Anda di halaman 1dari 7

NAMA : WIDIA PUTRI

NIM : 32722001D16108

KELAS : 2B D3 KEPERAWATAN

MATKUL: KEPERAWATAN MATERNITAS

FASE-FASE PERKEMBANGAN FETUS (JANIN)

Pertumbuhan dan perkembangan janin dimulai sejak terjadinya konsepsi. Kehamilan


akan berlangsung selama 280 hari atau 10 bulan atau 40 minggu terhitung dari hari
pertama haid terakhir. Perubahan-perubahan dan organogenesis terjadi pada berbagai
periode kehamilan.

Fase perkembangan fetus (janin) dibagi menjadi 3 fase:

1. Trimester 1 (4 minggu-12 minggu)


2. Trimester 2 (13 minggu-27 minggu)
3. Trimester 3 (28 minggu-40 minggu)

1. Fase-fase perkembangan fetus (janin) pada Trimester 1 :


 Bulan ke-0 : Sperma membuahi ovum, kemudian membelah, masuk di uterus
dan menempel pada hari ke-11
 Minggu ke-4 / Bulan ke-1 : Bagian tubuh embrio yang pertama muncul akan
menjadi tulang belakang, otak, dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi
darah dan pencernaan juga sudah terbentuk.
 Minggu ke-8 / Bulan ke-2 : Panjang janin 250 mm. Jantung mulai
memompa darah. Raut muka dan bagian utama otak dapat terlihat. Terbentuk
telinga, tulang dan otot di bawah kulit yang tipis.
 Minggu ke-12 / Bulan ke-3 : Panjang janin 7-9 cm. Tinggi rahim di atas
simpisis (tulang kemaluan). Embrio menjadi janin. Denyut jantung terlihat
pada USG. Mulai ada gerakan. Sudah ada pusat tulang, kuku, ginjal mulai
memproduksi urin.
2. Fase Perkembangan Fetus (janin) pada Trimester 2

 Minggu ke-16 / Bulan ke-4 : Panjang janin 10-17 cm. Berat janin 100 gram.
Tinggi rahim setengah atas simpisis – pubis. Sistem muskuloskeletal sudah
matang, sistem saraf mulai melakukan kontrol. Pembuluh darah berkembang
cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang aktif. Pankreas
memproduksi insulin. Kelamin luar sudah dapat ditentukan jenisnya.
 Minggu ke-20 / Bulan ke-5 : Panjang janin 18-27 cm. Berat janin 300 gram.
Tinggi rahim setinggi pusat. Verniks melindungi tubuh. Lanugo menutupi
tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Terbentuk alis, bulu mata, dan rambut.
Janin membuat jadwal teratur tidur, menelan dan menendang.
 Minggu ke-24 / Bulan ke-6 : Panjang janin 28-34 cm. Berat rahim 600 gram.
Tinggi rahim di atas pusat. Kerangka berkembang cepat. Berkembangnya
sistem pernafasan.

3. Fase Perkembangan Fetus (janin) Trimester 3:

 Minggu ke-28 / Bulan ke-7 : Panjang janin 35-38 cm. Berat rahim 1000
gram. Tinggi rahim antara pertengahan pusat – prosessus xifodeus. Janin bisa
bernafas, menelan dan mengatur suhu. Terbentuk surfaktan dalam paru-paru.
Mata mulai membuka dan menutup. Bentuk janin dua pertiga bentuk saat
lahir.
 Minggu ke-32 / Bulan ke-8 : Panjang janin 42,5 cm. Berat rahim 1700 gram.
Tinggi rahim dua pertiga di atas pusat. Simpanan lemak berkembang di
bawah kulit. Janin mulai menyimpan zat besi, kalsium dan fosfor. Kulit
merah dan gerak aktif.
 Minggu ke-36 / Bulan ke-9 : Panjang janin 46 cm. Berat rahim 2500 gram.
Tinggi rahim setinggi prosessus xifodeus. Kulit penuh lemak, organ sudah
sempurna.

 Minggu ke-40 / Bulan ke-10 : Panjang janin 50 cm. Berat rahim 3000 gram.
Tinggi rahim dua jari bawah prossesus xifodeus. Kepala janin masuk PAP
(pintu atas panggul), kuku panjang, testis telah turun. Kulit halus hampir
tidak ada lanugo.

FASE-FASE PERKEMBANGAN PLASENTA

Tahap perkembangan awal plasenta diantaranya :

 Zigot
Zigot ini mengalami pembelahan yang di sebut dengan mitosis. Pada
pembelahan jenis ini inti (nucleus) membelah menjadi dua sehingga terbentuk
dua sel baru masing-masing mengandung satu perangkat kromosom yang
identik.
 Morula
Pembelahan sel ini di bantu oleh progesterone dari corpus luteum yang
bersama-sama dengan estrogen menyiapkan endometrium untuk menerima
ovum yang telah dibuahi. Morula ini masih berada di dalama cangkangnya, dan
di topang oleh sitoplasma nya sendiri yang mengandung progesterone. Enam
sampai tujuh hari setelah fertilisasi morula yang sedang tumbuh mendekati
endometrium.kemudian morula mulai masuk dan melekaot pada
endometrium.Pada akhir minggu pertama, sejumlah sel inner pada morula
mulai mengalami disintegrasi meninggalkan ruang yang terisi dengan cairan.
Sel ini sekarang di sebut dengan Blastokist.
 Hari ke-10
setelah konsepsi blastokist tertanam sempurna di dalam endometrium.
 Hari ke-14
Berkembang jonjot-jonjot seperti jari yang di sebut dengan villi koriom
primitive dan trofoblast dan tentu mengalami proliferasi sampai villi korion
tersebut menutupi seluruh permukaan korion pada akhir minggu ke tiga.Villi
ini akan menyebabkan pecahnya pembuluh darah maternal aat struktu8r
tersebut mengerosi jaringan endometrium danrunag tersebut dengan
demikianakan terisi dengan darah maternal.
 Minggu ke-3
Selama minggu ke 3 terjadi percabangan villi korion primitif. Cabang ini di
sebut villi koroin primitif sekunder, dan di dalam nya mulai terbentuk
pembuluh darah.
Disebut dengan villi koroin tersier apabila pembuluh darah sudah terbentukdan
pebuluh darah ini berhubungan dengan pembuluh darah di body stalk.
Pembuluh darah dalam tangkai ini berkembang untuk membentuk dua arteria
umblicalis dan satu vena umbikalis untuk fetus.
Sejumlah villi koroin terus terkubur lebih dalam di dalam desidua dan di sebut
villi anchorales. Villi ini tidak mengandung pembuluh darah karena fungsinya
hanya untuk mengembangkan plasenta yang sedang berkembang.
Di dalam uterus endomeitrium hamil yang kemudian di sebut desidua sekarang
mengalami diferensiasi menjadi 3 daerah:
1. Desidua basalis
2. Desidua capsularis
3. Desidua vera
 Minggu ke-8
sampai minggu ke 8 kehamilan villi korion mengelilingi seluruh saccus
embryonalis, yang kemudian terjadi perubahan lebih lanjut.
Chorion leave, saat terletak pada permukaan dalam desiduan capsularis
maka kolorin ini juga melapisi kapasitas uteri dalam berkembang untuk
membentuk membran plasenta yang disebut dengan korion.
Korion frondosum. Villi yang tertanam dalam di dalam desiduan
basalis akan terikat erat pada kehamilan 12 minggu, sehingga mensatabilkan
plasenta yang sedang berkembang.
 Minggu ke-14
pada minggu ke 14 kehamilan struktur plasenta berkembang penuh dan
plasenuta tersebut menempati kira-kira sepertiga dinding uterus. Dari
kehamilan minggu ke 9 pada saat villi chorion tertanam di dalam dinding uterus
maka dihasilkan hormone yang di sebut gonadotrofin korion.
 Minggu ke-16
Dari minggu ke 16 dan seterusnya, maka jumlah dan ukuran pembuluh darah
fetal meningkat sedangkan dinding villinya menjadi semakin tipis seingga
selama trimester tengah plasenta pada kenyataannya meningkat. Walaupun
demikian selama 4 minggu terakhir kehamilan vasa tersebut berkurang lagi
karena terdapat deposit fibrin didalam jaringan-jaringan ini.
 Setelah minggu ke-20
Plasenta terus bertambah luas tetapi tidak bertambah tebal sampai pada
kehamilan cukup umur diameternya kira-kira 23cm merupakan organ yang
bulat, datar,dengan ketebalan 2 cm di bagian tengahnya tetapi tipis di bagian
tepi-tepinya.
Plasenta bukan suatu sawar, tetpi plasenta bekerja sebagai suatu membrane
yang permeable.

Plasenta cukup umur

 Letak, Bentuk, dan Ukuran


Sebelum kelahiran secara normal terletak pada segmen atas uterus. Plasenta
adalah struktur agak bulat dan datar.plasenta mempunyai diameter kira-kira 22
cm ketebalannya kira-kira 2 cm di bagian tengah tetapi lebiih tipis pada bagian
tepi, bherat plasenta kira-kira 0,5kg.
 Struktur permukaan maternal
Didalam uterus permukaan maternal plasenta terletak setelah uterus terkubur
dalam di dalam desidua. Pada pengamatan setelah kelahiran villi korion
tersususn dalamlobi atau kotiledon, sedangkan alur-alur yang memisahkan
kotiledon disebut dengan sulci.permukaan sulci ini berrwarna merah gelap
karena adanya darah maternal di dalam ruang ruang antar villi dan karena
adanya darah maternal di antara villi dank arena adanya darah darah fetal di
dalam pembuluh yang terdapat pada setiap villus. Spatial intrvillosa berisi kira-
kira150ml darah yang di ganti paling sedikit tiga kali setiap menit.
 Permukaan fetal
Permukaan ini menghadap ke bayi di dalam kandungan dan dapat di bedakan
pada pengamatan setelah kelahiran dengan warnanya yang abu-abu kebiruan
dan permukaannya yang halus dan mengkilat. Funiculus umbilicalis berinsersi
pada permukaan ini biasnya di bagian tengah dan pembuluh darah dapat di lihat
menyebar dari fenicullus kemudian menghilang karena terletak lebih dalam di
dalam plasenta tersebut mencapai tepi plasenta.
 Amnion
Merupakan membran transparan yang kuat dna sulit di robek. Membrane ini
membatasi kapasitas anniotica dan mensekresi cairan amnion.
 Korion
Adalah membran yang opak, tipis dan rapuh walaupun kelihatanya lebih tebal
dari amnion. Karena koroin ini sangat tipis mudah robek maka kadang-kadang
potongan kecil akan terlepas pada saat persalinan dan tertinggal di dalam
uterus.
 Fungsi system pertukaran
1. Nutrien : plasenta mempunyai banyak enzim dan dapat mensintetis
2. Produk limbah di kembalikan ke peredaran darah maternal lewat villi
korion
3. Gas oksihemoglobin meternal di pecah menjadi penyusunya yaitu
oksigen dan hemoglobin.

 Sistem perlindungan
Melindungi jaringan fetus dari penolakan maternal. Plasenta meneruskan
antibody dari ibu yang memberikan imunisasi pasif bagi fetus terhadap
penyakit yang telah menimbulkan imunitas di dapat dari ibu.
 Stabilisasi
Villi korion yang masuk sangat dalam ke dalam desidua dan menambatkan
plasenta dengan erat. Menstabilkan plasenta yang sangat penting untuk
perkembangan fenus.

Referensi :

 ANATOMI DAN FISIOLOGI TERAPAN DALAM KEBIDANAN


Edisi 3
Sylvia Verralls SRN SCM MTD

 Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:


Salemba Medika
 https://www.kebidanan.org/pertumbuhan-dan-perkembangan-janin-dalam-
kandungan
 http://www.kedokteran.info/tahap-perkembangan-kehamilan.html

Anda mungkin juga menyukai