Geostrategi
Geostrategi, turunan dari geopolitik, adalah jenis kebijakan luar negeri yang dipandu
oleh faktor geografi. Faktor-faktor ini melengkapi, menghambat, atau memengaruhi
perencanaan politik dan militer. Layaknya semua strategi, geostrategi berusaha
menyamakan cara dengan hasil dalam hal ini sumber daya suatu negara (terbatas atau
tidak) dengan tujuan geopolitiknya (lokal, regional, atau global). Strategi berkaitan
dengan geografi sebagaimana geografi berkaitan dengan kebangsaan. Colin S.
Gray dan Geoffrey Sloan menyatakan bahwa "[geografi adalah] ibu dari strategi.
Geostrategi dan ketahanan nasional saling berkaitan. Pengertian geostrategi berasal
dari kata "Geo" yang berarti bumi dan "Strategi" yang artinya cara atau siasat. Kata
strategi sendiri ditujukan sebagai usaha yang menggunakan segala kemampuan atau
sumber daya, baik itu Sumber Daya Manusia (SDM) ataupun Sumber Daya Alam
(SDA). Dalam kehidupan bernegara, makna geostrategi berarti metode dan aturan-
aturan untuk mewujudkan cita-cita serta tujuan melalui proses pembangunan dengan
arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang
terukur untuk masa depan yang lebih baik. Berdasarkan buku Kewarganegaraan yang
disusun Emy Yunita Rahma Pratiwi, bagi bangsa Indonesia geostrategi diartikan
sebagai metode mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. Geostrategi Indonesia
berasal dari kesadaran terbentuknya bangsa Indonesia yang majemuk dan heterogen,
artinya tiap suku bagsa mempunyai hubungan historis dan psikologis dengan
daerahnya. Proses integrasi bangsa yaitu perpaduan berbagai unsur kekuatan bangsa
ke dalam satu jiwa kebangsaan sesuai dengan konstitusi. Geostrategi Indonesia
dirumuskan dalam bentuk ketahanan nasional.
Ketahanan nasional terdiri dari dua suku kata, 'ketahanan' dan 'nasional'. Ketahanan
berarti artinya kuat, kuat menderita, kuat menguasai diri, tetap pada keadaannya,
keteguhan hati dan kesabaran. Sedangkan kata 'nasional' maknanya sebagai kesatuan
dan persatuan kepentingan bangsa yang telah menegara, biasanya berhubungan erat
dengan kemampuan manusia dalam menghadapi kehidupannya. Secara istilah,
ketahanan nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di
dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan. Gangguan tersebut dapat berasal dari luar dan dalam, langsung maupun
tidak langsung serta membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa
dan negara serta perjuangan mengejar tujuan nasional.
Pada situasi saat ini, perkembangan globalisasi menjadi suatu keniscayaan yang tidak
bisa diabaikan. Semua negara di dunia, termasuk Indonesia telah menjadi bagian dari
proses globalisasi sehingga tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara diikat oleh
kepentingan global dan mengikis rasa nasionalisme (nasionalism state). Fenomena ini
bila tidak disikapi secara arif dan hati-hati akan menjadi bumerang bagi kepentingan
nasional dimasa datang. Sehubungan dengan dinamika tersebut, di Indonesia
geostrategi diterapkan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi
sebagaimana tercantum pada pembukaan UUD 1945 melalui pembangunan nasional.
Belajar dari pengalaman sejarah, seluruh elemen bangsa perlu menyadari agar
berbagai peristiwa separatis, konflik etnis dan peristiwa SARA yang mengancam
integritas bangsa dan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, harta benda dan trauma
yang berkepanjangan tidak perlu terulang lagi. Atas dasar itu, pada satu sisi Indonesia
memerlukan pemimpin, lembaga dan jajarannya yang kuat, profesional, memiliki
integritas moral, karakter, disegani dan mampu diteladani oleh masyarakat, sedangkan
pada sisi yang lain seluruh elemen masyarakat perlu memiliki kepekaan, kemampuan
dan kesanggupan, arif dan pandai menahan diri dalam menghadapi provokasi
melalui money politics sehingga bangsa Indonesia memiliki ketahanan nasional yang
utuh. Masyarakat dengan segala sarana dan prasarana harus dibina ketangguhan dan
keuletannya agar memiliki daya tangkal terhadap berbagai anasir pemecah belah
bangsa dan negara. Semangat gotong-royong dan kerelaan berkorban serta keberanian
menghadapi setiap ancaman baik anasir yang berasal dari luar maupun anasir dari
dalam menjadi jejaring kekuatan untuk mempertahankan integrasi bangsa. Bilamana
seluruh potensi ini diberdayakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten dalam
rangka mewujudkan cita-cita Proklamasi yang berlandaskan Pancasila maka strategi
pembangunan akan menuju ke arah yang lebih baik, aman dan sejahtera.