Anda di halaman 1dari 30

HUBUNGAN

INDUSTRIAL

HUKUM
KETENAGAKERJAAN
NAMA KELOMPOK

01
Ferdy Surya Chandya
B10020299

02 Chandrika Difani Putri


B10020261

03 Nur Jannah Suhariyanto


B10020285

04
Venesia Aurelia Zahara
B1002041

05
Andre Dwilingga Sadewa
B10020264
DEFENISI

Hubungan Formal yang terdapat antara


Kelompok Manajemen dan Kelompok
Pekerja yang terdapat dalam suatu
organisasi (Prof Dr Sondang P Siagian,
MPA, Manajemen Sumber Daya
Manusia)
Hubungan Industrial adalah suatu
sistem hubungan yang terbentuk antara
para pelaku dalam proses produksi
barang dan/atau jasa yang terdiri dari
unsur pengusaha , pekerja/buruh dan
pemerintah yang didasarkan pada nilai
– nilai Pancasila dan UUD 45
TUJUAN
1. Menciptakan ketenangan kerja
dan ketenangan berusaha
2. Menciptakan iklim yang
kondusif bagi peningkatan
produktivitas untuk
pengembangan usaha dan
peningkatan kesejahteraan
pekerja beserta keluarganya
3. Menciptakan Iklim yang
mendorong kemajuan usaha dan
peningkatan investasi dalam
rangka pertumbuhan ekonomi
nasional yang mampu
memperluas kesempatan kerja
dan mengurangi pengangguran
LINGKUP HUBUNGAN
INDUSTRIAL
-Seluruh permasalahan yang
berkaitanbaik langsung
maupun tidak langsung
dalam hubungan antara
Pengusaha dan Pekerja
SARANA HUBUNGAN
INDUSTRIAL

Untuk mencapai tujuan


Hubungan Industrial,
dilaksanakan melalui sarana :
-Serikat Pekerja/Serikat Buruh
- Organisasi Pengusaha
- Lembaga Kerja Sama Bipartit
- Lembaga Kerja Sama Tripartit
- Peraturan Perusahaan
- Perjanjian Kerja Bersama
- Peraturan Perundang2an
Ketenagakerjaan
- Lembaga Penyelesaian
Perselisihan Hubungan Industrial
PARAMETER
PENGELOLAAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL

• Tingkat Produktivitas Karyawan


(Employee Productivity)Tingkat
produktivitas karyawan dapat
menjadi indikator terhadap proses
pengelolaan Hubungan Industrial di
perusahaan. Hubungan industrial
yang sehat akan mendorong
terciptanya keamanan dan
kenyamanan kerja.
• Perputaran Karyawan
(Employee Turn-over)
Merupakan tingkat
perpindahan karyawan yang
melewati batas syarat
kuantitas dan kualitas
karyawan dari sebuah
perusahaan; terjadi karena :
mengundurkan diri, pensiun,
diberhentikan, cacat tetap,
meninggal atau promosi ke
anak perusahaan
PERAN UNSUR-UNSUR
TRIPARTIT

Kelangsungan usaha dan


ketenangan bekerja -
Pekerja/Buruh, Serikat
Pekerja/Serikat Buruh
- codetermination
- Pengusaha -> kebijakan
- Partner produksi,
keuntungan, tanggung
jawab
- Pemerintah
FUNGSI PEMERINTAH

- Menetapkan kebijakan
-Memberikan pelayanan
-Melaksanakan
pengawasan
- Melakukan penindakan
terhadap pelanggaran
peraturan perundang-
undangan
ketenagakerjaan
- Menyelenggarakan
penyelesaian
perselisihan/peradilan
SERIKAT
PEKERJA/SERIKAT BURUH

- Dibentuk dari dan oleh pekerja


- Di perusahaan atau di luar
perusahaan
- Bersifat bebas, terbuka,
mandiri, demokratis, dan
bertanggungjawab
- Bertujuan untuk:
o memperjuangkan, membela,
serta melindungi hak dan
kepentingan
pekerja/buruh
o meningkatkan kesejahteraan
pekerja/buruh dan keluarganya
- UU no. 21 tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja/Serikat Buruh
PEMBENTUKAN SERIKAT
PEKERJA

- Atas dasar sektor usaha, jenis


pekerjaan, atau bentuk lain
sesuai kehendak buruh
- Setiap pekerja hanya berhak
menjadi anggota dari 1 (satu)
serikat pekerja
- 1(satu) serikat pekerja
menghimpun sekurang-
kurangnya 10 pekerja/buruh
PEMBENTUKAN SERIKAT
PEKERJA

- Untuk pekerja yang memegang


jabatan yang mungkin
menimbulkan pertentangan
kepentingan, tidak boleh menjadi
pengurus serikat pekerja
- Tidak boleh ada diskriminasi
keanggotaan
- Hal-hal intern diatur dalam
AD/ART
- Pemberitahuan
kepadainstansiyangberwenangun
tukpencatatan -> nomor bukti
pencatatan
ORGANISASI PENGUSAHA

• Perkumpulan dari
pengusaha
• Dibentuk berdasarkan
kebutuhan pengusaha
• Pengusaha -> orang
perseorangan, persekutuan
atau badan hukum yang
menjalankan suatu
perusahaan milik sendiri,
atau bukan miliknya, berada
di Indonesia atau sebagai
wakil perusahaan yang
berkedudukan di luar
wilayah Indonesia
Perundingan bipartit adalah :

perundingan antara
pekerja/buruh atau serikat
pekerja/ serikat buruh dengan
pengusaha untuk menyelesaikan
perselisihan hubungan industrial
dalam satu perusahaan, yang
dilakukan dengan prinsip
musyawarah untuk mencapai
mufakat secara kekeluargaan dan
keterbukaan.

Perundingan Bipartit merupakan


seni penyelesaian antara kedua
belah pihak yang dapat
dikembangkan sesuai
kemampuan, kondisi dan
perselisihan yang dihadapi.
LEMBAGA KERJASAMA
BIPARTIT

- Anggotanya terdiri dari wakil


Pengusaha dan Pekerja (SP/SB
yang tercatat atau perwakilan
Pekerja)
- Berada di tingkat Perusahaan
- Sebagai forum komunikasi dan
konsultasi mengenai hal-hal
yang berkaitan
dengan Hubungan Industrial di
perusahaan
- Wajib dibentuk di perusahaan
yang pekerjanya 50 orang atau
lebih
-> Sanksi Administratif
TRIPARTIT

Tripartit adalah forum


komunikasi, konsultasi
dan musyawarah tentang
masalah ketenagakerjaan
yang anggotanya terdiri
dari unsur Pemerintah,
organisasi pengusaha, dan
serikat pekerja/serikat
buruh.
TUGAS TRIPARTIT

LKS Tripartit Nasional


mempunyai tugas
memberikan
pertimbangan, saran, dan
pendapat kepada Presiden
dan pihak terkait dalam
penyusunan kebijakan
dan pemecahan masalah
ketenagakerjaan secara
nasional.
LEMBAGA KERJASAMA
TRIPARTIT
- Forum komunikasi,
konsultasi dan musyawarah
- Terdiri dari organisasi
pengusaha, SP/SB dan
Pemerintah
- Untuk memberi
pertimbangan, saran dan
pendapat kepada pemerintah
dan pihak terkait dalam
penyusunan kebijakan dan
pemecahan masalah
ketenagakerjaan
- Didasarkan pada wilayah
PERATURAN PERUSAHAAN
- Peraturan tertulis yang dibuat
oleh pengusaha
- Memuat syarat-syarat kerja dan
tata tertib perusahaan, termasuk
hak dan
kewajiban pengusaha dan
pekerja
- Wajib disusun oleh pengusaha
yang mempekerjakan minimal 10
orang
- Perlu pengesahan, dan masa
berlaku maksimal 2 tahun
-> Sanksi pidana denda
PERJANJIAN KERJA
BERSAMA

- Perjanjian antara SP/SB atau


beberapa SP/SB (yang tercatat
pada instansi yang
bertanggungjawab dan
anggotanya 50 % dari
keseluruhan pekerja atau
dukungan atau koalisi anggota)
dengan pengusaha atau
beberapa/perkumpulan
pengusaha
- Memuat syarat-syarat kerja,
hak dan kewajiban kedua pihak
- Jangka waktu 2 tahun + 1 tahun
- Sebagai acuan dalam
pembuatan perjanjian kerja
LEMBAGA PENYELESAIAN
PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL

- Menyelesaikan
perselisihan hubungan
industrial yang terjadi: di
luar pengadilan (melalui
Mediasi, Konsiliasi atau
Arbitrase) atau melalui
pengadilan
- UU no. 2 tahun 2004
tentang PPHI
PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL

adalah perbedaan pendapat


yang mengakibatkan
pertentangan antara
Pengusaha atau Gabungan
Pengusaha dengan
Pekerja/Buruh atau SP/SB
karena adanya Perselisihan
Hak, Kepentingan, PHK dan
antar SP/SB dalam satu
Perusahaan.
BENTUK-BENTUK
PERSELISIHAN
1. Hak : perselisihan yang timbul
karena tidak dipenuhinya hak,
akibat adanya perbedaan
pelaksanaan atau penafsiran
terhadap ketentuan perundang-
undangan, PK, PP, atau PKB.
2. Kepentingan : Perselisihan
yang timbul dalam hubungan
kerja karena tidak adanya
kesesuaian pendapat mengenai
pembuatan, dan/ atau perubahan
syarat-syarat kerja yang
ditetapkan dalam PK, atau PP,
atau PKB.
3. PHK : Perselisihan yang
timbul karena tidak adanya
kesesuaian pendapat
mengenai pengakhiran
hubungan kerja yang
dilakukan salah satu pihak.
4. Antar SP/SB : Perselisihan
antara SP/SB dengan SP/SB
lain hanya dalam satu
perusahaan, karena tidak
adanya kesesuaian paham
mengenai keanggotaan,
pelaksanaan hak dan
kewajiban
keserikatpekerjaan.
PERBEDAAN MEDIASI DAN
KONSILIASI

Mediasi Konsiliasi
• Penyelesaian perselisihan • Penyelesaian perselisihan
hak, perselisihan kepentingan, perselisihan PHK
kepentingan, perselisihan dan perselisihan antar Serikat
PHK, dan perselisihan Pekerja hanya dalam satu
antar Serikat Pekerja hanya perusahaan melalui musyawarah
yang ditengahi oleh seseorang
dalam 1 perusahaan
atau lebih konsiliator yang
melalui musyawarah yang netral.
ditengahi oleh seseorang • Merupakan salah satu tawaran
atau lebih mediator yang alternatif penyelesaian yang
netral. ditawarkan oleh Pegawai
Disnakertrans.
• Mediator adalah Pegawai
• Konsiliator adalah satu orang
Disnakertrans yang atau lebih yang memenuhi
memenuhi syarat- syarat syarat-syarat sebagai konsiliator
sebagai mediator yang yang ditetapkan oleh menteri,
ditetapkan oleh Menteri. terdaftar di Disnakertrans.
PERANAN PEMERINTAH
DALAM PENYELESAIAN
PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
- Menetapkan berbagai peraturan
perundang – undangan tentang
hubungan industrial dalam negara dan
cara – cara penyelesaiannya jika terjadi
gangguan dalam hubungan industrial
- Mengawasi pelaksanaan berbagai
peraturan perundang – undangan
- Mencegah timbulnya perselisihan
atau pertikaian perburuhan
- Bertindak selaku mediator apabila
perselisihan atau pertikaian perburuhan
terjadi sehingga diperoleh
penyelesaian yang serasi antara lain
dengan mempermudah prosedur yang
ditempuh dalam proses arbitrasi
PERANAN DEPARTEMEN
SDM DALAM
PENYELESAIAN
PERSELISIHAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Fungsi SDM dalam hal-hal yang
menyangkut penyelenggaraan
hubungan industrial di perusahaan :
• Pembuatan Peraturan
Perusahaan/Kesepakatan Kerja
Bersama
• Menjalin kerjasama dengan
Departemen Tenaga Kerja
• Menyelesaikan perselisihan antara
perusahaan dengan serikat pekerja atau
karyawan.
• Membangun dan merekomendasikan
sistem SDM yang mampu membangun
hubungan industrial yang relatif adil
bagi pekerja dan pengusaha
Hubungan Industrial adalah
aspek yang tidak dapat
diciptakan dalam waktu singkat,
melainkan merupakan akumulasi
hubungan baik yang terjalin
seiring waktu antara pengusahan
dan pekerja. Hubungan yang
terbangun dengan baik pun dapat
runtuh dalam waktu singkat
dikarenakan satu kesalahan saja,
di mana sebenarnya satu
kesalahan ini
merupakan puncak akumulasi
berbagai kejadian masa lampau
yang tidak pernah diselesaikan
secara tuntas oleh pengusaha
THANKS

DOSEN : Ratna Dewi .SH.M.H

Anda mungkin juga menyukai