Anda di halaman 1dari 5

A.

Judul
Maternal Newborn (OB) Nursing - Procedures to Assist with Labor and Delivery
Video: https://www.youtube.com/watch?v=Veft2CzCopo

B. Ringkasan isi video


Prosedur-prosedur yang dilakukan selama proses persalinan:
1. Pemantauan janin internal
Memasang elektroda pada kulit kepala janin untuk memantau detak jantung janin
secara dekat dan menggunakan kateter tekanan intrauterine untuk memantau
kekuatan kontraksi ibu. Diharapkan kekuatan kontraksi ibu antara 50-85mmHg, jika
lebih dari 90 mmHg perlu dipertimbangkan dalam menggunakan alat ini.
Terdapat beberapa risiko dalam melakukan prosedur ini, salah satunya risiko infeksi
pada bayi dan juga ibu. Maka dari itu prosedur ini tidak dilakukan kepada semua ibu
hamil, melainkan hanya dilakukan untuk kehamilan risiko tinggi.

2. ECV (External Cephalic Version)


Memanipulasi dinding perut ibu menggunakan panduan ultrasound untuk membantu
memindahkan posisi bayi, dari posisi melintang atau sungsang menjadi posisi
puncak, dimana kepala menghadap ke bawah. Prosedur ini dilakukan setelah usia
kehamilan 37 minggu dan juga berisiko karena prosedur ini meningkatkan risiko
kompresi tali pusat dan juga solusio plasenta.
Ibu Rh negative, harus menerima rhogam pada usia kehamilan 28 minggu sebelum
mengikuti prosedur ECV. Dilakukan juga tes kleihauer-betke, yaitu tes darah yang
digunakan untuk mengukur jumlah hemoglobin janin yang ditransfer dari janin ke
aliran darah ibu. Biasanya dilakukan pada ibu dengan Rh-negatif untuk menentukan
dosis Rho (D) imun globulin (RhIg) yang diperlukan untuk menghambat
pembentukan antibodi Rh pada ibu dan mencegah penyakit Rh pada anak dengan
Rh-positif di masa depan. Jika hasil menunjukan jumlah HB janin pada aliran darah
ibu, maka akan dilakukan program tambahan.
Selama prosedur ini ibu diberikan cairan IV dan obat tokolitik untuk membantu
mengendurkan rahim dan mempermudah manipulasi janin 

3. Induksi persalinan
jadi salah satu caranya adalah melalui pematangan serviks sehingga di sinilah
memungkinkan penipisan dan pelebaran pelunakan serviks. Terdapat berbagai cara
yang berbeda, bisa dengan menggunakan kateter balon, pengupasan membrane,
menggunkan dilator, dan dapat menggunakan agen kimia. Salah satu bahan kimia
yang digunakan yaitu misoprostol. Obat ini bisa diberilan per oral atau pervaginal
untuk membantu melemaskan serviks dan bersia untuk melahirkan.
Selain itu bisa juga menggunakan oksitoksin, yaitu stimulant uterus untuk
meningkatkan kekuatan frekuensi dan lamanya kontraksi uterus. Terdapat empat
keadaan penting dan perlu diberikan oksitoksin, yaitu:
a. Jika kontraksi terjadi lebih sering dari pada setiap 2 menit
b. Jika kontraksi hanya terjadi 1 menit
c. Jika kontraksi terjadi lebih dari 90 detik
d. Jika nada istirahat ibu lebih besar dari 20mmHg

4. Infus Amnio
Infus amnio diberikan jika ibu memiliki cairan ketubahn yang tidak mencukupi,
yaitu dengan menggunakan ringer laktat atau saline normal ke dalam rongga
ketuban.

5. Vakum
Vakum digunakan jika ibu kelelahan dan tidak dapat mendorong bayi secara efektif.
Bayi yang terlahir dengan bantuan ekstraksi vakum berisiko tinggi mengalami
cedera atau lebam di kepalanya. Namun, kondisi ini umumnya akan membaik dalam
waktu beberapa hari. Terkadang, bayi yang terlahir dengan bantuan ekstraksi vakum
bisa mengalami cedera yang lebih berat, misalnya lebam otak atau perdarahan otak.

C. Pembasahan
Pemantauan Janin Internal:
Faktor utama yang menyebabkan tingginya angka mortalitas perinatal di negara
berkembang adalah trauma persalinan dan penyakit infeksi. Adapun salah satu upaya
yang dilakukan untuk menurunkan angka kematian perinatal yang disebabkan oleh
hipoksia janin dalam rahim antara lain dengan melakukan pemantauan kesejateraan janin
dalam rahim. Ada beberapa variabel yang dijadikan parameter untuk mengetahui
kesejahteraan janin yaitu:
1. Gerakan napas
2. Gerakan Janin
3. Tonus Janin
4. Denyut Jantung Janin
5. Volume air ketuban
Metode invasive pemantauan janin:
1. Internal Electronic Fetal Monitoring
Pemeriksaan denyut jantung janin ini dilakukan langsung dari kulit kepala janin.
Merupakan tindakan invasive dengan cara memecahkan kulit ketuban. Hasilnya
berupa grafik gambar EKG (elektrokardiografi) berupa gelombang P, QRS, dan T.
Dari grafik ini dapat dilhat kondisi denyut jantung janin normal atau abnormal.
2. Internal Electronic Contraction Monitoring
Merupakan tindakan invasive dengan cara memecahkan kulit ketuban.Pemeriksaan
tekanan intra uterin langsung didalam ketuban. Teknologi ini digunakan apabila
dokter tidak mendapatkan bacaan yang baik dari pemeriksaan eksternal electronic
monitoring biasa dikenal dengan Non Stress Test. Dokter akan memasang elektroda
kebagian tubuh bayi yang paling dekat dengan pembukaan serviks biasanya adalah
kepala bayi. Dokter juga menyisipkan kateter tekanan kedalam rahim untuk
memantau kontraksi.

ECV
Persalinan dalam letak sungsang dihindarkan karena bahayanya. Untuk itu bila pada
waktu pemeriksaan antenatal dijumpai letak sungsang, terutama pada primigravida,
hendaknya diusahakan melakukan versi luar menjadi presentasi kepala. Versi luar
sebaikya dilakukan pada kehamilan antara 34 – 38 minggu. Pada umumnya versi luar
sebelum minggu ke 34 belum perlu dilakukan, karena kemungkinan besar janin masih
dapat memutar sendiri, sedangkan setelah minggu ke 38 versi luar sulit untuk berhasil
karena janin sudah besar dan jumlah air ketuban relative berkurang.

Induksi Persalinan
Indikasi induksi persalinan:
1. Indikasi Ibu:
a. Kehamilan dengan hipertensi
b. Kehamilan dengan diabetes M
c. Pendarahan antepartum tanpa kotraindikasi persalinan pervagina
2. Indikasi Janin:
a. Kehamilan lewat bulan
b. Ketuban pecah sini
c. Kematian janin dalam rahim
d. Pertumbuhan janin terhambat
e. Isuimmunisasi-rhesus
f. Kelainan kongenital mayor

Kontraindikasi

1. Malposisi dan maspresentasi janin


2. Cacat rahim
3. Plasenta privia
4. Distensi perut berlebihan

B. Simpulan
Terdapat banyak prosedur dalam penanganan persalinan. Dari masing masing prosedur
tersebut memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Dalam pelaksaannya
perlu ketelitian serta pemikiran yang kritis.

Sumber:
Faradisa, Irmalia Suryani, dkk. (2017). TEKNOLOGI PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN DI
INDONESIA. Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017, 1-6.

https://ejournal.itn.ac.id/index.php/seniati/article/download/1769/1539

Umami, S. F. (2015). DETERMINAN KEJADIAN LETAK SUNGSANG PADA IBU HAMIL TM III DI BIDAN HJ.
LAILIL ANI, SST DESA BULUSARI GEMPOL PASURUAN. Health Sciences Journal, 34-44.

https://akbidarrahma.ac.id/wp-content/uploads/2017/06/Jurnal-Vol-1-No-1-Tahun-
2015.pdf

Anda mungkin juga menyukai