SKENARIO :
Wanita, 29 tahun, hamil anak kedua datang ke kamar bersalin jem 17.00 dengan
keluhan sakit perut tembus ke belakang sejak tadi pagi. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tanda vital batas normal, tinggi fundus 3 jari dibawah procesus
xypoideus, punggung di kiri ibu, bagian terendah kepala dan penurunan 3/5.
Denyut jantung janin 130x/menit. His 2x dalam 10 menit dengan durasi 30-35
detik. Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 4 cm, ketuban utuh dan
bagian terdepan kepala. Pemeriksaan 4 jam kemudian didapatkan denyut jantung
janin 155x/menit, his 2x dalam 10 menit dengan durasi 30-35 detik, pembukaan
dan penurunan tetap dan ketuban utuh.
KATA/KALIMAT KUNCI :
Wanita 29 tahun
Sakit tembus ke belakang
Hamil anak kedua
Tanda vital dalam batas normal
Pemeriksaan fisik awal :
Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus xiphoideus
DJJ : 130 kali/menit
Punggung di kiri ibu, bagian terendah kepala dan penurunan 3/5
His 2 kali dalam 10 menit durasi 30-35 detik
Pada pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 4 cm
Ketuban utuh
Pemeriksaan Fisik setelah 4 jam :
His, pembukaan dan penurunan tetap
Ketuban utuh
DJJ : 155 kali/menit
2
PERTANYAAN :
JAWABAN :
Jalan Jahir dibagi atas (a) bagian tulang, terdiri atas tulang-tulang panggul
dengan persendiannya (artikulasio); dan (b) bagian lunak, terdiri atas otot-otot,
jaringan jaringan dan ligamen-ligamen.1
Tulang-Tulang Panggul
Tulang-tulang panggul terdiri atas 3 buah tulang yaitu (1) os koksa
(disebut juga tulang innominata) 2 buah kiri dan kanan; (2) os sakrum, dan (3)
os koksigis. Os koksa merupakan fusi dari os ilium, os iskium, dan os pubis.
Tulang-tulang ini satu dengan lainnya berhubungan dalam suatu persendian
panggul. Di depan terdapat hubungan antara kedua os pubis kanan dan kiri,
disebut simfisis. Simfisis terdiri alas jaringan fibrokartilago dan ligamentum
pubikum superior di bagian atas serta ligamenrum pubikum inferior di
bagian bawah. Kedua ligamentum ini sering disebut sebagai ligamentum
arkuatum. Simfisis mempunyai tingkat pergerakan tertentu yang dalam
kehamilan tingkat pergerakan sernakin dipermudah. Apabila jari dimasukkan
ke dalam vagina seorang perempuan hamil dan kernudian perempuan ini
diminta berjalan, maka rulang pubis akan teraba bergerak naik dan turun
pada setiap langkah. 1
3
Peran Oksitosin
Peran Peradangan
1) Penolong
2) Peralatan
3) Faktor khusus
Selain kedua faktor tersebut di atas ditambah lagi dengan satu faktor khusus,
sebagai contoh antara lain : 1
1) Jarak kehamilan < 2 tahun
2) Umur ibu < 20 tahun dan > 35 tahun
3) Penyakit ibu
4) Perdarahan antepartum
5) Infertilitas
6) Multigrande
4. Mekanisme Persalinan
1) Tanda-Tanda In Partu
His teratur; minimal 2 x/10’
Penipisan / pembukaan serviks
Adanya lendir-darah (bukan tanda pasti) 1
3) Tahapan Persalinan
Kala I
Didefinisikan sebagai permulaan persalinan yang sebenarnya.
Dibuktikan dengan perubahan serviks yang cepat dan diakhiri dengan
dilatasi serviks yang komplit (10 cm), hal ini dikenal juga sebagai tahap
dilatasi serviks. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung 12 jam
sedangkan untuk multigravida sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman,
diperhitungkan pembukaan primigravida 1 cm/jam dan pembukaan
multigravida 2 cm/jam. 1
o Fase laten
Dimulai dari puncak kontraksi yang regular sampai 3 cm dilatasi.
Kontraksi terjadi setiap 10-20 menit dan berakhir 15-20 detik. Dimana
pembukaan serviks berlangsung lambat, berlangsung dalam 7 -8 jam. 1
o Fase aktif
Berlangsung mulai dari kemajuan aktif sampai dilatasi lengkap terjadi.
Secara umum dari pembukaan 4 cm (akhir dari fase laten) sampai 10 cm
13
atau dilatasi akhir kala I dan berlangsung selama 6 jam yang dibagi.
kedalam 3 fase :
Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir dengan lahirnya bayi.
Lamanya kala II untuk primigravida 50 menit, dan multigravida 30 menit.
Gejala utama kala II :
Kala III
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung 6-15
menit. 1
Tanda-tanda klinis dari pelepasan plasenta yaitu :
o Semburan darah
o Pemanjangan tali pusat
o Perubahan bentuk uterus : dari diksoid menjadi bentuk bundar (globular)
o Perubahan dalam posisi uterus : uterus naik di dalam abdomen.
14
Kala IV
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum, untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap perdarahan postpartum. 1
Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi
dalam terjadi, untuk menyesuaikan gerakan kepala dengan punggung anak.
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Selanjutnya
dilahirkan bahu depan terlebih dahulu baru kemudain bahu belakang.
Demikian pula dilahirkan prokanter depan baru kemudian prokanter belakang.
Kemudian bayi lahir seluruhnya. Apabila bayi telah lahir, segera jalan napas
dibersihkan. Tali pusat dijepit di antara dua cunam pada jarak 5 dan 10cm.
Kemudian, digunting di antara kedua cunam tersebut dan diikat. Tunggul tali
pusat diberi antiseptika. Umumnya bila telah lahir lengkap, bayi segera akan
menarik napas dan menangis. 1
Kelainan kongenital
Kehamilan kembar
Trombo emboli
d. Riwayat sosial
Situasi rumah , keluarga dan lingkungan
Status perkawinan
Status pekerjaan
Alkohol
Merokok
Penyalahgunaan obat
e. Riwayat Obstetrik
Riwayat kehamilan, persalinan , nifas pada kehamilan yang telah lalu1
Riwayat hasil kehamilan , jumlah anak , usia dan gender1
Menentukan status kehamilan sekarang : 1
o Usia gestasi : usia kehamilan yang dinyatakan dalam minggu dan
dihitung sejak hari pertama haid terakhir (HPHT).
o Usia janin : usia kehamilan yang dihitung sejak saat implantasi.
o Gravid : hamil dan graviditas adalah jumlah total kehamilan
(normal atau tak normal)
o Paritas : jumlah persalinan mati atau hidup.
o Graviditas dan paritas dalam kasus kehamilan/persalinan
dinyatakan dalam :
Jumlah persalinan aterm
Jumlah persalinan prematur/immatur
Jumlah abortus
o Jumlah anak hidup
2) Pemeriksaan Leopold
Leopold 1
17
Letakkan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uterus untuk
menentukan tinggi fundus. 3
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus uteri
dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian tersebut dengan
jalan menekan secara lembut dan menggeser telapak tangan kiri
dan kanan secara bergantian. 3
Tujuannya untuk menentukan tinggi fundus uteri,bagian janin pada
fundus dan konsistensi fundus. 3
Leopold 2
Letakkan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan dan telapak
tangan kanan pada dinding perut lateral kiri secara sejajar pada ketinggian
yang sama. 3
Mulai dari bagian atas, tekan secara bergantian atau simultan telapak
tangan kiri dan kanan kemudian geser kea rah bawah dan rasakan adanya
bagian yang rata dan memanjang (punggung) atau bagian-bagian kecil
(ekstremitas). 3
Tujuannya untuk menentukan letak punggung janin ,menentukan kepala
janin (pada letak lintang). 3
Leopold 3
Letakkan ibu jari dan telunjuk tepat diatas simfisis pubis untuk meraba
bagian terbawah bayi. Kepala akan teraba bulat dan keras sedangakan
bokong akan teraba lunak. Pada letak lintang, simfisis pubis akan kosong.
Bila bagian terbawah janin belum masuk pintu akan panggul. Akan teraba
massa yang dapat bergerak/ mobile. 3
Tujuannya untuk menetapkan bagian janin yang berada diatas simfisis os
pubis. 3
leopold 4
Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan menghadap kebagian kaki ibu. 3
18
Letakkan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral kiri dan kanan
uterus bawah, ujung-ujung jari tangan kiri dan kanan berada pada tepi atas
simfisis. 3
Tekan secara lembut dan bersamaan/bergantian untuk menentukan bagian
terbawah bayi (bagian keras bulat dan hampir homogen adalah kepala
sedangkan tonjolan yang lunak dan kurang simetris adalah bokong). 3
Temukan kedua ibu jari kiri dan kanan, kemudian rapatkan semua jari-jari
tangan yang meraba dinding uterus. 3
Perhatikan sudut yang dibentuk oleh jari-jari kiri dan kanan
(konvergen/divergen). 3
Tujuannya untuk menentukan bagian terbawah janin dan seberapa jauh
janin sudah masuk pintu atas panggul. 3
3) Pemeriksaan Perlimaan3
5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya teraba diatas simfisis
4/5 jika sebagian (1/5) bagian terbawah janin telah memasuki PAP
3/5 jika sebagian (2/5) bagian terbawah janin memasuki rongga panggul
2/5 jika hanya sebagian dari bagian terbawah janin masih berada diatas
simfisis
19
1/5 jika hanya satu dari lima jari massih dapat meraba bagian terbawah
janin yang berada diatas simfisis dan (4/5) bagian telah masuk kerongga
panggul
0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak dapat dirabah dari pemeriksaan
luar dan seluruh bagian terbawah janin sudah msuk kedalam rongga
panggul
5) HIS
Raba his dalam kurun waktu 10 menit. 3
20
6) Tekanan darah
Ibu hamil dengan usia kehamilan di atas 20 minggu disertai dengan
peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preklampsia . Data atau informasi awal terkait dengan TD sebelum hamil
akan sangat membantu petugas kesehatan untuk membedahkan hipertensi
kronis (yang sudah ada sebelumnya )dengan preklampsia. TD sistolik 20 –
30 mmHg dan diastolik 10-20 mmHg di atas normal. 1
7) Vaginal Toucher
Pemeriksaan dalam vagina dan struktur yang dapat dinilai pada
pemeriksaan dalam vagina yaitu :1
Vulva / vagina : apakah terdapat lesi herpes, varises vulva yang besar ,
kondiloma, proses penyembuhan luka perineum yang tidak baik.
Palpasi serviks / porsio :
o Konsistensi : lunak/ kenyal/ tebal / tipis
o Pendataran serviks : proses penipisan serviks sebelum atau selama
proses persalinan
o Pembukaan serviks : antara 0 - 10 cm
Penurunan janin
Penurunan kepala janin sistem Hodge :
o Hodge 1: bidang datar yang melalui bagian atas sismfisis dan
promontorium. Bidang ini dibentuk pada lingkaran PAP.
o Hodge 2 : bidang datar sejajar bidang hodge 1 terletak setinggi
bagian bawah simfisis.
21
8) Partograf
Untuk memantau kemajuan persalinan seorang ibu, dapat
digunakan suatu alat pencatatan informasi yang didasarkan pada observasi
atau riwayat serta pemeriksaan fisik ibu selama proses persalinan yang
dinamakan partograf. Dengan partograf, kita dapat menilai : 1
perubahan penipisan dan pembukaan,
menilai kesesuaian antara pembukaan dengan penurunan,
menilai kondisi ibu,
nilai kondisi janin.
Halaman depan partograf
Informasi tentang ibu : nama, umur, gravida, para, abortus, nomor
catatan medik dan tanggal dan waktu mulai dirawat. 1
Waktu pecahnya selaput ketuba. 1
Kondisi janin : DJJ, warna dan adanya air ketuban, penyusupan
(molase) kepala janin. 1
Kemajuan persalinan : pembukaan serviks, penurunan bagian terbawah
janin, garis waspada dan garis bertindak. 1
22
Jam dan waktu : waktu mulainya fase aktif persalinan dan waktu aktual
saat pemeriksaan atau penilaian. 1
Kontraksi uterus : frekuensi dan lamanya. 1
Obat obatan dan cairan yang diberikan : oksitosin, obat – obatan
lainnya dan cairan I.V yang diberikan. 1
Kondisi ibu : nadi, TD, temperatur tubuh dan urin. 1
Asuhan pengamatan dan keputusan klinik lainnya. 1
Cara pengisian halaman depan partograf
Informasi tentang ibu
Kesehatan dan kenyamanan janin
o Denyut jantung janin : catat DJJ setiap 30 menit
o Warna dan adanya air ketuban : U, J ,M, D dan K
o Molase (penyusupan tulang kepala janin), setiap melakukan
pemeriksaan dalam,nilai penyusupan kepala janin :
0 : tulang tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat
dipalpasi
1 : tulang tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 : tulang tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih
dapat dipisahkan
3 : tulang tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipisahkan
Kemajuan persalinan
o Pembukaan serviks : dinilai dan dicatat setiap 4 jam (lebih sering
dilakukan jika ada tanda tanda penyulit.
o Penurunan bagian terbawah dan presentasi janin (perlimaan)
o Garis waspada dan garis bertindak : dimulai pada pembukaan
srviks 4 cm dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap
diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam.
Kontraksi uterus
23
Obat obatan dan cairan yang diberikan : oksitosin, obat – obatan lain
dan cairan I.V.
Kesehatan dan kenyamanan ibu
o Nadi nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit, TD (setiap 4 jam) dan
Temperatur tubuh lebih sering jika meningkat atau dianggap
adanya infeksi setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh dalam kotak
yang sesuai
o Volume urin, protein dan aseton setiap 2 jam
Asuhan,pengamatan dan kepurusan klinik lainnya :
o Jumlah cairan per oral yang diberikan
o Keluhan sakit kepala atau penglihatan kabur
o Konsultasi dengan penolong persalinan lainnya
o Persiapan sebelum melakukan rujukan
o Upaya rujukan
24
Penurunan
Persalinan macet :
Tidak ada pembukaan >2 jam >2 jam
>1 jam >1 jam
Tidak ada penurunan
Dalam menghadapi persalinan lama oleh sebab apapun, keadaan ibu yang
bersangkutan harus diawasi dengan saksama. Tekanan darah diukur tiap empat
jam, bahkan pemeriksaan ini perlu dilakukan lebih sering apabila ada gejala
preeklampsia. Denyut jantung janin dicatat setiap setengah jam dalam kala I dan
35
lebih sering dalam kala II. Kemungkinan dehidrasi dan asidosis harus mendapat
perhatian sepenuhnya. Karena ada persalinan lama selalu ada kemungkinan untuk
melakukan tindakan pembedahan dengan narkosis, hendaknya ibu jangan diberi
makan biasa melainkan dalam bentuk cairan, sebaiknya diberikan infus larutan
glukosa 5% dan larutan NaCl isotonik secara intravena berganti-ganti. Untuk
mengurangi rasa nyeri dapat diberikan petidin 50 mg yang dapat diulangi; pada
permulaan kala I dapat diberikan 10 mg morfin. Pemeriksaan dalam perlu
dilakukan, tetapi harus selalu disadari bahwa setiap pemeriksaan dalam
mengandung bahaya infeksi. Apabila persalinan berlangsung 24 jam tanpa
kemajuan yang berarti, perlu dilakukan penilaian yang seksama tentang keadaan.
Selain penilaian keadaan umum, perlu ditetapkan apakah persalinan benar-benar
sudah mulai atau masih dalam tingkat false labour. Apakah ada inersia uteri atau
incoordinate uterine action; dan apakah tidak ada disproporsi sefalopelvik biarpun
ringan. Untuk menetapkan hal yang terakhir ini, jika perlu dilakukan pelvimetri
roentgenologik atau Magnetic Resonance Imaging (MRI). Apabila serviks sudah
membuka untuk sedikit-sedikitnya 3 cm, dapat diambil kesimpulan bahwa
persalinan sudah dimulai.1
a. Inersia uteri
Setelah diagnosis inersia uteri ditetapkan perlu disusun rencana untuk
menghadapi persalinan yang lamban ini. Apabila ada disproporsi sefalopelvik
yang berarti, sebaiknya diambil keputusan untuk seksio sesarea. Apabila tidak
ada, periksa keadaan umum dan kandung kencing serta rectum dikosongkan.
Apabila kepala atau bokong janin sudah masuk ke dalam panggul penderita
disuruh jalan-jalan. Tindakan ini kadang-kadang dapat menyebabkan his menjadi
kuat dan selanjutnya persalinan menjadi lancar. Kalau diobati dengan oksitosin, 5
satuan oksitosin dimasukkan dalam larutan glukosa 5% secara intravena
kecepatan kira-kira 12 tetes per menit dan perlahan-lahan dapat ditingkatkan
sampai kira-kira 50 tetes. Jika belum berefek tidak ada gunanya menambahkan
37
c. Presentasi dahi
Sebagian besar presentasi dahi memerlukan pertolongan persalinan secara
bedah sesar untuk menghindari manipulasi vaginal yang sangat meningkatkan
mortalitas perinatal. Jika dibandingkan dengan presentasi belakang kepala,
persalinan vaginal pada presentasi dahi akan meningkatkan prolaps tali pusat (5
kali), rupture uteri (17 kali), transfusi darah (3 kali), infeksi pasca persalinan (5
kali) dan kematian perinatal (2 kali). 1
d. Presentasi muka
Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila janin
presentasi muka hendak dilahirkan vaginal. Apabila tidak ada gawat janin dan
persalinan berlangsung dengan kecepatan normal, maka cukup dilakukan
observasi terlebih dahulu hingga terjadi pembukaan lengkap. Apabila setelah
pembukaan lengkap dagu berada di anterior, maka persalinan vaginal dilakukan
seperti persalinan dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar dilakukan
apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih posterior, didapatkan
tanda-tanda disproporsi atau atas indikasi obstetric lainnya. 1
Stimulasi oksitosin hanya diperkenankan pada posisi dagu anterior dan tidak
ada tanda-tanda disproporsi. Melakukan perubahan posisi dagu secara manual
kea rah anterior atau mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang
kepala sebaiknya tidak dilakukan karena lebih banyak menimbulkan bahaya.
Melahirkan bayi presentasi muka menggunakan ekstraksi vakum tidak
1
diperkenankan.
e. Presentasi bokong
Untuk menentukan cara persalinan pada presentasi bokong diperlukan
pertimbangan berdasarkan ada tidaknya kontra indikasi persalinan vaginal, mur
kehamilan, taksiran berat janin dan persetujuan pasien. Percobaan persalinan
vaginal tidak dilakukan apabila didapatkan kontra indikasi persalinan vaginal bagi
ibu dan janin, presentasi kaki, hiperekstensi kepala janin, berat bayi >3600 gram,
tidak ada informed consent dan tidak ada petugas yang berpengalaman melakukan
pertolongan. 1
Prinsip untuk melahirkan bayi presentasi bokong secara vaginal adalah tidak
tergesa-gesa, tidak melakukan tarikan, dan selalu menjaga agar punggung janin
dalam posisi anterior. Siapkan peralatan resusitasi bayi dan petugas yang siap
melakukannya. Menjelang pembukaan lengkap, kosongkan kandung kemih
menggunakan kateter elastik. Ketika pembukaan sudah lengkap dan perineum
mulai teregang, letakkan ibu dalam posisi lithotomi. 1
39
1) Manuver Mc Robert
Maneuver ini terdiri dari melepaskan kaki dari penyangga dan
melakukan fleksi sehingga paha menempel pada abdomen ibu
Tindakan ini dapat menyebabkan sacrum mendatar, rotasi simfisis pubis
kearah kepala maternal dan mengurangi sudut inklinasi. Meskipun
ukuran panggul tak berubah, rotasi cephalad panggul cenderung untuk
membebaskan bahu depan yang terhimpit. 1
42
o Dengan posisi ibu berbaring, minta ibu untuk menarik kedua lututnya
sejauh mungkin ke arah dadanya, minta dua asisten (boleh suami atau
anggota keluarganya) untuk membantu ibu.
o Tekan kepala bayi secara mantap dan terus-menerus ke arah bawah
(kearah anus ibu) untuk menggerakkan bahu anterior di bawah
symphisis pubis. Hindari tekanan yang berlebihan pada bagian kepala
bayi karena mungkin akan melukainya.
o Secara bersamaan minta salah satu asisten untuk memberikan sedikit
tekanan supra pubis ke arah bawah dengan lembut. Jangan lakukan
dorongan pada pubis, karena akan mempengaruhi bahu lebih jauh dan
bisa menyebabkan ruptur uteri
Manuver Mc Robert
2) Manuver Rubin
Oleh karena diameter anteroposterior pintu atas panggul lebih
sempit daripada diameter oblik atau transversanya, maka apabila bahu
dalam anteroposterior perlu diubah menjadi posisi oblik atau transversa
untuk memudahkan melahirkannya. Tidak boleh melakukan putaran pada
kepala atau leher bayi untuk mengubah posisi bahu. Yang dapat
43
A. Diameter bahu
terlihat antara kedua
tanda panah
B. Bahu anak yang
paling mudah
dijangkau didorong
kearah dada anak
sehingga diameter
bahu mengecil dan
membebaskan bahu
anterior yang terjepit
3) Manuv
er Wood
bayi (punggung kanan berarti tangan kanan, punggung kiri berarti tangan
kiri) yang diletakkan di bagian depan bahu posterior. Bahu posterior
dirotasi 180 derajat. Dengan demikian, bahu posterior menjadi bahu
anterior dan posisinya berada di bawah arkus pubis,sedangkan bahu
anterior memasuki pintu atas panggul dan berubah menjadi bahu
posterior. Dalam posisi seperti itu, bahu anterior akan dengan mudah
dapat dilahirkan. 1
nekrosis akibat penekan ini pada persalinan kala dua yang berkepanjagan.
Dahulu, saat tinddakan operasi ditunda selama mungkin, penyulit ini
sering dijumpai, tetapi saat ini jarang terjadi kecuali dinegara-negara yang
belum berkembang. 1
Cedera otot-otot dasar panggul
Suatu anggapan yang telah lama dipegang adalah bahwa cedera
otot-otot dasar panggul atau persyarafan atau fasia penghubungnya
merupakan konsekuensi yang tidak terelakan pada persalinan pervaginam,
terutama apabila persalinannya sulit. Saat kehamilan bayi, dasar panggul
mendapat tekanan langsung dari kepala janin serta tekanan yang ke bawah
akibat mengejan ibu. Gaya-gaya ini meregangkan dan melebarkan dasar
panggul sehingga terjadi perubahan fungsional dan anatomic otot, saraf,
dan jaringan ikat. Terdapat semakin besar kekhawatiran bahwa efek-efek
pada otot dasar panggul selama melahirkan ini akan menyebabkan
inkontinensia urin dan alvi serta prolaps organ panggul. 1
DAFTAR PUSTAKA