Anda di halaman 1dari 54

HORMON HORMON

REPRODUKSI
(hormon-hormon yg berhubungan dengan
gametogenesis dan reproduksi)

Oleh :Parta Suhanda,SKp.M.Biomed

1
2
MENSTRUASI
 Haid / menstruasi : perdarahan siklik
dari uterus sbg tanda bahwa alat
kandungan menunaikan faalnya
 Wanita dewasa yg sehat & tdk hamil,
tiap bulan scr teratur mengeluarkan
darah dari alat kandungannya

3
SIKLUS MENSTRUASI
 Dalam 1 siklus tjd perubahan yg berulang
 Slm 1 bulan, tdpt 4 masa:
 Stadium menstruasi / desquamasi

 Stadium postmenstruum / regenerasi

 Stadium intermenstruum / proliferasi

 Stadium prsemenstruum / sekresi

 Pembagian lain:
 Stadium menstruasi

 Stadium proliferasi

 Stadium sekresi

 Stadium premenstruil

4
Stadium menstruasi /
desquamasi :
 endometrium dicampakkan dr dinding rahim
disertai dgn perdarahan & lendir serviks,
hanya lapisan tipis yg tertinggal (stratum
basale)
 Berlangsung slm 4 hari
 Darah tdk membeku  fermen  cegah
pembekuan darah & mencairkan potongan
mukosa
 Banyak perdarahan haid normal : ±50 cc
5
Stadium
postmenstruum/regenerasi :
 Luka krn lepasnya endometrium berangsur
ditutup kembali oleh selaput lendir yg baru
 dari sel epitel kelenjar endometrium
 Tebal endometrium ± 0.5 mm
 Berlangsung selama ± 4 hari

6
Stadium
intermenstruum/proliferasi:
 Endometrium tumbuh tebal ± 3.5 mm
 Kelenjar tumbuh lebih cepat dari
jaringan lain  berkelok-kelok
 Berlangsung dari hari ke 5-14 dari hari
pertama haid

7
Stadium
praemenstruum/sekresi:
 Endometrium tetap tebalnya, kelenjar berliku &
mengeluarkan getah
 Dlm endometrium tertimbun glikogen & kapur 
makanan untuk telur
 Lapisan atas padat (stratum compactum), lapisan
mampung (stratum spongiosum), lapisan bawah
(stratum basale)
 Berlangsung pd hari ke 14-28
 Kalau tdk tjd kehamilan  endometrium
dilepaskan dgn perdarahan  menstruasi
8
PEMBAGIAN LAIN:
 Stadium menstruasi (hari 3-5)
 Stadium proliferasi:
 Proliferasi dini:

 Tebal endometrium ± 2 mm
 Kelenjar-kelenjar lurus, epitel kubis rendah,

inti tdpt di basal


 Proliferasi lanjut:
 Endometrium mjd lebih tebal 
b’tambahnya stroma akibat pemecahan sel-
sel 9
Stadium sekresi :
 Stadium sekresi dini:
 Lebih tipis drpd fase sblmnya  krn

hilangnya cairan, tebalnya ± 4-5 mm


 Terbagi mjd bbrp bagian:

 Stratum basale : lapisan dlm berbatsan dgn


lapisan otot, inaktif kecuali mitosis kelenjar
 Stratum spongiosum : lapisan tengah bntk
anyaman spt spons  kelenjar banyak, lebar
& berkelok dgn stroma sedikit diantaranya
 Stratum compactum : lapisan permukaan,
saluran kelenjar sempit lumen berisi sekret,
stroma berlebihan, oedem 10
 Stadium sekresi lanjut:
 Tebalnya ± 5-6 mm
 Endometrium sangat vaskuler, kelenjar sangat
banyak & berkelok, kaya dgn glikogen
 Sangat ideal untuk nutrisi & p’kembangan
ovum
 Sel stroma sitoplasma bertambah
 Pembuluh darah tumbuh cepat  berkelok &
tdp pd lapisan compacta

11
Stadium premenstruil:
 Infiltrasi sel-sel darah putih
 Stroma mengalami disintegrasi
 Hilangnya cairan & sekret  collaps
dari kelenjar & arteri  vasokonstriksi
(fase iskemik)  pembuluh darah
relaksasi  pecah

12
 Siklus haid  masa dari hari pertama haid –
hari pertama haid yg berikutnya
 Normal : ± 28 hari (3-5 minggu)
 Lamanya haid : ± 4-5 hari
 Gejala yg dirasakan:
 Perubahan emosi : kurang senang, gelisah

 Sakit punggung

 Payudara agak nyeri & sedikit bengkak

13
14
SIKLUS OVARIUM:
 Dlm ovarium tdp sel-sel telur muda yg
dikelilingi sel gepeng  folikel primordial
 Sblm pubertas  ovarium istirahat
 Stlh pubertas  pengaruh hormon dr lobus
anterior hipofise (hormon FSH)  bbrp
folikel primordial tumbuh  1 yg matang &
pecah, lainnya mati

15
Proses matangnya folikel
primordial:

 Sel sekeliling ovum berlipat ganda  diantara


sel tumbuh rongga berisi cairan (liquor foliculli) 
ovum t’desak ke pinggir ditengah tumpukan
sel yg menonjol (cumulus oophorus)  antara sel
telur & sel sekitar (zona pellucida)  sel granulosa
lain yg membatasi ruangan folikel (membrana
granulosa)  folikel t’desak keluar & m’bentuk
2 lapisan : theca interna (banyak mengandung
pembuluh darah & menghasilkan estrogen), theca
eksterna (tdr dr jaringan ikat yg padat)  folikel
matang (folikel De Graaf)
16
Folikel De Graaf:

 Keluar sel telur dr folikel De Graaf  ovulasi


 sel telur dikelilingi sel-sel granulosa yg telah bebas
(corona radiata)  mengalami perubahan &
mengandung zat warna kuning (lutein)  sisa
folikel berubah mjd butir kuning (corpus luteum) 
mengeluarkan hormon progesteron & estrogen
 Corpus luteum  tjd konsepsi  corpus luteum
graviditatum
 Corpus luteum  tdk tjd konsepsi  corpus
luteum menstruationum
17
Corpus luteum
menstruationum:
 Masa hidup ± 8 hari
 Akan berdegenerasi & diganti dgn jaringan
ikat yg menyerupai stroma ovarium (corpus
albicans)  berwarna putih
 P’bentukan hormon progesteron & estrogen
berkurang & akhirnya berhenti  iskemia &
necrose dari endometrium  menstruasi
 Estrogen  proliferasi dari endometrium

18
Corpus luteum
graviditatum:
 Ovulasi  sel telur berukuran ±0.2 mm
masuk ke dlm tuba falopii  digerakkan scr
peristaltik & rambut getar dari sel-sel
selaput lendir tuba  cavum uteri
 Tjd fertilisasi  pertemuan &
persenyawaan dari sel telur & sel sperma
dlm ampula tuba
 Sel telur yg telah dihamili (zygote)
berjalan ke cavum uteri  menanamkan
diri dlm endometrium (nidasi) 19
 Zygote keluarkan hormon  corpus luteum
berubah mjd corpus luteum graviditatum
 hidup sampai bulan ke 6 kehamilan
 Stlh bulan ke 6  faalnya diambil alih oleh
plasenta
 Progesteron & estrogen terus terbentuk 
endometrium mjd lebih tebal  decidua
 Saat hamil  tidak ada haid

20
21
HORMON YG MEMPENGARUHI
SIKLUS OVARIUM
 Kejadian dlm ovarium dipengaruhi  kel.
Hypophyse
 Hypophyse bagian depan menghasilkan 3
buah hormon:
 FSH (folikel stimulating hormon)

 LH (luteinizing hormon; ICSH: interstitial

cell stimulating hormon)


 Prolaktin (LTH: luteotropin hormon)

22
FSH (folikel stimulating
hormon) :
 Dlm jumlah besar ditemukan dlm urine
wanita menopouse
 Mulai muncul pd gadis usia 11 thn 
jmlh terus bertambah sampai dewasa
 Dibentuk oleh sel B (Basophil) dari
lobus anterior hipofise
 Pembentukan berkurang pd saat ada
pemberian estrogen dlm jml cukup 
pada saat hamil (feed back negative) 23
LH (luteinizing hormon) :
 Banyak dlm urine wanita menopouse
 LH bekerjasama dgn FSH  tjdnya sekresi
estrogen dari folikel de Graaf
 Menybabkan penimbunan substansi
pendahuluan dari progesteron dlm sel
granulosa
 Bila estrogen diproduksi cukup besar 
pengurangan produksi FSH  LH
bertambah  pada rasio ttt antara FSH:LH
merangsang ovulasi
24
Prolaktin :
 Banyak pd wanita yg menstruasi, terbanyak
pd urine wanita hamil, masa laktasi, post
menopouse
 Dibentuk oleh sel Alpha (Acidophil) dari lobus
anterior hipofise
 Fungsi  memulai & mempertahankan
produksi progesteron dari corpus luteum

25
 Hypophyse dirangsang & diatur oleh
hypothalamus
 Fungsi hipotalamus:
 M’hasilkan Gonadotrophin releasing factors

(hypophysiotropin)  merangsang
hipofise melepaskan prolaktin
 M’keluarkan prolaktin inhibitory hormon

(PIH)  mengerem produksi prolaktin

26
27
28
OVULASI
 Diketahui untuk menentukan masa subur
(fertil) seorang wanita  kehamilan tjd jika
coitus tjd saat ovulasi
 Ovulasi tjd ± 14 hari sblm haid berikutnya
 Cara menentukan  dari haid yg akan datang
 krn siklus stadium sekresi tetap yaitu umur
corpus luteum : ± 8 hari
 Hanya digunakan pd wanita dgn siklus haid yg
teratur
29
Siklus 35 hari
stadium proliferasi 14 stadium sekresi
M 14 HARI
M

OVULASI

stadium proliferasi stadium sekresi


M 21 14 HARI M
Siklus 28 hari
30
 Untuk menentukan ovulasi pd wanita
dgn haid yg kurang / tdk teratur 
mengukur temperatur basal tiap hari
& membuat curve dari pengukuran
 Temperatur basal : temperatur yg
diukur pd pagi hari sblm bangun,
makan atau minum & diambil scr
rektal
 Akan > rendah pd bagian pertama
siklus dibanding bagian kedua siklus
 Saat ovulasi  tjd kenaikan suhu yg
ditandai dgn penurunan suhu terlebih
dhl 31
Menstruasi ovulatoir &
anovulatoir :
 Mens. ovulatoir : mens. yg didahului oleh
ovulasi  mens. yg normal
 Mens. anovulatoir : mens. tanpa didahului
oleh ovulasi
 Jika tdk tjd ovulasi  tdk tjd corpus
luteum & p’bentukan progesteron 
endometrium tetap pd stadium proliferasi
sampai tjdnya haid  tdk dpt hamil
 Mens. anovulatoir tjd pd masa laktasi,
pubertas & menjelang menopouse 32
33
BEBERAPA ISTILAH HAID
 Amenorrhoe : tdk datangnya haid
 Menorrhagia : haid yg berkelebihan
banyaknya tapi menurut siklus
 Metrorrhagia : perdarahan yg tdk
teratur & tdk menurut siklus
 Dysmenorrhoe : nyeri waktu haid

34
HORMON DARI OVARIUM
ESTROGEN
 Menimbulkan proliferasi endometrium, sebab
timbulnya tanda kelamin sekundr, m’nambah
kontraktilitas uterus
 Digunakan untuk m’atur haid, p’obatan

menopouse, memulaikan persalinan (IUFD)


 Estogen t’penting : estron, estriol, estradiol

35
PROGESTERON
 Dibentuk oleh corpus luteum stlh ovulasi,
& oleh plasenta
 Kadar pregnandiol tertinggi dijumpai pd
hari ke 20-21 stlh mens & lambat laun
berkurang & m’hilang pd 2 hari sblm mens
 Pengaruh  pd alat-alat reproduksi spt

uterus & mammae

36
Pengaruh progesteron:
 Pd endometrium:
 Sebab endometrium bersekresi  mjd tebal
 m’permudah nidasi
 Pd dinding uterus:
 Mengurangi kontraktilitas dinding uterus
 Mengurangi pengaruh oksitosin
 Pd mammae:
 Sebab pertumbuhan acini & lobuli gl.
mammae
37
Gametogenesis

Proses pembentukan gamet jantan atau gamet betina sehinga


mampu membuahi

Proses pembentukan, pembelahan dan pematangan sel-sel gamet


sampai menjadi sel gamet yang siap berperan dalam proses
reproduksi

Gametogenesis tdd :
Spermatogenesis  pembentukan sperma pd pria
Oogenesis  Pembentukan ovum

Spermatozoa dihasilkan di testis, dan ovum dihasilkan oleh ovarium

38
A. Spermatogenesis dan
spermiogenesis

Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada


stadium embrionalnya, di dalam jaringan testis,
dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat
sesudah lahir dan menjelang pubertas.
Diferensiasi lanjutan baru mulai pada masa pubertas.
Sel benih primordial berkembang menjadi
spermatogonium kemudian menjadi spermatosit
primer.
Spermatosit primer ini  mengadakan mitosis
Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut menjalani
proses miosis I  spermatosit sekunder.
Setelah itu spermatosit sekunder menjalani proses
miosis II  spermatid.
Selanjutnya spermatid menjadi sel sperma dewasa
disebut sebagai spermiogenesis. 39
 Spermatogenesis

40
Faktor-faktor hormonal yg menstimulasi
spermatogenesis
Hormon-hormon yg berperan penting dalam
spermatogenesis:
1. Testoteron
Disekresi oleh sel-sel leydig pada interstisium testis
penting dalam pembelahan sel-sel germinal untuk
pembentukan sperma, terutama pada meiosis
untuk membentuk spermatosit sekunder

2. Hormon pelutein (LH)


Disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior, berfungsi
menstimulasi sel-sel leydig untuk mengsekresi
testoteron

41
3. Folikel stimulating hormon (FSH)
Disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior,
menstimulasi sel-sel setroli dan berfungsi dalam
proses spermiasi yaitu pengubahan spermatid
menjadi spermatozoa

4. Estrogen
Dibentuk oleh sel-sel setroli ketika distimulasi oleh
FSH. Mungkin penting pada proses spermiasi

5. Hormon pertumbuhan (GH)


Diperlukan untuk mengatur latar belakang fungsi
metabolisme testis.
Hormon ini secara khusus meningkatkan awal
spermatogenesis

42
Pengendalian pusat fungsi testis

43
B. Oogenesis
Memiliki 3 tahap :
1. Tahap proliferasi
2. Meiosis
3. Trasformasi atau pematangan

Dimulai semasa embrio awal, terhenti sebagian waktu lahir dan


dilanjutkan setelah pubertas, sbb:
Sel-sel benih primordial berproliferasi membentuk Oogonia
Oogonia berproliferasi membentuk oosit primer (ketika
embrio berusia 5 bulan)
Ketika embrio usia 6 bln oosit primer mengalami miosis I
(sebagian) dan berhenti ketika lahir
Setelah pubertas (± 12-13 th) misosis I diselesaikan kemudian
terjadi miosis II membentuk oosit sekunder.
Pada waktu ovulasi oosit sekunder  (dapat disebut) ovum

44
Oosit dalam folikel
 Sel folikuler (berasal dari sel epitel gepeng dari permukaan jar
gonad yg melapisi oogonium)
 Ketika embrio berumur 6 bulan, Sel folikuler berubah menjadi folikel
primordial. s/d masa kelahiran dan menjelang pubertas.
 Pada masa pubertas, sambil mulai terbentuknya siklus menstruasi,
folikel primordial / oosit primer mulai melanjutkan pematangannya
sbb:
 Folikel primordial berubah menjadi folikel primer, dimana terjadi
pertambahan ukuran oosit primer dan folikel primordial. Kemudian 
menjadi folikel sekunder. Folkel sekunder  menjadi folikel tertier
/folikel deGraff
 Setelah tercapai pematangan folikel, oosit primer memasuki
pembelahan miosis ke II.
 Pada saat oosit sekunder mencapai stadium pembentukan kumparan
(coiling) terjadilah OVULASI di mana oosit tersebut dilepaskan dari
folikel deGraaf

45
Perkembangan folikel dan oosit

46
Hormon-Hormon Reproduksi

1. Hormon-hormon hypothalamus

GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone) : diproduksi dan dilepaskan


oleh hypothalamus, tdd : FSH-RH dan LH-RF
a. FSH-RH (Folikel Stimulating Hormon-Releasing Hormon)
Fungsi: menstimulasi hipofisis anterior memproduksi FSH
Sekresinya dihambat oleh estrogen

b. LH – RF (Luteinizing Hormon – Releasing Faktor)


Fungsi merangsang hipofisis anterior mengsekresi Lutein Hormon
sekresinya dihambat oleh progesteron

47
2. Hormon-hormon hypofisis
a. FSH
Diproduksi oleh hipofisis anterior, sebagai respons terhadap GnRH.
fungsi : memicu pertumbuhan dan pematangan folikel Sekresinya
dihambat oleh kadar estrogen tinggi.

b. LH
Diproduksi oleh hipofisis anterior.
Fungsi: menyebabkan ovulasi dan mempertahankan korpus luteum.
Korpus luteum menghasilkan progesteron dan sedikit estrogen.
sekrsi LH akan dihambat oleh kadar progesteron yg tinggi

c. Prolaktin / Laktogenik Hormon


Dihasilkan oleh hypofisis anterior.
Fungsi mendorong pertumbuhan kelenjar susu

d. Oxytocin
dihasilkan oleh hypofisis posterior
Fungsi mendorong pengeluaran air susu, karena merangsa kontriksi
sel-sel mioepitel alveoli kelenjar

48
3. Hormon –hormon ovarium

Terdiri dari Hormon Estrogen dan H. Progesteron

Oleh stimulasi FSH ditumbuhkan folikel yg akan memproduksi


estrogen.
Estrogen disekresi oleh theca folliculi interna yg telah terbentuk
menyertai pertumbuhan folikel. Hormon estrogen jika sudah
tinggi kadarnya dalam darah akan menghambat sekresi FSH.
Tetapi mendorong LH.
Dengan tingginya kadar LH dalam darah maka akan terjadi
OVULASI .
Folikel yg tinggal menjadi corpus luteum yg memproduksi
PROGESTERON dan sedikit estrogen.
Kadar progesteron yg tinggi akan menghambat sekresi LH,
sehingga corpus luteum berdegenerasi dan tidak lagi
memproduksi progesteron.
(Semetara itu uterus mengalami fase menstruasi).
49
4. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

Jika ada kehamilan plasenta bertindak sebagai organ penghasil


LH dengan mengsekresi HCG.
Mulai diproduksi sejak usia kehamilan 3-4 minggu oleh jaringan
trofoblas (plasenta).
Dengan adanya HCG , korpus luteum terus terpelihara untuk
menghasilkan progesteron samapai saat melahirkan.
Deteksi HCG pada darah atau urine dapat dijadikan sebagai
tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes Galli Mainini, tes
Pack, dsb).

Hormon lain yg dihasilkan plasenta : estrogen, progesteron dan


hormon laktogen

50
Fungsi hormon estrogen dan progesteron

a. H. Estrogen
Terhadap tuba falopii, pembuluh darah tuba menjadi banyak  tuba
membesar & tegang dan dpt melingkup ovarium menjelang ovulasi.
Dan lendir lebih banyak, baik untuk kapsitasi spermatozoa 
fertilisasi lancar
Terhadap uterus, lap mukosa endometrium menebal, kelenjat dan
pembuluh darah tumbuh bercabang2, lendir lebih banyak  baik
untuk kapasitasi spermatozoa sehingga dpt membuahi di tuba.
Terhadap cervix, dihasilkan banyak lendir, encer pH tinggi (alkalis) 
cocok untuk spermatozoa.
Terhadap vagina, menimbulkan menghasilkan banyak glikogen
sumber energi spermatozoa, pH menjadi sedikit alkalis karena
bercampur dgn lendir cervik dan endometrium.
51
a. H. Progesteron

Terhadap uterus, mempersiapkan uterus untuk menerima ovum


yg sudah dibuahi. Dan Mengurangi frekwensi kontraksi uterus
 mencegah terlepasnya ovum yg sudah dibuahi
Pada tuba falopii, meningkatkan perubahan sekretorik pd batas
mukosa tuba, ini dibutuhkan untuk nutrisi ovum yg sudah
dibuahi
Terhadap payudara, meningkatkan perkembangan lobulus dan
alveoli payudara, sel-sel alveolar berproliferasi tetapi tdk
menyebabkan alveoli mengsekresi ASI, menyebabkan payudara
membengkak.

52
SPERMATOGENESIS

53
54

Anda mungkin juga menyukai