Anda di halaman 1dari 101

Uraian Materi

FISIOLOGI PERSALINAN
I. PENGERTIAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri, yang dapat hidup ke dunia
luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain (Mochtar, Rustam, 1998).
Persalinan adalah proses kelahiran janin pada tua
kehamilan sekurang-kurangnya 28 minggu, atau jika
bayi yang dilahirkan beratnya 1000 gram lebih
(Persalinan Normal, FKUI, 1993).
= Persalinan (partus=labor) adalah : proses
pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui jalan
lahir biasa.
Beberapa istilah yang ada hubungannya
dengan persalinan
1. Menurut cara persalinan
Partus biasa (normal)
Adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang kepala
dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta
tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya berlangsung
kurang dari 24 jam
Partus luar biasa (abnormal)
Adalah persalinan pervaginam dengan bantuan alat-alat
atau melalui dinding perut dengan operasi caesaria
2. Menurut tua (umur) kehamilan
Abortus (keguguran)
Adalah terhentinya kehamilan sebelum janin
dapat hidup, berat janin dibawah 1000 gram,
tua kehamilan dibawah 28 minggu.
Partus prematurus
Adalah persalinan dari hasil konsepsi pada
kehamilan 28-36 minggu, janin dapat hidup
tapi premature, berat janin (1000-1500) gram
Partus maturus (aterm)
Adalah partus pada kehamilan 37-40 minggu, janin
matur, berat badan di atas 2500 gram
Partus postmaturus
Adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu partus yang ditaksir
Partus precipitatus
Adalah partus yang berlangsung cepat
Partus percobaan
Adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk
memperoleh bukti tentang ada atau tidaknya
disproporsi cephalopelvik
3. Gravida dan para
Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil
Primigravida adalah seorang wanita yang hamil untuk
pertama kali
Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi
yang dapat hidup
Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah
melahirkan bayi viable
Primipara adalah seorang wanita yang pernah
melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya
Multipara/Pleuripara adalah wanita yang pernah
melahirkan bayi viable beberapa kali (sampai 5 kali)
II.SEBAB-SEBAB PERSALINAN
Penyebab yang sebenarnya dari permulaan persalinan
tetap tidak dapat dipastikan. Namun, nampaknya
disebabkan oleh banyak faktor, antara lain :
1. Penurunan kadar Progesteron :
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim.
Sebaliknya, estrogen meninggikan kerentanan otot
rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan
antara kadar progesteron dan estrogen di dalam
darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga timbul his.

2. Teori Oksitosin
Stres emosi dan fisik bekerja atas hypothalamus ibu yang
memicu pelepasan oksitosin
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hypofisis pars.
Posterior
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesterone
dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga sering
terjadi kontraksi Braxton Hicks
Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya
kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan aktivitas,
sehingga persalinan dapat dimulai
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh
karena itu timbul kontraksi otot-otot rahim.
3.Keregangan otot-otot rahim
Seperti halnya dengan kandung kencing dan
lambung, bila dindingnya teregang oleh
karena isinya bertambah maka timbulnya
kontraksi mengeluarkan isinya.
Demikian pula dengan rahim, maka dengan
majunya kehamilan makin teregang otot-otot
dan otot-otot rahim makin renta
4.Pengaruh janin
Hipofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-
rupanya juga memegang peranan oleh
karena pada anancephalus kehamilan
sering lebih lama dari biasa.

5.Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua,
disangka menjadi salah satu sebab permulaan
persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan
bahwa prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan
sevara intravena, intra dan ekstraamnial
menimbulkan kontraksi myometrium pada
setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong
dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik
dalam air ketuban maupun dalam darah perifer
pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau
selama persalinan.
6.Tekanan cervix
Suatu bagian fetus yang terpresentasi dengan
baik akan merangsang ujung saraf pada cervix
sehingga menyebabkan dilatasi pada ostium
internumnya. Karena cervix mengalami
dilatasi dan pemendekan, maka segmen
uterus bagian atas akan mengadakan kontraksi
dan retraksi.
7.Kontraksi Braxton hicks yang progresif
Kontraksi bermula pada cornu dan sebagian
dimulai dengan aktivitas kontraksi tuba fallopi.
Tanda-tanda persalinan :
Beberapa minggu sebelum wanita memasuki
bulannya, minggunya atau harinya yang
disebut kala pendahuluan, terdapat tanda-
tanda sebagai berikut :
Lightening/ settling/ dropping
yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida, pada
multipara tidak begitu kentara
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri
turun
Perasaan sering atau susah kencing
karena kandung kemih tertekan oleh bagian
terbawah janin
Perasaan sakit di perut oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah dari uterus
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan
sekresinya bertambah, bisa bercampur darah
Tanda-tanda permulaan persalinan :
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,
sering, dan teratur
Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak
karena robekan-robekan kecil pada serviks
LANJUTAN
Kadang-kadang ketuban pecah dengan
sendirinya
Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar
dan pembukaan telah ada
Factor-faktor yang berperan dalam
persalinan adalah :
Persalinan ditentukan oleh 3 faktor P utama
1. Power (tenaga yang mendorong anak keluar), terdiri
dari :
- His
Adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan pada
waktu kontraksi, otot-otot rahim menguncup,
sehingga menjadi tebal dan lebih pendek, cavum uteri
menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan
kantung amnion ke SBR dan serviks.
Dalam mengawasi persalinan, hendaknya di
buat catatan :
1. Frekuensi : jumlah his dalam waktu tertentu
biasanya per menit atau per 10 menit.
2. Intensitas : kekuatan his diukur dalam mmHg,
prakteknya dapat diraba secara palpasi
apakah sudah kuat atau masih lemah
3. Aktivitas his : frekuensi dikali intensitas,
diukur dengan unit Montevideo. Contoh : 3 x
dalam 10 menit, kuatnya 50 mmHg atau
perut teraba keras
4. Durasi : lamanya setiap his berlangsung diukur
dengan detik
5. Datangnya his : apakah datangnya sering,
teratur, atau tidak
6. Interval : masa relaksasi
Fisiologi miometrium
Otot-otot uterus tidak mengadakan relaksasi
sampai 0, tetapi masih mempunyai tonus
sehingga tekanan di dalam ruang amnion masih
terukur antara 6-12 mmHg.
Pada setiap his tekanan tersebut
meningkat, dinamakan intensitas his
yang mempunyai 2 bagian, yaitu : bagian
pertama, tekanan yang agak cepat dan
bagian kedua, penurunan tekanan yang
agak lamban. Kontraksi uterus karena
otot-otot polos rahim bekerja dengan
baik dan sempurna, dengan sifat-sifat :
Kontraksi simetris
Fundus dominant
Relaksasi
Terdapat retraksi otot-otot corpus uteri setiap
sesudah his
Serviks uteri yang banyak mengandung kolagen
dan kurang mengandung serabut otot, akan
tertarik ke atas, oleh retraksi otot-otot corpus,
kemudian terbuka secara pasif dan mendatar
(efacement). Ostium uteri eksternum dan
internum pun akan terbuka.
Pacemaker adalah pusat koordinasi his yang
berada pada uterus di sudut tuba, di mana
gelombang his berasal. Kemudian bergerak ke
dalam dan ke bawah dengan kecepatan 2
cm tiap detik
kekuatan paling tinggi di fundus uteri (fundus
dominant). Oleh karena serviks tidak
mempunyai otot-otot yang banyak, maka pada
setiap his terjadi perubahan pada serviks :
tertarik dan mendatar (efacement)
membuka (dilatasi
Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan
mengejan
Setelah pembukaan lengkap dan ketuban pecah,
tenaga yang mendorong anak keluar selain his,
terutama disebabkan oleh kontraksi otot-otot
dinding perut yang mengakibatkan peninggian
tekanan intra abdominal. Tenaga ini serupa dengan
tenaga mengejan waktu BAB, tetapi jauh lebih kuat
lagi. Waktru kepala sampai di dasar panggul, timbul
reflek yang mengakibatkan klien menutup glotisnya,
mengkontraksikan otot-otot perutnya dan menekan
diafragmanya ke bawah.
LANJUTAN
Tenaga mengejan hanya dapat berhasil, kalau
pembukaan sudah lengkap, paling efektif
sewaktu kontraksi rahim. Tenaga mengejan
ini juga melahirkan plasenta setelah
plasenta lepas dari dinding rahim.
2. Passage
Keadaan jalan lahir pada persalinan, yang
diperhatikan antara lain :
Ukuran panggul
Dalam ilmu kebidanan, jika berbicara
mengenai panggul, maka yang dimaksud
adalah panggul kecil. Untuk lebih mengerti
mengenai panggul kecil dan untuk
menentukan tempat bagian depan anak
dalam panggul, maka telah ditentukan 4
bidang :
- Pintu Atas Panggul (PAP)
- Bidang Luas Panggul
- Bidang Sempit Panggul
- Pintu Bawah Panggul (PBP)
Pintu Atas Panggul (PAP)
Batas atas dari panggul kecil
Bentuknya bulat,oval
Batas-batasnya :
Promontorium
Sayap sacrum
Linea inominata
Ramus superior ossis pubis
Pinggir atas symfisis
a. Ukuran muka belakang (Diameter
Anteroposterior, Konjugata Vera)
Dari promontorium ke pinggir atas simfisis,
terkenal dengan nama konjugata vera,
ukurannya 11 cm. ukuran ini adalah yang
terpenting dari panggul. Sebetulnya konjugata
vera bukan ukuran yang terpendek antara
promontorium dan simfisis. Ukuran yang
terpendek adalah konjugata obstetrica,
dari promontorium ke simfisis beberapa mm di
bawah pinggir atas simfisis. Pada wanita hidup
tidak dapat diukur dengan langsung, tapi
dapat diperhitungkan dari konjugata diagonalis
(dari promontorium ke pinggir bawah
simfisis)
Konjugata diagonalis dapat diukur dengan jari
petugas yang melakukan pemeriksaan dalam.
Jika ditemukan panggul sempit, konjugata vera
dapat diperhitungkan dengan mengurangi
konjugata diagonalis dengan rumus :
1,5 2 cm (CV=CD-1,5 cm)
Pada panggul normal, jari tidak cukup panjang
untuk mencari promontorium.

b. Ukuran melintang (Diameter Transversa)
Adalah ukuran terbesar antara linea inominata
diambil tegak lurus pada conjugata vera (Ind. 12,5
cm, Eropa 13,5 cm)
C. Kedua ukuran serong (Diameter Oblique)
Dari articulation sacro iliaca ke
tuberculum pubicum dari belahan panggul
yang bertentangan
Lanjutan

2. Bidang Luas Panggul
Adalah bidang dengan ukuran-ukuran
yang terbesar. Bidang ini terbentang antara
pertengahan sympisis, Pertengahan
acetabulum dan pertemuan antara ruas
sacral 2 dan 3. Ukuran muka belakang 12,75
cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Karena tidak
ada ukuran yang kecil, bidang ini tidak
menimbulkan kesukaran dalam persalinan.
3. Bidang Sempit Panggul
Disebut juga dengan bidang tengah panggul, yaitu bidang
dengan ukuran-ukuran terkecil. Bidang ini terdapat
setinggi pinggir bawah simfisis, kedua spina ischiadika
dan memotong sacrum 1-2 cm di atas ujung sacrum.

Ukuran muka belakang11,5 cm, ukuran melintang 10 cm,
dan diameter sagitalis posterior adalah dari sacrum ke
pertengahan antara spina ischiadica 5 cm.

Lanjutan
Bidang ini paling sulit penilaiannya dalam ilmu
kebidanan, karena ukuran-ukurannya paling
kecil dan sulit untuk mengukurnya.
Kesempitan pintu bawah panggul biasanya
disertai juga dengan sempitnya bidang sempit
panggul.
4.Pintu Bawah Panggul (PBP)
PBP bukan satu bidang, tetapi terdiri dari dua
segitiga dengan dasar yang sama, yaitu garis
yang menghubungkan kedua tuber
ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari
segitiga yang belakang adalah ujung sacrum,
sisinya adalah ligamentum sacrotuberosum
kiri dan kanan.
PBP ditentukan 3 ukuran :
1. Ukuran muka belakang
Dari pinggir bawah symfisis ke ujung sacrum
(11,5 cm)
2. Ukuran melintang
Ukuran antara tuber ischiadika kiri dan
kanan (10,5 cm)
3. Diameter Sagitalis Posterior
Dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran
melintang (7,5 cm)

Untuk menentukan bagian anak turun ke dalam rongga
panggul, maka HODGE telah menentukan beberapa
bidang khayal dalam panggul :
H1 : Promontorium ke pinggir atas simfisis (sama
dengan PAP)
H2 : sejajar dengan H1 melalui pinggir bawah
simfisis
H3 : sejajar dengan H1 melalui spina ischiadika
H4 : sejajar dengan H1 melalui ujung oss.coccigis
Gambar hodge

3. Passanger (penumpang)
Janin
Sikap/habitus
Menunjukkan hubungan bagian-bagian janin yang
satu terhadap yang lainnya, biasanya terhadap
tulang punggungnya. Janin umumnya dalam
sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung,
dan kaki dalam keadaan fleksi, lengan bersilang
di dada.
Letak
Adalah bagaimana sumbu panjang janin berada
terhadap sumbu panjang ibu, misalnya letak lintang
dimana sumbu janin melintang pada sumbu ibu, letak
membujur atau letak memanjang dimana sumbu janin
sejajar dengan sumbu ibu, ini bisa letak kepala atau
letak sungsang.
Presentasi
Digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada di
bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau
pemeriksaan dalam. Missal, pres-kep, pres-bo, dll.

Posisi
Merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian
terbawah janin. Apakah sebelah kanan, kiri, depan,
belakang, terhadap sumbu ibu. Missal : LBK (Letak
Belakang Kepala), UUK (Ubun-ubun Kecil), uuk kiri
depan, uuk kanan belakang.
Sutura dan ubun-ubun (fontanela) penting
diketahui untuk menentukan letak kepala
anak dalam jalan lahir.

Sutura yang harus di kenal :
1. Sutura Sagitalis : antara kedua ossa.
Parietalis
2. Sutura Coronaris : sela mahkota antara : os.
Frontal dan os. Parietal
3. Sutura Lamboidalis : antara os. Oksipital dan
ossa. Parietal
4. Sutura Frontalis : antara os. Frontal kiri dan
kanan
Sutura kepala bayi
Ubun-ubun besar (fontikulus mayor)
Merupakan lubang dalam tulang tengkorak
yang berbentuk segi empat dan hanya
tertutup oleh selaput. Ubun-ubun besar
terdapat pada pertemuan antara 4 sutura :
Satu Sutura sagitalis
Dua Sutura coronalis
Satu Sutura frontalis
Ubun-ubun kecil (fontikulus minor)
Bukan merupakan lubang besar pada tengkorak, tapi
tempat dimana 3 sutura bertemu :
Dua Sutura Lamboidalis
Satu sutura sagitalis
UKURAN DIAMETER :
1. Diameter Oksipito-frontalis : 12 cm (letak puncak kepala)
2. Diameter mento-oksipitalis : 13,5 cm (letak dahi)
3. Diameter Sub-oksipito bregmatika : 9,5 cm (LBK/Letak Belakang
Kepala)
4. Diameter biparietalis : 9,25 cm
5. Diameter bitemporalis : 8 cm
UKURAN SIRKUMFERENSIA (KELILING) :
Circ. Fronto-Occipito : 34 cm (LPK/ Letak
Puncak Kepala)
Circ. Mento-occipito : 35 cm (Letak Dahi)
Circ. Suboksipito bregmatika : 32 cm (letak
belakang kepala)
Ukuran keliling kepala bayi
URI ( PLASENTA )
Uri berbentuk bundar atau oval
dengan ukuran diameter 15 20 cm,
tebal 2 3 cm, berat 500 600 gram.
Biasanya plasenta akan berbentuk
lengkap pada kehamilan kira kira 16
minggu, dimana ruang amnion telah
mengisi seluruh rongga rahim.
PEMBAGIAN URI :
1. Bagian Janin ( fetal portion ) : terdiri dari
korion frondosum dan vili.
2. Bagian maternal ( maternal portion ) : terdiri
dari desidua kompak tayang terbentuk dari
beberapa lobus dan kotiledon ( 15 20 buah)
3. Tali Pusat : Tali Pusat merentang dari pusat
janin ke uri bagian permukaan janin.
Panjangnya rata rata 50 -55 cm

Faal Uri :
1. Nutrisasi : Alat pemberi makanan pada janin
2. Respirasi : Alat penyalur zat asam dan
pembuang CO2
3. Ekskresi : Alat pengeluaran sampah
metabolisme
4. Produksi : Alat yang menghasilkan hormon
hormon
5. Imunisasi : Alat penyalur bermacam macam
antibodi ke janin
6. Pertahanan ( Sawar ) : Alat yang menyaring
obat obatan dan kuman kuman yang bisa
melewati uri
AIR KETUBAN
Volume air ketuban pada kehamilan
cukup bulan kira kira 1000 1500 cc. Air
ketuban berwarna putih keruh, berbau amis
dan berasa manis. Reaksinya agak alkalis atau
netral, dengan berat jenis 1,008. komposisinya
terdiri atas 90 % air, sisanya albumin, urea,
asam urik, kreatinin, sel sel epitel, rambut
lanugo, verniks caseosa dan garam an organik.
Kadar protein kira kira 2,6 % g/l, terutama
albumin
Asal Air Ketuban :
1. Kencing Janin (Fetal Urine)
2. Transudasi Dari Ibu
3. Sekresi Dari Epitel Amnion
4. Asal Campuran ( Mixed Origin)
Faktor P lainnya :
Psikologi
Keadaan psikologis pasien dalam menghadapi
persalinan dan kelahiran. Hal ini erat kaitannya dengan
asuhan sayang ibu dalam persalinan.
Physician
Pengetahuan, keterampilan, dan sikap penolong dalam
memberikan asuhan selama persalinan dan kelahiran.
Position
Posisi dalam persalinan disesuaikan dengan keinginan
ibu.Dengan adanya keseimbangan antara factor factor
P tersebut, persalinan normal diharapkan dapat
berlangsung.
PENGURANGAN RASA SAKIT DAN KENYAMANAN
DALAM PERSALINAN
Persepsi terhadap rasa sakit
Cara seseorang merasakan dan bereaksi terhadap
rasa sakit dipengaruhi oleh banyak factor :
Takut dan cemas
Akan meningkatkan respons seseorang terhadap rasa
sakit. Rasa takut kepada sesuatu yang tidak
diketahui, rasa takut terhadap kesendirian dalam
mengatasi suatu pengalaman, dan rasa takut akan
gagal dalam mengatasi rasa cemas akan menambah
kecemasan. Pengalaman pahit juga akan menambah
kecemasan ini.
Kepribadian
Kepribadian memainkan peranan dan wanita yang
secara alamiah tegang dan cemas akan lebih lemah
dalam menghadapi stress dibandingkan dengan
wanita yang rileks dan percaya diri
Kelelahan
Wanita yang sudah lelah selama beberapa jam
persalinan, mungkin didahului oleh periode ketika
tidurnya terganggu oleh ketidaknyamanan dari akhir
masa kehamilannya, akan kurang mampu dalam
mentolelir rasa sakitnya.
Factor budaya dan social
Beberapa budaya mengharapkan stoicisme (sabar dan
membiarkannya), sedang budaya lainnya mendorong
keterbukaan untuk menyatakan perasaan
Pengharapan
Wanita yang realistis dalam pengharapannya mengenai
persalinan dan responsnya terhadap hal itu
barangkali adalah wanita yang
paling baik terlengkapi. Selama ia masih merasa percaya
diri bahwa dia akan mendapatkan bantuan dan
dukungan yang dibutuhkannya dan dijamin bahwa ia
akan memperoleh analgesi yang sesuai.
Dukungan psikologis
Persiapan untuk persalinan
Memberikan informasi
Mengurangi kecemasan
Keikutsertaan dalam perencanaan
Perawatan fisik
Kebersihan dan kenyamanan
Lingkungan
Teman yang mendukung
Mobilitas
Memberi informasi
Posisi
Pijatan
Kontak fisik
PERSALINAN NORMAL
Tahapan persalinan di bagi menjadi 4 kala, yaitu :
KALA I : kala pembukaan, dimulai dari his
persalinan yang pertama sampai pembukaan
serviks menjadi lengkap
KALA II : kala pengeluaran, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai dengan lahirnya bayi
KALA III : kala uri, dimulai dari lahirnya bayi sampai
dengan lahirnya plasenta
KALA IV : di mulai 2 jam setelah kala III
Kala I : yaitu kala pembukaan
Terbagi ke dalam 2 fase :
1. Fase laten : dimana pembukaan sercviks berlangsung
lambat, sampai pembukaan 3 cm, berlangsung dalam
7-8 jam.
2. Fase aktif : berlangsung selama 6 jam, dibagi atas 3
sub fase,yaitu :
Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2
jam pembukaan menjadi 10 cm atau lengkap
Persalinan mulai ditandai dengan :
keluarnya lendir bercampur darah
serviks mulai membuka dan mendatar
kontraksi uterus yang teratur, makin
sering makin nyeri.

HIS :
Frekuensi : 4-5x/10 menit pada akhir kala I
Lamanya lebih dari 40 detik
Nyeri berasal dari regangan serviks yang membuka
Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi dari 20
mmHg. Biasanya dimulai dari tulang belakang menjalar
ke depan, kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira
batas tuba dengan uterus. Selain itu, nyeri juga terjadi
karena iskemia otot uterus, perubahan letak organ dan
jaringan pelvis yang lain.
Setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah
dari plasenta ke janin. Bila tekanannya
melebihi 75 mmHg akan menyumbat aliran darah
sama sekali.
Bila his terlampau kuat, lama, atau sering
dapat menimbulkan gawat janin.

Berakhir pada waktu :
Pembukaan serviks telah lengkap
Bibir portio tidak teraba lagi (pemeriksaan
dalam)
Selaput ketuban biasanya pecah pada akhir
kala I
Darah berasal dari pecahnya pembuluh
darah kapiler sekitar kanalis servikalis
(saluran mulut rahim) karena pergeseran
ketika serviks mendatar dan membuka.


Perbedaan fase pematangan/pembukaan
serviks pada primigravida dan multigravida
Kala II : fase pengeluaran bayi
Di mulai dari pembukaan lengkap sampai
dengan lahirnya bayi.
Pada kala ini HIS terkoordinir, kuat(amplitudo
40-60mmHg), intervalnya 4-5x/10 mnt,
lamanya lebih dari 40 detik.
Peristiwa penting pada persalinan kala II :
1. Bagian terbawah janin turun sampai dasar panggul
2. Ibu timbul perasaan/refleks ingin mengejan yang lebih
berat
3. Perineum meregang dan anus membuka
4. Kepala dilahirkan lebih dulu, dengan sub oksiput di
bawah simfisis (symfisis pubis sebagai sumbu
putar/hipomoklion), selanjutnya dilahirkan badan dan
anggota badan
5. Kemungkinan diperlukan pemotongan jaringan
perineum untuk memperbesar jalan lahir (sesuai
indikasi)
Lama kala II pada primigravida 1,5-2 jam, dan
multipara -1 jam.
Mekanisme turunnya kepala janin
Kala III : fase pengeluaran plasenta

Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap
Berakhir dengan lahirnya plasenta
Kelahiran plasenta : lepasnya plasenta dari insersi
pada dinding uterus, serta pengeluaran plasenta
dari cavum uteri

Lepasnya plasenta dari insersinya mungkin
dari sentral (schultze) ditandai dengan
perdarahan baru
Dari tepi/marginal (Mathews-Duncan), jika
tidak disertai perdarahan
Serempak dari tengah dan dari pinggir
plasenta
Pelepasan plasenta terjadi karena :
Waktu bayi dilahirkan rahim sangat mengecil, dan
setelah bayi lahir, uterus yang merupakan alat
dengan dinding yang tebal, sedangkan rongga rahim
hampir tidak ada. Fundus uteri terdapat sedikit di
bawah pusat, karena pengecilan rahim yang tiba-tiba
ini, tempat perlekatan plasenta juga sangat
mengecil. Plasenta sendiri harus mengikuti
pengecilan ini hingga menjadi 2 kali setebal pada
permulaan persalinan. Dan karena pengecilan
tempat mengecilnya plasenta, maka plasenta
menjadi berlipat-lipat.
Jadi, secara singkat factor yang paling penting
dalam pelepasan plasenta ialah retraksi dan
kontraksi otot-otot rahim setelah anak lahir.
2. Ditempat lepasnya plasenta terjadi
perdarahan. Maka, seolah-olah plasenta
terangkat dari dasarnya, hingga plasenta
terlepas. Biasanya dalam waktu 6-15 menit
setelah anak lahir.
Tanda Tanda
Kala III
Adanya semburan darah
Pemanjangan tali pusat
Perubahan bentuk uterus menjadi
bundar/globular

KEBUTUHAN IBU PADA KALA
III
1. Menajemen Aktif
kala III
Penatalaksanaan aktif kala III membantu
menghindarkan terjadinya perdarahan post
partum meliputi :
A. Memberikan oksitocin u/
merangsang kontraksi uterus

Oksitocin dpt diberikan 2 menit
stlh kelahiran bayi
Bila okcitocin tidak ada, hasilkan
oksitocin alami.
B. Lakukan Peregangan Tali Pusat Terkendali
(PTT)
Bila sudah ada tanda tanda pelepasan placenta,
lakukanlah :
Satu tangan diletakkan pada korpus uteri,
tangan mendorong uterus ke arah dorso
cranial.
Tangan yang satu memegang tali pusat
dengan klem 5-6 cm didepan vulva
Lakukan peregangan sampai placenta
keluar seutuhnya


C. Segera setelah placenta lahir dan selaputnya
dikeluarkan lakukan massage fundus uteri
periksa placenta,perdarahan, robekan servik.


Jika uterus tidak berkontraksi selama 10 15 detik
atau terjadi perdarahan hebat segera lakukan KBI
dan KBE
Jika Placenta tidak ada tanda-tanda pelepasan
placenta setelah 15 menit pemberian
oxcitocin,lakukan pemberian oxitocin ke 2, bila
dalam 15 menit kemudian placenta belum jg lahir
Retensio placenta
2. Personal Hygiene
3. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
4. Kebutuhan nutrisi
5. Eliminasi
6. Istirahat
Pendokumentasian Kala III
Merupakan kelanjutan dr kala II
Hal yang paling penting untuk didokumentasikan
adalah :
Jam berapa placenta lahir
Kelengkapan selaput
Jumlah perdarahan
Kontraksi uterus
Keadaan ibu dan janin
KALA IV (pemantauan pasca persalinan)
Pimpinan kala IV terutama diobservasi ketat, karena
bahaya perdarahan primer post partum terjadi pada
2 jam pertama.
Tujuh pokok penting yang harus diperhatikan :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan per vaginam atau dari alat
genital lainnya
Plasenta dan selaput ketuban harus sudah lahir
lengkap
Kandung kencing harus kosong
Luka-luka di perineum harus di rawat dan tidak ada
hematoma
Keadaan umum ibu baik
Keadaan umum bayi baik
KESIMPULAN
PENGERTIAN
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil
konsepsi (janin dan uri, yang dapat hidup ke dunia
luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan
lain (Mochtar, Rustam, 1998).
Persalinan adalah proses kelahiran janin pada tua
kehamilan sekurang-kurangnya 28 minggu, atau jika
bayi yang dilahirkan beratnya 1000 gram lebih
(Persalinan Normal, FKUI, 1993).
= Persalinan (partus=labor) adalah : proses
pengeluaran produk konsepsi yang viable melalui
jalan lahir biasa.
= Delivery adalah : momentum kelahiran janin sejak
kala II (akhir kala I)
SEBAB-SEBAB PERSALINAN
Penyebab yang sebenarnya dari permulaan
persalinan tetap tidak dapat dipastikan. Namun,
nampaknya disebabkan oleh banyak factor, antara
lain :
1. Penurunan kadar Progesteron :
2. Teori Oksitosin
3. Keregangan otot-otot rahim
4. Pengaruh janin
5. Teori prostaglandin
6. Tekanan cervix
7. Kontraksi Braxton hicks yang progresif
Factor-faktor yang berperan dalam
persalinan adalah :
Persalinan ditentukan oleh 3 faktor P
utama
1. Power (tenaga yang mendorong anak
keluar), terdiri dari :
His
Kekuatan mengejan
2. Passage
Keadaan jalan lahir pada persalinan, yang
diperhatikan antara lain :
Ukuran panggul
4 bidang :
Pintu Atas Panggul (PAP)
Batas-batasnya :
1. Promontorium
2. Sayap sacrum
3. Linea inominata
4. Ramus superior ossis pubis
5. Pinggir atas symfisis
3 ukuran yang ditentukan dari PAP :
Ukuran muka belakang (Diameter
Anteroposterior, Konjugata Vera)
Ukuran melintang (Diameter Transversa)
Kedua ukuran serong (Diameter Oblique)
PBP ditentukan 3 ukuran :
1. Bidang Luas Panggul
2. Bidang Sempit Panggul
3. Pintu Bawah Panggul (PBP)
1. Ukuran muka belakang
Dari pinggir bawah symfisis ke ujung sacrum (11,5 cm)
2. Ukuran melintang
Ukuran antara tuber ischiadika kiri dan kanan (10,5
cm)
3. Diameter Sagitalis Posterior
Dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5
cm)
Dalam kebidanan di kenal empat bentuk panggul (Caldwell-
Moloy) :
1. Panggul Ginecoid
2. Panggul Android
3. Panggul Antropoid
4. Panggul Platipeloid

Untuk menentukan bagian anak turun ke
dalam rongga panggul, maka HODGE telah
menentukan beberapa bidang khayal dalam
panggul :
H1 : Promontorium ke pinggir atas simfisis (sama
dengan PAP)
H2 : sejajar dengan H1 melalui pinggir bawah
simfisis
H3 : sejajar dengan H1 melalui spina ischiadika
H4 : sejajar dengan H1 melalui ujung oss.coccigis
3. Passanger (penumpang)
Janin
Sikap/habitus
Letak
Presentasi
Posisi

Sutura dan ubun-ubun (fontanela) penting
diketahui untuk menentukan letak kepala anak
dalam jalan lahir.
UKURAN DIAMETER
Diameter Oksipito-frontalis : 12 cm (letak puncak
kepala)
Diameter mento-oksipitalis : 13,5 cm (letak dahi)
Diameter Sub-oksipito bregmatika : 9,5 cm
(LBK/Letak Belakang Kepala)
Diameter biparietalis : 9,25 cm
Diameter bitemporalis : 8 cm
Plasenta
Air ketuban
PENGURANGAN RASA SAKIT DAN KENYAMANAN DALAM
PERSALINAN
Persepsi terhadap rasa sakit
Cara seseorang merasakan dan bereaksi
terhadap rasa sakit dipengaruhi oleh banyak
factor :
Takut dan cemas
Kepribadian
Kelelahan
Factor budaya dan social
Pengharapan
Fisiologi rasa sakit
Jalur rasa sakit
Mekanisme penghambatan
Rasa sakit dalam persalinan
Dukungan psikologis
Persiapan untuk persalinan
Memberikan informasi
Mengurangi kecemasan
Keikutsertaan dalam perencanaan
Tehnik relaksasi
Dorongan semangat
Perawatan fisik
Kebersihan dan kenyamanan
Lingkungan
Teman yang mendukung
Mobilitas
Memberi informasi
Posisi
Pijatan
Kontak fisik
MEKANISME PERSALINAN
Gerakan utama pengeluaran janin pada persalinan
dengan letak belakang kepala :
Kepala masuk PAP
Kepala turun ke dalam rongga panggul
Fleksi
Rotasi interna (putaran paksi dalam)
Ekstensi
Putaran paksi luar
Ekspulsi
PERSALINAN NORMAL
Tahapan persalinan di bagi menjadi 4 kala, yaitu :
KALA I : kala pembukaan, dimulai dari his persalinan
yang pertama sampai pembukaan serviks menjadi
lengkap
KALA II : kala pengeluaran, dimulai dari pembukaan
lengkap sampai dengan lahirnya bayi
KALA III : kala uri, dimulai dari lahirnya bayi sampai
dengan lahirnya plasenta
KALA IV : di mulai 2 jam setelah kala III
PERUBAHAN BENTUK KEPALA ANAK
Disebabkan oleh :
Caput Succedaneum
Moulage
Cephal Hematom
EVALUASI
Soal Menjodohkan
1. Salah satu penyebab timbulnya persalinan
2. Faktor POWER yang berperan dalam persalinan.
3. Bentuk Panggul yang ideal untuk wanita
4. Sejajar dengan HI melalui spina ischiadica
5. Menunjukan bagian janin yang ada di bagian bawah rahim
6. Gerakan utama janin
7. Dimulai dari pembukaan lengkap sampai dengan lahirnya
bayi
8. Permulaan persalinan ditandai dengan
9. Lepasnya plasenta dari insersinya mulai dari sentral
10.Oedema dari kulit kepala anak yang terjadi karena tekanan
dari jalan lahir pada kepala anak
PILIHAN
1. Fleksi
2. Ginekoid
3. Kala II
4. Penurunan kadar progesterone
5. His
6. Schultze
7. Caput Succedanum
8. Serviks membuka
9. Hodge III
10. Presentasi
11. Duncan
12. Platipeloid

Anda mungkin juga menyukai