukan ini dimana menyelesaikan hingga 10 menit setiap hari dari 34 minggu
kehamilan. kesulitan pada tahap kehamilan ini mendapatkan posisi yang
memungkinkan anda untuk menyelesaikan pijatan perineum, saya akan
merekomendasikan dengan cara berbaring miring dengan lutut ditekuk duduk ditoilet
atau meletakkan satu kaki diatas kursi sensasi seperti yang saya katakan sebelumnya
akan merasakan seperti terbakar. seperti waktu kecil dimana mencubit pipi anda dan
akan merasakan hal yang sama persis.
hal yang dilakukan disini tujuannya untuk meregangkan panggul menjadi
meregang dan meningkatkan kelenteruan area dengan melakukan dasar panggul akan
lebih siap untuk tahap pendorongan saat persalinan. ketika anda melakukan
konsulatasi kepada dokter/bidan pada kala dua persalinan, disini sudah terjadi
pembukaan dan masuk kedalam tahap yang tepat untuk mulai mendorong bayi. dan
akan diatur untuk posisi yang akan digunakan dan cara yang daapt anda dorong untuk
melewati tahap sekarang ini. tahap sekarang ini di bimbing oleh dokter maupun
bidan. Dimana fisioterapi akan memantau bagaimana keaadan bayi dan faktor - faktor
yang akan berperan kedalam apa yang terjadi selama tahap ini.
Posisi anda harus sudah ditentukan sekarang, yang biasa dilakukan dalam proses
persalinan dengan berbaring, bersandar ketempat tidur yang diangkat semi fowler lalu
berdiri dengan kaki sedikit lebih lebar dan ketika posisi tersebut bayi akan mudah
keluarga bersamaan dengan hembusan napas. Disini pembicara akan membicarakan
beberapa posisi yang sering digunakan salah satunya adalah dibelakang ranjang
terankat lalu anda menopang kaki anda sendiri dengan bagus dan lebar seperti posisi
umum, lalu ada posisi dimana anda miring dengan mengangkat kaki dengan lebar
biasanya. dan ada pula posisi dengan posisi umum tetapi kaki akan dibantu oleh
suami dalam membuka lebar, posisi ini membantu mengurangi rasa tegang pada
rahang anda dan ketika kontraksi sudah berakhir lakukan apapun yang bisa
mengurangi rasa ketegang anda dengan menggoyangkan bahu dengan rileks sehingga
tangan - tangan itu mengendurkan otot - otot rahang yang mungkin sudah dipenuhi
keringat.
selanjutnya membicarakan terkait dengan bagaimana anda mendorong dengan
baik.idealnya adalah bahwa tubuh anda akan menuntun anda sehingga anda akan tahu
apa yang harus dilakukan disini dan secara otomatis kepada anda dan jika anda tidak
memakai epidural, itu bisa menjadi pengalaman dalam mendorong secara alami. jika
anda memiliki epidural akan merasakan kebingungan dengan mendorong, dimana
anda tidak tahu apa yang harus di dorong, dan tidak tahu bagaimana merasakan.
disini tidak perlu khawatir dikarenan saat mendorong bayi keluar, bidan atau
dokter akan memandu. tetapi tergantung bagaimana anda melakukannya dan
bagaimana keadaan bayi. ketika anda melakukan menahan napas lalu mendorong
mungkin hal terbaik bagi anda maka dilakukan hal tersebut saja. ketika anda
menghisap kembali itu dapat menyebabkan dasar panggul anda mengencang dan
membuatnya lebih sulit untuk didorong bayi anda keluar. Berlatih lah saat membuang
air besar di toilet, untuk mempersiapkan persalinan.

C. Pembahasan
Salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu adalah infeksi pada masa nifas
dimana infeksi tersebut berawal dari ruptur perineum atau robekan jalan lahir.
Robekan perineum terjadi pada hamper semua persalian pertama dan tidak jarang
pada persalinan selanjutnya. Dampak dari terjadinya ruptur perineum atau robekan
jalan lahir pada ibu. antara lain terjadinya infeksi pada luka jahitan dimana dapat
merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan lahir yang dapat berakibat
pada munculnya komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
Beberapa faktor penyebab terjadinya rupture perineum terdiri atas faktor
maternal, faktor janin, dan faktor penolong. Faktor janin meliputi janinbesar, posisi
abnormal seperti oksipito posterior,presentasi muka, presentasi dahi, presentasi
bokong, distosia bahu dan anomali kongenital seperti hidrosefalus. Faktor penolong
meliputi cara memimpin mengejan, cara berkomunikasi dengan ibu, keterampilan
menahan perineum pada saat ekspulsi kepala, episiotomi dan posisi meneran. Faktor
maternal meliputi primigravida, kelenturan perineum, odema perineum, kesempitan
pintu bawah
panggul, kelenturan jalan lahir, mengejan terlalu kuat, partus presipitatus, persalinan
dengan Tindakan seperti ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, versi ekstraksi dan
embriotomi, varikosa pada pelvis maupun jaringan parut pada perineum dan vagina
(Oxorn, 2010).
Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah robekan pada perineum
saat bersalin adalah dengan atau pijat perineum. Pijat perineum adalah salah satu cara
yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah,
elastisitas, dan relaksasi otot-otot dasar panggul. Jika sampai terjadi ruptur perineum,
pemijatan perineum dapat mempercepat proses penyembuhan perineum (Beckmann
and Andrea J, 2006).
” Berdasarkan penelitian Beckmann dan Garrett, (2006), menyatakan bahwa
perineum massage mengurangi resiko trauma penjahitan dan menurunkan angka
kejadian episiotomi dengan nilai OR:0.05. Massage perineum mengurangi kejadian
robekan dan episiotomi, terutama pada primipara dengan OR:0.05”.
Pemijatan perineum apabila dilakukan selama 6 minggu dan teratur 1 hari
sebanyak 1 kali dengan lama 5-10 menit, maka kejadian ruptur perineum dapat
dihindari. Menurut Labrecque pada tahun 2009 didukung riset serupa oleh dr. Richard
Johanson, MRCOG, dokter kandungan dari North Staffordshire Maternity Hospital,
Inggris. Ia mencatat, ibu-ibu yang rajin melakukan pemijatan perineum sejak 3 bulan
sebelum hari-H persalinan, terbukti hampir tidak ada yang memerlukan tindakan
episiotomi. Kalaupun terjadi perobekan perineum secara alami, maka luka pulih
dengan cepat.
Posisi bersalin :
Pada permulaan Kala II ibu biasanya berkeinginan untuk mengejan pada tiap
kondisi. Gabungan tekanan abdomen ini bersama-sama dengan kekuatan kontraksi
rahim akan mengeluarkan janin. Menurut Simkin (2005-137), ada banyak teknik
untuk meningkatkan kemajuan persalinan dan mempertahankan kenyamanan baik
kala I maupun kala II, diantaranya posisi setengah duduk, berbaring miring, litotomi
berlebih.
Posisi setengah duduk
Posisi setengah duduk dapat dilakukan selama kala I dan kala II, yaitu dengan
cara : wanita duduk dengan tubuh membentuk sudut > 45o terhadap tempat tidur
Adapun keuntungan dari posisi ini, lebih mudah penolong persalinan untuk
membimbing kelahiran kepala dan menyangga perineum ( gambar 1 dan 2 ).
Kerugian dari posisi setengah duduk adalah tekanan terhadap tulang sakrum dan
koksigis dapat mengganggu gerakan sendi panggul (Simkin, 2005 : 138-139).

Posisi berbaring miring


Ini dilakukan sepanjang kala I dan kala II, yaitu dengan cara berbaring miring
dengan kedua pinggul dan lutut dalam keadaan fleksi dan diantara kakinya
ditempatkan, sebuah bantal atau kaki atasnya diangkat atau disokong Adapun
keuntungan dari posisi berbaring miring adalah :
1. Memungkinkan wanita yang lelah untuk beristirahat
2. Gaya grafitasi netral ( digunakan bila kala I maupun kala II sangat cepat)
3. Dapat mengurangi hemoroid
4. Dapat mengatasi masalah detak jantung janin dengan kompresi tali pusat
5. Menghindarkan tekanan tulang sakrum mencegah laserasi perineum

Posisi Litotomi berlebih (posisi McRobert)


Posisi ini bisa dilakukan selama kala II, yaitu dengan cara wanita berbaring datar
dengan punggungnya (bantal di bawah kepala), kaki abduksi dan lutut ditarik ke arah
bahuoleh wanita sendiri atau orang lain dengan masing - masing menarik satu kaki ke
arah bahu wanita.

Posisi ini dapat menguntungkan pada keadaan tertentu, jika kepajanin“terperangkap”


dan tidak dapat melewati di antara arkus pubis dengan posisi lainnya, menarik kedua
lutut ke arah bahu akan merotasikan panggul arah posterior membuat datar punggung
bawah dan menggerakkan arkus pubis ke atas (ke arah kepala wanita). Hal ini dapat
mendorong janin menggelincir di bawah arkus pubis dan terus turun.

Menggunakan posisi ini juga ada kerugiannya diantaranya: menempatkan janin


dalam sudut dorong (drive angle) yang tidak menguntungkan, menyebabkan hipotensi
supineyang mengakibatkan pengurangan pasokan oksigen ke janin, adalah suatu posisi
anti gravitasi cenderung sanggung bagi wanita. Indikasi menggunakan posisi litotomi
berlebih adalah : ketika posisi gaya gravitasi dan posisi berbaring miring untuk
memperluas diameter panggul telah dicoba, tetapi janin masih terperangkap di
panggul, sebelum digunakan ekstrasi vacum atau forsep. Kontra indikasi
menggunakan posisi litotomi berlebih ini adalah jika posisi lain belum pernah dicoba.
Sumber:

Muliawati, Sulis. (2014). Hubungan Posisi Bersalin dengan Ruptur Perineum di Bidan Praktek
Mandiri (Bpm) Kasiyati Sukoharjo. INFOKES, VOL. 4 NO. 1 hal 65 – 70.

Anggraini, Yetti, dan Martini. (2015). Hubungan Pijat Perineum dengan Robekan Jalan Lahir
Pada Ibu Bersalin Primipara di Bpm Kecamatan Metro Selatan Kota Metro. Jurnal
Kesehatan, Volume VI, No. 2, Hal. 155-159.

Anda mungkin juga menyukai