Disusun Oleh :
MAULIDIA PUTRI,A.Md.T
NIP. 19980712 202203 2 012
II
LEMBAR PERSETUJUAN
Mentor, Coach,
III
BERITA ACARA SEMINAR LAPORAN AKTUALISASI
Mentor, Peserta,
Coach, Penguji,
IV
KATA PENGANTAR
1. Orang tua, dan keluarga, atas do’a dan kasih sayang serta motivasi
yang melimpah;
Penulis
V
DAFTAR ISI
VI
DAFTAR GAMBAR
VII
DAFTAR TABEL
8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut UU No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
terdiri atas PNS dan PPPK yang berkedudukan sebagai aparatur
sipil negara yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
serta diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Peserta yang lolos seleksi dari
penyelenggaraan seleksi pengadaan PNS diangkat menjadi calon
PNS dan wajib menjalani masa percobaan selama satu tahun
melalui proses pendidikan dan pelatihan terintegrasi untuk
membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan motivasi
nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Adapun proses pendidikan dan pelatihan yang
dimaksud menurut peraturan LAN No 1 Tahun 2021 berupa
Pelatihan Dasar CPNS yang bertujuan mengembangkan
kompetensi CPNS untuk agar terbentuknya karakter PNS yang
profesional sesuai bidang tugasnya.
Kabupaten Bangka Tengah adalah salah satu kabupaten di
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang merupakan hasil
pemekaran dari Kabupaten Bangka yang resmi dibentuk pada
tanggal 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten
Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah, Kabupaten Bangka
Barat dan Kabupaten Belitung Timur di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung. Setiap kepala daerah memiliki visi dan misi untuk
mewujudkan pencapaian kinerja dari kepala daerah. Oleh karena
itu setiap kepala daerah khususnya kepala daerah Kabupaten
1
Bangka tengah yang terpilih harus mencapai visi dan misi tersebut
yang didukung oleh perangkat daerah yang ada.
Dinas Lingkungan Hidup sebagai instansi yang mempunyai
tugas dalam pelaksana urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup dan kehutanan mendukung misi kepala daerah pada misi ke-
4 yaitu Mewujudkan lingkungan yang unggul serta berkelanjutan.
Dinas Lingkungan Hidup terdiri dari beberapa unit bagian salah
satunya UPTD Laboratorium Lingkungan. Dimana UPTD
Laboratorium Lingkungan tersebut masih dalam proses menuju
akreditasi. Menurut PermenLHK No.23 th 2020 tentang
Laboratorium Lingkungan persyaratan tambahan dalam penilaian
kompetensi laboratorium pada bagian manajemen laboratorium
yaitu adanya pernyataan manajemen dalam pengelolaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Di dukung juga UU No.1 th
1970 tentang Keselamatan Kerja di tempat kerja dimana kewajiban
pengurus untuk menempatkan semua syarat keselamatan kerja di
tempat kerja, memasang gambar /poster K3 yang diwajibkan dan
bahan pembinaan serta menyediakan alat perlindungan diri.
Berdasarkan UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
kerja, bahwa tujuan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) yang
berkaitan dengan mesin, peralatan, landasan, tempat kerja, dan
lingkungan tempat kerja adalah untuk mencegah terjadinya
kecelakaan dan sakit akibat kerja, memberikan perlindungan pada
tenaga kerja sehingga meningkatkan mutu pekerjaan,
meningkatkan produksi dan produktivitas. Hal ini tentu sangat
penting mengingat apabila kesehatan pegawai buruk maka akan
mengakibatkan turunnya output serta demotivitas kerja.
2
B. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan laporan aktualisasi ini, yaitu:
1. Mengetahui standar K3 di laboratorium lingkungan sesuai
PerMenLHK No.23 th 2020 dan UU No.1 th 1970;
2. Memasang K3 sesuai peraturan undang-undang di UPTD
Laboratorium Lingkungan;
3. Memberikan pemahaman tentang K3 dalam bekerja di
UPTD Laboratorium Lingkungan melalui sosialisasi;
b. Manfaat laporan aktualisasi ini, yaitu:
1. Peserta latsar dapat memahami, mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ASN (BerAKHLAK) dalam melaksanakan tugas
dan fungsi ASN di tempat kerja;
2. Mengurangi resiko kecelakaan kerja di UPTD Laboratorium
Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup,
3. Meningkatkan produktifitas, efektifitas, dan efisiensi UPTD
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup
4. Menciptakan Lingkungan kerja yang disiplin;
3
Lingkungan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas
DLH di bidang lingkungan hidup. Kepala UPTD Laboratorium
Lingkungan sebagaimana dimaksud mempunyai tugas
membantu Kepala DLH dalam memimpin, mengatur, membina,
mengendalikan, mengoordinasikan dan menyelenggarakan
seluruh kegiatan di UPTD Laboratorium Lingkungan.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, UPTD Laboratorium
Lingkungan, mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Penyusunan rencana dan teknis operasional pengelolaan
laboratorium lingkungan;
b. Pelaksanaan operasional pengelolaan laboratorium
lingkungan;
c. Pelaksanaan ketatausahaan UPTD;
d. Pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan
pelaporan kegiatan laboratorium lingkungan; dan
e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh atasan
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan.
b. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup, terdiri dari:
a. kepala UPTD;
b. subbagian tata usaha; dan
c. kelompok jabatan fungsional.
4
c. Visi, Misi dan Nilai Organisasi
Setiap perangkat daerah dalam melaksanakan program dan
kegiatan harus merujuk pada visi dan misi dari Kabupaten
Bangka Tengah guna mewujudkan pencapaian kinerja dari
kepala daerah Kabupaten Bangka Tengah. Dimana visi
tersebut adalah : “Mewujudkan Bangka Tengah Yang Semakin
Unggul”.
5
1. Terwujudnya lingkungan hidup yang berkelanjutan;
2. Mewujudkan tata kelola organisasi yang baik.
Untuk sasaran jangka menengah yang hendak dicapai adalah;
1. Meningkatnya kualitas air
2. Meningkatnya kualitas udara
3. Meningkatnya kualitas air laut
4. Meningkatnya kualitas lahan
5. Terlaksananya pengelolaan persampahan di Kabupaten
Bangka Tengah
Nilai organisasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah yakni Disiplin, Jujur, Ikhlas, Tanggung Jawab,
Profesional Kerjasama (DJITOE)
6
BAB II
ASN BerAKHLAK DAN SMART GOVERNMENT
a. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan yaitu komitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat. Adapun paduan perilaku
Berorientasi Pelayanan yaitu :
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
Aparatur menjadi pendengar yang baik atas keluhan
ataupun harapan masyarakat terhadap layanan yang ingin
mereka dapatkan, kemudian memenuhi tuntutan kebutuhan
warga negaranya. Kebutuhan dan harapan tersebut berbeda-
beda sesuai dengan karakteristik individu yang bersangkutan.
7
Standar mutu pelayanan yang berbasis kebutuhan dan
kepuasan masyarakat sebagai pelanggan, diarahkan untuk
memberikan kesejahteraan kepada setiap warga negara,
misalnya: layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan
konsumen.
Terdapat tiga unsur penting dalam pelayanan publik
khususnya dalam konteks ASN, yaitu:
a. Penyelenggara pelayanan publik (ASN/Birokrasi),
b. Penerima layanan (masyarakat, stakeholders, atau sektor
privat)
c. Kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima
layanan
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
Pegawai ASN dituntut untuk memberikan pelayanan dengan
ramah yaitu melayani dengan senyuman, menyapa dan
memberi salam serta berpenampilan rapi. Cekatan yaitu
melayani dengan cepat dan tepat waktu, Solutif yaitu melayani
dengan memberikan kemudahan untuk memilih layanan yang
tersedia dapat diandalkan, tidak berbelit belit (bertele-tele), dan
tidak ditunda-tunda. serta melayani dengan dengan
kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang
prima.
3. Melakukan perbaikan tiada henti
Aparatur Sipil Negara memberikan layanan yang bermutu
tidak boleh berhenti ketika kebutuhan masyarakat sudah dapat
terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki
agar mutu layanan yang diberikan dapat melebihi harapan
pengguna layanan. Layanan hari ini harus lebih baik dari hari
kemarin, dan layanan hari esok akan menjadi lebih baik dari
hari ini.
8
b. Akuntabel
Akuntabel yaitu bertanggung jawab atas kepercayaan yang
diberikan. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu,
kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari
amanah yang dipercayakan kepadanya. Adapun paduan perilaku
yang sesuai dengan paduan perilaku ASN BerAKHLAK yaitu:
1. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung
jawab, cermat, disiplin dan berintegritas tinggi
Kejujuran adalah nilai paling dasar dalam membangun
kepercayaan publik terhadap amanah yang diembankan
kepada setiap pegawai atau pejabat negara. ASN memiliki
tanggung jawab untuk melakukan sesuatu, dapat menerima
konsekuensi ketika tidak melakukannya atau ternyata hasil
pekerjaannya tidak sesuai. Dalam dunia kerja, tanggung jawab
membantu seseorang untuk berkomitmen terhadap
pekerjaannya dan menyelesaikannya sesuai yang diharapkan.
Cermat yaitu melakukan tugas pelayanan dengan penuh
perhatian, seksama dan teliti. Disiplin dimana patuh dan taat
terhadap ketentuan peraturan dan hukum yang berlaku dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Integritas memiliki
keutamaan sebagai dasar seorang pelayan publik untuk dapat
berpikir secara akuntabel.
9
untuk mencapai tujuan organisasi dalam melayani publik.
Semua fasilitas tersebut disebut fasilitas publik.
Dilarang menggunakan fasilitas publik dan asset negara
untuk kepentingan pribadi, sebagai contoh motor atau mobil
dinas yang tidak boleh digunakan kepentingan pribadi. Hal-hal
tersebut biasanya sudah diatur secara resmi oleh berbagai
aturan dan prosedur yang dikeluarkan pemerintah/instansi.
Setiap PNS harus memastikan bahwa:
a. Penggunaannya diaturan sesuai dengan prosedur yang
berlaku
b. Pemakaian barang berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
c. Penggunaannya dilaklukan secara bertanggung- jawab dan
efisien
d. Pemakaian barang dan pengelola barang sesuai dengan
fungsi, wewenang dan tanggung jawabnya masing-masing,
serta sesuai dengan standar kendala yang dibutuhkan.
e. Pemeliharaan fasilitas secara benar dan bertanggungjawab
f. Pengelolaan Barang Milik Negara harus transparan kepada
hak masyarakat untuk memperoleh informasi yang benar
dapat dipertanggugjawabkan kepada rakyat
3. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan
berintegritas tinggi
Menurut filsuf Yunani kuno Plato, Integritas adalah tiang
utama dalam kehidupan bernegara. Semua elemen bangsa
harus memiliki integritas tinggi, termasuk para penyelenggara
negara, pihak swasta, dan masyarakat pada umumnya.
Akuntabilitas dan Integritas adalah dua konsep yang diakui oleh
banyak pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi
sebuah negara Menurut Kedua prinsip tersebut harus dipegang
teguh oleh semua unsur pemerintahan dalam memberikan
10
layanan kepada masyarakat. Sistem yang memiliki integritas
yang baik akan mendorong terciptanya Akuntabilitas .
c. Kompeten
Kompeten yaitu terus belajar dan mengembangkan
kapabilitas. Sebagaimana diuraikan dalam penjelasan Peraturan
Pemerintah Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja PNS,
bahwa salah satu pertimbangan pembentukan Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara adalah untuk
mewujudkan ASN profesional, kompeten dan kompetitif, sebagai
bagian dari reformasi birokrasi.
Berikut adalah paduan perilaku ASN Kompeten yaitu :
1. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang
selalu berubah
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan
yang selalu berubah dengan paradigma Learn (Belajar hal baru),
Unlearn (Lupakan jika hal tersebut tidak sesuai/relevan), dan
Relearn (Menerima fakta baru). Kemandirian untuk belajar sejalan
dengan perkembangan teknologi yang telah menciptakan
kebutuhan metode pengajaran baru, sumber belajar, dan media
digital yang lebih luas dan massif. Pendekatan pengembangan
mandiri ini disebut dengan Heutagogi atau disebut juga sebagai
teori “net-centric”, yang merupakan pengembangan berbasis pada
sumber pembelajaran utama dari Internet. Prinsip pembelajar
heutagogis lainnya adalah kapabilitas.
Memanfaatkan sumber keahlian pakar/konsultan yang
mungkin dimiliki unit kerja/instansi tepat bekerja atau tempat lain.
Perilaku lain ASN pembelajar yaitu melakukan konektivitas dalam
basis online network. Dalam konteks ini mewujudkan akses
belajar seperti kursus online terbuka massal di mana koneksi
dapat dibentuk untuk membentuk komunitas pengetahuan.
11
Sebagai ASN pembelajar, ASN juga diharapkan mengalokasikan
dirinya dalam waktu dan ruang yang memadai, yang dikhususkan
untuk penciptaan atau perolehan pengetahuan
2. Membantu orang lain belajar
Perilaku berbagi pengetahuan bagi ASN pembelajar yaitu
aktif dalam “pasar pengetahuan” atau forum terbuka, Mengambil
pengetahuan yang terkandung dalam dokumen kerja seperti
memo, laporan, presentasi, artikel, dan sebagainya dan
memasukkannya ke dalam repositori di mana ia dapat dengan
mudah disimpan dan diambil. Serta aktif mengakses dan
mentransfer pengetahuan dalam bentuk: melibatkan dalam
jejaring ahli, mendokumentasikan pengalaman/pegetahuan, dan
menuliskan pengetahuan bersumber dari refleksi pengalaman.
Sosialisasi seperti morning tea / coffee untuk mentransfer ilmu
pengetahuan.
3. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Mewujudkan pengetahuan yang bertumbuh menjadi karya
nyata (Pengetahuan menjadi karya)
Bekarya terbaik sejalan dengan tujuan hidup seseorang
(Makna hidup dalam bekerja)
Semangat dalam berkarya yang dapat mendorong dan
menahan kesusesan pekerjaan anda.
d. Harmonis
Keberagaman bangsa Indonesia selain memberikan banyak
manfaat juga menjadi sebuah tantangan bahkan ancaman.
Kebhinekaan tersebut mudah menimbulkan perbedaan pendapat,
lepas kendali dan mudah tumbuhnya perasaan kedaerahan yang
akan mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan
bangsa. Harmonis yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan.
Adapun paduan perilakunya yaitu:
12
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
PNS sebagai Aparatur Sipil Negara harus bersikap adil dan
netral. Adil, dimana dalam melaksanakan tugasnya tidak boleh
berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, transparan. Netral,
dimana tidak memihak kepada salah satu kelompok atau
golongan yang ada. Dengan bersikap adil dan netral
melaksanakan tugasanya, PNS akan mampu menciptakan
kondisi yang aman, damai, dan tentram dilingkungan kerjanya
dan di masyarakatnya. PNS juga harus memiliki sikap toleran
atas perbedaan untuk menunjang sikap adil dan netral karena
tidak berpihak dalam memberikan layanan .
13
e. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam core
values ASN yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi
dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara, dengan
panduan perilaku:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI
serta pemerintahan yang sah
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
e. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
14
g. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
h. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai;
i. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
j. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karier.
Adapun beberapa Kode etik dan Kode Perilaku ASN yang
dapat diwujudkan dengan Panduan Perilaku Loyal yang kedua
ini diantaranya:
1. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
2. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga
reputasi dan integritas ASN;
3. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
4. Melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN; dan
5. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya.
15
4. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab,
dan berintegritas tinggi.
Adapun Kewajiban ASN yang dapat diwujudkan dengan
Panduan Perilaku Loyal yang ketiga, yaitu: Menyimpan rahasia
jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
f. Adaptif
Adaptif adalah terus berinovasi dan antusias dalam
menggerakan serta menghadapi perubahan. Adaptif dibutuhkan
baik sebagai bentuk mentalitas kolektif maupun individual untuk
menghadapi permasalahan yang sama, yaitu perubahan
lingkungan yang konstan.
Adapun paduan perilaku adaptif ASN sebagai berikut :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
Dalam KBBI diuraikan definisi adaptif adalah mudah
menyesuaikan (diri) Seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) harus
selalu adaptif atau mampu menyesuaikan diri terhadap berbagai
keadaan. Keadaan Pelayanan publik berbasis digital menjadi
salah satu tuntutan perkembangan teknologi dan juga kebutuhan
kemudahan bagi warga. Digitalisasi pelayanan menjadi
keharusan bagi pemerintah untuk menyesuaikan dengan
peningkatan literasi digital masyarakat.
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
Inovasi kebijakan berarti baru dan ide-ide segar dicoba
dan dimasukkan ke dalam kebijakan sehingga hasil yang lebih
baik dan berbeda dapat dicapai. Kemampuan beradaptasi juga
memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang
ditumbuhkembangkan dalam diri individu maupun organisasi.
Istilah kreativitas dan inovasi kerap diidentikkan satu sama lain.
Sebuah inovasi yang baik biasanya dihasilkan dari sebuah
16
kreativitas. Contohnya dalam menginovasi sebuah barang atau
proses memerlukan kemampuan kreatif untuk menciptakan
inovasi. Tanpa kreativitas, maka kemampuan beradaptasi dari
pegawai akan sangat terbatas.
3. Bertindak proaktif;
Berdasarkan Artikel Diskominfo Jawa Timur, sikap proaktif
yaitu berani memulai untuk menciptakan inovasi dan terobosan
baru, akan menjadi modal dan kekuatan guna mencapai
pemerintahan yang mampu memaksimalkan pelaksanaan
otonomi daerahnya.
g. Kolaboratif
Kolaboratif yaitu membangun kerjasama yang sinergis.
Adapun paduan perilaku ASN kolaboratif yaitu :
17
3. Menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan
bersama.
Menggunakan sumber daya dan berbagi tanggung jawab
untuk melakukan pendekatan pengambilan keputusan, tata
kelola kolaboratif, serangkaian aktivitas bersama di mana mitra
saling menghasilkan tujuan bersama.
a. Kedudukan PNS
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai
dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan zaman.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep
yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berikut
beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN
terdiri atas:
18
d. Peran PNS
Peran ASN Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,
maka Pegawai PNS berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa
Selanjutnya Pegawai ASN bertugas:
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan
berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
19
birokrasi masa lalu yang tidak menggunakan ICT/E-GOV, yaitu
minimnya inovasi, kaku, mengabaikan profesionalisme,
cenderung otoriter, dan peluang pungli lebih besar. Sedangkan
dengan sistem elektronik, memungkinkan adanya kreativitas,
inovasi, profesionalisme, transparansi, dan kecilnya peluang
KKN dikarenakan dikelola sistem.
20
birokrasi yang mengakomodir ide-ide kreatif; pembelajaran
dalam pengembangan kompetensi ASN; hingga penataan
ruang kantor yang khas milenial.
21
bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga dapat mengganggu
proses produksi secara menyeluruh, merusak lingkungan yang
pada akhirnya akan berdampak pada masyarakat luas.
penjelasan undang-undang nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan telah mengamanatkan antara lain, setiap
tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja, agar
tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga,
masyarakat dan lingkungan disekitarnya.
22
14. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang
15. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
16. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat,
perlakuan dan penyimpanan barang;
17. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
18. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi.
23
f. Perangkat keselamatan dan kesehatan kerja di Laboratorium
sekurang-kurangnya harus meliputi :
1. Safety shower dan/atau eyewash unit;
2. Pemadam kebakaran sesuai jenisnya;
3. Alarm dan/atau petunjuk arah ke luar Laboratorium;
4. Obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan
Laboratorium (P3K);
5. Laboratorium Lingkungan dilengkapi informasi-informasi,
seperti antara lain: label; bahaya dan petunjuk
pengamanan; kompilasi Material Safety Data Sheet
(MSDS);
6. Peralatan pelindung diri (Personnel Protection
Equipment), seperti antara lain:
Jas Laboratorium untuk melindungi pakaian sehari-
hari dari kontaminasi bahan-bahan beracun dan
penyebab infeksi;
masker;
Sarung tangan untuk bekerja kontak dengan bahan
kimia dan pekerjaan yang dapat menimbulkan
cedera;
Kacamata Laboratorium yaitu kacamata pengaman
dan pelindung wajah.
7. Laboratorium harus membuat tanda-tanda pengamanan
berdasarkan peruntukan dan kebutuhan, seperti antara
lain:
Dilarang Merokok;
Hati-hati, Tegangan Tinggi;
Harus Memakai Sarung Tangan;
Tempat Mandi untuk Pengaman; dan
Lokasi P3K
24
c. Pentingnya K3 di Laboratorium Lingkungan
1. Pentingnya Poster K3
Poster kesehatan dan keselamatan kerja K3 adalah sebuah
poster yang menjelaskan aturan atau memberikan saran yang
dirancang untuk membuat orang keluar dari bahaya di tempat
kerja seperti kantor, pabrik, sekolah, gedung pemerintah atau
akomodasi sewaan. Hal tersebut dirancang untuk
memperingatkan orang-orang dari potensi bahaya dan
bagaimana melindungi diri dari cedera. Bukan hanya karyawan
saja yang memainkan peran tersebut tetapi juga sangat penting
di tujukan bagi pemilik perusahaan dalam artian pemilik harus
mematuhi undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja
yang berlaku dan di terapkan dalam suatu perusahaan tersebut.
25
• UU No. 1 tahun 1970
• Permnenakertrans No. Per. 03/Men/1982
• Peraturan Khusus AA.
• Permennakertrans No. Per. 15/Men/VIII/2008 ttg P3K di
tempat kerja.
P3K tidak menggantikan usaha pertolongan medis oleh
yang berwenang, akan tetapi hanya secara sementara ( darurat )
membantu penanganan korban sampai tenaga medis diperlukan,
didapatkan atau sampai ada perbaikan keadaan korban. Bahkan
sebagian besar kecelakaan atau kesakitan hanya memerlukan
pertolongan pertama saja.
Persyaratan Kotak P3K :
a. terbuat dari bahan yang kuat dan mudah dibawa, berwarna
dasar putih dengan lambang P3K berwarna hijau;
b. tidak boleh diisi bahan atau alat selain yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan P3K di tempat kerja;
c. penempatan kotak
d. isi kotak P3K
Penempatan Kotak P3K di Tempat Kerja
a. Mudah dilihat, dijangkau, diberi tanda arah yang jelas, cukup
cahaya, mudah diangkat
b. disesuaikan dengan jumlah pekerja/buruh, jenis dan jumlah
kotak P3K
c. Dalam hal tempat kerja dengan unit kerja berjarak 500 meter
atau lebih masing-masing unit kerja harus menyediakan kotak
P3K sesuai jumlah pekerja/buruh;
d. Dalam hal tempat kerja pada lantai yang berbeda di gedung
bertingkat, maka masing-masing unit kerja harus
menyediakan kotak P3K sesuai jumlah pekerja/buruh
26
4. Standar Peletakan APAR
Berdasarkan Permen No.4 tahun 1980, Alat pemadam api
ringan ialah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu
orang untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran.
Syarat-syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api
Ringan :
a. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas,
mudah dicapai dan diambil serta dilengkapi dengan
pemberian tanda pemasangan.
b. Pemberian tanda pemasangan tersebut sesuai dengan
gambar berikut.
27
meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli
keselamatan Kerja.
f. Semua tabung alat pemadam api ringan sebaiknya berwarna
merah.
Selain menempatkan APAR sesuai standar, inspeksi APAR
berkala juga tidak boleh sampai ditinggalkan. Inspeksi APAR berkala
akan menjaga APAR milik Anda tetap dalam kondisi prima.
Karena di laboratorium lingkungan masih belum optimal
penerapan K3 di laboratorium lingkungan maka perlu dilakukan
upgrade untuk kebaikan pekerja, rekan kerja maupun masyarakat
luas.
28
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Identifikasi Isu
Berdasarkan pengalaman bekerja saya bertugas di UPTD
Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten
Bangka Tengah, ditemukan beberapa masalah /isu yang terjadi, isu-
isu tersebut yaitu:
1. Belum optimalnya K3 di Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
Penerapan K3 di Laboratorium Lingkungan masih belum
optimal seperti belum adanya poster K3, belum adanya MSDS
bahan-bahan kimia, belum terpasang seluruhnya petunjuk kerja
penggunaan alat, kotak P3K dan poster pertolongan pertama
serta peletekan APAR belum sesuai standar. Hal tersebut bisa
memicu terjadinya kecelakaan kerja yang menyangkut
keselamatan dan kesehatan pegawai Laboratorium Lingkungan
serta belum menerapkan undang-undang No.1 tahun 1970
tentang keselamatan kerja di tempat kerja.
29
Peralatan pengambilan sampel masih tidak beraturan
terletak di meja kerja untuk analis. hal ini dikarenakan belum
adanya tempat khusus untuk peralatan sampel tersebut. maka
perlu di pisahkan tersendiri di ruangan lain agar tidak
mengganggu proses analis dalam menganalisa.
30
penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik,
dan Kelayakan.. Adapun isu-isu tersebut diidentifikasi pada tabel
3.1 berikut:
Tabel 3.1 Identifikasi Isu/ Masalah Berdasarkan Analisis APKL
31
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya. Dari isu yang
ada, dilakukanlah penapisan terhadap isu-isu tersebut sehingga
didapatkan tiga identifikasi isu. Berdasarkan tabel 3.1 didapatkan
tiga identifikasi isu yakni :
1. Belum optimalnya K3 di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
2. Belum adanya tata letak peralatan sampling yang terletak di
meja kerja analis di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas
Lingkungan Hidup
3. Keterbatasan sarana dan prasarana pendukung seperti
pendingin ruangan (AC) di UPTD Laboratorium Lingkungan
Dinas Lingkungan Hidup
Dari ketiga isu problematika di atas, dibuatlah analisis
berdasarkan hasil analisis USG (Urgency, Seriousness, dan
Growth) yang mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan
dan perkembangan setiap variabel dengan rentang 1-5. Urgency
(mendesak) yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau
tidak masalah tersebut diselesaikan. Seriousness (keseriusan) yaitu
melihat dampak masalah tersebut terhadap produktivitas kerja dan
bahkan pengaruh terhadap proses selanjutnya (sifat kumulatif
dampak) yang mana apakah dampak tersebut akan
membahayakan sistem atau tidak dan sebagainya. Growth
(berkembangnya masalah) yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah. Berikut
merupakan pemilihan isu prioritas menggunakan teknik analisis
USG pada tabel 3.2 :
32
Tabel 3.2 Penentuan Isu Prioritas dengan Analisis USG
Penilaian Kriteria
No Jml Rank
Masalah U S G
33
“Belum Optimalnya K3 di Laboratorium Lingkungan Hidup
Dinas Lingkungan Hidup”
Penyebab Akibat
Individu Metode
Belum
Masih kurang terdapatnya
MSDS dan
pemahanan K3
prosedur kerja Belum
per alat
Kurang Belum adanya Optimalnya
Ingin cepat
disiplin
/praktis petunjuk dan K3
/instan rambu K3 di UPTD
Laboratorium
Belum terlaksananya Peletakkan APAR
belum sesuai standar Lingkungan
PerMenLHK No.23 th 2020
dan pemasangan Dinas
dan UU No.1 th 1970 petunjuk penggunaan
Lingkungan
APAR
Hidup
Belum
adanya
Aturan Fasilitas kotak P3K
34
4. Meletakkan APAR sesuai standar dan membuat petunjuk
kerja penggunaan APAR
5. Melakukan Pemasangan Tanggap Darurat dan Prosedur
Evakuasi di Laboratorium Lingkungan
6. Membuat SOP Mengenai Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia, Penanganan Pecahan Kaca/Gelas, dan Pengelolaan
Limbah Laboratorium Lingkungan.
7. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya K3 di
Laboratorium Lingkungan
Berikut Diagram Alir Penyelesaian Isu / masalah :
Membuat Rancangan
Sosialisasi kepada Staff
Laboratorium Lingkungan
Membuat Laporan
Penerapan K3 di
Laboratorium
Lingkungan
35
E. Matriks Rancangan Aktualisasi
36
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Melakukan konsultasi Foto Berorientasi Pelayanan: Berkonsultasi
kegiatan yang akan dokumentasi kepada atasan dengan ramah, cekatan
dilaksanakan dan solutif ketika ditanya oleh atasan.
Akuntabel: Dapat
mempertanggungjawabkan rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan.
37
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kompeten: Memahami dan menguasai
rencana kegiatan yang akan
dilaksanakan.
Akuntabel: Dapat
mempertanggungjawabkan kegiatan
yang disetujui dengan baik.
38
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Loyal: Meminta dengan sopan dan
menjaga nama baik atasan, organisasi
dan institusi yang akan menyetujui
rencana yang akan dilaksanakan.
39
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Berkoordinasi dengan
stakeholder mengenai bahan yang
akan dipasang di laboratorium.
40
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Membuat dan Lampiran Berorientasi Pelayanan: Mencetak
mencetak bahan K3 bahan K3 yang akan dipasang sesuai
(poster K3, prosedur dengan kebutuhan.
kerja penggunaan
alat,prosedur P3K, Akuntabel: Mencetak bahan K3 yang
penggunaan APAR, akan dipasangkan dengan cermat dan
Prosedur Tanggap bertanggung jawab sesuai dengan
Darurat dan Evakuasi, hasil diskusi dan observasi.
Penanganan Kompeten: Mecetak bahan K3 sesuai
Tumpahan Bahan dengan ukuran dan hasil observasi
Kimia dan Pecahan untuk mendapatkan hasil terbaik.
Gelas serta
Pengolahan Limbah Harmonis: Meminta saran dan
Laboratorium) sesuai pendapat stakeholder
hasil diskusi dengan Loyal: Membuat bahan K3 tetap
atasan sesuai dan memperhatikan standard undang
hasil observasi. undang yang berlaku.
41
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
\No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kompeten: Menyiapkan alat dengan
teliti, jangan ada yang terlupa agar
proses pemasangan berjalan lancar.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
administrasi untuk pengajuan alat yang
dibutuhkan untuk keperluan kantor.
Loyal: Musyawarah bersama
administrasi untuk mengajukan alat
yang akan dibeli untuk pemasangan.
Adaptif: Menyiapkan alat yang telah
disesuaikan dengan hasil observasi.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan staff
lab untuk menyiapkan alat-alat yang
dibutuhkan untuk pemasangan.
4. Menyampaikan Foto Berorientasi Pelayanan:
kepada atasan bahan dokumentasi Menyampaikan dengan ramah dan
yang telah dibuat dan cekatan.
alat untuk
pemasangan K3 di Akuntabel: Bertanggung jawab
laboratorium mengenai bahan dan alat yang telah
siap dipasang.
42
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Loyal: Mengedepankan musyawarah
membahas bahan dan alat yang akan
dipasangkan dilaboratorium
43
Output Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
stakeholder dengan meminta masukan
dengan bahan dan alat yang telah siap
dipasangkan.
4. Melakukan Foto dan Berorientasi Pelayanan: Melakukan
pemasangan bahan video pemasangan dengan cekatan.
(Membuat dan dokumentasi
mencetak bahan K3 Akuntabel: Memasang bahan K3
(poster K3, prosedur dengan cermat dan disiplin.
kerja penggunaan
alat,prosedur P3K, Kompeten: Pemasangan bahan K3
penggunaan APAR, tersebut dilakukan sistematis, teliti dan
Prosedur Tanggap hasil yang diinginkan tepat sasaran.
Darurat dan Evakuasi,
Penanganan Harmonis: Dalam melakukan
Tumpahan Bahan pemasangan bahan K3 dilakukan
Kimia dan Pecahan kesepakatan waktu dengan staff yang
Gelas serta lain agar tidak mengganggu pekerjaan
Pengolahan Limbah staff lain.
Laboratorium)
di Laboratorium Loyal: Dalam pemasangan bahan K3
Lingkungan tersebut sesuai dengan peraturan
perundangan.
44
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
5. Menyampaikan hasil Foto Berorientasi Pelayanan:
pemasangan bahan dokumentasi Menyampaikan hasil pemasangan
K3 kepada atasan . bahan K3 sesuai dengan kebutuhan
stakeholder
45
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat Rancangan 1.Menyiapkan dan Bahan Berorientasi Pelayanan: Dalam Dengan Membuat Rancangan Dengan Membuat
Sosialisasi kepada membuat bahan Sosialisasi mengumpulkan dan membuat bahan Sosialisasi kepada Staff Rancangan Sosialisasi
Staff Laboratorium sosialisasi sosialisasi dimana bahan tersebut Laboratorium Lingkungan kepada Staff Laboratorium
Lingkungan harus memenuhi kebutuhan diharapkan agar dapat Lingkungan diharapkan agar
stakeholder. tercapainya penerapan K3 di dapat tercapainya penerapan
laboratorium lingkungan melalui K3 di laboratorium lingkungan
Akuntabel: Disiplin dalam menyiapkan peningkatan kualitas Sumber melalui peningkatan kualitas
bahan dan dapat Daya Manusia sehingga Sumber Daya Manusia
mempertanggungjawabkan bahan tercapainya Visi Kabupaten sehingga tercapainya nilai-
yang akan disosialisasikan. Bangka Tengah Semakin nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Unggul dan Misinya yaitu Ikhlas, , Tanggung Jawab,
Kompeten: Bahan sosialisasi dibuat Mewujudkan Lingkungan Yang Profesional, dan Kerjasama
sistematis, menarik dan tepat sasaran Unggul dan Berkelanjutan.
serta memudahkan semua staff untuk
memahaminya.
46
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2.Membuat komitmen K3 Komitmen Berorientasi Pelayanan: Dalam
di laboratorium. K3 di membuat komitmen untuk memnuhi
laboratorium kebutuhan stakeholder.
47
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3.Melakukan konsultasi Foto Berorientasi Pelayanan: Melakukan
dengan atasan dan dokumentasi konsultasi dengan atasan dengan
melakukan cross check isi cekatan dan solutif dalam
bahan sosialisasi dan menyampaikan bahan yang akan
komitmen yang dibuat. disosialisasikan.
48
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Melakukan Sosialisasi 1. Melakukan persiapan Catatan Berorientasi Pelayanan: Melakukan Dengan melakukan sosialisasi Dengan melakukan
kepada Staff sebelum memulai konsultasi konsultasi dengan atasan dengan kepada seluruh staff sosialisasi kepada seluruh
Laboratorium sosialisasi. cekatan dan solutif serta meminta izin laboratorium diharapkan agar staff laboratorium diharapkan
Lingkungan untuk dilakukannya sosialisasi di dapat tercapainya penerapan agar dapat tercapainya
laboratorim. K3 di laboratorium lingkungan penerapan K3 di laboratorium
melalui peningkatan kualitas lingkungan melalui
Akuntabel: Meminta izin menggunakan Sumber Daya Manusia peningkatan kualitas Sumber
fasilitas kantor berupa proyektor sehingga tercapainya Visi Daya Manusia sehingga
sebagai media sosialisasi Kabupaten Bangka Tengah tercapainya nilai-nilai
Semakin Unggul dan Misinya organisasi Disiplin, Jujur,
Kompeten: Meningkatkan kompetensi yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
terlebih dahulu sebelum koordinasi Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
dengan atasan agar lebih terarah dan Berkelanjutan.
siap untuk lanjut ke proses
selanjutnya.
49
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Memberikan kuesioner Kuesioner Berorientasi Pelayanan: Membagikan
sebelum dilakukan kuesioner kepada partisipan sebelum
sosialisasi dilakukannya sosialisasi dengan
ramah.
Akuntabel: Disiplin dalam membagikan
kuesioner, mengutamakan kejujuran
dalam pengisian kuesioner , dapat
mempertanggungjawabkan kuesioner
yang dibuat.
Kompeten: Membagikan kuesioner
kepada staff sebelum dilakukannya
sosialisasi diharapkan sesudah
dilakukan sosialisasi akan menambah
kompetensi para partisipan mengenai
materi K3 yang disajikan.
Harmonis: Meminta bantuan kepada
para partisipan untuk mengisi
kuesioner merupakan adanya
hubungan timbal balik yang baik
dengan partisipan.
Loyal: Bersikap sopan dan
menghormati untuk menjaga nama
baik organisasi dan instansi.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
partisipan untuk mengisi kuesioner
sehingga output yang diinginkan
berupa pengetahuan partisipan
sebelum sosialisasi dapat diketahui
dengan cepat dan tepat..
50
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Melakukan Sosialisasi Foto Berorientasi Pelayanan:
kepada staff dokumentasi Menyampaikan materi sosialisasi
Laboratorium Lingkungan dengan ramah, tepat sasaran, dimana
output sosialisasi ini dapat memenuhi
kebutuhan staff laboratorium
lingkungan.
Akuntabel: Datang tepat waktu,
cermat, bertanggung jawab untuk
mengecek materi, media, alat agar
sosialisasi berjalan dengan lancar dan
khidmat.
Kompeten: Menyampaikan dengan
lugas dan jelas sehingga informasi
yang diberikan mudah dipahami
partisipan.
51
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4. Memberikan kuesioner Kuesioner Berorientasi Pelayanan: Membagikan
sesudah dilakukan sesudah kuesioner kepada partisipan sesudah
sosialisasi dilakukannya sosialisasi dengan
ramah
52
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Adaptif : Bersikap proaktif dalam
menjelaskan mengenai cara dan
tujuan pengisian kuesioner tersebut.
5. Menyampaikan hasil Foto Berorientasi Pelayanan:
kegiatan kepada atasan dokumentasi Menyampaikan hasil kegiatan dengan
dan resume. ramah dan sesuai dengan kebutuhan
stakeholder
Akuntabel: Melaporkan hasil kegiatan
dengan sejujurnya, transparan tanpa
ada yang ditutupi, bertanggung jawab
terhadap hasil sebagai bentuk
integritas.
Kompeten: Menyampaikan hasil
dengan lugas dan tepat sehingga
informasi yang diterima mudah untuk
dipahami.
Harmonis: Menghargai saran dan
masukan yang diberikan oleh atasan
mengenai hasil kegiatan yang telah
dilaksanakan.
Loyal: Menyampaikan dengan sopan
dan mengedepankan musyawarah
bersama atasan mengenai hasil
kegiatan kepada atasan.
Adaptif: Bersikap proaktif dalam
menjelaskan dan menguasai hasil dari
kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan.
Kolaboratif: Bekerja sama dengan
atasan memperbaiki yang diperlukan
untuk mendapatkan hasil terbaik.
53
Output Konstribusi Terhadap Visi dan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan Penguatan Nilai Organisasi
/Hasil Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Membuat dan 1. Membuat Laporan Laporan Berorientasi Pelayanan: Membuat Dengan membuat dan Dengan membuat dan
menyampaikan Hasil Kegiatan kegiatan laporan kegiatan dengan tujuan menyampaikan Laporan menyampaikan Laporan
Laporan kegiatan. (Softfile) memenuhi pelayanan dan melakukan Penerapan K3 di Laboratorium Penerapan K3 di
perbaikan sesuai tupoksi. Lingkungan diharapkan agar Laboratorium Lingkungan
dapat tercapainya penerapan diharapkan agar dapat
Akuntabel: Membuat laporan kegiatan K3 di laboratorium lingkungan tercapainya penerapan K3 di
tepat waktu, dengan mengutamakan melalui peningkatan kualitas laboratorium lingkungan di
kejujuran, dan dapat Sumber Daya Manusia melalui peningkatan kualitas
mempertanggungjawabkan hasil sehingga tercapainya Visi Sumber Daya Manusia
tersebut. Kabupaten Bangka Tengah sehingga tercapainya nilai-
Semakin Unggul dan Misinya nilai organisasi Disiplin, Jujur,
Kompeten: Membuat laporan kegiatan yaitu Mewujudkan Lingkungan Ikhlas, , Tanggung Jawab,
secara sistematis, bahasa yang mudah Yang Unggul dan Profesional, dan Kerjasama
dipahami pembacanya dan berisi Berkelanjutan.
pengetahuan untuk menambah
kompetensi.
54
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2. Mencetak Laporan Laporan jadi Berorientasi Pelayanan: Mencetak
Kegiatan laporan kegiatan dengan cekatan dan
rapi.
55
Output Konstribusi Terhadap Visi Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
/Hasil dan Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Akuntabel : Menyampaikan laporan
kegiatan dengan tetap mengutamakan
kejujuran, dan dapat
mempertanggungjawabkan hasil
tersebut.
56
F. Jadwal Rencana Kegiatan
57
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
58
6. Membuat SOP Mengenai Penanganan Tumpahan Bahan Kimia,
Penanganan Pecahan Kaca/Gelas, dan Pengelolaan Limbah
Laboratorium Lingkungan.
7. Melakukan sosialisasi mengenai pentingnya K3 di Laboratorium
Lingkungan.
59
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN WAKTU KETERANGAN
Menyiapkan bahan Membuat dan mencetak
berupa poster K3, bahan K3 (poster K3,
prosedur kerja prosedur kerja
penggunaan penggunaan
alat,prosedur P3K, alat,prosedur P3K,
penggunaan APAR, penggunaan APAR,
Prosedur Tanggap Prosedur Tanggap 12/08/2022,
Darurat dan Darurat dan Evakuasi, sampai
Evakuasi, Penanganan Tumpahan dengan
Penanganan Bahan Kimia dan 23/08/2022
Tumpahan Bahan Pecahan Gelas serta
UPTD
Kimia dan Pecahan Pengolahan Limbah
2 Laboratorium
Gelas serta Laboratorium) sesuai
Lingkungan
Pengolahan Limbah hasil diskusi dengan
Laboratorium atasan sesuai dan hasil
observasi
Menyiapkan alat yang
dibutuhkan untuk 24/08/2022
pemasangan bahan K3
Menyampaikan kepada
atasan bahan yang
telah dibuat dan alat 25/08/2022
untuk pemasangan K3
di laboratorium
Mengumpulkan bahan
jadi dan alat yang akan
dipasang dilaboratorium
(poster K3, prosedur
kerja penggunaan
alat,prosedur P3K,
penggunaan APAR, 26/08/2022
Prosedur Tanggap
Darurat dan Evakuasi,
Melakukan
Penanganan Tumpahan UPTD
pemasangan bahan
3 Bahan Kimia dan Laboratorium
K3 di Laboratorium
Pecahan Gelas serta Lingkungan
Lingkungan
Pengolahan Limbah
Laboratorium)
Melakukan pemasangan
bahan (poster K3,
26/08/2022
prosedur kerja
Sampai
penggunaan
dengan
alat,prosedur P3K,
29/08/2022
penggunaan APAR,
Prosedur Tanggap
60
Darurat dan Evakuasi,
Penanganan Tumpahan
Bahan Kimia dan
Pecahan Gelas serta
Pengolahan Limbah
Laboratorium) di
Laboratorium
Lingkungan
Menyampaikan hasil
pemasangan bahan K3 29/08/2022
kepada atasan
Menyiapkan dan
membuat bahan 30/08/2022
sosialisasi
Membuat
Membuat komitmen K3
Rancangan 30/08/2022 UPTD
di laboratorium.
4 Sosialisasi kepada Laboratorium
Staff Laboratorium Melakukan konsultasi Lingkungan
Lingkungan dengan atasan dan
melakukan cross check 31/08/2022
isi bahan sosialisasi dan
komitmen yang dibuat.
Melakukan persiapan
sebelum memulai 01/09/2022
sosialisasi
Memberikan kuesioner
sebelum dilakukan 01/09/2022
sosialisasi
Melakukan
Melakukan Sosialisasi UPTD
Sosialisasi kepada
5 kepada staff Laboratorium
Staff Laboratorium 01/09/2022
Laboratorium Lingkungan
Lingkungan
Lingkungan
Memberikan kuesioner
sesudah dilakukan 01/09/2022
sosialisasi
Menyampaikan hasil
02/09/2022
kegiatan kepada atasan
03/09/2022
Membuat Laporan
Hingga
Membuat Laporan Kegiatan 12/09/2022 UPTD
Penerapan K3 di Mencetak Laporan
6 13/09/2022 Laboratorium
Laboratorium Kegiatan Lingkungan
Menyampaikan Laporan
20/09/2022
Kegiatan
61
C. Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi
Semua kegiatan aktualisasi yang ada dalam rancangan kegiatan
aktualisasi sudah saya laksanakan. Adapun uraian semua tahapan
kegiatan yang telah penulis laksanakan dengan berlandaskan nilai-
nilai dasar ASN yaitu BerAKHLAK adalah sebagai berikut:
1. Melakukan Konsultasi dengan atasan dan meminta persetujuan
a. Menyiapkan bahan untuk konsultasi kepada atasan
b. Melakukan konsultasi kegiatan yang akan dilaksanakan
c. Membuat rencana kegiatan yang akan dilaksanakan
d. Meminta persetujuan atasan
2. Menyiapkan bahan berupa poster K3, prosedur kerja penggunaan
alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur Tanggap Darurat
dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan Kimia dan Pecahan
Gelas serta Pengolahan Limbah Laboratorium.
a. Mencari referensi bahan K3 (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur
Tanggap Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia dan Pecahan Gelas serta Pengolahan Limbah
Laboratorium)
b. Melakukan Observasi sebelum pemasangan bahan K3
c. Membuat dan mencetak bahan K3 (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur
Tanggap Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia dan Pecahan Gelas serta Pengolahan Limbah
Laboratorium) sesuai hasil diskusi dengan atasan sesuai dan
hasil observasi.
d. Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk pemasangan bahan K3
e. Menyampaikan kepada atasan bahan yang telah dibuat dan alat
untuk pemasangan K3 di laboratorium
62
3. Melakukan pemasangan bahan K3 di Laboratorium Lingkungan
a. Mengumpulkan bahan jadi dan alat yang akan dipasang
dilaboratorium (poster K3, prosedur kerja penggunaan
alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur Tanggap
Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan Kimia
dan Pecahan Gelas serta Pengolahan Limbah Laboratorium).
b. Melakukan pemasangan bahan (poster K3, prosedur kerja
penggunaan alat,prosedur P3K, penggunaan APAR, Prosedur
Tanggap Darurat dan Evakuasi, Penanganan Tumpahan Bahan
Kimia dan Pecahan Gelas serta Pengolahan Limbah
Laboratorium) di Laboratorium Lingkungan
c. Menyampaikan hasil pemasangan bahan K3 kepada atasan
4. Membuat Rancangan Sosialisasi kepada Staff Laboratorium
Lingkungan
a. Menyiapkan dan membuat bahan sosialisasi
b. Membuat komitmen K3 di laboratorium.
c. Melakukan konsultasi dengan atasan dan melakukan cross
check isi bahan sosialisasi dan komitmen yang dibuat.
5. Melakukan Sosialisasi kepada Staff Laboratorium Lingkungan
a. Melakukan persiapan sebelum memulai sosialisasi.
b. Memberikan kuesioner sebelum dilakukan sosialisasi
c. Melakukan Sosialisasi kepada staff Laboratorium Lingkungan
d. Memberikan kuesioner sesudah dilakukan sosialisasi
e. Menyampaikan hasil kegiatan kepada atasan
6. Membuat Laporan Penerapan K3 di Laboratorium
a. Membuat Laporan Kegiatan
b. Mencetak Laporan Kegiatan
c. Menyampaikan Laporan Kegiatan
Dari uraian kegiatan yang telah penulis aktualisasikan, maka penulis akan
menjelaskan satu persatu dari masing-masing kegiatan tersebut.
63
Kegiatan 1.
Tahapan ini telah saya laksanakan selama 1 hari pada tanggal 2 Agustus
di UPTD Laboratorium Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bangka
Tengah. Kegiatan ini dilakukan dengan menyiapkan bahan untuk
konsultasi kepada atasan mengenai aktualisasi yang akan dilakukan
selama 1 bulan 2 minggu. Tahapan kegiatan yang saya lakukan telah
mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS berupa Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif sebagai
berikut: Pada saat Menyiapkan bahan dimana bahan tersebut harus
memenuhi kebutuhan dari stakeholder sebagai bentuk Berorientasi
Pelayanan. Menyiapkan bahan yang dikonsultasikan dengan cermat dan
telah siap sebelum melakukan konsultasi dengan atasan sebagai bentuk
Akuntabel. Dalam menyajikan bahan, bahan tersebut dibuat sistematis
untuk memudahkan atasan untuk memahami maksud yang akan
dikonsultasikan sebagai bentuk Kompten. Dalam membuat bahan yang
64
dikonsultasi menyertakan staff senior untuk saran dan masukan mengenai
isu yang hendak diangkat sebelum diajukan kepada atasan sebagi bentuk
implementasi Harmonis. Tidak memasukan unsur yang menandung
rahasia organisasi dalam menyiapkan bahan sebagai
pengimplementasian Loyal. Bahan yang dikonsultasikan merupakan
bahan yang terkini terhadap peraturan perundangan terbaru sebagai
bentuk pengimplementasian Adaptif. Melakukan kolaborasi bersama
stakeholder dengan mendapatkan informasi mengenai kendala yang
terjadi di Laboratorium Lingkungan. Hasil output pada tahapan ini yaitu
bahan yang dikonsultasi yang adapt dilihat pada lampiran I.
65
outputnya berupa foto dokumentasi saat melakukan konsutasi dengan
atasan sebagai berikut:
66
Gambar 4.2 Rencana Kegiatan Aktualisasi yang dilaksanakan
Tahapan meminta persetujuan atasan ini dilakukan selama satu hari pada
tanggal 03 Agustus di UPTD Laboratorium Lingkungan Dinas Lingkungan
Hidup. Dimana dalam membuat rencana kegiatan tersebut harus tetap
mengimplementasikan core values BerAkHLAK seperti meminta lembar
persetujuan dengan ramah dan sopan kepada atasan sebagai bentuk
implementasi nilai Berorientasi Pelayanan. Dapat
mempertanggungjawabkan dengan kegiatan yang telah disetujui atasan
sesuai hasil konsultasi sebagai bentuk nilai Akuntabel. Menggunakan
lembar persetujuan yang akan disetujui dan digunakan sebaik-baiknya
untuk memberikan hasil yang terbaik sebagai wujud implementasi nilai
Kompeten. Menghargai dan menghormati keputusan apapun yang
diberikan atasan dengan bijak sebagai bentuk Harmonis. Setelah
kegiatan disetujui, tetap menjaga nama baik atasan yang telah
menyetujuinya kegiatan tersebut sebagai bentuk implementasi Loyal.
Mampu menyesuaikan dengan perubahan setelah disetujuinya rencana
yang akan dilaksanakan sebagai bentuk implementasi Adaptif. Lembar
persetujuan tersebut sebagai wujud kerja sama atasan dan peserta untuk
67
memberikan hasil terbaik untuk organisasi maupun instansi sebagai
bentuk implementasi Kolaboratif. Hasil output pada tahapan ini yaitu
lembar persetujuan yang ditanda tangani oleh mentor.
Kegiatan 2
68
cermat memilah referensi yang digunakan, teliti dan disiplin sebagai
bentuk implementasi Akuntabel. Dalam mencari referensi, merupakan
referensi yang terupdate sesuai peraturan perundangan yang berlaku
sebagai bentuk implementasi Kompeten. Meminta bantuan dari staff
senior mengenai manual book alat di laboratorium untuk diterjemahkan,
bertanya mengenai bahan kimia mana saja yang masih terpakai dan
sudah tidak terpakai lagi serta saran dan masukan staff senior tentang
bahan yang akan dipasang di laboratorium sebagai bentuk implementasi
Harmonis. Dalam mencari referensi, referensi tersebut dipilah dan
dibaandingkan agar mendapatkan informasi yang jelas dan dari sumber
terpercaya sebagai bentuk implementasi Loyal. Menyiapkan bahan yang
update terhadap peraturan perundangan terbaru sebagai bentuk
implementasi Adaptif. Berkoordinasi dengan stakeholder mengenai bahan
yang akan dipasang di laboratorium, koordinasi antara peserta Latsard
dengan stakeholder merupakan bentuk implimentasi Kolaboratif.
Hasil Output dari tahapan ini berupa bahan aktualisasi pada Lampiran IV.
69
diusahakan membangun suasana yang kondusif tanpa mengganggu
rekan kerja lain sebagai bentuk implementasi Harmonis. Dalam
melakukan observasi tetap menjaga kerahasiaan tempat yang menjadi
objek observasi sebagai implementasi Loyal. Dapat menyesuaikan bahan
K3 yang dipasangkan dengan tempat yang menjadi objek observasi
sebagai bentuk implementasi Adaptif. Melakukan observasi terhadap
stakeholder dan meminta pendapat sebagai implementasi Kolaboratif
antara peserta Latsar dengan stakeholder.
70
sebagai bentuk implementasi Akuntabel. Mecetak bahan K3 sesuai
dengan ukuran dan hasil observasi untuk mendapatkan hasil terbaik
merupakan implementasi nilai Kompeten. Menggabungkan ide hasil
diskusi bersama atasan, staff senior dalam membuat bahan K3 yang akan
dipasang untuk kepentingan bersama sesuai dengan bentuk implementasi
Harmonis. Membuat bahan K3 tetap memperhatikan standard undang
undang yang berlaku merupakan bentuk implementasi Loyal. Membuat
bahan K3 sekreatif mungkin agar mudah dipahami khalayak membuat
design digital sebagai bentuk implementasi Adaptif. Memanfaatkan
aplikasi design digital seperti Canva, Google Drive, QR Barcode untuk
membuat bahan K3 yang menarik dan memudahkan dalam mendapatkan
informasi sebagi bentuk implementasi Kolaboratif.
Hasil Output pada tahapan ini berupa Bahan yang siap dipasang di
Laboratorium Lingkungan dapat dilihat pada Lampiran.V.
71
Musyawarah bersama administrasi untuk mengajukan alat- alat yang akan
dibeli untuk pemasangan merupakan bentuk implementasi loyal.
Menyiapkan alat yang telah disesuaikan dengan hasil observasi dan hasil
diskusi merupakan bentuk implementasi Adaptif. Bekerja sama dengan
staff lab untuk menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk pemasangan
merupakan bentuk nilai Kolaboratif.
Hasil Output pada tahapan ini berupa foto dokumentasi sebagai berikut:
72
dicapai merupakan bentuk implementasi Kompeten. Menghargai saran
dan masukan dari atasan dan mencatat hal yang perlu diperbaiki untuk
menciptakan hubungan timbal balik dalam diskusi merupakan bentuk
implementasi Harmonis. Mengedepankan musyawarah membahas bahan
dan alat yang akan dipasangkan dilaboratorium merupakan bentuk
implementasi Loyal. Bersikap proaktif saat menyampaikan dengan atasan
mengenai inovasi yang diusulkan merupakan bentuk implementasi
Adaptif. Bekerja sama dengan atasan dengan meminta masukan dan
saran dari atasan mengenai bahan yang akan dipasangkan di
laboratorium merupakan bentuk implementasi Kolaboratif.
Hasil Output pada tahapan ini berupa foto dokumentasi sebagai berikut:
Gambar 4.6 Penyampaian kepada atasan mengenai alat dan bahan yang telah siap
dipasang.
Kegiatan 3
73
core values BerAkHLAK seperti mengumpulkan bahan dan alat yang
dipasangkan dengan cekatan yang merupakan bentuk implementasi
Berorientasi Pelayanan. Mengumpulkan bahan dan alat yang
dipasangkan dengan disiplin dan cermat merupakan bentuk implementasi
Akuntabel. Mengumpulan bahan dilakukan dengan teliti dan berkelompok
untuk memudahkan pemasangannya merupakan bentuk implementasi
Kompeten. Meminta bantuan kepada stakeholder untuk membantu
mengelompokkan bahan dan alat yang dipasangkan di laboratorium
merupakan bentuk implementasi Harmonis. Melakukan musyawarah
dengan stakeholder mengenai bahan dan alat yang siap dipasangkan.
Merupakan bentuk implementasi Loyal. Mengumpulkan bahan
dikelompokkan dan disesuaikan dengan tempat pemasangannya agar
terlihat lebih menarik merupakan bentuk Adaptif. Bekerja sama dengan
stakeholder dengan meminta masukan dengan bahan dan alat yang telah
siap dipasangkan merupakan bentuk Kolaboratif.
Hasil Output pada tahapan ini berupa foto dokumentasi sebagai berikut:
Gambar 4.7 Bahan dan Alat yang telah siap untuk pemasangan K3
74
Gelas atau Kaca serta Pengoslahan Limbah Laboratorium) di
Laboratorium Lingkungan. Proses pemasangan tersebut dilakukan pada
siang hari pada tanggal 26 Agustus. Dimana dalam melakukan
pemasangan K3 di laboratorium harus tetap mengimplementasikan core
values BerAkHLAK seperti melakukan pemasangan dengan cekatan
merupakan bentuk implementasi Berorientasi Pelayanan. Memasang
bahan K3 dengan cermat dan disiplin merupakan bentuk implementasi
Akuntabel. Pemasangan bahan K3 tersebut dilakukan sistematis, teliti
dan hasil yang diinginkan tepat sasaran merupakan bentuk implementasi
Kompeten. Dalam melakukan pemasangan bahan K3 dilakukan
kesepakatan waktu dengan staff yang lain agar tidak mengganggu
pekerjaan staff lain merupakan bentuk implementasi Harmonis. Dalam
pemasangan bahan K3 tersebut sesuai hasil musyawarah bersama
dengan atasan beserta staff laboratorium lingkungan dan hasil observasi
merupakan bentuk implementasi Loyal. Pemasangan bahan K3 dilakukan
dengan rapi, menarik untuk dibaca, dipahami dan diterapkan merupakan
bentuk implementasi Adaptif. Bekerja sama dengan seluruh staff di
laboratorium lingkungan, gotong royong melakukan pemasangan K3
merupakan bentuk Kolaboratif.
Hasil Output pada tahapan ini berupa Video dokumentasi sebagai berikut:
https://youtu.be/UHzE_APWD4s
75
Daftar Pustaka
76
Permen No.4 tahun 1980 tentang Alat Pemadam Api Ringan
77
LAMPIRAN I
LAMPIRAN AKTUALISASI DIKLAT DASAR CPNS GOLONGAN II
ANGKATAN 1 TAHUN 2022
MSDS:
https://drive.google.com/drive/folders/1hRtMXdRBRL0bgDgl-
aU6OoBFe1vmYIB9?usp=sharing
Rambu K3:
https://drive.google.com/drive/folders/1s_Eq0Pc1vs3YKpBvogiunw_-
jU5b7vB-?usp=sharing
P3K:
https://drive.google.com/drive/folders/1wkctafZms-f-2Tx93Sq34-
WMNujA_DK2?usp=sharing
APAR:
https://drive.google.com/file/d/1aTiFXWE5mYUgydtN7JZTTz8j89nxykEw/v
iew?usp=sharing
Prosedur Kerja Alat:
https://drive.google.com/drive/folders/1oyhoHAGaHfa0t-
nQSHirNQNM4M92AoHp?usp=sharing
Prosedur Tanggap Darurat:
https://docs.google.com/document/d/1hIUjaKOQGhPl6W1CRHDJ6GsDpt6
5DsH2/edit?usp=sharing&ouid=107998558590382864859&rtpof=true&sd
=true
Prosedur dan Jalur Evakuasi:
https://docs.google.com/document/d/1r9lptCGVc9uzKxn995su7jJtDmvtNB
Ss/edit?usp=sharing&ouid=107998558590382864859&rtpof=true&sd=true
Penanganan Tumpahan Bahan Kimia:
https://docs.google.com/document/d/1szW5-
HKU7K4uEaSnFEh_HfEKs0UK4xYF/edit?usp=sharing&ouid=1079985585
90382864859&rtpof=true&sd=true
Penanganan Pecahan Gelas/Kaca:
https://docs.google.com/document/d/1BiypVtjsnydaWVXIusqN20AS4Nwz8
j9K/edit?usp=sharing&ouid=107998558590382864859&rtpof=true&sd=tru
e
Pengolahan Limbah Laboratorium:
https://docs.google.com/document/d/1YQgyVl3U4Cc-8-
g65egvfSyarMl3tq4O/edit?usp=sharing&ouid=107998558590382864859&
rtpof=true&sd=true
PETUNJUK PEMASANGAN APAR
PETUNJUK PENGGUNAAN APAR
MSDS BAHAN KIMIA
Ammonium
Amylum Asam Asetat Asam Sulfat
Chlorida
Buffer PH 7 Buffer PH 10
SIMBOL – SIMBOL BAHAN KIMIA
Conductivity Homogenizer
Distiler A7982 Drying Oven
Meter LHG-15D
PERHATIAN
Ruang Ruang Safety
Almari
Ruang
Asam
Alat Incobator Bahan Shower
Sampling BOD Kimia
APAR
Ruangan
Timbang
Meja Kerja Analisa
JALUR EVAKUASI
PINTU KELUAR
JALUR EVAKUASI
PINTU KELUAR
1
2
JALUR EVAKUASI
JALUR EVAKUASI
JALUR EVAKUASI
JALUR EVAKUASI
WC WANITA Ruangan Ruangan Ruangan Musholla Dapur
Analis Kepala UPTD Kepala Sub
Laboratorium Bagian Tata
Lingkungan Usaha
PINTU KELUAR
UTAMA
Titik Kumpul
TANGGAP DARURAT KEBAKARAN
PEDOMAN PENANGANAN PECAHAN KACA/ GELAS
1. Penilaian Resiko :
a. Identifikasi/ kenali jenis tumpahan dan sumber tumpahan bahan
kimia
b. Jika tidak mengenali sifat cairan dan kimia tumpahan,
kosongkan daerah sekitar tumpahan dan hubungi pihak yang
berwenang
c. Jauhkan dan matikan sumber pengapian/ listrik yang menyala
2. Pakaian Pelindung :
a. Gunakan pakaian pelindung tambahan yang sesuai dengan
kondisi tumpahan kimia (APD wajib digunakan).
b. Apabila bahan tidak teridentifikasi, gunakan pakaian pelindung
tambahan dengan asumsi tumpahan terjadi pada tingkatan
terburuk
c. Perhatikan SDS (Safety Data Sheet) yang berhubungan dengan
tumpahan kimia
3. Pelingkupan :
a. Lingkupi atau batasi tumpahan kimia dengan absorbent
berbentuk SOCs yang memanjang.
b. Jika memadai, usahakan untuk menjauhkan tumpahan dari jalur
air dan listrik atau celah pada lantai
4. Hentikan Sumber :
a. Cari, tutup, dan hentikan tumpahan dari sumber.
5. Pembersihan :
a. Gunakan absorbent untuk memulai proses penyerapan
tumpahan kimia.
b. Bersihkan sisa tumpahan dengan cara mengelap menggunakan
absorbent yang tersedia.
c. Gunakan metode mengelap secara melingkar dari luar ke dalam
untuk membatasi penyebaran tumpahan kimia.
d. Simpan absorbent dalam kantong sampah khusus tumpahan
kimia yang telah tersedia
6. Tindakan Lanjutan :
a. Jaga pengguna Laboratorium atau orang lain pada jarak yang
aman dari tumpahan kimia
b. Hubungi Kepala Laboratorium atau Pengelola Laboratorium dan
tunggu hingga bantuan dating
Note:
a. Jangan Panik
b. Gunakan prinsip ABSB dalam menangani tumpahan bahan kimia
(A: amankan, B: Bendung, S= Serap, B: Bersihkan)
c. Amankan
Pembuangan/ pemusnahan :
Padat :
Sianida :
a. Tambahan bahan ke dalam larutan basa dari kalsium
hipoklorit berlebih.
b. Biarkan 24 jam dan buang ke dalam pembuangan air.
Nitril :
a. Tambahkan ke dalam NaOH-alkohol untuk
membentuk sianat.
b. Setelah satu jam, uapkan alkohol.
c. Tambah ke dalam residu sianat sejumlah larutan basa
kalsium hipoklorit berlebih.
d. Setelah 24 jam buang ke dalam pembuangan air.
Sumber Limbah
1. Bahan baku kadaluarsa
2. Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan
yang berwujud cair.
3. Insinerasi
D. Pengolahan limbah B3
Pengumpulan Limbah
1. Limbah laboratorium dikumpulkan dan dibuang dalam wadah
terpisah menurut tipe bahan kimiayang berkaitan
2. Wadah diberi label (A-J)
a. Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
larutan
i. Padatan anorganik
Limbah padat dapat dikumpulkan dalam kemasan yang terbuat dari bahan
yang sama - gelas, logam atau plastik- seperti kemasan produksi asal.
( a) (b) (c)
Keterangan:
Persyaratan Wadah:
a. Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari korosi dan
kebocoran.