Anda di halaman 1dari 6

PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

NAMA :

NIM :

No Aspek yang dinilai Skore

1 Berikan salam, identifikasi klien dan panggil klien dengan namanya

2 Jelaskan prosedur dan tujuannya kepada klien/pasien

3 Ben kesempatan klien untuk bertanya

4 Tanyakan keluhan klien dan kaji adanya alergi

5 Jaga privasi klien

6 Bantu klien untuk mendapatkan posisi litotomi yang nyaman

7 Persiapan persalinan (Pasien; Instrumen dan Medikamentosa; Bayi; dan


Penolong)
Anamnesis Pasien (ANAMNESIS OBSTETRI)

Keluhan Utama

Keluhan Tambahan

Riwayat Penyakit Sekarang:

Sudah kenceng-kenceng teratur atau blm?

Kenceng-kenceng tsb sudah sejak kapan (pukul berapa, hari apa)

Sudah keluar lendir darah atau belum?

Sudah keluar air ngepyok (air ketuban) atau belum? (kalau sudah, sudah
berapa lama?

Gerakan anak dirasakan ibu

Keluhan penyerta lain

HPHT

Riwayat Obstetri Sebelumnya

—BBLR, SC/normal

Riwayat Kontrasepsi Sebelumnya

Riwayat Nikah

—sudah berapa lama? ada gangguan kesuburan?

Melakukan penanganan persalinan kala I

12 - PENGAWASAN 10
1. KU/4 jam
2. TD/4 jam
3. Nadi/ 30 menit
4. RR/ 30 menit
5. Suhu/ 30 menit
6. His/30 menit
7. PPV/4 jam
8. DJJ/30 menit
9. Tanda rupture Uteri imminens ( Band'l ring)/4
jam
10. Tanda-tanda Inpartu kala 2/4 jam
- Pendampingan oleh keluarga. suami diminta stimulasi puting
untuk merangsang oksitosin
13 - Perhatikan asupan nutrisi untuk persiapan kala II
14 - Dianjurkan jalan-jalan dan menjaga kebersihan diri (mandi) apabila
ketuban belum pecah
15 - Ajarkan baring miring kiri. agar sirkulasi janin baik

16 - Kala I fase laten (pembukaan <4 cm) umumnya selama 8 jam; kala I fase
aktif (pembukaan 4-10 cm) umumnya terjadi pembukaan 1 cm/ jam (6
jam).
17 Pengenalan kala II

18 His datang 4-5 kali dalam 10 menit, lama his 40-50 detik

19 Ibu mengedan terus-menerus, anus membuka, perineum menonjol, vulva


membuka.

20 Pada periksa dalam didapatkan:

21 - Pembukaan lengkap, porsio tidak teraba

22 - Penurunan Hodge III+ atau ketinggian 3+

23 - Penunjuk/ denominator UUK kiri atau kanan atas

24 - Selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah

25 Pimpinan Kala II

26 - Setiap ada his, pimpin ibu mengedan pada fase acme atau puncak his
dan minta ibu untuk menarik lipat sendi lutut dengan mengaitkan
pada lipat siku agar tekanan abdomen menjadi efektif
27 - Istirahatkan ibu apabila his menghilang, letakkan kembali tungkai
ibu di atas ranjang persalinan dan dengar denyut jantung bayi pada
waktu tersebut
28 - Pimpin berulang-ulang hingga kepala bayi makin maju ke
arah vulva
29 Ekspulsi kepala

30 - Pada his berikut, minta pasien untuk mengait lipat lutut, pimpin untuk
mengedan sekuat mungkin (pada fase akme/ puncak). Minta untuk
mengedan terus menerus apabila suboksiput sudah berada di bawah
simfisis (sebagai hipomochlion)
31 - Dengan satu tangan, tahan belakang kepala (untuk mengatur defleksi
kepala), letakkan telapak tangan lain pada perineum dengan
membentangkan telunjuk dan ibu jari sehingga bagian di antara
kedua jari tersebut, dapat mendorong perineum untuk membantu
lahirnya berturut-turut UUB, dahi, mata, hidung, mulut, dan dagu
(hilangkan tahanan pada belakang kepala secara bertahap)
32 - Lepaskan pegangan pada belakang kepala dan perineum, perhatikan
proses putaran paksi luar (UUK kembali ke arah punggung bayi)
33 - Ambil kain/ handuk bersih, seka mulut, mulut, hidung dan kepala
bayi dari darah, air ketuban atau ferniks kaseosa. Bersihkan pula lipat
paha, perineum dan daerah di sekitar bokong ibu.
34 Melahirkan bayi

35 - Dengan tangan kiri dan kanan, pegang kepala bayi secara biparietal
(ibu jari pada pipi depan, jari telunjuk dan tengah pada bawah dagu,
jari manis dan kelingking pada belakang leher dan bawah kepala).

36 - Sambil meminta ibu untuk mengedan, gerakkan bayi ke bawah


sehingga lahir bahu depan.
37 - Gerakkan bayi ke atas sehingga lahir bahu belakang

38 - Kembalikan bayi pada posisi sejajar lantai, lahirkan berturut-turut


dada dan lengan, perut, pinggul dan tungkai.
Perhatikan:

 Pada pertolongan persalinan dengan meja/ ranjang persalinan yang


dapat dilepas atau meja ginekologi (bagian bokong dan kaki), setelah
kedua bahu lahir, topangkan badan bayi pada lengan bawah kanan,
tangan kiri memegang bagian belakang tubuh bayi).
 Letakkan bayi di antara kedua paha ibu (untuk ranjang atau meja
ginekologi, letakkan bayi di atas perut ibu dan minta asisten untuk
memegangnya agar tidak terjatuh)

39 Menejemen aktif kala III

40 - Klem tapi pusat pada jarak sekitar 5 cm dari umbilicus bayi, jepit
tapi pusat diantara jarin tengah dan telunjuk (tapi tepi klem yangs
sesuai dengan sisi ibu) kemudian geser jari-jari tersebut ke arah ibu
(ekspresi darah dalam tali pusat)
41 - Pasang klem kedua pada tali pusat yang telah diekspresi, dengan
jarak 3 cm dari klem pertama
42 - Oleskan povidon iodine di sekeliling tali pusat di antara kedua klem
kata dr herman, gak dikasih juga gapapa
43 - Pegang tali pusat di antara 2 klem dengan satu tangan kiri, kemudian
dengan tangan yang lain, gunting tali pusat di antara kedua klem tersebut

44 - Serahkan bayi pada asisten penolong (bila pertolongan mandiri,


letakkan pada ranjang bayi) dan rawat sebagaimana mestinya.
45 - Lakukan pemeriksaan untuk memastikan bahwa ini adalah
kehamilan tunggal
46 - Setelah dipastikan bukan suatu kehamilan ganda, beri oksitosin 10 IU
intramuskuler
47 - Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva (lakukan
secara benar agar tidak terjadi percikan darah)
48 - Letakkan satu tangan di atas simfisis pubis untuk menahan uterus,
tangan lain memegang klem tapi pusat untuk menegangkan dan
membuat tarikan terkendali pada tali pusat
49 - Setelah uterus berkontraksi kuat (dinding uterus keras), tegangkan tali
pusat dan dorong uterus ke dorso cranial
- Bila uterus tidak segera berkontraksi, tambahkan misoprostol 600 mg
per rectal
50 - Upayakan tali pusat tetap kencang dan lakukan dorongan ringan dan
melepas pegangan secara bergantian pada korpus uteri apabila juluran
tali pusat bertambah panjang.
51 - Lakukan gerakan ini secara berulang kali hingga plasenta tampak pada
vulva.
52  Bila tali pusat bertambah panjang tetapi plasenta belum lahir,
pindahkan kembali klem hingga berjarak 5-10 cm dari vulva dan
ulangi kedua langkah di atas
53  Apabila dalam 15 menit plasenta belum lahir, maka dapat diulang
pemberian oksitosin 10 IU secara IM.
54  Bila plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir, lakukan upaya
berikut:
55  Manual plasenta
56  Rujuk apabila tidak tersedia sumberdaya yang memadai
57  Histerektomi (plasenta akreta, inkreta, perkreta)

58 - Sediakan wadah plasenta dan bantu dengan satu tangan agar plasenta
tidak tersentak ke luar dan masuk pada wadah yang telah disediakan.
- Bila selaput ketuban robek, gunakan klem untuk menarik sisa selaput
amnion)
59 - Periksa kelengkapan plasenta (lakukan tindakan eksplorasi dan
upaya yang sesuai apabila ada indikasi plasenta tidak lahir
lengkap)
60 - Segera setelah plasenta lahir, lakukan pijatan ringan pada uterus
menggosok permukaan depan uterus secara sirkuler dengan
telapak atau jari-jari tangan sehingga kontraksi berlangsung baik
(teraba keras).
- Bila terjadi perdarahan, perbaiki kontraksi dan segera eksplorasi untuk
mengetahui penyebab perdarahan serta lakukan tindakan yang sesuai
(penjahitan laserasi, kompresi bimanual dan aorta, ligasi arteri uterine
atau histerektomi)

61 - Masukkan plasenta ke dalam kantong plastic yang tersedia

62 Pemantauan kala IV

63 - Ganti baju ibu dengan baju bersih dan kering. Pasang pispot datar dan
lebar pada bagian bokong untuk memantau darah yang keluar
64 - Tutup perut bawah dan tungkai dengan selimut

65 - Pantau tanda vital, kontraksi uterus dan perdarahan tiap 15 menit


hingga 2 jam pasca kala III
66 - Beri obat-obatan yang diperlukan dan minum secukupnya

67 - Bila setelah 2 jam kondisi ibu stabil dan tidak ada komplikasi,
pasangkan kasa penyerap dan celana. Pakaikan kain dan selimut ibu.
Bawa ke ruang perawatan dan lakukan rawat gabung sesegera mungkin.

Anda mungkin juga menyukai