GEOSTRATEGI INDONESIA
OLEH
KELOMPOK VII
2016/2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Geostrategi Indonesia ”.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diajukan oleh Ibu selaku dosen
pengampu matakuliahPENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN . Makalah ini juga bermanfaat
untuk menambah pengetahuan kita tentang Geostrategi di Indonesia
Dalam makalah ini berisi tentang bagaimana geostrategi di Indonesia, Ketahanan nasional
dan pengaruh aspek ketahanan nasioal terhadap kehidupan Berbangsa dan Bernegara.
Semoga makalah ini dapat berguna untuk pembaca, khususnya kepada penulis. Semoga
makalah ini mampu menambah pengetahuan pembaca dan khususnya penulis. Penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Kelompok VII
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan...........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, terletak
di garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik
dan Samudra Hindia. Karena letaknya yang berada di antara dua benua, dan dua samudra, ia
disebut juga sebagai Nusantara (Kepulauan Antara). Terdiri dari 17.508 pulau, Indonesia adalah
negara kepulauan terbesar di dunia.Dengan populasi sebesar 222 juta jiwa pada tahun 2006,
Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.
Oleh karena itu perlu adanya suatu strategi untuk menjaga persatuan dan kesatuan
masyarakat Indonesia. Dalam perkembangannya strategi tersebut tidak hanya untuk
menanggulangi masalah konflik antar daerah di Indonesia tetapi juga untuk menghadapi segala
gangguan yang datang dari luar Indonesia yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Rebublik
Indonesia. Strategi tersebut dalam masyarakat Indonesia dikenal dengan istilah geostrategi.
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai
oleh penulis ialah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan geostrategi dan konsep astagatra
BAB II
PEMBAHASAN
Geostrategi merupakan masalah penting bagi setiap bangsa baik pada masa lampau,kini,
manapun mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa yang telah
menegara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara sebgai ruang hidup
nasional untuk menentukan kebijakan,sarana dan sasaran perwujudan kepentingan dan tujuan
nasional melalui pembangunan sehingga bangsa itu tetap eksis dalam arti ideologis,politis,
ekonomis,sosial budaya dan Hankam.
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai usaha
dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun SDA untuk
melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam
memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan kebijakan,
arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan berdasar asas
kemanusiaan dan keadilan sosial.
Perkembangan Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno
pada tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan
oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh
Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya, setelah
pengakuan kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa “ Nation and character and
building “ yang merupakan wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai
pembangunan jiwa bangsa.
Berbagai konsep dasar serta pengembangan geostrategi Indonesia pada dasarnya bertujuan
untuk:
1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek
ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya
kelestarian dan eksistansi hidup Negara dan Bangsa dalam mewujudkan cita-cita
proklamasi dan tujuan nasional.
2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam :
a. Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order)
b. Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity)
c. Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity)
d. Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial ( yuridical justice & social justice)
e. Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the
people)
Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini mengandung
sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan mencabik-cabik
persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas
bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala bangsa kita lemah
karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak pulalah harga diri dan
kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum internasional. Disitulah
ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional, yang sekaligus, apabila kita
sekalian sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga.
Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan
tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat
strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa
depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat.
2.1.2 Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi
Negara Indonesia sebagai suatu negara memiliki letak geografis yang sangat strategis di
Asia Tenggara. Oleh karena itu di kawasan Asia Tenggara Indonesia memiliki posisi yang sangat
penting, sehingga tidak menutup kemungkinan di era global dewasa ini menjadi perhatian
banyak negara di dunia. Ketahanan Nasional adalah suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang
berisi keuletan dari ketangguhan, yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan
rasional dalam menghadapi dan mengatsi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung
membahayakan integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
dalam mengejar tujuan Nasional Indonesia.
Gagasan tentang ketahanan nasional bermula pada awal tahun 1960-an pada kalangan
militer angkatan darat di SSKAD yang sekarang bernama SESKOAD (sunardi, 1997). Masa itu
adalah sedang meluasnya pengaruh komunisme yang berasal dari Uni Sovyet dan Cina. Concern
atas fenomena tersebut memengaruhi para pemikir militer di SSKAD. Mereka mengadakan
pengamatan atas kejadian tersebut, yaitu tidak adanya perlawanan yang gigih dan ulet di indo-
Cina dalam menghadapi ekspansi komunis. Pengembangan atas pemikiran awal diatas semakin
kuat setelah berakhirnya gerakan G30SPKI Pada tahun 1968, pemikiran dilingkungan SSKAD
tersebut dilanjutkan oleh Lemhanas (Lembaga Pertahanan Nasional). Dalam pemikiran
Lemhanas tahun 1968 tersebut telah ada kemajuan konseptual berupa ditemukanya unsur-unsur
dari tata kehidupan nasional yang berupa ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan militer.
Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan untuk mewujudkan cita-
cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan nasioanal. Dalam hubungan ini cara
mengembangkan dan mewujudkan ketahanan nsional, setiap bangsa berbeda-beda, sesuai dengan
falsafah, budaya dan pengalaman sejarah masing-masing. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia
Ketahanan Nasional di atas dasar falsafah bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai
dasar falsafah bangsa dan negara, pancasila tidak hanya merupakan hasil pemikiran seseorang
saja, melainkan nilai-nilai Pancasila telah hidup dan berkembang dalam kehidupan objektif
bangsa Indonesia sebelum membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut negara hal inilah
yang menurut Notonagaro disebut sebagai kuasa materialis Pancasila. Kemudian dalam proses
pembentukan negara, nilai-nilai Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara Indonesia
( founding fathers ), dan secara formal yudiris Pancasila ditetapkan sebagai dasar falsafah bangsa
dan negara Indonesia, dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam
pengertian ini pancasila sebagai suatu dasar filsafat dan sekaligus sebagai landasan ideologis
ketahanan nasional Indonesia.
Sifat-Sifat Ketahanan Nasional
Untuk mewujudkan ketahanan nasional, dilaksanakan dengan mengelola dan
menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan terhadap sistem kehidupan nasional. Sebagai
konsepsi pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara,metode
pendekatan dan pengkajian ketahanan nasional terdiri dari pendekatan keamanan dan pendekatan
kesejahteraaan. Sifat-sifat ketahanan nasional adalah sebagai berikut:
• Manunggal
• Mawas KeDalam
• Kewibawaan
• Berubah Menurut Waktu
• Tidak membenarkan sikap adu kekuasaan dan adu kekuatan
• Percaya pada diri sendiri
• Tidak tergantung pada pihak lain
Konsepsi Dasar Ketahanan Nasonal
• Model Asta Gatra
Model ini merupakan perangkat hubungan bidang-bidang kehidupan manusia dan budaya
yang berlangsung diatas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat
dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang dikembangkan oleh Lemhanas ini
menyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan nasional yaitu:
1. Aspek Tri gatra kehidupan alamiah:
Gatra letak dan kedudukan geografi
Gatra keadaan dan kekayaan alam
Gatra keadaan dan kemampuan penduduk
2. Aspek Panca gatra kehidupan sosial:
Gatra ideologi
Gatra politik
Gatra Ekonomi
Gatra Sosial budaya
Gatra Pertahanan keamanan
• Model Morgenthau
Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra yang cukup banyak. Bila
model Lemhanas berevolosi dari observasi empiris perjalanan perjuangan bangsa, maka model
ini diturunkan secara analitis
Dalam analisisnya Morgenthau menekankan pentingnya kekuatan nasional dibina dalam
kaitannya dengan negara-negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan untuk
mendapatkan power position dalam satu kawasan. Sebagai konsekuensinya maka terdapat
advokasi untuk memperoleh power position sehingga muncul strategi ke arah balanced power.
• Tri Gatra
Komponen strategi tri gatra yaitu gatra geografi,sumber kekayaan alam dan penduduk
merupakan kelompok gatra yang tangible atau bersifat kehidupan alamiah.
• Panca Gatra
Komponen strategi panca gatra yaitu gatra ideologi,politik,ekonomi,sosial budaya dan
pertahanan keamanan merupakan kelompok gatra yang intangible atau bersifat kehidupan sosial.
a. Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
b. Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia selalu
mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami berbagai
gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
c. Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna keteraturan (
regular ) dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk terjadinya
perubahan ( the stability idea of changes) ( Usman, 2003:5: ).
a. Integratif
b. Mawas ke dalam
Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu sendiri, untuk
mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya adalah hasil yang wajar dari
hubungan internasional dengn bangsa lain.
c. Menciptakan kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integratif mewujudkan suatu
kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect , yang harus diperhitungkan pihak lain.
Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap, melainkan sangat
dinamis. Ketahanan nasional dapat meningkat atau bahkan dapat menurun, dan hal itu sangat
tergantung kepada situasi dan kondisi.
Istilah ideologi berasal dari kata ‘ Idea ‘ yang berarti gagasan, konsep, pengertian dasar
dan ‘ logos ’ yang berarti Ilmu. Kata ‘ idea ‘ berasal dari bahasa Yunani ‘ eidos ‘ yang
berarti Bentuk. Maka secara harfiah , ideologi berarti ilmu tentang pengertian-pengertian dasar.
Dalam pengertian sehari-hari, kata ‘ idea ‘ disamakan artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang
dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan suatu dasar, pandangan
atau faham. Memang pada hakikatnya, antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan
satu kesatuan. Dasar ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan
pula. Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar,
gagasan dan cita-cita.
a. Bidang politik
b. Bidang sosial
c. Bidang kebudayaan
d. Bidang keagamaan
Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi basis bagi
sautu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan pada
hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki ciri sebagai berikut :
a. Mempunyai derajad yang tertingi sebagai nilai hidup kebangsaan dan kenegaraan.
b. Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia, pandangan hidup,
pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara, dikembangkan dan dilestarikan kepada
generasi berikutnya.
Dalam panggung politik dunia terdapat berbagai macam ideologi namun yang sangat
besar peranannya dewasa ini adalah ideologi Liberalisme, Komunisme serta ideologi
Keagamaan. Dalam masalah inilah bangsa Indonesia menghadapi berbagai benturan kepentingan
ideologis yang saling tarik menarik sehingga agar bangsa Indonesia memiliki visi yang jelas bagi
masa depan bangsa maka harus membangun ketahanan ideologi yang berbasis pada falsafah
bangsa sendiri yaitu ideologi Pancasila yang bersifat demokratis, nasionalistis, religiusitas,
humanistis dan berkeadilan sosial.
Pada era reformasi ini yang sekaligus era global tarik-menarik kepentingan ideologi akan
sangat mempengaruhi postur ketahanan nasionaldalam bidang bangsa Indonesia, terutama
banyak kalangan aktivis politik yang justru menjadi budak ideologi asing, sehingga berbagai
aktivitasnya akan berpengaruh bahkan sering melakukan tekanan terhadap ketahanan ideologi
bangsa Indonesia.
Pertama : politik sebagai sarana atau usaha untuk memperoleh kekuasaan dan dukungan
dari masyarakat dalam melakukan kehidupan bersama. Dengan demikian politik dapat
dikatakan menyangkut kekuatan hubungan (power relationship). Dengan kata lain,
polotik mengandung makna usaha dalam memperoleh, memperbesar, memperluas serta
mempertahankan kekuasaan yang dalam bahasa inggris dikenal dengan isltilah politics.
Kedua : politik dipergunakan untuk menunjuk kepada suatu rangkaian kegiatan atau
cara-cara yang dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan yang dianggap baik. Secara
singkat politik dapat diartikan sebagai suatu kebijakan yang dalam bahasa inggrisnya
dengan istilah policy.
Dalam proses reformasi mekanisme lima tahuna yang tertuang dalam proses politik
selama masa Orde baru kurang memberikan ruang kepada terwujudnya proses demokrasi. Hal ini
dilakukan oleh kalangan eksekutif maupun legislatif dengan melakukan reformasi pada bidang
politik, dan yang paling esensial adalah melakukan reformasi terhadap Undang-Undang politik
tahun 1985, dan diganti dengan Undang-Undang Politik no. 4 tahun 1999. Sesuai dengan
sistematisasi aspek kehidupan politik tersebut satu dengan lainnya saling mempengaruhi secara
menyeluruh. Oleh karena itu adanya konotasi negatif terhadap pengertian politik,perlu
diluruskan.
Berikut beberapa hal-hal yang m,enyangkut ketahanan nasional dibidang politik, antara
lain :
Jika kalau kita tinjau kondisi bangsa indoneia pada era reformasi dewasa ini kondisi
ketahanan sosial budaya kita sangat memprihatinkan. Hal ini dapat kita lihat pada berbagai
macam peristiwa yang terjadi di seluruh wilayah tanah air tercinta ini selama reformasi. Kita
bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa bangsa Indonesia dapat mengenyam kebebasan
melalui reformasi. Namun dalam kenyataannya euphoria kebebasan itu justru berkembang
kearah perpecahan bangsa, berbagai tragedi penderutaan menimpa bangsa, komplek horizontal,
serta penderitaan anak-anak bangsa semakin bertambah. Misalnya akibat kebebasan yang tidak
sesuai dengan kondisi sosial budaya bangsa itu berbagai peristiwa seperti tragedy komplek di
Ambon, Poso, Sampit, Kalimantan Barat dan lain sebagainya mengakibatkan penderitaan
rakyat. Sampai saat ini beberapa rakyat kita hidup di kampong pengungsian, segala harapan
musnah, masa depannya tidak jelas, pekerjaan- pekerjaan dan harta bendanya hilang dirampas
oleh kelompok bangsa kita sendiri, dikejar- kejar dan dibantai, namun pemerintah negara hanya
asyik berebut kekuasaan dan mengembangkan sentimen polotik dengan alasan pemberantasan
KKN. Komnas HAM maupun kalangan LSM sering bertindak tidak adil yaitu tidak pernah
menindak pelanggaran HAM berat yang di lakukan oleh kelompok masyarakat. Mereka hanya
curiga terhadap aparat dan penguasa negara, hukum tidak diterapkan dengan tegas, kalangan elit
politik hanya berdiskusi penting atau tidak penerapan hukum darurat namun setiap menit, setiap
jam banyak nyawa dibantai dengan tidak berperikemanusiaan.
Hal itu sebagai bukti pada era reformasi saat ini kita tidak memperhatikan ketahanan
bidang sosial budaya, sehingga penafsiran yang keliru akan kebebasan mengakibatkan konflik
dan dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat yang ingin menindas kelompok lainnya, bahkan
pada reformasi dewasa ini telah meledak kasus SARA, yang tatkala zaman Orde Baru dahulu
sering dikritik oleh kalangan elit politik serta LSM, namun dalam kenyataannya pada saat
reformasi dewasa ini benar-benar meledak dan terjadi. Anehnya sampai saat ini sulit
mengatasinya, dan korban terus berjatuhan.
Dalam hubungan ketahanan bidang sosial budaya harus diingat bahwa demokrasi harus
menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat, tidak hanya politik saja melainkan juga
dengan sosial, budaya, ekonomi bahkan umat beragama. Oleh karena itu, sudah saaatnya
kalangan intelektual kampus mengembangkan ketahanan nasional bukannya untuk kekuasaan,
ideology atau sekelompok penguasa atau bahkan bukan untuk reformasi melainkan untuk
kesejahteraan dan kebersamaan seluruh elemen bangsa untuk hidup aman, tenteram, damai yang
Berketuhanan Yang Maha Esa dan berkemanusiaan yang adil dan beradab.
a) Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiap siagaan serta upaya bela
negara, yang berii ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui
penyelenggaraan Siskamnas (Sishamkamrata) untuk menjamin kesinambungan
Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik
Indonesia yang berdasarkan filsafat Pancasila dan landasan konstitusional UUD
1945.
b) Bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan kedaulatan.
c) Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan dimanfaatkan
untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan demi kesinambungan
pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara.
d) Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi
dari segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat Indonesia.
e) Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan
kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin dihasilkan oleh industry
dalam negri.
f) Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan harus di selenggarakam oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif,
bijaksana, menghormati HAM, dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan
damai.kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa memerlukan dukungan
manusia-manusia yang bermutu tinggi, tanggap, tangguh, bertanggung jawab, rela
berjuang, dan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara di atas golongan dan
pribadi.
g) Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI berpedoman pada
sapta marga yang merupakan penjabaran dari asas kerohanian negara pancasila.
Dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecil, profesional,
efektif, efisien, dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan bersenjata
dalam wadah Siskamnas ( Sishankamrata) yang strateginya adalah penangkalan.
Sebagai kekuatan inti Kamtibnas, Polri bepedoaman kepada Tri Brata dan Catur
Prasetiya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu melaksanakan
penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan penciptaan ketertiban masyarakat.
h) Kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada hukum perlu terus menerus
ditingkatkan.
1) Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang disertai
keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu mengembangkan
kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan, ancaman, gangguan dan
hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk menjamin identitas,
integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta pencapaian tujuan nasional.
2) Sadar dan peduli dan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideology, politik,
ekonomi, soaial budaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap warga negara
Indonesia dapat mengeliminir pengeruh tersebut.
Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan bangsa, sadar serta
peduli terhadap pengaruh yang timbul serta mengeliminir pengaruh tersebut, Ketahanan Nasional
Indonesia akan berhasil. Perwujudan Ketahanan Nasional memerlukan satu kebijakan umum dan
pengambilan kebijakan yang disebut politik dan strategi nasional ( Polstranas) (Lemhanas,
2000).
Deminkianlah letak pentingnya pengaruh aspek pertahanan dan keamanan nasional dalam
mewujudkan cita-cita nasional, terutama kearah terwujudnya masyarakat yang berkeadilan dan
berkemakmuran. Hal ini menjadi sangat penting sekali terutama pada kondisi bangsa Indonesia
yang sedang melakukan reformasi diberbagai bidang dan kondisi bangsa yang sedang mengalami
krisis multidimensional dewasa ini. Hakikat tujuan reformasi pada akhirnya adalah perbaikan
nasib bangsa agar menjadi lebih sejahtera, makmur, tenteram, aman dan damai. Hal yang
demikian ini dapat tercapai manakala pertahanan dan keamanan dapat terwujud dengan
proporsional dan memadai.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan. 2011. Ketahanan Nasional Sebagai Geostrategi Indonesia. wordpress diakses 1 April
2015.
Pasaribu,Payerli.2017.Pendidikan Kewarganegaraan.Medan:UNIMEDPRESS
Sarbaini dan Akhyar, Zaini. 2013. Membina Karakter Warga Negara yang Baik. Banjarmasin:
FKIP Universitas Lambung Mangkurat.