Struktur sel E. coli dikelilingi oleh membran sel, terdiri dari sitoplasma yang
mengandung nukleoprotein (Gambar 2). Membran sel E. coli ditutupi oleh dinding
sel berlapis kapsul. Flagela dan pili E. coli menjulur dari permukaan sel (Gambar 3)
(Tizard, 2004). Tiga struktur antigen utama permukaan yang digunakan untuk
membedakan serotipe golongan E. coli adalah dinding sel, kapsul dan flagela.
Dinding sel E. coli berupa lipopolisakarida yang bersifat pirogen dan menghasilkan
endotoksin serta diklasifikasikan sebagai antigen O. Kapsul E. coli berupa
polisakarida yang dapat melindungi membran luar dari fagositik dan sistem
komplemen, diklasifikasikan sebagai antigen K. Flagela E. coli terdiri dari protein
yang bersifat antigenik dan dikenal sebagai antigen H. Faktor virulensi E. coli juga
disebabkan oleh enterotoksin, hemolisin, kolisin, siderophor, dan molekul pengikat
besi (aerobaktin dan entrobaktin) (Quinn et al. 2002).
B. Klasifikasi
Klasifikasi E. coli menurut Songer dan Post (2005) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
4. Meningitis
E. coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada bayi. E. Coli
merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis neonatal (Jawetz et al.,
1996).
D. Pengobatan
Infeksi oleh E. coli dapat diobati menggunakan sulfonamida, ampisilin,
sefalosporin, kloramfenikol, tetrasiklin dan aminoglikosida. Aminoglikosida kurang
baik diserap oleh gastrointestinal, dan mempunyai efek beracun pada ginjal. Jenis
antibiotik yang paling sering digunakan adalah ampisilin. Ampisilin adalah asam
organik yang terdiri dari satu inti siklik dengan satu rantai samping. Inti siklik terdiri
dari cincin tiazolidin dan cincin betalaktam, sedangkan rantai sampingnya
merupakan gugus amino bebas yang mengikat satu atom H (Ganiswarna, 1995).
Struktur ampisilin dapat dilihat pada gambar 4.
Ampisilin memiliki spektrum kerja yang luas terhadap bakteri Gram negatif,
misalnya E. coli, H. Influenzae, Salmonella, dan beberapa genus Proteus. Namun
ampisilin tidak aktif terhadap Pseudomonas, Klebsiella, dan Enterococci (Setiabudy
dalam Ganiswarna, 1995). Ampisilin banyak digunakan untuk mengatasi berbagai
infeksi saluran pernafasan, saluran cerna dan saluran kemih (Tan Hoan Tjay dan
Raharja, 2002).