Anda di halaman 1dari 78

AYAM PETELUR

(LAYER)
A. Sistem postal atau slatt
Masa starter – grower
1. kandang postal litter

2. kandang postal panggung


B. Sistem baterai
Akhir grower (paling lambat 2 minggu sebelum bertelur)

1. Kandang sistem baterai


individu (individu cage)

2. Kandang sistem
baterai koloni (multiple
laying cage)
Tipe kandang baterai

Tipe V (4 lajur) Tipe V (6 lajur)

Tipe AA (12 lajur) Tipe W (8 lajur)


1. Daerah pantai / dataran rendah :
- bentuk shade / jongkok
- bentuk gable / tipe A
2. Daerah dataran tinggi :
- bentuk monitor
- bentuk semi monitor
JENIS AYAM PETELUR

Ayam Petelur Tipe Ringan


Ayam Petelur Tipe Ringan

Ayam Petelur Tipe Medium


Ayam Petelur Tipe Medium
6/8 minggu sampai
18/20 minggu

DOC sampai 6/8 18/20 minggu sampai


minggu afkir
Sebelum tiba, kandang harus sudah dibersihkan dengan
air bersih yang telah dicampur dengan pembunuh
kuman/desinfektan.

Kandang kemudian dibiarkan selama beberapa saat dan


tidak bisa dimasuki oleh sembarang orang
Semua peralatan, termasuk indukan, tempat pakan, dan
tempat minum juga harus disterilkan, sementara alas
litter disemprot dengan bahan pembunuh kuman
/fumigan.

Penggunaan fumigan harus sesuai dengan etika dan


aturan pakainya dan harus diperhatikan dengan benar
karena setiap merek dagang memiliki aturan pakai yang
berbeda-beda (Rasyaf, 2012).
1. Mengarungkan pupuk
2. Merapikan tempat pakan dan tempat minum
3. Mematikan aliran listrik
4. Mematikan saluran air minum
5. Merapikan peralatan kandang lainnya seperti sekat
dan brooder guard (Santoso dan Sudaryani, 2011)
6. Mencuci kandang dengan air kemudian desinfektan
7. Mengapur kandang
8. Mencuci tirai dan alas litter
9. Menaburkan litter dan memasang peralatan
10. Memasang tirai
11. Menyemprot ulang desinfektan
12. Membiarkan kandang tertutup tirai
13. Mencuci peralatan kandang
1. Alat pemanas yang dibutuhkan sudah harus masuk
ke dalam kandang dua atau tiga hari sebelum anak
unggas tiba dan sudah suci hama dengan disemprot
atau difumigasi (Rasyaf, 1992).

2. Masa brooding kurang lebih berlangsung 14 hari


atau disesuaikan dengan kondisi lingkungan dan
ayam itu sendiri (Tamalluddin,2012).
3. Pemanas sebaiknya dinyalakan sekitar 4-5 jam,
idealnya satu hari, sebelum DOC datang. Tujuannya
agar temperatur di sekitar lingkungan sudah hangat
secara merata (Fadilah, 2013).

4. program penerangan untuk minggu pertama yaitu


secara total selama 24 jam, dengan intensitas cahaya
lampu pijar 40 watt/20m2 dan untuk minggu-minggu
berikutnya ada pengurangan lama penyalaan
(Murtidjo, 1987).
1. Pada hari pertama diberikan air minum hangat ± 16
– 20˚ Celsius,

2. Menambahkan gula 20 gram/ 4 liter air minum

3. Penambahan vitamin C juga baik dengan komposisi


2gr/10 liter air minum
1. Dapat menggunakan bahan organik yang bersifat
menyerap air. Contohnya, serbuk gergaji, sekam padi,
potongan jerami kering, potongan rumput kering atau
tongkol jagung yang dihaluskan

2. Ketebalan litter pada pemeliharaan anak ayam awalnya


hanya sekitar 5–8 cm. Secara bertahap, litter ditambah
sampai mencapai maksimal 10–13 cm.

3. Alas lantai atau litter harus secara teratur diaduk-aduk


dan ditambah ketebalannya, agar dampak negatif dapat
dihindarkan (Murtidjo, 1987).
PERSIAPAN DOC DATANG

•Nyalakan pemanas 2 jam sebelum DOC datang


•Timbang DOC ( per box ) dan kelompokkan box
yang hampir sama berat dan kode boxnya
•Letakan box secara rapi pada bagian pinggir
brooder
•Buka box DOC dan hitung jumlah DOC dalam Box
•DOC langsung diberi makan dan minum.
•Termometer ditempatkan 8 cm dari tepi chick
brooding / chick guard dan 8 cm di atas litter
•Diameter 3.5 M utk 500 – 600 ekor dengan tinggi
chick guard 50 cm
Brooder Untuk 1 - 2 Hari
Pasang Seng Guard
dengan garis tengah 3,5 m

Pasang Pemanas

3.50 Pasang Tempat Minum


Sebanyak 8 buah

Pasang Tempat Makan


Sebanyak 10 buah
Brooder Untuk 3 - 4 Hari
Lebarkan Seng Guard
dengan garis tengah 4.25
m

Pemanas _ Tetap

4.25 Tempat Minum Sebanyak


8 bh _ Tetap

Tempat Makan Baki 10


bh _ Tetap

Tempat Piring Tempat


Makan Gantung 8 bh
Brooder untuk umur 5 - 6 hari

4m

Baki Pemanas / Gasolec


Sekat

Tempat minum : 8 buah

4m
Piring tempat makan 10 buah
Keterangan : Lihat kondisi ayam
Terlalu panas
Terlalu dingin

Suhu
yang Angin
bagus

Tidak ada anak


ayam di tempat
terpanas
Anak ayam akan memilih suhu yang nyaman
yakni 30 – 32oC

2.000 – 2.500 KCal

120 – 140 cm
Lingkaran
Pemanas

30oC 31oC
32oC
Pemanas Minyak

90-120
Pemeliharaan Masa Starter
• kelembaban kandang ideal : 60 – 70%
• suhu brooding :
Umur (hari) Suhu (°C)
0–3 32 – 35
3–7 29 – 34
8 – 14 27 – 31
15 – 21 24 – 27
22 – 28 21 – 24
• Pd 2 hari pertama berikan air minum yg hangat +
16 - 20 °C
• Tambahkan gula 20 gr / 4 liter air minum
• Akan lebih baik bila diberi juga vitamin C  2 gr /
10 liter air minum
• Bila akan ganti tempat minum DOC ke normal 
biarkan 8 – 10 hari bersama –sama  setelah itu
baru semua tempat minum normal
• Pemberian pakan starter dpt diberikan setelah
mendapat air minum
– yg ditaburkan pd box bekas DOC atau pada feeder tray
– sisa pakan harus dibuang setiap pagi
dan jangan dibuang di litter
• Setiap 3 hari area brooder diperlebar secara bertahap (1 - 2 m).
• Tempat pakan dan minum ditambah sesuai kebutuhan.

Umur (hari) Kepadatan (ekor/m²)


1 60
2 50
3 50
4 50
5 40
6 40
7 15
> 14 10
• Saat DOC Datang langsung diberi makan
• Jumlah Tempat Pakan:
umur 1-2 hari : 10 Feeder tray
umur 3-5 hari : 10 Feeder tray
8 Piring tempat pakan
• Pergantian feeder tray (baki) dengan alas tabung (piring
tempat pakan) dilakukan bertahap (dimulai dari umur 6 hari)

• Dibawah pemanas jangan ada tempat pakan karena dapat


merusak nutrisi/gizi dalam pakan
• Tempat pakan bersih dari sekam dan kotoran ayam
• Pakan tersedia setiap saat.

• Pakan diberikan sedikit demi sedikit tapi sesering mungkin


pada tahap awal (tiap 2-3 jam).

• Menggunakan crumble
• Pada saat DOC datang ,berikan larutan
vitamin / elektrolit
• Air selalu bersih dan segar (lakukan tes secara
teratur terhadap kandungan zat kimia dan
komposisi bakteriologis).
• Untuk menjaga air dalam kondisi normal,
gunakan 3 – 5 ppm chlorine (mengurangi
resiko E. coli).
• Harus selalu dicek tiap hari, sesuaikan agar
tepi tempat air minum sejajar dengan
punggung ayam
Potong Paruh / Debeaking
• Tujuan :
– mencegah kanibalisme
– mengurangi pemborosan pakan
• Dilakukan pd umur 1 – 10 hari  bila kesulitan dilakukan pd
umur 8 minggu
• Potongan harus tegak lurus dg sumbu paruh  + 1/3
panjangnya dari lubang hidung
Perhatian !!!
• Sebelum potong paruh :
1. ayam harus sehat
2. tidak dilakukan selama periode reaksi
vaksinasi
3. berikan vit. K dlm air minum
4. kontrol suhu alat pemotong paruh 
agar hasilnya baik
• Sesudah potong paruh :
1. selama 3 hari tempat pakan diisi lebih tebal
2. pastikan ayam dapat makan + minum dg baik
 Jarak pindah kandang dari fase grower menuju fase
layer tidak boleh terlalu dekat dengan umur produksi
 Sebelum pindah kandang, sarana dan peralatan sudah
dibersihkan dan didesinfeksi.
 Temperatur kandang ideal ayam fase layer 22-26°C
 2 tipe kandang ayam fase layer
a. Sistem litter : tidak boleh terlalu padat
b. Sistem baterai: dalam satu cage bisa satu atau dua
ayam lebih. Keuntungan sitem baterai yaitu lebih
mudah pemeliharaan dan kontrol penyakit, telur
bersih dan sifat mengeram dapat dikurangi dan
menhemat lahan.
Program pencahayaan ayam
petelur fase layer
Umur Ayam Terang Gelap

(Jam) (Jam)

18 Minggu 13,5 10,5

19 Minggu 14,5 9,5

20 Minggu 15 9

21 Minggu 15,5 8,5

22 Minggu 15,75 8,25

23 Minggu 16 8

24 Minggu 16,25 7,75

25 Minggu diatas 16,5 7,5


Nutrisi Layer

Kadar air (%) <14

Energi metabolisme 2750

(kkal/kg)

Protein kasar (%) 17-18

Serat Kasar (%) <7

Lemak Kasar (%) 3,5-3,7

Abu (%) 10-14

Kalsium (%) 3,25-4

Fosfor (%) 0,40

Rata-rata konsumsi pakan ayam petelur fase layer


120 gram/ekor. Pakan selalu tersedia dan air minum
diberikan secara ad libitum. Tempat pakan harus
selalu kering dan diganti baru setiap hari untuk
mencegah timbulnya jamur
Bentuk fisik ransum yang biasa
diberikan pada ayam fase layer
Campuran bentuk tepung dan biji-bijian

Bentuk pellet : memiliki palatabilitas baik

Penggantian ransum fase grower


ke ransum fase layer diberikan setelah
ayam mencapai produksi 5% untuk
menghindari stress karena pergantian
pakan
 Menghitung Produksi Telur
a) Hen Housed Production : didasarkan
pada jumlah ayam mula-mula atau
jumlah telur hari tertentu dibagi jumlah
ayam awal produksi
b) Hen Day Production : jumlah produksi
telur hari itu dibagi dengan jumlah ayam
produktif hari itu juga dikalikan 100%.
Puncak hen day berkisar 94-96%.

 Kualitas Eksterior telur ditentukan oleh


cangkangnya yaitu kebersihan, bentuk,
tekstur dan keutuhan
 Egg mass adalah perkalian antara
presentase produksi telur dengan rata-rata
bobot telur.
 Bobot telur dipengaruhi oleh faktor
genetik, umur, pakan, sistem
pemeliharaan, dan lingkungan.
 FCR merupakan perbandingan antara
ransum yang dihabiskan ayam dalam
menghasilkan sejumlah telur (ransum per
kilogram telur).
 FCR ayam layer pada umur 21-72 minggu
adalah 2,1-2,4.
 Ayam layer tidak layak dipelihara lagi bila
biaya produksi sudah lebih tinggi daripada
penerimaan penjualan telur, sehingga
ayam dijual sebagai ayam afkir.
 Etiologi
Sinonim : tetelo
Disebabkan oleh virus RNA golongan Paramyxovirus
Rentan pada ayam umur muda dibandingkan ayam dewasa
 Gejala Klinis
Napsu makan hilang, diare, lesu, sesak napas, ngorok, bersin, batuk.
Gejala syaraf seperti paralisis dan tortikolis. Warna tulang dan pial
cyanosis. Produksi telur turun, mortalitas 80-100%.
 Patologi
munculnya ptechiae (bitnik-bintik perdarahan) pada proventrikulus,
perikard, tembolok, subpleural serta nekrosis pada usus
 Penularan
Penularan ND langsung dari satu hewan ke hewan lain melalui kontak
langsung dengan hewan sakit, sekresi, ekskresi (carian pada saluran
pencernaan dan pernapasan)
 Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan yang dapat dilakukan selain menjaga sanitasi kandang adalah
dengan melakukan vaksinasi ND. Obat untuk menyembuhkan ND
sampai saat ini masih belum ditemukan.
 Etiologi
Merupakan virus RNA tergolong dalam family Orthomyxoviridae.
Dibedakan menjadi dua tipe, yaitu HPAI (High Pathogenic Avian
Influenza) dan LPAI (Low Pathogenic Avian Influenza)
 Gejala Klinis
Jenggerl,pial, kelopak mata, telapak kaki dan perut berwarna biru
keunguan. Ptechiae pada kaki. Keluar cairan dari mata dan hidung,
batuk, bersin, dan ngorok. Napsu maka menurun, penurunan
produksi telur.
 Patologi
edema subkutan pada daerah kepala dan leher, kongesti dan ptechiae
konjungtiva, traea, proventrikulus, tembolok, usus dan lemak
abdominal maupun peritoneum
 Penularan
Penularan dapat terjadi melalui kontak langsung dari unggas terinfeksi
melalui saluran pernapasan, konjungtiva, lendir, dan feses
 Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan yang dapat dilakukan dalah dengan menjaga kontak dengan
hewan penderita atau membatasi lalu lintas keluar masuk ungags dan
dengan vaksinasi. Obat untuk menyembuhkan AI sampai saat ini
masih belum ditemukan.
Etiologi Gejala Klinis

Eschericia coli (APEC)


Diagnosa Banding Diagnosa
 Salmonellosis  Pemeriksaan post mortem
 Pasteurellosis  Pemeriksaan laboratorium
 Streptococcosis

Pencegahan Pengobatan
 Seleksi DOC  Antibiotic kelompok
 Biosecurity manusia, aminoglikosida
kendaraan, hewan ternak (Gentamycin, Neomycin),
kemlompok aminosiklitol,
 Sanitasi kandang yang baik kelompok polipeptida,
 Sanitasi air minum dengan kelompok
chloramin T atau klorin. tetracycline,kelompok
Program penggunaan sulfonamide dan
desinfektan dilakukan trimetropim, dan kelompok
dengan menggunakan quinolon
variasi bahan desinfektan  Culling / afkir
dengan sistem 3-2-3
Etiologi Gejala Klinis

Pasteurella multocida
Diagnosa Banding Diagnosa
 Coryza / Snot  Pemeriksaan post mortem
 CRD  Pemeriksaan laboratorium
 ND
 Avian Influenza
Pengobatan
Pencegahan  Tetrasiklin kedalam pakan
 Biosecurity manusia, dengan dosis 200-400
kendaraan, hewan ternak gram/ton
 Sanitasi kandang yang baik
 Kombinasi golongan sulfa
dan trimethoprim seperti
 Pemberantasan vektor berspektrum luas diberikan
seperti tikus menggunakan melalui air minum dengan
insektisida dosis 0,16 g/L atau 80 g/L
 Mencegah penyakit air minum.
kekurangan vitamin dan
memperbaiki efisiensi
ransum
Etiologi Gejala Klinis

Avibacterium paragallinarum
Diagnosa Banding Diagnosa
 CRD  Pemeriksaan post mortem
 Fowl cholera  Pemeriksaan laboratorium
 Infectious bursal disease
 Penyakit pernafasan lain.
Pengobatan
Pencegahan  Sulfadimetoxine
 Biosecurity manusia,  Eritromisin, tetrasiklin,
kendaraan, hewan ternak tylosin, dan spektromisin
 Sanitasi kandang yang baik (aman dan efektif)
 Vaksin dapat dilakukan
pada umur 8-10 minggu
dan dapat dilakukan
booster pada umur 16-18
minggu
Etiologi Gejala Klinis

Mycoplasma gallisepticum 
Diagnosa Banding Diagnosa
 Snot  Pemeriksaan post mortem
 Kolera unggas  Pemeriksaan laboratorium
 Infectious bronchitis
 ND
Pencegahan Pengobatan
 Biosecurity manusia,  Antibiotika makrolid
kendaraan, hewan seperti tiamulin, tylosin,
ternak lincomycin, oxytetracyclin
 Sanitasi kandang yang dan enrofloxacin yang
baik memiliki daya kerja
menghambat sintesis
 Vaksinasi dengan killed protein
vaccine. Vaksin ini
dilaporkan mampu
mencegah airsacculitis.
1. Koksidiosis
 Penyakit koksidiosis (Berak darah) disebabkan oleh
parasit protozoa yang berasal dari genus Eimeria.
 Gejala yang ditimbulkan dari infeksi Eimeria adalah
diare berdarah, kurang napsu makan, sayap terkulai
dan kekurusan. Mortalitas biasanya tinggi apabila
penyakit diabaikan dan tidak diobati.
 Tindakan pencegahan terhadap penyakit koksidiosis
yang penting dilakukan adalah dengan mengatur
sistem ventilasi udara yang baik, pengaturan kepadatan
kandang yang sesuai dengan kapasitasnya, penyediaan
tempat pakan dan minum yang cukup
 Pengobatan menggunakan obat sulfa seperti
sulphonamide, sulphamezathine, sulphaquinoxaline,
dan sulphaguanidine atau kombinasinya.
2. Leucocytozoonosis (Malaria Like Disease)
 adalah penyakit yang disebabkanoleh protozoa
darah leucocytozoon sp.
 Gejala klinis leucocytozoonosis antara lain
munculnya bintik-bintik merah di bawah kulit dan
otot, serta feses berwarna kehijauan. Ayam terlihat
lesu, menggigil kedinginan dan bahkan
mengalami muntah darah.
 Pencegahan penyakit leucocytozoonosis adalah
dengan pengendalian vektor yaitu simulium dan
cullicoides sp.
 Pengobatan untuk penyakit leucocytozoonosis
adalah bisa digunakan obat seperti Maladex,
Antikoksi, Duoko atau Coxy.
3. Malaria Unggas (Plasmodiosis)
 Plasmodiosis merupakan penyakit pada unggas
yang disebabkan oleh protozoa darah plasmodium
sp.
 Gejala klinis yang ditimbulkan pada ayam yang
terinfeksiya itu kelemahan, lesu, dyspnae,
abdominal distension hingga kematian.
 Pencegahan plasmodiosis adalah dengan
pengendalian vektor yaitu nyamuk serta menjaga
kebersihan dan sanitasi kandang.
 Pengobatan dari penyakit ini dapat dilakukan
dengan pemberian chloroquine dan primaquine.
Selain itu juga dapat diberikan kombinasi
sulfamethoxine dan sulfa chloropyrazine.
 Nematoda
1. Oxyspirura mansoni (eye worm)
 Menyebabkan conjunctivitis, opthalmitis, dan protrusion
membrana nictitans.
 Pengobatan, mencabuti cacing dari dalam mata dengan
menggunakan pinset, tetapi sebelumnya cacing harus
dibunuh terlebih dahulu menggunakan obat bius mata.
Lysol 0,05% dengan cara diteteskan. oral dengan
Tetramisole dosis 40 mg / kg.
2. Syngamus trakhea
 Menyebabkan trakheitis diffuse atau fokal di tempat
menempelnya.
 Gejala-gejala yang ditimbulkan seperti pernafasan cepat,
dyspneu, head shaking.
 Pengobatan, Thiabendazole, 0,3 – 1,5 g/kg 0,1% dalam
ransum selama 10 – 14 hari, Tetramisole 3,6 mg/kg
diberikan selama 3 hari dalam air minum atau makanan.
3. Tetrameres americana
 Merupakan Nematoda yang hidup di proventriculus
ayam.
 Gejala yang ditimbulkan, antara lain : diare, kelemahan
dan anemia yang disertai dengan ulserasi mukosa,
hemorrhagi, nekrosis, pembengkakan mukosa.
 Pengobatan, Piperazine adipat dan karbontetrachoride
diberikan selama tiga hari efektif membunuh cacing.
4. Capillaria annulata
 merupakan Nematoda yang menginfeksi crop dan
esophagus dan menyebabkan radang mukosa crop dan
esophagus.
 Gejala yang ditimbulkan berupa anemia dan kelemahan.
 Pengobatan menggunakan Levamisol dalam air minum.
5. Cheilospirura hamulosa
 Kebanyakan hidup di sebelah dalam gizzard dan
menyebabkan ulserasi dan nekrosis, muskulus gizzard.
6. Ascaridia galli
 Nematoda paling penting, menyebabkan kematian
mendadak akibat perusakan duodenum dan atau jejenum.
 Gejala klinis yang terjadi pada infeksi cacing Ascaridia galli
tergantung pada tingkat infeksi. Pada infeksi berat akan
terjadi mencret berlendir, selaput lendir pucat,
pertumbuhan terhambat, kekurusan , kelemahan umum
dan penurunan produksi telur.
 Pencegahan dengan memberikan anthelmentik kepada
ayam sekali sebulan khususnya.
 Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian piperazine,
phenothiazine danhygromyzine B.
7. Heterakis gallinarum
 Bertanggung jawab terhadap kejadian blackhead pada
ayam, karena ovum cacing bisa mengandung protozoa yang
disebut Histomonas meleagridis yang menyebabkan
blackhead. Cacing bisa didapatkan dalam jumlah sangat
banyak di sekum, sehingga menyebabkan radang sekum
dan nodul- nodul kecil di dinding sekum.
 Trematoda
1. Echinostoma revolutum
 Menyebabkan kekurusan, kelemahan dan diare

pada ayam. Pada anak ayam menyebabkan


perdarahan bercak-bercak pada tempat perlekatan
acetabulum dengan permukaan mukosa usus.
 Pencegahan yang bisa dilakukan adalah

melakukan sanitasi kandang, menghindarkan


kandang dari vektor (induk semang antara) dan
ternak liar dan mengusahakan pengelolaan
peternakan sebaik mungkin.
 Obat-obatan yang bisa digunakan adalah

Vermizin, Vermixon sirup.


 Cestoda
1. Railletina cesticillus menyebabkan degenerasi dan
inflamasi villi selaput lendir usus di tempat menempel
ujung kait rostellum dan dalam keadaan infeksi berat
dapat menyebabkan kekerdilan.
2. Raillietina echinobothrida menyebabkan diarre
berlendir tahap dini, juga dapat menyebabkan
pembentukan nodul-nodul pada dinding saluran
pencernaan.
3. Raillietina tetragona dapat menyebabkan penurunan
bobot badan dan produksi telur pada ras-ras ayam
tertentu.
4. Penanggulangan cacing pita membutuhkan
pengendalian hospes perantara untuk mencegah
infeksi ulangan dan pengobatan ayam yang terinfeksi
untuk membasmi cacing tersebut.
5. Pengobatan terhadap cacing pita pada ayam dapat
dilakukan dengan butinorat (dibutiltindilaurat)
4. Davainea proglotina
 Davainea proglotina merupakan cacing pita

yang paling pathogen, karena rostelumnya


dipersenjatai kait dan dapat masuk kedalam
villi duodenum, sehingga menyebabkan
nekrosis dan enteritis hemoragika.
 Pengobatan, Butyronate, Niclosamide,

Hexachlorophene, Praziquantel,
Benzimidazole, Albendazole dan Oxfendazole.
inflamasi pada kulit tungau Knemidocoptes sp
Infestasi yang besar juga bersembunyi di lapisan tanduk
dapat mengakibatkan ke stratum germinativum yang
kehilangan banyak menyebabkan hipertrofi
darah sehingga terjadi kemudian timbul luka kecil dan
anemia muncul eksudat abu-abu dan
Argas
persicus
Anemia, sebagai transmisi berbagai jenis
bakteri, dapat terjadi tick paralysis
terdapat
enterobacteria:
Escherichia coli,
Citrobacter sp.,
Proteus mirabilis,
Morganella sp.,
Klebsiella sp.,
Pseudomonas sp.,
membawa telur dari Enterobacter sp.
genus Ascaris, Toxocaris,and Salmonella
Toxocara, Trichuris, dan agona (Rezende et

Anda mungkin juga menyukai