Anda di halaman 1dari 4

BAGIAN 3

SUB TOPIK/SUB JUDUL : Escherichia coli

TUJUAN INSTRUKIONAL :

INDIKATOR :

URAIAN MATERI :

Bakteri E. coli merupakan spesies dengan habitat alami dalam saluran


pencernaan manusia maupun hewan. E. coli pertama kali diisolasi oleh Theodor
Escherich dari tinja seorang anak kecil pada tahun 1885. Bakteri ini berbentuk
batang, berukuran 0,4-0,7 x 1,0-3,0 μm, termasuk gram negatif, dapat hidup
soliter maupun berkelompok, umumnya motil, tidak membentuk spora, serta
fakultatif anaerob (Gambar 1) (Carter & Wise 2004).

Gambar 1. Morfologi E. coli


(Sumber: Kunkel, 2009)
Struktur sel E. coli dikelilingi oleh membran sel, terdiri dari sitoplasma
yang mengandung nukleoprotein (Gambar 2). Membran sel E. coli ditutupi oleh
dinding sel berlapis kapsul. Flagela dan pili E. coli menjulur dari permukaan sel
(Gambar 3) (Tizard, 2004). Tiga struktur antigen utama permukaan yang
digunakan untuk membedakan serotipe golongan E. coli adalah dinding sel,
kapsul dan flagela. Dinding sel E. coli berupa lipopolisakarida yang bersifat
pirogen dan menghasilkan endotoksin serta diklasifikasikan sebagai antigen O.
Kapsul E. coli berupa polisakarida yang dapat melindungi membran luar dari
fagositik dan sistem komplemen, diklasifikasikan sebagai antigen K. Flagela E.
coli terdiri dari protein yang bersifat antigenik dan dikenal sebagai antigen H.
Faktor virulensi E. coli juga disebabkan oleh enterotoksin, hemolisin, kolisin,
siderophor, dan molekul pengikat besi (aerobaktin dan entrobaktin) (Quinn et al.
2002).
A. Klasifikasi
Klasifikasi E. coli menurut Songer dan Post (2005) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
B. Manfaat dan Patogenesitas
E. coli adalah anggota flora normal usus. E. coli berperan penting dalam
sintesis vitamin K, konversi pigmen-pigmen empedu, asam-asam empedu dan
penyerapan zat-zat makanan. E. coli termasuk ke dalam bakteri heterotrof yang
memperoleh makanan berupa zat oganik dari lingkungannya karena tidak dapat
menyusun sendiri zat organik yang dibutuhkannya. Zat organik diperoleh dari sisa
organisme lain. Bakteri ini menguraikan zat organik dalam makanan menjadi zat
anorganik, yaitu CO2, H2O, energi, dan mineral. Di dalam lingkungan, bakteri
pembusuk ini berfungsi sebagai pengurai dan penyedia nutrisi bagi tumbuhan
(Ganiswarna, 1995).
E. coli menjadi patogen jika jumlah bakteri ini dalam saluran pencernaan
meningkat atau berada di luar usus. E. coli menghasilkan enterotoksin yang
menyebabkan beberapa kasus diare. E. coli berasosiasi dengan enteropatogenik
menghasilkan enterotoksin pada sel epitel (Jawetz et al., 1995). Manifestasi klinik
infeksi oleh E. coli bergantung pada tempat infeksi dan tidak dapat dibedakan
dengan gejala infeksi yang disebabkan oleh bakteri lain. Menurut Jawetz et al.
(1995), penyakit yang disebabkan oleh E. coli yaitu :
1. Infeksi saluran kemih
E. coli merupakan penyebab infeksi saluran kemih pada kira-kira
90 % wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering kencing,
disuria, hematuria, dan piuria. Nyeri pinggang berhubungan dengan
infeksi saluran kemih bagian atas.
2. Diare
E. coli yang menyebabkan diare banyak ditemukan di seluruh
dunia. E. Coli diklasifikasikan oleh ciri khas sifat-sifat virulensinya, dan
setiap kelompok menimbulkan penyakit melalui mekanisme yang berbeda.
Ada lima kelompok galur E. coli yang patogen, yaitu :
a. E. coli Enteropatogenik (EPEC)
b. E. coli Enterotoksigenik (ETEC)
c. E. coli Enteroinvasif (EIEC)
d. E. coli Enterohemoragik (EHEK)
e. E. coli Enteroagregatif (EAEC)
3. Sepsis
Bila pertahanan inang normal tidak mencukupi, E. coli dapat
memasuki aliran darah dan menyebabkan sepsis.
4. Meningitis
E. coli dan Streptokokus adalah penyebab utama meningitis pada
bayi. E. Coli merupakan penyebab pada sekitar 40% kasus meningitis
neonatal (Jawetz et al., 1996).
LATIHAN PEMAHAMAN

LATIHAN PENERAPAN

GLOSARIUM
DAFTAR PUSTAKA
Carter GR, Wise DJ. 2004. Essential of Veterinary Bacteriology and Mycology.
6th Ed. Iowa: Blackwell Publishing.

Debbie S. Retnoningrum. 1998. Mekanisme dan Deteksi Molekul Resistensi


Antibiotik pada Bakteri, Jurusan Farmasi-ITB, Bandung, h. 1-5, 16-21

Ganiswarna S. G .1995. Farmakologi dan Terapi, ed. 4, UI-Fakultas Kedokteran,


Jakarta.

Jawetz E., J. L. Melnick, E. A. Adelberg, G. F. Brooks, J. S. Butel, L. N. Ornston.


1995. Mikrobiologi Kedokteran, ed. 20, University of California, San
Francisco.

Salyers AA, Whitt DD. 1994. Bacterial Pathogenesis a Molecular Approach.


USA: ASM Press.

Songer JG, Post KW. 2005. Veterinary Microbiologi. Bacterial and Fungal Agent
of Animal Disease. USA: Elsevier Saunders.

Tizard IR. 2004. Veterinary Immunology an Introduction. 7th Ed. USA: Saunders.

Quinn PJ, Markey BK, Carter ME, Donelly WJ, Leonard FC. 2002. Veterinary
Microbiology and Microbial Disease. Iowa: Blackwell Publishing.

Anda mungkin juga menyukai