Anda di halaman 1dari 33

PERSALINAN

Yuanita Wulandari, S. Kep., Ns., MS


DEFINISI PERSALINAN
▪ Persalinan adalah proses pergerakan keluar janin, plesenta, dan
membran dari dalam rahim melalui jalan lahir (Bobak, 2005).

▪ Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang


terjadi pada kehamilan cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa
komplikasi baik pada ibu maupun pada janin (Saifuddin, 2006).
ETIOLOGI DARI PERSALINAN
a. TEORI PENURUNAN HORMON
Pada 1-2 minggu sebelum proses persalinan mulai terjadi penurunan kadar
hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang
otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah
sehingga timbul kontraksi otot rahim bila kadar progesterone menurun.

b.TEORI PLACENTA MENJADI TUA


Dengan semakin tuanya plasenta akan menyebabkan turunnya kadar estrogen
dan progesteron yang menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan
menimbulkan kontraksi rahim.
ETIOLOGI DARI PERSALINAN
c. TEORI DISTENSI RAHIM
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia otot-otot
rahim, sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenter.
d.TEORI IRITASI MEKANIK
Di belakang serviks terletak ganglion servikal (fleksus frankenhauser), bila
ganglion ini di geser dan di tekan misalnya oleh kepala janin, akan timbul
kontraksi rahim
e. INDUKSI PARTUS
Dengan jalan gagang laminaria, aniotomi, oksitosin drip dan sexio caesarea.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERSALINAN
a. POWER : his dan tenaga mengejan.
b. PASSAGE : ukuran panggul dan otot-otot persalinan
c. PASSENGER : terdiri dari janin, plasenta dan air ketuban
d. PSIKOLOGIKAL RESPON : yang diperhatikan kesiapan ibu dalam
menghadapi persalinan dan sanggup berpartisipasi selama proses
persalinan.
e. POSISI IBU : Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan.
Mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman,
dan memperbaiki sirkulasi ( melzack,dkk,1991). Posisi tegak
meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk, dan jongkok.
TANDA DAN GEJALA PERSALINAN
a. PENIPISAN DAN PEMBUKAAN serviks
b. KONTRAKSI UTERUS yang mengakibatkan perubahan serviks
(FREKUENSI MINIMAL 2 KALI DALAM 10 MENIT )
c. CAIRAN LENDIR BERCAMPUR DARAH (SHOW) melalui vagina
d. Adanya HIS yang DATANG LEBIH KUAT, SERING DAN TERATUR.
His sesungguhnya His palsu

a. Rasa sakit : a. Rasa sakit :


▪ teratur ▪ tidak teratur

▪ Interval makin pendek ▪ interval panjang


▪ semakin lama semakin kuat ▪ kekuatan tetap
▪ dirasakan paling sakit di ▪ dirasakan kuat di daerah
▪ daerah punggung ▪ perut
▪ intensitas makin kuat kalau ▪ tak ada perubahan
b. keluar “show” b. tidak keluar “show”
c. serviks membuka dan menipis c. serviks tertutup dan tidak ada
pembukaan
PROSES PERSALINAN : 4 KALA
a.KALA I : Pembukaan serviks
b.KALA II : Kala pengeluaran janin
c. KALA III : Kala pengeluaran plasenta
d.KALA IV : Hingga 2 jam setelah plasenta
lahir
KALA I : PEMBUKAAN SERVIKS
▪ adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang ditandai oleh perubahan serviks
yang progresif yang diakhiri dengan pembukaan lengkap (10 cm)
▪ Primipara kala I berlangsung kira-kira 12-13 jam, sedangkan pada multipara kira-kira
7-8 jam.
▪ Terdapat 2 fase pada kala satu, yaitu :
1) FASE LATEN
Pembukaan 0 sampai 3-4 sentimeter atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8
jam. Selama fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama sekali.
2) FASE AKTIF
Pembukaan dari 3-4 cm hingga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam. Penurunan
bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir fase aktif dan selama kala
dua persalinan.
KALA II : PENGELUARAN JANIN
▪ Ibu merasakan ingin meneran bersamaan terjadinya kontraksi, ibu
merasakan peningkatan tekanan pada rectum atau vaginanya, perineum
terlihat menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka,
peningkatan pengeluaran lendir darah.
▪ His terkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira- kira 2-3 menit sekali.
▪ Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan
pada otot -otot dasar panggul yang secara reflektoris timbul rasa
mengedan, karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air besar
dengan tanda anus terbuka
KALA II : PENGELUARAN JANIN
▪ Kala II pada primi : 1½ - 2 jam, pada multi ½ - 1 jam.
▪ Ada 2 cara ibu mengedan:
1. Posisi berbaring sambil merangkul merangkul kedua pahanya
dengan kedua lengan sampai batas siku. Kepala diangkat sedikit
hingga dagu mengenai dada. Mulut dikatup.
2. Dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring ke arah terdapatnya
punggung janin dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang
sebelah atas.
KALA III : PENGELUARAN PLASENTA
▪ Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar.
▪ Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi pusat, dan berisi
plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.
▪ Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina
akan lahir spontan atau sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus
uteri.
▪ Seluruh proses biasanya berlangsung 5 -30 menit setelah bayi lahir.
▪ Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc
KALA III : PENGELUARAN PLASENTA
▪ Manajemen aktif kala III meliputi pemberian oksitosin dengan segera,
pengendalian tarikan pada tali pusat, dan pemijatan uterus segera setelah
plasenta lahir.

▪ Jika menggunakan manajemen aktif dan plasenta belum lahir juga dalam
waktu 30 menit, periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi, periksa
adanya tanda pelepasan plasenta, berikan oksitosin 10 unit
(intramuskular), dan periksa ibu dengan seksama dan jahit semua
robekan pada serviks dan vagina kemudian perbaiki episiotomy.
KALA IV
▪ Kala pengawasan dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam.

▪ Periksa fundus uteri setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20-30
menit selama jam kedua.

▪ Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih dan perdarahan setiap 15


menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
MEKANISME PERSALINAN
A. Engagement = masuk
B. Descensus = penurunan
C. Fleksi
D. Putaran Paksi Dalam (internal rotation)
E. Defleksi
F. Putaran paksi luar (external rotation)
G. Expulsi
ENGAGEMENT = MASUK
▪ Engangement adalah masuknya kepala dengan lingkaran terbesar
(diameter biparietal) melalui PAP (pintu atas panggul).
▪ Pada primigravida kepala janin mulai turun pada umur kehamilan kira-
kira 36 minggu, sedangkan pada multigravida pada kira-kira 38 minggu,
kadang-kadang baru pada permulaan partus.
▪ Engagement lengkap terjadi bila kepala sudah mencapai Hodge III.
▪ Bila engagement sudah terjadi maka kepala tidak dapat berubah posisi
lagi, sehingga posisinya seolah-olah terfixer di dalam panggul, oleh
karena itu engagement sering juga disebut fiksasi.
DESCENSUS = PENURUNAN
▪ Descensus adalah penurunan kepala lebih lanjut kedalam panggul.
▪ Faktor-faktor yang mempengaruhi descensus adalah
1. Tekanan air ketuban
2. Dorongan langsung fundus uteri pada bokong janin
3. Kontraksi otot-otot abdomen
4. Ekstensi badan janin.
FLEKSI
▪ Fleksi adalah menekannya kepala dimana dagu mendekati sternum
sehingga lingkaran kepala menjadi mengecil → suboksipito
bregmatikus (9,5cm).

▪ Fleksi terjadi pada waktu kepala terdorong his kebawah kemudian


menemui jalan lahir.

▪ Pada waktu kepala tertahan jalan lahir, sedangkan dari atas


mendapat dorongan, maka kepala bergerak menekan kebawah.
PUTARAN PAKSI DALAM
(INTERNAL ROTATION)

▪ Putaran paksi dalam adalah berputarnya oksiput ke arah depan, sehingga


ubun -ubun kecil berada di bawah symphisis (HIII).

▪ Faktor-faktor yang mempengaruhi : perubahan arah bidang PAP dan PBP,


bentuk jalan lahir yang melengkung, kepala yang bulat dan lonjong.
DEFLEKSI
▪ Defleksi ialah mekanisme lahirnya kepala lewat perineum. Faktor yang
menyebabkan terjadinya hal ini ialah : lengkungan panggul sebelah
depan lebih pendek dari pada yang belakang.

▪ Pada waktu defleksi, maka kepala akan berputar ke atas dengan


suboksiput sebagai titik putar (hypomochlion) dibawah symphisis
sehingga berturut – turut lahir ubun – ubun besar, dahi, muka dan
akhirnya dagu.
PUTARAN PAKSI LUAR (EXTERNAL
ROTATION)
▪ Adalah berputarnya kepala menyesuaikan kembali dengan sumbu badan
(arahnya sesuai dengan punggung bayi).
EXPULSI
▪ Adalah lahirnya seluruh
badan bayi.
RESIKO KOMPLIKASI PERSALINAN
a. Infeksi.
b. Retensi plasenta.
c. Hematom pada vulva.
d. Ruptur uteri.
e. Emboli air ketuban.
f. Ruptur perineum
PENATALAKSANAAN: KALA 1
1) Memberikan dorongan emosional, anjurkan suami dan anggota keluarga
yang lain untuk mendampingi ibu selama proses persalinan
2) Membantu pengaturan posisi, anjurkan suami dan pendamping lainnya
untuk membantu ibu berganti posisi. Ibu boleh berdiri, berjalan-jalan,
duduk, jongkok, berbaring miring, merangkak dapat membantu
turunnya kepala bayi dan sering juga mempersingkat waktu persalinan
3) Memberikan cairan atau nutrisi, makanan ringan dan cairan yang cukup
selama persalinan memberikan lebih banyak energi dan mencegah
dehidrasi. Apabila dehidrasi terjadi dapat memperlambat atau membuat
kontraksi menjadi tidak teratur dan kurang efektif.
PENATALAKSANAAN: KALA 1
4) Keleluasaan ke kamar mandi secara teratur, ibu harus berkemih paling sedikit setiap 2 jam atau
lebih sering jika ibu ingin berkemih. Jika kandung kemih penuh dapat mengakibatkan :
• Memperlambat penurunan bagian terendah janin dan mungkin menyebabkan partus macet
• Menyebabkan ibu merasa tidak nyaman
• Meningkatkan resiko perdarahan pasca persalinan yang disebabkan oleh atonia uteri
• Mengganggu penatalaksanaan distosia bahu
• Meningkatkan resiko infeksi saluran kemih pasca persalinan
5) Pencegahan infeksi, sangat penting dalam penurunan kesakitan dan kematian ibu dan bayi
baru lahir. Upaya dan ketrampilan menjelaskan prosedur pencegahan infeksi yang baik
melindungi penolong persalinan terhadap resiko infeksi
6) Pantau kesejahteraan ibu dan janin serta kemajuan persalinan sesuai partograf
PENATALAKSANAAN: KALA 2
1) Menjaga kebersihan ibu
2) Memberikan dukungan mental untuk mengurangi kecemasan atau
ketakutan ibu
3) Mengatur posisi ibu
4) Menjaga kandung kemih tetap kosong, anjurkan ibu untuk berkemih
5) Berikan cukup minum terutama minuman yang manis
6) Ibu dibimbing mengedan selama his dan anjurkan ibu untuk mengambil nafas
diantara kontraksi
7) Perikda DJJ setiap selesai kontraksi
8) Minta ibu mengedan saat kepala bayi nampak divulva
9) Letakkan satu tangan dikepala bayi agar defleksi tidak terlalu cepat
10) Tahan perineum dengan satu tangan yang lain
PENATALAKSANAAN: KALA 2
11) Jika kepala telah lahir, usap dengan kasa dari lendir dan darah
12) Periksa adanya lilitan tali pusat
13) Biarkan kepala bayi mengadakan putaran paksi luar dengan sendirinya
14) Tempatkan kedua tangan pada posisi biperietal bayi
15) Lakukan tarikan lembut kepala bayi kebawah untuk melahirkan bahu anterior lalu keatas untuk
melahirkan bahu posterior.
16) Sangga kepala dan leher bayi dengan satu tangan kemudian dengan tangan yang lain menyusuri
badan bayi sampai seluruhnya lahir. Lakakukan penilaian selintas meliputi: apakah bayi
menangis/ bernafas tanpa kesulitan, warna kulit dan bergerak aktif atau tidak.
17) Letakkan bayi diatas perut ibu, keringkan sambil nilai pernafasannya (APGAR) dalam menit
pertama
18) Lakukan jepit, potong, ikat tali pusat
19) Pastikan bayi tetap hangat
PENATALAKSANAAN: KALA 3
1) Pastikan tidak ada bayi yang kedua
2) Berikan oksitosin 10 IU dalam 2 menit pertama segera setelah bayi lahir.
3) Lalukan penegangan tali pusat terkendali, tangan kanan menegangkan
tali pusat sementara tangan kiri dengan arah dorsokranial mencengkram
uterus
4) Jika plasenta telah lepas dari insersinya, tangan kanan menarik tali pusat
kebawah lalu keatas sesuai dengan kurve jalan lahir sampai plasenta
nampak divulva lalu tangan kanan menerima plasenta kemudian
memutar kesatu arah dengan hati-hati sehingga tidak ada selaput
plasenta yang tertinggal dalam jalan lahir
PENATALAKSANAAN: KALA 3
5) Segera setelah plasenta lahir tangan kiri melakukan massase fundus
uteri untuk menimbulkan kontraksi
6) Lakukan pemeriksaan plasenta, pastikan kelengkapannya
7) Periksa jalan lahir dengan seksama, mulai dari servik, vagina hingga
perineum.
8) Lakukan penjahitan jika diperlukan
PENATALAKSANAAN: KALA 4
1) Bersihkan ibu sampai ibu merasa nyaman
2) Anjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mencegah dehidrasi
3) Berikan bayinya pada ibu untuk disusui
4) Periksa kontraksi uterus dan tanda vital ibu setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
5) Ajarkan ibu dan keluarganya tentang :
• Bagaimana memeriksa fundus uteri dan menimbulkan kontraksi
• Tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
• Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pertama
PROSEDUR DIAGNOSTIK
a. Melakukan anamnesa dengan menanyakan hal-hal sebagai berikut :
• Permulaan timbulnya kontraksi
• Pengeluaran pervaginam seperti lendir, darah, dan atau cairan ketuban
• Riwayat kehamilan, riwayat medik, riwayat sosial, masalah kesehatan ibu
dan kesehatan reproduksi yang pernah dialami

b. Pemeriksaan Umum meliputi tanda vital, BB, TB, oedema, kondisi puting
susu, kandung kemih
PROSEDUR DIAGNOSTIK
c. Pemeriksaan Abdomen meliputi bekas luka operasi, Tinggi Fundus Uteri
(TFU), kontraksi, penurunan kepala, letak janin, besar janin, denyut
jantung janin (DJJ)
d. Pemeriksaan vagina meliputi pembukaan dan penipisan servik, selaput
ketuban penurunan dan molase, anggota tubuh janin yang sudah teraba
e. Pemeriksaan Penunjang berupa:
• Urine : warna, kejernihan, bau, protein, gula, dan lain-lain
• Darah : Hb, BT/CT, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai