Anda di halaman 1dari 25

Eksistensi Hutan Adat

Dalam Pembangunan Kehutanan di Indonesia

Paska Putusan MK No. 35/PUU-X/2012


Seminar Pembangunan Kehutanan Berkelanjutan Dalam
Perspektif Tata Ruang

Kupang, 2 Juli 2013

Suer Suryadi
Dasar Hukum

 UUD 1945 Pasal 33


 UU No.5/1990 Konservasi Hayati
 UU No. 41/1999 juncto UU No.19/2004

 Melahirkan Hak Menguasai Negara


 Mengadopsi UU No.5/1960 UUPA
HMN MENURUT MK

Di dalam Putusan Perkara No.012/PUU-I/2003, MK


mempertegas makna HMN, yaitu

A. Mengadakan kebijakan (beleid),

B. Tindakan pengurusan (bestuursdaad),

C. Pengaturan (regelendaad),

D. Pengelolaan (beheersdaad)

E. Pengawasan (toezichthoudensdaad)
Hak Menguasai Negara (Pasal
4 ayat 2 UU Kehutanan)…

Wewenang Pemerintah (HMN):

Mengatur, mengurus hal yang berkaitan dengan hutan,


kawasan hutan dan hasil hutan

Menetapkan atau mengubah status kawasan hutan

Mengatur dan menetapkan hubungan hukum

Mengatur perbuatan hukum mengenai kehutanan


Kawasan Hutan Indonesia
RKTN 2011-2030

Kawasan Hutan Negara Luas


sesuai Fungsi (Juta Ha)
Hutan Konservasi 26,82
Hutan Lindung 28,86
Hutan Produksi 32,60
Hutan Produksi Terbatas 24,46
Hutan Produksi Konversi 17,94
TOTAL 130,68
UU No.41/1999

 Hutan : suatu kesatuan


ekosistem (hamparan
lahan, sumber daya alam
hayati, didominasi
pepohonan dalam
persekutuan alam
lingkungannya, yang satu HUTAN ≠ KAWASAN HUTAN
dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan).
Kawasan hutan : wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau
ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan
keberadaannya sebagai hutan tetap.
Dimana Hutan Negara?

 Hutan Negara: Kawasan hutan dan hutan


yang tumbuh di atas tanah yang tidak
dibebani hak milik (Pasal 2 ayat 1, UU
No.5/1967)
 Hutan negara adalah hutan yang berada
pada tanah yang tidak dibebani hak atas
tanah (Pasal 1 angka 4, UU No.41/1999)
Dimana Hutan Adat?

 Hutan adat? Hutan negara di MHA


 Di APL sebagai Tanah Adat
 Di Kawasan Hutan (HK/HL/HP) sebagai
Hutan Adat
 Konflik MHA dg swasta & pemerintah
Uji Materi UU Kehutanan
Perkara No.35/PUU-X/2012
 Pemohon mempersoalkan dua hal
1. Ketentuan yang mengatur tentang status
dan penetapan hutan adat;
2. Ketentuan yang mengatur tentang bentuk
dan tata cara pengakuan kesatuan
masyarakat hukum adat.
Uji Materi UU Kehutanan
Perkara No.35/PUU-X/2012
 Pasal 1 angka 6 diubah, Hutan adat adalah
hutan negara yang berada dalam wilayah
masyarakat hukum adat
 Pasal 4 ayat 3, conditionally unconstitutional
Penguasaan hutan oleh negara tetap
memperhatikan hak masyarakat hukum adat,
sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam
undang-undang
Uji Materi UU Kehutanan
Perkara No.35/PUU-X/2012
 Pasal 5 ayat 1 dan ayat 2 serta Penjelasannya
bertentangan dengan konstitusi dan tidak
mengikat. Ayat (1) harus dimaknai “Hutan
negara pada pasal 5 ayat (1) huruf a, tidak
termasuk hutan adat”
 Pasal 5 ayat 3, diubah “Pemerintah menetapkan
status hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dan ayat (2); dan hutan adat ditetapkan sepanjang
menurut kenyataannya masyarakat hukum adat
yang bersangkutan masih ada dan diakui
keberadaannya
Uji Materi UU Kehutanan
Perkara No.35/PUU-X/2012
 Pasal 5 ayat 4, tidak berubah karena jika MHA tidak
ada lagi, maka pengelolaan hutan kembali kepada
Pemerintah, dan status hutan adat menjadi hutan
negara
 Pasal 67 ayat 1-3, tidak berubah
 Penetapan batas wilayah hutan negara & hutan adat
tidak dapat ditetapkan secara sepihak oleh
negara tetapi harus melibatkan pemangku
kepentingan di wilayah yang bersangkutan
(Putusan MK No.34/PUU-IX/2011)
Implikasi Putusan MK

 Tidak berlaku surut


 Luas kawasan hutan berkurang di
setiap fungsi hutan
 Belum adanya pengakuan atas MHA
tidak boleh merugikan MHA
 Tidak menghidup-hidupkan MHA
yang sudah tidak ada
Unsur-unsur Hutan Adat

Hutan DIMANA?

Hutan
Adat
Masyarakat
Hukum Adat SIAPA & CIRI-CIRI
(MHA)

Wilayah MHA TANAH DAN HUTAN


Hutan Adat

 Hutan larangan/kolot, Puar, dll, di kawasan hutan & APL


 Umumnya bersifat komunal dan kolektif
 Pengelolaan Hutan Adat bagi anggota MHA dan non MHA
(Contoh Hak Pakai, Sewa, Kelola)
 AMAN klaim 40 juta ha
 Peta Wilayah Adat diserahkan ke UKP4 265 peta, luas total
2.402.222,824 ha
 Sepanjang hukum adat masih diterapkan oleh MHA, maka
fungsi hutan seharusnya tetap terjaga
Masyarakat (Hukum) Adat

 Walau istilah Masyarakat Adat berdimensi lebih luas, tetapi PerUUan


menggunakan MHA
 Menurut pakar hukum adat, ciri-ciri MHA (adatrechtsgemenschap):

1. Adanya kesatuan manusia yang teratur;


2. Menetap di suatu daerah tertentu;
3. Mempunyai penguasa-penguasa;
4. Mempunyai kekayaan materiil (berwujud) & immaterial
(tidak berwujud);
5. Memiliki sistem nilai dan kepercayaan;
6. Memiliki tatanan hukum sendiri.
Wilayah MHA

 Meluasnya persoalan, tidak hanya Hutan Adat


tetapi juga Wilayah MHA

 Pemerintah Daerah telah diberi kesempatan dan


legitimasi untuk memberi pengakuan kepada MHA

 Tidak sepatutnya ada istilah “Kami tidak mengakui


negara, kalau negara tidak mengakui kami”

 Self-identification atas MHA & self-claiming atas


wilayah MHA juga tidak sesuai PerUUan
Saran Tindak Lanjut

 Masa Transisi
 Menggunakan Permen Agraria/KaBPN
No.5/1999 tentang Pedoman Penyelesaian
Masalah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat
 Memperkuat Surat Edaran Menhut No.
S.75/Menut-II/2004 tertanggal 12 Maret 2004
kepada Gubernur, Bupati/Walikota, dalam hal
pengajuan usulan hutan adat kepada Menhut
Saran Tindak Lanjut

 Regulasi Baru
 SKB Menhut, Mendagri, MenAgraria
(mengisi kekosongan hukum)
 PP Hutan Adat (Perintah Pasal 67 ayat
(3) UU Kehutanan
 UU MHA (Perintah Pasal 18B ayat (2)
UUD 1945)
Saran Tindak Lanjut

 Regulasi Baru, setidak-tidaknya mencakup:


 Definisi MHA, ciri-ciri MHA, tata cara
inventarisasi & pengkajian MHA yang masih
hidup, tata cara penetapan & hapusnya MHA,
tatacara pemetaan & penetapan wilayah MHA
termasuk hutan adatnya
 Hak dan kewajiban MHA di wilayah adat
termasuk pengelolaan hutan adatnya sesuai
fungsi konservasi, lindung & produksi
 Penerapan fungsi ekonomi, ekologi, dan sosial
dari hutan adat
 Wilayah MHA dan Hutan Adat dalam RTRW
Terima Kasih
Mbau eta, Temek Wa

suer@desmacenter.com
suerdirantau@gmail.com
UU No.41/1999

 Pasal 1 angka 4: Hutan negara adalah hutan yang


berada pada tanah yang tidak dibebani hak atas
tanah.

 Pasal 1 angka 5: Hutan hak adalah hutan yang


berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah

 Pasal 1 angka 6: Hutan adat adalah hutan negara


yang berada dalam wilayah masyarakat hukum
adat
UU No.41/1999

 Pasal 4 ayat (3)*: Penguasaan hutan oleh Negara tetap


memperhatikan hak masyarakat hukum adat, sepanjang
kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya,
serta tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.
 Pasal 5 ayat (1): Hutan berdasarkan statusnya terdiri
dari:
a. hutan negara*, dan
b. hutan hak
 Pasal 5 ayat (2): Hutan negara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a, dapat berupa hutan adat
 * Conditionally Unconstitutional
UU No.41/1999

 Pasal 5 ayat (3): Pemerintah menetapkan status hutan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2); dan
hutan adat ditetapkan sepanjang menurut kenyataannya
masyarakat hukum adat yang bersangkutan masih ada
dan diakui keberadaannya

 Pasal 5 ayat (4)**: Apabila dalam perkembangannya


masyarakat hukum adat yang bersangkutan tidak ada
lagi, maka hak pengelolaan hutan adat kembali kepada
Pemerintah

 ** Ditolak MK
UU No.41/1999

 Pasal 67 ayat (1)**: Masyarakat hukum adat sepanjang menurut


kenyataannya masih ada dan diakui keberadaannya berhak:
a. melakukan pemungutan hasil hutan untuk pemenuhan kebutuhan
hidup sehari-hari masyarakat adat yang bersangkutan;
b. melakukan kegiatan pengelolaan hutan berdasarkan hukum adat yang
berlaku dan tidak bertentangan dengan undang-undang; dan
c. mendapatkan pemberdayaan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraannya.

 Pasal 67 ayat (2)**: Pengukuhan keberadaan dan hapusnya


masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

 Pasal 67 ayat (3)**: Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud


pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

 ** Ditolak MK

Anda mungkin juga menyukai