Anda di halaman 1dari 56

PROSES PERSALINAN

NORMAL
KELOMPOK 22
AFRIYANI SYAMSIR
ARFINSASI PUTRA
HAPSARI PUTRI UTAMI
ILHAM AAAS HAMKA
INKA LAFENTA PONGKORUNG
RIZAL AHSAN MAULUD
PERSALINAN
Serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran
bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul
dengan pengeluaran plasenta dan selaput dari tubuh ibu.

Macam-macam persalinan:

• Persalinan spontan
• Persalinan buatan
• Persalinan anjuran
TEORI PERSALINAN
Beberapa yang dikemukakan ialah sebagai berikut:

1.Penurunankadarprogesteron

2.Teorioksitosin

3.Kereganganotot-otot

4.Pengaruhjanin

5. Teori prostaglandin
Untuk memudahkan pengertian tentang jalannya persalinan, persalinan dibagi
dalam 3 kala:

Kala Iataukalapembukaan,
Dimulaidarihispersalinanyangpertamasampaipembukaancervixm
enjadilengkap.

Kala IIataukalapengeluaran
Dimulaidaripembukaanlengkapsampailahirnyabayi

Kala IIIataukalauri
Dimulaidarilahirnyabayisampailahirnyaplasenta.

Setelah plasenta lahir mulailah masa nifas (puerperium)


Dalam klinis, atas pertimbangan-pertimbangan praktis masih diakui adanya
Kala IV, yaitu masa 1 jam setelah plasenta lahir.
PROSES PERSALINAN
1. Tenaga yang mendorong anak keluar;
 HIS
 Tenaga mengejan/meneran

2. Perubahan-perubahan pada uterus dan jalan lahir dalam


persalinan.

3. Gerak anak pada persalinan.


1. Tenaga yang Mendorong Anak Keluar

a. HIS
 Kontraksi otot rahim dalam persalinan.
 Bulan terakhir sebelum persalinan dimulai terdapat
kontraksi rahim → his palsu, yang merupkan
peningkatan kontraksi Braxton Hicks.
 His palsu tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut
bagian bawah dan lipat paha tapi tidak menyebabkan
nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian
bawah.
 HIS palsu lama kontraksi pendek dan tidak
bertambah kuat jika dibawa berjalan, bahkan
sering berkurang.
 HIS palsu tidak bertambah kuat seiring majunya
waktu.
 HIS pendahuluan tidak mempunyai pengaruh
pada cervix.
HIS persalinan
 Merupakan kontraksi fisiologis otot-otot rahim.
 Bersifat nyeri yang mungkin disebabkan:
 Anoksia dari sel-sel otot sewaktu kontraksi.
 Tekanan oleh serabut otot rahim yang
berkontraksi pada ganglion saraf di cervix dan
segmen bawah rahim.
 Regangan cervix atau regangan dan tarikan
pada peritoneum sewaktu kontraksi.
Kontraksi bersifat autonom.
Pada HIS terdapat pacemaker yang
terletak pada kedua pangkal tuba yang
memulai kontraksi dan mengontrol
frekuensi.
Kontraksi bersifat berkala dan perlu
diperhatikan sbb:
• Lamanya kontraksi.
• Kekuatan kontraksi.
• Interval antara 2 kontraksi.
Menurut faalnya his dibagi menjadi:

• Yaitu his yang menimbulkan pembukaan cervix.


His
pembukaan

• Yaitu his yang mendorong anak keluar


His
pengeluaran

• Yaitu His yang melepaskan urine


His pelepasan
urine
Karakteristik his persalinan/his palsu
Faktor His persalinan His palsu
 Kontraksi interval teratur tak teratur
 Interval memendek tetap
panjang
 Intensitas makin kuat tetap
 Lokasi sakit belakang & abdomen abdomen
bawah
 Pengaruh sedativa tdk berpengaruh hilang oleh
sedativa
 Perubahan serviks mendatar & membuka tetap
b. Tenaga mengejan

 Tenaga utama yang mendorong anak keluar adalah


kontraksi otot-otot didnding perut yang mengakibatkan
peninggian tekanan intraabdominal.
 Tenaga mengejan hanya dapat berhasil jika pembukaan
sudah lengka, dan paling efektif sewaktu kontraksi
rahim.
2. Perubahan-Perubahan Pada Uterus dan Jalan
Lahir dalam Persalinan.
a. Segmen atas dan segmen bawah rahim pada
persalinan.
 Dalam kehamilan
• SBR → isthmus uteri
• SAR → korpus uteri
 Dalam persalinan :
• SAR : memegang peran aktif karena
berkontraksi → menjadi tebal → mendorong
anak keluar
• SBR : memegang peranan pasif dan menjadi
semakin tipis seiring majunya persalinan
karena diregang yang akan dilalui bayi.
b. Sifat kontraksi otot rahim

• Setelah berkontraksi tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum


kontraksi tetapi menjadi sedikit lebih pendek, hal ini disebut retraksi.
• Dengan retraksi → rongga rahim mengecil → anak berangsur di dorong
ke bawah dan tidak kembali naik lagi ke atas setelah his hilang.

• Kontraksi yang terjadi tidak sama kuatnya. Bagian fundus uteri


mempunyai kontraksi yang paling kuat.
• Pengecilan segmen atas harus diimbangi oleh relaksasi segmen
bawah rahim sehingga segmen atas makin lama semakin
mengecil dan segmen bawah semakin diregang dan makin tipis.
• Isi rahim sedikit demi sedikit terdorong ke luar dan pindah ke
segmen bawah
c. Perubahan bentuk rahim
 Tiap kontraksi :
• Sumbu panjang makin panjang
• Sumbu melintang makin kurang
 Akibatnya :
 Lengkungan Tulang punggung fetus(-)→makin
lurus
 Kutub atas tertekan fundus
 Kutub bawah → masuk ke panggul
 Otot meregang memanjang :
• menarik SBR & serviks = pembukaan serviks
C. Lig. Rotundum

 Memendek fundus pindah ke depan


sumbu rahim se arah dengan sumbu jalan
lahir
 Fundus tertambat tidak dapat naik ke atas
D. Perubahan pada serviks :
 Pendataran & pembukaan
 Pendataran : saluran canalis cervicis uteri 2 cm
1 lubang dengan pinggiran tipis
 Pembukaan : lubang ostium externum
beberapa mm berdiameter 10 cm
Pendataran dan pembukaan
cervix pada primigravida
Penyebab pembukaan serviks :
1. Tarikan otot serviks pada pinggir ostium
2. Regangan serviks & SBR oleh isi rahim & air
ketuban
3. Ketuban membuka serviks

Perubahan pada vagina dan dasar panggul :


Ketuban & bagian depan anak membuat
saluran yang dapat dilalui anak
3. Gerakan-gerakan Anak Pada Persalinan
(Mekanisme Persalinan)

 Gerakan-gerakan anak pada persalinan sering kita jumpai


ialah:
• Letak kepala
• Presentasi belakang kepala
• Sutura sagitalis melintang

 Ukuran-ukuran kepala hampir sama dengan ukuran-ukuran


bawah panggul penyesuaian dengan bentuk panggul.
 Pintu atas panggul → bidang tengah panggul → pintu bawah
panggul.
1. Palpasi
•Leopold I
•Fundus terisi oleh bokong. Bagian yang lunak Gerakan utama berupa
kurang melenting dan kurang bundar hal-hal berikut :
•Leopold II •Turunnya kepala
•Punggung terdapat disebelah kiri (tahanan yang •Majunya kepala
terbesar disebelah kiri). Bagian-bagian kecil •Fleksi
terdapat disebelah kanan. •Putaran paksi dalam
•Leopold III •Ekstensi
•Kepala (bagian yang keras, bundar, dan •Putaran paksi luar
melenting) masih dapat digerakan diatas •Ekspulsi
symphysis, kecuali jika kepala sudah masuk ke
dalam pintu atas panggul
2. Auskultasi
•Bunyi jantung terdengar disebelah kiri, sedikit
dibawah pusat.
3. Pemeriksaan dalam
•Sutura sagitalis teraba melintang kira-kira ditengah
jalan lahir, ubun-ubun kecil terdapat kiri melintang,
sedangkan ubun-ubun besar traba kanan melintang.
a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat dibagi menjadi hal-hal berikut:
1. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul
2. Majunya kepala

Sinklitisme dan asinklitisme


• Pada presentasi belakang kepala, engagement
berlangsung apabila diameter biparietal telah melewat
pintu atas panggul.
• Kepala paling sering masuk dengan sutura sagitalis
melintang. Ubun-ubun kecil kiri melintang merupakan
posisi yang paling sering kita temukan.
Sinklitisme dan asinklitisme
• Apabila diameter biparietal tersebut sejajar dengan bidang panggul,
kepala berada dalam sinklitisme. Sutura sagitalis berada ditengah-
tengah antara dinding panggul bagian depan dan belakang. Jika
keadaan tersebut diatas tidak tercapai, kepala berada dalam keadaan
asinklitisme. Engagement dengan sinklitisme terjadi bila terus
tegak lurus terhadap pintu atas panggul dan panggulnya luas.
• Asinklitisme dibagi menjadi dua yaitu Asinklitisme posterior dan
anterior.
Turunnya kepala :

Penyebab majunya kepala :


 tekanan cairan intrauterin
 tekanan pada bokong
 mengejan
 badan anak melurus
Sinklitisme dan asinklitisme
Majunya kepala
• Pada primigravida, majunya kepala terjadi setelah
kepala masuk kedalam rongga panggul dan biasamya
baru muncul pada kala II.
• Hal yang menyebabkan majunya kepala, yaitu:
– Tekanan cairan ketuban
– Tekanan langsung oleh fundus pada bokong
– Kontraksi otot-otot perut
– Melurusnya badan anak aknibat perubahan bentuk
rahim
Fleksi :

 Fleksiringan fleksi bertambah ubun-ubun


kecil lebih rendah daripada ubun-ubun besar
diameter subocipito frontalis (11 cm) diganti oleh
diameter suboccpito-bregmatica (9,5 cm).

 Penyebab :
 Dorongan maju
kopel fleksi
 Tahanan jalan lahir
Kopel yang menghasilkan fleksi kepala
Putaran paksi dalam
 Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam ialah
pemutaran bagian depan sedemikian rupa sehingga
bagian terendah dari bagian depan memutar ke
depan ke bawah symphysis.
 Mekanisme penyesuaian posisi kepala dengan
bentuk jalan lahir
 Selalu bersamaan dengan majunya kepala
 Terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III
• Sebab-sebab putaran paksi dalam, yaitu:
1. Pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian
terendah dari kepala.
2. Bagian terendah kepala ini mencari tahanan yang paling
sedikit, yaitu di sebelah depan atas tempat terdapatnya
hiatus genitalis antara musculus levator ani kiri dan kanan.
3. Ukuran terbesar dari bdang tengah panggul ialah diameter
antero-posterior.
Ekstensi
 Penyebab :
 sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul
mengarah ke depan atas
 kekuatan yang mendesak kepala ke bawah
 kekuatan yang menolak kepala ke atas
resultatnya ke arah depan
 Subocciput yang menjadi pusat pemutaran disebut
Hipomoklion
Putaran paksi luar
 Kepala memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi leher yang
terjadi karena putaran paksi dalam
 Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan = putaran paksi luar)
 Belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadium sesisi
 Penyebab diameter bisacromial berada pada diameter anteroposterior dari pintu bawah
panggul.
Ekspulsi
• Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai
dibawah symphysis dan menjadi hipomoklion
untuk kelahiran bahu belakang.
• Putaran paksi luar luar terjadi ke arah tuber
ischiadicum sebelah kanan. Pada posisi
occipito-anterior, putaran paksi hanya 45° ke
kanan atau ke kiri
Gerakan-gerakan utama
kepala pada persalinan :

1. Engagement.
2. Penurunan kepala
3. Fleksi
4. Putaran paksi dalam
5. Ekstensi
6. Putaran paksi dalam
7. Pengeluaran bahu depan.
8. Pengeluaran bahu
belakang
Mekanisme persalinan pada posisi occipito-posterior

• Posisi occipito-posterior ada 3 macam, yaitu:


1. Ubun-ubun kecil kiri belakang
2. Ubun-ubun kecil kanan belakang
3. Ubun-ubun kecil belakang
• Posisi occipito-posterior kanan lebih sering
daripada occipito-posterior kiri.
Kala uri

 Pelepasan plasenta
 Pengeluaran plasenta
 Penyebab pelepasan plasenta :
 rahim mengecil tiba-tiba
 tempat perlekatan plasenta mengecil
 Plasenta lepas pada stratum spongiosum
... a. retraksi & kontraksi otot rahim
setelah anak lahir plasenta lepas
b. hematom retroplasenter
 Lepas dalam waktu 4-5 menit
Teknik pelepasan plasenta
schultze dan duncan
• Cara schultze : dimulai dari bagian tengah
plasenta.
• Cara duncan : dimulai dari bagian pinggir
plasenta
JALANNYA PERSALINAN
SECARA KLINIS
A. Tanda-tanda Persalinan
1. His pembukaan :
 nyeri melingkar
 Teratur
 makin lama makin sering
 dibawa jalan makin kuat
 serviks mendatar & membuka
2. Keluarnya lendir berdarah dari jalan lahir
(show).
3. Ketuban pecah.
B. Kala Persalinan
a. KALA I
 Kala pembukaan
 His makin lama makin kuat, interval makin pendek
dan lebih lama
 Lama : - primi 12 jam
- multi 8 jam
 Pegangan klinis :
pembukaan 1 cm/jam untuk primi
pembukaan 2 cm/jam untuk multi
KALA II
 His makin kuat, setiap 2-3 menit
 Lama kontraksi 50-100 detik
 Ketuban pecah
 Ibu mengejan
 Akhir kala II: Kepala membuka pintu
Kepala ke luar pintu
 Lama kala : - primi + 50 menit
- multi + 20 menit
KALA III
 Lama : + 8-10 menit
 pelepasan plasenta:
• uterus bundar
• Perdarahan
• tali pusat memanjang
• fundus uteri naik
 Perdarahan + 250 cc
 Patologis jika > 500 cc
C. Lamanya Persalinan

Primigravida Multiparitas
– Kala I 12 1/2 jam 7 jam 20 menit
– Kala II 80 menit 30 menit
– Kala III 10 menit 10 menit
– Persalinan 14 jam 8 jam
D. Faktor yang Mempenguruhi Prognosis
Persalinan.

 Paritas
 Umur penderita
 Interval antara persalinan
 Besarnya anak
 Keadaan serviks

Anda mungkin juga menyukai