Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI

IDENTIFIKASI BAKTERI ENTEROBACTERIACEAE

Oleh:

Kelompok 2

NI LUH PUTU DEVANI PUTRI GAYATRI (P07134018 071)


IDA AYU TRIMAYONI (P07134018 072)
KADEK PIONESA BRELINA (P07134018 080)
I KADEK ARI MERTA WIBAWA (P07134018 082)
A.A. ISTRI LAKSMI DEWI (P07134018 083)
PUTU TALIA JAYANTI (P07134018 088)
KOMANG WAHYU JUNYATMIKA (P07134018 101)

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Enterobacteriaceae adalah suatu family kuman yang terdiri dari
sejumlah besar spesies bakteri yang sangat erat hubungannya satu dengan
lainnya. Hidup di usus besar manusia dan hewan, tanah, air, dan dapat pula
ditemukan pada dekomposisi material. Karena hidupnya yang pada keadaan
normal di dalam usus besar manusia, kuman ini sering disebut kuman enteric
atau basel enteric.
Sebagian besar kuman enteric tidak menimbulkan penyakit pada host
bila kuman tetap berada didalam usus besar, tetapi pada keadaan-keadaan
dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan memasuki
bagian tubuh yang lain, banyak diantar kuman enteric ini mampu
menimbulkan penyakit pada tiap jaringan di tubuh manusia. Salmonella dan
Shigella adalah genus yang berifat patogen. Anggota-anggota genus yang
lain, khususnya Escherichia dan Enterobacter, dan dalam jumlah yang lebih
kecil, Klebsiella dan Proteus merupakan flora normal pada saluran cerna dan
umumnya dianggap avirulen.
Bahan pemeriksaan kuman enteric dapat dari berbagai sumber seperti
:feses, usp dubur (rectal swab), urine, darah, usap tenggorokan, dan
sebagainya. Berbagai media dapat digunakan untuk membiakkan kuman
enteric. Spesimen yang dapat ditumbuhkan pada media pengaya, yaitu Selenit
Cystein Broth (SCB) sebelum dikultur pada media selektif dan diferensial
seperti MCA, EMB, atau SSA. Pemeriksaan biokimia dapat dilakukan
selanjutnya untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang ditemukan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pemeriksaan bakteri Enterobacteriaceae ?
2. Bagaimana mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri-bakteri
kelompok Bacteriaceae ?
C. Tujuan Praktikum
1. Memahami prosedur pemeriksaan bakteri Enterobacteriaceae.
2. Mampu mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri-bakteri kelompok
bakteriaceae.

D. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi dan
mengisolasi bakteri Enterobacteriaceae pada sampel yang digunakan.
BAB II

DASAR TEORI

Enterobacteriaceae adalah kelompok batang gram negatif yang besar dan


heterogen, dengan habitat alaminya di saluran cerna manusia dan hewan (Brooks
et al, 2008). Kebanyakan Enterobacteriaceae merupakan flora normal pada
saluran pencernaan meskipun ada juga yang beberapa tersebar luas di lingkungan
sekitar (jawetz et al., 1995).

Enterobacter sp, terutama Enterobacter sakazakii, Enterobacter cloacae


dan Enterobacter aerogenes adalah bakteri patogen karena dapat menyebabkan
berbagai jenis infeksi seperti bacterimia, infeksi saluran pernapasan ringan,
infeksi kulit, infeksi saluran kencing, endocarditis, infeksi bagian dalam perut,
septic arthritis, osteomyelitis dan infeksi pada mata. (Farmer, et al., 1985).

Gambar 1 . Enterobacteriaceae 2017

Enterobactericeae adalah bakteri batang gram negatif pendek, tidak


menghasilkan spora, bersifat motil dengan flagel peritrika atau nonmotil, dan
tumbuh secara fakultatif aerob atau anaerob. Morfologi yang khas terlihat pada
pertumbuhan di medium padat in vitro,tetapi morfologinya sangat bervariasi pada
spesimen klinis (Brooks et al, 2008).

Secara umum, Enterobactericeae tumbuh pada medium pepton atau


ekstrak daging tanpa penambahan natrium klorida atau suplemen lain dan juga
pada agar MacConcey. E. coli dan sebagian besar bakteri enterik lainnya
membentuk koloni yang sirkular, konveks, dan halus dengan tepi yang datar.
Koloni Enterobacteriaceae sama dengan koloni tersebut tetapi lebih mukoid.
Koloni Klebsiella besar akan terlihat sangat mukoid dan cenderung bersatu pada
inkubasi lama. Salmonella dan Shigella akan membentuk koloni yang menyerupai
E. coli tetapi tidak memfermentasikan laktosa. Beberapa strain E. coli
menyebabkan hemolisis pada darah (Ganiswarna, 1995).

Pada umumnya, Enterobacteriaceae melakukan fermentasi glukosa dan


sering disertai dengan produksi gas. Enterobacteriaceae juga bersifat katalase-
positif, oksidasi negatif, dan dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit (Guli, 2011).

Enterobacteriaceae memilki struktur antigenik yang kompleks.


Enterobacteriaceae digolongkan berdasarkan lebih dari 150 antigen somatik O
(lipopolisakarida) yang tahan panas, lebih dari 100 antigen K (kapsular) yang
tidak tahan panas, dan lebih dari 50 antigen H (flagella) (Brooks, 2008). Antigen
O adalah bagian terluar dari lipopolisakarida dinding sel dan terdiri dari unit
polisakarida yang berulang. Beberapa polisakarida O-spesifik mengandung pola
yang unik. Antigen O resisten terhadap panas dan alkohol dan biasanya terdeteksi
oleh aglutinasi bakteri. Antibodi terhadap antigen O terutama adalah IgM (Brooks
et al, 2008). Antigen K terletak di luar antigen O pada beberapa
Enterobacteriaceae tetapi tidak semuanya. Beberapa antigen K merupakan
polisakarida, termasuk antigen K pada E.coli, sementara yang lainnya merupakan
protein. Antigen K dapat mengganggu aglutinasi dengan antiserum O, dan dapat
berhubungan dengan virulensi (misalnya, strain E.coli yang menghasilkan antigen
K1 sering ditemukan pada meningitis neonatal) (Brooks et al, 2008).

Bakteri anggota Enterobacteriaceae memiliki ukuran sel yang kecil, gram


negatif, tidak membentuk spora, dan fakultatif anaerobik. Bentuk selnya adalah
kokobasil atau batang. Organisme ini dapat mengasimilasi gula-gula dan
mereduksi nitrat menjadi nitrit. Seluruh anggota famili Enterobacteriaceae negatif
oksidase dan memiliki reaksi katalase yang beragam.

Beberapa genus bersifat motil karena adanya flagela, kecuali spesies


Shigella, Klebsiella, dan Tatumella. Hampir seluruh spesies dapat tumbuh dengan
baik pada kisaran suhu 37°C, namun beberapa dapat tumbuh lebih baik pada suhu
25 – 30°C.

Morfologi dari Enterobactericeae adalah bakteri batang gram negatif


pendek, tidak menghasilkan spora, bersifat motil dengan flagel peritrika atau
nonmotil, dan tumbuh secara fakultatif aerob atau anaerob. Morfologi yang khas
terlihat pada pertumbuhan di medium padat in vitro,tetapi morfologinya sangat
bervariasi pada spesimen klinis (Brooks et al, 2008).

Secara umum, Enterobactericeae tumbuh pada medium pepton atau


ekstrak daging tanpa penambahan natrium klorida atau suplemen lain dan juga
pada agar MacConcey. E. coli dan sebagian besar bakteri enterik lainnya
membentuk koloni yang sirkular, konveks, dan halus dengan tepi yang datar.
Koloni Enterobacteriaceae sama dengan koloni tersebut tetapi lebih mukoid.
Koloni Klebsiella besar akan terlihat sangat mukoid dan cenderung bersatu pada
inkubasi lama. Salmonella dan Shigela akan membentuk koloni yang menyerupai
E. coli tetapi tidak memfermentasikan laktosa. Beberapa strain E. coli
menyebabkan hemolisis pada darah (Brooks et al, 2008).

Salah satu genus dari famili Enterobacteriaceae yakni Escherichia. Salah


satu bakteri yang terkenal yaitu E.Coli.

Spesies yang paling banyak diisolasi adalah Escherichia coli (NHS, 2014).
E. coli merupakan spesies yang bersifat fakultatif anaerob yang paling banyak
terdapat di saluran cerna manusia (109CFU/g feses) sehingga ditemukannya
bakteri tersebut pada jumlah tertentu dapat dijadikan sebagai indikator dari
kontimanisasi fekal pada makanan maupun minuman. Beberapa strain dari E. coli
menghasilkan enterotoksin atau faktor virulensi lainnya. Serotipe dan kelompok
patogenitas dari E.coli dibuat berdasarkan lipopolisakaridanya (O) dan antigen
flagelanya (H) (Tham, 2012).

E.coli secara khas menunjukkan hasil positif pada tes indol, lisin
dekarboksilase, fermentasi manitol, dan menghasilkan gas dari glukosa. Pada
isolat urin dapat segera diidentifikasi sebagai E.coli dengan melihat hemolisisnya
pada agar darah, morfologi koloni yang khas dengan warna pelangi yang
“berkilau” pada medium diferensial Eosin Methylen Blue (EMB), dan tes bercak
indol positif (Brooks et al, 2008).
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat

1. Waktu :
 Tanggal 14 Agustus 2019 pukul 08.00 – 13.40 WITA
 Tanggal 21 Agustus 2019 pukul 08.00 – 13.40 WITA
 Tanggal 22 Agustus 2019 pukul 08.00 – 13.40 WITA
 Tanggal 23 Agustus 2019 pukul 08.00 – 13.40 WITA
2. Tempat :
Di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan.

3.2 Alat dan Bahan

1. Alat :
 Tabung reaksi
 Ose
 Bunsen
 Incubator
 BSC
2. Bahan :
 Aquades
 Alkohol
 Kapas
 Tissue
3. Media :
 SCB
 MCA
 EMB
 SS
 TSIA
 NA miring
3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Media EMB, MCA, dan TSIA

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yang sebelumnya sudah
disterilisasi.
2. Ditimbang media EMB menggunakan kaca arloji sesuai dengan
perhitungan yaitu 13,125 gram.
3. Dipindahkan media yang telah ditimbang ke dalam erlenmeyer, setelah itu
diisi akuades sebanyak 350 ml.
4. Dihomogenkan media yang telah berisi akuades.
5. Dimasukkan magnetic bar ke dalam erlenmeyer yang berisi media.
6. Diletakkan erlenmeyer yang telah berisi media ke atas hotplate yang telah
diatur suhu dan kecepatannya untuk proses penghomogenan dan
pemanasan agar media homogen.
7. Setelah media terasa tercampur, keluarkan magnetic bar dan ditutup
erlenmeyer menggunakan kapas steril dilapisi aluminium foil dan diberi
label.
8. Lalu media siap disterilisasi menggunakan autoclave.
9. Setelah media disterilisasi, tunggu media hingga hingga hangat-hangat
kuku, jangan sampai dingin agar tidak padat, lalu media dituangkan ke
petridish, tunggu sampai padat.
10. Diisi petridish dengan label.
11. Dilakukan cara kerja yang sama pada pembuatan media MCA dan TSA.
Dengan menimbang media MCA 18,025 gram dalam 320 ml dan
menimbang TSA 8 gram dalam 200 ml. Selanjutnya ditaruh media pada
kulkas.

3.3.2 Pembuatan Media TSIA

1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yang sebelumnya sudah
disterilisasi.
2. Ditimbang media TSIA menggunakan kaca arloji sesuai dengan
perhitungan yaitu 6,5 gram.
3. Dipindahkan media yang telah ditimbang ke dalam erlenmeyer, setelah itu
diisi akuades sebanyak 100 ml.
4. Dihomogenkan media yang telah berisi akuades.
5. Dimasukkan magnetic bar ke dalam erlenmeyer yang berisi media.
6. Diletakkan erlenmeyer yang telah berisi media ke atas hotplate yang telah
–diatur suhu dan kecepatannya untuk proses penghomogenan dan
pemanasan agar media homogen.
7. Setelah media terasa tercampur, keluarkan magnetc bar dan ditutup
erlenmeyer menggunakan kapas steril dan dilapisi aluminium foil dan
diberi label.
8. Lalu media siap disterilisasi menggunakan autoclave.
9. Setelah media disterilisasi, tunggu media hingga hangat-hangat kuku,
jangan sampai dingin agar tidak padat, lalu media dituangkanke tabung
reaksi dan dimiringkan tabung, tunggu sampai padat.
10. Ditutup tabung dengan kapas steril dan diisi tabung dengan label.
11. Selanjutnya ditaruh media pada kulkas.

3.3.3 Menanam Bakteri pada Media EMB dan MCA

1. Disiapkan alat dan bahan yang disiapkan.


2. Disterilisasi meja tempat bekerja menggunakan alkohol.
3. Difiksasi ose diatas api bunsen.
4. Difiksasi petridish diatas api bunsen terlebih dahulu.
5. Diambil 1-2 ose feses lalu letakkan pada media (dibuat bulat).
6. Disubkultur feses dengan teknik goresan empat kuadran pada media MCA
dan EMB.
7. Setelah itu difiksasi kembali ose dan petridish.
8. Diisi media dengan label dan diinkubasi media dengan inkubator pada
suhu 37ºC selama 1x24 jam.
9. Koloni yang tumbuh pada media-media tersebut diidentifikasi ukuran,
bentuk, tekstur, dan warna (parameter penting) untuk menentukan
kemampuannya dalam fermentasi laktosa.
10. Lalu dipilih satu koloni tunggal untuk ditanam ke dalam media TSIA dan
TSA.

3.3.4 Menanam Bakteri Pada Media TSIA dan TSA

1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


2. Disterilisasi meja tempat bekerja menggunakan alkohol.
3. Difiksasi ose diatas api bunsen.
4. Diambil 1 ose pada koloni tunggal untuk ditanam pada media TSIA.
5. Dibuka kapas penutup tabung dan difiksasi mulut tabung pada api bunsen.
6. Tanam media dengan cara menusuknya tegak lurus3/4 dari permukaan
media dan strik pada bagian atas yang miring.
7. Difiksasi kembali ose dan mulut tabung. Ditutup kembali tabung
menggunakan kapas steril.
8. Dari koloni yang samadiambil satu ose dan ditanam pada media tSA
dengan empat kuadran seperti pada media EMB dan MCA.
9. Diisi media dengan label dan diinkubasi media dengan inkubator pada
suhu 37ºC selama 1x24 jam.

Koloni yang tumbuh pada media TSIA tersebut diamati pada perubahan
warna bagian bagian dasar lereng dan pada media TSA diidentifikasi ukuran,
bentuk, tekstur, dan warna (parameter penting). Media TSA ini digunakan sebagai
pertumbuhan awal untuk keperluan mengamati morfologi koloni,
mengembangkan kultur murni dan untuk pengujian biokimia lebih lanjut.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Media Mac Conkey Agar (MCA)

Pada media MCA, setelah


diinkubasi, koloni bakteri
berwarna merah muda,
memiliki tekstur yang halus
dan memiliki koloni tunggal.
Media ini berwarna merah.
Muda.

4.1.2 Media Triptofan Soya Agar (TSA)

Pada media TSA, setelah


diinkubasi, koloni bakteri
berwarna putih, memiliki
tekstur yang halus dan
memiliki koloni tunggal.
Media ini berwarna bening.
4.1.3 Media Eosin Methylen Blue (EMB)

Pada media EMB, setelah


diinkubasi, koloni bakteri
berwarna hijau metalik,
memiliki tekstur yang halus
dan memiliki koloni tunggal.
Media ini berwarna merah
tua.

4.1.4 Media Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

Pada media TSIA, setelah


diinkubasi, tidak berubah
warna. Karena bakteri yang
ditanam tidak
memfermentasi glukosa dan
laktosa.

4.2 Pembahasan

Medium adalah bahan yang terdiri dari campuran zat-zat untuk


menambahkan mikroba. Selain itu juga berguna untuk isolasi sifat-sifat fisiologi
dan perhitungan jumlah mikroba dalam suatu bahan.
Menurut Saputra (2010) untuk menelaah bakteri di laboratorium kita harus
dapat menumbuhkan bakteri dalam biakan murni.Untuk melakukan hal itu,
haruslah mengerti jenis-jenis nutrient yang disyaratkan oleh bakteri dan juga
macam lingkngan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya. Dalam pembuatan medium harus ada beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi yaitu sebagai berikut :
1. Mengandung semua zat yang mudah digunakan oleh mikroba.
2. Tidak mengandung zat penghambat pertmubuhan.
3. Mempunyai tekanan osmose dan tekanan muka.
4. Mempunyai derajat keasaman (pH) yang sesuai.
5. Dan dalan keadaam seteril.

Mikroorganisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan


bantuan manusia, mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya
melalui substrat yang disebut media. Media adalah suatu substansi yang terdiri
dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembang biakan jasad renik (mikroorganisme). Media dapat berbentuk padat,
cair dan semi padat (semi solid).
Hal pertama yang dilakukan pada praktikum ini adalah melakukan
desinfeksi meja kerja dengan alkohol 70%. Desinfeksi ini sangat penting
dilakukan sebelum memulai maupun mengakhiri sebuah pekerjaan di
laboratorium dengan menggunakan teknik aseptik. Alkohol 70 % yang
disemprotkan pada meja kerja bahkan tangan pun harus dicuci dengan sabun
terlebih dahulu. Hal tersebut berfungsi untuk membunuh mikroorganisme yang
tidak diinginkan agar mendapatkan pengukuran yang akurat
Selain itu sterilisasi dilakukan juga dengan api bunsen, dimana saat kita
bekerja ujung ose, bibir cawan petri, dan bibir tabung reaksi dipanaskan dengan
api bunsen. Setiap perlakuan harus dilakukan secara aseptis (di dekat api bunsen)
agar saat inokulasi, bahan serta alat yang digunakan tetap steril.

Media TSIA :
Penanaman pada media TSIA kami menggunakan metode tusuk.Metode
ini untuk mengetahui koloni yang mampu memfermentasikan laktosa,sukrosa dan
glukosa serta yang mampu menghasilkan gas dan H2S. Media TSIA dibuat
dengan cara dituang miring sehingga akan terbentuk bagian lereng dan dasar.
Bagian lereng bersifat aerob sedangkan bagian dasar anaerob.Langkah pertama
yang dilakukan yaitu memanaskan ose di api bunsen lalu memilih salah satu
koloni tunggal yang ada di media EMB, diambil satu ose lalu ditanam pada media
TSIA.Lalu inkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam akan terjadi perkembangan di
media,jika kurang dari suhu yang ditetapkan maka tidak akan ada perkembangan
bakteri di media tersebut.Setelah diinkubasi media langsung diamati.
Hasil TSIA :
Warna lereng : Kuning
Warna dasar : Kuning
Gelembung gas : (+) Positif
Endapan hitam (H2S) : (-) Negatif
Hasil dari TSIA yang Isolasi bakteri pada media TSIA dilakukan dengan
menggunakan ose jarum yang digoreskan pada permukaan lereng dan ditusuk
tepat di tengah media.Mikroorgnisme dibiakkan di laboratorium pada medium
yang terdiri dari bahan nutrient.Biasanya pemilihan medium yang dipakai
bergantung kepada banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan
ditumbuhkan.Pembenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap
dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh
organisme tersebut.Faktor lain seperti Ph,suhu,dan pendinginan harus
dikendalikan dengan baik (Buckle,2007).Selain untuk tujuan diatas medium juga
memiliki fungsi lain seperti tempat untuk mengisolasi,seleksi,evaluasi dan
diferensiasi biakan yang didapatkan.
Soya Agar :
Penanaman pada media Soya Agar kami menggunakan metode
streak.Metode ini bertujuan untuk medium pertumbuhan dengan tujuan
mengamati morfologi koloni,mengembangkan kultur murni pertumbuhan untuk
tes biokimia.TSA juga bisa digunakan untuk perhitungan bakteri. TSA bukan
media pilihan untuk mikroorganisme anaerob. Beberapa jenis mikroorganisme
dapat ditumbuhkan pada media TSA, antara lain jenis mikroorganisme fastidious
yaitu Neisseria, Listeria, dan Brucella, serta mikroorganisme nonfastidious seperti
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Candida albicans, dan
sebagainya (Scharlau). Kandungan 2 jenis pepton, yaitu Tryptone dan soytone
mendukung pertumbuhan berbagai jenis organisme sehingga dapat digunakan
untuk media pengayakan untuk preparasi pada media nutrient ‘cokelat’
(Scharlau). Tryptone dan soytone meningkatkan kandungan nitrogen, vitamin, dan
karbon pada media TSA sehingga dapat digunakan secara maksimal oleh
mikroorganisme. secara makrokopis terhadap koloni yang tumbuh pada keempat
media tersebut jenis Enterobacteriaceae yang terdapat pada feses ada 3, yaitu
Escherichia coli, Klebsiella, dan Enterobacter. Untuk mengetahui jenis bakteri
yang lebih spesifik perlu dilakukannya uji lanjutan seperti uji biokimia ( IMViC,
gula-gula, motilitas, dan urease).
Selain itu kami juga menggunakan media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
dan TSA (Trytone Soya Agar). TSIA (Triple Sugar Iron Agar) untuk
membedakan antar kelompok atau antar genus yang berbeda dalam
Enterobacteriaceae, yang seluruhnya merupakan basilus gram negative yang dapat
memfermentasi glukosa dengan disertai pembentukan asam, dan untuk
membedakan Enterobactericeae dari basilus Gram-negatif intestinal lainnya.
Pembedaan ini dilakukan berdasarkan perbedaan pola fermentasi karbohidrat
dalam pembentukan hydrogen sulfida oleh berbagai kelompok organisme
intestinal. Dalam penanaman di media TSIA digunakan metode tusuk karena kami
menggunakan media padat dalam tabung reaksi, dan membuat arah zig-zag
setelah dilakukan penusukan agar memungkinkan koloni yang terbentuk tersebar
merata, tampak jelals dan tidak bertumpuk. Sedangkan TSA (Tryptone Soya
Agar) merupakan mmedia kultur universal, hampir semua jenis bakteri bias
tumbuh pada media ini. TSA digunakan untuk medium pertumbuhan dengan
tujuan mengamati morfologi koloni, mengembangkan kultur murni, pertumbuhan
untuk tes biokimia. TSA juga biasa digunakan untuk perhitungan jumlah bakteri.
Setelah di inokulasi, biakan bakteri disimpan atau diinkubasi dalam
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Kumpulan dari sel-sel anakan akan
tampak sebagai suatu kekeruhan dalam media cair atau populasi terpisah dalam
media padat. Saat disimpan dalam incubator inokulum diposisikan terbalik untuk
menghindari uap air hasil metabolisme bakteri yang akan menetes dari tutup
cawan ke permukaan media. Hal ini akan menghasilkan suatu masa pertumbuhan
yang menganak sungai dan menghancurkan pembentukan koloni secara individu.
Pada praktikum kali ini kami juga menggunakan media selektif/diferensial
yaitu media Mac Conkey ( MCA ). Media Mac Conkey adalah untuk
menumbuhkan bermacam-macam bakteri khususnya untuk bakteri gram negatif
basil seperti Salmonella, Shigella, Hidrocolera, E.Coli. Adapun kandungan yang
terdapat dalam media tersebut antara lain :

 Pepton sebagai sumber nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan bakteri


 Laktosa sebagai sumber energi dan bahan karbohidrat
 Bile salt dan kristal violet sebagai penghambat tumbuhnya bakteri gram
positif (+)
 NaCl sebagai pengatur keseimbangan tekanan osmosis pada media
 Neutral red sebagai indikator untuk mengetahui terbentuk tidaknya asam
karena pemecahan karbohidrat
 Agar sebagai bahan pemadat media dan tempat tumbuhnya mikroba atau
bakteri

Pembenihan ini bersifat selektif untuk hasil gram negatif, baik


Enterobacteriateae maupun yang non fermented basil gram negative, sedangkan
bakteri lain umumnya tidak tumbuh / tumbuh dengan tidak subur. Persenyawaan
utama dalam media ini adalah laktosa, garam empedu dan merah netral. Media ini
menghambat pertumbuhan bakteri gram positif yang disebabkan oleh garam
empedu dan kristal violet, bakteri gram negatif yang tumbuh di bedakan dalam
kemampuannya memfermentasikan laktosa. Koloni dari bakteri yang
memfermentasikan laktosa berwarna merah bata dan dikelilingi oleh endapan
garam empedu. Endapan ini disebabkan oleh penguraian laktosa menjadi asam
yamg bereaksi dengan garam empedu. Bakteri yang tidak memfermentasikan
laktosa biasanya bersifat pathogen. Golongan bakteri ini tidak memperlihatkan
perubahan pada media. Warna koloni dilihat pada bagian koloni terpisah.

Adapun komposisi dari media ini yaitu:

 Peptone Yeast extract = 17 gram


 Agar = 13,5 gram
 Protease Pepton = 3 gram
 Netral Red = 0,03 gram
 Lactosa = 10 gram
 Crystal Violet = 0,001gram
 Bile salt no 3 = 1,5 gram
 Aquadest = 1000ml
 Sodium Cloride = 5 gram
 PH = +7,4
Media dalam MCA ini mempunyai keistimewaan memilih bakteri enteric
gram negative yang memfermentasikan laktosa, karena media ini mengandung
laktosa, crystal violet dan netral rerbile salt. Kemampuan E.coli
memfermentasikan laktosa menyebabkan penurunan PH, sehingga
mempermudah absorbsi netral red untuk mengubah koloni menjadi merah bata.
Mikroba lain yang dapat tumbuh pada media ini antara lain : Enterobacter,
proteus, salmonella, shigella, aerobacter, enterococcus.

Selanjutnya kami juga menggunakan media selektif/differensial lainnya,


yaitu media Eosin Methylene Blue (EMB). Pada media EMB mengandung laktosa
dan pewarnaan Methylen blue yang dapat memberikan perbedaan diantara enteric
yang memfrementasikan lactosa dengan yang tidak sama baiknya seperti
identifikasi bakteri E.coli. Media EMBA menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif sehingga bakteri gram negative lebih subur. Contoh bakteri yang tidak
memfermentasikan lactosa yaitu Staphylococcus aureus. P. aerugimnosa dan
Salmonella.

EMB Agar adalah media yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sample. Media Eosin Methylene Blue
Agar ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk
membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.
aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain
yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Fungsi dari eosin dan metilen blue
membantu mempertajam perbedaan warna. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal, kuman lain bisa juga tumbuh terutama P. Aerugenosa
dan Salmonella sp. Hal ini dapat menimbulkan keraguan. Bagaimanapun media
ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli

Media ini memiliki komposisi yang terdiri dari:

 Pancreas digest of gelatin = 10 gram


 Jaciose = 10 gram
 Dipottasium Phuspate = 2 gram
 Eosin = 0,4 gram
 Methylene blue = 0,065 gram
 Agar = 15,0 gram
 Aquadest = 1000ml

Agar EMB merupakan media padat yang dapat digunakan untuk


menentukan jenis bakteri coli dengan memberikan hasil positif dalam tabung.
EMB Agar yang menggunakan eosin dan metilen blue sebagai indikator
memberikan perbedaan yang nyata antara koloni yang dapat memfermentasikan
laktosa dan yang tidak. Medium tersebut mengandung sukrosa karena kemampuan
bakteri coliform yang lebih cepat memfermentasikan sukrosa daripada laktosa.
Untuk mengetahui jumlah bakteri coli umumnya digunakan tabel Hopkins yang
lebih dikenal dengan nama MPN (most probable number) atau tabel JPT (jumlah
perkiraan terdekat), tabel tersebut dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah
bakteri coli dalam 100 ml dan 0,1 ml contoh air.
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada media
MCA, setelah diinkubasi, koloni bakteri berwarna merah muda, memiliki
tekstur yang halus dan memiliki koloni tunggal. Pada media TSA, setelah
diinkubasi, koloni bakteri berwarna putih, memiliki tekstur yang halus dan
memiliki koloni tunggal. Pada media EMB, setelah diinkubasi, koloni
bakteri berwarna hijau metalik, memiliki tekstur yang halus dan memiliki
koloni tunggal. Pada media TSIA, setelah diinkubasi, tidak berubah warna.
Karena bakteri yang ditanam tidak memfermentasi glukosa dan laktosa.
5.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa laporan diatas masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna. Penulis akan memperbaiki laporan tersebut dengan mencari
lebih banyak literatur. Selain itu penulis juga ingin memberikan saran kepada
penulis lain agar lebih hati-hati dalam melaksanakan praktikum penanaman
bakteri.
DAFTAR PUSTAKA

Mastra, Nyoman S.KM.,S.Pd.,M.Si.,dkk. Modul Praktikum Bakteriologi Semester


III Jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Poltekkes Denpasar.
Denpasar. 2019

Darna., dkk. 2018. Identifikasi Bakteri Anggota Enterobacteriaceae pada


Makanan Tradisional Sotong Pangkong. Diakses dari :
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JLabMed

Fardiaz, S. 1989. Analisis Mikrobiologi Pangan, Petunjuk Laboratorium. PAU,


Bogor.

Holt, JG, NR, Krieg, PHA, Sneath, JT, Staley & ST, Williams. 1994. ‘Bergey’s
Menual of Determinative Bacteriology, 9 th Edition, A Wolters Kluwer
Company, Philadelphia

Juwita, U. H. Yuli, dan J. Christine. 2014. Jumlah bakteri coliform dan deteksi
Escherichia coli pada daging ayam di Pekanbaru. JOM FMIPA. 1(2):48.

Molita, A. D. 2017. Identifikasi bakteri Escherichia coli pada minuman susu


kedelai bermerek dan tidak bermerek di kota Bandar Lampung. Skripsi.
Fakultas Kedokteran UNILA, Lampung.

Rollins, DM & Joseph, SW. 2000. Pathogenic Microbiology: Description Of


BSCI 424.

Wulansari, Annisa. 2016. Laporan Mikrobiologi Dasar - Pengecatan Gram Pada


Bakteri. Dikutip dari :
https://www.academia.edu/29930249/Laporan_Mikrobiologi_Dasar_-
_Pengecatan_Gram_Pada_Bakteri.docx.

Cappuccino, J.G and N.Sherman. 1983. Microbiology: a Laboratory Manual.


Adison-Wesley Publishing company : California

Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun S., Suhadi D. 1980. Pedoman


Praktikum Mikrobiologi Umum. Departemen Mikrobiologi, Fakultas
Pertanian UGM : Yogyakarta
Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT Raja Grafindo Persada :
Jakarta

Larasati, Fatika. 2014. Mikrobiologi Umum, Media Berdasarkan Kegunaannya.


Universitas Gadjah Mada. Jogja. [online]. Tersedia:
https://www.academia.edu/6555824/MEDIA_KEGUNAANNYA.

Popo, James. EMB Agar. Universitas Brawijaya. Malang. [online]. Tersedia:


https://www.academia.edu/8877799/EMB_Agar

(https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/96681/1/B18dmu.pdf)

(https://repository.usu.ac.id_bitstream_handle_123456789_47555_Chapter%20II.
pdf_sequence=4&isAllowed=y)
(https://www.academia.edu/32665440/Enterobacter_aerogenes_pada_urine_mid_s
tream.docx)

https://www.academia.edu/9529407/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLO
GI_DASAR_ISOLASI_BAKTERI .
LEMBAR PENGESAHAN

DOSEN PEMBIMBING

BURHANNUDDIN, S.Si., M.Biomed

ANGGOTA KELOMPOK TANDA TANGAN

NI LUH PUTU DEVANI PUTRI GAYATRI

IDA AYU TRIMAYONI

KADEK PIONESA BRELINA

I KADEK ARI MERTA WIBAWA

A.A. ISTRI LAKSMI DEWI

PUTU TALIA JAYANTI

KOMANG WAHYU JUNYATMIKA

Anda mungkin juga menyukai