PASSAGE
POWER
PASSANGER
PASSAGE
PANGGUL WANITA
NORMAL
GYNECOID ANDROID
PLATYPELLOID
TULANG – TULANG PANGGUL
1 OS ILIUM
OS COXAE
(Pangkal OS ISKIUM
Paha)
2
OS PUBIS
OS SAKRUM
(Tulang kelangkang)
OS KOKSIGIS
BIDANG HODGE
Hodge 1 : promontorium, pinggir atas simfisis
Hodge 2 : pinggir bawah simfisis
Hodge 3 : spina ischiadika
Hodge 4 : os cocygeus
Os coxae
Promontorium
Curvatura sacri
Oncissura ischiadica
Kosigis
Angulus subpubicus
90 derajat
UKURAN – UKURAN LUAR PANGGUL
Distansia spinarum ( 24 - 26
cm);jarak antara kedua spina
iliaka anterior superior sinistra
dan dekstra
Distansia kristarum (28 – 30
cm);jarak terpanjang antara
krista iliaka sisnistra dan
dekstra
Distansia oblikua eksterna
(boudeloque) 18 cm; jarak
antara bagian atas simfisis ke
prosesus spinosus lumbal 5
LINGKAR PANGGUL adalah
dari tepi atas simfisis ,
pertengahan SIAS trokanter
mayor lalu ke proxesus lumbal
ke 5 ukurannya adalah 80 - 90
cm .
Otot-otot dasar
Panggul
Nadi ( stp 30 menit ditandai titik bsr), tekanan darah (stp 4 jam,
ditandai anak panah), Suhu (stp 2 jam).
Urine : volume, aseton & protein
Obat- obatan dan cairan intravena.
Jam, waktu
Kondisi yang perlu
diperhatikan
Jika temuan melintas ke arah kanan garis waspada, nilai kea
daan janin n ibu, siapkan Rujukan
Kcptn pembukaan serviks lebih lambat 1 cm perjam slm fase
aktif
DJJ 100 atau 180 denyut permenit (gawat janin)
Denyut nadi meningkat (dehidrasi/kesakitan)
Tek drh menurun (perdarahan)
Aseton dlm urine (krg nutrisi)
Tim Pengampu Mata Kuliah
Prodi D III Kebidanan
Sekolah Vokasi UNS
Upaya Pencegahan Robekan
Perineum
Laserasi dapat terjadi jika bayi dilahirkan terlalu cepat
dan tidak terkendali
Indikasi Episiotomi :
Gawat janin dan bayi akan segera dilahirkan dengan
tindakan
Penyulit kelahiran dengan per vaginam
Jaringan parut pada perineum atau vagina yang
memperlambat kemajuan persalinan
Cara Yang dapat dilakukan ibu
hamil untuk menghindari
robekan jalan lahir
Perineum Massage/Perineal support untuk menghind
ari episiotomi selama lahir (kompres panas/dingin)
Latihan kegel
Pengaturan posisi yang benar saat mengejan
Yoga Prenatal
Bersalin diruangan gelap/remang-remang atau lokasi l
ain dimana merasa aman dan penuh privasi
Next....
Water birth
Push/mengejan hanya ketika merasa ingin mengejan
Jangan terburu-buru
Biarkan puncak kepala bayi secara alami meregangka
n pintu masuk vagina
Rasakan kepala bayi dengan tangan ibu sendiri (Prakt
ek masih langka di Indonesia)
Amniotomi adalah tindakan untuk membuka selaput
amnion .
Amniotomi
Dilakukan :
Apabila selaput ketuban belum pecah
Pembukaan sudah lengkap
Perhatikan :
Jika ada Pewarnaan mekonium pada air ketuban maka
lakukan persiapan pertolongan persalinan
pertolongan bayi setelah lahir karena hal tersebut
menunjukkan hipoksia dalam rahim.
Apa itu EPISIOTOMI?
Episiotomi adalah insisi dari perinium
untuk memudahkan persalinan dan
mencegah ruptur perinii totalis (Bagian
Obsgyn, UNPAD).
Sedangkan menurut Harry Oxorn,
Episiotomi adalah insisi perinium untuk
memperlebar ruang pada lubang keluar jalan
lahir sehingga memudahkan kelahiran bayi
Macam-macam episiotomi:
1. Engagement
Engagement adalah peristiwa ketika
diameter biparietal melewati pintu atas
panggul dengan sutura sagitalis
melintang/oblik di dalam jalan lahir dan
fleksi. Engagement pada primigravida
terjadi pada bulan terakhir kehamilan,
sedangkan pada multigravida dapat
tejadi pada awal persalinan.
2. Penurunan
Interpretasi Data
Pastikan bahwa saat ini pasien berada pada kala III beserta
kondisi normalnya dan mengkaji adanya diagnosis masalah atau
tidak.
Contoh rumusan diagnosis.
Ny X Umur 25 Tahun G1P0A0 Inpartu kala III normal.
Diagnosis Potensial
Pada langkah ini bidan memprediksi apakah kondisi
pasien sebelumnya mempunyai potensi untuk
meningkat ke arah kondisi yang semakin buruk.
Antisipasi Tindakan Segera
Dilakukan jika ditemukan diagnosis potensial.
Perencanaan
PEMERIKSAAN CERVIK,
Fisiologi VAGINA DAN PERINEUM
PERKIRAAN DARAH
YANG HILANG
KONSISTENSI
Tindakan pertama setelah plasenta lahir
-> evaluasi konsistensi uterus -> masase ->
mempertahankan kontraksi.
Pada saat yg sama, derajat penurunan
serviks dan uterus ke dalam vagina dapat
dikaji.
Perubahan Invulosio Tinggi Fundus Uteri Dan
Ukuran Uterus Selama 10 Hari Post Partum
ATONIA
Faktor- faktor pertimbangan adanya atonia uterus :
1.Konsistensi uterus lembek
2.Riwayat atonia
3.Grande multipara
4.Distensi berlebihan pd uterus (mis: polihidroamnion)
5.Presipitatus dan atau persalinan lama
6.Kelengkapan plasenta
7.Status kandung kemih
Indikasi pemeriksaan serviks:
1.Aliran perdarahan per vagina
2.Presipitatus
3.Mengejan sebelum diltasi serviks lengkap
4.Kelahiran pervaginam dengan tindakan
5.Kelahiran traumatik
Karena robekan kecil terjadi selama
berdilatasi, maka serviks tidak akan pernah
kembali lagi ke keadaan sebelum hamil.
Muara serviks yang berdilatasi sampai 10
cm sewaktu persalinan akan menutup secara
perlahan dan bertahap. Setelah bayi lahir
tangan bisa masuk ke dalam rongga rahim,
setelah 2 jam hanya dapat dimasuki 2 atau 3
jari.
VAGINA
Pengkajian kemungkinan robekan atau laserasi
pada vagina dilakukan setelah pemeriksaan
robekan pada serviks. Penentuan derajat laserasi
dilakukan pada saat ini untuk menentukan langkah
penjahitan.
PERINEUM
Berat ringannya robekan perinium terbagi dalam 4
derajat
Derajat Robekan Perineum Dan Lokasinya
APA ITU
ANASTESI
LOKAL ???
Peralatan:
1.Spuit ukuran 22 pada semprit 10 ml
2.Lidokain 1 % tanpa Epinefrin
• Anastesi Lokal pada
Perineum
PRINSIP PENJAHITAN PERINIUM
§ Lahir cukup bulan (> 37 mgg & < § Testis sudah turun dlm skrotum
42 mgg). (laki-laki).
§ BB > 2500 gram & < 4000 gram. § Terdapat banyak lemak.
§ Lahir langsung menangis. § Refleks baik.
§ Gerakan aktif. § PB antara 48-52 cm.
§ Nilai APGAR > 7. § LD antara 30-38 cm.
§ Bunyi jantung 120-140 x/menit. § LK antara 30-35 cm.
§ Labia mayora sudah menutupi
labia minora (perempuan).
Memotong dan Mengikat Tali Pusat
§ Klem, potong dan ikat tali pusat dua menit pasca bayi lahir.
Penyuntikan oksitosin pada ibu dilakukan sebelum tali pusat
dipotong.
§ Lakukan penjepitan ke-1 tali pusat dengan klem logam DTT 3 cm dari
dinding perut (pangkal pusat) bayi. Dari titik jepitan, tekan tali pusat
dengan dua jari kemudian dorong isi tali pusat ke arah ibu (agar
darah tidak terpancar pada saat dilakukan pemotongan tali pusat).
Lakukan penjepitan ke-2 dengan jarak 2 cm dari tempat jepitan ke-1
ke arah ibu
§ Pegang tali pusat di antara kedua klem tersebut, satu tangan menjadi
landasan tali pusat sambil melindungi bayi, tangan yang lain
memotong tali pusat di antara kedua klem tersebut dengan
menggunakan gunting DTT atau steril
§ Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan
simpul kunci pada sisi lainnya
§ Lepaskan klem logam penjepit tali pusat dan masukkan ke dalam
larutan klorin 0,5%.
§ Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk upaya Inisiasi Menyusu
Dini
Nasehat untuk Merawat Tali Pusat
§ Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
§ Jangan membungkus puntung tali pusat atau mengoleskan cairan
atau bahan apapun ke puntung tali pusat. Nasihatkan hal ini juga
kepada ibu dan keluarganya.
§ Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan
apabila terdapat tanda infeksi, tetapi tidak dikompreskan karena
menyebabkan tali pusat basah atau lembab
Berikan nasihat pada ibu dan keluarga
sebelum meninggalkan bayi:
uLuka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih, sampai sisa tali
pusat mengering dan terlepas sendiri.
uJika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT
dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan
menggunakan kain bersih
uPerhatikan tanda-tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit
sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda
infeksi, nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan
Penilaian Awal Bayi Baru Lahir
uBayi kurang bulan (< 37 minggu/259 hari) atau bayi lebih bulan (≥ 42
minggu/283 hari) dan atau air ketuban bercampur mekonium dan
atau tidak bernapas atau megap-megap dan atau tonus otot tidak
baik lakukan manajemen BBL dengan Asfiksia
ASFIKSIA NEONATORUM
Asfiksia
Keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur segera
setelah lahir
Penyebab:
Penilaian:
§ Sebelum bayi lahir – kehamilan cukup bulan
§ Sebelum bayi lahir, sesudah ketuban pecah – air ketuban
jernih, tidak bercampur mekonium/warna kehijauan
§ Setelah bayi lahir (jika bayi cukup bulan) – bayi
menangis/bernafas/megap-megap? apakah tonus otot
baik?
Bayi perlu diresusitasi jika
2
Bayi mulai mendecakkan bibir dan membawa jarinya ke mulut 40-60 menit setelah lahir
3
Bayi mengeluarkan air liur dengan kontak kulit
4 Bayi menendang, menggerakkan kaki, bahu, lengan dan badannya ke
arah dada ibu dengan mengandalkan indra penciumannya
dengan kulit terus
5 Bayi meletakkan mulutnya ke puting ibu
menerus tanpa terputus
PEMERIKSAAN BAYI BARU LAHIR
Pemeriksaan
Riwayat BBL :
§ Faktor lingkungan dan genetik: lingkungan dalam dan luar rumah,
Riwayat genetik
§ Faktor Sosial: tempat tinggal ibu, pola perawatan prenatal dan status
sosioekonomi
§ Faktor Perinatal dan medis ibu: usia ibu, periode menstruasi terakhir,
waktu perkiraan lahir, jumlah kunjungan prenatal, hasil laboratorium
dan hasil USG
§ Faktor neonatus: nilai APGAR Score
§ Pengkajian usia kehamilan :
Pemeriksaan Dubowitz/ New Ballard Scale (NBS)
§ Pemeriksaan fisik :
ü Pengukuran antropometri: BB, PB, LK, LD
ü Pengkajian defek lahir dan penyakit genetic – variasi
penampilan fisik, USG
ü Pemeriksaan neurologis: reflek
ASUHAN PADA BAYI
USIA 2-6 MINGGU
SURVEILANS ANAK SEHAT
§ Pemeriksaan fisik BBL sebelum pulang dilakukan minimal 2 kali
§ Kunjungan ulang ke-1 (hari ke 3–5 atau 10–14)
§ Tujuan:
1. mengidentifikasi gejala penyakit
2. merekomendasikan tindakan
3. mendidik dan mendukung orang tua
§ Kunjungan ulang ke-2 :
6 – 8 minggu
PENAMPILAN DAN PERILAKU BBL
vKeadaan tidur – terjaga