Anda di halaman 1dari 7

PLKH II

(PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)


Instruktur : Aprilia Bhirini Slamet, S.H.

Nama : Farrel Rizqi Fahrezy


NIM : 202010110311506

Universitas Muhammadiyah Malang


Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum
2023

PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)


Tentang Kewenangan Universitas Lokadarma Forest (UKA Forest) Dalam
Mengelola Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi yang Terletak di
Kecamatan Ulu, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur Seluas 514ha
(lima ratus empat belas) hektar Sebagai Hutan Pendidikan dan Pelatihan.

Oleh :
Doni Jaya Adinata Prayoga, S.H., M.H., CLA., CTL.

Kepada Yth.
Universitas Lokadarma Forest (UKA Forest).
Di
Tempat

Dengan Hormat,
Bersama saya Doni Jaya Adinata Prayoga, S.H., M.H., CLA., CTL.
menyampaikan Pendapat Hukum (Legal Opinion) Tentang Kewenangan
Universitas Lokadarma Forest (UKA Forest) Dalam Mengelola Kawasan
Hutan Lindung dan Hutan Produksi yang Terletak di Kecamatan Ulu,
Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur Seluas 514ha (lima ratus empat
belas) hektar Sebagai Hutan Pendidikan dan Pelatihan, sebagai berikut :

A. KASUS POSISI (Case Position)


kronologis tentang adalah sebagai berikut :

1. Hutan Adalah salah satu sumber dari kekayaan Bangsa dan Negara
kita, baik dilihat dari aspek ekonomi maupun sosial budaya, ilmu
pengetahuan, dan kemasyarakatan. Pada aspek selanjutnya dari aspek
ilmu pengetahuan, hutan merupakan sumber untuk pendidikan baik
berupa berbagai penelitian hingga pelatihan.

2. menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999


tentang Kehutanan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan yang berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan
dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak
dapat dipisahkan.
3. Bahwa Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menjadi
lembaga yang menjalankan fungsi-fungsi pengelolaan hutan sebagaimana
yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan, dimana salah satu bagian di bawah kewenangan lahir sebuah
perusahaan yang menjalankan aktifitas pengelolaan hutan.

4. Seiring dengan perkembangan zaman serta tuntutan dalam ilmu


pengetahuan, maka hutan tidak hanya memiliki fungsi dalam penghidupan
dan diambil sumber dayanya saja, namun hutan dimanfaatkan juga dalam
hal pendidikan dan pelatihan. UKA Forest adalah Kawasan hutan
Pendidikan dan Pelatihan yang seluas 514ha (lima ratus empat belas)
hektar.
5. UKA Forest dalam hal ini telah mendapatkan legalitas tertanggal
31 Desember 2015 dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 678/MenLHK- Setjen/2015
Tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Pada Kawasan
Hutan Lindung dan Hutan Produksi yang Terletak di Kecamatan Ulu,
Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur Seluas 514ha (lima ratus empat
belas) hektar Sebagai Hutan Pendidikan dan Pelatihan.

6. Bahwa sebelum menjadi UKA Forest, hutan ini dikelola oleh


Perum Perhutani dan kemudian Perum Perhutani melimpahkan dan
memberikan hak kepemilikan pengelolaan sebagai Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) kepada Universitas Lokadarma.
KHDTK selanjutnya dibedakan berdasarkan kepentingannya yaitu Litbang
Kehutanan, Diklat Kehutanan, serta religi dan budaya setempat. Kawasan
hutan yang dikelola oleh UKA Forest termasuk dalam KHDTK Diklat
Kehutanan.

7. Bahwa hutan KHDTK milik UKA Forest sendiri, jauh sebelum dari
kepemilikan Perhutani yang dialikan ke Universitas Lokadarma, hutan
tersebut telah dihuni dengan sejumlah 20 Kepala Keluarga (KK) yang
menetap sejah dahulu yang disebut dengan Pemukim Magersari.

8. Bahwa seiring berjalannya waktu Pemukim Magersari merasa


terganggu dengan kehadiran para mahasiswa atau para peneliti yang
meneliti di UKA Forest. Mereka kemudian mendatangi pihak UKA Forest
untuk memberikan peringatan bahwa UKA Forest dilarang untuk
mengelola lahan tanpa seizin dari Pemukim Magersari karena Pemukin
Magersari tidak dapat mencari mata pencaharian saat penelitian sedang
dilangsungkan.

9. Bahwa kepemilikan Perhutani menjadi kepemilikan UKA Forest


sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor SK. 678/Men-LHK- Setjen/2015 Tentang
Penetapan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Pada Kawasan Hutan
Lindung dan Hutan Produksi. Dan tentu saja untuk pengelolaan lahan
hutan tersebut sudah sepenuhnya menjadi milik dari UKA Forest sebagai
Badan dibawah naungan Universitas Lokadarma.

10. Pada tanggal 10 Mei 2021 Pemukim Magersari Kembali


mendatangi pihak UKA Forest dengan membawa rombongan yang begitu
banyak untuk melakukan aksi demo kepada pihak UKA Forest lalu pihak
UKA Forest pun menanggapi dan mengajak berunding perwakilan dari
Pemukim Magersari. Hasil akhir yang didapatkan adalah pihak Pemukim
Magersari tetap pada pendiriannya untuk menguasai sendiri lahan UKA
Forest tersebut.

B. ISU HUKUM (Legal Issues)


Adapun yang menjadi permasalahan hukum antara lain :
1. Bagaimana Penerapan pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 41
Tahun 1999 tentang kewenangan hak kepemilikan pengelolaan sebagai
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) kepada Universitas
Lokadarma ?

2. Bagaimana kewenangan UKA Forest terhadap Peraturan Menteri


Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.
678/Men-LHK- Setjen/2015 Tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus Pada Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi ?

3. Bagaimana kewenangan Pemukiman Magersari mengenai Undang-


Undang yang telah ditetapkan terhadap hutan tersebut dan Peraturan
Menteri, bahwa sebelum diterbitkannya peraturan tersebut “Pemukiman
Magersari” telah ada sejak lama sebelum adanya Undang-Undang dan
Peraturan Menteri tersebut bahwa sebagai tanah-tanah bekas hak-hak
barat seperti eigendom atau hak erfpacht, atau dianggap sebagai tanah
bekas hak-hak adat, atau dianggap sebagai tanah negara bebas yang di
kemudian hari dapat ditambah, di duduki, digarap, serta dimohonkan hak
atas tanah tersebut (disertifikasi) ?

C. SUMBER HUKUM (Source of Law)


Adapun yang menjadi sumber hukum dalam opini hukum (legal opinion)
adalah sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
2. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Kehutanan.
3. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor SK. 678/MenLHK-Setjen/2015 Tentang Penetapan
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Pada Kawasan Hutan Lindung dan
Hutan Produksi.

D. ARGUMENTASI HUKUM (Legal Arguments)


1. Hutan merupakan sumber kekayaan Bangsa dan Negara, baik
ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial budaya, ilmu pengetahuan,
dan kemasyarakatan. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999
tentang Kehutanan. Pada Pasal 1 terutama pada ayat 2, dan 3 bahwa
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan
alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan
dan kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh Pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai
hutan tetap.

2. Bahwa pada tanggal 31 Desember 2015 Universitas Lokadarma


Forest (UKA Forest) mendapatkan izin atau legalitas untuk mengelola
Kawasan hutan Pendidikan dan Pelatihan yang seluas 514ha (lima ratus
empat belas) hektar dibawah naungan Perum Perhutani serta diterbitkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor SK. 678/MenLHK- Setjen/2015 Tentang Penetapan Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus Pada Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi
yang Terletak di Kecamatan Ulu, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa
Timur Seluas 514ha (lima ratus empat belas) hektar. Hutan ini dikelola
oleh Perum Perhutani dan kemudian Perum Perhutani melimpahkan dan
memberikan hak kepemilikan pengelolaan sebagai Kawasan Hutan
Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) kepada Universitas Lokadarma.

3. KHDTK selanjutnya dibedakan berdasarkan kepentingannya yaitu


Litbang Kehutanan, Diklat Kehutanan, serta religi dan budaya setempat.
Kawasan hutan yang dikelola oleh UKA Forest termasuk dalam KHDTK
Diklat Kehutanan. Di dalam Permen tersebut dijelaskan bahwa KHDTK
Diklat Kehutanan adalah kawasanhutan yang ditetapkan untuk kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan Kehutanan. Kegiatan tersebut ditujukan untuk
mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mampu
menguasai, memahami, serta mengembangkan pemahaman tentang
kehutanan. Hutan Pendidikan KHDTK UKA Forest dijadikan wadah untuk
keperluan penelitian dan pengembangan multidisiplin ilmu di lingkungan
Universitas Lokadarma.
4. Bahwa sebelum dari kepemilikan Perhutani yang dialikan ke
Universitas Lokadarma, hutan tersebut telah dihuni dengan sejumlah 20
Kepala Keluarga (KK) yang menetap sejak dahulu yang disebut dengan
Pemukim Magersari. Magersari menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) diartikan sebagai “orang yang rumahnya menumpang di
pekarangan orang lain; orang yang tinggal di tanah milik negara dan
sekaligus mengerjakan tanah itu.”

5. Bahwa pada saat penelitian yang dilakukan oleh UKA Forest, para
penduduk pemukiman magersari mendatangi pihak UKA Forest untuk
memberikan peringatan bahwa UKA Forest dilarang untuk mengelola
lahan tanpa seizin dari Pemukim Magersari karena Pemukin Magersari
tidak dapat mencari mata pencaharian saat penelitian sedang
dilangsungkan.

6. Bahwa kemudian pihak UKA Forest memberikan balasan dan


penjelasan kepada pihak Pemukim Magersari bahwa lahan tersebut bukan
lagi menjadi kepemilikan Perhutani, melainkan sudah dialihkan menjadi
kepemilikan UKA Forest sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 678/Men-LHK-
Setjen/2015 Tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
Pada Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi.

7. Bahwa pada Pasal 8 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Nomor 41


Tahun 1999 tentang Kehutanan, dapat disimpulkan hutan yang teletak di
Pemukiman Magersari merupakan hutan yang dikelola oleh pihak UKA
Forest untuk tujuan tertentu dan diberikan kewenangan dalam hal
tersebut diperlukan untuk kepentingan umum seperti penelitian,
pengembangan, dan pendidikan.

8. Bahwa pada tanggal 10 Mei 2021 Pemukim Magersari Kembali


mendatangi pihak UKA Forest dengan membawa rombongan yang begitu
banyak untuk melakukan aksi demo kepada pihak UKA Forest lalu pihak
UKA Forest pun menanggapi dan mengajak berunding perwakilan dari
Pemukim Magersari. Hasil akhir yang didapatkan adalah pihak Pemukim
Magersari tetap pada pendiriannya untuk menguasai sendiri lahan UKA
Forest tersebut.

9. Dapat diketahui bahwa UKA Forest memiliki kewenangan dalam


mengatur dan mengelola setiap bagian yang ada pada kawasan hutan yang
sebelumnya menjadi kewenangan milik Perum Perhutani dan kemudian
melimpahkan dan memberikan hak kepemilikan pengelolaan sebagai
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) kepada Universitas
Lokadarma. Daripada itu pihak UKA Forest telah mendapatkan legalitas
tertanggal 31 Desember 2015 dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup
dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 678/MenLHK-Setjen/2015
Tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Pada Kawasan
Hutan Lindung dan Hutan Produksi yang Terletak di Kecamatan Ulu,
Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur Seluas 514ha (lima ratus empat
belas) hektar Sebagai Hutan Pendidikan dan Pelatihan.

10.Dengan demikian semakin jelas bahwa Pihak UKA Forest mempunyai


kewenangan untuk mengelola kawasan hutan dibawah naungan Perum
Perhutani untuk tujuan sebagai Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus
(KHDTK) dan memiliki legalitas dari Indonesia Nomor SK.
678/MenLHK-Setjen/2015 Tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan
Tujuan Khusus Pada Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Produksi,
sehingga dengan demikian Pihak UKA Forest mempunyai hak untuk
mengelola hutan yang menjadi objek penelitian tersebut.

E. KESIMPULAN dan REKOMENDASI (Conclusions and


Recommendations)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan sebagai


berikut :
1. Diharapkan para penduduk Pemukiman Magersari untuk tidak
mengganggu kegiatan (KHDTK) yang dilakukan oleh pihak UKA Forest
yang telah diberikan kewenangan oleh Perum Perhutani serta
mendapatkan legalitas dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK. 678/MenLHK- Setjen/2015
Tentang Penetapan Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Pada Kawasan
Hutan Lindung dan Hutan Produksi.

2. Kawasan Pemukiman Magersari dalam tatanan kehidupan


masyarakat di Jawa, istilah yang diperuntukkan adalah Magersaren.
Istilah ini kerap digunakan untuk menyebut seseorang yang mendirikan
rumah dan menumpang tinggal di tanah yang bukan miliknya. Pemukim
Magersari tidak hanya sekedar hidup menumpang di Kawasan UKA
Forest, tetapi juga mengandalkan lahan Garapan serta pekerjaan yang
bergantung pada lahan Garapan yang diberikan oleh Perhutani, yang
dalam kaitan ini telah dilimpahkan kepada UKA Forest. Oleh karena itu
diharapkan penduduk Pemukiman Magersari untuk memberikan izin pihak
UKA Forest untuk menjalankan kegiatan (KHDTK) sesuai dengan
kewenangan yang diberikan oleh Perum Perhutani.

F. PENUTUP

Demikian legal opinion ini dibuat, untuk dipergunakan sebagaimana


mestinya. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Malang, 15 Mei 2021


Hormat kami,
PENULIS PENDAPAT HUKUM (LEGAL OPINION)
Doni Jaya Adinata Prayoga, S.H., M.H., CLA., CTL

Anda mungkin juga menyukai