Anda di halaman 1dari 33

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER 108

GEOSTRATEGI INDONESIA
Dosen Pengampu: Linda Zakiah, M.Pd.

DISUSUN OLEH:
Siti Suhaedah (NIM 1901616147)
Kelas E -RPL PGSD

REGOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU PGSD KELAS E


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan Bahan Ajar tentang “Geostrategi Indonesia dan Aspek
Ketahanan Nasional Pada Kehidupan Berbangsa dan Bernegara” ini guna
menyelesaikan tugas mata kuliah PPKN.

            Bahan Ajar ini kami susun bertujuan untuk memberikan pembahasan tentang
Geostrategi Indonesia dan aspek – aspek ketahanan Nasional yang ada pada Negara
Republik Indonesia dan pengaruhnya terhadap kehidupan berbangsa dan bernegara.

            Mungkin dalam penyusunan Bahan Ajar ini masih terdapat banyak kekurangan
yang tidak kami sadari. Untuk itu, kami menmohon maaf atas segala kekurangan yang
ada dalam dan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak
sebagai penyempurnaan untuk ke depannya .

                                                                                    Jakarta , 8 Juni 2018

                                                                                                Penyusun
ii

DAFTAR ISI
COVER .......................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................1
B. Tujuan ..............................................................................................1
C. Manfaat ............................................................................................1
PETA KONSEP ..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...............................................................................3
A. Kompetensi ......................................................................................3
B. Indikator ...........................................................................................3
C. Pengertian Geostrategi dan Geostrategi Indonesia ........................3
D. Latar Belakang, Tujuan dan Fungsi Geostrategi ............................4
E. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia ..............................6
F. Contoh Kasus ..................................................................................7
G. Ketahanan Nasional ........................................................................12
H. Konsepsi Ketahanan Nasional ........................................................14
I. Ketahanan Nasional di Indonesia ...................................................15
BAB III PENUTUP ......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada awalnya geostrategi diartikan sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau
perang. Di Indonesia geostrategi diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita
proklamasi, sebagaimana tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses
pembangunan nasional. Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan
dan diberi nama Ketahanan Nasional. Aspek-aspek yang dilihat pada geostrategi
Indonesia adalah aspek ideologi dan konstitusi, aspek kewaspadaan, aspek sosial
budaya dan agama, aspek politik dan pemdagri (termasuk pemerintahan daerah), dan
aspek perekonomian. Salah satu cara yang dilakukan Indonesia atau strateginya
adalah dengan demokrasi. Untuk sejahtera dan aman diperlukan demokrasi yang akan
menyatukan keragaman. Walaupun demokrasi bukan satu-satunya cara hanya salah
satu cara yang ditempuh Indonesia. Karena Indonesia adalah negara yang beraneka
ragam, yang tidak sedikit masyarakatnya masih menganut paham patternalistik.

B. Tujuan
Adapun yang menjadi Tujuan dari adanya bahan ajar ini adalah :
a. Menjelaskan pengertian geostrategi.
b. Menjelaskan sifat – sifat geostrategi Indonesia
c. Menjelaskan hubungan geostrategic dengan ketahanan nasional

C. Manfaat
Adapun manfaat dari makalah ini adalah agar menambah wawasan para pembaca
mengenai apa itu geostrategi dan hubungannya dengan ketahanan nasional.
2

BAB II
PEMBAHASAN
GEOSTRATEGI INDONESIA

PETA
KONSEP
PENGERTIAN TUJUAN FUNGSI

GEOSTR
ATEGI LATAR BELAKANG

GEOSTRATEGI

KONSEP
GEOSTRATEGI
INDONESIA

PERKEMBANGAN HAKIKAT KETAHANAN


GEOSTRATEGI NASIONAL
INDONESIA

CONTOH KASUS
ASAS SIFAT
3

A. KOMPETENSI
Mahasiswa diharapkan mampu memahami dan menganalisis konsep
Geostrategi Indonesia yang Berupa Konsep Ketahanan Indonesia

B. INDIKATOR
Dengan memahami dan menganalisis Ketahanan Nasional Indonesia
mahasiswa diharapkan dapat :
 Menjelaskan Pengertian Geostrategi dan Ketahanan Nasioanl
 Menggambarkan Keterkaitan berbagai Aspek ketahanan Nasional
 Menggunakan konsep Ketahanan Nasional dalam memecahkan
persoalan atau mencari solusi Persoalan yang muncul dalam
masyarakat
 Menyadari bahwa Geostrategi dan ketahanan Nasional sangat
diperlukan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
 Menganalisis isu0isu actual berdasar perspektif Ketahan Nasional

C. Pengertian Geostrategi dan Geostrategi Indonesia


 Pengertian Geostrategi
Geostartegi merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi
negara untuk menentukan kebijakan, tujuan,sarana-sarana untuk
mencapai tujuan nasional, geostrategi dapat pula dikatakan sebagai
pemanfaatan kondisi lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik.

 Pengertian Geostrategi Indonesia


Merupakan strategi dalam memanfaatkan konstelasi geografi negara
Indonesia untukmenetukan kebijakan,tujuan dan sarana-sarana untuk
mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia. Geostrategi Indonesia
memberi arahan tentang bagaimana merancang strategi pembangunan
4

guna mewujudkan masadepan yang lebih baik, aman dan sejahtera.Oleh


karena itu geostrategi Indonesia bukanlah merupakan geopolitik untuk
kepentingan politik dan perang tetapi untuk kepentingan kesejahteraan
dan keamanan.

D. Latar Belakang, Tujuan dan Fungsi Geostrategi

1. Latar belakang geostrategi/ ketahanan nasional


Sejak proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945, bangsa dan Negara
Indonesia tidak luput dari berbagai gejolak dan ancaman dari dalam negeri maupun
dari luar negeri yang hampir membahayakan kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Dengan posisi geografis, potensi sumber daya kekayaan alam, serta
besarnya jumlah dan kemampuan penduduk yang dimilikinya, Indonesia menjadi
ajang persaingan kepentingan dan perebutan pengaruh negara-negara besar. hal
tersebut secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak
negatif terhadap segenap aspek kehidupan dan memengaruhi, bahkan
membahayakan kelangsungan hidup dan eksistensi Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Oleh karena itu dalam rangka menjaga keutuhan NKRI, cita-cita luhur
bangsa sebagaimana terdapat dalam UUD 1945 harus diimplementasikan secara
benar dan menjadi modal utama dalam terhadap ketahanan nasional.

2. Tujuan geostrategi/ ketahanan nasional


Geostrategi/ketahanan nasional diperlukan dalam menunjang keberhasilan tugas
pokok pemerintahan, seperti tegaknya hukum dan ketertiban, terwujudnya
kesejahteraan dan kemakmuran, terselenggaranya pertahanan dan keamanan,
terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial, serta terdapatnya kesempatan
rakyat untuk mengaktualisasikan diri. 182 Berdasarkan pernyataan tersebut, tujuan
geostrategi nasional adalah untuk terwujudnya keadilan hukum, kesejahteraan,
pertahanan dan keamanan nasional.

3. Fungsi geostrategi/ketahanan nasional


5

Geostrategi/ketahanan nasional Indonesia mempunyai fungsi sebagai daya tangkal.


Dalam kedudukannya sebagai konsepsi penangkalan, geostrategi Indonesia
ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman, gangguan, hambatan, dan
tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa, dan negara Indonesia
dalam aspek:

a. Ketahanan pada aspek ideologi. Ketangguhan kekuatan nasional dalam


menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin
kelangsungan kehidupan ideologi bangsa dan negara Republik Indonesia.

b. Ketahanan dalam aspek politik. Untuk mengejar ketinggalan dari negara-negara


maju, kita perlu perlu mengadakan proses perubahan atau modernisasi, penegakan
hukum, dan menegakkan disiplin nasional.

c. Ketahanan pada aspek ekonomi. Ketangguhan kekuatan nasional dalam


kegiatan yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan
jasa, usaha untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat baik secara individu
maupun kelompok.

d. Ketahanan pada aspek sosial budaya. Ketangguhan kekuatan nasional dalam


menghadapi ancaman dari luar maupun dari dalam, dalam rangka menjamin
kelangsungan hidup sosial budaya bangsa dan negara Republik Indonesia.

e. Ketahanan pada aspek pertahanan keamanan. Ketangguhan kekuatan


pertahanan nasional dan upaya untuk melindungi kepentingan bangsa dan
negara demi tetap terwujudnya kondisi kelangsungan hidup bangsa.

Fungsi geostrategi/ketahanan nasional Indonesia secara umum adalah sebagai


daya tangkal dari berbagai bentuk ancaman yang dapat mengganggu stabilitas
ekonomi, politik, keamanan dan berbagai bentuk ancaman lain yang dapat mengancam
terhadap keutuhan NKRI.
6

Ancaman tersebut baik yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri.
Ancaman dari dalam negara berupa konflik di wilayah yang dapat mengancam terhadap
kedaulatan negara. Anak Agung Banyu Perwita, dkk (2013) menjelaskan, berbagai
permasalahan yang memicu terjadi konflik, sepatutnya dihadapi dengan mengeluarkan
berbagai kebijakan geopolitik yang menjadi dasar atau ditindaklanjuti dengan kebijakan
geostrategi sebagai langkah pengamanan atau perlindungan terhadap ancaman yang
menjadi potensi hilangnya wilayah-wilayah yang menjadi konflik.184 Inilah salah satu
langkah strategis yang dapat dilakukan untuk kedaulatan negara Republik Indonesia.

E. Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia

            Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada
tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan
oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki
oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya,
setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa “ Nation and
character and building “ yang merupakan wujud tidak langsung dari geostrategi
Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa bangsa.
7

Geostrategi Indonesia pada waktu itu dimaknai sebagai strategi untuk


mengembangkan dan membangun kemampuan teritorial dan kemampuan gerilya untuk
menghadapi ancaman komunis di Indocina. Pada tahun 1965an lembaga ketahanan
nasional mengembangkan konsep geostrategi Indonesia yang lebih maju dengan
rumusan sebagai berikut: bahwa geostrategi Indonesia harus berupa sebuah konsep
strategi untuk mengembangkan keuletan dan daya tahan, pengembangan kekuatan
nasional untuk menghadapi dan menangkal ancaman, tantangan, hambatan dan
gangguan baik bersifat internal maupun eksternal. Dalam gagasan agak lebih progresif
tapi tetap terlihat konsep geostrategi Indonesia baru sekedar       membangun
kemampuan nasional sebagai faktor kekuatan penangkal bahaya. Sejak tahun 1972
Lembaga Ketahanan Nasional terus melakukan pengkajian tentang geostrategi
Indonesia yang lebih sesuai dengan konstelasi Indonesia. Pada era itu konsepsi
geostrategi Indonesia dibatasi sebagai metode untuk mengembangkan potensi
ketahanan nasional dengan pendekatan keamanan dan kesejahteraan guna menjaga
identitas kelangsungan serta integritas nasional sehingga dan tujuan nasional dapat
tercapai. Terhitung mulai tahun 1974 geostrategi Indonesia ditegaskan wujudnya dalam
bentuk rumusan ketahanan nasional sebagai kondisi, metode, dan doktrin dalam
pembangunan nasional. Pengembangan konsep geostrategi Indonesia bahkan juga
dikembangkan oleh negara-negara yang lain, bertujuan untuk: Menyusun dan
mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek ideologi,
politik, sosial budaya dan hankam mupun aspek-aspek alamiah, bagi upaya kelestarian
dan eksistensi hidup negara dan bangsa untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan
tujuan nasional. Menunjang tugas pokok pemerintahan Indonesia dalam: Menegakkan
hukum dan ketertiban (Law and Order) Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran
(Welfare and Prosperity) Terselenggarannya pertahanan dan keamanan (Defense
and Prosperity) Terwujudnya keadilan hukum dan keadilan sosial (Yuridical Justice and
Social Justice) Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (Freedom
of the People) Geostrategi Indonesia sebagai pelaksanaan geopolitik Indonesia
memiliki dua sifat pokok: Bersifat daya tangkal. Dalam kedudukannya sebagai konsepsi
penangkalan geostrategi Indonesia ditujukan untuk menangkal segala bentuk ancaman,
gangguan, hambatan dan tantangan terhadap identitas, integritas, eksistensi bangsa
8

dan negara Indonesia. Bersifat developmental/pengembangan yaitu pengembangan


potensi kekuatan bangsa dalam ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, hankam
sehingga tercapai kesejahteraan rakyat.

F. Contoh Kasus Geostrategi Indonesia


Geostrategi adalah sebuah masalah yang teramat penting bagi bangsa
manapun, baik untuk masa depan, masa kini dan bahkan masa lampau. Karena setiap
negara dan bangsa tentunya membutuhkan strategi dalam pemanfaatan wilayah yang
mereka miliki sebagai salah satu ruang lingkup nasional. Ini semua di lakukan hanya
untuk menentukan sarana, kebijakan, tujuan nasional, perwujudan kepentingan dan
yang lainnya melalui sebuah pembangunan. Dengan cara ini sebuah bangsa dan
negara akan dinyatakan tetap ada dalam arti politis, hankam, sosial budaya, ideologis
dan ekonomis.

Jika kita mengkaji contoh kasus geostrategi di indonesia, maka kita akan menemukan
beberapa kasus seperti yang kami rangkum berikut ini:

1. Masalah Perbatasan Timor Timur Indonesia


9

Salah satu contoh kasus geostrategi di Indonesia adalah masalah perbatasan


negara yang di lakukan oleh Timor Leste, sebuah negara baru yang mulai berdiri
semenjak lepas dari NKRI pada tahun 1999 silam. Ini merupakan sebuah kasus
geostrategi dimana masyarakat timor leste mengklaim wilayah Indonesia yang tepatnya
ada di perbatasan wilayah mereka dengan perbatasan wilayah indonesia yaitu
perbatasan antara Timor Leste dan kabupaten Timur Tengah Utara. Ada lima titik yang
belum bisa terselesaikan dengan baik yang akan dibawa ke meja PBB sebagai
bentuk Perwujudan Nilai Pancasila Bidang Politik. Lima titik tersebut adalah Tubu
Banat, Nimlat, Imbate, Sumkaem dan Haumeniana yang total luas di kuasai oleh timor
leste sebanyak 1.301 ha. Sedangkan tiga titik yang ada diantara kelima titik tersebut
ada di perbatasan Timor Leste dengan kabupaten timur tengah dan di perbatasan belu.
Penetapan batas lautpun menjadi imbas dai lamanya dan berlarutnya penyelesaian
masalah perbatasan ini.

2. Sengketa Pulau Miangas Indonesia – Filipina


10

Kemudian contoh kasus geostrategi di Indonesia lainnya adalah sengketa


perebutan pulau Miangas yng di perebutkan Filipina dengan indonesia. Sengketa
perebutan pulai ini terjadi pada tahun 1979 silam dimana adanya perebutan antara
pantai Mindanao yang merupakan wilayah filipina dan pulau miangas di indonesia.
Karena jika mengkaji secara jauh maka kasus ini akan berbuntut panjang seperti
halnya Sejarah UUD. Pulau Miangas sendiri telah di putuskan menjadi bagian wilayah
Hindia Belanda pada tahun 1928, namun letak dari pulau ini yang berada di sebelah
perairan Filipina menyebabkan adanya sengketa tersebut. Bahkan kepemilikan pulau ini
semakin di perjelas dengan adanya tugu perbatasan yang terjadi antara wilayah
Indonesia dengan wilayah Filipina di tahun 1955.

3. Batas Perairan Antara Indonesia Dengan Malaysia di Selat Malaka

Ini merupakan salah satu perselisihan yang di picu pada tahun 1969 dimana kala
itu Malaysia menyatakan bahwa mereka memiliki lebar wilayah 12 mil laut ketika
melakukan pengukuran garis dasar yang mengacu pada ketetapan di dalam Konvensi
Jenewa yang terjadi tahun 1958. Padahal Indonesia sebenarnya lebih dahulu telah
11

melakukan penentapan batas wilayahnya sekitar 12 mil laut yang berada di garis dasar
ini juga termasuk selat malaka tentunya. Ini menjadi sebuah perseteruan antara kedua
belah pihak negara tersebut tentang batas dari laut wilayah perairan mereka di selat
malaka yang tidak sampai 24 mil laut. Namun pada tahun 1970 pada bulan februari
hingga bulan maret, diadakan sebuah perundingan tentang batas wilayah tersebut
hingga akhirnya melahirkan sebuah perjanjian tentang batas batas wilayah perairan
yang dimiliki kedua negara di selat malaka.

4. Batasan Daratan Indonesia Dengan Malaysia Mengenai Ambalat

Ini adalah sengketa lain di contoh kasus geostrategi yang di alami oleh Indonesia
dengan malaysia karena perebutan wilayah ambalat. Perebutan terjadi karea potensi
dan keistimewaan pulau ambalat yang kaya akan kekayaan bawah laut dan bahkan
untuk sektor pertambangan minyak. Sengketa ini berdasar pada sebuah peta baru yang
di buat malaysia yang secara mengejutkan memasukan pulau ligitan dan sipadan
kedalam peta mereka tahun 1969 dan tentu saja hal ini membuat indonesia tidak
terima. Peran Warga Negara dalam Proses Pembangunan tentunya akan terganggu
dengan adanya hal tersebut. Karena penentuan itu di dasarkan oleh aturan yang tidak
jelas dan bersifat sepihak. Pengajuan dan pembaharuan sepuhak tersebut membuat
indonesia tidak menyetujui peta baru negara malaysia.

5. Batas Daratan Di Negara Indonesia dengan Singapura 


12

Ini merupakan sebuah sengketa yang melibatkan negara Indonesia dengan


Singapura yenyang adanya penambangan di pasir laut di dekat Kepri yang di lakukan
pemerintah Singapura yang seharusnya mendapatkan persetujuan Indonesia terlebih
dahulu. Karena adanya aktifitas penambangan tersebut menyebabkan kerusakan parah
pada ekosistem di bagian pesisir pantai hingga banyak para nelayan di indonesia
kehilangan pekerjaan mereka. Bahkan keberadaan beberapa pulau kecil di indoensia
kian terancan akibat dari penambangan pasir laut yang paling serius karena telah ada
kasus seperti pulau nipah yang akhirnya tenggelam. Karena hal ini nantinya akan
menyebabkan adanya pergeseran dna perubahan antara batasan laut indonesia
dengan wilayah singapura, karena bentuk geografis indonesia menjadi berubah. Maka
kementrian pertahanan indoensia melakukan upaya untuk mereklamasi pulai nipa di
tahun 2004 hingga tahun 2008 untuk menjual pasir pantai yang berada di pulau
tersebut ke pemerintah Singapura.

F. Ketahanan Nasional

Gambar TNI yang menjaga perbatasan wilayah Indonesia

            Negara Indonesia sebagai suatu negara memiliki letak geografis yang sangat
strategis di Asia Tenggara. Oleh karena itu di kawasan Asia Tenggara Indonesia
13

memiliki posisi yang sangat penting, sehingga tidak menutup kemungkinan di era global
dewasa ini menjadi perhatian banyak negara di dunia. Ketahanan Nasional adalah
suatu kondisi dinamis suatu bangsa, yang berisi keuletan dari ketangguhan, yang
mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan rasional dalam menghadapi dan
mengatsi segala ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan, baik yang datang dari
luar maupun dari dalam negeri, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan dalam
mengejar tujuan Nasional Indonesia.
            Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensinya dan untuk
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasionalnya harus memiliki suatu ketahanan
nasioanal. Dalam hubungan ini cara mengembangkan dan mewujudkan ketahanan
nsional, setiap bangsa berbeda-beda, sesuai dengan falsafah, budaya dan pengalaman
sejarah masing-masing. Oleh karena itu bagi bangsa Indonesia Ketahanan Nasional di
atas dasar falsafah  bangsa dan negara Indonesia yaitu Pancasila. Sebagai dasar
falsafah bangsa dan negara, pancasila tidak hanya merupakan hasil
pemikiran  seseorang saja, melainkan nilai-nilai Pancasila telah hidup dan berkembang
dalam kehidupan objektif bangsa Indonesia sebelum membentuk suatu persekutuan
hidup yang disebut negara hal inilah yang menurut Notonagaro disebut sebagai kuasa
materialis Pancasila. Kemudian dalam proses pembentukan negara, nilai-nilai
Pancasila dirumuskan oleh para pendiri negara Indonesia (founding fathers), dan
secara formal yudiris Pancasila ditetapkan sebagai dasar falsafah bangsa dan negara
Indonesia, dan tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu dalam
pengertian ini pancasila sebagai suatu dasar filsafat dan sekaligus sebagai landasan
ideologis ketahanan nasional Indonesia.

G. Konsepsi Ketahanan Nasional


            Secara konseptual, ketahanan Nasional suatu bangsa dilatar belakangi oleh:
a.       Kekuatan apa yang ada pada suatu bangsa dan negara sehingga ia mampu
mempertahankan kelangsungan hidupnya.
14

b.      Kekuatan apa yang harus dimiliki oleh suatu bangsa dan negara sehingga ia
selalu mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya, meskipun mengalami
berbagai gangguan, hambatan dan ancaman baik dari dalam maupun dari luar.
c.       Ketahanan atau kemampuan bangsa untuk tetap jaya, mengandung makna
keteraturan (regular) dan stabilitas, yang di dalamnya terkandung potensi untuk
terjadinya perubahan (the stability idea of changes).
Berdasarkan konsep pengertiannya maka yang dimaksud dengan Ketahanan
adalah suatu kekuatan yang membuat suatu bangsa dan negara dapat bertahan, kuat
menghadapi ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan. Konsekuensinya suatu
ketahanan harus disertai dengan keuletan, yaitu suatu usaha secara terus-menerus
secara giat dan kemauan keras menggunakan segala kemampuan dan kecakapan
untuk mencapai tujuan dan cita-cita nasional. Identitas merupakan ciri khas suatu
negara dilihat sebagai suatu totalitas, yaitu suatu negara yang dibatasi oleh wilayah,
penduduk, sejarah, pemerintahan dan tujuan nasionalnya, serta peranan yang
dimainkan di dunia internasional. Adapun pengertian lain yang berkaitan dengan
integritas adalah kesatuan yang menyeluruh dalam kehidupan bangsa, baik sosial
maupun alamiah, potensial ataupun tidak potensial. Tantangan adalah merupakan
suatu usaha yang bersifat menggugah kemampuan, adapun ancaman adalah suatu
usaha untuk mengubah dan merombak kebijaksanaan atau keadaan secara
konsepsional dari sudut kriminal maupun politis. Adapun hambatan adalah suatu
kendala yang bersifat atau bertujuan melemahkan yang bersifat konseptual yang
berasal dari dalam sendiri. Apabila hal tersebut berasal dari luar maka dapat disebut
sebagai kategori gangguan.
Berdasarkan pengertian sifat-sifat dasarnya maka ketahanan nasional adalah:
a. Integratif
Hal itu mengandung pengertian segenap aspek kehidupan kebangsaan dalam
hubungannya dengan lingkungan sosialnya, lingkungan alam dan suasana ke
dalam saling mengadakan penyesuaian yang selaras dan serasi.
b. Mawas ke dalam
15

Ketahanan nasional terutama diarahkan kepada diri bangsa dan negara itu
sendiri, untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasionalnya. Pengaruh luarnya
adalah hasil yang wajar dari hubungan internasional dengn bangsa lain.
c. Menciptakan kewibawaan
Ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat integratif mewujudkan
suatu kewibawaan nasional serta memiliki deterrent effect , yang harus
diperhitungkan pihak lain.
d. Berubah menurut waktu
Ketahanan nasional suatu bangsa pada hakikatnya tidak bersifat tetap, melainkan
sangat dinamis. Ketahanan nasional dapat meningkat atau bahkan dapat
menurun, dan hal itu sangat tergantung kepada situasi dan kondisi.

H. Ketahanan Nasional di Indonesia

Letak kepulauan Indonesia yang strategis sejak dulu kala, memberikan


kemudahan sarana untuk berperan dalam percaturan hubungan antar bangsa di sekitar
Indonesia. Kedatangan Bangsa Eropa yang saling berebut pengaruh mulai bangsa
Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris, sampai bangsa Asia seperti Jepang menunjukkan
bahwa wilayah Nusantara banyak memberikan aspirasi kepada berbagai bangsa di
dunia untuk memperebutkan dan menguasainya. Disamping keinginan bangsa lain
untuk menguasai Indonesia, bukan sesuatu yang mudah untuk meyakinkan bangsa
Indonesia secara menyeluruh, bahwa negara yang di- Proklamasikan mampu
mengantar cita-cita dan tujuan perjuangan bangsa Indonesia. Hal ini terbukti adanya
16

pemberontakan PKI madiun 1948, serta pergolakan lain untuk memisahkan diri dari
NKRI, seperti adanya gerakan Aceh Merdeka, atau keinginanan mendirikan Papua
Merdeka menunjukkan bahwa ancaman dari dalam terhadap keutuhan NKRI ternyata
masih terjadi fluktuasi, yang sampai saat ini masih terjadi.
Kenyataan geografis yang strategis serta pengalaman sejarah mulai sebelum
dan sesudah proklamasi 1945, memberikan aspirasi kepada Bangsa Indonesia untuk
membangun ketahanan nasional di masa kini dan masa yang akan datang.
Ketangguhan dan keuletan dari SDM bangsa Indonesia, SDA yang ada, serta kondisi
alamiah membentuk ketahanan nasional. Ditempat awalnya geostrategi diartikan
sebagai geopolitik untuk kepentingan militer atau perang.  Di Indonesia geostrategi
diartikan sebagai metode untuk mewujudkan cita-cita proklamasi, sebagaimana
tercantum dalam Mukadimah UUD 1945, melalui proses pembangunan nasional. 
Karena tujuan itulah maka ia menjadi doktrin pembangunan dan diberi nama Ketahanan
Nasional. Mengingat geostrategi Indonesia memberikan arahan tentang bagaimana
membuat strategi pembangunan guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih
aman, dan sebagainya, maka ia menjadi amat berbeda wajahnya dengan yang
digagaskan oleh Haushofer, Ratzel, Kjellen dan sebagainya. Oleh karena itu berkaitan
dengan kondisi ketahanan nasional Indonesia, adalah kondisi dinamis bangsa dan
negara Indonesia. Sesuai dengan konsepsi ketahanan nasional, maka kondisi tersebut
mengandung suatu kemampuan untuk menyusun kekuatan yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia. Kekuatan ini diperlukan untuk mengatasi dan mengulangi berbagai bentuk
ancaman yang ditujukan terhedapat berbangsa dan negara Indonesia.

I.Pengaruh Aspek Ketahanan Nasional Terhadap Kehidupan 
Berbangsa dan Bernegara
17

1.      Pengaruh Aspek Ideologi


   Istilah ideologi berasal dari kata ‘ Idea ‘ yang berarti gagasan, konsep,
pengertian dasar dan ‘ logos ’ yang berarti Ilmu. Kata ‘ idea ‘ berasal dari bahasa
Yunani ‘ eidos ‘ yang berarti Bentuk. Maka secara harfiah , ideologi berarti ilmu tentang
pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, kata ‘ idea ‘ disamakan
artinya dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap itu
sekaligus merupakan suatu dasar, pandangan atau faham. Memang pada hakikatnya,
antara dasar dan cita-cita itu sebenarnya dapat merupakan satu kesatuan. Dasar
ditetapkan karena atas suatu landasan, asas atau dasar yang telah ditetapkan pula.
Dengan demikian ideologi mencakup pengertian tentang idea-idea, pengertian dasar,
gagasan dan cita-cita.
            Pengertian ideologi secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-
gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan,kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh
dan sistematis yang menyangkut :
a.       Bidang politik
b.      Bidang sosial
c.       Bidang kebudayaan
d.      Bidang keagamaan
            Maka ideologi negara dalam arti cita-cita negara atau cita-cita yang menjadi
basis bagi sautu teori atau sistem kenegaraan untuk seluruh rakyat dan bangsa yang
bersangkutan pada hakikatnya merupakan asas kerohanian yang antara lain memiliki
ciri sebagai berikut :
a.    Mempunyai derajad yang tertingi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
18

b.    Oleh karena itu mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia,


pandangan hidup, pedoman hidup, pegangan hidup yang dipelihara,
dikembangkan dan dilestarikan kepada generasi berikutnya.
 Dalam panggung politik dunia terdapat berbagai macam ideologi namun yang
sangat besar peranannya dewasa ini adalah ideologi Liberalisme, Komunisme serta
ideologi Keagamaan. Dalam masalah inilah bangsa Indonesia menghadapi berbagai
benturan kepentingan ideologis yang saling tarik menarik sehingga agar bangsa
Indonesia memiliki visi yang jelas bagi masa depan bangsa maka harus membangun
ketahanan ideologi yang berbasis pada falsafah bangsa sendiri yaitu ideologi Pancasila
yang bersifat demokratis, nasionalistis, religiusitas, humanistis dan berkeadilan sosial.
            Pada era reformasi ini yang sekaligus era global tarik-menarik kepentingan
ideologi akan sangat mempengaruhi postur ketahanan nasionaldalam bidang bangsa
Indonesia, terutama banyak kalangan aktivis politik yang justru menjadi budak ideologi
asing, sehingga berbagai aktivitasnya akan berpengaruh bahkan sering melakukan
tekanan terhadap ketahanan ideologi bangsa Indonesia.

2.      Pengaruh Aspek Politik

Dalam kehidupan bernegara, istilah politik memiliki makna bermacam-macam,


dan kesemuanya itu dapatdikelompokan menjadi dua macam yaitu :
Pertama : politik sebagai sarana atau usaha untuk memperoleh kekuasaan dan
dukungan dari masyarakat dalam melakukan kehidupan bersama. Dengan
demikian politik dapat dikatakan menyangkut kekuatan hubungan (power
relationship). Dengan kata lain, polotik mengandung makna usaha dalam
19

memperoleh, memperbesar, memperluas serta mempertahankan kekuasaan


yang dalam bahasa inggris dikenal dengan isltilah politics.    
Kedua :      politik dipergunakan untuk menunjuk kepada suatu rangkaian kegiatan atau
cara-cara yang dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan yang dianggap
baik. Secara singkat politik dapat diartikan sebagai suatu kebijakan yang
dalam bahasa inggrisnya dengan istilah policy.

            Dalam proses reformasi mekanisme lima tahuna yang tertuang dalam proses
politik selama masa Orde baru kurang memberikan ruang kepada terwujudnya proses
demokrasi. Hal ini dilakukan oleh kalangan eksekutif maupun legislatif dengan
melakukan reformasi pada bidang politik, dan yang paling esensial adalah melakukan
reformasi terhadap Undang-Undang politik tahun 1985, dan diganti dengan Undang-
Undang Politik no. 4 tahun 1999. Sesuai dengan sistematisasi aspek kehidupan politik
tersebut satu dengan lainnya saling mempengaruhi secara menyeluruh. Oleh karena itu
adanya konotasi negatif terhadap pengertian politik,perlu diluruskan.
            Berikut beberapa hal-hal yang menyangkut ketahanan nasional dibidang politik,
antara lain:
1.      Menempatkan secara proporsional kedaulatan rakyat didalam kehidupan negara,
dalam arti kesempatan, kebebasan yang menempatkan hak dan kewajiban,
partisipasi rakyat yang menentukan kebijaksanaan nasional.
2.      Memfungsikan lembaga-lembaga  negara, sesuai dengan ketentuan konstitusi
yaitu kedudukan, peran, hubungan kerja, kewenangan dan produktivitas.
3.      Menegakkan keadilan sosial dan keadilan hukum.
4.      Menciptakan situasi yang kondusif, dalam arti memelihara dan mengembangkan
budaya politik.
5.      Meningkatkan budaya politik dalam arti luas, sehingga kekuatan sosial politik
sebagai pilar demokrasi dapat melaksanakan hak dan kewajiban dengan
semestinya.
6.      Memberikan kesempatan yang optimal kepada saluran-saluran politik untuk
memperjuangkan aspirasinya secara proporsional. Saluran-saluran politik itu antara
20

lain : partai politik, media massa, kelompok moral, kelompok kepentingan agar
tumbuh rasa memiliki, partisipasi dari seluruh rakyat.
7.      Melaksanakan pemilihan umum, secara demokratis secara langsung, bebas,
rahasia, jujur dan adil.
8.      Melaksanakan sosial control yang bertanggung jawab kepada jalannya
pemerintahan negara, walaupun tidak harus menjadi partai oposisi.
9.      Menegakkan hukum dan menyelenggarakan keamanan dan ketertiban
masyarakat.
10.  Mengupayakan pertahanan dan keamanan nasional.
11.  Mengupayakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Unsur-unsur tersebut sangat penting direalisasikan demi terwujudnya ketahanan


nasional dalam bidang politik. Namun dalam era reformasi dewasa ini terdapat berbagai
macam perbenturan kepentingan politik dengan alas an kebebasan, demokrasi, HAM
serta pemberantasan KKN, sehingga tidak menumbuhkan kesadaran bernegara yang
positif. Akibatnya kepentingan nasional sebagai kepentingan rakyat bersama
terabaikan,dan sebagaimana kita lihat sendiri yang menjadi korban adalah rakyat.
Kebijaksanaan negara tidak diarahkan kepada perbaikan kondisi dan nasib rakyat
melainkan sentiment dan persaingan politik yang tidak sehat. Oleh karena itu untuk
terwujudnnya ketahanan politik dalam era reformasi dewasa ini seluruh lapisan
kekuatan sosial politik harus memiliki kesadaran akan pentingnya bernegara demi
terwujudnya kesejahteraan rakyat.

3.      Ketahanan pada Aspek Ekonomi


21

Ketahanan ekonomi adalah merupakan suatu kondisi dinamis kehidupan perekonomian


bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan, kekuatan nasional dalam menghadapi
serta mengatasi segala tantangan dan dinamika perekonomian baik yang datang dari
dalam maupun dari luar negara Indonesia, dan secara langsung maupun tidak langsung
menjamin kelangsungan dan peningkatan perekonomian bangsa dan negara republic
Indonesia yang telah diatur berdasarkan UUD 1945.
            Wujud ketahanan ekonomi tercermin dalam kondisi kehidupan perekonomian
bangsa yang mampu memelihara stabilitas ekonomi yang sehat dan dinamis,
mencipatakan kemandirian ekonomi nasional yang berdaya saaing tinggi, dan
mewujuidkan kemakmuran rakyat yang secara adil dan merata. Dengan demikian,
pembangunan ekonomi diarahklan kepada menetapnya ketahanan ekonomi melalui
suatu iklim usaha yang sehat serta pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,
tersedianya barang dan jasa, terpeliharanya fungsi lingkungan hidup serta
meningkatnya daya saing dalam lingkup perekonomian global.
            Pencapaian tingkat ketahanan ekonomi yang diinginkan memerlukan
pembinaan berbagai hal, yaitu antara lain:
1)      Sistem ekonomi Indonesia diarahkan untuk dapat mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan yang adil dan merata di seluruh wilayah  negara Indonesia, melaalui
ekonomi kerakyatan serta menjamin kesinambungan pembangunan nasional dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara yang berdasarkan UUD 1945.
2)      Ekonomi kerakyatan harus menghinddarkan diri dari :
a). sistem free fight liberalism yang hanya menguntungkan pelaku      ekonomi yang
bermodal tinggi dan tidak memungkinkan berkembangnya ekonomi kerakyatan.
b). sistem etatisme, dalam arti negara beserta aparatur ekonomi negara bersifat
dominan serta mendesak dan mematikan potensi dan daya kreasi unit-unit
eekonomi di luar sektor negara.
c). pemusatan kekuatan ekonomi pada satu kelompok dalam bentuk monopoli yang
merugikan masyarakat dan bertentangan dengan cita-cita keadilan sosial.
3)      Struktur ekonomi dimantapkan secara seimbang dan saling menguntungkan
dalam keselarasan dan keterpaduan antara sector pertanian perindustrian serta
jasa.
22

4)      Pembangunan ekonomi, yang merupakan usaha bersama atas dasar asas


kekeluargaan dibawah penngawasan anggota masyarakat, memotivasi dan
mendorong peran seerta masyarakat secara aktif. Keterkaitan dan kemitraan antar
para pelaku dalam wadah kegiatan ekonomi, yaitu pemerintah, badan uasaha milik
negara, koperasi badan usaha swasta, dan sector informal harus di usahakan demi
mewujudkan pertumbuhan, pemerataan dan stabilitas ekonomi.
5)      Pemerataan pembangunan dan pemanfaatan hasil-hasilnya senantiasa
dilaksanakan dengan memperhatikan keseimbangan dan keserasian
pembangunan antar wilayah dan antar sector.
6)      Kemampuan bersaing harus ditumbuhkan secara sehat dan dinamis untuk
mempertahankan serta meningkatkan eksistensi dan kemandirian perekonomian
nasional. Upaya ini dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya  nasional secra
optimal serta sarana iptek yang tepat guna dalam menghadapi setiap
permasalahan, dengan tetap memperhatikan kesempatan kerja (Lemhanas, 2000).
            Demikianlah ketahan ekonomi yang hakikatnya merupakan suatu kondisi
kehidupan perekonomian bangsa berlandaskan UUD 1945 dan dasar filosofi pancasila,
yang menekankan kesejahteran bersama, dan mampu memelihara stabilitas ekonomi
yang sehat dan dinamis serta menciptakan kemandirian perekonomian nasional dengan
daya saing yang tinggi.

4.      Ketahanan Pada Aspek Sosial Budaya

Wujud ketahanan bidang sosial budaya tercermin dalam kehidupan sosial


budaya bangsa yang mampu membentuk dan mengembangkan kehidupan sosial
budaya manusia dan masyarakat Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
23

Yang Maha Esa, rukun, bersatu, cinta tanah air, berkualitas, maju, dan sejahtera dalam
kehidupan yang serba selaras, serasi dan seimbang serta mampu menangkal penetrasi
budaya asing yang tidak sesuai denngan kebudayaan nasional. Esensi pengaturan dan
penyelenggaraan kehidupan sosial budaya bangsa Indonesia dengan demikian adalah
pengembangan kondis sosial budaya dimana setiap warga masyarakat dapat
merealisasikan pribadi dan segenap potensi manusiawinya berdasarkan pandangan
hidup, filsafat hidup dan dasar nilai yang telah  ada dan dimilikinya sejak zaman dahulu
kala, yang tertuang dalam filsafat negara pancasila. Nilai-nilai yang terkandung dalam
pancasila merupakan suatu asas kerohanian yang merupakan pedoman sikap bagi
setian tingkah laku setiap bangsa dan kehidupan kenegaraan Indonesia dan sekaligus
akan merupakan sumber semangat, motivasi serta jiwa bagi akselerasi dalam setiap
praktik kenegaraan, kemasyarakatan dan kebangsaan.
            Jikalau kita tinjau kondisi bangsa indoneia pada era reformasi dewasa ini
kondisi ketahanan sosial budaya kita sangat memprihatinkan. Hal ini dapat kita lihat
pada berbagai macam peristiwa yang terjadi di seluruh wilayah tanah air tercinta ini
selama reformasi. Kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa bahwa bangsa
Indonesia dapat mengenyam kebebasan melalui reformasi. Namun dalam
kenyataannya euphoria kebebasan itu justru berkembang kearah perpecahan bangsa,
berbagai tragedi penderutaan menimpa bangsa, komplek horizontal, serta penderitaan
anak-anak bangsa semakin bertambah. Misalnya akibat kebebasan yang tidak sesuai
dengan kondisi sosial budaya bangsa itu berbagai peristiwa seperti tragedy komplek di
Ambon, Poso, Sampit, Kalimantan Barat dan lain sebagainya
mengakibatkan  penderitaan rakyat. Sampai saat ini beberapa rakyat kita hidup di
kampong pengungsian, segala harapan musnah, masa depannya tidak jelas,
pekerjaan- pekerjaan dan harta bendanya hilang dirampas oleh kelompok bangsa kita
sendiri, dikejar- kejar dan dibantai, namun pemerintah negara hanya asyik berebut
kekuasaan dan mengembangkan sentimen polotik dengan alasan pemberantasan KKN.
Komnas HAM maupun kalangan LSM sering bertindak tidak adil yaitu tidak pernah
menindak pelanggaran HAM berat yang di lakukan oleh kelompok masyarakat. Mereka
hanya curiga terhadap aparat dan penguasa negara, hukum tidak diterapkan dengan
tegas, kalangan elit politik hanya berdiskusi penting atau tidak penerapan hukum
24

darurat namun setiap menit, setiap jam banyak nyawa dibantai dengan tidak
berperikemanusiaan.
            Hal itu sebagai bukti pada era reformasi saat ini kita tidak memperhatikan
ketahanan bidang sosial budaya, sehingga penafsiran yang keliru akan kebebasan
mengakibatkan konflik dan dimanfaatkan oleh kelompok masyarakat yang ingin
menindas kelompok lainnya, bahkan pada reformasi dewasa ini telah meledak kasus
SARA, yang tatkala zaman Orde Baru dahulu sering dikritik oleh kalangan elit politik
serta LSM, namun dalam kenyataannya pada saat reformasi dewasa ini benar-benar
meledak dan terjadi. Anehnya sampai saat ini sulit mengatasinya, dan korban terus
berjatuhan.
            Dalam hubungan ketahanan bidang sosial budaya harus diingat bahwa
demokrasi harus menyentuh seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat, tidak hanya
politik saja melainkan juga dengan sosial, budaya, ekonomi bahkan umat beragama.
Oleh karena itu, sudah saaatnya kalangan intelektual kampus mengembangkan
ketahanan nasional bukannya untuk kekuasaan, ideology atau sekelompok penguasa
atau bahkan bukan untuk reformasi melainkan untuk kesejahteraan dan kebersamaan
seluruh elemen bangsa untuk hidup aman, tenteram, damai yang Berketuhanan Yang
Maha Esa dan berkemanusiaan yang adil dan beradab.

5.      Ketahanan pada Aspek Pertahanan dan Keamanan

a)      Pertahanan dan keamanan harus dapat mewujudkan kesiap siagaan serta upaya
bela negara, yang berii ketangguhan, kemampuan dan kekuatan melalui
penyelenggaraan Siskamnas (Sishamkamrata) untuk menjamin kesinambungan
Pembangunan Nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan negara Republik
25

Indonesia yang berdasarkan filsafat Pancasila dan landasan konstitusional UUD


1945.
b)      Bangsa Indonesia cinta damai akan tetapi lebih cinta kemerdekaan dan
kedaulatan.
c)      Pembangunan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan keamanan
dimanfaatkan untuk menjamin perdamaian dan stabilitas keamanan demi
kesinambungan pembangunan nasional dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara.
d)     Potensi nasional dan hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai harus dilindungi
dari segala ancaman dan gangguan agar dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan
kesejahteraan lahir dan batin segenap lapisan masyarakat Indonesia.
e)      Perlengkapan dan peralatan untuk mendukung pembangunan kekuatan dan
kemampuan pertahanan dan keamanan sedapat mungkin dihasilkan oleh industry
dalam negri.
f)       Pembangunan dan penggunaan kekuatan dan kemampuan pertahanan dan
keamanan harus di selenggarakam oleh manusia-manusia yang berbudi luhur, arif,
bijaksana, menghormati HAM, dan menghayati makna nilai dan hakikat perang dan
damai.kelangsungan hidup dan perkembangan hidup bangsa memerlukan
dukungan manusia-manusia yang bermutu tinggi, tanggap, tangguh, bertanggung
jawab, rela berjuang, dan berkorban demi kepentingan bangsa dan negara di atas
golongan dan pribadi.
g)      Sebagai tentara rakyat, tentara pejuang dan tentara nasional, TNI berpedoman
pada sapta marga yang merupakan penjabaran dari asas kerohanian negara
pancasila. Dalam keadaan damai TNI dikembangkan dengan kekuatan kecil,
profesional, efektif, efisien, dan modern bersama segenap kekuatan perlawanan
bersenjata dalam wadah Siskamnas (Sishankamrata) yang strateginya adalah
penangkalan. Sebagai kekuatan inti Kamtibnas, Polri bepedoaman kepada Tri
Brata dan Catur Prasetiya dan dikembangkan sebagai kekuatan yang mampu
melaksanakan penegakan hukum, pemeliharaan keamanan dan penciptaan
ketertiban masyarakat.
26

h)  Kesadaran dan ketaatan masyarakat kepada hukum perlu terus menerus
ditingkatkan.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Ketahanan Nasional


Indonesia
            Kondisi kehidupan nasional merupakan suatu pencerminan ketahanan nasional
yang mencakup aspek ideology, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamaanan. Kondisi ini harus ada dalam semua aspek kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang
berlandaskan ideal pancasila dan konstitusional UUD 1945, dan landasan visional
wawasan nusantara. Untuk mewujudkan keberhasilan ketahanan nasional setiap warga
negara Indonesia perlu :
1)      Memiliki semangat perjuangan bangsa dalam bentuk perjuangan non fisik yang
disertai keuletan dan ketangguhan tanpa kenal menyerah dan mampu
mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala tantangan,
ancaman, gangguan dan hambatan yang datang dari luar maupun dari dalam untuk
menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
pencapaian tujuan nasional.
2)      Sadar dan peduli dan pengaruh-pengaruh yang timbul pada aspek ideology,
politik, ekonomi, soaial budaya dan pertahanan keamanan sehingga setiap warga
negara Indonesia dapat mengeliminir pengeruh tersebut.
Apabila setiap warga negara Indonesia memiliki semangat perjuangan bangsa,
sadar serta peduli terhadap pengaruh yang timbul serta mengeliminir pengaruh
tersebut, Ketahanan Nasional Indonesia akan berhasil. Perwujudan Ketahanan
Nasional memerlukan satu kebijakan umum dan pengambilan kebijakan yang disebut
politik dan strategi nasional ( Polstranas) (Lemhanas, 2000).
Deminkianlah letak pentingnya pengaruh aspek pertahanan dan keamanan
nasional dalam mewujudkan cita-cita nasional, terutama kearah terwujudnya
masyarakat yang berkeadilan dan berkemakmuran. Hal ini menjadi sangat penting
sekali terutama pada kondisi bangsa Indonesia yang sedang melakukan reformasi
diberbagai bidang dan kondisi bangsa yang sedang mengalami krisis multidimensional
27

dewasa ini. Hakikat tujuan reformasi pada akhirnya adalah perbaikan nasib bangsa
agar menjadi lebih sejahtera, makmur, tenteram, aman dan damai. Hal yang demikian
ini dapat tercapai manakala pertahanan dan keamanan dapat terwujud dengan
proporsional dan memadai.

7. Keberhasilan Ketahanan Nasional Indonesia


Geostrateginya Indonesia adalah Ketahanan Nasional. Ketahanan Nasional
harus diwujudkan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan kesejahteraan dan
pendekatan keamanan. Pada pendekatan kesejahteraan erat kaitannya dengan warga
Indonesia. Warga Indonesia akan sejahtera apabila hidup mereka tercukupi, apabila
mereka makmur dan apabila mereka tidak sengsara. Jika ingin kehidupan mereka
tercukupi, maka salah satunya adalah dengan pemaksimalan pemanfaatan sumber
daya alam atau kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia. Dengan pemanfaatan yang
maksimal, maka warga-warga Indonesia hidupnya akan terjamin karena mereka tahu
bagaimana cara menggunakan sumber daya yang mereka punya di sekitar mereka.
Apabila hidup mereka terjamin dan mengalami peningkatan yang bagus maka akan
membantu pula dalam pembangunan Negara Indonesia menjadi negara yang lebih
maju juga.

Kekayaan alam yang dimiliki Indonesia tentunya sangat banyak sekali, dari
Sabang sampai Merauke. Tak hanya hewani maupun nabati, tetapi kekayaan alam
tambang pun ada di Indonesia. Itu dikarenakan letak geografis Indonesia yang diapit
oleh 2 Samudera dan 2 Benua. Walaupun Indonesia juga berada pada jalur patahan
lempeng bumi, Indonesia masih mendapatkan dampak positif dari letaknya itu. Antara
lain, Indonesia menjadi jalur perdagangan internasional, Indonesia memiliki kekayaan
alam yang beraneka ragam, memiliki keanekaragaman budaya karena adanya
akulturasi budaya dari berbagai negara.

Kembali lagi ke pemanfaatan kekayaan alam yang belum maksimal, mengapa?


Karena terkadang warga Indonesia tidak tahu apa saja yang terdapat di tempat yang ia
tinggali, kurangnya pengetahuan tentang pemanfaatan sumber daya juga dapat
28

mempengaruhi hal tersebut. Apalagi dalam hal untuk eksplorasi seperti itu
membutuhkan teknologi yang cukup baik, sayangnya Indonesia ini dalam bidang
teknologi belum terlalu mumpuni seperti negara-negara maju yang lain. Maka dari itu,
sesungguhnya diperlukan adanya inovasi di bidang teknologi guna penciptaan ide-ide
cemerlang. Namun ada hal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum mengadakan
inovasi tersebut? Apakah itu? Yaitu dengan peningkatan mutu pendidikan, karena
dengan tingginya mutu pendidikan Indonesia maka akan lahir para observator dan juga
peneliti yang siap meneliti apa saja sebenarnya yang terkandung pada tanah-tanah
Indonesia yang sangat banyak ini. Jika menemukan sebuah hal yang baru, menemukan
sebuah penemuan yang baru, menemukan sebuah kekayaan alam yang baru, tinggal
tunggu apalagi? Langsung saja dikerahkan seluruh warga sekitar untuk membantu
mereka dalam penilitian tersebut dan meminta warga sekitar untuk selalu mengolah
sumber daya tersebut dengan pantauan peneliti-peneliti Indonesia.

Karena ironi sekali, apabila yang menemukan kekayaan alam Indonesia adalah
bukan dari warga negara Indonesia itu sendiri. Ibaratnya, kita yang menempati, kita
yang merasakan, tapi kok kita tidak tahu apa saja yang terkandung di bawah tanah
yang kita tinggali? Maka sesungguhnya dengan bantuan yang besar dari pemerintah
dalam pemanfaatan sumber daya yang maksimal dapat membuat rakyat menjadi
sangat makmur dan sejahtera.

Kesimpulannya, bahwa geostrategi Indonesia bidang pengelolaan sumber daya


alam belum maksimal dan perlu adanya pemaksimalan atau pemantapan lagi dengan
adanya kerja sama antara pemerintah dengan warga. Dengan pemanfaatan sumber
daya alam yang maksimal, tentu dapat meningkatkan Ketahanan Nasional karena
rakyat-rakyat Indonesia akan lebih makmur dan sejahtera serta perlahan-lahan cita-cita
Indonesia akan tercapai yaitu pada aspek memajukan kesejahteraan umum.
29

DAFTAR PUSTAKA

A. Ubaedillah, Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) Pancasila, Demokrasi, dan Pencegahan


Korupsi. Cet. I. Jakarta: Prenadamedia Gruop, 2015.

Abdillah, dkk. Responses Of Indonesia Muslim Intellektuals To The Concept Of Democrasy (1966-1993).
Terje. Wahid Wahab, Demokrasi di Persimpangan Makna: Respons Intelektual Muslim Indonesia
Terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993). Cet. I. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 1999.

Abdul Choliq Dahlan, Hukum, Profesi Jurnalistik dan Etika Media Massa.
Jurnal hukum. Vol. XXV. No. 1. April 2011.

Agus Dwiyono, dkk, Kewarganegaraan untuk Kelas 2 SMP. Cet. II. Jakarta:
Yudhistira, 2004.

Anak Agung Banyu Perwita, dkk, Pengantar Kajian Strategi. Cet. I.


Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013.

Bambang Tri Purwono dkk, Khazanah Kewarganegaraan untuk SMA dan MA Kelas X. Cet. I. Jakarta: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandari, 2010.
30

Benny Ahmad Benyamin, dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP dan MTs Kelas VIII. Cet. I. Jakarta:
PT. Mapan, 2007.

Cholisin, Pancasila Sebagai Ideologi Negara dan Relevansinya Dengan Kondisi Saat Ini. Disampaikan Pada
Kegiatan Workshop Pengembangan Bahan Ajar PKn dan Penyusunan Dokumen II KTSP MGMP PKn
SMP Kabupaten Kulon Progo Semester Gasal Tahun 2011/2012.

Dadang Sundawa dkk, Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Menengat Pertama/Madrasah Tsanawiyah


Kelas VIII. Edisi. IV. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional 2008.

Anda mungkin juga menyukai