MAKALAH
Dosen Pembina
Nina Nurani, DR., S.H., M.Si.
Oleh :
Kelompok 5
Bimo Reinaldy 0113U160
Muhammad Akbar Ridzka 0113U171
Muhammad Reza Ramadhani 0113U247
Kelas: P
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya
yang selalu tercurah pada hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Geopolitik Indonesia.
Makalah ini mengulas tentang pengertian Geostrategi Indonesia serta
perkembangannya. Makalah ini tentunya masih jauh dari sempurna, untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dan berpatisipasi dalam penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
usaha kita. Aamiin.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................... i
Daftar Isi.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah..................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................... 2
2.1 Pengertian Geostrategi................................................................................. 2
2.2 Perkembangan Geostrategi Indonesia.......................................................... 2
2.2.3 Wawasan Laut/Bahari/Maritim........................................................ 5
2.2.4 Wawasan Udara/Angkasa/Dirgantara............................................... 5
2.2.5 Wawasan Kombinasi........................................................................ 6
2.3 Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia.................................... 4
2.3.1 Trigatra............................................................................................. 9
2.3.2 Pancagatra........................................................................................11
2.3.3 Hubungan Komponen Strategi Antargatra.......................................28
BAB III KASUS.................................................................................................................29
BAB IV ANALISA KASUS...............................................................................................32
4.1 Analisis.........................................................................................................32
BAB V PENUTUP.............................................................................................................33
5.1 Simpulan dan Saran.....................................................................................33
Daftar Pustaka......................................................................................................................34
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
3. Sejak tahun 1972 Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian
tentang Geostrategi Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia. Pada
era itu konsep Geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk
mengembangkan potensi ketahanan nasional dengan pendekatan keamanan dan
kesejahteraan untuk menjaga identitas kelangsungan serta integritas nasional
sehingga tujuan nasional dapat tercapai.
4. Terhitung mulai tahun 1974 Geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam
bentuk rumusan ketahanan nasilan sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam
pembangunan nasional.
3
2.3 KETAHANAN NASIONAL SEBAGAI GEOSTRATEGI INDONESIA
1. Perkembangan Konsep Pengertian Ketahanan Nasional
a. Gagasan Ketahan Nasional tahun 1960-an
Ketahanan Nasional adalah pertahanan wilayah oleh seluruh rakyat.
b. Gagasan Ketahanan Nasional oleh Lemhanas tahun 1963-an.
Ketahanan nasional adalah keuletan dan daya tahan nasional dalam menghadapi
segala kekuatan, baik yang datang dari luar maupun maupun dari dalam yang
langsung ataupun tidak langsung membahayakan kelangsungan Negara dan
bangsa Indonesia.
c. Gagasan ketahanan nasional oleh Lemhanas tahun 1969-an
Ketahanan Nasional adalah keuletan dan daya tahan nasional dalam
menghadapi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun dari dalam
yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kelangsungan Negara
dan bangsa Indonesia.
d. Gagasan ketahanan nasional berdasarkan SK Menhankam / Pengab No.
SKEP/1382/XII/1974
Ketahanan Nasional adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa berisi
keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan
kekuatan nasional di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman,
gangguan, dan tantangan, baik yang datang dari dalam maupun dari luar yang
langsung maupun tidak langsung, membahayakan integritas, identitas,
kelangsungan hidup bangsa dan Negara, serta perjuangan nasional.
2. Hakikat Ketahanan Nasional
Pada hakikatnya ketahanan nasional adalah kemampuan dan ketangguhan suatu
bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidupnya menuju kejayaan bangsa dan
Negara. Ketahanan nasional ini bergantung pada kemampuan bangsa dan seluruh
warga Negara dalam membina aspek alamiah serta aspek social sebagai landasan
penyelenggaran kehidupan nasional di segala bidang. Ketahanan nasional
mengandung makna keutuhan semua potensi yang terdapat dalam wilayah nasional,
baik fisik maupun social, serta memiliki hubungan erat antar gatra di dalamnya
secara komprehensif integral. Kelemahan salah satu bidang akan mengakibatkan
kelemahan pada bidang yang lain, yang dapat mempengaruhi kondisi keseluruhan.
4
Kesejahteraan dan keamanan dapat dibedakan tetapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar serta esensial, baik sebagai
perorangan maupun kelompok dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dengan demikian kesejahteraan dan keamanan merupakan asas
dalam Sistem Kehidupan Nasional. Tanpa kesejahteraan dan keamanan, Sistem
Kehidupan Nasional tidak akan dapat berlangsung, sehingga dengan demikian
kesejahteraan dan keamanan merupakan nilai instrinsik yang ada pada Sistem
Kehidupan Nasional itu sendiri. Dalam realisasinya kondisi kesejahteraan dan
keamanan dapat dicapai dengan menitikberatkan pada kesejahteraan, tetapi
tidak berarti mengabaikan keamanan. Sebaliknya memberikan prioritas pada
keamanan tidak boleh mengabaikan kesejahteraan. Baik kesejahteraan maupun
keamanan harus selalu ada, berdampingan pada kondisi apapun. Dalam
kehidupan nasional tingkat kesejahteraan dan keamanan nasional yang dicapai
merupakan tolak ukur ketahanan nasional.
b. Asas Komprehensif Integral atau Menyeluruh Terpadu
Sistem kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa secara
utuh menyeluruh dan terpadu dalam bentuk perwujudan dan persatuan dan
perpaduan yang seimbang, serasi dan selaras dari seluruh aspek kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan demikian Ketahanan
Nasional mencakup ketahanan segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh,
menyeluruh dan terpadu (komprehensif integral)
c. Asas Mawas ke Dalam dan Mawas ke Luar
Mawas ke dalam
Sistem kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek
kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Di samping itu, sistem
kehidupan nasional juga berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya.
Dalam proses interaksi tersebut dapat timbul berbagai dampak, baik
yang bersifat positif maupun negatif. Untuk itu diperlukan sikap mawas
ke dalam berdasarkan nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk
mengingkatkan kualitas derajat kemandirian bangsa yang ulet dan
tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa Ketahanan Nasional mengandung
sikap isolasi atau nasionalisme sempit.
Mawas ke luar
Mawa keluar bertujuan untuk dapat mengantisipasi, dan ikut berperan
serta menghadapi dan mengatasi dampak lingkungan strategis luar
negri, serta menerima kenyataan adanya saling interaksi dan
5
ketergantungan, dengan dunia internasional. Untuk menjamin
kepentingan nasional, kehidupan nasional harus mampu
mengembangkan kekuatan nasional, agar memberikan dampak keluar
dalam bentuk daya tangkal dan daya tawar. Namun demikian, interaksi
dengan pihak lain diutamakan dalam bentuk kerjasama yang saling
menguntungkan.
d. Asas Kekeluargaan
Asas kekeluargaan mengandung keadlian, kearifan, kebersamaan, kesamaan,
gotong royong, tenggang rasa dan tanggung jawab dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegaraa. Dalam asas ini diakui adanya
perbedaan dan perbedaan tersebut harus dikembangkan secara serasi dalam
hubungan kemitraan, serta dijaga agar tidak berkembang menjadi konflik yang
bersifat antagonistic yang saling menghancurkan.
6
a. Gatra ideologi
b. Gatra politik
c. Gatra ekonomi
d. Gatra sosial budaya, dan
e. Gatra pertahanan keamanan
b. Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak.
Bila model Lemhanas berevolusi dari observasi empiris perjalanan oerjuangan
bangsa, maka model ini diturunkan secara analitis. Dalam analisanya,
Morganthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam kaitannya
dengan Negara-negara lain. Artinya,ia menanggap pentingnya perjuangan untuk
mendapatkan under position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya
maka terdapat advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul
strategi ke arah balanced power.
c. Model Alfred Thayer Mahan
Mahan dalam bukunya The Influence Seapower on History mengatakan
bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dapat dipenuhi apabila bangsa tersebut
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
1) Letak Geografi
2) Bentuk atau wujud bumi
3) Luas wilayah
4) Jumlah penduduk
5) Watak nasional atau bangsa
6) Sifat pemerintah
d. Model cline
Cline melihat suatu Negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh Negara
lain. Baginya hubungan antar Negara pada hakekatnya amat dipengaruhi oleh
persepsi suatu Negara terhadap Negara lainnya, termasuk di dalamnya persepsi
atau sistem penangkalan dari Negara lain. Menurut Cline suatu Negara akan
muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau
Negara secara fisik yang wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia
yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu Negara kecil
bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai Negara
yang besar. Sebaliknya, suatu Negara dengan wilayah yang besar, tetapi jumlah
penduduknya kecil juga tidak akan menjadi Negara yang besar walaupun
berteknologi maju.
7
Komponen strategi astagrata merupakan perangkat hubungan bidang-bidang
kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini. Dengan manfaat
dan menggunakan secara memadai segala komponen strategi tersebut, dapat dicapai
dengan peningkatan dan pengembangan kemampuan nasional.
2.3.1 TRIGATRA
Komponen Strategi Trigatra adalah gatra posisi lokasi geografi, keadaan
kekayaan alam, dan kemampuan penduduk. Trigatra merupakan kelompok gatra
yang tangible atau bersifat kehidupan alamiah. Ketiga gatra tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut :
1) Posisi Lokasi Geografi
Posisi dan lokasi geografi suatu Negara menunjukkan bentuk ke dalam dan
bentuk ke luar. Contoh Indonesia bentuk ke dalam Indonesia adalah Negara
kepulauan dan bentuk keluarnya Indonesia terletak di antara dua benua (Benua
Asia dan Benua Australia) dan dua samudera (samudera pasifik dan samudra
hindia)
Dilihat dari posisi dan lokasi geografi menunjukkan ada Negara hanya memiliki
daratan, Negara yang memiliki daratan dan lautan, dan ada Negara yang berada
di lautan (terpisahkan dari daratan benua)
Dilihat dari posisi dan lokasi geografi menunjukkan adanya:
a) Negara-negara yang dikelilingi daratan yang dikenal dengan Land Lock
Country/Land Lock Position artinya posisi mati atau terkuci.
b) Negara-negara yang dikelilingi lautan yang dikenal dengan Archipelgic
State (Negara kepulauan) yang terdiri dari sea studded with island (wilayah
laut yang diseraki/ditebari oleh pulau-pulau an Achain of Island
(sekumpulan pulau-pulau berantai )
c) Island state (Negara pulau) terdiri dari satu atau beberapa pulau. Posisi dan
lokasi geografis suatu Negara akan mempengaruhi pandangan dan teori
geopolitik dan geostrategi wawasan atau cara pandang suatu bangsa bahkan
akan mempengaruhi perumusan politik strategi nasional atau bangsa.
8
Pemanfaatan sumber potensi alam oleh manusia dapat menimbulkan berbagai
masalah yang sangat kompleks dalam pergaulan internasional antar bangsa. Hal
ini disebabkan oleh dua ciri khusus potensi alam dunia, yaitu :
a. Jumlah Penduduk
Masalah pertambahan jumlah penduduk dunia yang cukup tinggi harus
menjadi dan mendapatkan perhatian dari seluruh bangsa dan Negara
diseluruh dunia karena dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan setiap Negara..
Jumlah penduduk sangat dipengaruhi mortalitas (tingkat kematian), fertilitas
(tingkat kelahiran) yang disebabkan oleh kesuburan dan migrasi
(perpindahan penduduk). Dari ketiga factor tersebut yang paling besar
pengaruhnya terhadap jumlah penduduk adalah fasilitas yang dapat :
Berdampak positif, yaitu bertambahnya golongan muda, angkatan kerja
mendorong pemerintah melaksanakan pembangunan karena terpaksa
mereka sangat membutuhkan fasilitas pengembangan pendidikan ,
kesempatan dan lapangan kerja serta kehiduoan lainnya.
Berdampak negatif, yaitu terjadinya keresahan masyarakat yang disebabkan
banyaknya golongan muda putus sekolah rendahnya tingkat kesejahteraan
masyarakat dan meningkatkan tingkat pengangguran dan tindak criminal.
b. Komposisi penduduk
9
Komposisi penduduk menyangkut pengelompokan penduduk susunan
penduduk atau struktur penduduk misalnya dikelompokan dalam jenis
kelamin, suku bangsa dan ras agama, dan kepercayaan status sosial ,
pendidikan dan sebagainya.
Komposisi penduduk sangat dipengaruhi oleh mirtalitas,fertilitas dan
migrasi dan dimana tetap fertilitas sangat besar pengaruhnya.
c. Distribusi penduduk
Masalah distribusi atau penyebaran penduduk Indonesia merupakan masalah yang
sangat kompleks dalam pembangunan nasional. Hal ini disebabkan antara lain :
Penyebaran penduduk yang tidak merata dari 17.000 pulau dan 65 % hidup
dipulau Jawa, Madura, Bali, Lombok.
Fasilitas pembangunan yang kurang memadai , misalnya fasilitas
transportasi, komunikasi sector-sekotr industry yang terbatas.
Terbatasnya biaya pembangunan dan terpusatnya pembangunan di pulau
Jawa.
2.3.2 PANCAGATRA
1. Aspek Ideologi
Ideologi adalah suatu sistem nilai yang merupakan kebulatan ajaran yang
memberikan motivasi. Dalam ideologi juga terkandung konsep dasar tentang
kehidupan yang dicita citakan oleh suatu bangsa. Kempuhan suatu ideologi
tergantung kepada rangkaian nilai yang dikandungnnya yang dapat memenuhi serta
menjamin segala aspirasi hidup dan kehidupan manusia, baik sebagai perseorangan
maupun sebagai anggota masyarakat. Secara teori suatu ideologi bersumber dari
suatu aliran pikiran/filsafah dan merupakan pelaksanaan dari sistem falsafah itu
sendiri.
10
a) Liberalisme
Liberalisme bertitik tolak dari hak asasi yang melekat pada manusia sejak ia
lahir dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun termasuk penguasa, terkecuali
atas persetujuan yang bersangkutan. Paham liberalism mempunyai nilai nilai
dasar (intrinsik) yaitu kebebasan dan kepentingan pribadi yang menuntut
kebebasan individu secara mutlak yaitu kebebasan mengejar kebehagiaan hidup
di tengah - tengah kekayaan materiil yang melimpah dan dicapai dengan bebas.
b) Komunisme
Aliran pikiran teori golongan (class theory) yang diajarkan oleh Karl Marx,
Engels dan Lenin bermula merupakan kritik Karl Marx atas kehidupan sosial
ekonomi masyarakat pada awal revolusi industri.
11
material dialiktis atau materialistic . Aliran pikiran ini sangat menonjolkan adanya
kela/ penggolongan , pertentangan antar golongan , konflik dan jalan kekerasan /
revolusi dan perebutan kekuasaan Negara.
12
Pancasila merupakan tatanan nilai yang digali/dikristalisasikan dari nilai-
nilai dasar budaya bangsa Indonesia yang sudah sejak ratusan tahun lalu tumbuh
berkembang dalam masyarakat di Indonesia. ( Ir. Soekarno 1 Juni 1945 )
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Tersimpulkan nilai sama derajat,
sama kewajiban dan hak, cinta mencintai, hormat menghormati, keberanian
membela kebenaran dan keadilan, toleransi dan nilai gotong royong.
13
terkandung konsep dasar tentang kehidupan yang dicita citakan oleh suatu
bangsa. Keampuhan suatu ideology tergantung kepada rangkaian nilai yang
dikandungnya yang dapat memenuhi serta menjadim segala aspirasi hidup dan
kehidupan manusia , baik sebagai perseorangan maupun sebagai anggota
masyarakat..
2. Aspek Politik
Pemahaman politik di Indonesia dengan tidak memisahkan antara Politics dan
Policy, sehingga kita mengandung satu paham yaitu Politik. Hubungan ini
tercermin dalam fungsi pemerintah Negara sebagai penentu kebijaksanaan serta
aspirasi dan tuntunan masyarakat sebagai tujuan yang ingin diwujudkan , sehingga
14
kebijaksanaan pemerintah Negara tersebut haruslah serasi dan selaras dengan dan
aspirasi masyarakat.
a) Politik di Indonesia
Politics di Indonesia harus dapat dilihat dalam konteks KEtahanan Nasional ini,
yag meliputi dua nagian utama yaitu politik Dalam Negara dan Politik Luar
Negeri.
Politik luar negeri adalah salah satu saran pencapaian kepentingan nasional
dalam pergaulan antar bangsa. Politik luar negeri Indonesia berlandaskan pada
15
Pembukaan UUD 1945 yakni melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social, serta anti penjajahan
karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri keadilan sebagai bagian
integral dari strategi nasional.
Politik luar negeri Indonesia adalah bebas dan aktif . Bebas dalam
pengertian bahwa Indonesia tidak memihak pada kekuatan kekuatan yang
pada dasarnya tidak sesuai dengan kepribadian bangsa. Aktif dalam pengertian
tidak pasif, dimana peranan Indonesia dalam percaturan internasional tidak
berperan serta atas dasar cita cita bangsa yang tercermin dalam pancasila dan
pembukaan UUD 1945. Karena heteroginitas kepentingan bangsa 0 bangsa
didunia , maka politik luar negeri harus bersifat kenyal, dalam arti bersikap
moderat dalam hal yang kurang principal maupun tetap berpegangan pada
prinsip-prinsip dasar seperti yang ditentukan dalam Pembukaan UUD 1945.
Lincah , dimana dengan dinamika perubahan perubahan hubungan antar
bangsa yang cepat dan tidak menentu didunia , maka diperlukan daya
penyesuaian yang tinggi demi kepentingan nasional dalam menanggapi dan
enghadapi perkembangan perkembangan itu.
16
Ketahanan Pada Aspek Politik Dalam Negeri
1. Sistem pemerintahan yang berdasarkan hokum, tidak berdasarkan
kekuasaan yang bersifat absolut, kedaulatan ditangan rakyat dan dilakukan
sepenuhnya oleh MPR sebagai penjelmaan seluruh rakyat.
2. Mekanisme politik yang memungkinkan adanya perbedaan pendapat,
namun perbedaan tersebut tidak menyangkut nilai dasar, sehingga tidak
antagonistis yang dapat menjurus kepada konflik fisik.
3. Kepemimpinan nasional mampu mengakomodikasikan aspirasi yang hidup
dalam masyarakat, dengan tetap dalam lingkup Pancasila, UUD 1945 dan
Wawasan Nusantara.
4. Terjalin komunikasi politik timbal balik antara peerintah dengan asyarakat,
dan antar kelompok dalam masyarakat dalam rangka mencapai Tujuan
Nasional dan Kepentingan Nasional.
Ketahanan Pada Aspek Politik Luar Negeri
1. Hubungan luar negeri ditujukan untuk lebih meningkatkan kerjasama
internasional di berbagai bidang atas dasar saling menguntungkan,
meningkatka citra positif Indonesia di luar negeri, memantapkan kesatuan
bangsa dan keutuhan NKRI.
2. Politik luar negeri terus dikembangkan menurut prioritas dalam rangka
meningkatkan persahabatan dan kerja sama antar Negara berkembang dan
antara Negara berkembang dengan Negara maju sesuai dengan kemamuan
dan demi kepentingan nasional.
3. Perkembangan, perubahan dan gejolak dunia terus diikuti dan dikaji dengan
seksama agar secara dini dapat diperkirakan terjadinya dampak negative
yang dapat mempengaruhi stabilitas nasional serta yang menghambat
kelancaran pembangunan dan pencapaian tujuan nasional.
4. Langkah bersama Negara berkembang untuk memperkecil ketimpangan dan
mengurangi ketidak adilan dengan Negara industry maju perlu ditingkatkan
dengan melaksanakan perjanjian perdagangan internasional serta kerjasama
dengan lembaga-lembaga euangan internasional.
5. Perjuangan mewujudkan tatanan dunia baru dan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social melalui
penggalangan dan pemupukan solidaritas dan kesamaan sikap serta
kerjasama internasiona dengan memanfaatkan berbagai forum regional dan
global.
6. Peningkatan kualitas sumber daya manusia perlu dilaksanakan dengan
pembenahan secara menyeluruh terhadap system pendidikan, pelatihan dan
17
penyuluhan calon diplomat agar dapat menjawab tantangan tugas yang
dihadapi.
7. Perjuangan bangsa Indonesia di dunia yang menyangkut kepentingan
nasional seperti melindungi kepentingan Indonesia dari kegiatan diplomasi
negative Negara lain dan hak-hak warga Negara Republik Indonesia di luar
negeri perlu ditingkatkan.
3. Aspek Ekonomi
Perekonomian adalah salah satu aspek kehidupan nasional yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan bagi masyarakat. System perekonomian yang dianut oleh suatu
Negara akan memberi corak atau warna terhadap kehidupan perekonomian dari Negara
tersebut. System perekonomian liberal dengan orioentasi pasar secara murni akan
sangat peka terhadap pengaruh-pengaruh yang datang dari luar. System liberal yang
terdapat di dunia kapitalis sudah menyerap beberapa unsur dari sosialisme, sedangkan
Negara-negara komunis sudah mulai memasukkan beberapa aspek kapitalisme
meskipun dengan modifikasi tertentu.
a. Perkonomian Indonesia
Sistem perekonomian yang dianut oleh bangsa Indonesia mengacu kepada
pasal 33 UUD 1945, menyebutkan bahwa: system perekonomian Indonesia
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Cabang-
cabang produksi yang penting bagi Negara dan menguasai hajat hidup orang
banyak dikuasai oleh Negara. Bumi dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat.
18
1. Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah
Nusantara melalui ekonomi kerakyatan untuk menjamin kesinambungan
Pembangunan Nasional kelangsungan hidup bangsa dan Negara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
2. Ekonomi kerakyatan harus menghindarkan
Sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku ekonomi
kuat dan tidak memungkinkan ekonomi kerakyatan berkembang.
3. Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan
dalam keselarasan dan keterpaduan antar sector pertanian dengan
perindustrian.
4. Pembangunan ekonomi dilaksanakan sebagai usaha bersama atas dasar asas
kekeluargaan dibawah pengawasan anggota masyarakat secara aktif.
5. Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis dalam
mempertahankan serta meningkatkan eksistensi dan kemandirian
perekonomian nasional, dengan memanfaatkan sumber daya nasional secara
optimal dengan sarana Iptek tepat guna dalam menghadapi setiap
permasalahan serta dengan tetap memperhatikan kesempatan kerja.
Istilah sosial budaya mencakup dua segi utama kehidupan bersama manusia yaitu
dimana manusia demi kelangsungan hidupnya harus mengadakan kerjasama dengan
sesame manusia, dan segi budaya yang merupakan keseluruhan tata nilai dan cara
hidup yang manifestasinya tampak dalam tingkah laku dan hasil tingkah laku yang
terlembagakan.
Masyarakat budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa focus budaya,
misalnya nilai terutama yang mengintegrasikan semua umur kebudayaan menjadi satu
konfigurasi kultural. Fokus budaya dapat berupa nilai dan norma religius, ekonomis
atau nilai sosial kultural lain, seperti misalnya ideology modern, ilmu pengetahuan dan
teknologi.
a. Struktur Sosial di Indonesia
Dalam masyarakat, manusia hidup secara berkelompok sesuai dengan fungsi,
peran, dan profesinya dengan maksud untuk memudahkan kegiatan menjalankan tugas
19
dalam keterkaitan dengan kata lain, kehidupan masyarakat terstruktur berdasarkan
peran dan fungsi masing-masing anggota masyarakat.
Pembangunan nasional di Indonesia selama ini menghasilkan struktur sosial
masyarakat yang cukup beragam. Terlebih lagi sejalan dengan modernisasi dan sesuai
dengan tuntutan perkembangan teknologi, maka fragmentasi kelompok dalam
masyarakat semakin berkembang, baik secara horizontal sesuai dengan bidang
pekerjaan atau bidang keahlian, maupun secara vertical sesuai dengan tingkat
pekerjaan atau keahlian.
b. Kondisi Budaya di Indonesia
1) Kebudayaan Daerah
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan sub-etnis, yang masing-
masing memiliki kebudayaannya sendiri. Oleh karena suku-suku bangsa tersebut
mendiami daerah-daerah tertentu maka kebudayaannya sering disebut sebagai
kebudayaan daerah. Dalam kehidupan sehari-hari, kebudyaan daerah sebagai suatu
system nilai yang menuntun sikap, perilaku dan gaya hidup, merupakan identitas dan
menjadi kebanggaan dari suku bangsa yang bersangkutan. Dalam setiap kebudayaan
daerah terdapat nilai-nilai budaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh budaya
asing,atau sering disebut sebagai local genius. Local genius inilah pangkal segala
kemampuan budaya daerah untuk menetralisir pengaruh negatif budaya asing.
2) Kebudayaan Nasional
Mengingat budaya Indonesia dibentuk dari persatuan suku-suku bangsa yang
mendiai bumi Nusantara, maka kebudayaan bangsa Indonesia merupakan hasil
interaksi dari budaya-budaya suku bangsa yang kemudian diterima sebagai nilai
bersama seluruh bangsa. Kebudayaan national juga dapat merupakan hasil ineraksi
dari nilai-nilai budaya yang telah ada dengan budaya luar, yang kemudian juga
diterima sebagai nilai bersama seluruh bangsa. Hal yang penting adalah bahwa
interaksi budaya tersebut harus berjalan secara wajar dan alamiah, tidak ada unsur
pemaksaan dan dominasi budaya satu daerah tertentu terhadap budaya daerah
lainnya. Dengan demikian kebudayaan nasional akan tumbuh dan berkembang
sejalan dengan berkembangnya budaya daerah.
3) Integrasi Nasional
Komunikasi dan interaksi yang dilakukan oleh suku suku bangsa yang mendiami
bumi Nusantara ini pada tahun 1928 telah mampu menghasilkan aspirasi bersama
untuk hidup bersama sebagai satu bangsa di satu tanah air. Aspirasi ini terwujud
secara hukum dan diakui oleh bangsa bangsa lain di dunia melalui proklamasi
20
kemerdekaan tanggal 17 agustus 1945. Kenyataan sejarah menunjukan bahwa
keanekaragaman budaya justru merupakan kihmah bagi bangsa Indonesisa dan di
masa lalu telah mampu memunculkan faktor faktor perekat persatuan atau integrasi
bangsa. Dimana depan, upaya untuk melestarikan keberadaan faktor perekat
persatuan bangsa, yaitu keinginan dan semangat untuk hidup bersama dan meraih cita
cita bersama, akan menjadi tugas seluruh warga bangsa.
Sejak jaman dahulu suku suku bangsa yang mendiami kepulauan Nusantara ini
sudah terbiasa hidup dekat dengan alam, apakah sebagai petani, ladang, atau sebagai
pelaut. Namun kedekatan ini terbatas hanya sampai pada pemanfaatan alam berserta
kekayaan nya yang ada dengan pengetahuan yang terbatas. Pemanfaatan alam belum
dibarengi dengan budaya untuk melestarikan alam demi kepentingan masa depan.
Kebiasaan untuk membuka hutan tanpa pemikiran untuk penghijauan, kebiasaan
untuk menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan limbah manusia, merupakan
budaya yang tidak ramah terhadap lingkungan. Demi kepentingan masa depan, harus
ditumbuhkan budaya melestarikan alam. Bangsa Indonesia harus disadarkan bahwa
mereka adalah bagian dari alam, sehingga mereka tidak boleh memanfaatkan alam
tanpa batas. Apabila alam lingkungan rusak maka manusia Indonesia akan rusak
kehidupan nya.
Ketahanan di bidang sosial budaya atau ketahanan sosial budaya diartikan sebagai
kondisi dinamika budaya bangsa Indonesia yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional didalam
menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman,hambatan, serta gangguan
baik yang datang dari luar maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan kelangsungan kehidupan sosial budaya bangsa dan negara Republik
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Wujud ketahanan sosial
budaya tercermin dalam kondisi kehidupan sosial budaya yang dijiwai kepribadian
nasional berdasarkan Pancasila, yang mengandung kemmapuan membentuk dan
mengembangkan kehidupan sosial budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang
beriman dab bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air,
berkualitas, maju dan sejahtera dalam kehidupan yang serba selaras, serasi dan
21
seimbang serta kemampuan menangkal penetrasi budaya asing yang tidak sesuai
dengan kebudayaan nasional. Esensi pengaturan dan penyelanggaraan kehidupan
sosial budaya bangsa Indonesia dengan demikian adalah pengembangan kondisi
sosial budaya dimana setiap warga masyarakat dapat merealisasikan pribadi dan
segenap potensi manusiawinya yang dilandasi nilai nilai pancasila. Nilai nilai yang
terkandung dalam Pancasila yang akan diwujudkan sebagai ukuran tuntutan sikap
dan tingkah laku bagi bangsa dan negara Indonesia akan memberikan landasan,
semangat dan jiwa yang secara khas merupakan ciri pada elemen elemen sosial
budaya bangsa dan negara republik Indonesia.
Pertahanan dan kemanan Indonesia adalah kesemestaan daya upaya seluruh rakyat
Indonesia sebagai satu sistem Pertahanan dan Keamanan Negara, dalam
mempertahankan dan mengamankan negara demi kelangsungan hidup dan kehidupan
bangsa dan Negara Kesatuan republik indonesia. Pertahanan dan Keamanan Negara
Republik Indonesia dilaksanakan dengan menyusun, mngerahkan dan meggerakan
seluruh potensi nasional termasuk kekuatan masyarakat di seluruh bidang kehidpuan
nasional secara terintegrasi dan terkoodinasi. Penyelanggaraan pertahanan dan
keamanan secara nasional merupakan salah satu fungsi utama dari pemerintah dan
Negara Republik Indonesia dengan TNI dan Polri sebagai intinya, guna menciptakan
kemanan bangsa dan negara dalam rangka mewujudkan Ketahanan Nasional
Indonesia.
22
Wujud Ketahanan Pertahanan dan Kemanan tercermin dalam kondisi daya tangkal
bangsa yang dilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang mengandung
kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan kemanan negara yang dinamis,
mengamankan pembangunan dan hasil hasilnya, serta kemampuan mempertahankan
kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
23
pertahanan dan kemanan negara yang melibatkan segenap potensi dab kekuatan
nasional tersebut dirmuskan ke dalam doktrin yang selama ini disebut Doktrin
Pertahanan an Kemanan Negara Republik Indonesia.
Pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia diselenggarakan
dengan Siskamnas (Siahankamrata)
Hal ini yang bersifat total, kerakyatan dan kewilayahan. Penyalahgunaan potensi
nasional dalam pengelolaan pertahanan dan kemanan negara dilakukan secara
optimal dan terkoordinasikan untuk mewujudkan kekuatan dan kemampuan
pertahanan dan kemanan negara dalam keseimbangan dan keserasian anatara
kepentingan kesejahteraan dan kemanan.
Segenap Kekuatan dan Kemampuan Pertahanan dan Keamanan Rakyat
Semesta.
Diorganisasikan kedalam satu wadah tunggal yang dinamakan Tentara Nasional
Indonesia (TNI) dan Kepolisian Republik Indonesia(Polri) Pembangunan Ankatan
perang Republik Indonesia (APRI) dengan jati dirinya sebagai tentara rakyat,
tentara pejuang dan tentara nasional,peran nya tetap diabdikan bagi kepentingan
bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan
UUD 1945.
24
Pertahanan dan Kemanan harus dapat mewujudkan kesiapsiagaan serta upaya bela
negara, yang berisi ketangguhan , kemampuan dan kekuatan melalui
penyelanggaraan SISKAMNAS ( SISHANKAMRATA) untuk menjamin
kesinambungan Pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dalam
kedaulatan nya. Mempertahankan kemerdekaan bangsa dan mengamankan
kedaulatan negara yang mencakup wilayah tanah air beserta segenap isinya
merupakan suatu kehormatan demi martabat bangsa dan negara, oleh karnanya
haruslah diselenggarakan dengan mengandalkan pada kekuatan dan keampuan
sendiri.
Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan kemanan dimanfaatkan
untuk menjamin perdamaian dan stabilitas kemanan yang diabdikan untuk
kesinambungan Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara.
Potensi nasional dan hasil hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi
dari segala ancaman dan gangguan, agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat bangsa Indonesia.
Perlengkapan dan oeralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan
kemampuan pertahanan dan kemanan sedapat mungkin harus dihasilkan oleh
industri dalam negri, pengadaan dari luar negri dilakukan karena terpaksa dimana
industri dalam negri masih terbatas kemampuan nya oleh karna itu harus
ditingkatkan kemampuan nya.
Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan keampuan pertahanan dan kemanan
haruslah diselenggarakan oleh manusia manusia yang berbudi luhur, arif bijaksana,
menghormati Hak Asasi Manusia (HAM) dan menghayati makna nilai dan hakikat
perang dan damai. Kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa ,
memerlukan dukungan manusia manusia yang bermutu tinggi, tanggap dan tangguh
serta bertanggung jawab, kerelaan berjuang dan berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan golongan dan pribadi.
Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI , berpedoman
pada Sapta Marga yang merupakan penjabaran Pancasila. Sebagai kekuatan
pertahanan, dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecl,
profesional, eketif, efisien dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan
25
bersenjata dalam wadah tunggal TNI disusun dalam SISKAMNAS
( SISHANKAMRATA) dengan strategi penangkalan.
Sebagai kekuatan inti Kamtibmas, Polri berpedoman kepada Tri Brata dan Catur
Prasetiya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan
penegakan hukum, memelihara dan mewujudkan kemanan ketertiban masyarakat.
Masyarakat secara terus menerus perlu ditingkatkan kesadaran dan ketaatanya
kepada hukum.
Dengan demikian Ketahanan Pertahanan dan Kemanan yang diinginkan adalah
kondisi daya tangkal bangsadilandasi kesadaran bela negara seluruh rakyat yang
mengandung kemampuan memelihara stabilitas Pertahanan dan kemanan Negara
yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil hasilnya, serta kemampuan
memeprtahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
26
BAB III
KASUS
Kasus timor- timur
Angkatan bersenjata Indonesia memasuki Timor Timur pada bulan Desember 1975
dan kawasan ini menjadi satu dengan Republik Indonesia di tahun 1976.Hal ini
menyebabkan perdebatan di Australia. Di samping itu, kematian lima wartawan Australia
di Timor Timur di tahun 1975 telah menjadi perhatian masyarakat Australia dan media.
Namun pada akhirnya Australia mengakui kedaulatan Indonesia atas Timor Timur secara
de jure tahun 1979. Namun dinamika politik dalam negeri Indonesia telah berubah secara
dramatis dengan jatuhnya Pemerintahan mantan Presiden Soeharto. Pada tanggal 30
Agustus 1999, melalui jajak pendapat, rakyat Timor Timur memilih merdeka
(78.5%).Pengumuman hasil pemilihan umum tersebut diikuti dengan kekerasan yang
meluas oleh unsur-unsur pro-integrasi.
Integrasi Timor Timur 1976 ketika terjadi Revolusi Bunga di Portugal dan
Gubernur terakhir Portugal di Timor Leste, Lemos Pires, tidak mendapatkan jawaban dari
Pemerintah Pusat di Portugal untuk mengirimkan bala bantuan ke Timor Leste yang sedang
terjadi perang saudara, maka Lemos Pires memerintahkan untuk menarik tentara Portugis
yang sedang bertahan di Timor Leste untuk mengevakuasi ke Pulau Kambing atau dikenal
dengan Pulau Atauro. Setelah itu FRETILIN menurunkan bendera Portugal dan
mendeklarasikan Timor Leste sebagai Republik Demokratik Timor Leste pada tanggal 28
November 1975. Menurut suatu laporan resmi dari PBB, selama berkuasa selama 3 bulan
ketika terjadi kevakuman pemerintahan di Timor Leste antara bulan September,Oktober
dan November, Fretilin melakukan pembantaian terhadap sekitar 60.000 penduduk sipil
(sebagian besarnya wanita dan anak anak karena para suami mereka adalah pendukung
faksi integrasi dengan Indonesia). Berdasarkan itulah, kelompok pro-integrasi kemudian
mendeklarasikan integrasi dengan Indonesia pada 30 November 1975 dan kemudian
meminta dukungan Indonesia untuk mengambil alih Timor Leste dari kekuasaan
FRETILIN yang berhaluan Komunis.
27
untuk melawan tentara Indonesia. Lebih dari 200.000 orang dari penduduk ini kemudian
mati di hutan karena penyakit dan kelaparan. Selain terjadinya korban penduduk sipil di
hutan,terjadi juga pembantaian oleh kelompok radikal FRETILIN di hutan terhadap
kelompok yang lebih moderat. Sehingga banyak juga tokoh-tokoh FRETILIN yang
dibunuh oleh sesama FRETILIN selama di Hutan.
Semua cerita ini dikisahkan kembali oleh orang-orang seperti Francisco Xavier do
Amaral, Presiden Pertama Timor Leste yang mendeklarasikan kemerdekaan Timor
Lestepada tahun 1975. Seandainya Jenderal Wiranto (pada waktu itu Letnan) tidak
menyelamatkan Xavier di lubang tempat dia dipenjarakan oleh FRETILIN dihutan, maka
mungkin Xavier tidak bisa lagi jadi Ketua Partai ASDT di Timor Leste sekarang. Selain
Xavier, ada juga komandan sektor FRETILIN bernama Aquiles yang dinyatakan hilang di
hutan (kemungkinan besar dibunuh oleh kelompok radikal FRETILIN). Istri komandan
Aquilis sekarang ada di Baucau dan masih terus menanyakan kepada para komandan
FRETILIN lain yang memegang kendali disektor Timur pada waktu itu tentang keberakaan
suaminya.
Hal yang sama juga dilakukan oleh kelompok pro-kemerdekaan terhadap tentara
Indonesia tentang keberadaan komandan Konis Santana dan Mauhudu yang dinyatakan
hilang ditangan tentara Indonesia. Selama perang saudara di Timor Leste dalam
kurunwaktu 3 bulan (September-November 1975) dan selama pendudukan Indonesia
selama 24 tahun (1975-1999), lebih dari 200.000 orang dinyatakan meninggal (60.000
orang secara resmi mati di tangan FRETILN menurut laporan resmi PBB). Selebihnya
tidak diketahui apakah semuanya mati kelaparan atau mati ditangan tentara Indonesia.
Hasil CAVR menyatakan 183.000 mati di tangan tentara Indonesia karena keracunan bahan
kimia (tidak dirinci bagaimana caranya), namun sejarah akan menentukan kebenaran ini,
karena keluarga yang sanak saudaranya meninggal di hutan tidak bisa tinggal diam dan
kebenaran akan terungkap apakah benar tentara Indonesia yang membunuh sejumlah jiwa
ini ataukah sebaliknya.
Situasi aktual di Timor Leste akhir-akhir ini adalah cerminan ketidak puasan rakyat
bahwa rakyat tidak bisa hidup hanya dari propaganda tapi dari roti dan air. Rakyat tidak
bisa hidup dari makan batusebagaimana dipropagandakan FRETILIN selama kampanye
Jajak Pendapattahun 1999 Lebih baik makan batu tapi merdeka, dari pada makan nasi tapi
dengan todongan senjata. Kenyataan membuktikan bahwa batu tidak bisa dimakan, dan
28
rakyat perlu makanan yang layak dimakan manusia. Dalam masalah ini, timor leste
kekurangan pengetahuan dalam bidang pertahanan nasionalnya, aspek aspek nya pun tidak
memadai atau lebih tepatnya tidak mengetahui tentang pertahanan nasional, SDM dan
perangkat Negara nya tidak mendukung dalam melaksanakan pertahanan nasional,.
Terlebih aspek polisi atau perangkat keamanan nya tidak berjalan baik karena terbukti
bahwa banyak warga negaranya yang mati karena perang saudara didalam timmor leste
sendiri
BAB IV
ANALISA KASUS
4.1 ANALISIS
Berdasarkan kasus yang dipaparkan pada Bab III, maka dapat dikaitkan dengan beberapa
teori yang sebelumnya telah di jelaskan pada bab II, antara lain:
Jika disesuaikan dengan perkembangan geostrategi Indonesia, bertepatan dengan
deklarasi integrasi dengan Indonesia pada tanggal 30 November 1975, maka dapat
terlihat bahwa konsep Geostrategi Indonesia telah berada pada tahap
pengembangan dalam bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode,
dan doktrin dalam pembangunan nasional. Termasuk ke dalam geostrategi
indonesia yang bersifat developmental/pengembangan, yaitu pengembangan
29
kekuatan bangsa dalam ideologi, politik dan hankam untuk mencapai kesejahteraan
penduduk Timor Timur dalam meraih kemerdekaan.
Sesuai dengan ketahanan nasional sebagai Geostrategi Indonesia, kasus ini
berkaitan dengan beberapa asas yang terkandung didalam asas-asas ketahanan
nasional. Salah satunya adalah Asas Kesejahteraan dan Keamanan. Dalam kasus ini
Indonesia memang memberikan bantuan keamanan untuk mengusir pasukan
Freitlin untuk mengambil alih Timor Timur dari kekuasaannya. Namun Indonesia
memberikan prioritas pada keamanan tetapi mengabaikan kesejahteraan rakyat
Timor Timur.
Terkait dengan Pancagatra, kasus ini dapat berhubungan langsung dengan konsep di
dalam aspek politik yaitu politik luar negeri. Politik luar neger Indonesia
berlandaskan pada Pembukaan UUD 1945 yakni melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, serta anti
penjajahan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan. Dalam
hal ini, Indonesia memenuhi panggilan bantuan dari pihak Timor Timur untuk
membebaskan Timor Timur dari pembantaian yang dilakukan oleh pasukan Freitlin.
BAB V
PENUTUP
Saran yang terbaik dalam contoh kasus ini adalah kita yang sebagai pemuda bangsa
harus bisa meneruskan cita-cita yang telah di buat oleh para founding fathers kita yang
30
menginginkan bahwa Negara kita harus menjadi Negara yang maju, mandiri, dan sejahtera.
Sebagaimana yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila.
Tidak hanya kaum muda saja yang harus menjaga bangsa ini melainkan seluruh rakyat
Indonesia. Dan mulai sekarang kita harus menjaga dan melindungi apapun yang telah ada
di Negara ini jangan sampai mengalami nasib yang sama di kemudian hari nanti.
DAFTAR PUSTAKA
31