Anda di halaman 1dari 16

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

PENYAKIT INFEKSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DHF)

Makalah

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak

KELOMPOK IV :

NOVI LATIFAH

RIKA

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI

Kampus 1: Jl. Karamat No. 36 Tlp. (0266)210215 Kota Sukabumi

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Adapun makalah tentang “Konsep Keperawatan pada Anak dengan Penyakit Infeksi
DHF” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai
pihak, sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan
baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu mohon kritik dan
sarannya tentang makalah ini.

Sukabumi, 7 September 2017

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 5
A. Pengertian DHF ........................................................................................................................ 5
B. Etiologi ....................................................................................................................................... 5
C. Patofisiologi ............................................................................................................................... 5
D. Klasifikasi DHF ......................................................................................................................... 5
E. Manifestasi Klinis...................................................................................................................... 7
F. Pemeriksaan Diagnostik ........................................................................................................... 8
G. Penatalaksanaan Terapeutik ............................................................................................... 8
D. Penatalaksanaan Perawatan .................................................................................................... 8
1. Pengkajian ............................................................................................................................. 8
2. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................................... 11
3. Intervensi Keperawatan ..................................................................................................... 11
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 14
B. Saran ........................................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 15

2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengue haemoragi fever (DHF) atau lebih dikenal dengan Demam Berdarah
Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yaitu virus yang
tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes
agypty. DHF terutama menyerang anak remaja dan dewasa serta seringkali menyebabkan
kematian bagi penderita.

Penyakit dangue merupakan penyakit endemic di Indonesia tetapi dalam


jarak 5-10 tahun dapat mengakibatkan letusan epidemi. Dengue pertama kali di I ndonesia
dicurigai terjangkit di Surabaya pada tahun 1968, tetapi kepastian virologikma baru
diperolah pada tahun 1970.

Anak yang terjangkit demam berdarah di wilayah Indonesia semakin


melonjak dari tahun ke tahun, bahkan hingga menyebabkan kematian. Hal tersebut menjadi
kejadian luar biasa di berbagai daerah. Dangue Haemoragic Fever merupakan penyakit
daerah tropis yang sering menyebabkan kematian anak, remaja dan dewasa (Effendy,
1995).

Untuk menurunkan angka kejadian tersebut diperlukan upaya dari seluruh warga
masyarakat dan peran tenaga kesehatan, khususnya tenaga keperawatan dalam mencegah
dan menanggulangi terjangkitnya demam berdarah. Untuk mengatasi masalah klien dengan
demam berdarah, perawat melakukan asuhan keperawatan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Dalam melakukan asuhan keperawatan yang
komprehensif perawat harus memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit demam
berdarah dan melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan demam berdarah sehingga
pada pelaksanaannya perawat dapat menghindari kesalahan-kesalahan dalam melakukan
proses keperawatan dari mulai pengkajian hingga evaluasi dan memberikan pelayanan
asuhan keperawatan yang tepat pada klien.

B. Rumusan Masalah
Adapun hal yang perlu diketahui dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan DHF?


2. Bagaimana tanda dan gejala pada penderita DHF?
3. Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien DHF?
3
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memberikan informasi tentang
asuhan keperawatan pada anak dengan penyakit infeksi dengue hemoragic fever (DHF)
yang diantaranya adalah mengetahui apa yang dimaksud dengan DHF, tanda dan gejala,
serta peran perawat dalam menangani pasien DHF itu sendiri.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian DHF
Dengue haemorhagic fever (DHF) merupakan penyakit yang disebabkan oleh
karena virus dengue yang termasuk golongan orbovirus melalui gangguan nyamuk aedes
aegypti betina. Penyakit ini lebih dikenal dengan penyakit Demam Berdarah Dengue
(DBD). (Hidayat, 2006)
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk
kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti. (Suryadi & Ruta Yulianti, 2009)
Demam Berdarah Dengue (DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
vuirus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes
aegypti.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa dengue
haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus
yang tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk
aedes aegypty yang terdapat pada anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam,
nyeri otot dan nyeri sendi yang disertai ruam atau tanpa ruam.

B. Etiologi
Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh arbovirus (Arthopodborn Virus)
dan ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus Nyamuk aedes aegypti
berbentuk batang, stabil pada suhu 370 C. Adapun ciri-ciri nyamuk penyebar demam
berdarah menurut (Nursalam ,2008) adalah :

1. Badan kecil, warna hitam dengan bintik-bintik putih


2. Hidup didalam dan sekitar rumah
3. Menggigit dan menghisap darah pada waktu siang hari
4. Senang hinggap pada pakaian yang bergantung didalam kamar
5. Bersarang dan bertelur digenangan air jernih didalam dan sekitar rumah seperti bak
mandi, tempayan vas bunga.
C. Patofisiologi
Virus dengue masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypty dimana virus
tersebut akan masuk ke dalam aliran darah, maka terjadilah viremia (virus masuk ke dalam
aliran darah). Kemudian akan bereaksi dengan antibody dan terbentuklah kompleks virus
antibody yang tinggi akibatnya terjadilah peningkatan permeabilitas pembuluh darah

5
karena reaksi imunologik. Virus yang masuk ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan
peradangan pada pembuluh darah vaskuler atau terjadi vaskulitis yang mana akan
menurunkan jumlah trombosit (trombositopenia) dan factor koagulasi merupakan factor
terjadi perdarahan hebat. Keadaan ini mengkibatkan plasma merembes (kebocoran plasma)
keluar dari pembuluh darah sehingga darah mengental, aliran darah menjadi lambat
sehingga organ tubuh tidak cukup mendapatkan darah dan terjadi hipoksia jaringan.
Pada keadaan hipoksia akan terjadi metabolisme anaerob , hipoksia dan asidosis jaringan
yang akan mengakibatkan kerusakan jaringan dan bila kerusakan jaringan semakin berat
akan menimbulkan gangguan fungsi organ vital seperti jantung, paru-paru sehingga
mengakibatkan hipotensi , hemokonsentrasi , hipoproteinemia, efusi pleura, syok dan dapat
mengakibatkan kematian. Jika virus masuk ke dalam sistem gastrointestinal maka tidak
jarang klien mengeluh mual, muntah dan anoreksia.
Bila virus menyerang organ hepar, maka virus dengue tersebut menganggu sistem kerja
hepar, dimana salah satunya adalah tempat sintesis dan osidasi lemak. Namun, karena hati
terserang virus dengue maka hati tidak dapat memecahkan asam lemak tersebut menjadi
bahan keton, sehingga menyebabkan pembesaran hepar atau hepatomegali, dimana
pembesaran hepar ini akan menekan abdomen dan menyebabkan distensi abdomen. Bila
virus bereaksi dengan antbody maka mengaktivasi sistem koplemen atau melepaskan
histamine dan merupakan mediator factor meningginya permeabilitas dinding pembuluh
darah atau terjadinya demam dimana dapat terjadi DHF dengan derajat I,II,III, dan IV.
Pathway :

6
D. Klasifikasi DHF
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi menjadi empat derajat sebagai berikut:
– Derajat I : demam disertai gejala klinis lain atau pendarahan spontan, uji turniket positif,
trombositopenia dan hemokonsentrasi.
– Derajat II : derajat I disertai pendarahan spontan di kulit dana tau pendarahan lain.
– Derajat III : kegagalan sirkulasi –> nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit dingin
lembab, gelisah.
– Derajat IV : renjatan berat, denyut nadi dan tekanan darah tidak dapat diukur.

E. Manifestasi Klinis
1. Demam tinggi selama 5-7 hari.
2. Pendarahan terutama pendarahan bawah kulit, ptechie, akhimosis, hematoma.
3. Epitaksis, hematemesis, melena, hematuria.
4. Mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, konstipasi.

7
5. Nyeri otot, tulang sendi, abdomen dan ulu hati.
6. Sakit kepala.
7. Pembengkakan sekitar mata.
8. Pembesaran hati, limpa, dan gelenjar getah bening.
9. Tanda-tanda rejatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah,
capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah).

F. Komplikasi
Adapun komplikasi dari penyakit Dengue Hemoragic Fever menurut (Hidayat Alimul,
2008) diantaranya :

1. Ensepalopati
Sebagai komplikasi syok yang berkepanjangan dengan perdarahan dan kemungkinan
dapat disebabkan oleh thrombosis pembuluh darah ke otak.
2. Syok (renjatan)
Karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sehingga dapat terjadi syok
hipovolemik.
3. Efusi Pleura
Adanya edema paru akibat pemberian cairan yang berlebihan dengan tanda pasien akan
mengalami distress pernafasan.
4. Perdarahan intravaskuler menyeluruh.

G. Penatalaksanaan Terapeutik
1. Minum banyak 1.5-2 liter/hari dengan air teh, gula atau susu.
2. Antipiretik jika terdapat demam.
3. Antikovulsan jika terdapat kejang.
4. Pemberian cairan melalui infus, dilakukan jika pasien mengalami kesulitan minum dan
nilai hematocrit cenderung meningkat.

D. Penatalaksanaan Perawatan
1. Pengkajian
a. Identitas pasien
Nama, umur (pada DHF paling sering menyerang anak-anak dengan usia kurang
dari 15 tahun) , jenis kelamin, alamat, pendidikan, nama orang tua, pendidikan
orang tua, dan pekerjaan orang tua.
b. Keluhan utama

8
Alasan/keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang kerumah sakit
adalah panas tinggi dan anak lemah
c. Riwayat penyakit sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dan saat
demam kesadaran composmetis.Turunnya panas terjadi antara hari ke-3 dan ke-7
dan anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan,
mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan
persendian, nyeri ulu hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya
manifestasi perdarahan pada kult , gusi (grade III. IV) , melena atau hematemesis.
d. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya mengalami
serangan ulangan DHF dengan tipe virus lain.
e. Riwayat Imunisasi
Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan timbulnya
koplikasi dapat dihindarkan.
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun
buruk dapat beresiko , apabila terdapat factor predisposisinya. Anak yang menderita
DHF sering mengalami keluhan mual, muntah dan tidak nafsu makan.Apabila
kondisi berlanjut dan tidak disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi,
maka anak dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status gizinya
berkurang.
g. Kondisi Lingkungan
Sering terjadi di daerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang
bersih ( seperti air yang menggenang atau gantungan baju dikamar)
h. Pola Kebiasaan
1) Nutrisi dan metabolisme : frekuensi, jenis, pantanganm nafsu makan berkurang
dan menurun,
2) Eliminasi alvi (buang air besar) : kadang-kadang anak yang mengalami diare
atau konstipasi. Sementara DHF pada grade IV sering terjadi hematuria.
3) Tidur dan istirahat: anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami sakit
atau nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun
istirahatnya berkurang.

9
4) Kebersihan: upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan
cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk aedes
aedypty.
5) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya untuk menajga
kesehatan.
i. Pemeriksaan fisik, meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung
rambut sampai ujung kaki. Berdasarkan tingkatan DHF, keadaan anak adalah
sebagai berikut :
 Grade I : kesadaran composmetis , keadaan umum lemah, tanda-tanda
vital dan andi elmah.
 Grade II : kesadaran composmetis, keadaan umum lemah, ada perdarahan
spontan ptechiae, perdarahan gusi dan telinga, serta nadi lemah, kecil, dan tidak
teratur
 Grade III : kesadaran apatis, somnolen, keadaan umum lemah, nadi lemah,
kecil dan tidak teratur, serta takanan darah menurun.
 Grade IV : kesadaran coma, tanda-tanda vital: nadi tidak teraba, tekanan
darah tidak teratur, pernafasan tidak teratur, ekstremitas dingin. berkeringat dan
kulit tampak biru.
j. Sistem Integumen
1) Adanya ptechiae pada kulit, turgor kulit menurun, dan muncl keringat dingin,
dan lembab
2) Kuku sianosis atau tidak
3) Kepala dan leher : kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam
(flusy). mata anemis, hidung kadang mengalami perdarahan (epitaksis) pada
grade II,III. IV. Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering , terjadi
perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara tenggorokan mengalami hyperemia
pharing dan terjadi perdarahan ditelinga (pada grade II,III,IV).
4) Dada : bentuk simetris dan kadang-kadang terasa sesak. Pada poto thorak
terdapat cairan yang tertimbun pada paru sebelah kanan (efusi pleura), rales +,
ronchi +, yang biasanya terdapat pada grade III dan IV.
5) Abdomen mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegaly) dan asites
6) Ekstremitas : dingin serta terjadi nyeri otot sendi dan tulang.
k. Pemeriksaan laboratorium
Pada pemeriksaan darah pasien DHF akan dijumpai :

10
– HB dan PVC meningkat (≥20%)
– Trombositopenia (≤ 100.000/ ml)
– Leukopenia ( mungkin normal atau lekositosis)
– Ig. D dengue positif
– Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hipokloremia,
dan hiponatremia
– Ureum dan pH darah mungkin meningkat
– Asidosis metabolic : pCO2 <35-40 mmHg dan HCO3 rendah
– SGOT /SGPT mungkin meningkat.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler,
perdarahan, muntah, dan demam.
b. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual,
muntah, tidak ada nafsu makan.
d. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan kondisi anak.
e. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus

3. Perencanaan
a. Anak menunjukkan tanda tanda terpenuhinya kebutuhan cairan
b. Anak menunjukkan tanda tanda perfusi jaringan perifer yang adekuat
c. Anak menunnjukkan tanda tanda kebutuhan nutrisi yang ade kuat
d. Keluarga menunjukkan koping yang adaptif
e. Anak menunjukkan tanda tanda vital dalam batas normal

4. Implementasi Keperawatan
a. Mencegah terjadinya kekurangan volume cairan
1) Mengobservasi tanda tanda vital paling sedikit setiap 4 jam
2) Monitor tanda tanda meningkatnya kekurangan cairan: turgor tidak elastis,
ubun ubun cekung, produksi urin menurun
3) Mengobservasi dan mencatat intake dan output
4) Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
5) Memonitor nilai labolatorium: elektrolit darah, Bj urin, serum albumin
6) Memberikan hidrasi yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh

11
7) Mempertahankan intake dan output yang adekuat
8) Memonitor dan mencatat berat badan
9) Memonitor pemberian pemberian cairan melalui intravena setiap jam
10) Mengurangi kehilangan cairan yang tidak terlihat (insensible water loss/IWL)
b. Perfusi jaringan adekuat
1) Mengkaji dan mencatat tanda tanda vital (kualitas dan frekuensi denyut nadi,
tekanan darah , capillary refill)
2) Mengkaji dan mencatat sirkulasi pada ekstermitas (suhu, kelembaban, dan
warna)
3) Menilai kemungkinan, terjadinya kematian jaringan pada ekstermitas seperti
dingin, nyeri, pembengkakan kaki
c. Kebutuhan nutrisi adekuat
1) Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat di toleransi anak,
rencanakan untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera makan anak
meningkat
2) Berikan makanan yang di sertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan
kualitas intake nutrisi
3) Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik
porsi kecil tapi sering
4) Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama, dan dengan skala
yang sama
5) Mempertahankan kebersihan mulut pasien
6) Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan
penyakit
d. Mensupport koping keluarga adaptif
1) Mengkaji perasaan dan persepsi orang tua atau anggota keluarga terhadap
situasi yang penuh stress
2) Ijinkan orangtua dan keluarga untuk memberikan respon secara panjang lebar,
dan identifikasi faktor yang paling mencemaskan keluarga
3) Identifikasi koping yang biasa digunakan dan seberapa besar keberhasilannya
dalam mengatasi keadaan
4) Tanyakan kepada keluarga apa yang dapat dilakukan untuk membuat
anak/keluarga menjadi lebih baik/ dan jika memungkinkan memberikan apa
yang di minta oleh kelarga

12
5) Memenuhi kebutuhan dasar anak; jika anak sangat tergantung dalam
melakukan aktivitas sehari hari, ijinkan hal ini terjadi dalam waktu yang tidak
terlalu lama kemudian secara bertahap meningkatkan kemandirian anak dalam
memenuhi kebutuhan dasarnya.
e. Mempertahankan suhu tubuh normal
1) Ukur tanda tanda vital: suhu
2) Ajarkan keluarga dalam pengukuran suhu
3) Lakukan “tepid sponge”(seka) dengan air biasa
4) Tingkatkan intake cairan
5) Berikan terapi untuk menurunkan suhu

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

14
DAFTAR PUSTAKA

https://rikayuhelmi116.wordpress.com/2012/10/15/asuhan-keperawatan-anak-dengan-gangguan-
dhf/ (diakses tanggal 20 Febuari 2018 pukul 19.00)

http://assalamualaikum-indah.blogspot.co.id/2010/05/asuhan-keperawatan-anak-dengan-
penyakit.html (diakses tanggal 20 Febuari 2018 pukul 19.00)

https://id.scribd.com/document/284731916/Asuhan-Keperawatan-Anak-Dengan-Dhf (diakses
tanggal 20 Febuari 2018 pukul 19.00)

Wulandari, Dewi. Erawati, Meira. 2016. Buku Ajar Keperawatan Anak. Jakarta: Pustaka Pelajar

15

Anda mungkin juga menyukai