Anda di halaman 1dari 126

LAPORAN AKTUALISASI

PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)


DI UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN BANGKA TENGAH

Disusun Oleh :

MAULIDIA PUTRI,A.Md.T
NIP. 19980712 202203 2 012

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


GOLONGAN II ANGKATAN I KABUPATEN BANGKA TENGAH
BEKERJA SAMA DENGAN BADAN KEPEGAWAIAN DAN
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
TAHUN 2022

II
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA (K3) DI UPTD LABORATORIUM LINGKUNGAN
DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA
TENGAH
Nama : Maulidia Putri, A.Md.T
NIP : 19980712 202203 2 012
Pangkat/Golongan : Pengatur/ IIc
Jabatan : Teknisi Laboratorium
Instansi : Dinas Lingkungan Hidup

Telah disetujui sebagai salah satu syarat mengikuti Seminar Laporan


Aktualisasi yang akan diselenggarakan pada hari Selasa tanggal 20 September
2022 bertempat di BKPSDMD Kabupaten Bangka Tengah.

Koba, 20 September 2022

Mentor, Coach,

Wiwid Pranata Putra, S.Si.M.Sc Ir. H. Ngadimun Sumarto,MM


NIP. 19900427 201501 1 001 NIP. 19630519 198903 1 002

III
BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI

Judul : PENERAPAN KESEHATAN DAN


KESELAMATAN KERJA (K3) DI UPTD
LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS
LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA
TENGAH
Nama : Maulidia Putri, A.Md.T
NIP : 19980712 202203 2 012
Pangkat/Golongan : Pengatur/ IIc
Jabatan : Teknisi Laboratorium
Instansi : Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka
Tengah

Telah dilaksanakan seminar Laporan Aktualisasi pada hari Senin tanggal


20 September 2022 bertempat di Badan Kepegawaian dan
Pengembangan SDM Kabupaten Bangka Tengah.

Koba, 20 September 2022

Mentor, Peserta,

Wiwid Pranata Putra, S.Si.M.Sc Maulidia Putri, A.Md.T.


NIP. 19900427 201501 1 001 NIP. 19980712 202203 2 012

Coach, Penguji,

Ir. H. Ngadimun Sumarto,MM Hendri Noviyarto, S.IP.,M.AP


NIP. 19630519 198903 1 002 NIP. 19831128 200903 1 002

IV
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT,


shalawat serta salam kita panjatkan pada junjungan kita Nabi besar
Muhammad SAW. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil Golongan II Angkatan I yaitu “Penerapan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup”. Laporan Aktualisasi ini disusun sebagai pedoman dalam
mengimplementasi aktualisasi diri pasca mengikuti Latsar Golongan II
Angkatan I di BKPSDM Kabupaten Bangka Tengah.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang


sedalam-dalamnya kepada:

1. Orang tua, dan keluarga, atas do’a dan kasih sayang serta motivasi
yang melimpah;

2. Mentor, Coach, dan Widyaiswara khususnya Bapak/Ibu yang sudah


memberi materi dengan tulus ikhlas serta selalu memberi motivasi baik
lahir maupun batin;

3. Teman-teman sejawat peserta Latsar CPNS Golongan II Angkatan I


Tahun 2022 yang selalu menyemangati, memberi bantuan dan saran serta
saling bekerja sama selama proses Latsar CPNS 2022.

Semoga Laporan Aktualisasi yang disusun dapat bermanfaat bagi


semua pihak dan memberikan contoh penerapan nilai-nilai “BerAKHLAK”
di kehidupan masyarakat. Saran dan kritikan yang membangun dari para
pembaca sangat dibutuhkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.

Koba, 20 September 2022

Penulis
V
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... ii


BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI ............................. iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Tujuan dan Manfaat...............................................................................3
C. Gambaran Umum Organisasi ................................................................3
BAB II ASN BERAKHLAK DAN SMART GOVERMENT .............................7
A. Nilai-Nilai Dasar ASN ............................................................................7
B. Kedudukan dan Peran PNS untuk terwujudnya Smart Goverment ......18
C. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
Laboratorium Lingkungan ....................................................................21
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI .......................................................29
A. Identifikasi Isu......................................................................................29
B. Penetapan Core Isu ............................................................................30
C. Analisis Core Isue................................................................................33
D. Gagasan Kreatif Pemecahan Isue .......................................................34
E. Matriks Rancangan Aktualisasi............................................................36
F. Jadwal Rancangan Kegiatan ...............................................................57
BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI..............................................................58
A. Deskripsi Core Issue dan Gagasan Pemecahan Issue .......................58
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi..........................................................59
C. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ..............................................62
Daftar Pustaka ..........................................................................................77

VI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan ..............4


Gambar 2.1 Tanda menyatakan tempat pemasangan APAR di dinding .......27
Gambar 2.2 Tinggi pemasangan APAR dari lantai........................................27
Gambar 4.1 Melakukan konsultasi bahan aktualisasi ...................................66
Gambar 4.2 Rencana aktualisasi yang akan dilakukan ................................67
Gambar 4.3 Lembar persetujuan kegiatan aktualisasi ..................................68
Gambar 4.4 Hasil Observasi di Laboratorium ...............................................70
Gambar 4.5 Alat yang digunakan untuk pemasangan K3 .............................72
Gambar 4.6 Penyampaian kepada atasan alat dan bahan yang siap dipasang
......................................................................................................................73
Gambar 4.7 Bahan dan alat yang telah siap untuk dipasang ........................74

VII
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Identifikasi Isu/ Masalah Berdasarkan Analisis APKL.............31


Tabel 3.2 Penentuan Isu Prioritas dengan Analisis USG ....................... 33
Tabel 3.3 Tahapan Kegiatan Aktualisasi ................................................ 36
Tabel 3.4 Rancangan dan Realisasi Aktualisasi. ...................................57
Tabel 4.1 Uraian Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi. ................................59

8
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
terdiri atas PNS dan PPPK yang berkedudukan sebagai aparatur
sipil negara yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
serta diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Peserta yang lolos seleksi dari
penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS diangkat menjadi calon
PNS dan wajib menjalani masa percobaan selama satu tahun
melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Adapun proses pendidikan dan pelatihan yang
dimaksud menurut peraturan LAN No 1 Tahun 2021 berupa
Pelatihan Dasar CPNS yang bertujuan mengembangkan
kompetensi CPNS untuk agar terbentuknya karakter PNS yang
profesional sesuai bidang tugasnya.
Kabupaten Bangka Tengah adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Bangka yang resmi dibentuk pada
tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka
Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Setiap kepala daerah memiliki visi dan misi untuk
mewujudkan pencapaian kinerja dari kepala daerah. Oleh karena
itu setiap kepala daerah khususnya kepala daerah Kabupaten

1
Bangka tengah yang terpilih harus mencapai visi dan misi tersebut
yang didukung oleh perangkat daerah yang ada.
Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi yang mempunyai
tugas dalam pelaksana urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup dan kehutanan mendukung misi kepala daerah pada misi ke-
4 yaitu Mewujudkan lingkungan yang unggul serta berkelanjutan.
Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari beberapa unit bagian salah
satunya UPTD Laboratorium Lingkungan. Dimana UPTD
Laboratorium Lingkungan tersebut masih dalam proses menuju
akreditasi. Menurut PermenLHK No.23 th 2020 tentang
Laboratorium Lingkungan persyaratan tambahan dalam penilaian
kompetensi laboratorium pada bagian manajemen laboratorium
yaitu adanya pernyataan manajemen dalam pengelolaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Di dukung juga UU No.1 th
1970 tentang Keselamatan Kerja di tempat kerja dimana kewajiban
pengurus untuk menempatkan semua syarat keselamatan kerja di
tempat kerja, memasang gambar /poster K3 yang diwajibkan dan
bahan pembinaan serta menyediakan alat perlindungan diri.
Berdasarkan UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, bahwa tujuan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang
berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan, tempat kerja, dan
lingkungan tempat kerja adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada
tenaga kerja sehingga meningkatkan mutu pekerjaan,
meningkatkan produksi dan produktivitas. Hal ini tentu sangat
penting mengingat apabila kesehatan pegawai buruk maka akan
mengakibatkan turunnya output serta demotivitas kerja.

2
B. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan laporan aktualisasi ini, yaitu:
1. Mengetahui standar K3 di laboratorium lingkungan sesuai
PerMenLHK No.23 th 2020 dan UU No.1 th 1970;
2. Memasang K3 sesuai peraturan undang-undang di UPTD
Laboratorium Lingkungan;
3. Memberikan pemahaman tentang K3 dalam bekerja di
UPTD Laboratorium Lingkungan melalui sosialisasi;
b. Manfaat laporan aktualisasi ini, yaitu:
1. Peserta latsar dapat memahami, mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ASN (BerAKHLAK) dalam melaksanakan tugas
dan fungsi ASN di tempat kerja;
2. Mengurangi resiko kecelakaan kerja di UPTD Laboratorium
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup,
3. Meningkatkan produktifitas, efektifitas, dan efisiensi UPTD
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
4. Menciptakan Lingkungan kerja yang disiplin;

C. Gambaran Umum Organisasi


Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 84 tahun 2016 tentang
Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Dinas Lingkungan Hidup dijelaskan bahwa Dinas Lingkungan
Hidup merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan di bidang
lingkungan hidup dan kehutanan. Dinas Lingkungan Hidup
mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan urusan
pemerintahan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan yang
menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang
diberikan kepada Daerah.
a. Tugas dan Fungsi Organisasi

Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 63 tahun 2017 tentang


pembentukan UPTD badan dan dinas UPTD Laboratorium

3
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
DLH di bidang lingkungan hidup. Kepala UPTD Laboratorium
Lingkungan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas
membantu Kepala DLH dalam memimpin, mengatur, membina,
mengendalikan, mengoordinasikan dan menyelenggarakan
seluruh kegiatan di UPTD Laboratorium Lingkungan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, UPTD Laboratorium
Lingkungan, mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana dan teknis operasional pengelolaan
laboratorium lingkungan;
b. Pelaksanaan operasional pengelolaan laboratorium
lingkungan;
c. Pelaksanaan ketatausahaan UPTD;
d. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan kegiatan laboratorium lingkungan; dan
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.

b. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup, terdiri dari:
a. kepala UPTD;
b. subbagian tata usaha; dan
c. kelompok jabatan fungsional.

Gambar 1.1 Susunan organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan

4
c. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Setiap perangkat daerah dalam melaksanakan program dan
kegiatan harus merujuk pada visi dan misi dari Kabupaten
Bangka Tengah guna mewujudkan pencapaian kinerja dari
kepala daerah Kabupaten Bangka Tengah. Dimana visi
tersebut adalah : “Mewujudkan Bangka Tengah Yang Semakin
Unggul”.

Sedangkan untuk misi pembangunan Kabupaten Bangka


Tengah Periode Tahun 2021 – 2026 yaitu :

1. Meningkatkan sumber daya manusia yang unggul dan


berkualitas berdasarkan IMTAQ
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi kerakyatan yang
unggul dan berkelanjutan melalui penguasaan dan
pengembangan IPTEK
3. Meningkatkan sarana dan prasarana publik yang unggul
merata
4. Mewujudkan lingkungan yang unggul serta berkelanjutan
5. Meningkatkan pelayanan publik dan penyelenggaraan
pemerintahan yang unggul.

Untuk mendukung misi Kepala daerah maka misi untuk


lingkungan hidup adalah pada misi ke-4 yaitu Mewujudkan
lingkungan yang unggul serta berkelanjutan. Berdasarkan
misi tersebut maka dapat dijabarkan tujuan dan sasaran
Kabupaten Bangka Tengah yang harus didukung oleh Dinas
Lingkungan Hidup sehingga tercapailah apa yang menjadi
tujuan dan sasaran kepala daerah, Adapun tujuan yang akan
dicapai Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah
adalah sebagai berikut:

5
1. Terwujudnya lingkungan hidup yang berkelanjutan;
2. Mewujudkan tata kelola organisasi yang baik.
Untuk sasaran jangka menengah yang hendak dicapai adalah;
1. Meningkatnya kualitas air
2. Meningkatnya kualitas udara
3. Meningkatnya kualitas air laut
4. Meningkatnya kualitas lahan
5. Terlaksananya pengelolaan persampahan di Kabupaten
Bangka Tengah
Nilai organisasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah yakni Disiplin, Jujur, Ikhlas, Tanggung Jawab,
Profesional Kerjasama (DJITOE)

6
BAB II
ASN BerAKHLAK DAN SMART GOVERNMENT

A. Nilai-Nilai Dasar ASN


Berdasarkan Surat Edaran (SE) Menteri PANRB Nomor 20
Tahun 2021 tanggal 26 Agustus 2021 tentang Implementasi Core
Values dan Employer Branding Aparatur Sipil Negara, Presiden
Joko Widodo meluncurkan Core Values (Nilai-Nilai Dasar) ASN
BerAKHLAK dan Employer Branding (Bangga Melayani Bangsa)
bertepatan dengan hari jadi Kementerian PANRB ke-62 pada
tanggal 27 juli 2021 dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai
salah satu strategi transformasi pengelolaan ASN menuju
pemerintahan berkelas dunia (World Class Government).
Peluncuran Core Values dan Employer Branding ASN
tersebut merupakan akronim dari Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif. Core
Values yang harus dapat dipahami dan dimaknai sepenuhnya oleh
seluruh ASN serta dapat diimplementasikan dalam pelaksanaan
tugas dan kehidupan sehari-hari.

a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan yaitu komitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat. Adapun paduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yaitu :
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
Aparatur menjadi pendengar yang baik atas keluhan
ataupun harapan masyarakat terhadap layanan yang ingin
mereka dapatkan, kemudian memenuhi tuntutan kebutuhan
warga negaranya. Kebutuhan dan harapan tersebut berbeda-
beda sesuai dengan karakteristik individu yang bersangkutan.

7
Standar mutu pelayanan yang berbasis kebutuhan dan
kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, diarahkan untuk
memberikan kesejahteraan kepada setiap warga negara,
misalnya: layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan
konsumen.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnya dalam konteks ASN, yaitu:
a. Penyelenggara pelayanan publik (ASN/Birokrasi),
b. Penerima layanan (masyarakat, stakeholders, atau sektor
privat)
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
Pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan
ramah yaitu melayani dengan senyuman, menyapa dan
memberi salam serta berpenampilan rapi. Cekatan yaitu
melayani dengan cepat dan tepat waktu, Solutif yaitu melayani
dengan memberikan kemudahan untuk memilih layanan yang
tersedia dapat diandalkan, tidak berbelit belit (bertele-tele), dan
tidak ditunda-tunda. serta melayani dengan dengan
kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang
prima.
3. Melakukan perbaikan tiada henti
Aparatur Sipil Negara memberikan layanan yang bermutu
tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki
agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan
pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari
hari ini.

8
b. Akuntabel
Akuntabel yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari
amanah yang dipercayakan kepadanya. Adapun paduan perilaku
yang sesuai dengan paduan perilaku ASN BerAKHLAK yaitu:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam membangun
kepercayaan publik terhadap amanah yang diembankan
kepada setiap pegawai atau pejabat negara. ASN memiliki
tanggung jawab untuk melakukan sesuatu, dapat menerima
konsekuensi ketika tidak melakukannya atau ternyata hasil
pekerjaannya tidak sesuai. Dalam dunia kerja, tanggung jawab
membantu seseorang untuk berkomitmen terhadap
pekerjaannya dan menyelesaikannya sesuai yang diharapkan.
Cermat yaitu melakukan tugas pelayanan dengan penuh
perhatian, seksama dan teliti. Disiplin dimana patuh dan taat
terhadap ketentuan peraturan dan hukum yang berlaku dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Integritas memiliki
keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik untuk dapat
berpikir secara akuntabel.

2. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara


secara bertanggung jawab, efektif, dan efisien
Semua instansi pemerintah hampir dilengkapi dengan
berbagai fasilitas seperti telepon, komputer, internet dan
sebagainya. Tidak hanya itu, bahkan semua instansi
pemerintah memiliki aset-aset lain, seperti rumah dinas, mobil
dan kendaraan dinas lainnya. Kesemuanya itu dimanfaatkan

9
untuk mencapai tujuan organisasi dalam melayani publik.
Semua fasilitas tersebut disebut fasilitas publik.
Dilarang menggunakan fasilitas publik dan asset negara
untuk kepentingan pribadi, sebagai contoh motor atau mobil
dinas yang tidak boleh digunakan kepentingan pribadi. Hal-hal
tersebut biasanya sudah diatur secara resmi oleh berbagai
aturan dan prosedur yang dikeluarkan pemerintah/instansi.
Setiap PNS harus memastikan bahwa:
a. Penggunaannya diaturan sesuai dengan prosedur yang
berlaku
b. Pemakaian barang berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
c. Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung- jawab dan
efisien
d. Pemakaian barang dan pengelola barang sesuai dengan
fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing,
serta sesuai dengan standar kendala yang dibutuhkan.
e. Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawab
f. Pengelolaan Barang Milik Negara harus transparan kepada
hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar
dapat dipertanggugjawabkan kepada rakyat
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi
Menurut filsuf Yunani kuno Plato, Integritas adalah tiang
utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen bangsa
harus memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara
negara, pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya.
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh
banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi
sebuah negara Menurut Kedua prinsip tersebut harus dipegang
teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan

10
layanan kepada masyarakat. Sistem yang memiliki integritas
yang baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas .

c. Kompeten
Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas. Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS,
bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah untuk
mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai
bagian dari reformasi birokrasi.
Berikut adalah paduan perilaku ASN Kompeten yaitu :
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah dengan paradigma Learn (Belajar hal baru),
Unlearn (Lupakan jika hal tersebut tidak sesuai/relevan), dan
Relearn (Menerima fakta baru). Kemandirian untuk belajar sejalan
dengan perkembangan teknologi yang telah menciptakan
kebutuhan metode pengajaran baru, sumber belajar, dan media
digital yang lebih luas dan massif. Pendekatan pengembangan
mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai
teori “net-centric”, yang merupakan pengembangan berbasis pada
sumber pembelajaran utama dari Internet. Prinsip pembelajar
heutagogis lainnya adalah kapabilitas.
Memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan yang
mungkin dimiliki unit kerja/instansi tepat bekerja atau tempat lain.
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam
basis online network. Dalam konteks ini mewujudkan akses
belajar seperti kursus online terbuka massal di mana koneksi
dapat dibentuk untuk membentuk komunitas pengetahuan.

11
Sebagai ASN pembelajar, ASN juga diharapkan mengalokasikan
dirinya dalam waktu dan ruang yang memadai, yang dikhususkan
untuk penciptaan atau perolehan pengetahuan
2. Membantu orang lain belajar
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu
aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka, Mengambil
pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti
memo, laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan
mudah disimpan dan diambil. Serta aktif mengakses dan
mentransfer pengetahuan dalam bentuk: melibatkan dalam
jejaring ahli, mendokumentasikan pengalaman/pegetahuan, dan
menuliskan pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman.
Sosialisasi seperti morning tea / coffee untuk mentransfer ilmu
pengetahuan.
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
 Mewujudkan pengetahuan yang bertumbuh menjadi karya
nyata (Pengetahuan menjadi karya)
 Bekarya terbaik sejalan dengan tujuan hidup seseorang
(Makna hidup dalam bekerja)
 Semangat dalam berkarya yang dapat mendorong dan
menahan kesusesan pekerjaan anda.

d. Harmonis
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak
manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman.
Kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat,
lepas kendali dan mudah tumbuhnya perasaan kedaerahan yang
akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan
bangsa. Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan.
Adapun paduan perilakunya yaitu:

12
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
PNS sebagai Aparatur Sipil Negara harus bersikap adil dan
netral. Adil, dimana dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh
berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan. Netral,
dimana tidak memihak kepada salah satu kelompok atau
golongan yang ada. Dengan bersikap adil dan netral
melaksanakan tugasanya, PNS akan mampu menciptakan
kondisi yang aman, damai, dan tentram dilingkungan kerjanya
dan di masyarakatnya. PNS juga harus memiliki sikap toleran
atas perbedaan untuk menunjang sikap adil dan netral karena
tidak berpihak dalam memberikan layanan .

2. Suka menolong orang lain


Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban PNS juga harus
memiliki suka menolong baik kepada pengguna layanan, juga
membantu kolega PNS lainnya yang membutuhkan pertolongan .

3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif;


Suasana tempat kerja yang positif dan kondusif juga
berdampak bagi berbagai bentuk organisasi. Ada tiga hal yang
dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif. Ketiga hal tersebut adalah:
1. Membuat tempat kerja yang berenergi (Tempat kerja harus
dibuat sedemikian rupa agar karyawan tetap senang dan
nyaman saat bekerja)
2. Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan
kontribusi (Mencari ide dari orang-orang yang berada dalam
tim, sehingga mampu meningkatkan keterlibatan dan rasa
memiliki karyawan dalam sebuah bisnis/organisasi)
3. Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi

13
e. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core
values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi
dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI
serta pemerintahan yang sah
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

2. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara


Adapun beberapa Nilai-Nilai Dasar ASN yang dapat
diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua ini
diantaranya:
a. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
b. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
c. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
d. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik;
e. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan
santun;
f. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;

14
g. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
h. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
i. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
j. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karier.
Adapun beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN yang
dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua
ini diantaranya:
1. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
2. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN;
3. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
4. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN; dan
5. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.

3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.


Sedangkan beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN
yang dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang
ketiga ini diantaranya:
1. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
2. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
3. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,
status, kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain; dan

15
4. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi.
Adapun Kewajiban ASN yang dapat diwujudkan dengan
Panduan Perilaku Loyal yang ketiga, yaitu: Menyimpan rahasia
jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

f. Adaptif
Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakan serta menghadapi perubahan. Adaptif dibutuhkan
baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual untuk
menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan
lingkungan yang konstan.
Adapun paduan perilaku adaptif ASN sebagai berikut :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah
menyesuaikan (diri) Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus
selalu adaptif atau mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai
keadaan. Keadaan Pelayanan publik berbasis digital menjadi
salah satu tuntutan perkembangan teknologi dan juga kebutuhan
kemudahan bagi warga. Digitalisasi pelayanan menjadi
keharusan bagi pemerintah untuk menyesuaikan dengan
peningkatan literasi digital masyarakat.
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
Inovasi kebijakan berarti baru dan ide-ide segar dicoba
dan dimasukkan ke dalam kebijakan sehingga hasil yang lebih
baik dan berbeda dapat dicapai. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi.
Istilah kreativitas dan inovasi kerap diidentikkan satu sama lain.
Sebuah inovasi yang baik biasanya dihasilkan dari sebuah

16
kreativitas. Contohnya dalam menginovasi sebuah barang atau
proses memerlukan kemampuan kreatif untuk menciptakan
inovasi. Tanpa kreativitas, maka kemampuan beradaptasi dari
pegawai akan sangat terbatas.
3. Bertindak proaktif;
Berdasarkan Artikel Diskominfo Jawa Timur, sikap proaktif
yaitu berani memulai untuk menciptakan inovasi dan terobosan
baru, akan menjadi modal dan kekuatan guna mencapai
pemerintahan yang mampu memaksimalkan pelaksanaan
otonomi daerahnya.

g. Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis.
Adapun paduan perilaku ASN kolaboratif yaitu :

1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk


berkontribusi;
Individu (staf) merupakan aset berharga dan membutuhkan
upaya mereka, Organisasi menghormati pekerjaan mereka.
Membangun kepercayaan stakeholder dengan mitra kolaborasi.
Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau
mencoba dan mengambil risiko yang wajar dalam
menyelesaikan tugas mereka dan pendapat para staff yang
berbeda didorong dan didukung dalam organisasi, setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai.

2. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah


Masalah yang terjadi dalam organisasi dibahas bersama
secara transparan untuk menghindari terjadinya konflik.
Mendorong kolaborasi dan kerja tim antar divisi untuk
menghasilkan pelayanan yang berkualitas.

17
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.
Menggunakan sumber daya dan berbagi tanggung jawab
untuk melakukan pendekatan pengambilan keputusan, tata
kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra
saling menghasilkan tujuan bersama.

B. Kedudukan dan Peran PNS untuk terwujudnya Smart Government

a. Kedudukan PNS
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep
yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN
terdiri atas:

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan


2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi
syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.

18
d. Peran PNS
Peran ASN Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,
maka Pegawai PNS berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia

Selanjutnya peran dari Pegawai ASN: perencana,


pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui
pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang professional,
bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme.

e. Smart ASN mewujudkan Smart Government

Sudah saatnya berbagai terobosan pemerintah berbasis


elektronik diterapkan di semua level pemerintahan hingga
pemerintah daerah. Dikarenakan Era Digital, tuntutan
pelayanan publik yang berkualitas dan responsif semakin tinggi.
Kultur birokrasi juga harus menerapkan prinsip New Public
Service dan pelayanan yang diaplikasikan oleh swasta agar
setiap warga negara benar-benar merasakan pelayanan prima
yang responsif. Kita tentunya dapat membandingkan antara

19
birokrasi masa lalu yang tidak menggunakan ICT/E-GOV, yaitu
minimnya inovasi, kaku, mengabaikan profesionalisme,
cenderung otoriter, dan peluang pungli lebih besar. Sedangkan
dengan sistem elektronik, memungkinkan adanya kreativitas,
inovasi, profesionalisme, transparansi, dan kecilnya peluang
KKN dikarenakan dikelola sistem.

Dengan masuknya generasi milenial sebagai ASN, maka


konsep “Smart ASN” dan e-government bisa diterapkan mulai
dari pemerintah pusat di Kementerian/Lembaga, hingga
pemerintah daerah.Untuk mendukung efektivitas pemerintah
melalui penerapan e-government, kompetensi aparatur dalam
transformasi digital menjadi sangat penting. Kita bisa melihat
misalnya beberapa Top Skill dalam Revolusi Industri 4.0.
Berbagai Top skill ini sudah dimiliki oleh generasi milenial, yang
notabene banyak menciptakan lapangan kerja di dunia swasta
dan industri kreatif.

Salah satu kuncinya adalah kemampuan untuk terus


berinovasi dengan memanfaatkan media sosial dan teknologi
komunikasi. Dengan hal tersebut, perusahaan global tidak
kehilangan momentum untuk berinteraksi dengan
konsumennya. Begitu pula dengan pemerintah agar bisa
berinovasi dan berkolaborasi dengan semua stakeholders untuk
memenuhi kebutuhan warganya (publik).

Dengan masuknya generasi milenial sebagai ASN, maka


konsep “Smart ASN” dan e-government bisa diterapkan menuju
pelayanan publik yang tak hanya berkualitas, tapi juga berkelas
dunia. Kemampuan inovasi juga menjadi penting dalam revolusi
industri 4.0. Inovasi menggantikan yang lama agar menjadi
lebih efisien dan efektif. Perubahan tersebut dimulai dari kultur

20
birokrasi yang mengakomodir ide-ide kreatif; pembelajaran
dalam pengembangan kompetensi ASN; hingga penataan
ruang kantor yang khas milenial.

Untuk mengatasi kemandegan atau tidak produktifnya


ASN, pengembangan kompetensi melalui e-Learning misalnya,
menjadi hal penting dalam mempersiapkan Aparatur Sipil
Negara di Era Revolusi Industri 4.0. Model pembelajaran e-
learning yang disertai dengan kelas tutorial atau sering juga
disebut dengan blended learning dapat menjadi solusi
peningkatan kompetensi PNS menuju “Smart ASN” 2024.

C. Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di Laboratorium


Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah
a. Laboratorium Lingungan
Laboratorium adalah lembaga yang melakukan satu atau
lebih kegiatan yang meliputi pengujian, kalibrasi, dan
pengambilan contoh, terkait dengan pengujian atau kalibrasi
berikutnya. Laboratorium Lingkungan adalah laboratorium yang
mempunyai sertifikat akreditasi laboratorium pengujian
parameter kualitas lingkungan dan pengambilan contoh uji
sesuai peraturan serta mempunyai identitas registrasi yang
memiliki fungsi mendukung pengelolaan lingkungan hidup.

b. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja
tidak saja menimbulkan korban jiwa maupun kerugian materi

21
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu
proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap
tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya.

Menurut UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja,


syarat-syarat keselamatan kerja yaitu :

1. Mencegah dan mengurangi kecelakaan;


2. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
3. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
4. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada
waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
5. Memberi pertolongan pada kecelakaan;
6. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
7. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebarluasnya
suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan
angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara dan getaran;
8. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan
penularan;
9. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
10. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
11. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
12. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
13. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya;

22
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.

Menurut PermenLHK 23 tahun 2020 tentang Laboratorium


Lingkungan pada persyaratan tambahan akreditasi Laboratorium
Lingkungan , dimana pada bagian manajemen laboratorium
terdapat pernyataan manajemen untuk melakukan pengambilan
contoh uji, pengelolaan limbah laboratorium serta kesehatan dan
keselamatan kerja.
Persyaratan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Laboratorium Bagi Laboratorium Lingkungan yang telah
menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Kesehatan Kerja
(SMK3), maka persyaratan Laboratorium Lingkungan
disesuaikan dengan persyaratan SMK3.
a. Laboratorium harus melakukan safety induction;
b. Laboratorium harus memiliki kebijakan dan prosedur yang
terdokumentasi untuk keselamatan dan kesehatan kerja
personel;
c. Laboratorium harus memiliki prosedur tanggap darurat;
d. Laboratorium harus memiliki penyerap bahan kimia
(diatomaceousearth, vermiculite) dan penyerap untuk cairan-
cairan yang menimbulkan rasa terbakar /pan\]as (Sawdust);
e. Bahan penetral tumpahan asam (soda ash/sodium
carbonate) dan atau basa;

23
f. Perangkat keselamatan dan kesehatan kerja di Laboratorium
sekurang-kurangnya harus meliputi :
1. Safety shower dan/atau eyewash unit;
2. Pemadam kebakaran sesuai jenisnya;
3. Alarm dan/atau petunjuk arah ke luar Laboratorium;
4. Obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan
Laboratorium (P3K);
5. Laboratorium Lingkungan dilengkapi informasi-informasi,
seperti antara lain: label; bahaya dan petunjuk
pengamanan; kompilasi Material Safety Data Sheet
(MSDS);
6. Peralatan pelindung diri (Personnel Protection
Equipment), seperti antara lain:
 Jas Laboratorium untuk melindungi pakaian sehari-
hari dari kontaminasi bahan-bahan beracun dan
penyebab infeksi;
 masker;
 Sarung tangan untuk bekerja kontak dengan bahan
kimia dan pekerjaan yang dapat menimbulkan
cedera;
 Kacamata Laboratorium yaitu kacamata pengaman
dan pelindung wajah.
7. Laboratorium harus membuat tanda-tanda pengamanan
berdasarkan peruntukan dan kebutuhan, seperti antara
lain:
 Dilarang Merokok;
 Hati-hati, Tegangan Tinggi;
 Harus Memakai Sarung Tangan;
 Tempat Mandi untuk Pengaman; dan
 Lokasi P3K

24
c. Pentingnya K3 di Laboratorium Lingkungan
1. Pentingnya Poster K3
Poster kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah sebuah
poster yang menjelaskan aturan atau memberikan saran yang
dirancang untuk membuat orang keluar dari bahaya di tempat
kerja seperti kantor, pabrik, sekolah, gedung pemerintah atau
akomodasi sewaan. Hal tersebut dirancang untuk
memperingatkan orang-orang dari potensi bahaya dan
bagaimana melindungi diri dari cedera. Bukan hanya karyawan
saja yang memainkan peran tersebut tetapi juga sangat penting
di tujukan bagi pemilik perusahaan dalam artian pemilik harus
mematuhi undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku dan di terapkan dalam suatu perusahaan tersebut.

2. Pentingnya MSDS bahan


Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 dan Peraturan
Menteri Perindustrian No. 87 tahun 2009 mengharuskan
pengadaan MSDS di perusahaan. Oleh karenanya, setiap
perusahaan wajib memberikan pelatihan tentang MSDS untuk
karyawannya. Dengan adanya pelatihan tersebut, perusahaan
dapat memaksimalkan setiap individu yang terlibat dalam suatu
produksi untuk memiliki pengetahuan tentang sifat dan karakter
bahan kimia yang berisiko. Sehingga, kesehatan mereka terjaga
dan keselamatan dari kecelakaan kerja tetap terjamin.

3. Pentingnya P3K pada Laboratorium


Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan Kerja adalah upaya
memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat
kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang berada di tempat
kerja, yang mengalami sakit atau cidera di tempat kerja.
• Ketentuan P3K di tempat kerja UU No. 3 tahun 1969

25
• UU No. 1 tahun 1970
• Permnenakertrans No. Per. 03/Men/1982
• Peraturan Khusus AA.
• Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 ttg P3K di
tempat kerja.
P3K tidak menggantikan usaha pertolongan medis oleh
yang berwenang, akan tetapi hanya secara sementara ( darurat )
membantu penanganan korban sampai tenaga medis diperlukan,
didapatkan atau sampai ada perbaikan keadaan korban. Bahkan
sebagian besar kecelakaan atau kesakitan hanya memerlukan
pertolongan pertama saja.
Persyaratan Kotak P3K :
a. terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna
dasar putih dengan lambang P3K berwarna hijau;
b. tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan P3K di tempat kerja;
c. penempatan kotak
d. isi kotak P3K
Penempatan Kotak P3K di Tempat Kerja
a. Mudah dilihat, dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya, mudah diangkat
b. disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K
c. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter
atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
d. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung
bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh

26
4. Standar Peletakan APAR
Berdasarkan Permen No.4 tahun 1980, Alat pemadam api
ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan :
a. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan.
b. Pemberian tanda pemasangan tersebut sesuai dengan
gambar berikut.

Gambar 2.1 Tanda menyatakan tempat pemasangan APAR di dinding


c. Tinggi pemberian tanda pemasangannya adalah 125 cm dari
dasar lantai tepat diatas satu atau kelompok alat pemadam
api ringan bersangkutan.

Gambar 2.2 Tinggi pemasangan APAR dari lantai


d. Pemasangan dan penempatan alat pemadam api ringan
harus sesuai dengan jenis dan penggolongan kebakaran .
e. Penempatan APAR antara alat pemada m api yang satu dengan
lainnya atau kelompok satu dengan lainnya tidak boleh melebihi 15

27
meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan Kerja.
f. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna
merah.
Selain menempatkan APAR sesuai standar, inspeksi APAR
berkala juga tidak boleh sampai ditinggalkan. Inspeksi APAR berkala
akan menjaga APAR milik Anda tetap dalam kondisi prima.
Karena di laboratorium lingkungan masih belum optimal
penerapan K3 di laboratorium lingkungan maka perlu dilakukan
upgrade untuk kebaikan pekerja, rekan kerja maupun masyarakat
luas.

28
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Identifikasi Isu
Berdasarkan pengalaman bekerja saya bertugas di UPTD
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah, ditemukan beberapa masalah /isu yang terjadi, isu-
isu tersebut yaitu:
1. Belum optimalnya K3 di Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
Penerapan K3 di Laboratorium Lingkungan masih belum
optimal seperti belum adanya poster K3, belum adanya MSDS
bahan-bahan kimia, belum terpasang seluruhnya petunjuk kerja
penggunaan alat, kotak P3K dan poster pertolongan pertama
serta peletekan APAR belum sesuai standar. Hal tersebut bisa
memicu terjadinya kecelakaan kerja yang menyangkut
keselamatan dan kesehatan pegawai Laboratorium Lingkungan
serta belum menerapkan undang-undang No.1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja di tempat kerja.

2. Belum adanya tata letak pembagian peralatan yang layak dan


tidak layak di Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Di bagian ruang bahan kimia di laboatorium lingkungan
terdapat peralatan rusak yang sudah tidak layak pakai. Untuk itu
perlu dipisahkan terutama untuk peralatan gelas kimia yang layak
maupun tidak layak digunakan agar tidak membahayakan analis
jika masih menggunakan peralatan yang tidak layak digunakan.

3. Belum adanya tata letak peralatan sampling yang terletak di meja


kerja analis di Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

29
Peralatan pengambilan sampel masih tidak beraturan
terletak di meja kerja untuk analis. hal ini dikarenakan belum
adanya tempat khusus untuk peralatan sampel tersebut. maka
perlu di pisahkan tersendiri di ruangan lain agar tidak
mengganggu proses analis dalam menganalisa.

4. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung seperti pendingin


ruangan (AC) di laboratorium lingkungan
AC (Pendingin ruangan) dibutuhkan untuk mengatur suhu
saat proses analisis BOD. Pada penyimpanan mikroba dibutuhkan
suhu 20°C sedangkan karena AC pada ruang BOD rusak maka
suhu ruangan 25°C. Hal ini mengganggu proses analisa sehingga
perlu diperbaiki untuk menunjang keberhasilan pengujian.

5. Banyaknya penggunaan form kertas di laboratorium lingkungan


Mulai dari form sampel masuk, form analisa, laporan, hasil
pengujian dalam aktivitas laboratorium masih sering
menggunakan kertas. Sedangkan diperlukan 1 batang pohon
usia 5 tahun untuk memproduksi 1 rim kertas. Limbah yang
dihasilkan dari proses produksi kertas juga sangat besar, baik
secara kuantitatif dalam bentuk cair, gas, dan padat, maupun
secara kualitatif.

6. Kurangnya penerapan logbook peminjaman dan pengembalian


alat di laboratorium lingkungan
Fungsi dari logbook peminjaman dan pengembalian alat
tersebut agar alat-alat yang akan digunakan analis dikembalikan
sesuai yang dipinjam dan dalam keadaan baik. Agar prosedur
perawatan alat juga lebih terkontrol

B. Penetapan Core Isu


Dari ke-6 isu yang diidentifikasi, dilakukanlah penapisan
berdasarkan analisis teknik tapisan dengan menetapkan rentang

30
penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik,
dan Kelayakan.. Adapun isu-isu tersebut diidentifikasi pada tabel
3.1 berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi Isu/ Masalah Berdasarkan Analisis APKL

No Identifikasi Isu A K P K Jml Rank


Belum optimalnya K3 di UPTD Laboratorium
1 5 5 5 5 20 1
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Belum adanya tata letak pembagian peralatan
2 yang layak dan tidak layak di UPTD Laboratorium 4 5 4 4 17 4
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Belum adanya tata letak peralatan sampling
yang terletak di meja kerja analis di UPTD
3 4 5 4 5 18 3
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup
Keterbatasan sarana dan prasarana
pendukung seperti pendingin ruangan (AC) di
4 4 5 5 5 19 2
UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
Banyaknya penggunaan form kertas di UPTD
5 Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan 4 3 4 4 15 6
Hidup
Kurangnya penerapan logbook peminjaman dan
6 pengembalian alat di UPTD Laboratorium 4 4 4 4 16 5
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

Aktual adalah isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang


hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan adalah Isu
tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik adalah
Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga
perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan
Kelayakan adalah Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan

31
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Dari isu yang
ada, dilakukanlah penapisan terhadap isu-isu tersebut sehingga
didapatkan tiga identifikasi isu. Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan
tiga identifikasi isu yakni :
1. Belum optimalnya K3 di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
2. Belum adanya tata letak peralatan sampling yang terletak di
meja kerja analis di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
3. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung seperti
pendingin ruangan (AC) di UPTD Laboratorium Lingkungan
Dinas Lingkungan Hidup
Dari ketiga isu problematika di atas, dibuatlah analisis
berdasarkan hasil analisis USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth) yang mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan
dan perkembangan setiap variabel dengan rentang 1-5. Urgency
(mendesak) yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan. Seriousness (keseriusan) yaitu
melihat dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja dan
bahkan pengaruh terhadap proses selanjutnya (sifat kumulatif
dampak) yang mana apakah dampak tersebut akan
membahayakan sistem atau tidak dan sebagainya. Growth
(berkembangnya masalah) yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah. Berikut
merupakan pemilihan isu prioritas menggunakan teknik analisis
USG pada tabel 3.2 :

32
Tabel 3.2 Penentuan Isu Prioritas dengan Analisis USG

Penilaian Kriteria
No Jml Rank
Masalah U S G

Belum optimalnya K3 di UPTD Laboratorium


1 5 5 5 15 1
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

Belum adanya tata letak peralatan sampling yang


2 terletak di meja kerja analis di UPTD Laboratorium 5 4 4 13 3
Lingkungan Dians Lingkungan Hidup

Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung


3 seperti pendingin ruangan (AC) di UPTD 5 5 4 14 2
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

Berdasarkan analisis isu USG, dapat dilihat bahwa


ditetapkan isu “Belum optimalnya K3 di laboratorium lingkungan”
sebagai isu prioritas utama. Jika isu tidak segera dipecahkan maka
akan menyebabkan hal-hal berikut:
1. Meningkatnya resiko kecelakaan kerja di laboratorium lingkungan
2. Menurunnya produktifitas, efektifitas dan efisiensi laboratorium
jika terjadi kecelakaan kerja
3. Menciptakan lingkungan kerja yang kurang disiplin

C. Analisis Core Isue

Setelah mendapatkan isu prioritas yaitu “Belum Optimalnya


K3 di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup”, Isu
tersebut dianalisis menggunakan metode fishbone diagram.
Fishbone diagram akan mengidentifikasi berbagai factor penyebab
masalah dan menganalisis masalah yang kemudian akan
dipecahkan menjadi beberapa kategori yang berkaitan. Berikut
adalah fishbone diagram yang digunakan untuk menganalisa isu

33
“Belum Optimalnya K3 di Laboratorium Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup”
Penyebab Akibat

Individu Metode
Belum
Masih kurang terdapatnya
MSDS dan
pemahanan K3
prosedur kerja Belum
per alat
Kurang Belum adanya Optimalnya
Ingin cepat
disiplin
/praktis petunjuk dan K3
/instan rambu K3 di UPTD
Laboratorium
Belum terlaksananya Peletakkan APAR
belum sesuai standar Lingkungan
PerMenLHK No.23 th 2020
dan pemasangan Dinas
dan UU No.1 th 1970 petunjuk penggunaan
Lingkungan
APAR
Hidup
Belum
adanya
Aturan Fasilitas kotak P3K

D. Gagasan Kreatif Pemecahan Isue


Berdasarkan penentuan isu prioritas menggunakan
analisis USG, isu yang diangkat yakni “Belum optimalnya K3 di
UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup”.
Berikut gagasan kreatif untuk menyelesaikan issue tersebut :
1. Memasang poster dan rambu K3 di Laboratorium Lingkungan
2. Memasang kumpulan MSDS bahan dan prosedur kerja
penggunaan alat di laboratorium lingkungan
3. Memasang kotak P3K dan poster pertolongan pertama jika
terjadi kecelakaan kerja di Laboratorium Lingkungan

34
4. Meletakkan APAR sesuai standar dan membuat petunjuk
kerja penggunaan APAR
5. Melakukan Pemasangan Tanggap Darurat dan Prosedur
Evakuasi di Laboratorium Lingkungan
6. Membuat SOP Mengenai Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia, Penanganan Pecahan Kaca/Gelas, dan Pengelolaan
Limbah Laboratorium Lingkungan.
7. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya K3 di
Laboratorium Lingkungan
Berikut Diagram Alir Penyelesaian Isu / masalah :

Melakukan Konsultasi dengan atasan dan


meminta persetujuan

Menyiapkan bahan berupa poster K3, petunjuk kerja dan


prosedur kerja menggunakan alat, MSDS, rambu K3,
kotak P3K, dan prosedur kerja penggunaan APAR

Melakukan pemasangan bahan K3 di


Laboratorium Lingkungan

Membuat Rancangan
Sosialisasi kepada Staff
Laboratorium Lingkungan

Melakukan Sosialisasi kepada Staff


Laboratorium Lingkungan

Membuat Laporan
Penerapan K3 di
Laboratorium
Lingkungan

35
E. Matriks Rancangan Aktualisasi

Tabel 3.3 Tahapan Kegiatan Aktualisasi

Output Keterkaitan Substansi Mata Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai


No Kegiatan Tahapan Kegiatan
/Hasil Pelatihan dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan Konsultasi 1. Menyiapkan bahan Bahan Berorientasi Pelayanan: Menyiapkan Dengan melakukan konsultasi Dengan melakukan
dengan atasan dan untuk konsultasi kepada Konsultasi bahan dimana bahan tersebut harus dengan atasan dan meminta konsultasi dengan atasan dan
meminta persetujuan atasan memenuhi kebutuhan stakeholder. persetujuan kepada atasan meminta persetujuan dengan
sehingga didapatkan hasil yang atasan untuk mendapatkan
Akuntabel: Tepat waktu menyiapkan diinginkan dengan musyawarah hasil yang diinginkan
bahan sebelum dikonsultasikan serta sehingga didapatkan mufakat sehingga tercapainya
jujur dalam penyajian bahan dimana hasil konsultasi penguatan nilai organisasi
tersebut dapat meningkatkan yaitu Disiplin, Jujur, Ikhlas, ,
Kompeten: Bahan yang dibuat pelayanan publik sehingga Tanggung Jawab,
sistematis memudahkan atasan dalam tercapainya Visi Kabupaten Profesional, dan Kerjasama
memahami bahan tersebut Bangka Tengah Semakin
Unggul dan Misinya yaitu
Harmonis: Meminta saran dan Mewujudkan Lingkungan Yang
masukan staff senior tentang kendala Unggul dan Berkelanjutan.
yang akan diangkat sebelum konsutasi
1
dengan atasan.

Loyal: Dalam menyiapkan bahan tidak


memasukkan bahan yang
mengandung rahasia organisasi.

Adaptif: Menyiapkan bahan yang


update terhadap peraturan
perundangan terbaru.

Kolaboratif: Berkonsultasi dengan


stakeholder mengenai kendala yang
ada di laboratorium.

36
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan konsultasi Foto Berorientasi Pelayanan: Berkonsultasi
kegiatan yang akan dokumentasi kepada atasan dengan ramah, cekatan
dilaksanakan dan solutif ketika ditanya oleh atasan.

Akuntabel: Dapat bertanggung jawab


terhadap bahan yang akan
dikonsultaskan.

Kompeten: Menguasai bahan yang


akan dikonsultasikan.

Harmonis: Menghargai masukan dan


saran yang diberikan saat
berkonsultasi dengan atasan.

Loyal: Dalam berkonsultasi dengan


atasan bersikap sopan dan menjaga
nama baik sebagai ASN.

Adaptif: Cepat menyesuaikan dengan


hasil konsultasi.

Kolaboratif: Berkonsultasi dengan


atasan mengenai kegiatan yang akan
dilaksanakan serta meminta saran dan
masukannya.
3. Membuat rencana Rencana Berorientasi Pelayanan: Rencana
kegiatan yang akan Kegiatan kegiatan yang dilaksanakan bertujuan
dilaksanakan melakukan perbaikan k3 di
laboratorium.

Akuntabel: Dapat
mempertanggungjawabkan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan.

37
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kompeten: Memahami dan menguasai
rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan.

Harmonis: Rencana yang dibuat


bermanfaat membantu pekerjaan
stakeholder.

Loyal: Rencana yang akan


dilaksanakan sesuai dengan hasil
musyawarah dengan atasan.

Adaptif: Membuat rencana kegiatan


dengan inovatif dan mengembangkan
kreativitas.

Kolaboratif: Rencana yang dibuat


menciptakan kerjasama setiap staff
untuk kemajuan organisasi.
4. Meminta persetujuan Lembar Berorientasi Pelayanan: Meminta
atasan persetujuan lembar persetujuan dengan ramah
kepada atasan.

Akuntabel: Dapat
mempertanggungjawabkan kegiatan
yang disetujui dengan baik.

Kompeten : Lembar yang akan


disetujui digunakan sebaik-baiknya
untuk memberikan hasil yang terbaik.

Harmonis: Menghargai dan


menghormati keputusan atasan
dengan bijak.

38
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Loyal: Meminta dengan sopan dan
menjaga nama baik atasan, organisasi
dan institusi yang akan menyetujui
rencana yang akan dilaksanakan.

Adaptif: Mampu menyesuaikan dengan


perubahan setelah disetujuinya
rencana yang akan dilaksanakan.

Kolaboratif: Lembar persetujuan


tersebut sebagai wujud kerja sama
atasan dan peserta untuk memberikan
hasil terbaik untuk organisasi maupun
instansi.
1. Menyiapkan 2. Mencari referensi Bahan Berorientasi Pelayanan: Menyiapkan Dengan Menyiapkan bahan K3 Dengan Menyiapkan bahan
bahan berupa bahan K3 (poster K3, Aktualisasi bahan dimana bahan tersebut harus diharapkan agar dapat K3 diharapkan agar dapat
(poster K3, prosedur kerja memenuhi kebutuhan stakeholder. tercapainya penerapan K3 di tercapainya penerapan K3 di
prosedur kerja penggunaan laboratorium lingkungan melalui laboratorium lingkungan
penggunaan alat,prosedur P3K, Akuntabel: Menyiapkan bahan dengan peningkatan kualitas Sumber melalui peningkatan kualitas
alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, cermat dan disiplin. Daya Manusia sehingga Sumber Daya Manusia
penggunaan Prosedur Tanggap tercapainya Visi Kabupaten sehingga tercapainya nilai-
APAR, Prosedur Darurat dan Evakuasi, Kompeten: Mencari referensi terupdate Bangka Tengah Semakin nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Tanggap Darurat Penanganan sebelum didiskusikan dengan atasan. Unggul dan Misinya yaitu Ikhlas, , Tanggung Jawab,
2 dan Evakuasi, Tumpahan Bahan Mewujudkan Lingkungan Yang Profesional, dan Kerjasama
Penanganan Kimia dan Pecahan Harmonis: Meminta saran dan Unggul dan Berkelanjutan.
Tumpahan Bahan Gelas serta masukan staff senior tentang bahan
Kimia dan Pengolahan Limbah yang akan dipasang di laboratorium.
Pecahan Gelas Laboratorium).
serta Pengolahan Loyal: Memberi informasi yang benar
Limbah dari sumber terpercaya.
Laboratorium). Adaptif: Menyiapkan bahan yang
update terhadap peraturan
perundangan terbaru.

39
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Berkoordinasi dengan
stakeholder mengenai bahan yang
akan dipasang di laboratorium.

1. Melakukan Observasi Hasil Berorientasi Pelayanan: Melakukan


sebelum pemasangan Observasi observasi di laboratorium untuk
bahan K3 memenuhi kebutuhan stakeholder.

Akuntabel: Melakukan observasi


secara cermat dan teliti dalam
pemasangan bahan.

Kompeten: Melakukan observasi


terlebih dahulu agar bahan yang akan
dipasang tersebut tepat sasaran.

Harmonis: Selama melakukan


observasi diusahakan membangun
suasana yang kondusif tanpa
mengganggu rekan kerja lain.

Loyal: Dalam melakukan observasi


tetap menjaga kerahasiaan tempat
yang menjadi objek observasi

Adaptif: Dapat menyesuaikan bahan


K3 yang dipasangkan dengan tempat
yang menjadi objek observasi.

Kolaboratif: Melakukan observasi


terhadap stakeholder dan meminta
pendapat.

40
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat dan Lampiran Berorientasi Pelayanan: Mencetak
mencetak bahan K3 bahan K3 yang akan dipasang sesuai
(poster K3, prosedur dengan kebutuhan.
kerja penggunaan
alat,prosedur P3K, Akuntabel: Mencetak bahan K3 yang
penggunaan APAR, akan dipasangkan dengan cermat dan
Prosedur Tanggap bertanggung jawab sesuai dengan
Darurat dan Evakuasi, hasil diskusi dan observasi.
Penanganan Kompeten: Mecetak bahan K3 sesuai
Tumpahan Bahan dengan ukuran dan hasil observasi
Kimia dan Pecahan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Gelas serta
Pengolahan Limbah Harmonis: Meminta saran dan
Laboratorium) sesuai pendapat stakeholder
hasil diskusi dengan Loyal: Membuat bahan K3 tetap
atasan sesuai dan memperhatikan standard undang
hasil observasi. undang yang berlaku.

Adaptif: Membuat bahan K3 sekreatif


mungkin agar mudah dipahami
khalayak.

Kolaboratif: Memanfaatkan aplikasi


design digital untuk membuat bahan
K3 yang menarik.
3. Menyiapkan alat yang Foto Berorientasi Pelayanan: Menyiapkan
dibutuhkan untuk dokumentasi alat yang dibutuhkan untuk memenuhi
pemasangan bahan kebutuhan.
K3
Akuntabel: Menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan untuk pemasangan dengan
efektif dan efisien untuk kepentingan
laboratorium.

41
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
\No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kompeten: Menyiapkan alat dengan
teliti, jangan ada yang terlupa agar
proses pemasangan berjalan lancar.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
administrasi untuk pengajuan alat yang
dibutuhkan untuk keperluan kantor.
Loyal: Musyawarah bersama
administrasi untuk mengajukan alat
yang akan dibeli untuk pemasangan.
Adaptif: Menyiapkan alat yang telah
disesuaikan dengan hasil observasi.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan staff
lab untuk menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan untuk pemasangan.
4. Menyampaikan Foto Berorientasi Pelayanan:
kepada atasan bahan dokumentasi Menyampaikan dengan ramah dan
yang telah dibuat dan cekatan.
alat untuk
pemasangan K3 di Akuntabel: Bertanggung jawab
laboratorium mengenai bahan dan alat yang telah
siap dipasang.

Kompeten: Menyampaikan dengan


lugas dan jelas bahan dan alat yang
telah dibuat.

Harmonis: Menghargai saran dan


masukan dari atasan dan mencatat hal
yang perlu diperbaiki untuk
menciptakan hubungan timbal balik
dalam diskusi.

42
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Loyal: Mengedepankan musyawarah
membahas bahan dan alat yang akan
dipasangkan dilaboratorium

Adaptif: Bersikap proaktif saat


menyampaikan dengan atasan

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


atasan dengan meminta masukan dari
atasan mengenai bahan yang akan
dipasangkan di laboratorium.
Melakukan 3. Mengumpulkan bahan Foto Berorientasi Pelayanan: Dengan Melakukan Dengan Melakukan
pemasangan bahan jadi dan alat yang dokumentasi Mengumpulkan bahan dan alat yang pemasangan bahan K3 di pemasangan bahan K3 di
K3 di Laboratorium akan dipasang dipasangkan dengan cekatan. Laboratorium Lingkungan Laboratorium Lingkungan
Lingkungan dilaboratorium diharapkan agar dapat diharapkan agar dapat
(Membuat dan Akuntabel: Mengumpulkan bahan dan tercapainya penerapan K3 di tercapainya penerapan K3 di
mencetak bahan K3 alat yang dipasangkan dengan disiplin laboratorium lingkungan melalui laboratorium lingkungan
(poster K3, prosedur dan cermat. peningkatan kualitas Sumber melalui peningkatan kualitas
kerja penggunaan Daya sehingga tercapainya Visi Sumber Daya Manusia
alat,prosedur P3K, Kompeten: Pengumpulan bahan Kabupaten Bangka Tengah sehingga tercapainya nilai-
penggunaan APAR, dilakukan dengan teliti dan Semakin Unggul dan Misinya nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Prosedur Tanggap terkelompok untuk memudahkan yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
Darurat dan Evakuasi, pemasangannya. Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
3 Penanganan Berkelanjutan.
Harmonis: Meminta saran kepada
Tumpahan Bahan stakeholder mengenai bahan dan alat
Kimia dan Pecahan yang telah siap akan dipasangkan di
Gelas serta laboratorium
Pengolahan Limbah
Laboratorium). Loyal: Musyawarah dengan
stakeholder mengenai bahan dan alat
yang siap dipasangkan.

Adaptif: Mengumpulkan bahan


dikelompokkan disesuaikan dengan
tempat pemasangannya.

43
Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
stakeholder dengan meminta masukan
dengan bahan dan alat yang telah siap
dipasangkan.
4. Melakukan Foto dan Berorientasi Pelayanan: Melakukan
pemasangan bahan video pemasangan dengan cekatan.
(Membuat dan dokumentasi
mencetak bahan K3 Akuntabel: Memasang bahan K3
(poster K3, prosedur dengan cermat dan disiplin.
kerja penggunaan
alat,prosedur P3K, Kompeten: Pemasangan bahan K3
penggunaan APAR, tersebut dilakukan sistematis, teliti dan
Prosedur Tanggap hasil yang diinginkan tepat sasaran.
Darurat dan Evakuasi,
Penanganan Harmonis: Dalam melakukan
Tumpahan Bahan pemasangan bahan K3 dilakukan
Kimia dan Pecahan kesepakatan waktu dengan staff yang
Gelas serta lain agar tidak mengganggu pekerjaan
Pengolahan Limbah staff lain.
Laboratorium)
di Laboratorium Loyal: Dalam pemasangan bahan K3
Lingkungan tersebut sesuai dengan peraturan
perundangan.

Adaptif: Pemasangan bahan K3


dilakukan dengan rapi, menarik untuk
dibaca, dipahami dan diterapkan.

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


stakeholder dalam meminta bantuan
pada saat pemasangan kotak P3K dan
APAR.

44
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Menyampaikan hasil Foto Berorientasi Pelayanan:
pemasangan bahan dokumentasi Menyampaikan hasil pemasangan
K3 kepada atasan . bahan K3 sesuai dengan kebutuhan
stakeholder

Akuntabel: Melaporkan hasil dengan


sejujurnya, transparan tanpa ada yang
ditutupi, bertanggung jawab terhadap
hasil sebagai bentuk integritas.

Kompeten: Menyampaikan hasil


dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk
dipahami.

Harmonis: Menghargai saran dan


masukan yang diberikan oleh atasan
mengenai hasil kegiatan yang telah
dilakukan.

Loyal: Mengedepankan musyawarah


untuk mencapai mufakat saat
menyampaikan hasil kegiatan kepada
atasan.

Adaptif: Bersikap proaktif dalam


menjelaskan dan menguasai hasil dari
kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan.

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


atasan dengan memperbaiki hal yang
salah untuk mendapatkan hasil terbaik.

45
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat Rancangan 1.Menyiapkan dan Bahan Berorientasi Pelayanan: Dalam Dengan Membuat Rancangan Dengan Membuat
Sosialisasi kepada membuat bahan Sosialisasi mengumpulkan dan membuat bahan Sosialisasi kepada Staff Rancangan Sosialisasi
Staff Laboratorium sosialisasi sosialisasi dimana bahan tersebut Laboratorium Lingkungan kepada Staff Laboratorium
Lingkungan harus memenuhi kebutuhan diharapkan agar dapat Lingkungan diharapkan agar
stakeholder. tercapainya penerapan K3 di dapat tercapainya penerapan
laboratorium lingkungan melalui K3 di laboratorium lingkungan
Akuntabel: Disiplin dalam menyiapkan peningkatan kualitas Sumber melalui peningkatan kualitas
bahan dan dapat Daya Manusia sehingga Sumber Daya Manusia
mempertanggungjawabkan bahan tercapainya Visi Kabupaten sehingga tercapainya nilai-
yang akan disosialisasikan. Bangka Tengah Semakin nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Unggul dan Misinya yaitu Ikhlas, , Tanggung Jawab,
Kompeten: Bahan sosialisasi dibuat Mewujudkan Lingkungan Yang Profesional, dan Kerjasama
sistematis, menarik dan tepat sasaran Unggul dan Berkelanjutan.
serta memudahkan semua staff untuk
memahaminya.

Harmonis: Membuat bahan sosialisasi


4
yang melibatkan interaksi agar terjalin
komunikasi dengan partisipan.

Loyal: Bahan sosialisasi bersifat adil


bagi setiap staff laboratorium
lingkungan tanpa membeda-bedakan
suku, agama,dan RAS.

Adaptif: Memanfaatkan perkembangan


teknologi dalam menyajikan media
sosialisasi yang membuat partisipan
aktif dalam sosialisasi yang diadakan.

Kolaboratif: Memanfaatkan aplikasi


digital yang ada untuk membuat bahan
sosialisasi menjadi menarik.

46
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2.Membuat komitmen K3 Komitmen Berorientasi Pelayanan: Dalam
di laboratorium. K3 di membuat komitmen untuk memnuhi
laboratorium kebutuhan stakeholder.

Akuntabel: Mengutamakan kejujuran,


disiplin, bertanggung jawab serta
berintegritas dalam membuat
komitmen.

Kompeten: Komitmen yang dibangun


dapat meningkatkan produktifitas
kinerja, kompetensi staff di
laboratorium.

Harmonis: Diharapkan komitmen yang


dibuat menolong pekerjaan staff dan
bersama-sama menciptakan
lingkungan kerja yang disiplin dan
kondusif.
Loyal: Komitmen yang dibuat
dilaksanakan dengan adil dan untuk
kesejahteraan staff serta laboratorium
lingkungan itu sendiri.

Adaptif: Komitmen yang dibuat


menyesuaikan dengan perkembangan
zaman dan merupakan inovasi bagi
laboratorium lingkungan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
seluruh staff dilaboratorium untuk
menjalankan komitmen dan standar
yang dibuat.

47
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3.Melakukan konsultasi Foto Berorientasi Pelayanan: Melakukan
dengan atasan dan dokumentasi konsultasi dengan atasan dengan
melakukan cross check isi cekatan dan solutif dalam
bahan sosialisasi dan menyampaikan bahan yang akan
komitmen yang dibuat. disosialisasikan.

Akuntabel: Datang tepat waktu sesuai


janji diskusi, menyiapkan bahan yang
akan disosialisasikan dan komitmen
yang dibuat.
Kompeten: Meningkatkan kompetensi
terlebih dahulu sebelum konsultasi
dengan atasan mengenai bahan dan
standar yang dibuat.

Harmonis: Menghargai hasil konsultasi


dengan atasan dan mencatat
perbaikan yang harus dilakukan
sebagai bentuk hubungan timbal balik
dalam diskusi.

Loyal: Mengedepankan musyawarah


untuk mencapai mufakat bersama
atasan mengenai bahan dan standar
yang dibuat.

Adaptif: Bertindak proaktif dalam


menjelaskan bahan yang akan
disosialisasikan serta standar yang
dibuat.
Kolaboratif : Bekerja sama dengan
atasan dengan memperbaiki hal yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil
terbaik.

48
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan Sosialisasi 1. Melakukan persiapan Catatan Berorientasi Pelayanan: Melakukan Dengan melakukan sosialisasi Dengan melakukan
kepada Staff sebelum memulai konsultasi konsultasi dengan atasan dengan kepada seluruh staff sosialisasi kepada seluruh
Laboratorium sosialisasi. cekatan dan solutif serta meminta izin laboratorium diharapkan agar staff laboratorium diharapkan
Lingkungan untuk dilakukannya sosialisasi di dapat tercapainya penerapan agar dapat tercapainya
laboratorim. K3 di laboratorium lingkungan penerapan K3 di laboratorium
melalui peningkatan kualitas lingkungan melalui
Akuntabel: Meminta izin menggunakan Sumber Daya Manusia peningkatan kualitas Sumber
fasilitas kantor berupa proyektor sehingga tercapainya Visi Daya Manusia sehingga
sebagai media sosialisasi Kabupaten Bangka Tengah tercapainya nilai-nilai
Semakin Unggul dan Misinya organisasi Disiplin, Jujur,
Kompeten: Meningkatkan kompetensi yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
terlebih dahulu sebelum koordinasi Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
dengan atasan agar lebih terarah dan Berkelanjutan.
siap untuk lanjut ke proses
selanjutnya.

Harmonis: Meminta bantuan kepada


5
atasan untuk memberikan izin
melakukan sosialisasi di laboratorium

Loyal: Mengedepankan musyawarah


untuk mencapai mufakat saat
berkoordinasi dengan atasan.

Adaptif: Bersikap proaktif dalam


menjelaskan dan memberikan ide
mengenai pelaksanaan sosialisasi

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


atasan dengan memperbaiki hal yang
diperlukan untuk mendapatkan hasil
terbaik.

49
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Memberikan kuesioner Kuesioner Berorientasi Pelayanan: Membagikan
sebelum dilakukan kuesioner kepada partisipan sebelum
sosialisasi dilakukannya sosialisasi dengan
ramah.
Akuntabel: Disiplin dalam membagikan
kuesioner, mengutamakan kejujuran
dalam pengisian kuesioner , dapat
mempertanggungjawabkan kuesioner
yang dibuat.
Kompeten: Membagikan kuesioner
kepada staff sebelum dilakukannya
sosialisasi diharapkan sesudah
dilakukan sosialisasi akan menambah
kompetensi para partisipan mengenai
materi K3 yang disajikan.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
para partisipan untuk mengisi
kuesioner merupakan adanya
hubungan timbal balik yang baik
dengan partisipan.
Loyal: Bersikap sopan dan
menghormati untuk menjaga nama
baik organisasi dan instansi.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
partisipan untuk mengisi kuesioner
sehingga output yang diinginkan
berupa pengetahuan partisipan
sebelum sosialisasi dapat diketahui
dengan cepat dan tepat..

50
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan Sosialisasi Foto Berorientasi Pelayanan:
kepada staff dokumentasi Menyampaikan materi sosialisasi
Laboratorium Lingkungan dengan ramah, tepat sasaran, dimana
output sosialisasi ini dapat memenuhi
kebutuhan staff laboratorium
lingkungan.
Akuntabel: Datang tepat waktu,
cermat, bertanggung jawab untuk
mengecek materi, media, alat agar
sosialisasi berjalan dengan lancar dan
khidmat.
Kompeten: Menyampaikan dengan
lugas dan jelas sehingga informasi
yang diberikan mudah dipahami
partisipan.

Harmonis: Membangun suasana yang


kondusif selama berlangsungnya
sosialisasi.
Loyal: Mengedepankan musyawarah
jika dari partisipan ada yang ingin
dibahas atau ditanyakan dan bersikap
adil kepada seluruh partisipan yang
berpendapat.

Adaptif: Bersikap proaktif dalam


menjelaskan dan menjawab
pertanyaan dari partisipan.

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


seluruh staff untuk sama sama
menyukseskan rancangan aktualisasi
untuk kesejahteraan bersama.

51
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Memberikan kuesioner Kuesioner Berorientasi Pelayanan: Membagikan
sesudah dilakukan sesudah kuesioner kepada partisipan sesudah
sosialisasi dilakukannya sosialisasi dengan
ramah

Akuntabel: Disiplin dalam membagikan


kuesioner, mengutamakan kejujuran
dalam pengisian kuesioner , dapat
mempertanggungjawabkan kuesioner
yang dibuat serta tetap menjaga
integritas.

Kompeten: Membagikan kuesioner


kepada partisipan sesudah
dilakukannya sosialisasi untuk
membandingkan dengan data sebelum
diharapkan ada peningkatan
kompetensi setelah dilakukannya
sosialisasi.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
para partisipan untuk mengisi
kuesioner kembali sebagai bentuk
interaksi kepada partisipan.

Loyal : Tidak membocorkanhasil


kuesioner untuk menjaga nama baik
organisasi dan instansi.
Kolaboratif : Melibatkan partisipan
untuk ikut berpartisipasi mengisi
kuesioner sebagai bentuk kerja sama
sehingga output yang diinginkan
berupa pengetahuan sesudah
sosialisasi dapat diketahui dengan
cepat dan tepat dalam waktu singkat.

52
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Adaptif : Bersikap proaktif dalam
menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.
5. Menyampaikan hasil Foto Berorientasi Pelayanan:
kegiatan kepada atasan dokumentasi Menyampaikan hasil kegiatan dengan
dan resume. ramah dan sesuai dengan kebutuhan
stakeholder
Akuntabel: Melaporkan hasil kegiatan
dengan sejujurnya, transparan tanpa
ada yang ditutupi, bertanggung jawab
terhadap hasil sebagai bentuk
integritas.
Kompeten: Menyampaikan hasil
dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk
dipahami.
Harmonis: Menghargai saran dan
masukan yang diberikan oleh atasan
mengenai hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Loyal: Menyampaikan dengan sopan
dan mengedepankan musyawarah
bersama atasan mengenai hasil
kegiatan kepada atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan dan menguasai hasil dari
kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
atasan memperbaiki yang diperlukan
untuk mendapatkan hasil terbaik.

53
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat dan 1. Membuat Laporan Laporan Berorientasi Pelayanan: Membuat Dengan membuat dan Dengan membuat dan
menyampaikan Hasil Kegiatan kegiatan laporan kegiatan dengan tujuan menyampaikan Laporan menyampaikan Laporan
Laporan kegiatan. (Softfile) memenuhi pelayanan dan melakukan Penerapan K3 di Laboratorium Penerapan K3 di
perbaikan sesuai tupoksi. Lingkungan diharapkan agar Laboratorium Lingkungan
dapat tercapainya penerapan diharapkan agar dapat
Akuntabel: Membuat laporan kegiatan K3 di laboratorium lingkungan tercapainya penerapan K3 di
tepat waktu, dengan mengutamakan melalui peningkatan kualitas laboratorium lingkungan di
kejujuran, dan dapat Sumber Daya Manusia melalui peningkatan kualitas
mempertanggungjawabkan hasil sehingga tercapainya Visi Sumber Daya Manusia
tersebut. Kabupaten Bangka Tengah sehingga tercapainya nilai-
Semakin Unggul dan Misinya nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Kompeten: Membuat laporan kegiatan yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
secara sistematis, bahasa yang mudah Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
dipahami pembacanya dan berisi Berkelanjutan.
pengetahuan untuk menambah
kompetensi.

6 Harmonis: Membuat laporan dengan


tujuan membangun lingkungan kerja
yang kondusif.
Loyal: Membuat laporan dengan tetap
menjaga kerahasiaan organisasi dan
instansi.

Adaptif : Laporan yang dibuat


dirancang dengan kreatif, rapi, dan
memberikan inovasi untuk
kedepannya.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
atasan dan seluruh staff dengan
meminta saran dan masukan agar
laporan dilaporkan dengan hasil
terbaik.

54
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Mencetak Laporan Laporan jadi Berorientasi Pelayanan: Mencetak
Kegiatan laporan kegiatan dengan cekatan dan
rapi.

Akuntabel: Mencetak laporan kegiatan


dengan cermat dan teliti, diperiksa lagi
semua file sudah tercetak sebelum
dilaporkan.

Kompeten: Mecetak laporan dengan


sistematis, rapi, terstruktur dipastikan
formatnya sudah sesuai dengan
softfilenya.

Harmonis: Menghargai hasil karya


yang telah dibuat dan dapat
memahami semua isi laporan yang
telah dicetak.

Loyal: Mencetak laporan sesuai format


yang telah ditentukan oleh panitia.

Adaptif: Diharapkan hasil laporan yang


dicetak memberikan inovasi bagi
publik dan menciptakan inovasi terbaru
lagi yang berkelanjutan.

Kolaboratif: Bekerja sama dengan


percetakan dengan meminta bantuan
untuk membukukan laporan.
3. Menyampaikan Foto Berorientasi Pelayanan:
laporan kegiatan dokumentasi Menyampaikan hasil laporan dengan
ramah dan tepat sasaran.

55
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabel : Menyampaikan laporan
kegiatan dengan tetap mengutamakan
kejujuran, dan dapat
mempertanggungjawabkan hasil
tersebut.

Kompeten : Menguasai laporan yang


disampaikan serta menyampaikan
dengan kalimat yang lugas, jelas dan
yang mudah dipahami oleh khalayak
umum.

Harmonis : Menghargai saran dan


masukan yang diberikan yang
bertujuan untuk mendapatkan hasil
terbaik.

Loyal : Menyampaikan laporan dengan


penuh rasa hormat, mau menerima
pendapat dari orang lain sebagai
bentuk berpegang teguh pada
Pancasila.

Adaptif : Bersikap proaktif dalam


menyampaikan laporan hasil kegiatan.

Kolaboratif : Menjalin partisipasi


khlayak yang mau bertanya atau
memberikan saran agar laporan
tersebut bermanfaat bagi orang
banyak.

56
F. Jadwal Rencana Kegiatan

Untuk melakukan kegiatan dan tahapan kegiatan yang telah


direncanakan pada rancangan aktualisasi maka perlu dilakukan
penjadwalan agar berjalan dengan baik sesuai dengan yang
direncanakan.
Tabel 3.4 Rancangan dan Realisasi Jadwal Kegiatan

57
BAB IV

CAPAIAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Core Issue dan Gagasan Pemecahan Issue

Dari Core Issue yang diangkat yaitu “Belum Optimalnya K3 di


UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bangka Tengah”, Maka penulis telah mengoptimalkan
kegiatan untuk memecahkan masalah tersebut, karena jika
masalah/isu tersebut belum dapat diselesaikan, maka akan
berpengaruh pada pencapaian visi, misi, dan penguatan nilai
organisasi yang ada. Adapun akibat jika masalah/isu tersebut tidak
diselesaikan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatnya resiko kecelakaan kerja di laboratorium lingkungan


2. Menurunnya produktifitas, efektifitas dan efisiensi laboratorium jika
terjadi kecelakaan kerja
3. Menciptakan lingkungan kerja yang kurang disiplin

Oleh Karena itu, gagasan pemecahan yang dilakukan penulis adalah


sebagai berikut:

1. Memasang poster dan rambu K3 di Laboratorium Lingkungan


2. Memasang kumpulan MSDS bahan dan prosedur kerja
penggunaan alat di laboratorium lingkungan
3. Memasang kotak P3K dan poster pertolongan pertama jika terjadi
kecelakaan kerja di Laboratorium Lingkungan
4. Meletakkan APAR sesuai standar dan membuat petunjuk kerja
penggunaan APAR
5. Melakukan Pemasangan Tanggap Darurat dan Prosedur Evakuasi
di Laboratorium Lingkungan

58
6. Membuat SOP Mengenai Penanganan Tumpahan Bahan Kimia,
Penanganan Pecahan Kaca/Gelas, dan Pengelolaan Limbah
Laboratorium Lingkungan.
7. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya K3 di Laboratorium
Lingkungan.

B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi


Kegiatan yang telah diuraikan di atas telah dilaksanakan selama
masa off class, yang dilaksanakan di Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bangka Tengah dan lokasi pelaksanaan aktualisasi yakni
di UPTD Laboratorum Lingkungan. Adapun jadwal pelaksanaan
kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Uraian Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi


NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
Menyiapkan bahan
untuk konsultasi kepada 02/08/2022
atasan
Melakukan Melakukan konsultasi
Konsultasi dengan kegiatan yang akan 02/08/2022 UPTD
1 atasan dan meminta dilaksanakan Laboratorium
persetujuan Membuat rencana Lingkungan
kegiatan yang akan 03/08/2022
dilaksanakan
Meminta persetujuan
03/08/2022
atasan
Menyiapkan bahan Mencari referensi bahan
berupa poster K3, K3 (poster K3, prosedur
prosedur kerja kerja penggunaan
penggunaan alat,prosedur P3K,
alat,prosedur P3K, penggunaan APAR,
04/08/2022
penggunaan APAR, Prosedur Tanggap
hingga
Prosedur Tanggap Darurat dan Evakuasi, UPTD
10/08/2022
2 Darurat dan Penanganan Tumpahan Laboratorium
Evakuasi, Bahan Kimia dan Lingkungan
Penanganan Pecahan Gelas serta
Tumpahan Bahan Pengolahan Limbah
Kimia dan Pecahan Laboratorium)
Gelas serta Melakukan Observasi
Pengolahan Limbah sebelum pemasangan 11/08/2022
Laboratorium bahan K3

59
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
Menyiapkan bahan Membuat dan mencetak
berupa poster K3, bahan K3 (poster K3,
prosedur kerja prosedur kerja
penggunaan penggunaan
alat,prosedur P3K, alat,prosedur P3K,
penggunaan APAR, penggunaan APAR,
Prosedur Tanggap Prosedur Tanggap 12/08/2022,
Darurat dan Darurat dan Evakuasi, sampai
Evakuasi, Penanganan Tumpahan dengan
Penanganan Bahan Kimia dan 23/08/2022
Tumpahan Bahan Pecahan Gelas serta
UPTD
Kimia dan Pecahan Pengolahan Limbah
2 Laboratorium
Gelas serta Laboratorium) sesuai
Lingkungan
Pengolahan Limbah hasil diskusi dengan
Laboratorium atasan sesuai dan hasil
observasi
Menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk 24/08/2022
pemasangan bahan K3
Menyampaikan kepada
atasan bahan yang
telah dibuat dan alat 25/08/2022
untuk pemasangan K3
di laboratorium
Mengumpulkan bahan
jadi dan alat yang akan
dipasang dilaboratorium
(poster K3, prosedur
kerja penggunaan
alat,prosedur P3K,
penggunaan APAR, 26/08/2022
Prosedur Tanggap
Darurat dan Evakuasi,
Melakukan
Penanganan Tumpahan UPTD
pemasangan bahan
3 Bahan Kimia dan Laboratorium
K3 di Laboratorium
Pecahan Gelas serta Lingkungan
Lingkungan
Pengolahan Limbah
Laboratorium)
Melakukan pemasangan
bahan (poster K3,
26/08/2022
prosedur kerja
Sampai
penggunaan
dengan
alat,prosedur P3K,
29/08/2022
penggunaan APAR,
Prosedur Tanggap

60
Darurat dan Evakuasi,
Penanganan Tumpahan
Bahan Kimia dan
Pecahan Gelas serta
Pengolahan Limbah
Laboratorium) di
Laboratorium
Lingkungan
Menyampaikan hasil
pemasangan bahan K3 29/08/2022
kepada atasan
Menyiapkan dan
membuat bahan 30/08/2022
sosialisasi
Membuat
Membuat komitmen K3
Rancangan 30/08/2022 UPTD
di laboratorium.
4 Sosialisasi kepada Laboratorium
Staff Laboratorium Melakukan konsultasi Lingkungan
Lingkungan dengan atasan dan
melakukan cross check 31/08/2022
isi bahan sosialisasi dan
komitmen yang dibuat.
Melakukan persiapan
sebelum memulai 01/09/2022
sosialisasi
Memberikan kuesioner
sebelum dilakukan 01/09/2022
sosialisasi
Melakukan
Melakukan Sosialisasi UPTD
Sosialisasi kepada
5 kepada staff Laboratorium
Staff Laboratorium 01/09/2022
Laboratorium Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Memberikan kuesioner
sesudah dilakukan 01/09/2022
sosialisasi
Menyampaikan hasil
02/09/2022
kegiatan kepada atasan
03/09/2022
Membuat Laporan
Hingga
Membuat Laporan Kegiatan 12/09/2022 UPTD
Penerapan K3 di Mencetak Laporan
6 13/09/2022 Laboratorium
Laboratorium Kegiatan Lingkungan
Menyampaikan Laporan
20/09/2022
Kegiatan

61
C. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Semua kegiatan aktualisasi yang ada dalam rancangan kegiatan
aktualisasi sudah saya laksanakan. Adapun uraian semua tahapan
kegiatan yang telah penulis laksanakan dengan berlandaskan nilai-
nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Konsultasi dengan atasan dan meminta persetujuan
a. Menyiapkan bahan untuk konsultasi kepada atasan
b. Melakukan konsultasi kegiatan yang akan dilaksanakan
c. Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
d. Meminta persetujuan atasan
2. Menyiapkan bahan berupa poster K3, prosedur kerja penggunaan
alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur Tanggap Darurat
dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan Kimia dan Pecahan
Gelas serta Pengolahan Limbah Laboratorium.
a. Mencari referensi bahan K3 (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur
Tanggap Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia dan Pecahan Gelas serta Pengolahan Limbah
Laboratorium)
b. Melakukan Observasi sebelum pemasangan bahan K3
c. Membuat dan mencetak bahan K3 (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur
Tanggap Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia dan Pecahan Gelas serta Pengolahan Limbah
Laboratorium) sesuai hasil diskusi dengan atasan sesuai dan
hasil observasi.
d. Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk pemasangan bahan K3
e. Menyampaikan kepada atasan bahan yang telah dibuat dan alat
untuk pemasangan K3 di laboratorium

62
3. Melakukan pemasangan bahan K3 di Laboratorium Lingkungan
a. Mengumpulkan bahan jadi dan alat yang akan dipasang
dilaboratorium (poster K3, prosedur kerja penggunaan
alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur Tanggap
Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan Kimia
dan Pecahan Gelas serta Pengolahan Limbah Laboratorium).
b. Melakukan pemasangan bahan (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur
Tanggap Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia dan Pecahan Gelas serta Pengolahan Limbah
Laboratorium) di Laboratorium Lingkungan
c. Menyampaikan hasil pemasangan bahan K3 kepada atasan
4. Membuat Rancangan Sosialisasi kepada Staff Laboratorium
Lingkungan
a. Menyiapkan dan membuat bahan sosialisasi
b. Membuat komitmen K3 di laboratorium.
c. Melakukan konsultasi dengan atasan dan melakukan cross
check isi bahan sosialisasi dan komitmen yang dibuat.
5. Melakukan Sosialisasi kepada Staff Laboratorium Lingkungan
a. Melakukan persiapan sebelum memulai sosialisasi.
b. Memberikan kuesioner sebelum dilakukan sosialisasi
c. Melakukan Sosialisasi kepada staff Laboratorium Lingkungan
d. Memberikan kuesioner sesudah dilakukan sosialisasi
e. Menyampaikan hasil kegiatan kepada atasan
6. Membuat Laporan Penerapan K3 di Laboratorium
a. Membuat Laporan Kegiatan
b. Mencetak Laporan Kegiatan
c. Menyampaikan Laporan Kegiatan

Dari uraian kegiatan yang telah penulis aktualisasikan, maka penulis akan
menjelaskan satu persatu dari masing-masing kegiatan tersebut.

63
Kegiatan 1.

Melakukan Konsultasi dengan atasan dan meminta persetujuan

Melakukan konsultasi dengan atasan dan meminta persetujuan


“Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di UPTD
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah” agar kegiatan yang akan dilaksanakan mendapatkan
persetujuan dari mentor. Kegiatan ini telah dilaksanakan selama 2 hari
pada tanggal 2-3 agustus 2022 di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah. Kegiatan diaktualisasikan
sesuai tahapan-tahapan kegiatannya, dimana setiap tahapan yang
dilakukan telah mengimplementasikan nilainilai dasar PNS yaitu
BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif dan Kolaboratif). Pelaksanaan tahapan saya uraikan
sebagai berikut:

Kegiatan 1 Tahapan 1: Menyiapkan bahan untuk konsultasi kepada


atasan

Tahapan ini telah saya laksanakan selama 1 hari pada tanggal 2 Agustus
di UPTD Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka
Tengah. Kegiatan ini dilakukan dengan menyiapkan bahan untuk
konsultasi kepada atasan mengenai aktualisasi yang akan dilakukan
selama 1 bulan 2 minggu. Tahapan kegiatan yang saya lakukan telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS berupa Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif sebagai
berikut: Pada saat Menyiapkan bahan dimana bahan tersebut harus
memenuhi kebutuhan dari stakeholder sebagai bentuk Berorientasi
Pelayanan. Menyiapkan bahan yang dikonsultasikan dengan cermat dan
telah siap sebelum melakukan konsultasi dengan atasan sebagai bentuk
Akuntabel. Dalam menyajikan bahan, bahan tersebut dibuat sistematis
untuk memudahkan atasan untuk memahami maksud yang akan
dikonsultasikan sebagai bentuk Kompten. Dalam membuat bahan yang

64
dikonsultasi menyertakan staff senior untuk saran dan masukan mengenai
isu yang hendak diangkat sebelum diajukan kepada atasan sebagi bentuk
implementasi Harmonis. Tidak memasukan unsur yang menandung
rahasia organisasi dalam menyiapkan bahan sebagai
pengimplementasian Loyal. Bahan yang dikonsultasikan merupakan
bahan yang terkini terhadap peraturan perundangan terbaru sebagai
bentuk pengimplementasian Adaptif. Melakukan kolaborasi bersama
stakeholder dengan mendapatkan informasi mengenai kendala yang
terjadi di Laboratorium Lingkungan. Hasil output pada tahapan ini yaitu
bahan yang dikonsultasi yang adapt dilihat pada lampiran I.

Kegiatan 1 Tahapan 2: Melakukan konsultasi kegiatan kepada atasan


Tahapan melakukan konsultasi kepada atasan mengenai kegiatan
aktualisasi ini dilakukan selama satu hari pada tanggal 02 Agustus di
UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup. Konsultasi
kepada atasan dilakukan dengan ramah, cekatan dalam penyampaian dan
solutif yang mengimplementasikan nilai Berorientasi Pelayanan. Dalam
konsultasi harus dapat mempertanggungjawabkan bahan yang
dikonsultasikan kepada atasan sebagai bentuk pengimplementasian
Akuntabel. Menguasai bahan yang dikonsultasikan kepada atasan
dengan mempelajari bahan tersebut terlebih dahulu sebagai bentuk
pengimplementasian Kompeten. Menghargai masukan dan saran yang
diberikan atasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan sebagai bentuk
pengimplementasian Harmonis. Selama berlangsungnya konsultasi tetap
menjaga nama baik ASN dengan bersikap sopan dan hormat sebagai
bentuk pengimplementasian Loyal. Selama berlangsungnya konsultasi
penyaji menyesuaikan dengan cepat dan tepat penjelasan yang diberikan
oleh atasan mengenai tanggapan kegiatan yang dilakukan sebagi bentuk
implementasi Adaptif: Meminta saran dan masukan dari atasan ketika
berkonsultasi untuk memberikan nilai tambah merupakan nilai kolaborasi
antara peserta Latsar dengan atasan. Pada tahapan kedua ini hasil

65
outputnya berupa foto dokumentasi saat melakukan konsutasi dengan
atasan sebagai berikut:

Gambar 4.1 Melakukan konsultasi bahan aktualisasi

Kegiatan 1 Tahapan 3: Membuat rencana kegiatan yang akan


dilaksanakan

Tahapan membuat rencana aktualisasi ini dilakukan selama satu hari


pada tanggal 03 Agustus di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup. Dimana dalam membuat rencana kegiatan tersebut
harus tetap mengimplementasikan core values BerAkHLAK seperti
rencana kegiatan yang akan dilaksanakan memberikan perbaikan
terhadap laboratorium sebagai bentuk implementasi nilai Berorientasi
Pelayanan. Dapat mempertanggungjawabkan rencana kegiatan yang
telah dibuat saat pelaksanaan aktualisasi sebagai bentuk implementasi
nilai Akuntabel. Rencana kegiatan yang dibuat sudah dipahami dan
diperhitungkan terlebih dahulu berdasarkan literasi yang telah dibaca
sebagai bentuk implementasi nilai Kompeten. Rencana kegiatan yang
dibuat bermanfaat dan membantu pekerjaan stakeholder sebagai bentuk
implementasi Harmonis. Melakukan rencana kegiatan sesuai dengan
hasil musyawarah dengan atasan sebagai implementasi nilai Loyal.
Dalam membuat rencana kegiatan tetap mengembangkan kreativitas dan
inovatif sebagai bentuk implementasi Adaptif. Rencana Kegiatan yang
dibuat dapat membangun kerjasama dengan setiap staff untuk kemajuan
organisasi sebagai implementasi nilai Kolaboratif.

66
Gambar 4.2 Rencana Kegiatan Aktualisasi yang dilaksanakan

Kegiatana 1 Tahapan 4: Meminta persetujuan atasan

Tahapan meminta persetujuan atasan ini dilakukan selama satu hari pada
tanggal 03 Agustus di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup. Dimana dalam membuat rencana kegiatan tersebut harus tetap
mengimplementasikan core values BerAkHLAK seperti meminta lembar
persetujuan dengan ramah dan sopan kepada atasan sebagai bentuk
implementasi nilai Berorientasi Pelayanan. Dapat
mempertanggungjawabkan dengan kegiatan yang telah disetujui atasan
sesuai hasil konsultasi sebagai bentuk nilai Akuntabel. Menggunakan
lembar persetujuan yang akan disetujui dan digunakan sebaik-baiknya
untuk memberikan hasil yang terbaik sebagai wujud implementasi nilai
Kompeten. Menghargai dan menghormati keputusan apapun yang
diberikan atasan dengan bijak sebagai bentuk Harmonis. Setelah
kegiatan disetujui, tetap menjaga nama baik atasan yang telah
menyetujuinya kegiatan tersebut sebagai bentuk implementasi Loyal.
Mampu menyesuaikan dengan perubahan setelah disetujuinya rencana
yang akan dilaksanakan sebagai bentuk implementasi Adaptif. Lembar
persetujuan tersebut sebagai wujud kerja sama atasan dan peserta untuk

67
memberikan hasil terbaik untuk organisasi maupun instansi sebagai
bentuk implementasi Kolaboratif. Hasil output pada tahapan ini yaitu
lembar persetujuan yang ditanda tangani oleh mentor.

Gambar 4.3 Lembar persetujuan kegiatan aktualisasi

Kegiatan 2

Menyiapkan bahan berupa poster K3, prosedur kerja penggunaan


alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur Tanggap Darurat
dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan Kimia dan Pecahan
Gelas atau Kaca serta Pengolahan Limbah Laboratorium.

Kegiatan 2 Tahapan 1: Tahapan Mencari referensi bahan K3 (poster K3,


prosedur kerja penggunaan alat,prosedur P3K, penggunaan APAR,
Prosedur Tanggap Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia dan Pecahan Gelas atau Kaca serta Pengolahan Limbah
Laboratorium) dilakukan pada tanggal 04 Agustus hingga 10 Agustus di
UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah. Dimana dalam mencari referensi bahan K3 harus tetap
mengimplementasikan core values BerAkHLAK seperti Bahan K3 yang
dicari harus memenuhi kebutuhan stakeholder sebagai bentuk
implementasi Berorientasi Pelayanan. Menyiapkan bahan dengan

68
cermat memilah referensi yang digunakan, teliti dan disiplin sebagai
bentuk implementasi Akuntabel. Dalam mencari referensi, merupakan
referensi yang terupdate sesuai peraturan perundangan yang berlaku
sebagai bentuk implementasi Kompeten. Meminta bantuan dari staff
senior mengenai manual book alat di laboratorium untuk diterjemahkan,
bertanya mengenai bahan kimia mana saja yang masih terpakai dan
sudah tidak terpakai lagi serta saran dan masukan staff senior tentang
bahan yang akan dipasang di laboratorium sebagai bentuk implementasi
Harmonis. Dalam mencari referensi, referensi tersebut dipilah dan
dibaandingkan agar mendapatkan informasi yang jelas dan dari sumber
terpercaya sebagai bentuk implementasi Loyal. Menyiapkan bahan yang
update terhadap peraturan perundangan terbaru sebagai bentuk
implementasi Adaptif. Berkoordinasi dengan stakeholder mengenai bahan
yang akan dipasang di laboratorium, koordinasi antara peserta Latsard
dengan stakeholder merupakan bentuk implimentasi Kolaboratif.

Hasil Output dari tahapan ini berupa bahan aktualisasi pada Lampiran IV.

Kegiatan 2 Tahapan 2: Melakukan Observasi sebelum pemasangan


bahan K3

Tahapan melakukan observasi sebelum pemasangan bahan K3 dilakukan


pada tanggal 11 Agustus di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah. Dimana dalam melakukan
observasi sebelum pemasangan bahan K3 harus tetap
mengimplementasikan core values BerAkHLAK seperti observasi yang
dilakukan di laboratorium untuk memenuhi kebutuhan stakeholder sebagai
bentuk implementasi Berorientasi Pelayanan. Melakukan observasi
secara cermat dan teliti agar tidak salah/ mengulang dalam pemasangan
bahan sebagai bentuk implementasi Akuntabel. Melakukan observasi
terlebih dahulu agar bahan yang akan dipasang tersebut tepat sasaran
sebagai bentuk implementasi Kompeten. Selama melakukan observasi

69
diusahakan membangun suasana yang kondusif tanpa mengganggu
rekan kerja lain sebagai bentuk implementasi Harmonis. Dalam
melakukan observasi tetap menjaga kerahasiaan tempat yang menjadi
objek observasi sebagai implementasi Loyal. Dapat menyesuaikan bahan
K3 yang dipasangkan dengan tempat yang menjadi objek observasi
sebagai bentuk implementasi Adaptif. Melakukan observasi terhadap
stakeholder dan meminta pendapat sebagai implementasi Kolaboratif
antara peserta Latsar dengan stakeholder.

Hasil Output pada tahapan ini berupa hasil observasi di Laboratorium


sebagai berikut:

Gambar 4.4 Hasil observasi di Laboratorium

Kegiatan 2 Tahapan 3: Membuat dan mencetak bahan K3 (poster K3,


prosedur kerja penggunaan alat,prosedur P3K, penggunaan APAR,
Prosedur Tanggap Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan
Bahan Kimia dan Pecahan Gelas atau Kaca serta Pengolahan Limbah
Laboratorium) sesuai hasil diskusi dengan atasan sesuai dan hasil
observasi.

Tahapan membuat dan mencetak bahan K3 dilakukan pada tanggal 12


Agustus hingga 23 Agustus di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka Tengah. Dimana dalam membuat
dan mencetak bahan K3 harus tetap mengimplementasikan core values
BerAkHLAK seperti Mencetak bahan K3 yang akan dipasang sesuai
dengan kebutuhan stakeholder sebagai bentuk implementasi Berorientasi
Pelayanan. Mencetak bahan K3 yang akan dipasangkan dengan cermat,
teliti dan bertanggung jawab sesuai dengan hasil diskusi dan observasi

70
sebagai bentuk implementasi Akuntabel. Mecetak bahan K3 sesuai
dengan ukuran dan hasil observasi untuk mendapatkan hasil terbaik
merupakan implementasi nilai Kompeten. Menggabungkan ide hasil
diskusi bersama atasan, staff senior dalam membuat bahan K3 yang akan
dipasang untuk kepentingan bersama sesuai dengan bentuk implementasi
Harmonis. Membuat bahan K3 tetap memperhatikan standard undang
undang yang berlaku merupakan bentuk implementasi Loyal. Membuat
bahan K3 sekreatif mungkin agar mudah dipahami khalayak membuat
design digital sebagai bentuk implementasi Adaptif. Memanfaatkan
aplikasi design digital seperti Canva, Google Drive, QR Barcode untuk
membuat bahan K3 yang menarik dan memudahkan dalam mendapatkan
informasi sebagi bentuk implementasi Kolaboratif.

Hasil Output pada tahapan ini berupa Bahan yang siap dipasang di
Laboratorium Lingkungan dapat dilihat pada Lampiran.V.

Kegiatan 2 Tahapan 4: Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk


pemasangan bahan K3

Tahapan menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk pemasangan bahan K3


dilakukan pada tanggal 24 Agustus seperti menyiapkan kotak P3K,
gunting, double tape, bor listrik, palu, meteran, dan pena. Dimana dalam
menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk pemasangan K3 harus tetap
mengimplementasikan core values BerAkHLAK seperti menyiapkan alat
yang dibutuhkan dengan cekatan dan untuk memenuhi kebutuhan
stakeholder merupakan bentuk implementasi Berorientasi Pelayanan.
Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk pemasangan dengan efektif
dan efisien untuk kepentingan laboratorium merupakan bentuk
implemetasi Akuntabel. Menyiapkan alat dengan teliti sehingga proses
pemasangan berjalan lancer merupakan bentuk implementasi Kompeten.
Meminta bantuan kepada administrasi untuk pengajuan alat yang
dibutuhkan untuk keperluan laboratorium merupakan bentuk Harmonis.

71
Musyawarah bersama administrasi untuk mengajukan alat- alat yang akan
dibeli untuk pemasangan merupakan bentuk implementasi loyal.
Menyiapkan alat yang telah disesuaikan dengan hasil observasi dan hasil
diskusi merupakan bentuk implementasi Adaptif. Bekerja sama dengan
staff lab untuk menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk pemasangan
merupakan bentuk nilai Kolaboratif.

Hasil Output pada tahapan ini berupa foto dokumentasi sebagai berikut:

Gambar 4.5 Alat yang digunakan untuk pemasangan K3

Kegiatan 2 Tahapan 5: Menyampaikan kepada atasan bahan K3 yang


telah dibuat dan alat untuk dipasang di laboratorium

Tahapan menyampaikan kepada atasan bahan K3 yang telah dibuat dan


alat untuk dipasang di laboratorium dilakukan pada tanggal 25 Agustus
Dimana dalam menyampaikan kepada atasan bahan K3 yang telah dibuat
dan alat untuk dipasang di laboratorium harus tetap mengimplementasikan
core values BerAkHLAK seperti menyampaikan dengan ramah dan
cekatan terhadap bahan dan alat yang telah siap untuk dipasang
merupakan bentuk implementasi Berorientasi pelayanan. Dapat
mempertanggungjawabkan bahan dan alat yang telah disiapkan terhadap
atasan merupakan bentuk implementasi Akuntabel. Menyampaikan
dengan lugas dan jelas bahan dan alat yang telah dibuat sehingga
memudahkan atasan untuk memahami maksud dan tujuan yang hendak

72
dicapai merupakan bentuk implementasi Kompeten. Menghargai saran
dan masukan dari atasan dan mencatat hal yang perlu diperbaiki untuk
menciptakan hubungan timbal balik dalam diskusi merupakan bentuk
implementasi Harmonis. Mengedepankan musyawarah membahas bahan
dan alat yang akan dipasangkan dilaboratorium merupakan bentuk
implementasi Loyal. Bersikap proaktif saat menyampaikan dengan atasan
mengenai inovasi yang diusulkan merupakan bentuk implementasi
Adaptif. Bekerja sama dengan atasan dengan meminta masukan dan
saran dari atasan mengenai bahan yang akan dipasangkan di
laboratorium merupakan bentuk implementasi Kolaboratif.

Hasil Output pada tahapan ini berupa foto dokumentasi sebagai berikut:

Gambar 4.6 Penyampaian kepada atasan mengenai alat dan bahan yang telah siap
dipasang.

Kegiatan 3

Melakukan pemasangan bahan K3 di Laboratorium Lingkungan.

Kegiatan 3 Tahapan 1: Mengumpulkan bahan K3 dan Alat yang


dibutuhkan untuk pemasangan

Tahapan mengumpulkan bahan K3 dan alat yang dibutuhkan untuk


pemasangan bertujuan agar mempermudah dalam pemasangan dan
proses pemasangan K3 berjalan dengan lancer. Proses pengumpulan
bahan dan alat ini dilakukan pada pagi hari pada tanggal 26 Agustus.
Dimana dalam menyampaikan kepada atasan bahan K3 yang telah dibuat
dan alat untuk dipasang di laboratorium harus tetap mengimplementasikan

73
core values BerAkHLAK seperti mengumpulkan bahan dan alat yang
dipasangkan dengan cekatan yang merupakan bentuk implementasi
Berorientasi Pelayanan. Mengumpulkan bahan dan alat yang
dipasangkan dengan disiplin dan cermat merupakan bentuk implementasi
Akuntabel. Mengumpulan bahan dilakukan dengan teliti dan berkelompok
untuk memudahkan pemasangannya merupakan bentuk implementasi
Kompeten. Meminta bantuan kepada stakeholder untuk membantu
mengelompokkan bahan dan alat yang dipasangkan di laboratorium
merupakan bentuk implementasi Harmonis. Melakukan musyawarah
dengan stakeholder mengenai bahan dan alat yang siap dipasangkan.
Merupakan bentuk implementasi Loyal. Mengumpulkan bahan
dikelompokkan dan disesuaikan dengan tempat pemasangannya agar
terlihat lebih menarik merupakan bentuk Adaptif. Bekerja sama dengan
stakeholder dengan meminta masukan dengan bahan dan alat yang telah
siap dipasangkan merupakan bentuk Kolaboratif.

Hasil Output pada tahapan ini berupa foto dokumentasi sebagai berikut:

Gambar 4.7 Bahan dan Alat yang telah siap untuk pemasangan K3

Kegiatan 3 Tahapan 2: Melakukan pemasangan K3 di UPTD


Laboratorium Lingkungan

Tahapan melakukan pemasangan K3 (poster K3, prosedur kerja


penggunaan alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur Tanggap
Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan Kimia dan Pecahan

74
Gelas atau Kaca serta Pengoslahan Limbah Laboratorium) di
Laboratorium Lingkungan. Proses pemasangan tersebut dilakukan pada
siang hari pada tanggal 26 Agustus. Dimana dalam melakukan
pemasangan K3 di laboratorium harus tetap mengimplementasikan core
values BerAkHLAK seperti melakukan pemasangan dengan cekatan
merupakan bentuk implementasi Berorientasi Pelayanan. Memasang
bahan K3 dengan cermat dan disiplin merupakan bentuk implementasi
Akuntabel. Pemasangan bahan K3 tersebut dilakukan sistematis, teliti
dan hasil yang diinginkan tepat sasaran merupakan bentuk implementasi
Kompeten. Dalam melakukan pemasangan bahan K3 dilakukan
kesepakatan waktu dengan staff yang lain agar tidak mengganggu
pekerjaan staff lain merupakan bentuk implementasi Harmonis. Dalam
pemasangan bahan K3 tersebut sesuai hasil musyawarah bersama
dengan atasan beserta staff laboratorium lingkungan dan hasil observasi
merupakan bentuk implementasi Loyal. Pemasangan bahan K3 dilakukan
dengan rapi, menarik untuk dibaca, dipahami dan diterapkan merupakan
bentuk implementasi Adaptif. Bekerja sama dengan seluruh staff di
laboratorium lingkungan, gotong royong melakukan pemasangan K3
merupakan bentuk Kolaboratif.

Hasil Output pada tahapan ini berupa Video dokumentasi sebagai berikut:

Link Dokumentasi Video:

https://youtu.be/UHzE_APWD4s

75
Daftar Pustaka

UU No. 05 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara

Peraturan LAN RI No 01 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil

Tengah, B. K. (2021). Kabupaten Bangka Tengah Dalam Angka 2021.


Koba: BPS Kabupaten Bangka Tengah.

PermenLHK No.23 th 2020 tentang Laboratorium Lingkungan

UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja

Mirdin, Andi Adiyat. (2021). Modul Berorientasi Pelayanan Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN
RI

Ramah, Handoko. (2021). Modul Akuntabel Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Dr.Ahmad Jalis. (2021). Modul Kompeten Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Sembodo, Jarot. (2021). Modul Harmonis Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Rahmanendra, Dwi. (2021). Modul Loyal Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Suwarno, Yogi. (2021). Modul Adaptif Pelatihan Dasar Calon Pegawai


Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

Sejati, Tri Atmojo. (2021). Modul Kolaboratif Pelatihan Dasar Calon


Pegawai Negeri Sipil. Jakarta Pusat: LAN RI

UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

Nurhikmah. (2019). “Smart ASN”Menuju Pelayanan Publik Berkelas


Dunia. Nusa Tenggara Barat: Tim Kreatif Widyaiswara.

76
Permen No.4 tahun 1980 tentang Alat Pemadam Api Ringan

Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 ttg P3K di tempat kerja.

Dirgantara, Alvino. 2020. Pentingnya MSDS bagi pekerja. Environment


Artikel.

Peraturan Bupati Nomor 84 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan


Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Lingkungan
Hidup

Peraturan Bupati Nomor 63 tahun 2017 tentang pembentukan UPTD


badan dan dinas UPTD Laboratorium Lingkungan

Erawati, Erna dan Dra.Elly Fatimah. 2021. “Manajemen ASN” Modul


Pelatihan Dasar Calon PNS. Jakarta: LAN RI

77
LAMPIRAN I
LAMPIRAN AKTUALISASI DIKLAT DASAR CPNS GOLONGAN II
ANGKATAN 1 TAHUN 2022

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Bangka Tengah.

Hari/Tanggal : Selasa/ 02 Agustus 2022


Kegiatan : Melakukan konsultasi dengan atasan dan meminta
Persetujuan
Tahapan : Menyiapkan bahan untuk konsultasi kepada atasan

Menurut UU No.1 th 1970 tentang Keselamatan Kerja di tempat


kerja dimana kewajiban pengurus untuk menempatkan semua syarat
keselamatan kerja di tempat kerja, memasang gambar /poster K3 yang
diwajibkan dan bahan pembinaan serta menyediakan alat perlindungan
diri. Didukung juga dengan PermenLHK No.23 th 2020 tentang
Laboratorium Lingkungan sebagai persyaratan tambahan dalam penilaian
kompetensi laboratorium pada bagian manajemen laboratorium yaitu
adanya pernyataan manajemen dalam pengelolaan Kesehatan dan
Keselamatan Kerja.
Berdasarkan UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja,
bahwa tujuan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang berkaitan
dengan mesin, peralatan, landasan, tempat kerja, dan lingkungan tempat
kerja adalah untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan sakit akibat kerja,
memberikan perlindungan pada tenaga kerja sehingga meningkatkan
mutu pekerjaan, meningkatkan produksi dan produktivitas. Hal ini tentu
sangat penting mengingat apabila kesehatan pegawai buruk maka akan
mengakibatkan turunnya output serta demotivitas kerja. Sedangkan di
UPTD Laboratorium Lingkungan masih belum optimal penerapan
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di UPTD Laboratorium Lingkungan.
Hal ini menjadi latar belakang pengambilan judul laporan aktualisasi
yaitu, “Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di UPTD
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah” dengan memenuhi syarat-syarat K3 di UPTD
laboratorium lingkungan berdasarkan permenLHK 23 tahun 2020 berupa
pemasangan poster K3, kumpulan MSDS, petunjuk kerja penggunaan
alat, petunjuk P3K dan penggunaan APAR.
Adapun kegiatan yang diusulkan untuk menyelesaikan isu diatas adalah,
sebagai berikut:
1. Melakukan Konsultasi dengan atasan dan meminta persetujuan
a. Menyiapkan bahan untuk konsultasi kepada atasan
b. Melakukan konsultasi kegiatan yang akan dilaksanakan
c. Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
d. Meminta persetujuan atasan
2. Menyiapkan bahan berupa poster K3, petunjuk kerja dan prosedur
kerja menggunakan alat, MSDS, rambu K3, kotak P3K, dan prosedur
kerja penggunaan APAR
a. Mencari referensi bahan K3 (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat, bahan, prosedur P3K dan penggunaan APAR)
b. Melakukan Observasi sebelum pemasangan bahan K3
c. Membuat dan mencetak bahan K3 (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat,prosedur P3K dan penggunaan APAR) sesuai
hasil diskusi dengan atasan sesuai dan hasil observasi.
d. Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk pemasangan bahan K3
e. Menyampaikan kepada atasan bahan yang telah dibuat dan alat
untuk pemasangan K3 di laboratorium
3. Melakukan pemasangan bahan K3 di Laboratorium Lingkungan
a. Mengumpulkan bahan jadi dan alat yang akan dipasang
dilaboratorium (poster K3, prosedur kerja penggunaan alat, bahan,
rambu K3, prosedur P3K dan penggunaan APAR).
b. Melakukan pemasangan bahan (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat, bahan, rambu K3, prosedur P3K dan
penggunaan APAR) di Laboratorium Lingkungan
c. Menyampaikan hasil pemasangan bahan K3 kepada atasan
4. Membuat Rancangan Sosialisasi kepada Staff Laboratorium
Lingkungan
a. Menyiapkan dan membuat bahan sosialisasi
b. Membuat komitmen K3 di laboratorium.
c. Melakukan konsultasi dengan atasan dan melakukan cross check
isi bahan sosialisasi dan komitmen yang dibuat.
5. Melakukan Sosialisasi kepada Staff Laboratorium Lingkungan
a. Melakukan persiapan sebelum memulai sosialisasi.
b. Memberikan kuesioner sebelum dilakukan sosialisasi
c. Melakukan Sosialisasi kepada staff Laboratorium Lingkungan
d. Memberikan kuesioner sesudah dilakukan sosialisasi
e. Menyampaikan hasil kegiatan kepada atasan
6. Membuat Laporan Penerapan K3 di Laboratorium
a. Membuat Laporan Kegiatan
b. Mencetak Laporan Kegiatan
c. Menyampaikan Laporan Kegiatan
LAMPIRAN II
LAMPIRAN AKTUALISASI DIKLAT DASAR CPNS GOLONGAN II
ANGKATAN 1 TAHUN 2022

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup

Kabupaten Bangka Tengah

Hari/Tanggal : Rabu / 03 Agustus 2022


Kegiatan : Melakukan konsultasi dengan atasan dan meminta
Persetujuan
Tahapan : Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan

RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)


di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
Kabupaten Bangka Tengah

NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN WAKTU KETERANGAN


Menyiapkan bahan untuk
02/08/2022
Melakukan konsultasi kepada atasan
Konsultasi dengan Melakukan konsultasi kegiatan UPTD
02/08/2022
1 atasan dan meminta yang akan dilaksanakan Laboratorium
persetujuan Membuat rencana kegiatan Lingkungan
03/08/2022
yang akan dilaksanakan
Meminta persetujuan atasan 03/08/2022
Menyiapkan bahan Mencari referensi bahan K3
berupa poster K3, (poster K3, prosedur kerja
prosedur kerja penggunaan alat,prosedur
penggunaan P3K, penggunaan APAR,
04/08/2022 UPTD
alat,prosedur P3K, Prosedur Tanggap Darurat dan
2 hingga Laboratorium
penggunaan APAR, Evakuasi, Penanganan
10/08/2022 Lingkungan
Prosedur Tanggap Tumpahan Bahan Kimia dan
Darurat dan Pecahan Gelas serta
Evakuasi, Pengolahan Limbah
Penanganan Laboratorium)
Tumpahan Bahan Melakukan Observasi sebelum
Kimia dan Pecahan 11/08/2022
pemasangan bahan K3
Gelas serta
Pengolahan Limbah Membuat dan mencetak bahan
Laboratorium K3 (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat,prosedur
P3K, penggunaan APAR,
Prosedur Tanggap Darurat dan 12/08/2022,
Evakuasi, Penanganan sampai
Tumpahan Bahan Kimia dan dengan
Pecahan Gelas serta 23/08/2022
Pengolahan Limbah UPTD
2 Laboratorium) sesuai hasil Laboratorium
diskusi dengan atasan sesuai Lingkungan
dan hasil observasi
Menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk pemasangan 24/08/2022
bahan K3
Menyampaikan kepada atasan
bahan yang telah dibuat dan
25/08/2022
alat untuk pemasangan K3 di
laboratorium
Mengumpulkan bahan jadi dan
alat yang akan dipasang
dilaboratorium (poster K3,
prosedur kerja penggunaan
alat,prosedur P3K,
penggunaan APAR, Prosedur 26/08/2022
Tanggap Darurat dan
Evakuasi, Penanganan
Tumpahan Bahan Kimia dan
Pecahan Gelas serta
Melakukan Pengolahan Limbah
UPTD
pemasangan bahan Laboratorium)
3 Laboratorium
K3 di Laboratorium Melakukan pemasangan
Lingkungan
Lingkungan bahan (poster K3, prosedur
kerja penggunaan
alat,prosedur P3K,
penggunaan APAR, Prosedur 26/08/2022
Tanggap Darurat dan Sampai
Evakuasi, Penanganan dengan
Tumpahan Bahan Kimia dan 29/08/2022
Pecahan Gelas serta
Pengolahan Limbah
Laboratorium) di Laboratorium
Lingkungan
Menyampaikan hasil
pemasangan bahan K3 29/08/2022
kepada atasan
Menyiapkan dan membuat
30/08/2022
bahan sosialisasi
Membuat
Rancangan Membuat komitmen K3 di UPTD
30/08/2022
4 Sosialisasi kepada laboratorium. Laboratorium
Staff Laboratorium Melakukan konsultasi dengan Lingkungan
Lingkungan atasan dan melakukan cross
31/08/2022
check isi bahan sosialisasi dan
komitmen yang dibuat.
Melakukan persiapan sebelum
01/09/2022
memulai sosialisasi
Memberikan kuesioner
01/09/2022
Melakukan sebelum dilakukan sosialisasi
UPTD
Sosialisasi kepada Melakukan Sosialisasi kepada
5 01/09/2022 Laboratorium
Staff Laboratorium staff Laboratorium Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan Memberikan kuesioner
01/09/2022
sesudah dilakukan sosialisasi
Menyampaikan hasil kegiatan
02/09/2022
kepada atasan
03/09/2022
Membuat Laporan Membuat Laporan Kegiatan Hingga
12/09/2022 UPTD
Penerapan K3 di
6 Mencetak Laporan Kegiatan 13/09/2022 Laboratorium
Laboratorium
Lingkungan
Menyampaikan Laporan
20/09/2022
Kegiatan
LAMPIRAN III
LAMPIRAN IV
BAHAN AKTUALISASI DALAM BENTUK LINK

MSDS:
https://drive.google.com/drive/folders/1hRtMXdRBRL0bgDgl-
aU6OoBFe1vmYIB9?usp=sharing
Rambu K3:
https://drive.google.com/drive/folders/1s_Eq0Pc1vs3YKpBvogiunw_-
jU5b7vB-?usp=sharing
P3K:
https://drive.google.com/drive/folders/1wkctafZms-f-2Tx93Sq34-
WMNujA_DK2?usp=sharing
APAR:
https://drive.google.com/file/d/1aTiFXWE5mYUgydtN7JZTTz8j89nxykEw/v
iew?usp=sharing
Prosedur Kerja Alat:
https://drive.google.com/drive/folders/1oyhoHAGaHfa0t-
nQSHirNQNM4M92AoHp?usp=sharing
Prosedur Tanggap Darurat:
https://docs.google.com/document/d/1hIUjaKOQGhPl6W1CRHDJ6GsDpt6
5DsH2/edit?usp=sharing&ouid=107998558590382864859&rtpof=true&sd
=true
Prosedur dan Jalur Evakuasi:
https://docs.google.com/document/d/1r9lptCGVc9uzKxn995su7jJtDmvtNB
Ss/edit?usp=sharing&ouid=107998558590382864859&rtpof=true&sd=true
Penanganan Tumpahan Bahan Kimia:
https://docs.google.com/document/d/1szW5-
HKU7K4uEaSnFEh_HfEKs0UK4xYF/edit?usp=sharing&ouid=1079985585
90382864859&rtpof=true&sd=true
Penanganan Pecahan Gelas/Kaca:
https://docs.google.com/document/d/1BiypVtjsnydaWVXIusqN20AS4Nwz8
j9K/edit?usp=sharing&ouid=107998558590382864859&rtpof=true&sd=tru
e
Pengolahan Limbah Laboratorium:
https://docs.google.com/document/d/1YQgyVl3U4Cc-8-
g65egvfSyarMl3tq4O/edit?usp=sharing&ouid=107998558590382864859&
rtpof=true&sd=true
PETUNJUK PEMASANGAN APAR
PETUNJUK PENGGUNAAN APAR
MSDS BAHAN KIMIA

Ammonium
Amylum Asam Asetat Asam Sulfat
Chlorida

Calcium Chloride Potassium


Iron (III) Chloride Mangan Sulfat
Dihidrat Dikromat

Potassium Chlorida Potasium Iodide Salicylic Sodium Azide

Sodium Hydroxide Sodium Iodide Sodium Thiosulfat Buffer PH 4

Buffer PH 7 Buffer PH 10
SIMBOL – SIMBOL BAHAN KIMIA

Beracun Amat Beracun Berbahaya bagi Berbahaya


Lingkungan

Iritan Korosif Amat sangat mudah Sangat mudah


terbakar terbakar

Mudah terbakar Oksidator Mudah Meledak Radioaktif


PROSEDUR KERJA

Conductivity Homogenizer
Distiler A7982 Drying Oven
Meter LHG-15D

Low Temperature Magnetic Stirer


Neraca Analitik PH Meter P-510
BOD Incubator LMS-MP4

TSS Water Bath


PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
S
ALAT PELINDUNG DIRI
WAJIB DIGUNAKAN DI AREA INI

BAJU PELINDUNG DIRI


(JAS LAB)
MASKER SARUNG TANGAN

PERHATIAN
Ruang Ruang Safety

Almari
Ruang

Asam
Alat Incobator Bahan Shower
Sampling BOD Kimia

APAR

Ruangan
Timbang
Meja Kerja Analisa

Pintu 1 Kotak Pintu 2


Laboratorium JALUR EVAKUASI JALUR EVAKUASI Laboratorium
WC PRIA P3K

JALUR EVAKUASI
PINTU KELUAR

JALUR EVAKUASI

PINTU KELUAR
1

2
JALUR EVAKUASI
JALUR EVAKUASI
JALUR EVAKUASI

JALUR EVAKUASI
WC WANITA Ruangan Ruangan Ruangan Musholla Dapur
Analis Kepala UPTD Kepala Sub
Laboratorium Bagian Tata
Lingkungan Usaha

PINTU KELUAR
UTAMA

Titik Kumpul
TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
PEDOMAN PENANGANAN PECAHAN KACA/ GELAS

A. Penanganan Pecahan Kaca/Gelas (glassware)


Berikut adalah cara menangani peralatan kaca/gelas
yang pecah:
1. Beritahukan kepada petugas di laboratorium
tentang glassware yang rusak sehingga dapat
dibuang dengan benar.
2. Jika dalam glassware yang pecah terdapat larutan
atau bahan maka bersihkan larutan tersebut
dengan absorbent pad
3. Bersihkan pecahan kaca dengan tang, penjepit,
sapu, serokan atau perangkat mekanis lainnya
dan buang pecahan tersebut di tempat sampah
khusus untuk limbah alat gelas
4. Semua limbah glassware harus dikemas dalam
wadah yang aman yang dikhususkan untuk limbah
glassware
5. Sebaiknya wadah limbah glassware terbuat dari
cardboard. Dan jika sudah terisi ¾, segel bagian
atas wadah tersebut dengan solatip agar petugas
yang berwenang mengerti bahwa wadah tersebut
sudah siap untuk pembuangan.
6. Pisahkan pembuangan limbah glassware dengan
limbah lain dari labortorium dikarenakan limbah
glassware laboratorium tidak dapat dipakai
kembali.
7. Segera laporkan kejadian tersebut pada petugas
yang berwenang
B. Pencegahan Terjadinya Pecahan Kaca/ Gelas
(Glassware)
Berikut adalah cara mencegah peralatan kaca/gelas
pecah saat bekerja:

1. Berhati-hati ketika menggunakan glassware


2. Setiap menggunakan glassware, pastikan untuk
memeriksa apakah ada pecahan dan keretakan
pada glassware tersebut.
3. Hindari mengangkat glassware diatas level mata
kita, dan pindahkan secara hati-hati, hindari
meletakkannya didalam kantung jas laboratorium.
4. Hindari meletakkan glassware diatas lantai
5. Selalu gunakan alat pelindung diri (pelindung wajah,
safety glasses, dan sarung tangan)
6. Hindari menangani glassware yang rusak / pecah
dengan tangan kosong
7. Hindari membuang limbah glassware di wadah yang
mengandung bahan kimia berbahaya.
8. Gunakan kantong limbah infeksius untuk melapasi
wadah limbah glassware

Sumber: Prosedur Operasi Standar Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (K3) Laboratorium Penelitian. Medan. Universitas Sumatera
Utara
PEDOMAN PENANGANAN KONDISI DARURAT

TUMPAHAN BAHAN KIMIA

Tumpahan Kimia merupakan terlepasnya bahan kimia berbahaya secara


tidak terkendali, baik padatan, cairan, ataupun gas, dari wadah pelindung.

Peralatan Tumpahan Kimia/ Chemical Spill Kits yang digunakan untuk


membatasi penyebaran dan mengurangi kontaminasi kimia.

Absorbent merupakan bagian dari peralatan tumpahan kimia yang


berbentuk SOCs, Pads dan Pillows dan berfungsi untuk menyerap
tumpahan bahan kimia.

Penanganan Tumpahan Bahan Kimia:

1. Penilaian Resiko :
a. Identifikasi/ kenali jenis tumpahan dan sumber tumpahan bahan
kimia
b. Jika tidak mengenali sifat cairan dan kimia tumpahan,
kosongkan daerah sekitar tumpahan dan hubungi pihak yang
berwenang
c. Jauhkan dan matikan sumber pengapian/ listrik yang menyala
2. Pakaian Pelindung :
a. Gunakan pakaian pelindung tambahan yang sesuai dengan
kondisi tumpahan kimia (APD wajib digunakan).
b. Apabila bahan tidak teridentifikasi, gunakan pakaian pelindung
tambahan dengan asumsi tumpahan terjadi pada tingkatan
terburuk
c. Perhatikan SDS (Safety Data Sheet) yang berhubungan dengan
tumpahan kimia
3. Pelingkupan :
a. Lingkupi atau batasi tumpahan kimia dengan absorbent
berbentuk SOCs yang memanjang.
b. Jika memadai, usahakan untuk menjauhkan tumpahan dari jalur
air dan listrik atau celah pada lantai
4. Hentikan Sumber :
a. Cari, tutup, dan hentikan tumpahan dari sumber.
5. Pembersihan :
a. Gunakan absorbent untuk memulai proses penyerapan
tumpahan kimia.
b. Bersihkan sisa tumpahan dengan cara mengelap menggunakan
absorbent yang tersedia.
c. Gunakan metode mengelap secara melingkar dari luar ke dalam
untuk membatasi penyebaran tumpahan kimia.
d. Simpan absorbent dalam kantong sampah khusus tumpahan
kimia yang telah tersedia
6. Tindakan Lanjutan :
a. Jaga pengguna Laboratorium atau orang lain pada jarak yang
aman dari tumpahan kimia
b. Hubungi Kepala Laboratorium atau Pengelola Laboratorium dan
tunggu hingga bantuan dating

Sumber: Prosedur Penanganan Tumpahan Bahan Kimia Laboratorium


Departemen Fisika FMIPA UI

Note:

Untuk asam/basa: Cek pH awal tumpahan dengan kertas pH universal,


netralkan dengan NaHCO3 (untuk asam) dan HCl 2N (untuk basa), catat
pH akhir tumpahan, dan bersihkan dengan tisu.

Untuk bahan oksidator (K2Cr2O7) : beri 3 tetes H2SO4, Tambahkan


FeSO4.7H2O sampai warna hijau, cek pH-nya, netralkan dengan NaOH,
dan cek pH akhirnya, kemudian bersihkan dengan tisu.
Untuk KCN: basakan dengan NaOH padat, serap dengan tisu, masukkan
ke dalam gelas piala, dan tambahkan FeSO 4.7H2O sampai terbentuk
endapan hijau, diamkan 1 jam, dan buanglah.

Untuk alkohol/eter: serap tumpahan dengan tissu, masukkan ke dalam


gelas piala, uapkan dalam almari asam kurang lebih 3 menit, bakar

Sumber: Pedoman K3 Laboratorium Kimia STTN BATAN

Prinsip Umum Penanganan Tumpahan Bahan Kimia

a. Jangan Panik
b. Gunakan prinsip ABSB dalam menangani tumpahan bahan kimia
(A: amankan, B: Bendung, S= Serap, B: Bersihkan)
c. Amankan

Untuk Bahan kimia :

1. Halida Asam Organik Contoh: Asetil bromide, Asetil klorida dan


Benzoil klorida
Pembuangan/ pemusnahan bahan :
a. Bahan dicampur dengan NaHCO3, dalam tempat gelas atau
plastik.
b. Kemudian tambahkan air dalam jumlah banyak sambil
diaduk.
c. Buang ke dalam bak air, encerkan dengan air berlebih.
2. Aldehida Contoh: Asetaldehida, Akrolein, Benzaldehida, kloral,
Formaldehida dan Furfural
Pembuangan/ pemusnahan bahan :
a. Serap dalam adsorbent, bakar secara terbuka atau dalam
insenerator..
b. Larutkan dalam aseton atau benzena, bakar dalam
insenerator.
3. Asam Organik Tersubstitusi Contoh: Asam benzena sulfonat,
Asam kloroasetat, Asam trikloroasetat, dan Asam fluoroasetat
Penanganan bahan tertumpah :
a. Tutup tumpahan bahan dengan NaHCO3.
b. Pindahkan ke dalam wadah dan tambah air.
c. Biarkan reaksi selesai dan buang ke dalam bak air.

Pembuangan/ pemusnahan bahan :

a. Tuangkan ke dalam NaHCO3 berlebihan.


b. Campur dan tambahkan air.
c. Biarkan 24 jam setelah itu secara perlahan-lahan buang
bersama sejumlah air.
d. Atau tuangkan ke dalam absorbent dalam insenerator.
e. Tutup dengan sisa kayu atau kertas.
f. Siram dengan alkohol bekas atau.
g. Larutkan dalam pelarut mudah terbakar atau sisa alkohol.
h. Bakar dalam insenerator.
4. Senyawa Amin Aromatik Contoh: Anilin, Benzidine dan
Pyridine Penanganan bahan tertumpah :
 Sedikit
a. Serap dalam kertas tissue atau kertas bekas.
b. Biarkan menguap dalam almari asam dan sisanya
dibakar.
 Berlebih
a. Tutup dengan campuran pasir dan NaOH (90:10).
b. Aduk dan campur dengan potongan-potongan kertas dan
bakar dalam insenerator.

Pembuangan/ pemusnahan bahan :

a. Tutup dengan campuran pasir dan NaOH (90:10).


b. Larutkan dalam pelarut mudah terbakar (alkohol, benzena)
dan bakar dalam insenerator.
5. Basa Alkali dan Amonia, contohnya: Amonia anhirat, Kalsium
hidroksida, dan Natrium hidroksida.
Penanganan bahan tertumpah :

Encerkan dengan air dan netralkan dengan 6 M HCl, serap


dengan kain atau pindahkan pada suatu wadah untuk dibuang

Pembuangan/ pemusnahan bahan :

a. Tuangkan dalam bak dan encerkan dengan air serta


netralkan.
b. Buang dalam pembuangan air biasa
6. Bahan Kimia Oksidator, contohnya: Ammonium dikromat,
Ammonium perklorat, Ammonium persulfat dan Asam perklorat
Penanganan bahan tertumpah :
a. Tumpahan zat padat atau cairan ditutup atau dicampur
dengan reduktor seperti garam hipo, bisulfit dan ferosulfat
yang ditambahkan sedikit 3 M asam sulfat.
b. Pindahkan dalam suatu wadah dan netralkan dibuang lewat
bak air.

Pembuangan/ pemusnahan :

a. Tambah sejumlah larutan pereduksi (hipo, bisulfit atau


ferosulfat yang ditambah H2SO4).
b. Biarkan reaksi selesai dan netralkan dengan NaOH atau
HCl.
c. Buang dengan air berlebih.
7. Bahan Kimia Reduktor, contohnya: Natrium bisulfit, Natrium
nitrit, Natrium Sulfit dan Belerang oksida.
Penanganan bahan tertumpah :
a. Tutup atau campur dengan NaHCO3.
b. Biarkan reaksi selesai dan pindahkan ke dalam suatu
wadah.
c. Tambahkan kalsium hipoklorit, Ca(OCl)2 perlahan-lahan.
d. Tambah air dan biarkan reaksi selesai.
e. Encerkan dan netralkan sebelum dibuang ke dalam
pembuangan air.

Pembuangan/ pemusnahan bahan :

Gas (seperti SO2) : Alirkan ke dalam larutan NaOH atau larutan


kalsium hipoklorit.

Padat :

a. Campur dengan NaOH (1:1), tambah air sampai membentuk


slury.
b. Tambahkan kalsium hipoklorit dan air serta biarkan selama 2
jam.
c. Netralkan sebelum dibuang ke dalam pembuangan air.
8. Sianida dan Nitril
Penanganan bahan tertumpah :
 Sianida :
a. Serap cairan pada kertas bekas/tissue.
b. Uapkan dalam almari asam dan bakar, atau pindahkan ke
dalam wadah gelas.
c. Dan basakan dengan NaOH dan aduk.
d. Ke dalam slury tambahkan ferosulfat berlebih.
e. Setelah satu jam, dibuang ke dalam pembuangan air.
 Nitril :
a. Tambah NaOH berlebih dan Ca(OCl)2 untuk
membentuk sianat.
b. Pindahkan ke wadah gelas dan buang ke dalam
pembuangan air setelah satu jam reaksi.
c. Cuci bekas wadah dengan larutan hipoklorit.

Pembuangan/ pemusnahan bahan :

 Sianida :
a. Tambahan bahan ke dalam larutan basa dari kalsium
hipoklorit berlebih.
b. Biarkan 24 jam dan buang ke dalam pembuangan air.
 Nitril :
a. Tambahkan ke dalam NaOH-alkohol untuk
membentuk sianat.
b. Setelah satu jam, uapkan alkohol.
c. Tambah ke dalam residu sianat sejumlah larutan basa
kalsium hipoklorit berlebih.
d. Setelah 24 jam buang ke dalam pembuangan air.

9. Eter, contohnya: Anisole, Etil eter dan Metil eter

Penanganan bahan tertumpah :

a. Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaOH atau


NaHCO3.
b. Campurdan tambahkan air bila perlu.
c. Pindahkan slurry untuk dinetralkan dan dibuang dalam bak
pembuangan air.

Pembuangan/ pemusnahan bahan :

a. Bahan berupa cair atau padat dilarutkan ke dalam pelarut


organik yang mudah terbakar.
b. Bakar dalam insenerator.
10. Asam Inorganik, contohnya: asam klorida, asam fluoride, asam
nitrat, asam posfat, asam sulfat.
Penanganan tumpahan :
a. Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaHCO 3 atau
campurkan NaOH dan Ca(OH)2 (1:1).
b. Campur dan bila perlu tambah air agar membentuk slurry.
c. Buang slurry tersebut ke dalam air yang sedang mengalir.
Pembuangan/ pemusnahan bahan :

a. Tambahkan ke dalam sejumlah besar campuran NaOH dan


Ca(OH)2.
b. Buang campuran tersebut ke dalam air yang sedang
mengalir.

Sumber: SOP Penanganan bahan kimia tertumpah Fakultas


Teknik Universitas Dipenogoro.
PEDOMAN PENGOLAHAN LIMBAH
LABORATORIUM

Limbah bahan kimia merupakan buangan bahan kimia yangtelah dipakai,


campuran bahan kimia, barang yang belum dipakai namun sudah rusak.
Laboratorium merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair, padat
dan gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar.

Sumber Limbah
1. Bahan baku kadaluarsa

2. Bahan habis pakai (medium biakan yang tidak terpakai)


3. Produk proses di laboratorium (sisa spesimen)
A. Berdasarkan wujudnya limbah dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
1. Limbah padat

Limbah padat adalah hasil buangan laboratorium berupa


padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa kegiatan
laboratorium.

2. Limbah cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan
yang berwujud cair.

Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada:

a. Sifat Fisika dan Sifat Agregat .


Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah dapat
diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik;
b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda
SSA;
c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan
metoda Biru Indofenol;
d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD);
e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN Sifat
Khusus contohnya Asam Borat (H3BO3) dengan metoda
Titrimetrik;
f. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-
SSA
3. Limbah gas

Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa


partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan
jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap
kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah. Secara alamiah
udara mengandung unsur kimia seperti O 2, N2, NO2, CO2, H2 dan
lain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan
alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara.
Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian
yaitu partikel dan gas.

4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).


Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila
mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan
konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat
merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan manusia. Yang termasuk limbah B3
antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang
tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa
proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan
pengolahan khusus.
Macam-macam limbah B3:
a. Limbah mudah meledak;
b. Limbah mudah terbakar;
c. Limbah reaktif;
d. Limbah beracun;
e. Limbah penyebab infeksi;
f. Limbah yang bersifat korosif

B. Hal-Hal yang perlu diperhatikan dalam Pengelolaan Limbah:


1. Reduksi limbah melalui : penyempurnaan penyimpanan bahan
baku dalamkegiatan proses (house keeping), substitusi bahan dan
atau modifikasi proses.
2. Beri simbol setiap kemasan limbah yang menunjukkan
karakteristik danjenis limbah B3.
3. Memiliki perlengkapan penanggulangan kecelakaan dan
laboratorium untukmendeteksi karakteristik limbah.
4. Pengolahan limbah B3 dilakukan secara termal, stabilisasi dan
solidifikasi secara fisika, kimia dan biologi.
5. Pengolahan secara stabilisasi dan solidifikasi harus melakukan
analisis baku mutu konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic
Leaching Procedure) pencemar organik dan anorganik.
6. Tidak dibenarkan melakukan proses pengenceran dalam
pengolahanlimbah B3.
7. Identifikasi limbah : sebagai langkah awal dalam proses
pengelolaan limbah.
8. Identifikasi limbah melalui tahapan :
a) Mencocokkan limbah dengan daftar jenis limbah B3. Jika
cocok, maka termasuklimbah B3.
b) Jika tidak cocok, periksa karakteristiknya, apakah : mudah
meledak, atau mudah terbakar, atau beracun, atau bersifat
reaktif, atau infeksius atau bersifat korosif.
c) Apabila kedua tahapan tsb sudah dilakukan dan ternyata tidak
memenuhiketentuan limbah B3, maka lakukan uji toksikologi.
9. Limbah yang bersifat reduktor kuat tidak boleh campur dengan
asam mineral pengoksidasi.
C. Cara Pengolahan Limbah Laboratorium
Setiap limbah mempunyai cara pengolaham tersendiri tergantung dari
jenisnya. Berikut adalah cara pengolahan limbah berdasarkan jenisnya.
 Pengolahan Limbah Padat
1. Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum
dikenal, yaitu metode penimbunan terbuka (open dumping)
dan metode sanitary landfill. Di lahan penimbunan terbuka,
berbagai hama dan kuman penyebab penyakit dapat
berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara
sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar.
Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke
tanah dan mencemari tanah serta air.
2. Sanitary Landfill

Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam


lubang yang dialasi lapisan lempung dan lembaran plastik
untuk mencegah perembesan limbah ke tanah. Pada landfill
yang lebih modern, biasanya dibuat sistem Iapisan ganda
(plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa saluran
untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk
dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian
dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.

3. Insinerasi

Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat


menggunakan suatu alat yang disebut insinerator. Kelebihan
dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang
sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu, proses
insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
 Pengolahan Limbah Pada Fasa Cair (Water Phase Treatment)
Sistem pengelolaan air limbah yang diterapkan harus memenuhi
persyaratan berikut:
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber air
minum;
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan;
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang
hidup di air di dalam penggunaannya sehari-hari;
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang
mengakibatkan penyaki;
5. Tidak terbuka dan harus tertutup;
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap;
Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Pengolahan secara Fisika Penyaringan (screening)

Merupakan cara yang efisien dan murah untuk


menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar.
Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan
secara mudah dengan proses pengendapan.

2. Pengolahan secara Kimia


Pengolahan air buangan secara kimia biasanya
dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak
mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa
fosfor, dan zat organik beracun; dengan membubuhkan
bahan kimia tertentu yang diperlukan.
3. Pengolahan secara Biologi
Semua air buangan yang biodegradable dapat diolah
secara biologi. Sebagai pengolahan sekunder, pengolahan
secara biologi dipandang sebagai pengolahan yang paling
murah dan efisien.
 Pengolahan Limbah Fasa Gas (Gas Phase Treatment)
1. Mengontrol Emisi Gas Buang Emisi gas buang dapat
dikurangi dengan mulai menggunakan sumber bahan bakar
alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang yang
merupakan polutan.
2. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada
cerobong atau stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan
sehingga hanya udara bersih yang saja yang keluar dari
cerobong. Pengendap Siklon atau Cyclone Separators
adalah pengedap debu / abu yang ikut dalam gas buangan
atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
3. Membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara
yang kotor dari bagian bawah alat. Dengan pengendap
elektrostatik, yaitu menggunakan arus listrik untuk
mengionkan limbah. Kotoran udara menjadi ion negatif
sedangkan udara bersih menjadi ion positif dan masing-
masing akan menuju ke elektroda yang sesuai.

D. Pengolahan limbah B3

Prinsip Pengemasan Limbah B3

1. Limbah yang tidak saling cocok, disimpan dalam kemasan


berbeda.
2. Jumlah pengisian volume limbah harus mempertimbangkan
terjadinya pengembangan volume, pembentukan gas atau
kenaikan tekanan selama penyimpanan.
3. Ganti kemasan yang mengalami kerusakan permanen (korosi atau
bocor) dengan kemasan lain.
4. Kemasan yang telah berisi limbah ditandai sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5. Kegiatan pengemasan, penyimpanan dan pengumpulan harus
dilaporkan sebagai bagian pengelolaan limbah.

 Pengumpulan Limbah
1. Limbah laboratorium dikumpulkan dan dibuang dalam wadah
terpisah menurut tipe bahan kimiayang berkaitan
2. Wadah diberi label (A-J)
a. Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
larutan

b. Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik


dalamlarutan

c. Residu padatan bahan kimia laboratorium organik

d. Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan


kemasan pada pH 6 -8

e. Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat


danlarutannya

f. Senyawa beracun mudah terbakar

g. Residu air raksa dan garam anorganik raksa

h. Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara


terpisah

i. Padatan anorganik

j. Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastic

3. Dengan label A-J dipastikan bahan kimia yang terkumpul dalam


satu kategori tidak bereaksi satu sama lain
4. Pengecekan untuk kandungan asam dan basa, pH indikator
5. Sebelum dikumpulkan, lakukan penetralan. Sediakan larutan
penetral.
 Wadah Untuk Menyimpan pelarut organic
1. Dapat tahan terhadap bahan kimia yang disimpan
2. Tidak mudah pecah/rusak
3. Anti-bocor dan rapat gas
4. Memiliki sertifikat UN untuk pengangkutan limbahinternasional
5. Wadah harus ditempatkan di ruang berventilasibaik
6. Wadah harus disimpan tertutup rapat untuk mencegah
penguapan uap berbahaya
7. Pilih wadah yang tepat (mengeliminir kebocoran)

 Kemasan untuk Limbah

a. Kemasan untuk limbah cair organik (pelarut organik bebas halogen) :

Kemasan baja nirkarat, alat bantu pengumpul corong.

b. Kemasan untuk limbah cair organik (pelarut organik berhalogen) :


Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE alat bantu pengumpul corong.

c. Kemasan untuk limbah mengandung air dan limbah air terkontaminasi :

Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE alat bantu pengumpul corong.

d. Kemasan untuk limbah kimia yang padat :

Limbah padat dapat dikumpulkan dalam kemasan yang terbuat dari bahan

yang sama - gelas, logam atau plastik- seperti kemasan produksi asal.

e. Kemasan untuk limbah asam dan basa

Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE alat bantu pengumpul corong

( a) (b) (c)
Keterangan:

a. Corong untuk kemasan baja nirkarat

b. Corong untuk kemasan kombinasi

c. Corong untuk kemasan PE

 Persyaratan Wadah:

a. Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari korosi dan
kebocoran.

b. Bentuk, ukuran dan bahan wadah harus sesuai dengan


karakteristik limbah B3 yang hendak dikemas.

c. Terbuat dari bahan plastik (HDPE, PP atau PVC), atau bahan


logam (teflon, baja, karbon, SS304, SS316 atau SS440) dan
tidak bereaksi dengan limbah B3 yang disimpannya.

E. Langkah-Langkah Mengurangi Limbah Laboratorium

Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengiurangi limbah dari


laboratorium adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan bahan kimia seperlunya ;


2. Melakukan reaksi kimia yang menghasilkan gas-gas beracun di
lemari asam
3. Menggunakan alat dengan hati-hati sehingga tidak timbul
kerusakan

Anda mungkin juga menyukai