BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah unit pelaksana teknik
Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
Pembangunan kesehatan suatu atau sebagian wilayah kecamatan. Dan
Puskesmas sebagai unit organisasi fungsional dibidang kesehatan dasar yang
berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, membina peran serta
masyarakat dan pelayanan kesehatan dasar secara menyeluruh dan terpadu.Untuk
mewujudkan pelaksanaan fungsi dan program kegiatan puskesmas, maka telah
dilengkapi dengan sistem menejemen seperti , Mini lokakarya, SP2TP, Monitoring
bulanan,laporan bulanan, laporan triwulan, laporan tahunan dan hal yang
menunjang pelaksaanannya.
Profil UPT Puskesmas Perawatan Binuang adalah gambaran situasi
kesehatan di UPT Puskesmas Perawatan Binuang yang diterbitkan setiap tahun
sekali, Dalam Profil ini memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data
derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan
juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti
data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data
dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.
Penerbitan profil UPT Puskesmas Perawatan Binuang tahun 2010 ini adalah
agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Perawatan
Binuang khususnya tahun 2010 dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar.
Profil UPT Puskesmas Perawatan Binuang tahun 2010 diharapkan dapat
memberikan data yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta.
Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam
rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan di UPT Puskesmas
Perawaatn Binuang tahun 2010 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2015
.
B. Tujuan Penyusunan Profil
1. Tujuan Umum
Tujuan dari penyusunan Profil UPT Puskesmas Perawatan Binuang ini adalah
untuk memperoleh dan menghadirkan informasi kesehatan serta faktor-faktor
kesehatan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian tercapai atau
tidaknya target kegiatan, yang kelak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan
untuk menentukan langkah-langkah perencanaan selanjutnya
2. Tujuan Khusus
Diperolehnya data/informasi kesehatan di tingkat UPT Puskesmas Perawatan
Binuang, yang menyangkut data-data sebagai berikut : 1. data/informasi derajat
kesehatan masyarakat 2. data/informasi perilaku masyarakat di bidang kesehatan 3.
data/informasi kesehatan lingkungan 4. data/informasi yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Geografi
Luas Wilayah kerja Puskesmas Perawatan Binuang adalah 94,75 km 2
dengan batas-batas adminsistrasi sebagai berikut :
§ Sebelah Utara : Berbatasan dengan desa Sepang kab. Mamasa
§ Sebelah Timur : berbatasan dengan kab. Pinrang Prop. SUL-SEL
§ Sebelah Selatan : Teluk Mandar
§ Sebelah Barat : Berbatasan dengan kecamatan Polewali.
Wilayah kerja puskesmas Binuang terdiri atas 6 desa dan 1 kelurahan Yaitu
:
o Kelurahan Amassangan
o Desa Mirringa
o Desa Paku
o Desa Batetangnga
o Desa Kaleok
o Desa Amola
o Desa Rea
Luas wilayah kerja Puskesmas Perawatan Binuang menurut pemanfaatan
wilayah adalah sebagai berikut :
Pemukiman : 304,50 km2
Persawahan : 1.786,00 km2
Perkebunan : 3.038,00 km2
Padang Rumput : 432,00 km2
Kolam / Tambak : 90,00 km2
Ruang Terbuka : 1,40 km2
Lainnya : 110,00 km2
Desa yang letaknya dibagian utara pada umumnya memiliki perbukitan dan
pegunungan yang berpotensi dijadikan cadangan untuk ekosistem guna mendukung
pembangunan berwawasan lingkungan. Sedangkan desa yang terletak di bagian
selatan yang memiliki garis pantai adalah dataran rendah yang berpotensi untuk
pengembangan pertanian, perkebunan dan perikanan darat dan laut.
B. Demografi
Wilayah kerja Puskesmas Binuang berpenduduk 19.586 jiwa dimana 9.620
jiwa laki-laki dan 9.966 jiwa perempuan, serta jumlah KK sebanyak 4.632. untuk
lebih jelasnya, dapat dilihat pada grafik berikut :
Sumber : Data Primer
C. Keadaan Sosial Budaya dan Ekonomi
Penduduk wilayah kerja Puskesmas Perawatan Binuang berlatar belakang
suku Mandar (55,14%), Bugis (27,13%), Jawa (10,43%), Toraja (5,02%), Makassar
(2,28%). 97,71% beragama Islam dan 2,31% beragama Kristen. Perilaku
masyarakat Sangat dipengaruhi oleh adat istiadat setempat, seperti persatuan yang
diwujudkan dalam sikap kegotong royongan yang kokoh. Ini terlihat pada acara-
acara seperti selamatan, pernikahan dan masih banyak lagi acara-acara lain yang
sangat mencerminkan budaya atau adat istiadat setempat. Mata pencaharian
penduduk pada umumnya adalah petani kebun dan nelayan. Sarana transportasi
yang digunakan adalah angkutan umum (pete-pete) dan ojek.
D. Keadaan Fasilitas Pendidikan
Tingkat pendidikan/Sumber Daya Manusia sangat berpengaruh terhadap
kesehatan, baik kesehatan secara personal maupun kesehatan lingkungan. Untuk
menunjang sumber daya manusia maka diperlukan sarana pendidikan sebagai
sarana pengembangan sumber daya manusia secara formal.
Berikut adalah tabel distribusi sarana pendidikan yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Perawatan Binuang.
Tabel 2.1
DISTRIBUSI SARANA PENDIDIKAN
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BINUANG
TAHUN 2010
1. Batetangnga 1 6 1 1 0
2. Amassangan 2 3 1 0 0
3. Mirring 1 3 1 1 0
4. Paku 1 2 0 0 0
5. Amola 0 2 1 0 0
6. Kaleok 0 2 0 0 0
7. Rea 1 3 0 1 0
JUMLAH 6 21 4 3 0
Sebagai faktor predisposisi terhadap perubahan perilaku khususnya bagi
pengetahuan tentang kesehatan, maka diharapkan masyarakat yang berpendidikan
tinggi memiliki kesadaran yang tinggi pula dalam perilaku hidup sehat. Kondisi
wilayah kerja puskesmas Binuang pada umumnya tingkat pendidikan masih rendah
sehingga menjadi tantangan bagi petugas kesehatan dalam penyampaian informasi-
informasi ataupun inovasi-inovasi kesehatan.
E. Keadaan Fasilitas Kesehatan
Untuk menunjang peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat,
maka sangat dibutuhkan fasilitas kesehatan. Fasilitas kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas Binuang terdiri atas :
· Sarana Kesehatan
Ø Puskesmas
Puskesmas Perawatan Binuang berlokasi di Jl. Poros Pinrang–
Polewali, Kel. Amassangan , Kecamatan Binuang Kab Polewali mandar Sulawesi
barat. Terbagi atas ruang rawat jalan dan ruang rawat inap, dengan luas bangunan
470 m²
v Ruang rawat jalan, terdiri dari :
o Ruang Ka. UPT.
o Ruang Kartu/Tata Usaha
o Ruang Periksa
o Ruang Apotik
o Ruang Imunisasi
o Ruang P2M
o Laboratorium Sederhana
o Ruang KIA/KB
o Ruang /Gudang Obat
o Ruang Pemeriksaan Gigi
o Ruang Kesling dan Promkes
v Ruang Rawat Inap, Terdiri dari :
o Kapasitas tempat tidur sebanyak 8 buah
o Kamar mandi/ WC 2 buah
o Ruang Jaga
o Dapur
Ø 2 Unit Pustu masing-masing :
Pustu Batetangnga desa Batetangnga .
Pustu Paku letaknya di desa Paku
Ø 3 Unit Polindes masing-masing :
· Polindes Mirring berlokasi di Dusun Mirring Desa Mirrng.
· Polindes Amola berlokasi di Dusun Amola Desa Amola
· Polindes Bajoe berlokasi di Dusun Bajoe desa Rea
Ø 1 Unit Poskedes di Ling. Pulau Tangnga Kel. Amassangan
Ø 3 Unit Polindes
Polindes Mirring berlokasi di Dusun Mirring Desa Mirrng.
Polindes Amola berlokasi di Dusun Amola Desa Amola
Polindes Bajoe berlokasi di Dusun Bajoe desa Rea
Ø 20 Posyandu masing-masing :
4 Posyandu di Kelurahan Amassangan
3 Posyandu di Desa Mirring
3 Posyandu di Desa Paku
5 Posyandu di Desa Batetangnga
3 Posyandu di desa Rea
1 Posyandu di desa Amola
1 Posyandu di desa Kaleok
Ø 2 Unit kendaraan roda empat sebagai Puskesmas Keliling.
Ø 15 Unit kendaraan roda dua ( motor dinas )
· Tenaga Kesehatan
Tenaga Medis :
1 dokter umum dengan jabatan fungsional sebagai dokter poli umum
1 dokter gigi dengan jabatan fungsional sebagai dokter gigi
Tenaga Bidan :
3 Tenaga Bidan Puskesmas dengan status Pegawai Negeri Sipil.
6 Tenaga bidan desa. 3 dengan status Pegawai Negeri Sipil dan 3 dengan status
bidan PTT.
Tenaga Paramedis
9 Tenaga Perawat di Puskesmas , yang semuanya berstatus sebagai Pegawai Negeri
Sipil.
1 Tenaga Pelaksana Gizi dengan status Pegawai Negeri Sipil
1 Tenaga Kesling dengan status Pegawai Negeri Sipil
1 Perawat Gigi dengan status Pegawai Negeri Sipil
1 Petugas laboratorium dengan status Pegawai Negeri Sipil
Tenaga Administrasi
3 Tenaga Adminstrasi ,semuax berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil.
1 tenaga sopir dengan status Pegawai Negeri Sipil
1 Tenaga Cleaning Service
15 Dukun Terlatih, 8 Dukun Tidak Terlatih
57 Kader Kesehatan Posyandu status aktif, 51 Kader Kesehatan Posyandu status tidak aktif.
BAB III
PEMBANGUNAN KESEHATAN
B. Hasil Cakupan KB
Tujuan jangka panjang program KB adalah menurunkan angka kelahiran dan
meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Ruang lingkup kegiatan :
1. Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada
saat kunjungan rumah, Posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma
dan sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk
PUS.
2. Penyediaan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, memberikan pelayanan
pengobatan efek samping KB.
Dari hasil pendataan yang dilakukan, menunjukkan bahwa Jumlah Pus tahun 2010
sebanyak 2.899, Peserta KB paling banyak menggunakan Pil 982 akseptor (34 %),
menyusul akseptor yang menggunakan suntikan 454 akseptor (16 %), Sistem
Kalender 291 akseptor (10%), Implant 24 akseptor (1 %), Kondom 25 akseptor (1
%), MOP/MOW 26 akseptor (1 %) sedangkan jenis alat kontrasepsi yang paling
sedikit dipilih adalah IUD 5 akseptor (0,17 %). Jumlah PUS yang tidak memakai alat
kontrasepsi sebanyak 1.092 orang(37%).
Gambar 4.1
PERSENTASE PESERTA KB
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATANBINUANG
TAHUN 2010
b). Malaria
Malaria adalah penyakit menular dan menyerang semua golongan umur
yaitu bayi, anak-anak dan orang dewasa. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Setiap tahun terdapat 300-500 juta kasus malaria di dunia dan penyebab 1
juta kematian anak. Di daerah yang terjangkit malaria dapat menjadi penyebab
utama kematian dan penghambat pertumbuhan anak.
Di Indonesia , angka penderita Malaria cukup tinggi, mencapai 70 juta
atau 35 % dari penduduk Indonesia. Dimasa yang akan datang , penderita malaria
akan meningkat akibat mobilitas penduduk yang relative cepat, perubahan
lingkungan antara lain karena pembagunan wilayah yang kurang memperhatikan
aspek kualitas lingkungan.
Berdasarkan data dari program P2M tahun 2010 , kasus malaria klinis di
wilayah kerja Puskesmas Perawatan Binuang adalah 47 Kasus.
Tabel 4.1
Distribusi Penderita Malaria menurut desa
di Wilayah kerja Puskesmas Perawatan Binuang
tahun 2010
Tabel 4.5
Distribusi Penderita Tifoid Yang di Tangani Menurut Desa
di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Binuang
Tahun 2010
a). Poliomyelitis
Penyakit ini adalah merupakan suatu infeksi menular yang terutama
mengenai dan merusak sel-sel motorik dikurno anterior medulla spinalis dan inti
motorik batang otak sehingga menimbulkan kelumpuhan dan atrofi otot.
Pada tanggal 21 April 2005 Indonesia mengalami importasi virus dari Afrika Barat.
Menteri Kesehatan melakukan upaya penanggulangan KLB
Poliomyelitis di Indonesia dengan :
1. Memutuskan mata rantai penularan polio (1) dengan
a. Outbreak Response Immunizattion (ORI) :
b. Mopping Up
2. Memutuskan mata Rantai Penularan (2) yaitu dengan PIN ( Pekan Imunisasi
Nasional)
2). Campak
Campak Ialah infeksi akut menular yang disebabkan oleh virus. Terutama mengenai
anak umur 6 bulan – 5 tahun.
3). Diftheri
Ialah suatu penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman
Corynebacterium Diftheriae. Sangat mudah menular terutama mengenai anak-anak
umur 2 bulan – 5 tahun.
4). Pertusis
Adalah penyakit saluran nafas yang disebabkan oleh Bordetella Pertusis. Nama lain
penyakit ini adalah tussis quinta, whooping cough, batuk rejan, batuk seratus hari.
5). Tetanus
Adalah penyakit toksemia akut yang disebabkan oleh Clostridium Tetani yang
mengeluarkan eksotoksin. Seperti halnya penyakit Rabies, Penyakit tetanus juga
memiliki kasus yang jarang namun mempunyai CFR yang tinggi.
6). TBC
Tuberkulosis anak masih merupakan problema yang kompleks terutama di
Negara yang sedang berkembang. Morbiditas tuberculosis anak merupakan
parameter daripada berhasil atau tidaknya pemberantasan tuberculosis di suatu
daerah atau suatu Negara.
7). Hepatitis-B
Grafik 4.4
DistribusiCakupan Imunisasi
Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan
Binuang
Tahun 2010
Ialah penyakit infeksi akut dengan gejala utama berhubungan erat dengan adanya
nekrosis pada hati. Berdasarkan laporan P2 (SST) Puskesmas Binuang akhir
Desember 2010 belum pernah dilaporkan adanya ketujuh macam penyakit tersebut
di atas.
Sumber : DataProgram Imunisasi
GRAFIK 4.5
CAKUPAN IMUNISASI TTI, TT2 dan TT3
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERAWATAN BINUANG
TAHUN 2010
Sumber: DataProgram Imunisasi
D. Hasil Cakupan Peningkatan Gizi
Masalah gizi masih cukup rawan di beberapa wilayah Indonesia, tidak
terkecuali wilayah kerja Puskesmas Perawatan Binuang. Penyebab langsung adalah
komsumsi zat gizi kurang dan infeksi penyakit. Sedangkan penyebab tidak langsung
yaitu ketersediaan pangan ditingkat rumah tangga, asuhan Ibu dan anak . Disisi lain
yang menjadi penyebab utama yakni, kemiskinan , pendidikan, ketersediaan
pangaN. Puskesmas harus mengatasi masalah gizi, khususnya pada kelompok ibu
hamil dan balita.
Tujuan Upaya Peningkatan Gizi di Puskesmas yaitu meningkatkan status gizi
masyarakat melalui usaha pemantauan status gizi kelompok-kelompok masyarakat
yang mempunyai risiko tinggi (ibu hamil dan balita), pemberian makanan tambahan
(PMT) baik yang bersifat penyuluhan maupun pemulihan.
Ruang lingkup kegiatan program gizi:
1. Menimbang berat badan Balita untuk memantau pertumbuhan anak. Dilakukan
secara rutin setiap bulan, baik di Puskesmas maupun di Pos timbang/Posyandu.
2. Pemeriksaan HB (dan BB) pada ibu hamil secara rutin. Kunjungan ibu hamil ke
Puskesmas untuk ANC dilakukan minimal 4 kali sepanjang kehamilannya.
3. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita yang kurang gizi. PMT
penyuluhan (pemberian makanan tambahan) dilakukan melalui demonstrasi
pemilihan bahan makanan yang bergizi dan cara memasaknya. PMT pemulihan
dilakukan melalui pemberian makanan yang sifatnya suplementasi (Vitamin A,
Sulfas Ferrosus, Susu dan sebagainya).
4. Memberikan penyuluhan gizi kepada masyarakat. Kegiatan gizi diintegrasikan ke
dalam program KIA baik di gedung Puskesmas maupun di Posyandu.
5. Pembagian vitamin A untuk Balita 2 x setahun, suplemen tablet besi (sulfas
ferrosus) untuk ibu hamil yang datang ke puskesmas untuk ANC dan pemberian
obat cacing untuk anak yang kurang gizi karena gangguan parasit cacing.
Target program perbaikan gizi telah ditetapkan meliputi, Cakupan distribusi Vitamin
A, cakupan Fe, Kapsul Yodium.
1) Cakupan distribusi Vitamin A
a) Ibu Nifas
Target Cakupan Distribusi Vitamin A tahun 2010 pada Bufas adalah 100 %,
sedangkan cakupan distribusi Vitamin A pada ibu nifas pada tahun 2010 adalah
96%. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada grafik di bawah ini :
Sumber : DataProgram Gizi
b) Balita
Cakupan pemberian Vitamin A kepada anak Balita di Puskesmas Perawatan
Binuang pada tahun 2010 adalah 87%. Artinya cakupan pemberian Vit. A belum
mencapai target 100 %. Berikut adalah grafik cakupan pemberian Vitamin A pada
Balita di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Binuang.
Sumber: DataProgram Gizi
2) Cakupan Tablet Fe
Target pemberian tablet Fe1 dan Fe3 pada Bumil 80 %, sedangkan pencapaian
Puskesmas Perawatan Binuang Tahun 2010 adalah 116,5% ( Fe1) dan 85,5%
(Fe3). Artinya pencapaian pemberian tablet Fe pada bumil di atas target. Berikut
adalah grafi cakupan tablet Fe pada Bumil tahun 2010.
Sumber: Dataprogram gizi
3) Cakupan Kapsul Yodium dan Konsumsi Garam Beryodium
a) Cakupan Kapsul Yodium
Pemberian kapsul Yodium ditujukan pada beberapa sasaran yaitu Ibu hamil, Ibu
menyusui, Wanita Usia Subur, dan anak Usia Sekolah. Pembagian wilayah kerja
menurut kategori endemiknya sebagai berikut :
Ø Endemik berat : Tidak ada
Ø Endemik Sedang : Desa Batetangnga dan Kaleok
Ø Endemik ringan : Kelurahan Amassangan dan desa Batetangnga
Pencapaian pemberian Kapsul yodium pad WUS di wilayah kerja Puskesmas
Perawatan Binuang Kecamatan Binuang tahun 2010 tergambar dalam grafik berikut
ini :
Sumber: Data program gizi
Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa pencapaian taget
pemberian kapsul yodium pada bumil di wilayah kerja puskesmas perawatan
binuang pada tahun 2010 masih sangat rendah cakupannya.
b) Komsumsi Garam Beryodium
4) GAKI
Dalam rangka penanganan kasus Gizi Kurang khususnya Ibu Hamil
Puskesmas telah melakukan beberapa hal antara lain :
a. Memberikan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok pada
puskesmas dan posyandu mengenai hal-hal yang akan terjadi apabila kondisi gizi
buruk tidak ditangani atau diatasi dengan tepat.
b. Mengadakan pemantauan melalui kunjungan rumah.
c. Mengadakan pengawasan akan kemungkinan-kemungkinan terjadinya kasus-
kasus penyakit sehubungan dengan kondisi kurang gizi.
1. Bayi dan Balita
a. Ditingkat Puskesmas
o Pada tahap awal kami melakukan registrasi akan adanya kasus gizi buruk yang
terjadi disetiap desa pada Wilayah Puskesmas melalui pendataan dan pemantauan
status gizi pada anak
o Melakuakan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok yang
dilaksanakan diposyandu, puskesmas maupun kelompok masyarakat, dengan
materi khusus mengenai pemenuhan gizi pada anak melalui pemberian makanan
seimbang serta mengadakan demonstrasi makanan seimbang.
o Mengadakan pendampingan pada kasus gizi buruk anak balita oleh TPG,
Puskesmas yang bertujuan memberikan bimbingan kepadaa keluarganya cara hidup
dengan pola makan yang seimbang.
o Pengawasan akan kemungkinan-kemungkinan adanya kasus penyakit sehubungan
dengan kondisi gizi agar mendeteksi secara cepat.
o Pemberian bantuan paket makanan pendamping kepada Anak Gizi Buruk yang ada
diwilayah kerja Puskesmas Perawatan Binuang berupa
o Biskuit
o Susu Formula
Paket ini diberikan selama 3 (tiga) bulan.
E. Hasil Kegiatan Kesehatan Lingkungan
Environment atau Lingkungan adalah situasi atau kondisi diluar host dan
agent yang memudahkan interaksi antara keduanya. Faktor ini juga dapat menjadi
risiko timbulnya gangguan penyakit pada host karena lingkungan memberikan
peluang agent untuk berkembang (breeding).
Tujuan Upaya Kesehatan Lingkungan adalah menanggulangi dan
menghilangkan unsur-unsur fisik pada lingkungan sehingga faktor lingkungan yang
kurang sehat tidak menjadi faktor resiko timbulnya penyakit menular di masyarakat.
Ruang lingkup kegiatan ;
a. Inspeksi Sarana Air Bersih
b. Pemeriksaan dan Pengawasan system pembuangan kotoran manusia.
c. Inspeksi Sanitasi Rumah
d. Pemeriksaan dan Pengawasan Sarana pengolahan sampah yang baik
e. Pemeriksaan dan Pengawasan Sarana Pembuangan Air Limbah
f. Pemeriksaan dan Pengawasan terhadap Tempat-Tempat Umum.
g. Melakukan pemberantasan jentik dan pengendalian vektor.
Terdapat perbedaan tentang pengelolaan sampah, tergantung dari jenis sampah itu
sendiri.
a) Rawat Jalan
TABEL 4.7
JUMLAH KUNJUNGAN PENDERITA BEROBAT
DI PUSKESMAS PERAWATAN BINUANG
TAHUN 2010
UMUR
NO JENIS KASUS 0-1 2-5 6-24 25- 50 TOTAL
Thn Thn Thn 45 Thn
Thn keatas
1 Thypoid Abdominalis 0 0 34 19 18 71
2 Diare 5 19 15 14 8 61
3 Disentri 0 1 0 0 2 3
4 Gastritis 0 0 7 15 13 35
5 Asthma 0 0 4 1 6 11
6 Perdarahan 0 0 2 3 0 5
7 Partus 0 0 17 29 0 46
8 Hypertensi 0 0 1 2 8 11
9 Kecelakaan 0 1 15 10 1 27
10 K.P 0 0 0 2 0 2
11 Ispa 0 1 1 0 1 3
12 Hepatitis 0 0 0 1 0 1
13 ISK 0 0 2 1 6 9
JUMLAH 5 22 96 97 63 2830
Sumber: data pasien rawat inap
B. Mengirim (merujuk) penderita ke pusat-pusat rujukan medis sesuai dengan
jenis penyakit yang tidak mampu ditangani oleh Puskesmas.
C. Menyelenggarakan Puskesmas keliling untuk menjangkau wilayah kerja
Puskesmas yang belum mempunyai Puskesmas Pembantu atau wilayah
pemukiman penduduk yang masih sulit sarana transportasinya.
Grafik 4.8
10 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Perawatan Binuang
Tahun 2010
Grafik 4.10
Cakupan PelayananKesehatan Siswa SD/MI dan
SMP/SMU
Di Wilayah KerjaPuskesmas Perawatan Binuang
Tahun2010
Sumber: Data Program UKS
I. Perawatan Kesehatan Masyarakat
Tujuan :
o Memberikan pelayanan perawatan secara menyeluruh (comprehensive health care)
kepada pasien dan keluarganya di rumah pasien.
o Memberikan konseling kepada anggota keluarga untuk mengenali kebutuhan
kesehatannya sendiri dan cara-cara penanggulangannya disesuaikan dengan batas-
batas kemampuan mereka.
o Menunjang program kesehatan lainnya dalam usaha pencegahan penyakit,
peningkatan dan pemulihan kesehatan individu dan keluarganya.
Ruang lingkup kegiatan ;
Melaksanakan perawatan kesehatan perorangan, keluarga dan kelompok-
kelompok masyarakat lainnya. Semua kegiatannya dilakukan di luar gedung
puskesmas yaitu di tingkat rumah tangga. Misalnya pertolongan persalinan,
perawatan penyakit kronis, peningkatan sanitasi lingkungan yang dilakukan di
rumah-rumah penduduk sasaran.
J. Kesehatan Gigi
Tujuan Usaha Kesehatan Gigi adalah untuk menghilangkan dan mengurangi
gangguan kesehatan gigi dan mempertinggi kesadaran kelompok-kelompok
masyarakat tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi.
Ruang lingkup kegiatan ;
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan gigi dan perawatan gigi secara rutin untuk anak-
anak sekolah dan ibu hamil.
b. Penyuluhan kesehatan gigi di sekolah
c. Pelayanan medik gigi dasar, meliputi ;
1). Pengobatan gigi pada penderita yang berobat maupun yang dirujuk
2). Merujuk kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi ke sasaran yang lebih mampu
3). Memberikan penyuluhan secara individu dan kelompok
4). Memelihara kebersihan (hygiene klinik)
5). Memelihara atau merawat peralatan atau obat-obatan
d. Pencatatan dan Pelaporan
BAB V
MASALAH DAN HAMBATAN
B. MASALAH
1. Pencatatan : Sejalan dengan perkembangan teknologi masa kini, sistem
pencatatan semua unit kegiatan masing program harusnya suda dilakukan dengan
sistem koputerisasi, namum dalam pengoperasiannya dibutuhkan latihan untuk bisa
melakukan pencatatan dengan baik, hal inilah yang menjadi kendala di Puksemas
Perawatan Binuang bahwa tidak semua penanggung jawab program mampu
mengoperasikan komputer dengan baik, sehingga pencatan masi dilakukan secara
manual.
2. Pelaporan : pelaksanaan pelaporan masih sangat bersifat rutinitas ( tergantung
permintaan data sesuai format ) sehingga petugas tidak dapat mengoreksi hasil
kerjanya, sama halnya dengan pencatatan seperti diatas perlu juga adanya
pelaporan dengan komputerisasi untuk menjaga dan memberikan kualitas dan
faliditas dari perlaporan.
3. Hasil : Hasil kegiatan setiap program, baik di dalam gedung maupun di luar
gedung seharusnya di catat sebagai bahan pembuatan laporan yang kemudian akan
dilakukan sebagai bahan evaluasi, namun tidak jarang kegiatan yang dilakukan tidak
di dokumentasikan dalam bentuk catatan, sehingga pada saat dilakukan
pemeriksaan, petugas tidak bisa memberikan penjelasan yang disertai bukti
pencatatan. pencatatan dan pelaporan program pada tiap-tiap unit sangat bervariasi
bahkan banyak terjadi penurunan sehigga hal-hal ini perlu dievaluasi secara
seksama factor penyebabnya.
4. Pembinaan dan Pelatihan staf : Perlu adanya peningkatan pembinaan staf
puskesmas baik dalam bentuk bimbingan maupun dalam bentuk pelatihan pada
semua program. Walaupun sudah ada pelatihan yang dilaksanakan oleh dinas
kesehatan kabupaten dan dinas kesehatan Propinsi, tapi tidak semua program
sehingga hanya beberapa staf yang dapat mengikuti pelaksanaannya. Atau
pengadaan instruktur computer untuk tiap puskesmas bila akan diprogramkan
system pencatatan dan pelaporan secara komputerisasi dipuskesmas.
5 Peralatan Medis : peralatan dan perlengkapan medis untuk ukuran puskesmas
suda boleh di bilang lengkap, namun yang menjadi masalah ialah kedisiplinan dan
kesadaran dari petugas kesehatan dalam menggunakan dan memelihara perlatan
tersebut, sehingga banyak peralatan yang tidak bisa lagi digungsikan.
6. Sarana sanitasi Puskesmas : sarana sanitasi puskesmas seperti Jamban, Saluran
Pemuangan Air Limbah sudah tidak berfungsi dengan baik karena mengalami
kerusakan, terutama sarana jamban pada ruang perawatan pasien.
7. Kendaraan Roda Empat : Mobil Ambulance sebagai sarana Puskesmas Keliling
untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang susah
menjangkau sarana kesehatan, sudah tidak bisa beroperasi dengan maksimal
karena sering mengalami kerusakan, hal ini disebabkan kondisi kendaraan yang
suda tebilang tua (pengadaan tahun anggaran 1992).
A. HAMBATAN
1. Lintas Sektor : kerja sama lintas sector belum terpadu dengan sempurnah antara
instansi terkait seperti Pertanian, Depag, Diknas, serta PKK sehingga kegiatan
belum berjalan sebagai mana yang diharapkan. Selain institusi terkait yang
dimaksud di atas, kerjasama dengan pemerintah setempat juga perlu lebi di
tingkatkan untuk mendukung setiap program kesehatan di lapangan.
2. Tokoh Masyarakat : organisasi yang ada dimasyarakat seperti LKMD adalah
tempat tokoh masyarakat, tapi karena belum berfungsinya peranan LKMD dengan
baik dimana masih banyak tokoh masyarakat yang kurang berperan dalam kegiatan
kesehatan. Masih kurangnya partisipasi masyarakat untuk menjadi kader serta
banyaknya kader yang drop out sehingga ada beberapa posyandu yang kurang
maju dalam perkembangan kegiatan kesehatan.
3. Data Penduduk : Pencatatan jumlah penduduk menurut golongan umur baik
ditingkat kecamatan maupun ditingkat desa tidak sesuai dengan data yang ada di
Puskesmas, hal ini disebabkan oleh karena kerjasama dalam melakukan validasi
data sasaran setiap tahun antara data Puskesmas dengan pemerintah setempat
belum berjalan dengan baik.
4. Wilayah kerja : wilayah kerja Puskesmas Perawatan Binaung terdiri dari daerah
pegunungan dan daerah pantai, ada sebagian daerah yang tidak di jangkau oleh
kendaraan bermotor, sehingga untuk menjangkau daerah tersebut petugas harus
bejalan kaki melewati hutan selama beberapa jam.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Perlu adanya motivasi atau pembinaan bagi setiap petugas program dalam
bentuk pelatihan baik dipuskesmas maupun di Dinas Kesehatan pada masing-
masing penanggung jawab program.
2. Untuk pelaksanaan pencatatan dan pelaporan sekiranya dilakukan pelatihan
komputer untuk penanggungjawab tiap-tiap program dalam rangka pencapaian
faliditas data.
3. peningkatan supervisi dan bimbinngan dari setiap seksi dari dinas kesehatan
dalam upaya peningkatan kualitas dan cakupan program.
4. Perlu adanya Umpan balik serta tanggapan dari tingkat dinas atas laporan rutin
yang dibuat puskesmas baik laporan bulanan dan triwulan juga teguran tertulis bila
terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam pencatatan serta pelaporan, sehingga
petugas dapat memperbaiki dalam rangka peningkatan program selanjutnya.
5. Penambahan petugas tehnisi yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap
program yang ada sehingga tidak terjadi banyaknya tugas rangkap.
6. Dalam pelaksanaan program-program baru perlu dibentuk Tim perumus agar
dapat memantau dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan program tersebut.
7. Diharapakan kepada pemerintah setempat ( Camat dan kepala desa ) serta
institusi lintas sektor untuk senantisa mendukung dan menjalin kerjasama yang baik
dalam melaksanakan program kesehatan di masyarakat.
BAB VII
PENUTU P