Anda di halaman 1dari 10

LANDASAN HUKUM KONSERVASI

FLORA DAN FAUNA

Kelompok 8
1. Maher Samuel Hutagalung
2. Afiandra
3. George
4. M Satria

KELAS XI MIPA 4
SMAN 3 MERAUKE
Defenisi
 Flora dan fauna yang dimiliki Indonesia terdiri dari berbagai macam jenis. Keragaman
jenis flora dan fauna ini merupakan bentuk kekayaan yang dimiliki oleh Indonesia.Oleh
sebab itu, kekayaan tersebut harus tetap dijaga dan dilestarikan. Apalagi beberapa flora
dan fauna yang dimiliki Indonesia terancam eksistensinya atau terancam punah. Salah
satu cara melestarikan flora dan fauna adalah dengan cara konservasi.Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, konservasi adalah pemliharaan dan perlindungan sesuatu
secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan
dan melestarikan.Berdasarkan definisi tersebut, konservasi flora dan fauna dapat
diartikan sebagai upaya yang dilakukan untuk memelihara, melindungi, dan
melestarikan flora, fauna, beserta ekosistem tempat tinggalnya.

 Tujuan utama konservasi flora dan fauna adalah untuk melindungi dan melestarikan
ekosistem, melindungi dan melestarikan keanekaragaman hayati flora dan fauna, serta
menjamin kelestarian pemanfaatan flora dan fauna.Proses konservasi flora dan fauna di
Indonesia dilaksanakan berdasarkan tiga asas, yaitu tanggung jawab, berkelanjutan, dan
bermanfaat.
Instrumen Hukum Perlindungan Flora dan
Fauna
1. Perlindungan flora dan fauna liar terutama diatur dalam CITES yang merupakan instrumen utama dalam
ranah hukum Internasional. CITES bekerja untuk mengatur perdagangan internasional baik melalui impor,
ekspor, re-ekspor dan introduksi dari laut spesies yang tercakup dalam Konvensi tersebut yang
dikendalikan melalui sistem perizinan. Meski demikian, keberhasilan instrumen CITES ini untuk
memberikan perlindungan bagi flora dan fauna liar akan sangat tergantung pada instrumen hukum nasional
yang lebih operasional.

2. Perlindungan flora dan fauna liar dalam hukum nasional dilakukan dengan menggunakan beberapa
instrumen peraturan perundang-undangan yang meliputi :
• UU No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya,
• PP No. 68 Tahun 1998 terkait pengelolaan Kawasan Suaka Alam (KSA) dan Kawasan Pelestarian
Alam (KPA)
• PP No. 36 Tahun 2010 terkait pengusahaan pariwisata alam di suaka margasatwa (SM), taman
nasional (TN), taman hutan raya (Tahura) dan taman wisata alam (TWA)
• UU No. 41 Tahun 1999 dan juga instrumen pendukungnya Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan
No : P.57/Menhut/2008 Tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional.
• Institusi-institusi yang ikut bertanggungjawab dalam perlindungan flora dan fauna antara lain :
Kementrian Kehutanan, Kementrian Kelautan dan Perikanan Penyusunan, Kementerian Negara
Lingkungan Hidup, Kementrian Pertanian Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan
Pertanian, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sebagai otoritas ilmiah (Scientific Authority) ,
Pemerintah Daerah (kabupaten/ kota dan provinsi) ,dll.
Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Sumberdaya Hayati dan
Ekosistemnya
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nations
Conservation on Biological Diversity (Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa
Tentang Keanekaragaman Hayati)
3. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Kehutanan sebagaimana
telah diubah dengan UU Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
menjadi Undang-Undang.
4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi
Papua sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2008
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2008 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2001 Tentang
Otonomi Khusus Bagi Provinsi Papua Menjadi Undang-Undang.
5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan
dan Satwa
6.  Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1994 tentang Pengusahaan
Pariwisata Alam di Zona Pemanfaatan Taman Nasional, Taman Hutan
Raya, dan Taman Wisata Alam sebagimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 36 Tahun 2010 Tentang Pengusahaan Pariwisata Alam
di Suaka Margasatwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman
Wisata Alam
7. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 1998 tentang Pemanfaatan Jenis
Tumbuhan dan Satwa Liar
9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1998 tentang Kawasan Suaka
Alam dan Kawasan Pelestarian Alam
10. Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan
Lindung
11. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan
Kehutanan
12. Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2004 tentang Perlindungan Hutan.
13. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan
Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun
2008 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007
tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan, serta
Pemanfaatan Hutan.
14. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.19/Menhut-II/2004 tentang
Kolaborasi Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Suaka Alam
15. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-II/2006 tentang
Pedoman Zonasi Taman Nasional
16. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan
tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.52/Menhut-II/2009 tentang Perubahan
Kesatu Atas Peraturan menteri kehutanan Nomor P.03/Menhut-II/2007 tentang
Organisasi dan tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional

17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.12/Menhut-II/2009 tentang Pengendalian


Kebakaran Hutan

18. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.50/Menhut-II/2009 tentang Penegasan Status


dan Fungsi Kawasan Hutan

19. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 154/Kpts-II/1997 tentang perubahan


fungsi dan penunjukan Cagar Alam Lorentz seluas ± 1.907.500 hektar, Hutan
Lindung Gunung Trikora seluas ± 373.125 hektar, dan perairan sekitarnya seluas ±
224.975 hektar yang terletak di Propinsi Daerah Tingkat 1 Irian Jaya sebagai taman
nasional seluas ± 2.505.600 hektar dengan nama Taman Nasional Lorentz
Contoh Flora dan Fauna yang Dilindungi
 Flora yang dilindungi

Rafflesia Arnoldi Kantong Semar Daun Payung

Damar Putih Kokoleceran


 Fauna yang dilindungi

Penyu Tempayan
Kancil

Anoa

Kakatua Putih
Kasuari

Anda mungkin juga menyukai