Anda di halaman 1dari 2

TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan pustaka atau tela‟ah pustaka ataupun juga bisa disebut landasan teori merupakan
studi pendahuluan (preliminary study) yang bertujuan untuk mencari data tentang masalah yang
di teliti, yang dikaitkan dengan hasil-hasil penelitian yang telah ada dan atau hasil studi
pustaka .Penelitian yang dilakukan oleh Datu Kharisma Pradita Kesuma Mahasiswa Jurusan
Fakultas Hukum Universitas Mataram yang berjudul “Pengelolaan Hutan Adat Oleh Masyarakat
Adat Di Kecamatan Bayan Kabupaten Lombok Utara” Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pengelolaan hutan adat berdasarkan masyarakat adat serta faktor-faktor
penghambatnya dan upaya apa yang dilakukan masyarakat adat dalam mengatasi hambatan
tersebut.
Menurut Bambang Pamulardi, pengertian hutan tidak dianut pemisahan secara horizontal
antara suatu lapangan (tanah) dengan apa yang diatasnya. Antara suatu lapangan (tanah),
tumbuh-tumbuhan/alam hayati dan lingkungannya merupakan suatu kesatuan yang utuh; hutan
yang dimaksud ini adalah dilihat dari sudut de facto yaitu kenyataan dan kebenarannya di
lapangan. Di samping itu adanya suatu lapangan yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan,
dimaksudkan untuk menetapkan suatu lapangan (tanah) baik yang bertumbuhan pohon atau tidak
sebagai hutan tetap. Dalam ketentuan ini dimungkinkan suatu lapangan yang tidak bertumbuhan
pohon-pohon di luar kawasan hutan yang ditetapkan sebagai kawasan hutan. Keberadaan hutan
di sini adalah de jure (penetapan pemerintah).
Menurut Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (selanjutnya disebut
dengan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999), pengertian hutan tercantum dalam Pasal 1
angka 2, yang berbunyi:
“Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati
yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya
tidak dapat dipisahkan.”

Penelitian yang dilakukan oleh Hefri Oktoyoki Dari Program Studi Ilmu Pengelolaan Hutan
Sekolah Pasca Sarjana Di Institut Pertanian Bogor Pada Tahun 2016. Yang berjudul
“Pengelolaan Sumber Daya Hutan Di Kerinci Oleh Lembaga Adat” yang mana dalam penelitian
nya bahwa suatu kelembagaan adat atau yang disebut dengan ninek mamak di kerinci, mereka
selaku pemangku adat atau selaku pemangku adat sangat memiliki peran penting dalam
mengelola sumber daya hutan sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat adat kerici.

Menurut Pasal 1 UU No.41 tahun 1999. “Hutan adat adalah hutan negara yang berada dalam
wilayah adat yang pengelolaannya diserahkan hukum adat”. Sehingga masyarakat hukum adat
tidak diakui kepemilikannya terhadap hutan, tetapi dapat memperoleh hak mengelola dan
memanfaatkan sebagai hutan adat.
Pada putusan MK perkara no. 35/PUU-X/2012 pasal 1 angka 6, pengertian hutan adat
mengalami perubahan yakni hutan adat adalah hutan yang berada dalam wilayah masyarakat
hukum adat. Pemberian hak pengelolaan hanya dapat direalisasikan apabila masyarakat hukum
adat terbukti masih ada.

Anda mungkin juga menyukai