Disusun Oleh:
KELOMPOK 4/1D
Dosen Pengampu:
Megalita Rodiyani, S.T., M.T
NIK.2022.36.267
i
LEMBAR ASISTENSI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya dan telah memberikan banyak kesempatan sehingga menyusun dapat
menyelesaikan laporan praktikum praktek baja dengan tepat waktu.
Laporan ini disusun guna menyelesaikan praktik baja selaku mahasiswa politeknik
Negeri Banyuwangi program studi D3 Teknik Sipil dengan tujuan mengimplementasikan
materi yang telah dijelaskan oleh dosen di lapangan.
Dalam penyusunan laporan ini penyusun menyadari bahwa selesainya laporan tidak terlepas
dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak oleh karena itu penyusun menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Enes Ariyanto Sandi, S.T., M.M Selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.
2. Bapak I Ketut Hendra Wiryasuta, M.T Selaku Ketua Program Studi D3 Teknik Sipil.
3. Ibu Megalita Rodiyani, S.T., M.T Selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Praktik Kerja
Baja.
4. Bapak Hirul Salam, S.T. Selaku Tekmisi Yang Telah Membantu Memberikan
Dukungan Agar Laporan Dapat Terselesaikan.
5. Orang tua, sahabat, kerabat dan pihak-pihak lainnya yang telah membantu
memberikan dukungan agar laporan dapat terselesaikan.
Akhir kata penyusun berharap Allah subhanahu wa ta'ala berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu semoga laporan praktikum baca membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu khususnya Teknik Sipil.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
v
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan dari praktik pengelasan baja sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui proses pengukuran,pemotongan,dan pengikiran plat baja.
2. Agar mengetahui tahapan-tahan pengelasan mengunakan las listrik.
3. Agar setiap mahasiswa mampu melakukakn pengerjaan pengelasan dengan benar.
4. Dapat menggunakan alat-alat sesui fungsinya.
1.4. Manfaat
2
BAB II
TUJUAN PUSTAKA
Las busur listrik umumnya disebut las listrik adalah salah satu cara nyambung logam
dengan jalan menggunakan nyala busur listrik yang diarahkan ke permukaan logam yang
akan disambung. Pada bagian yang terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga
elektrode yang menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus
sampai habis. Logam cair dari elektrode dan dari sebagian benda yang akan disambung
tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan disambung, kemudian membeku
dan tersambunglah kedua logam tersebut.
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi dengan
tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi akan menimbulkan
energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah mencairkan logam yang terkena.
Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai dengan keperluan dengan memperhatikan ukuran dan
type elektrodanya.
Pada las busur, sambungan terjadi oleh panas yang ditimbulkan oleh busur listrik yang
terjadi antara benda kerja dan elektrode. Elektrode atau logam pengisi dipanaskan sampai
mencair dan diendapkan pada sambungan sehingga terjadi bungan las. Mula-mula terjadi
kontak antara elektrode dan benda kerja sehingga terjadi aliran arus, kemudian dengan
3
memisahkan penghantar timbullah busur. Energi listrik diubah menjadi energi panas dalam
busur dan suhu dapat mencapai 5500 °C.
Ada tiga jenis elektrode logam, yaitu elektrode polos, elektrode fluks dan elektrode
berlapis tebal. Elektrode polos terbatas penggunaannya, antara lain untuk besi tempa dan baja
lunak. Biasanya digunakan polaritas langsung. Mutu pengelasan dapat ditingkatkan dengan
memberikan lapisan fluks yang tipis pada kawat las. Fluks membantu melarutkan dan
mencegah terbentuknya oksida-oksida yang tidak diinginkan. Tetapi kawat las berlapis
merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam berbagai pengelasan komersial.
Las adalah penyambungan dua buah plat/batang atau lebih dengan cara melebur bahan
dasar plat/batang baik menggunakan bahan tambahan atau tidak. Pengelasan merupakan
sambungan permanen sehingga rakitan ikatannya tidak dapat dilepas. Jadi metode
pengelasan tidak cocok digunakan untuk produk/bahan yang memerlukan pelepasan atau
pembokaran rakitan ikatannya (misalnya untuk perbaikan atau peralatan). Sambungan las
dapat lebih kuat daripada logam induknya, bila digunakan logam pengisi yang memiliki
kekuatan lebih besar dari pada logam induknya.
Pengelasan merupakan cara yang paling ekonomis dilihat dari segi penggunaan
material,biaya oprasional,dan biaya fabrikasi. Metode perakitan mekanik yang lain
memerlukan pekerjaan tambahan (misalnya, penggurdian lubang ) dan pengencangan
sambungan (misalnya, rivet dan baut). Ada dua jenis pengelasan yaitu Las Asetelin (Karbit)
dan Las Listrik.
Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua bagain
benda logam, yaitu :
1. Sambungan Tumpu (Butt Joint)
Kedua bagian benda yang akan disambung diletakkan pada bidang datar yang sama dan
disambung pada kedua ujungnya.
2. Sambungan Sudut (Corner Joint)
Kedua bagian benda yang akan disambung membentuk sudut siku-siku dan disambung
pada ujung sudu tersebut.
3. Sambungan Tumpang (Lap Joint)
4
Bagian benda yang akan disambung saling menumpang (overlapping) satu sama
lainnya.
1. Sambungan T (Tee Joint)
Satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian yang lain dan membentuk huruf T
yang terbalik.
2. Sambungan Tekuk (Edge Joint)
Sisi-sisi yang ditekuk dari ke-dua bagian yang akan disambung sejajar,dan
sambungan dibuat pada ke-dua ujung bagian tekukkan yang sejajar tersebut.
Ada tiga jenis metode pengelasan yang digunakan yaitu sebagai berikut :
2.1. Metode Lurus
Dengan alur las lurus tidak patah patah.
2.2. Metode Spiral
Dengan alur las yang melingkar.
2.3. Metode Zig-zag
Dengan alur yang hampir membentuk huruf z.
2.4.1 Alat
a. Inverter (Mesin Las Listrik)
b. Kabel Elektroda
c. Kabel Masa
d. Kabel Tenaga
e. Pemegang Elektroda ( Mulut penjepit dan pemegang ).
2.4.2 Alat Bantu
a. Palu
b. Sikat Kawat
c. Klem massa
d. Penjepit (Tang dan Kunci Inggris)
e. Timba Air
2.4.3 Bahan
a. Baja
b. Elektroda, elektroda mempunyai dua variasi yaitu:
1. Elektroda berbalut
2. Elektroda tidak berbalut
Elektroda berbalut dapat dipakai pada pekerjaan berkualitas tinggi.
Balutan elektroda dinamakan lapisan fluksi. Pelapisan pada kawat ini dapat
dengan cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat ini
dari 1,5 mm-1,8 mm dengan panjang antara 350-450 mm. Jenis-jenis selaput
5
fluksi pada elektroda, misalnya Selulosa, Serbuk, Kalsium Karbonat (Ca Co),
Natrium Dioksida (rutil), Kaolin, Kalium Oksida, Mangan, Oksida besi, Serbuk
besi, Besi Silikon, Besi Mangan, dan sebagainya. Tebal selaput elektroda
berkisar antara 10-50% dari diameter elektroda pada proses pengelasan selaput
elektroda (fluk) ini akan turut mencair dan menghasilkan CO; yang melindungi
cairan las, busur listrik dan sebagaian benda kerja terhadap udara luar, karena
udara luar yang mengandung O, dan N akan mempengaruhi sifat mekanik dari
logam las, cairan selaput yang disebut kerak akan terapung dan membeku
melapisi permukaan las yang masih panas.
Contoh Benda kerja seperti:
1. Baja karbon medium mampu lasnya sedang.
2. Baja kabon tinggi mampu lasnya kurang baik.
3. Baja paduan rendah memiliki sifat mampu las.
4. Baja karbon rendah hampir sama dengan baja paduan rendah.
5. Baja paduan tinggi memiliki sifat mampu las yang baik namun perlu
perlakuan khusus.
6
BAB III
HASIL PRAKTIKUM
Memotong plat baja merupakan latihan dasar dalam praktik kerja baja karena setiap
pekerjaan plat baja pasti selalu berhubungan dengan pemotongan untuk menghasilkan ukuran
sesuai gambar rncana kerja,
A. Tujuan
Tujuan dari praktik memotong plat besi sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat mengukur plat baja sesuai dengan ukuran yang ditentukan
2. Mahasiswa dapat memberi garis tanda sesuai dengan ukuran dan siku yang benar
3. Mahasiswa dapat memotong plat baja dengan rapi
B. Peralatan dan bahan
Peralatan dan bahan yang digunakan dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 3. 1 Peralatan memotong plat baja
7
A. Gambar kerja
B. Langkah kerja
C. Kesimpulan
Dari hasil praktikum pemotongan plat baja dapat diperoleh :
1. Kualitas benda kerja yang dihasilkan dari pekerjaan diatas bergantung pada
beberapa faktor diantaranya : Faktor alat, manusia, mesin dan lingkungan.
2. Prinsip utama dalam pekerjaan pemotongan ini adalah kemampuan mahasiswa
dalam memotong plat baja dengan rapi sesuai dengan ukuran yang telah
ditentukan.
3. Benda kerja yang dihasilkan dari praktikum ini adalah plat baja berukuran 12
Cm x 4 Cm dengan jumlah 4 buah.
4. Hambatan yang dialami saat praktikum :
a. Alat dan mesin yang terbatas sehingga harus bergantian dan membuang
buang waktu
b. Aturan penggunaan K3 yang kurang ditaati oleh mahasiswa
8
3.2 PEKERJAAN MENGIKIR DAN MENGAMPELAS PLAT BAJA
A. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui cara mengikir plat baja yang telah dipotong
2. Mahasiswa mengetahui cara menghaluskan plat baja menggunakan gerinda
amplas
untuk menghaluskan
permukaan plat baja
Mata gerinda
3 1
poles ampelas
C. Gambar kerja
12
9
D. Langkah kerja
Langkah kerja dalam praktik mengkikir dan menghaluska plat baja gasil pemotongan
dijelaskan sebagai berikut
a. Pekerjaan mengkikir:
1. Siapkan peralatan dan bahan
2. Periksa kedataran permukaan permukaan plat baja hasil pemotongan
kemudian letakkan dalam Ragum dengan posisi berdiri dan jepit dengan kuat
3. Kikir permukaan potongan plat baja dengan kikir persegi sampai mendapatkan
permukaan yang rata dan ukuran yang diinginkan
b. Pekerjaan mengamplas :
1. Siapkan peralatan mengamplas
2. Ganti mata pisau gerinda dengan mata amplas poles dengan ukuran yang pas
3. Hidupkan gerinda
4. Amplas permukaan plat hingga halus
10
E. Kesimpulan
1. Kualitas dan kuantitas benda kerja yang dihasilkan dari praktikum tersebut
bergantung pada 4 faktor seperti : faktor alat, faktor mesin, faktor manusia, dan
faktor lingkungan.
2. Prinsip utama dalam pekerjaan diatas adalah bagaimana mahsiswa dapat
mengkikir plat baja dengan rapi dan benar menggunakan kikir persegi serta dapat
menghaluskan plat beja dengan rapi menggunakan gerinda amplas poles.
3. Benda kerja yang dihasilkan dari pekerjaan diatas berupa plat baja ukuran 12 Cm
x 4 Cm yang telah dikikir setiap ujungnya dan telah dipoles permukaanya
4. Hambatan yang dialami :
a. Terbatasnya peralatan sehingga harus bergantian dan membuang - buang
waktu
b. Aturan penggunaan K3 yang kurang ditaati oleh mahasiswa
c. Minimnya pengetahuan mahasiswa tentang praktikum sehingga terdapat hasil
yang kurang memuaskan
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menggunakan alat dan bahan sesuai fungsinya
2. Mahasiswa dapat menggunakan peralatan K3 dengan baik dan benar
3. Mahasiswa mampu menggunakan las listrik
4. Mahasiswa mahir dalam teknik pengelasan dasar
11
berfungsi sebagai
pemegang kawat las saat
3 Holder digunakan welder untuk 1
mengelas plat baja
untuk menghubungkan
kabel massa ke benda
4 Klem Massa kerja 1
7 Tang 1
Untuk membersihkan
sisa kerak pada hasil
8 Sikat kawat pengelasan 1
C. Gambar kerja
12
D. Langkah kerja
Gambar 3.7
Gambar 3. 8 proses pengelasan
9. Jika selesai, jepit plat baja yang telah di las dengan tang lalu celupkan ke air
10. Jika sudah dingin, bersihkan kerak menggunakan palu, lalu sisanya bersihkan
menggunakan sikat kawat.
E. KESIMPULAN
1. Kualitas benda kerja yang dihasilkan dari praktikum diatas bergantung pada 4
faktor yaitu : alat, manusia, bahan dan lingkungan
2. Prinsip utama dalam pekerjaan diatas adalah bagaimana mahasiswa mampu
melakukan pengelasan dengan benar seperti mampu membuat pola – pola
pengelasan seperti zigzag, spiral dan lurus
3. Hambatan hambatan yang didapati selama praktikum :
13
1. Alat dan mesin yang terbatas sehingga harus bergantian dan membuang buang
waktu
2. Minimnya pengetahuan dan pengalaman mahasiswa dalam pengelasan sehingga
hasil kurang memuaskan
3. Aturan penggunaan K3 yang kurang ditaati oleh mahasiswa
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menyambung kedua sisi plat baja dengan baik dan benar
2. Mahasiswa dapat membuat pola spiral maupun zigzag saat pengelasan
3. Mahasiswa dapat menghasilkan sambungan las yang kuat dan rapi
untuk menghubungkan
kabel massa ke benda
4 Klem Massa kerja 1
14
Untuk membantu
melepaskan plat baja
apabila terjadi lengket
pada plat baja saat proses
6 Palu 1
pengelasan dan
membantu
membersihkan kerak
hasil pengelasan
Untuk menjepit plat baja
7 Tang 1
Untuk membersihkan
sisa kerak pada hasil
pengelasan
8 Sikat kawat 1
C. GAMBAR KERJA
As Sambungan Plat
4
4
12
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan dan bahan
2. Beri jarak 10 Cm ditepi kedua plat baja dan beri garis tanda lalu satukan kedua
plat baja
3. Pasang magnet untuk mengunci kedua plat untuk sementara
4. Las kedua tepi plat baja tepat pada garis As Sambungan untuk mengunci kedua
plat secara permanen, lalu lespaslah magnet
5. Mulailah pengelasan di garis as sambungan dengan mengguanakan Teknik spiral
atau zigzag, Pastikan sambungan tertutup rata dan rapi
15
Gambar 3. 10 Proses pengelasan
6. Jika selesai, jepit plat baja yang telah dilas menggunakan tang karena masih panas
Lalu celupkan ke air untuk mendinginkan plat baja
7. Bersihkan kerak yang menempel menggunakan palu, dan bersihkan sisa kerak
menggunakan sikat kawat
E. KESIMPULAN
1. Kualitas benda kerja yang dihasilkan dari praktikum diatas bergantung pada 4
faktor yaitu : alat, manusia, bahan dan lingkungan
2. Prinsip utama dari praktikum diatas adalah bagaimana mahasiswa mampu
menyambung kedua plat dengan rapi dan kuat menggunakan sambungan sejajar
3. Hasil dari praktikum diatas adalah plat baja yang di las menggunakan jenis
sambungan sejajar
4. Hambatan yang dialami saat praktikum :
a. Terbatasnya peralatan sehingga harus bergantian dan membuang buang waktu
b. Pengguanaan K3 yang kurang di taati oleh mahasiswa
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat sambungan las overlap dengan baik dan benar
2. Mahasiswa dapat membuat pola pengelasan spiral atau zigzag dengan baik dan
benar
3. Mahasiswa dapat menghasilkan sambungan overlap dengan kuat dan rapi
16
B. Peralatan dan bahan
Tabel 3. 5 Peralatan pengelasan
jumla
No Peralatan Gambar Keterangan h
Untuk mengatur tegangan
Ampere pengelasan
1 Invertor 1
Untuk menghubungkan
kabel massa ke benda
4 Klem Massa kerja 1
8 Tang 1
17
Untuk membersihkan sisa
kerak pada hasil
9 Sikat Kawat pengelasan 1
C. Gambar Kerja
overlap
4
12
D. Langkah Kerja
18
5. Jika selesai, jepit plat baja yang telah dilas menggunakan tang karena masih panas
Lalu celupkan ke air untuk mendinginkan plat baja
6. Bersihkan kerak yang menempel menggunakan palu, dan bersihkan sisa kerak
menggunakan sikat kawat
E. KESIMPULAN
1. Kualitas benda kerja yang dihasilkan dari praktikum diatas bergantung pada 4 faktor
yaitu : alat, manusia, bahan dan lingkungan
2. Prinsip utama dari praktikum diatas adalah bagaimana mahasiswa mampu
menyambung kedua plat dengan rapi dan kuat menggunakan sambungan overlap
3. Hasil dari praktikum diatas adalah plat baja yang di las menggunakan jenis
sambungan Overlap dengan pengelasan pola spiral
4. Hambatan yang dialami saat praktikum :
a. Terbatasanya peralatan praktikum sehingga harus bergantian dan membuang
buang waktu
b. Pembuatan pola spiral yang sulit dilakukan karena permukaan sambungan yang
tidak rata
c. Penggunaan K3 yang kurang ditaati mahasiswa
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat sambungan las tegak lurus dengan baik dan benar
2. Mahasiswa dapat membuat pola las zigzag atau spiral dengan baik dan benar
3. Mahasiswa dapat menghasilakan sambungan tegak lurus dengan rapi
19
B. Peralatan dan bahan
Tabel 3. 6 Peralatan pengelasan
8 Tang 1
20
Untuk membersihkan
sisa kerak pada hasil
pengelasan
9
Sikat Kawat 1
C. GAMBAR KERJA
overlap
4 4
4
D. LANGKAH KERJA
1. Siapkan peralatan dan bahan
2. Letakkan besi secara tegak lurus ldiatas plat lama lalu kuncilah sementara
menggunakan magnet las
3. Las tepi baja untuk mengunci plat secara permanen
4. Mulailah pengelasan di garis as sambungan mengguanakan teknik spiral atau
zigzag, pastikan sambungan tertutup rata dan rapi
21
Gambar 3. 16 Proses Pengelasan
5. Setelah selesai bersihkan kerak menggunakan palu lalu disikat menggunakan sikat
kawat
6. Setelah selesai rapikan semua peralatan
E. KESIMPULAN
1. Kualitas benda kerja yang dihasilkan dari praktikum diatas bergantung pada 4 faktor
yaitu : alat, manusia, bahan dan lingkungan
2. Prinsip utama dari praktikum diatas adalah bagaimana mahasiswa mampu
menyambung kedua plat dengan rapi dan kuat menggunakan sambungan siku
3. Hasil dari praktikum diatas adalah plat baja yang di las menggunakan jenis
sambungan Overlap dengan pengelasan pola spiral
4. Hambatan yang dialami saat praktikum :
a. Terbatasanya peralatan praktikum sehingga harus bergantian dan membuang
buang waktu
b. Pembuatan pola spiral yang sulit dilakukan karena permukaan sambungan yang
tidak rata
c. Penggunaan K3 yang kurang ditaati mahasiswa
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat membuat gambar kerja rencana produk
2. Mahasiswa dapat memotong plat baja dan besi hollow dengan rapi sesuai ukuran
3. Mahasiswa dapat melakukan pekerjaan pengelasan produk dengan baik dan benar
sesuai ukuran yang ditentukan
22
B. Peralatan dan bahan
Gambar 3. 18 Peralatan pekerjaan perencanaan
AutoCAD adalah
perangkat lunak komputer
CAD untuk menggambar
Aplikasi 2 dimensi dan 3 dimensi
2 1
Autocad yang dikembangkan oleh
Autodesk. Untuk
menggambar gambar
kerja perencanaan Produk
Untuk membuat Rekap
kebutuhan bahan
3 Microsoft excel 1
23
C. Gambar kerja
Besi hollow 3 Cm
75
Baja siku 3 Cm
150
Baja siku 3 Cm
75
80
Rangka atas
Baja siku 3 Cm
Rangka bawah
Baja siku 4 Cm
80
30
24
Rangka bawah
Baja siku 4 Cm
Rangka atas
30 Baja siku 3 Cm Besi hollow 3 Cm
150
Rangka atas
Baja siku 3 Cm
Rangka bawah
Baja Siku 4 Cm
Besi Hollow 3 Cm
30
80
150
30
25
40
3
40
D. Langkah kerja
A. Pekerjaan perencanaan
1. Lakukan survey terhadap ketersediaan bahan di dalam lab kerja baja, pilih dan
tentukan bahan untuk perakitan produk
2. Tentukan ide untuk bentuk rangka dari gerobak tersebut
3. Siapkan semua peralatan menggambar
4. Mulailah proses menggambar menggunakan software Autocad, gambarlah dengan
terstruktur dan rapi sesuai susunan seperti tampak atas, tampak depan, tampak
samping, prespektif, detail dll.
5. Setelah jadi hitung semua kebutuhan bahan pada Microsoft Excel dengan
menentukan Panjang, dimensi yang diperlukan serta dengan memperhitungkan
ketersediaan bahan pada laboratorium kerja baja
26
4 BAJA SIKU 3x3 300 Cm
5 BAJA SIKU 3x3 240 Cm
6 BAJA SIKU 3x3 120 Cm
7 BESI HOLLOW 3.5x3.5 240 Cm
8 BESI HOLLOW 3.5x3.5 80 Cm
TOTAL 1560 Cm
A. Pekerjaan pemotongan
2 Gerinda tangan 1
Memotong dan
mengasah plat baja
Mata pisau
3 1
gerinda
Menghaluskan bahan
Mata ampelas plat baja
gerinda
4 1
5 Tipe x 1
27
1. Siapkan gambar kerja
2. Siapkan peralatan pemotongan
3. Ukur setiap baja dan hollow sesuai ukuran dan dimensi gambar kerja
4. Mulailah proses pemotongan
B. Pekerjaan pengelasan
Untuk menghubungkan
kabel massa ke benda kerja
3. Klem massa 1
berfungsi sebagai
pemegang kawat las
4. Holder 1
5 Kabel massa 1
28
Untuk membantu
melepaskan plat baja
6 Palu 1
8 Magnet 1
Langkah kerja :
1. Siapkan gambar kerja sebagai acuan untuk perakitan produk
2. Siapkan peralatan dan bahan
3. Mulailah pengelasan sesuai bentuk dan ukuran yang tercantum di gambar kerja
perencanaan produk
C. Kesimpulan
1. Kualitas benda kerja yang dihasilkan Tergantung pada beberapa factor yaitu :
Manusia, alat, bahan dan lingkungan
2. Prinsip utama dalam pekerjaan pembuatan produk ini adalah bagaimana mahasiswa
dapat melakukan pekerjaan perencanaan, pemotongan, pengelasan dan kerjasama tim
yang baik agar menghasilkan kualitas produk yang bagus dan berkualitas
3. Hambatan yang diawali saat pengerjaan produk adalah :
4. Peralatan kerja yang terbatas sehingga tidak pembagian tugas antar mahasiswa
kurang rata
5. Miss communication yang terjadi saat pekerjaan produk sehingga menimbulkan
kesalahan kecil
6. Penggunaan K3 yang kurang ditaati mahasiswa
29
3.8 PEKERJAAN FINISHING
A. Tujuan
1. Mahasiswa dapat melaksanakan pekerjaan finishing sesuai urutan kerja
2. Mahasiswa dapat melakukan pengampelasan produk gerobak dengan rapi
3. Mahasiswa dapat melakukan pengecatan produk dengan rapi dan rata
Untuk mengamplas
secara manual
2 Ampelas 5
lembaran
3 Kuas ukuran 3 3
Inch
6 Bensin/ Thinner 1
30
Untuk alas produk
gerobak
7 Sirap Kayu 7
Langkah Kerja :
1. Siapkan peralatan dan bahan
2. Pasang mata ampelas poles pada gerinda
3. Bersihkan sisa kerak pada tiap tiap sambungan las menggunakan ampelas gerinda
4. Ujung dari tiap sudut rangka gerobak yang dikira masih tajam, maka tumpulkan dan
rapikan juga dengan gerinda ampelas
5. Haluskan permukaan plat baja menggunakan ampelas tangan dan apabila ada
permukaan rangka baja yang sulit halus dikarenakan adanya yang berlebihan maka
haluskan dengan gerinda ampelas
31
Gambar 3. 28 Pengecatan rangka gerobak
11. Pasang sirap kayu yang telah dihaluskan pada rangka gerobak menggunakan bor
12. Pasang di tiap - tiap titik pengeboran pada rangka baja gerobak
C. Kesimpulan
1. Kualitas benda kerja yang dihasilkan tergantung pada empat factor yaitu :
manusia, alat, bahan, dan lingkungan
32
2. Prinsip utama dalam pekerjaan finishing gerobak adalah bagaimana mahasiswa
dapat melakukan pekerjaan, mengamplas, pengecatan dan pengeboran dengan
baik dan benar
3. Hasil pekerjaan yang didapatkan setelah menjalani serangkaian proses pembuatan
produk gerobak dorong adalah gerobak dorong berukuran 150 x 80 yang telah
difinishing dan siap pakai
4. Hambatan hambatan yang dialami :
a. Aturan penggunaan k3 yang kurang ditaati oleh mahasiswa
b. Terbatasnya peralatan sehingga harus bergantian
A. Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui tentang struktur bangunan baja melelui pembelajaran
langsung di lapangan
2. Mahasiswa mengetahui informasi apapun tentang proyek yang sedang
dijalankan saat itu
3. Mahasiswa mengetahui sistem kerja teamwork para pekerja dilapangan
4. Mampu membandingkan antara pembelajaran teori dan praktek di lapangan
2 Sepatu Safety 1
pasang
1. Cara pelaksanaannya\
2. Ukuran baja profil WF
3. Profil baja yang digunakan
4. Jenis sambunngan yang digunakan
5. Fungsi bangunan
33
6. Fungsi bangunan terbuka/tertutup
7. Metode pengelasan
8. Ukuran bentangan kuda – kuda
9. Hambatan yang dialami saat pelaksanaan proyek
D. Gambar Kerja
3000
DETAIL KUDA KUDA
SKALA 1 : 100
BOUT 4 Ø12
WF 150X75
WF 250 X 400
REGEL
WF 250 X 400
DETAIL SAMBUNGAN
SKALA 1 : 20
34
E. Foto dokumentasi kegiatan
Gambar 3. 36 Trestang
35
Gambar 3. 37Gording
F. Kesimpulan
Hasil dari praktikum survey dan observasi yang kami lakukan adalah sebagai berikut :
1. Diketahui bangunan baja menggunakan baja WF ukuran 250 x 400
2. Dalam pelaksanaannya menggunakan teknik pola pengelasan spiral, zigzg maupun
lurus (semua pola digunakan dalam proyek ini)
3. Semua jenis sambungan pengelasan digunakan dalam proyek ini
4. Ukuran bentangan kuda kuda yaitu 30 meter
5. Bangunan menggunakan pondasi pedestal ukuran 35 x 35
6. Jenis bangunan ini akan direncanakan sebagai bangunan tertutup
7. Bangunan ini akan digunakan sebagai Gudang Elektronik
8. Lama waktu pengerjaan Proyek ini berlangsung selama 2 bulan
9. Hambatan – hambatan yang dialami selama pengerjaan proyek :
a. Cuaca yang tidak menentu, karena proyek tidak bias berlangsung jika terjadi
Hujan
b. Baja WF yang harus diberi tarikan sebanyak tiga kali untuk membuang
kelenturannya agar kuat, hal ini juga yang menyebabkan lamanya waktu
pengerjaan proyek ini.
36
BAB IV
PENUTUP
A. PEMBAHASAN
Dari pengerjaan praktikum pertama, pengelasan pada produk. Terdadat ketidak merataan
pengelasan di karenakan bergantian saat melakukan pengelasan dan dibutuhkan keahlian
khusus saat melakukan pengelasan sehingga mendapatkan pengelasaan yang merata.
Dari hasil pengerjaan pengelasan produk kerja baja selama 2 minggu maka di peroleh
data dengan hasil minggu pertama pemotongan plat baja dan besi holow. Sedangkan hasil
dari minggu ke 2 yaitu pengelasan dan finishing, pengerjaan pengelasan dilakukan oleh
teman-teman dengan keahlian khusus. Jika melakukan pengelasan membutuhkan ketelatenan
dan ketekunan agar mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah melakukan pengelasan
sambungan las diratakan permukaannya menggunakan gerinda, hal ini bertujuan untuk
pemerataan permukaan dan sudut yang di hasilkan tidak melukai pemakai produk saat di
guanakan. Selanjutnya adalah finishing pada saat melakukan finishing, dilakukannya
pengecatan yang bertujuan untuk perawatan produk dan menjaga produk dari terjadinya
korosi. Pada pengecatan produk terkendala oleh cuaca sehingga pengecatan yang di prediksi
jika 1 hari selesai maka waktu prediksi mundur hingga 2 hari untuk menunggu catnya kering.
B. KESIMPULAN
37