Oleh:
Kelompok 2
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Enterobacteriaceae adalah suatu family kuman yang terdiri dari
sejumlah besar spesies bakteri yang sangat erat hubungannya satu dengan
lainnya. Hidup di usus besar manusia dan hewan, tanah, air, dan dapat pula
ditemukan pada dekomposisi material. Karena hidupnya yang pada keadaan
normal di dalam usus besar manusia, kuman ini sering disebut kuman enteric
atau basel enteric.
Sebagian besar kuman enteric tidak menimbulkan penyakit pada host
bila kuman tetap berada didalam usus besar, tetapi pada keadaan-keadaan
dimana terjadi perubahan pada host atau bila ada kesempatan memasuki
bagian tubuh yang lain, banyak diantar kuman enteric ini mampu
menimbulkan penyakit pada tiap jaringan di tubuh manusia. Salmonella dan
Shigella adalah genus yang berifat patogen. Anggota-anggota genus yang
lain, khususnya Escherichia dan Enterobacter, dan dalam jumlah yang lebih
kecil, Klebsiella dan Proteus merupakan flora normal pada saluran cerna dan
umumnya dianggap avirulen.
Bahan pemeriksaan kuman enteric dapat dari berbagai sumber seperti
:feses, usp dubur (rectal swab), urine, darah, usap tenggorokan, dan
sebagainya. Berbagai media dapat digunakan untuk membiakkan kuman
enteric. Spesimen yang dapat ditumbuhkan pada media pengaya, yaitu Selenit
Cystein Broth (SCB) sebelum dikultur pada media selektif dan diferensial
seperti MCA, EMB, atau SSA. Pemeriksaan biokimia dapat dilakukan
selanjutnya untuk mengidentifikasi jenis bakteri yang ditemukan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur pemeriksaan bakteri Enterobacteriaceae ?
2. Bagaimana mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri-bakteri
kelompok Bacteriaceae ?
C. Tujuan Praktikum
1. Memahami prosedur pemeriksaan bakteri Enterobacteriaceae.
2. Mampu mengisolasi dan mengidentifikasi bakteri-bakteri kelompok
bakteriaceae.
D. Manfaat
Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi dan
mengisolasi bakteri Enterobacteriaceae pada sampel yang digunakan.
BAB II
DASAR TEORI
Spesies yang paling banyak diisolasi adalah Escherichia coli (NHS, 2014).
E. coli merupakan spesies yang bersifat fakultatif anaerob yang paling banyak
terdapat di saluran cerna manusia (109CFU/g feses) sehingga ditemukannya
bakteri tersebut pada jumlah tertentu dapat dijadikan sebagai indikator dari
kontimanisasi fekal pada makanan maupun minuman. Beberapa strain dari E. coli
menghasilkan enterotoksin atau faktor virulensi lainnya. Serotipe dan kelompok
patogenitas dari E.coli dibuat berdasarkan lipopolisakaridanya (O) dan antigen
flagelanya (H) (Tham, 2012).
E.coli secara khas menunjukkan hasil positif pada tes indol, lisin
dekarboksilase, fermentasi manitol, dan menghasilkan gas dari glukosa. Pada
isolat urin dapat segera diidentifikasi sebagai E.coli dengan melihat hemolisisnya
pada agar darah, morfologi koloni yang khas dengan warna pelangi yang
“berkilau” pada medium diferensial Eosin Methylen Blue (EMB), dan tes bercak
indol positif (Brooks et al, 2008).
BAB III
METODE
3.1 Waktu dan Tempat
1. Waktu :
Tanggal 14 Agustus 2019 pukul 08.00 – 13.40 WITA
Tanggal 21 Agustus 2019 pukul 08.00 – 13.40 WITA
Tanggal 22 Agustus 2019 pukul 08.00 – 13.40 WITA
Tanggal 23 Agustus 2019 pukul 08.00 – 13.40 WITA
2. Tempat :
Di Laboratorium Bakteriologi Jurusan Analis Kesehatan.
1. Alat :
Tabung reaksi
Ose
Bunsen
Incubator
BSC
2. Bahan :
Aquades
Alkohol
Kapas
Tissue
3. Media :
SCB
MCA
EMB
SS
TSIA
NA miring
3.3 Prosedur Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yang sebelumnya sudah
disterilisasi.
2. Ditimbang media EMB menggunakan kaca arloji sesuai dengan
perhitungan yaitu 13,125 gram.
3. Dipindahkan media yang telah ditimbang ke dalam erlenmeyer, setelah itu
diisi akuades sebanyak 350 ml.
4. Dihomogenkan media yang telah berisi akuades.
5. Dimasukkan magnetic bar ke dalam erlenmeyer yang berisi media.
6. Diletakkan erlenmeyer yang telah berisi media ke atas hotplate yang telah
diatur suhu dan kecepatannya untuk proses penghomogenan dan
pemanasan agar media homogen.
7. Setelah media terasa tercampur, keluarkan magnetic bar dan ditutup
erlenmeyer menggunakan kapas steril dilapisi aluminium foil dan diberi
label.
8. Lalu media siap disterilisasi menggunakan autoclave.
9. Setelah media disterilisasi, tunggu media hingga hingga hangat-hangat
kuku, jangan sampai dingin agar tidak padat, lalu media dituangkan ke
petridish, tunggu sampai padat.
10. Diisi petridish dengan label.
11. Dilakukan cara kerja yang sama pada pembuatan media MCA dan TSA.
Dengan menimbang media MCA 18,025 gram dalam 320 ml dan
menimbang TSA 8 gram dalam 200 ml. Selanjutnya ditaruh media pada
kulkas.
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan yang sebelumnya sudah
disterilisasi.
2. Ditimbang media TSIA menggunakan kaca arloji sesuai dengan
perhitungan yaitu 6,5 gram.
3. Dipindahkan media yang telah ditimbang ke dalam erlenmeyer, setelah itu
diisi akuades sebanyak 100 ml.
4. Dihomogenkan media yang telah berisi akuades.
5. Dimasukkan magnetic bar ke dalam erlenmeyer yang berisi media.
6. Diletakkan erlenmeyer yang telah berisi media ke atas hotplate yang telah
–diatur suhu dan kecepatannya untuk proses penghomogenan dan
pemanasan agar media homogen.
7. Setelah media terasa tercampur, keluarkan magnetc bar dan ditutup
erlenmeyer menggunakan kapas steril dan dilapisi aluminium foil dan
diberi label.
8. Lalu media siap disterilisasi menggunakan autoclave.
9. Setelah media disterilisasi, tunggu media hingga hangat-hangat kuku,
jangan sampai dingin agar tidak padat, lalu media dituangkanke tabung
reaksi dan dimiringkan tabung, tunggu sampai padat.
10. Ditutup tabung dengan kapas steril dan diisi tabung dengan label.
11. Selanjutnya ditaruh media pada kulkas.
Koloni yang tumbuh pada media TSIA tersebut diamati pada perubahan
warna bagian bagian dasar lereng dan pada media TSA diidentifikasi ukuran,
bentuk, tekstur, dan warna (parameter penting). Media TSA ini digunakan sebagai
pertumbuhan awal untuk keperluan mengamati morfologi koloni,
mengembangkan kultur murni dan untuk pengujian biokimia lebih lanjut.
BAB IV
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Media TSIA :
Penanaman pada media TSIA kami menggunakan metode tusuk.Metode
ini untuk mengetahui koloni yang mampu memfermentasikan laktosa,sukrosa dan
glukosa serta yang mampu menghasilkan gas dan H2S. Media TSIA dibuat
dengan cara dituang miring sehingga akan terbentuk bagian lereng dan dasar.
Bagian lereng bersifat aerob sedangkan bagian dasar anaerob.Langkah pertama
yang dilakukan yaitu memanaskan ose di api bunsen lalu memilih salah satu
koloni tunggal yang ada di media EMB, diambil satu ose lalu ditanam pada media
TSIA.Lalu inkubasi pada suhu 37˚C selama 24 jam akan terjadi perkembangan di
media,jika kurang dari suhu yang ditetapkan maka tidak akan ada perkembangan
bakteri di media tersebut.Setelah diinkubasi media langsung diamati.
Hasil TSIA :
Warna lereng : Kuning
Warna dasar : Kuning
Gelembung gas : (+) Positif
Endapan hitam (H2S) : (-) Negatif
Hasil dari TSIA yang Isolasi bakteri pada media TSIA dilakukan dengan
menggunakan ose jarum yang digoreskan pada permukaan lereng dan ditusuk
tepat di tengah media.Mikroorgnisme dibiakkan di laboratorium pada medium
yang terdiri dari bahan nutrient.Biasanya pemilihan medium yang dipakai
bergantung kepada banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan
ditumbuhkan.Pembenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap
dipertahankan harus mengandung semua zat makanan yang diperlukan oleh
organisme tersebut.Faktor lain seperti Ph,suhu,dan pendinginan harus
dikendalikan dengan baik (Buckle,2007).Selain untuk tujuan diatas medium juga
memiliki fungsi lain seperti tempat untuk mengisolasi,seleksi,evaluasi dan
diferensiasi biakan yang didapatkan.
Soya Agar :
Penanaman pada media Soya Agar kami menggunakan metode
streak.Metode ini bertujuan untuk medium pertumbuhan dengan tujuan
mengamati morfologi koloni,mengembangkan kultur murni pertumbuhan untuk
tes biokimia.TSA juga bisa digunakan untuk perhitungan bakteri. TSA bukan
media pilihan untuk mikroorganisme anaerob. Beberapa jenis mikroorganisme
dapat ditumbuhkan pada media TSA, antara lain jenis mikroorganisme fastidious
yaitu Neisseria, Listeria, dan Brucella, serta mikroorganisme nonfastidious seperti
Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Candida albicans, dan
sebagainya (Scharlau). Kandungan 2 jenis pepton, yaitu Tryptone dan soytone
mendukung pertumbuhan berbagai jenis organisme sehingga dapat digunakan
untuk media pengayakan untuk preparasi pada media nutrient ‘cokelat’
(Scharlau). Tryptone dan soytone meningkatkan kandungan nitrogen, vitamin, dan
karbon pada media TSA sehingga dapat digunakan secara maksimal oleh
mikroorganisme. secara makrokopis terhadap koloni yang tumbuh pada keempat
media tersebut jenis Enterobacteriaceae yang terdapat pada feses ada 3, yaitu
Escherichia coli, Klebsiella, dan Enterobacter. Untuk mengetahui jenis bakteri
yang lebih spesifik perlu dilakukannya uji lanjutan seperti uji biokimia ( IMViC,
gula-gula, motilitas, dan urease).
Selain itu kami juga menggunakan media TSIA (Triple Sugar Iron Agar)
dan TSA (Trytone Soya Agar). TSIA (Triple Sugar Iron Agar) untuk
membedakan antar kelompok atau antar genus yang berbeda dalam
Enterobacteriaceae, yang seluruhnya merupakan basilus gram negative yang dapat
memfermentasi glukosa dengan disertai pembentukan asam, dan untuk
membedakan Enterobactericeae dari basilus Gram-negatif intestinal lainnya.
Pembedaan ini dilakukan berdasarkan perbedaan pola fermentasi karbohidrat
dalam pembentukan hydrogen sulfida oleh berbagai kelompok organisme
intestinal. Dalam penanaman di media TSIA digunakan metode tusuk karena kami
menggunakan media padat dalam tabung reaksi, dan membuat arah zig-zag
setelah dilakukan penusukan agar memungkinkan koloni yang terbentuk tersebar
merata, tampak jelals dan tidak bertumpuk. Sedangkan TSA (Tryptone Soya
Agar) merupakan mmedia kultur universal, hampir semua jenis bakteri bias
tumbuh pada media ini. TSA digunakan untuk medium pertumbuhan dengan
tujuan mengamati morfologi koloni, mengembangkan kultur murni, pertumbuhan
untuk tes biokimia. TSA juga biasa digunakan untuk perhitungan jumlah bakteri.
Setelah di inokulasi, biakan bakteri disimpan atau diinkubasi dalam
lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan. Kumpulan dari sel-sel anakan akan
tampak sebagai suatu kekeruhan dalam media cair atau populasi terpisah dalam
media padat. Saat disimpan dalam incubator inokulum diposisikan terbalik untuk
menghindari uap air hasil metabolisme bakteri yang akan menetes dari tutup
cawan ke permukaan media. Hal ini akan menghasilkan suatu masa pertumbuhan
yang menganak sungai dan menghancurkan pembentukan koloni secara individu.
Pada praktikum kali ini kami juga menggunakan media selektif/diferensial
yaitu media Mac Conkey ( MCA ). Media Mac Conkey adalah untuk
menumbuhkan bermacam-macam bakteri khususnya untuk bakteri gram negatif
basil seperti Salmonella, Shigella, Hidrocolera, E.Coli. Adapun kandungan yang
terdapat dalam media tersebut antara lain :
EMB Agar adalah media yang digunakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya bakteri coliform di dalam suatu sample. Media Eosin Methylene Blue
Agar ini mempunyai keistimewaan mengandung laktosa dan berfungsi untuk
membedakan mikroba yang memfermentasikan laktosa seperti S. aureus, P.
aerugenosa, dan Salmonella. Mikroba yang memfermentasi laktosa menghasilkan
koloni dengan inti berwarna gelap dengan kilap logam. Sedangkan mikroba lain
yang dapat tumbuh koloninya tidak berwarna. Fungsi dari eosin dan metilen blue
membantu mempertajam perbedaan warna. Namun demikian, jika media ini
digunakan pada tahap awal, kuman lain bisa juga tumbuh terutama P. Aerugenosa
dan Salmonella sp. Hal ini dapat menimbulkan keraguan. Bagaimanapun media
ini sangat baik untuk mengkonfirmasi bahwa kontaminan tersebut adalah E.coli
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada media
MCA, setelah diinkubasi, koloni bakteri berwarna merah muda, memiliki
tekstur yang halus dan memiliki koloni tunggal. Pada media TSA, setelah
diinkubasi, koloni bakteri berwarna putih, memiliki tekstur yang halus dan
memiliki koloni tunggal. Pada media EMB, setelah diinkubasi, koloni
bakteri berwarna hijau metalik, memiliki tekstur yang halus dan memiliki
koloni tunggal. Pada media TSIA, setelah diinkubasi, tidak berubah warna.
Karena bakteri yang ditanam tidak memfermentasi glukosa dan laktosa.
5.2 SARAN
Penulis menyadari bahwa laporan diatas masih banyak kesalahan dan jauh
dari sempurna. Penulis akan memperbaiki laporan tersebut dengan mencari
lebih banyak literatur. Selain itu penulis juga ingin memberikan saran kepada
penulis lain agar lebih hati-hati dalam melaksanakan praktikum penanaman
bakteri.
DAFTAR PUSTAKA
Holt, JG, NR, Krieg, PHA, Sneath, JT, Staley & ST, Williams. 1994. ‘Bergey’s
Menual of Determinative Bacteriology, 9 th Edition, A Wolters Kluwer
Company, Philadelphia
Juwita, U. H. Yuli, dan J. Christine. 2014. Jumlah bakteri coliform dan deteksi
Escherichia coli pada daging ayam di Pekanbaru. JOM FMIPA. 1(2):48.
(https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/96681/1/B18dmu.pdf)
(https://repository.usu.ac.id_bitstream_handle_123456789_47555_Chapter%20II.
pdf_sequence=4&isAllowed=y)
(https://www.academia.edu/32665440/Enterobacter_aerogenes_pada_urine_mid_s
tream.docx)
https://www.academia.edu/9529407/LAPORAN_PRAKTIKUM_MIKROBIOLO
GI_DASAR_ISOLASI_BAKTERI .
LEMBAR PENGESAHAN
DOSEN PEMBIMBING