Tempat Perforasi
1. Fontanela mayor atau minor.
2. Sutura tulang kepala.
3. Mulut atau orbita.
4. Foramen magnum pada after coming head.
5. Tempat lain yang dapat dicapai.
Teknik Perforasi
- Kepala difiksir sehingga tetap berada pada
tempatnya.
- Dibuat insisi dengan pisau untuk tempat masuk
perforator Naegle.
- Perforator Naegle dimasukkan terkunci dengan
lengkungan ke bawah.
- Setelah masuk insisi diperlebar, dengan jalan
menyilangkan perforator, untuk mengeluarkan isi
kepala.
- Persalinan kepala janin sebagian dapat
diselesaikan secara spontan.
Teknik Kraniotomi
- Alat perforasi Naegle dan kranioklas Braun
disiapkan.
- Setelah perforator dimasukkan dan dapat
mengeluarkan isi kepala, perforator dikeluarkan
dengan lengkungan ke belakang.
- Kranioklas betina dimasukkan seperti
memasukkan forseps menghadap ke arah muka
janin.
- Kranioklas jantan dimasukkan sedalam
mungkin ke dalam lubang yang telah dibuat
perforator.
- Kranioklas dikunci, kemudian dilakukan evaluasi
untuk mengetahui apakah ada bagian jaringan
ibu yang terjepit.
- Bila tidak ada jaringan ibu yang terjepit,
persalinan kepala dapat dilakukan dengan jalan
menarik kranioklas sesuai dengan kedudukan
dan mekanisme persalinan kepala.
- Setelah bayi lahir tali pusat diklem dan
dipotong.
- Plasenta dilahirkan secara manual.
- Disuntikkan oksitosin atau lainnya secara IM,
untuk meningkatkan kontraksi otot rahim.
- Dilakukan eksplorasi untuk mencari adanya
trauma jalan lahir.
- Observasi selama 2 jam, selanjutnya ibu
dibawa ke ruangan map untuk dirawat lebih
lanjut.
Catatan
Pada keadaan tertentu, untuk persalinan kepala
yang telah dikeluarkan isinya, dapat dilakukan
tarikan dengan cunam Willet atau Museux.
Kraniotomi pada After Coming Head
Persalinan letak sungsang dengan disproporsi
sefalo-pelvik menyebabkan kepala janin tidak
dapat lahir dan janin meninggal. Dalam situasi
demikian dapat dilakukan pengecilan kepala
janin dengan memakai perforator dan
selanjutnya persalinan kepala dapat dilanjutkan
dengan mudah.
Tempat Perforasi pada After Coming Head
- Foramen magnum.
- Tulang oksipitalis.
Indikasi Dekapitasi
- Letak lintang kasep, dengan keadaan janin
telah meninggal.
Syarat Dekapitasi
Untuk dapat melakukan dekapitasi ditetapkan
syarat-syarat sebagai berikut:
- Pembukaan lengkap.
- Ketuban telah pecah.
- Leher janin dapat dicapai per vaginam.
- Memungkinkan untuk dilahirkan per
vaginam.
Teknik Dekapitasi
Diperkenalkan dua bentuk operasi dekapitasi yaitu:
a. Mempergunakan gergaji Gigli.
b. Kombinasi hak Broun dan gunting Siebold.
Teknik Kleidotomi
- Bahu yang masih tertahan di atas simfisis
ditekan sehingga dapat masuk pintu atas
panggul.
- Kepala janin ditarik ke atas sehingga tersedia
ruangan yang cukup luas di bagian belakang.
- Spekulum dipasang sedemikian rupa
sehingga tulang klavikula dapat diraba.
- Tulang klavikula diputuskan dengan
menggunakan gunting Siebold (menyebabkan '
ukuran' bahu mengecil).
- Bila diperlukan kleidotomi dupleks, kepala janin
ditarik curam ke bawah sehingga bahu depan
tampak dan klavikula dipotong menggunakan
gunting Siebold.
- Dalam keadaan bahu yang telah masuk PAP
(dengan janin dalam posisi melintang), fundus
uteri didorong untuk membantu kekuatan his
dan mengejan dalam persalinan, sementara
penderita diminta menarik kedua paha ke arah
badannya untuk memperlebar jalan lahir.
Persalinan operasi embriotomi merupakan
suatu tindakan pertolongan yang best bagi
rahim, sehingga tindakan yang dilakukan
dapat menimbulkan komplikasi yang fatal.
Dengan pertimbangan tersebut, embriotomi
harus dilakukan di rumah sakit yang
mempunyai fasilitas tindakan laparotomi
dalam waktu yang singkat.
Dalam pengalaman sehari-hari kadang
pembukaan serviks secara paksa masih juga
dilakukan (dalam keadaan sangat mendesak),
walaupun sebenarnya operasi pembukaan
serviks secara paksa ini sudah lama
ditinggalkan.
Syarat pembukaan serviks secara paksa:
- Pembukaan 5 cm atau lebih.
- Serviks lunak.
- Penurunan kepala sudah mencapai Hodge
III atau lebih.
- Ketuban pecah atau dipecahkan.
- Tidak terdapat jaringan fibrotik pada kanalis
servikalis.
- Memungkinkan untuk dilahirkan per
vaginam.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada operasi
pembukaan serviks secara paksa adalah:
- Dilakukan pemotongan serviks pada jam: 10,
2 dan 6 sampai mencapai dasar melalui insisi
Duhrssen.
- Persalinan dipimpin atau dilakukan dengan
cunam.
- Cunam ditarik pada saat his kuat sambil
melakukan dorongan pada perut bagian serviks
(dengan tangan yang melingkari serviks) ke arah
fundus uteri.
Dalam pengalaman, tindakan pembukaan serviks
secara paksa ini tidak banyak mengalami hambatan
apapun.