Anda di halaman 1dari 49

PEMBUATAN RANCANGAN SISTEM INFORMASI SERTIFIKAT

BAKU PEMBANDING (SIKUNING) LABORATORIUM KOSMETIK


BALAI POM BATAM

Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK di Kelompok


Substansi Pengujian Balai Pengawas Obat dan Makanan di Batam

Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil


GOLONGAN III

Disusun oleh
Nama : Ajeng Prasetyaningtyas, S.Si.
NIP : 199504072022032002
Jabatan : Pengawas Farmasi dan Makanan Keahlian
Unit Kerja : Balai POM di Batam
Angkatan : II
Nomor Presensi :2
Mentor : Dyah Ayu Novi Hapsari, S.Farm.,Apt.
Coach : Akhmad Hadi, S.Pd., M.Pd

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI KEMENTERIAN


PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI
2022
LEMBAR PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI

Judul : Pembuatan Rancangan Sistem Informasi Sertifikat Baku


Pembanding (SIKUNING) Laboratorium Kosmetik Balai POM di
Batam
Nama : Ajeng Prasetyaningtyas, S.Si.
NIP : 199504072022032002
Angkatan : II
Nomor Presensi :2
Jabatan : Pengawas Farmasi dan Makanan Keahlian
Unit Kerja : Balai POM di Batam

Batam, 21 Mei 2022


Pembimbing/Coach, Mentor,

Akhmad Hadi, S.Pd., M.Pd Dyah Ayu Novi Hapsari, S.Farm.,Apt.


NIP. 19760712 200312 1 002 NIP. 19851103 201012 2 003

Penguji/Narasumber,

Drs. Suyono, M.Pd.


NIP. 19600205 198103 1 007

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan rancangan aktualisasi dengan
judul “Pembuatan Rancangan Sistem Informasi Sertifikat Baku Pembanding
(SIKUNING) Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam” dengan baik. Rancangan
aktualisasi ini disusun sebagai bentuk internalisasi nila-nilai dasar ASN dalam rangka
Pelatihan Dasar (Latsar) CPNS Golongan III Angkatan II tahun 2022 yang merupakan
kerjasama Pusdiklat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
dengan Badan POM.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan serta
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada.
1. Ibu Amurwani Dwi Lestariningsih, S.Sos., M.Hum. sebagai Kepala
Pusdiklat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
2. Bapak Bagus Heri Purnomo, S.Si., Apt. sebagai kepala Balai POM di
Batam.
3. Ibu Dyah Ayu Novi Hapsari, S.Farm.,Apt. selaku Koordinator Substansi
Pengujian sekaligus mentor yang berkenan membimbing saya dan telah
memberikan banyak arahan.
4. Bapak Akhmad Hadi, S.Pd., M.Pd selaku coach yang telah memberikan
bimbingan, saran dan kritik yang membangun bagi perbaikan kualitas
Rancangan Aktualisasi ini.
5. Bapak Drs. H. Suyono, M.Pd. selaku penguji rancangan aktualisasi yang
telah memberikan banyak masukan dalam rancangan aktualisasi.
6. Bapak Ibrahim Sidik, S.Pd. dan Fajar Arian Oktavianto, S.Pd selaku satuan
tugas di Angkatan II yang telah memberikan arahan koordinasi dan
bimbingan untuk kelancaran Latsar.
7. Rekan-rekan di Substansi Pengujian Balai POM di Batam yang terus
memotivasi dan bersedia bertukar pikiran.
8. Rekan Latsar Angkatan II Kelompok 1, terima kasih atas kekompakan dan
kerjasamanya selama mengikuti kegiatan latsar.
9. Keluarga penulis yang selalu memberikan motivasi dan dukungan selama
kegiatan latsar.
iii
10. Dan semua pihak yang membantu namun tidak dapat saya sebutkan satu
persatu dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
Penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam tulisan ini, sehingga
saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan tugas
Rancangan Aktualisasi ini.

Batam, 21 Mei 2022

Ajeng Prasetyaningtyas, S.Si

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................ii


KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ v
DAFTAR TABEL .....................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................... 1
B. GAMBARAN UMUM ORGANISASI ................................................................. 4
BAB II RANCANGAN AKTUALISASI .................................................................... 22
A. IDENTIFIKASI ISU DAN KEGIATAN .............................................................. 22
B. RANCANGAN AKTUALISASI ........................................................................ 30
BAB III PENUTUP................................................................................................. 39
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 41

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Keterkaitan Isu dengan Kedudukan dan Peran ASN.................................. 24


Tabel 2. Analisis isu menggunakan metode APKL ................................................... 25
Tabel 3. Analisis Isu dengan Metode USG............................................................... 27
Tabel 4. Rancangan Aktualisasi ............................................................................... 30
Tabel 5. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ................................................. 38

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan ...................... 7


Gambar 2. Struktur Organisasi UPT Balai POM di Batam ....................................... 12
Gambar 3. Analisis Diagram Fishbone ..................................................................... 28

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Sesuai undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara dalam pasal 10 disebutkan bahwa fungsi ASN adalah: (1)
pelaksana kebijakan publik; (2) pelayan publik; (3) perekat dan pemersatu
bangsa. Tugas ASN sebagai pelaksana kebijakan publik adalah
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sebagai pelayan publik, ASN bertugas memberikan pelayanan publik yang
profesional dan berkualitas. Kemudian yang terakhir mempererat persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2020
tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017
tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil disebutkan bahwa untuk
pemenuhan kebutuhan organisasi dan pengembangan karier PNS,
pengisian JPT melalui mutasi dari satu JPT ke JPT yang lain dapat
dilakukan dalam satu instansi dan antar instansi dari satu JPT yang lain
dapat dilakukan dalam satu instansi dan antar instansi melalui uji
kompetensi sesuai dengan persyaratan dan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Untuk dapat membentuk sosok ASN profesional
seperti tersebut dilaksanakan pembinaan melalui jalur Diklat Pelatihan
Dasar. Dasar hukum dari pendidikan dan pelatihan (Diklat) ini yaitu Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 tahun 2021 tentang
Perubahan Atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 tahun
2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil.

1
Berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 13/K.1/PDP.07/2022 tentang Pedoman Penyelenggaraan Latsar
CPNS, Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (Latsar CPNS) adalah
pendidikan dan pelatihan dalam Masa Prajabatan yang dilakukan secara
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat dan
motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul
dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang. Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk
mengembangkan kompetensi CPNS yang dilakukan secara terintegrasi
dengan memadukan antara pelatihan klasikal dengan nonklasikal; dan
Kompetensi Sosial Kultural dengan Kompetensi Bidang. Kompetensi yang
dikembangkan dalam pelatihan dasar CPNS merupakan kompetensi
pembentukan karakter PNS yang professional sesuai bidang tugas, yang
diukur berdasarkan:
1. Kemampuan menunjukkan sikap perilaku bela negara
2. Kemampuan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS dalam
pelaksanaan tugas jabatannya
3. Kemampuan mengaktualisasikan kedudukan dan peran PNS dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Kemampuan menunjukkan penguasaan Kompetensi Teknis yang
dibutuhkan sesuai dengan bidang tugas.
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (world
class government) serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 tentang
nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku Undang-undang
Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara diperlukan
keseragaman nilai-nilai dasar ASN. Sehingga pada tanggal 27 Juli 2021
Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan core values (nilai-nilai
dasar) ASN BerAKHLAK dan employer branding ASN "Bangga Melayani
Bangsa".
Berdasarkan Surat Edaran Menpan RB No 20 Tahun 2021 tentang
implementasi Core Value ASN BerAKHLAK dan Employer Branding ASN,

2
Core values yang harus diterapkan oleh seluruh ASN di instansi pemerintah
adalah BerAKHLAK dan Employer Branding ASN adalah Bangga Melayani
Bangsa. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini adalah agar
CPNS peserta Pelatihan Dasar (Latsar) dapat menerapkan nilai – nilai
dasar ASN yang meliputi Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif serta kedudukan ASN dalam NKRI
meliputi Manajemen ASN dan SMART ASN dalam melaksanakan tugas
dan fungsinya di instansi masing – masing. Dengan demikian, fungsi ASN
sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa dapat terwujud dengan baik.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang
Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang selanjutnya disingkat BPOM adalah lembaga pemerintah
non kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan. Dijelaskan lebih lanjut pada Peraturan
BPOM Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan, Unit
Pelaksana Teknis di lingkungan BPOM yang selanjutnya disingkat UPT
BPOM adalah satuan kerja yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas
teknis operasional tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu di
bidang pengawasan obat dan makanan.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini didasarkan atas isu isu pokok
yang muncul pada unit kerja penulis yaitu Balai POM di Batam. Penulis
menemukan tiga isu yang ada di lingkup Laboratorium Pengujian Kosmetik
Balai POM di Batam, antara lain belum adanya sistem informasi sertifikat
baku pembanding yang digunakan di Laboratorium Kosmetik, belum
optimalnya kontrol suhu dan kelembaban di Laboratorium Kosmetik dan
belum optimalnya penggunaan APD (Alat Pelindung diri) di laboratorium.
Isu - isu tersebut dianalisis menggunakan metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak) dan metode USG (urgency,
Seriousness dan growth) untuk mendapatkan core issue. Setelah dilakukan
analisis terhadap tiga isu tersebut terpilih satu core issue yaitu belum

3
adanya sistem informasi sertifikat baku pembanding yang digunakan di
Laboratorium Kosmetik. Isu ini dipilih karena sertifikat baku pembanding
tersebut sering digunakan oleh analis di laboratorium kosmetik dan hanya
tersedia dalam bentuk hardcopy, sehingga apabila isu ini ditangani dengan
menyediakan sistem informasi sertifikat baku pembanding dapat
memudahkan analis dalam menemukan informasi sertifikat baku
pembanding yang diperlukan.
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan aktualisasi meliputi Penerapan
nilai – nilai dasar profesi ASN dengan mengaktualisasikan nilai – nilai dasar
Berorientasi Pelayanan, Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif
dan Kolaboratif serta kedudukan ASN dalam NKRI meliputi Manajemen
ASN dan Smart ASN berdasarkan isu yang diangkat. Pelaksanaan
aktualisasi ini dilakukan di Laboratorium Kosmetik Substansi Pengujian
Balai Pengawas Obat dan Makanan di Batam. Waktu pelaksanaan
aktualisasi adalah 30 hari kerja terhitung mulai dari tanggal 27 Mei 2022
sampai dengan 30 Juni 2022.

B. GAMBARAN UMUM ORGANISASI

1. Gambaran Umum Balai POM di Batam


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 80 tahun 2017 tentang
Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) adalah Lembaga pemerintahan non kementerian
(LPNK) yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan obat dan makanan. BPOM berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Obat dan
makanan yang diawasi oleh BPOM terdiri atas obat, bahan obat,
narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen
kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan.

2. Visi Badan Pengawas Obat dan Makanan


Badan Pengawas Obat dan Makanan melaksanakan urusan
pemerintahan untuk pengawasan di bidang obat dan makanan. Hal ini

4
dapat tercermin melalui visi Badan Pengawas Obat dan Makanan. Visi
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yaitu:

“Obat dan Makanan aman, bermutu, dan berdaya saing untuk


mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berlandaskan gotong royong”

3. Misi Badan Pengawas Obat dan Makanan


Misi-misi yang dilakukan untuk mencapai visi tersebut adalah:

a. Membangun SDM unggul terkait Obat dan Makanan dengan


mengembangkan kemitraan bersama seluruh komponen bangsa
dalam rangka peningkatan kualitas manusia Indonesia
b. Memfasilitasi percepatan pengembangan dunia usaha Obat dan
Makanan dengan keberpihakan terhadap UMKM dalam rangka
membangun struktur ekonomi yang produktif dan berdaya saing
untuk kemandirian bangsa
c. Meningkatkan efektivitas pengawasan Obat dan Makanan serta
penindakan kejahatan Obat dan Makanan melalui sinergi pemerintah
pusat dan daerah dalam kerangka Negara Kesatuan guna
perlindungan bagi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
pada seluruh warga
d. Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya untuk
memberikan pelayanan publik yang prima di bidang Obat dan
Makanan.

4. Tujuan Badan Pengawas Obat dan Makanan


Tujuan pengawasan Obat dan Makanan yang akan dicapai dalam
kurun waktu 2020-2024 adalah:

a. Meningkatnya peran serta masyarakat dan lintas sektor dalam


Pengawasan Obat dan Makanan.
b. Meningkatnya kapasitas SDM terkait Pengawasan Obat dan
Makanan, kualitas analisis/kajian kebijakan, serta pemanfaatan
teknologi informasi dalam pengawasan Obat dan Makanan.

5
c. Terwujudnya pertumbuhan dunia usaha yang mendukung daya
saing industri Obat dan Makanan serta kemandirian bangsa dengan
keberpihakan pada UMKM.
d. Menguatnya fungsi pengawasan yang efektif untuk memastikan
Obat dan Makanan yang aman dan bermutu.
e. Terwujudnya kepastian hukum bagi pelaku usaha Obat dan
Makanan.
f. Terwujudnya perlindungan masyarakat dari kejahatan Obat dan
Makanan.
g. Terwujudnya kelembagaan Pengawasan Obat dan Makanan yang
kredibel dan akuntabel dalam memberikan pelayanan publik yang
prima.

5. Niai - Nilai / Budaya Organisasi Badan Pengawas Obat dan


Makanan
Budaya organisasi merupakan nilai-nilai luhur yang diyakini dan
harus dihayati dan diamalkan oleh seluruh anggota organisasi dalam
melaksanakan tugas. Nilai-nilai luhur yang hidup dan tumbuh kembang
dalam organisasi menjadi semangat bagi seluruh anggota organisasi
dalam berkarsa dan berkarya. Nilai-nilai yang disepakati untuk
diterapkan dalam Badan Pengawas Obat dan Makanan, antara lain:

a. Profesional, yaitu menegakkan profesionalisme dengan integritas,


objektivitas, ketekunan dan komitmen yang tinggi.
b. Integritas, yaitu konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan
c. Kredibilitas, yaitu dapat dipercaya dan diakui oleh masyarakat luas,
nasional dan internasional.
d. Kerjasama Tim, yaitu mengutamakan keterbukaan, saling percaya
dan komunikasi yang baik.
e. Inovatif, yaitu mampu melakukan pembaruan sesuai ilmu
pengetahuan dan teknologi terkini.

6
f. Responsif/Cepat Tanggap, yaitu antisipatif dan responsif dalam
mengatasi masalah.

6. Struktur Organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan


Dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang pengawasan obat
dan makanan Badan POM terdiri dari 29 unit kerja pusat dan 73 unit
pelaksana teknis. Struktur organisasi Badan POM berdasarkan
Peraturan BPOM Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Organisasi dan Tata
Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Gambar 1. Struktur Organisasi Badan Pengawas Obat dan Makanan

BPOM dipimpin oleh Kepala Badan yang bertugas memimpin dan


bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas, fungsi, dan kewenangan
BPOM. Sekretariat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala, dan dipimpin oleh Sekretaris Utama. Sekretariat Utama
bertugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan,
dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di
lingkungan BPOM. Inspektorat Utama berada di bawah dan bertanggung

7
jawab kepada Kepala, dan dipimpin oleh Inspektur Utama. Inspektorat
Utama mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di
lingkungan BPOM. Pusat dapat dibentuk di lingkungan BPOM sebagai
unsur pendukung tugas dan fungsi BPOM. Pusat dipimpin oleh Kepala
Pusat yang bertanggung jawab kepada Kepala melalui Sekretaris
Utama.
Dalam struktur organisasi BPOM, terdapat 4 deputi yang berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala, yaitu:
a. Deputi I Bidang Pengawasan Obat, Narkotika, Psikotropika,
Prekursor, dan Zat Adiktif
b. Deputi II Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Suplemen
Kesehatan, dan Kosmetik
c. Deputi III Bidang Pengawasan Pangan Olahan
d. Deputi IV Bidang Penindakan.
Masing-masing bidang dipimpin oleh seorang deputi. Deputi I,II dan
III bertugas menyelenggarakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
pengawasan produk sesuai bidang masing-masing, yang meliputi
standardisasi, registrasi, pengawasan produksi dan pengawasan
distribusi. Deputi IV bertugas menyelenggarakan penyusunan dan
pelaksanaan kebijakan penindakan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundang undangan di bidang pengawasan Obat dan
Makanan.

7. Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengawas Obat dan Makanan


Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 80 tahun 2017 tentang
Badan Pengawas Obat dan Makanan, Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM) adalah Lembaga pemerintahan non kementerian
(LPNK) yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
pengawasan obat dan makanan. BPOM berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden melalui menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan. Obat dan
makanan yang diawasi oleh BPOM terdiri atas obat, bahan obat,

8
narkotika, psikotropika, prekursor, zat adiktif, obat tradisional, suplemen
kesehatan, kosmetik, dan pangan olahan.
Dalam melaksanakan tugas pengawasan Obat dan Makanan, BPOM
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan
makanan;
b. Pelaksanaan kebijakan nasional di bidang pengawasan obat dan
makanan;
c. Penyusunan dan penetapan norma, standar, prosedur, dan kriteria
di bidang pengawasan sebelum beredar dan pengawasan selama
beredar;
d. Pelaksanaan pengawasan sebelum beredar dan pengawasan
selama beredar;
e. Koordinasi pelaksanaan pengawasan Obat dan Makanan dengan
instansi pemerintah pusat dan daerah;
f. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan
obat dan makanan;
g. Pelaksanaan penindakan terhadap pelanggaran ketentuan
peraturan perundangundangan di bidang pengawasan obat dan
makanan;
h. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan BPOM;
i. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung
jawab BPOM;
j. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BPOM; dan
k. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh
unsur organisasi di lingkungan BPOM.
Pengawasan sebelum beredar adalah pengawasan obat dan
makanan sebelum beredar sebagai tindakan pencegahan untuk
menjamin obat dan makanan yang beredar memenuhi standar dan
persyaratan keamanan, khasiat/manfaat, dan mutu produk yang

9
ditetapkan. Pengawasan selama beredar adalah pengawasan obat dan
makanan selama beredar untuk memastikan Obat dan Makanan yang
beredar memenuhi standar dan persyaratan keamanan,
khasiat/manfaat, dan mutu produk yang ditetapkan serta tindakan
penegakan hukum.

8. Profil Balai POM di Batam


Bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 34 Peraturan Presiden
Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan dan
berdasarkan surat persetujuan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor B/411/M.KT.01/2018 tanggal 8
Juni 2018 hal Penataan Unit Pelaksana Teknis Badan Pengawas Obat
dan Makanan, perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2018
dan telah diubah menjadi Peraturan Kepala Badan POM Nomor 23
Tahun 2021.
Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang selanjutnya disingkat UPT BPOM adalah satuan kerja
yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional
tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu di bidang pengawasan
obat dan makanan. Klasifikasi UPT BPOM adalah pengelompokan
organisasi UPT BPOM yang mempunyai tugas dan fungsi sejenis
berdasarkan perbedaan tingkatan organisasi (eselon) yang dinilai
berdasarkan beban kerja. Klasifikasi UPT BPOM terdiri atas:
a. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut
Balai Besar POM;
b. Balai Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Balai
POM; dan
c. Loka Pengawas Obat dan Makanan, yang selanjutnya disebut Loka
POM.

10
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan POM Nomor 23 Tahun 2021
terdapat 21 Balai Besar POM, 13 Balai POM, dan 39 Loka POM tersebar
di Indonesia.
Balai POM di Batam merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia dengan wilayah kerja
yang meliputi 6 (enam) Kabupaten/Kota terdiri dari 1 (satu) Kota dan 5
(lima) Kabupaten di Provinsi Kepulauan Riau, yaitu:
a. Kota Batam
b. Kabupaten Bintan
c. Kabupaten Karimun
d. Kabupaten Lingga
e. Kabupaten Natuna
f. Kabupaten Kepulauan Anambas
Berdasarkan Tipologinya Balai POM di Batam merupakan Balai POM
yang mempunyai kedudukan, tugas, fungsi, antara lain:
Kedudukan
a. UPT BPOM berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan, yang secara teknis dibina oleh Deputi dan secara
administratif dibina oleh Sekretaris Utama
b. UPT BPOM dipimpin oleh Kepala
Tugas
UPT BPOM mempunyai tugas melaksanakan tugas teknis
operasional di bidang pengawasan Obat dan Makanan pada wilayah
kerja masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Fungsi
a. Penyusunan rencana, program, dan anggaran di bidang
pengawasan Obat dan Makanan;
b. Pelaksanaan pemeriksaan fasilitas produksi Obat dan Makanan;
c. Pelaksanaan pemeriksaan fasilitas distribusi Obat dan Makanan dan
fasilitas pelayanan kefarmasian;

11
d. Pelaksanaan sertifikasi produk dan fasilitas produksi dan distribusi
Obat dan Makanan;
e. Pelaksanaan sampling Obat dan Makanan;
f. Pelaksanaan pemantauan label dan iklan Obat dan Makanan;
g. Pelaksanaan pengujian rutin Obat dan Makanan;
h. Pelaksanaan pengujian Obat dan Makanan dalam rangka investigasi
dan penyidikan;
i. Pelaksanaan cegah tangkal, intelijen dan penyidikan terhadap
pelanggaran ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan;
j. Pelaksanaan pemantauan peredaran Obat dan Makanan melalui
siber;
k. Pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan
masyarakat di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
l. Pelaksanaan kerja sama di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
m. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang
pengawasan Obat dan Makanan;
n. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga; dan
o. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala Badan.

Gambar 2. Struktur Organisasi UPT Balai POM di Batam

12
Balai POM di Batam memiliki beberapa substansi/sub bagian yaitu
subbagian tata usaha, substansi pengujian, substansi pemeriksaan,
susbtansi penindakan dan substansi informasi dan komunikasi. Tugas
masing – masing substansi/sub bagian seperti yang tercantum pada
Rencana Strategis Balai POM di Batam Tahun 2020-2024 adalah
sebagai berikut:
a. Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan koordinasi
penyusunan rencana, program, dan anggaran, pengelolaan
keuangan dan barang milik negara, teknologi informasi komunikasi,
evaluasi dan pelaporan, urusan kepegawaian, penjaminan mutu, tata
laksana, kearsipan, tata persuratan serta kerumahtanggaan;
b. Substansi Pengujian mempunyai tugas melakukan pengujian rutin
dan pengujian dalam rangka investigasi dan/atau penyidikan Obat
dan Makanan pada wilayah kerja Balai POM di Batam;
c. Substansi Pemeriksaan mempunyai tugas melakukan inspeksi dan
sertifikasi sarana/fasilitas produksi dan/atau distribusi Obat dan
Makanan dan sarana/fasilitas pelayanan kefarmasian, serta
sertifikasi dan pengambilan contoh (sampling) produk Obat dan
Makanan;
d. Substansi Penindakan mempunyai tugas melakukan intelijen dan
penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan peraturan perundang-
undangan di bidang pengawasan Obat dan Makanan pada wilayah
kerja masing-masing;
e. Substansi Informasi dan Komunikasi mempunyai tugas melakukan
pengelolaan komunikasi, informasi, edukasi, dan pengaduan
masyarakat, serta penyiapan koordinasi pelaksanaan kerja sama di
bidang pengawasan Obat dan Makanan;
f. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan
kegiatan jabatan fungsional masing-masing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

13
9. Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan
Berdasarkan Peraturan Kepala BPOM Nomor 18 tahun 2017,
Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan Makanan yang selanjutnya
disebut dengan Jabatan Fungsional PFM adalah PNS yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak secara penuh
untuk melakukan kegiatan teknis fungsional pengawasan sediaan
farmasi, produk biologi, suplemen makanan, bahan berbahaya, dan
makanan. Seorang PFM harus memiliki kemampuan kerja yang
mencakup aspek pengetahuan, keahlian serta sikap kerja dalam
menyelesaikan suatu tugas yang diberikan.
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 2 Tahun 2020, berikut
merupakan kegiatan tugas Jabatan Fungsional Pengawas Farmasi dan
Makanan Ahli Pertama adalah sebagai berikut:
a. menginventarisasi, mengidentifikasi dan menganalisis norma,
standar, prosedur, kriteria bidang penilaian dan pengawasan obat
dan makanan;
b. Menyusun kajian keamanan, mutu, dan manfaat sederhana (tingkat
kesulitan I);
c. menginventarisasi, mengidentifikasi dan mengolah data dalam
rangka melakukan Regulatory Impact Assessment (RIA);
d. menginventarisasi dan mengidentifikasi bahan masukan posisi
negara dalam rangka pertemuan regional maupun internasional;
e. menyusun/mereview dokumen level 4 (Form) dalam rangka
akreditasi/Sistem mutu (ISO 9001, ISO 17025, dll);
f. melaksanakan audit dalam rangka akreditasi (dalam tim);
g. menginventarisasi dan mengidentifikasi data dalam rangka
penyusunan prioritas pengawasan sarana/produk;
h. melakukan pemeriksaan sarana produksi tingkat kesulitan I
termasuk tindak lanjut hasil pemeriksaan;
i. melakukan pemeriksaan sarana distribusi tingkat kesulitan I
termasuk tindak lanjut hasil pemeriksaan (dalam tim);

14
j. melaksanakan pengambilan contoh produk termasuk tindak lanjut
hasil pengambilan contoh (dalam tim);
k. melaksanakan Pengawasan Periklanan Obat dan Makanan;
l. melaksanakan pengawasan penandaan Obat danMakanan;
m. melakukan evaluasi Corrective Action and Preventive Action (CAPA)
hasil pemeriksaan sarana produksi tingkat kesulitan I;
n. Melakukan evaluasi Corrective Action and Preventive Action (CAPA)
hasil pemeriksaan aarana distribusi/ farmakovigilans tingkat
kesulitan I;
o. mengevaluasi dokumen persyaratan dalam rangka sertifikasi Cara
Produksi Obat yang Baik (CPOB)/ Cara Distribusi Obat yang Baik
(CDOB)/Cara Produksi Obat Tradisional yan Baik (CPOTB)/ Cara
Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB)/ Cara Produksi Pangan
Olahan yang Baik (CPPOB)/Program Manajemen Risiko PMR)/ Cara
Distribusi Pangan yang Baik CDPB);
p. mengevaluasi dokumen denah bangunan sarana produksi dan
distribusi Obat dan Makanan tingkat kesulitan I;
q. melaksanakan verifikasi dan/atau evaluasi Analisa Hasil
Pemeriksaan (AHP) Narkotika, Psikotropika dan Prekursor (NPP);
r. melakukan evaluasi hasil Surat Keterangan Impor (SKI)/ Surat
Keterangan Ekspor (SKE)/Special Access Scheme (SAS) per bulan;
s. inventarisasi dan identifikasi data/informasi/survey dalam rangka
penyusunan analisis/tren/potensi/pemetaan kejahatan Obat dan
Makanan (dalam tim);
t. mengumpulkan dan mengolah data/referensi terkait kajian strategis
kejahatan Obat dan Makanan;
u. melaksanakan pengamanan kegiatan strategis pengawasan Obat
dan Makanan;
v. melaksanakan kegiatan pengamanan kegiatan/ operasi intelijen dan
atau penyidikan di bidang pengawasan Obat dan Makanan;
w. melaksanakan kegiatan patroli siber kejahatan obat dan makanan;

15
x. melaksanakan kegiatan intelijen di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
y. melaksanakan operasi intelijen di bidang pengawasan Obat dan
Makanan;
z. inventarisasi dan identifikasi informasi dalam rangka pembuatan
Basic Descriptive Intelligence;
aa. inventarisasi dan identifikasi informasi dalam rangka penyusunan
perkiraan intelijen;
bb. inventarisasi dan identifikasi data target operasi penyidikan di bidang
pengawasan obat dan makanan;
cc. menyegel dan/atau membungkus dan/ atau menandai barang bukti;
dd. menyusun dan membuat surat perintah melaksanakan tugas
dan/atau surat perintah penyidikan dan/atau surat perintah
penggeledahan dan/atau surat perintah penyitaan dan/ atau surat
perintah pembungkusan dan penyegelan barang bukti dan/ atau
surat perintah penyisihan barang bukti;
ee. emenginventarisasi dan menyusun berkas perkara tindak pidana
Obat dan Makanan tingkat kesulitan I (Sarana Retail);
ff. menginventarisasi dan menyusun berkas perkara tindak pidana Obat
dan Makanan tingkat kesulitan II;
gg. memberikan keterangan sebagai saksi dalam proses penyidikan;
hh. menjadi saksi dalam proses persidangan;
ii. melakukan penanganan/barang bukti dan atau olah Tempat
Kejadian Perkara (TKP) serta tindakan pengamanannya;
jj. melakukan verifikasi dan evaluasi terhadap hasil pengujian
laboratorium untuk keamanan dan mutu produk obat dan makanan
dengan metode uji cepat per 10 (sepuluh) sampel;
kk. melakukan analisis dan evaluasi keamanan dan mutu produk obat
dan makanan melalui pengujian (termasuk pengujian di
Laboratorium Hewan Percobaan); kalibrasi/verifikasi alat secara
kimia dengan tingkat kesulitan III;

16
ll. melakukan analisis/evaluasi keamanan dan mutu produk obat dan
makanan melalui pengujian (termasuk pengujian di Laboratorium
Hewan Percobaan), kalibrasi/verifikasi alat Secara mikrobiologi
dengan tingkat kesulitan III;
mm. melakukan analisis/evaluasi keamanan dan mutu produk obat
dan makanan melalui pengujian (termasuk pengujian di
Laboratorium Hewan Percobaan), kalibrasi/verifikasi alat secara
biologi dengan tingkat kesulitan III;
nn. melakukan optimasi metode analisis dengan tingkat kesulitan III;
oo. melaksanakan validasi dan verifikasi metode analisis dengan tingkat
kesulitan III;
pp. menguji bahan baku pembanding melalui penetapan kadar/uji
homogenitas/stabilitas/uji kemurnian tingkat kesulitan III;
qq. melaksanakan penilaian pra-registrasi variasi major mutu dan/atau
informasi produk obat baru dan produk biologi yang memerlukan
data uji klinik;
rr. melaksanakan penilaian dokumen registrasi variasi dengan
notifikasi/registrasi ulang tanpa perubahan terhadap aspek khasiat,
keamanan, dan mutu obat/registrasi khusus ekspor;
ss. melaksanakan penilaian dokumen mutu dan/ atau informasi produk
registrasi variasi minor obat;
tt. melaksanakan penilaian pemenuhan data dokumen mutu dan/atau
informasi produk registrasi variasi minor/registrasi ulang tanpa
perubahan terhadap aspek khasiat, keamanan, dan mutu obat;
uu. melakukan analisis kajian keamanan mutu khasiat/kemanfaatan
Obat, Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, Kosmetik, dan
Pangan Olahan;
vv. melaksanakan penilaian permohonan Certificate of Pharmaceutical
Product (CPP);
ww. melaksanakan penilaian pemasukan obat jalur khusus tingkat
kesulitan I;

17
xx. melaksanakan koordinasi dan menyusun rekomendasi hasil evaluasi
dengan tim ahli terkait registrasi obat dan produk biologi;
yy. melaksanakan Penilaian data tambahan data registrasi Obat
Tradisional, Suplemen Kesehatan, Obat kuasi tingkat kesulitan I;
zz. melaksanakan Penilaian tambahan data registrasi kosmetik tingkat
kesulitan I;
aaa. melaksanakan pra penilaian registrasi baru Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, dan Obat Kuasi;
bbb. melaksanakan penilaian registrasi baru Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, Obat Kuasi tingkat kesulitan I;
ccc. melaksanakan penilaian registrasi baru kosmetik tingkat
kesulitan I;
ddd. melaksanakan pra penilaian registrasi ulang Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, dan Obat Kuasi tingkat kesulitan I;
eee. melaksanakan penilaian registrasi ulang Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, dan Obat Kuasi, tingkat kesulitan I;
fff. melaksanakan penilaian registrasi variasi Obat Tradisional,
Suplemen Kesehatan, Obat Kuasi, tingkat kesulitan I;
ggg. melaksanakan penilaian registrasi variasi data perusahaan
kosmetik; melaksanakan penilaian permohonan pendaftaran
pemohon notifikasi kosmetik dan akun perusahaan obat tradisonal
dan suplemen kesehatan;
hhh. melakukan penelusuran data risk analisis produk kosmetik
dalam rangka penilaian Dokumen Informasi Produk;
iii. melakukan penilaian Dokumen Informasi Produk (DIP) tingkat
kesulitan I;
jjj. melaksanakan pra penilaian registrasi pangan olahan tingkat
kesulitan I/pra penilaian registrasi ulang pangan olahan tingkat
kesulitan I dan II (pangan tanpa klaim), Bahan Tambahan Pangan
(BTP) Tunggal, Bahan Tambahan Pangan (BTP) Campuran dan
Bahan Tambahan Pangan (BTP) Perisa/penilaian akun perusahaan;

18
kkk. melaksanakan penilaian (baru, variasi) registrasi pangan olahan
tingkat kesulitan I dan Bahan Tambahan Pangan (BTP) Tunggal;
lll. melaksanakan penilaian (baru, variasi) registrasi pangan olahan
tingkat kesulitan II untuk pangan tanpa klaim, Bahan Tambahan
Pangan (BTP) Campuran dan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
Perisa/ pra penilaian registrasi pangan olahan untuk pangan olahan
tingkat kesulitan II untuk pangan tanpa klaim jalur Program
Manajemen Risiko (PMR);
mmm. menyiapkan bahan pendampingan teknis dalam rangka
pemenuhan persyaratan aspek mutu/cara uji klinik yang baik/cara
berlaboratorium yang baik;
nnn. melaksanakan verifikasi terhadap Rancangan Penerbitan
Nomor Izin Edar (NIE)/ Surat Persetujuan Perubahan (SPP);
ooo. melaksanakan penilaian kesesuaian persyaratan dokumen
pengajuan uji klinik/uji bioekivalensi/obat pengembangan
baru/dokumen pemasukan obat untuk uji klinik;
ppp. melaksanakan evaluasi laporan pelaksanaan uji klinik untuk uji
klinik yang telah selesai atau dihentikan oleh sponsor;
qqq. memberikan informasi/konsultasi registrasi yang bersifat umum;
rrr. melaksanakan penilaian dokumen uji toksisitas akut /toksisitas sub
kronik;
sss. melaksanakan penilaian kesesuaian/standarisasi data produsen
dan/atau data bahan baku obat pada system registrasi elektronik;
ttt. melaksanakan koordinasi internal/lintas unit/lintas sektor terkait
pengawasan Obat dan Makanan;
uuu. melakukan validasi laporan Efek Samping Obat (ESO)/ Kejadian
Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI);
vvv. melaksanakan pemantauan Kejadian Luar Biasa (KLB) tingkat
Regional;
www. menginventarisasi dan mengolah data metodologi/kajian dan
materi pemantauan serta rencana pelaksanaan pemantauan
permasalahan/isu sederhana Obat danMakanan;

19
xxx. melaksanakan pengambilan contoh serta mengelola contoh
untuk kajian keamanan, mutu, dan manfaat dalam rangka
melaksanakan pemantauan permasalahan/isu sederhana obat dan
makanan;
yyy. melakukan inventarisasi bahan analisis data dalam rangka
melaksanakan pemantauan permasalahan/isu sederhana Obat dan
Makanan tingkat kesulitan I;
zzz. menginventarisasi data kebutuhan monitoring dan evaluasi
dalam rangka pemantauan permasalahan/isu sederhana Obat dan
Makanan;
aaaa. kajian dalam rangka melaksanakan pemantauan
permasalahan/isu sederhana Obat dan Makanan tingkat kesulitan I;
bbbb. menginventarisasi dan mengolah data rencana pelaksanaan
pemantauan permasalahan/isu kompleks Obat dan Makanan;
cccc. menginventarisasi data populasi obyek/lokasi pengambilan data
primer/bahan kajian keamanan mutu dan manfaat;
dddd. mengolah contoh dalam rangka pemantauan permasalahan/isu
kompleks Obat dan Makanan;
eeee. menganalisis data dalam rangka pemantauan permasalahan/isu
kompleks tingkat kesulitan I;
ffff. menginventarisasi dan mengolah
materi/justifikasi/kebijakan/gagasan ilmiah/ rencana tindak lanjut
hasil pembahasan monitoring dan evaluasi dalam rangka
pemantauan permasalahan/isu kompleks obat dan makanan;
gggg. melakukan kajian dalam rangka permasalahan/isu kompleks
Obat dan Makanan tingkat kesulitan I;
hhhh. melakukan kajian keamanan, mutu dan manfaat Obat dan
Makanan tingkat kesulitan I;
iiii. membuat rancangan materi penyuluhan/produk Komunikasi,
Informasi dan Edukasi (KIE);
jjjj. melaksanakan kegiatan penyuluhan/ Komunikasi, Informasi dan
Edukasi (KIE) tingkat kesulitan I;

20
kkkk. melakukan tindak lanjut terhadap informasi/pengaduan yang
dirujuk ke unit teknis; dan
llll. melakukan pengumpulan informasi/data keamanan mutu, manfaat
sediaan farmasi dan makanan;

10. Nilai - Nilai Dasar ASN


Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi
transformasi pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia
(world class government) serta untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4
tentang nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan kode perilaku
Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar ASN. Sehingga pada tanggal
27 Juli 2021 Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan core values
(nilai-nilai dasar) ASN BerAKHLAK dan employer branding ASN "Bangga
Melayani Bangsa".
Core values ASN BerAKHLAK sebagaimana dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Berorientasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat;
b. Akuntabel, yaitu bertanggungjawab atas kepercayaan yang
diberikan;
c. Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas;
d. Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan;
e. Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan
Negara;
f. Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan
serta menghadapi perubahan;
g. Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis.

21
BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. IDENTIFIKASI ISU DAN KEGIATAN


Dalam identifikasi Isu, penulis terlebih dahulu melakukan pengamatan
dan diskusi langsung dengan para staf pengujian di Laboratorium Kosmetik
yang kemudian secara khusus dikonsultasikan dengan diskusi bersama
Mentor guna meminta arahan dan masukan dari Mentor. Aspek utama
dalam mencari isu adalah adanya permasalahan atau kebutuhan
pengembangan dari sistem yang sudah ada.
Berikut ini merupakan isu-isu yang Balai POM di Batam, khususnya di
Bagian Pengujian Kimia, Laboratorium Kosmetik:
1. Belum adanya sistem informasi sertifikat baku pembanding yang
digunakan di Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam.
Sertifikat baku pembanding merupakan dokumen penting
dimana didalamnya memuat informasi yang digunakan oleh analis
untuk melakukan perhitungan hasil pengujian sampel di laboratorium
kosmetik Balai POM di Batam.
a. Kondisi saat ini
Saat ini di laboratorium kosmetik terdapat kumpulan sertifikat baku
pembanding dalam bentuk hardcopy yang di simpan oleh
penanggung jawab baku pembanding yang apabila analis ingin
melihat sertifikat baku pembanding tersebut, analis harus
menghubungi penanggung jawab kemudian mencarinya secara
manual di dalam kumpulan sertifikat baku pembanding tersebut.
b. Kondisi yang diharapkan
Kondisi yang diharapkan adalah adanya sistem informasi sertifikat
baku pembanding yang dapat diakses secara daring oleh analis,
sehingga memudahkan dalam mencari sertifikat baku
pembanding yang akan digunakan sehingga lebih efektif dan
efisien.

22
2. Belum optimalnya kontrol suhu dan kelembaban di Laboratorium
Kosmetik Balai POM di Batam.
Kontrol parameter suhu dan kelembaban ruangan merupakan
salah satu persyaratan yang diperlukan untuk jaminan mutu
laboratorium pengujian, sehingga kontrol suhu dan kelembaban
ruangan harus terus dilakukan pemantauan setiap hari.
a. Kondisi saat ini
Kondisi saat ini, pelaksanaan kontrol suhu dan kelembaban
ruangan dilakukan secara manual, ditulis dalam sebuah formulir
dan kemudian dibuat grafiknya secara manual menggunakan
kertas.
b. Kondisi yang diharapkan
Kondisi yang diharapkan adalah pelaksanaan kontrol suhu dan
kelembaban ruangan dilakukan secara digital yang nantinya akan
langsung terbentuk grafiknya secara otomatis.
3. Belum optimalnya penggunaan APD (Alat Pelindung diri) di
laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di laboratorium
sangatlah penting untuk mencegah kecelakaan dan penyakit akibat
kerja oleh analis yang bekerja di laboratorium. Salah satu cara
mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja selama bekerja di
laboratorium adalah penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan
baik.
a. Kondisi saat ini
Kondisi saat ini adalah pemakaian APD oleh analis di laboratorium
belum optimal sehingga meningkatkan kemungkinan terjadinya
kecelakaan kerja.
b. Kondisi yang diharapkan
Kondisi yang diharapkan adalah adanya penggiatan penggunaan
APD di laboratorium ini bertujuan agar semua penguji atau
petugas di laboratorium dapat memahami dan mengetahui cara

23
mencegah atau menghindari bahaya kecelakaan kerja di
laboratorium.
Pada Tabel 1 dijelaskan terkait keterkaitan isu dengan kedudukan dan
peran ASN (Manajemen ASN dan Smart ASN).
Tabel 1. Keterkaitan Isu dengan Kedudukan dan Peran ASN

Keterkaitan Isu dengan Kedudukan


No Identifikasi Isu
ASN
1. Belum adanya sistem Smart ASN:
informasi sertifikat baku Selama ini sertifikat baku pembanding
pembanding yang berupa dokumen hardcopy sehingga pada
digunakan di saat melakukan analisa hasil pengujian
Laboratorium Kosmetik yang membutuhkan informasi dari
Balai POM di Batam. sertifikat baku pembanding harus mencari
dari kumpulan dokumen tersebut. Dengan
adanya sistem informasi sertifikat baku
pembanding di Laboratorium Kosmetik ini
akan memudahkan dalam mencari
sertifikat baku pembanding yang akan
digunakan sehingga
lebih efektif dan efisien.

2. Belum optimalnya kontrol Smart ASN:


suhu dan kelembaban di Saat ini kontrol suhu dan kelembaban
Laboratorium Kosmetik ruangan di laboratorium kosmetik dicatat
Balai POM di Batam. dan di buat grafik secara manual
menggunakan kertas sehingga kurang
efektif dan efisien dalam pelaksanaannya.
Kondisi yang diharapkan adalah
pelaksanaan kontrol suhu dan
kelembaban bisa langsung di input ke
sistem yang nantinya akan langsung
terintegrasi dengan grafiknya sesuai
dengan standar acuannya.

3. Belum optimalnya Smart ASN:


penggunaan APD (Alat Penggiatan penggunaan APD di
Pelindung diri) di laboratorium ini bertujuan agar semua
laboratorium Kosmetik penguji
Balai POM di Batam. atau petugas di laboratorium dapat
memahami
dan mengetahui cara mencegah atau
menghindari bahaya kecelakaan kerja di
laboratorium

Manajemen ASN:
Membentuk tim K3 laboratorium agar
dapat memantau penggunaan APD di
laboratorium.

24
Penetapan Isu dilakukan melalui analisis isu dengan menggunakan
alat bantu penetapan kriteria kualitas isu. Analisis isu ini bertujuan untuk
menetapkan kualitas isu dan menentukan prioritas isu yang perlu diangkat
untuk diselesaikan melalui gagasan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan. Untuk mengidentifikasi isu yang berkualitas diantara isu-isu
lainnya, maka diperlukan alat bantu penetapan kriteria isu dengan
menggunakan metode penetapan isu APKL (Aktual, Problematik,
Kekhalayakan dan Layak). Aktual artinya benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat. Problematik artinya isu yang
memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera
solusinya. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup
orang banyak. Layak artinya isu yang masuk akal dan realistis serta relevan
untuk dimunculkan inisatif pemecahan masalahnya.
Analisa isu - isu yang dilakukan menggunakan metode APKL
diperoleh hasil seperti dalam Tabel 2 sebagai berikut:
Tabel 2. Analisis isu menggunakan metode APKL

Kriteria
No Isu Aktual Keterangan
A P K L

1. Belum adanya sistem informasi


sertifikat baku pembanding yang Memenuhi
√ √ √ √
digunakan di Laboratorium Syarat
Kosmetik Balai POM di Batam.

2. Belum optimalnya kontrol suhu


Memenuhi
dan kelembaban di Laboratorium √ √ √ √
Syarat
Kosmetik Balai POM di Batam

3. Belum optimalnya penggunaan


Tidak
APD (Alat Pelindung diri) di
√ √ X √ Memenuhi
laboratorium Kosmetik Balai
Syarat
POM di Batam.

Keterangan :
A : Aktual K : Kehalayakan √ : Ada
P : Problematik L : Layak X : Tidak Ada

25
Isu 1 yaitu “Belum adanya sistem informasi sertifikat baku pembanding
yang digunakan di Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam”. Isu ini
dianggap aktual karena benar - benar terjadi di laboratorium kosmetik Balai
POM di Batam (A). Kriteria problematik terpenuhi karena sertifikat baku
pembanding yang digunakan di laboratorium kosmetik berupa dokumen
hardcopy sehingga saat membutuhkan informasi dari sertifikat baku
pembanding harus mencari dari kumpulan dokumen sertifikat baku
pembanding (P). Dipandang dari segi kekhalayakan isu ini mempunyai
dampak yang besar jika tidak dicarikan solusinya (K). Oleh karena itu isu ini
layak dicarikan solusi karena dapat meningkatan keefektifan dan
keefisienan dalam melakukan pengujian di laboratorium kosmetik (L).
Isu 2 yaitu “Belum optimalnya kontrol suhu dan kelembaban di
Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam”. Isu ini dianggap aktual karena
benar - benar terjadi di laboratorium kosmetik Balai POM di Batam (A). Saat
ini kontrol suhu dan kelembaban ruangan di laboratorium kosmetik dicatat
secara manual menggunakan kertas dan dibuat grafiknya, sehingga kurang
efektif dan efisien (P). Dipandang dari segi kekhalayakan isu ini mempunyai
dampak besar jika tidak dicari solusinya karena berkaitan dengan sistem
mutu laboratorium (K). Oleh karena itu, isu ini layak dicarikan solusinya agar
pencatatan suhu dan kelembaban di laboratorium berjalan efektif dan
efisien (L).
Isu 3 yaitu “Belum optimalnya penggunaan APD (Alat Pelindung diri)
di laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam”. Isu ini aktual karena kurang
diperhatikannya penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) masih sering terjadi
(A). Isu ini problematik karena APD harus selalu digunakan dengan baik
demi kesehatan dan keselamatan analis selama melakukan pengujian di
laboratorium (P). Kriteria kekhalayakan tidak terpenuhi karena penggunaan
APD berkenaan dengan kesehatan dan keselamatan diri sendiri analis yang
bekerja di laboratorium (K). Isu ini layak dicarikan solusi karena dapat
dilakukan dengan meningkatkan peringatan penggunaan APD di
Laboratorium (L).

26
Hasil identifikasi isu dengan alat bantu metode APKL (Tabel), terdapat
dua isu yang memenuhi seluruh kriteria. Kedua isu tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Belum adanya sistem informasi sertifikat baku pembanding yang
digunakan di Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam.
2. Belum optimalnya kontrol suhu dan kelembaban di Laboratorium
Kosmetik Balai POM di Batam
Kedua isu tersebut kemudian dilakukan analisis menggunakan
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) untuk menentukan prioritas
isu. Urgency berkaitan dengan mendesaknya waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah tersebut. Semakin mendesak suatu masalah untuk
diselesaikan maka semakin tinggi tingkat urgensi masalah tersebut.
Seriousness berkaitan dengan dampak dari adanya masalah tersebut
terhadap organisasi. Growth berkaitan dengan pertumbuhan masalah.
Semakin cepat berkembang masalah tersebut maka semakin tinggi tingkat
pertumbuhannya. Penilaian prioritas isu pada kedua isu tersebut dengan
metode USG seperti dalam Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Analisis Isu dengan Metode USG

Skor USG
Total
No Isu Prioritas
Skor
U S G

Belum adanya sistem informasi


sertifikat baku pembanding yang
1. 5 5 5 15 Prioritas I
digunakan di Laboratorium
Kosmetik Balai POM di Batam.

Belum optimalnya kontrol suhu


2. dan kelembaban di Laboratorium 4 3 4 11 Prioritas II
Kosmetik Balai POM di Batam

Keterangan : Interval Penskoran :


U : Urgency 1 : Sangat tidak mendesak/gawat dan dampak
S : Seriousness 2 : Tidak mendesak/gawat dan dampak
G : Growth 3 : Cukup mendesak/gawat dan dampak
4 : Mendesak/gawat dan dampak
5 : Sangat mendesak/gawat dan dampak

27
Berdasarkan dari analisis USG di atas, didapatkan hasil isu yang
paling krusial untuk diselesaikan dengan total nilai 15 yaitu belum adanya
sistem informasi sertifikat baku pembanding yang digunakan di
Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam, sehingga terpilih menjadi
prioritas utama untuk dipecahkan permasalahannya. Ditinjau dari kriteria
urgency, isu ini penting karena data dari sertifikat baku pembanding selalu
digunakan untuk perhitungan hasil pengujian sampel setiap harinya.
Berdasarkan kriteria seriousness, isu ini memiliki dampak yang serius
karena belum adanya sistem informasi baku pembanding sehingga proses
pencarian sertifikat baku pembanding masih secara manual yang dirasa
kurang efektif dan efisien. Isu tersebut juga memiliki nilai growth (dampak)
sehingga, apabila dicarikan solusi dapat memudahkan penguji dalam
mencari atau mendokumentasikan sertifikat baku pembanding secara
tersistem yang berdampak memudahkan proses pencarian.
Untuk mencari akar permasalahan dari isu utama yang diangkat,
penulis melakukan analisis dengan menggunakan diagram Fishbone,
sebagai berikut:

Gambar 3. Analisis Diagram Fishbone

28
Dari analisis diagram fishbone di atas didapatkan akar permasalahan
dari belum adanya sistem informasi sertifikat baku pembanding yang
digunakan di Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam, yaitu:
1. Lingkungan kerja yang monoton
2. Belum adanya Sistem yang terintegrasi
3. Sertifikat baku pembanding sebagian besar masih berbentuk hardcopy
4. Kurangnya jumlah SDM yang menguasai sistem informasi
5. Tenaga IT yang belum mencukupi
6. Akses internet yang tidak stabil
Berdasarkan hasil analisis fishbone yang merujuk pada kategori 5S
yaitu surroundings, skills, suppliers, safety dan system maka akar masalah
yang akan diselesaikan pada tinjauan system yaitu belum adanya sistem
yang terintegrasi dan sertifikat baku pembanding sebagian besar masih
berbentuk hardcopy. Adapun gagasan pemecahan masalahnya adalah
pembuatan rancangan Sistem Informasi Sertifikat Baku Pembanding
(SIKUNING) Laboratorium Kosmetik Balai Pengawas Obat dan Makanan di
Batam. Kegiatan tersebut meliputi:
1. Melakukan Konsultasi dengan Koordinator Substansi Pengujian untuk
melakukan pembuatan rancangan Sistem Informasi Sertifikat Baku
Pembanding (SIKUNING) Laboratorium Kosmetik,
2. Mengumpulkan Sertifikat Baku Pembanding Laboratorium Kosmetik
3. Membuat google sites Sistem Informasi Sertifikat Baku Pembanding
(SIKUNING) Laboratorium Kosmetik,
4. Melakukan evaluasi hasil rancangan google sites Sistem Informasi
Sertifikat Baku Pembanding (SIKUNING) Laboratorium Kosmetik
Balai POM di Batam bersama Koordinator Substansi Pengujian.
5. Meluncurkan google sites Sistem Informasi Sertifikat Baku
Pembanding (SIKUNING) Laboratorium Kosmetik Balai POM di
Batam.

29
B. RANCANGAN AKTUALISASI

1. Unit Kerja : Balai POM di Batam


2. Jabatan Peserta : Pengawas Farmasi dan Makanan Keahlian
3. Isu yang diangkat : Belum adanya sistem informasi sertifikat baku pembanding yang digunakan di Laboratorium
Kosmetik Balai POM di Batam.
4. Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan Rancangan Sistem Informasi Sertifikat Baku Pembanding (SIKUNING)
Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam

Tabel 4. Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan tahapan
Kegiatan dan Keterkaitan Rencana
Tahapan Kegiatan dan Proses kegiatan dengan
No Tanggal Rencana Kegiatan dengan Output dan
Kegiatan panduan perilaku
Pelaksanaan Agenda 3 Bukti Fisik
agenda 2

1 2 3 4 5 6
1. Melakukan Konsultasi 1. Membuat janji dengan Koordinator Manajemen ASN: Core Value ASN: Output:
dengan Koordinator Substansi Pengujian. menyelenggarakan 1. Berorientasi Hasil diskusi
Substansi Pengujian diskusi dalam rangka Pelayanan dengan koordinator
untuk melakukan Proses: mewujudkan Ramah, cekatan, solutif substansi
pembuatan rancangan Saya akan menghubungi atasan melalui kempetensi terkait dan dapat diandalkan. pengujian.
SIKUNING whatsapp (Adaptif) untuk menanyakan tugas, peran dan fungsi 2. Akuntabilitas
Laboratorium kesediaan Beliau untuk berdiskusi seorang ASN, yaitu: Kemampuan Bukti fisik:
Kosmetik. terkait pembuatan rancangan sistem 1. Pelaksana melaksanakan tugas 1. Hasil Tangkap
informasi sertifikat baku pembanding Kebijakan Publik dengan jujur, Layar bukti

30
Keterkaitan tahapan
Kegiatan dan Keterkaitan Rencana
Tahapan Kegiatan dan Proses kegiatan dengan
No Tanggal Rencana Kegiatan dengan Output dan
Kegiatan panduan perilaku
Pelaksanaan Agenda 3 Bukti Fisik
agenda 2

Rencana (SIKUNING) Laboratorium Kosmetik 2. Pelayan publik bertanggung jawab, komunikasi


Pelaksanaan: (Harmonis dan Berorientasi 3. Pemersatu bangsa cermat, disiplin dan dengan atasan
30 Mei – 3 Juni 2022 Pelayanan), diawali dengan salam dan berintegritas tinggi. 2. Foto saat
dengan menggunakan Bahasa Smart ASN: 3. Kompeten kegiatan
Indonesia yang baik dan benar serta Melakukan koordinasi Melaksanakan tugas 3. Dokumen
secara sopan dan santun (Berorientasi dan komunikasi dengan dengan kualitas catatan hasil
Pelayanan). Kemudian menanyakan menggunakan media terbaik. konsultasi, saran
kesediaan atasan untuk melakukan digital dengan penuh 4. Harmonis dan
diskusi (Kolaboratif). tanggung jawab. - Membangun rekomendasi.
lingkungan kerja
2. Melakukan pertemuan dengan atasan yang kondusif.
sesuai dengan jadwal yang telah - menghargai setiap
disepakati. orang apapun latar
belakangnya.
Proses: 5. Loyal
Saya akan menemui atasan dengan Menjaga nama baik
tepat waktu dan disiplin, sesuai dengan sesama ASN, pimpinan
jadwal yang telah disepakati dan instansi dan negara.
menggunakan pakaian rapi dan sopan 6. Adaptif
(Akuntabilitas). Sebelum masuk ke Cepat menyesuaikan
ruangan, mengetuk pintu dan diri menghadapi
mengucapkan salam dan masuk apabila perubahan
sudah dipersilahkan masuk (Harmonis). 7. Kolaboratif
Memberikan
3. Menyampaikan ide/ gagasan kepada kesempatan kepada
Koordinator Pengujian tentang berbagai pihak untuk
pembuatan rancangan SIKUNING berkontribusi
Laboratorium Kosmetik Balai POM di
Batam.

31
Keterkaitan tahapan
Kegiatan dan Keterkaitan Rencana
Tahapan Kegiatan dan Proses kegiatan dengan
No Tanggal Rencana Kegiatan dengan Output dan
Kegiatan panduan perilaku
Pelaksanaan Agenda 3 Bukti Fisik
agenda 2

Proses:
Saya akan menyampaikan beberapa
ide/ gagasan untuk membuat sistem
informasi agar dapat melaksanakan
tugas dengan kualitas terbaik
(Kompeten). Serta saya akan
berkomitmen
mengikuti arahan dari atasan dengan
penuh tanggung jawab (Loyal).

2. Mengumpulkan 1. Mengumpulkan sertifikat baku Manajemen ASN: Core Value ASN: Output:
Sertifikat Baku pembanding hardcopy dari penanggung Mengolah informasi 1. Berorientasi Hasil scan dari
Pembanding jawab Sertifikat Baku Pembanding dengan benar Pelayanan sertifikat baku
Laboratorium Laboratorium Kosmetik. berorientasi mutu saat Ramah, cekatan, solutif pembanding.
Kosmetik. Proses: mengerjakan tugas, dan dapat diandalkan.
Saya akan menghubungi penanggung mengatur waktu dengan 2. Akuntabilitas Bukti Fisik:
jawab Sertifikat Baku Pembanding baik sehingga efisien - Kemampuan 1. Foto saat
Rencana laboratorium kosmetik melalui whatsapp dalam bekerja. melaksanakan tugas kegiatan
Pelaksanaan: (Adaptif) untuk meminta kumpulan dengan jujur, 2. Foto Bukti fisik
6 Juni – 10 Juni 2022 dokumen sertifikat baku pembanding Smart ASN: bertanggung jawab, sertifikat baku
yang masih dalam bentuk hardcopy Mengumpulkan cermat, disiplin dan pembanding
(Kolaboratif) dengan sopan dan tidak sertifikat baku berintegritas tinggi. 3. Dokumen hasil
memaksa (Berorientasi Pelayanan). pembanding dalam - Kemampuan pindai dalam
Kemudian setelah bertemu dengan bentuk hardcopy dan menggunakan bentuk pdf.
Penanggung Jawab dan mendapatkan dipindai menjadi kekayaan dan barang
kumpulan sertifikat baku pembanding softcopy merupakan milik negara secara
tersebut tidak lupa mengucapkan terima contoh pemanfaatan bertanggung jawab,
kasih (Harmonis) dan membawanya media digital untuk efektif dan efisien.
dengan cermat dan penuh tanggung meningkatkan literasi 3. Kompeten
jawab (Akuntabilitas). digital lingkungan kerja. Melaksanakan tugas

32
Keterkaitan tahapan
Kegiatan dan Keterkaitan Rencana
Tahapan Kegiatan dan Proses kegiatan dengan
No Tanggal Rencana Kegiatan dengan Output dan
Kegiatan panduan perilaku
Pelaksanaan Agenda 3 Bukti Fisik
agenda 2

2. Melakukan pemindaian setiap sertifikat dengan kualitas


baku pembanding. terbaik.
4. Harmonis
Proses: Membangun
Sebelum memulai bekerja saya berdoa lingkungan kerja yang
terlebih dahulu (Loyal). Pertama-tama kondusif.
saya mengumpulkan sertifikat baku 5. Loyal
pembanding yang berupa hardcopy Memegang teguh
kemudian saya pindai secara cermat ideologi Pancasila,
dan teliti agar tidak ada metode analisa UUD 1945, setia
yang terlewat (Akuntabilitas). kepada NKRI serta
pemerintahan yang
3. Sertifikat baku pembanding yang sudah sah.
berbentuk softcopy dilakukan 6. Adaptif
pemisahan dokumen menggunakan Cepat menyesuaikan
aplikasi melalui website. diri menghadapi
Proses: perubahan
sertifikat baku pembanding yang sudah 7. Kolaboratif
berbentuk softcopy dipisahkan satu Menggerakkan
persatu secara teliti dan penuh tanggung pemanfaatan berbagai
jawab (Kompeten). sumberdaya untuk
tujuan bersama

3. Membuat google sites 1. Menyiapkan alat dan bahan yang Manajemen ASN: Core Value ASN: Output:
Sertifikat Baku dibutuhkan dalam pembuatan google Membuat google sites 1. Berorientasi google sites Sistem
Pembanding sites Sistem Informasi Sertifikat Baku Sistem informasi Pelayanan Informasi Baku
Laboratorium Pembanding. sertifikat Baku Memahami dan Pembanding
Kosmetik. Proses: Pembanding memenuhi kebutuhan Laboratorium
Saya menggunakan batik sebagai wujud Laboratorium Kosmetik masyarakat. Kosmetik.
kesetiaan terhadap NKRI (Loyal) dalam untuk mengembangkan 2. Akuntabilitas

33
Keterkaitan tahapan
Kegiatan dan Keterkaitan Rencana
Tahapan Kegiatan dan Proses kegiatan dengan
No Tanggal Rencana Kegiatan dengan Output dan
Kegiatan panduan perilaku
Pelaksanaan Agenda 3 Bukti Fisik
agenda 2

Rencana membuat google sites yang merupakan kompetensi. Efisien Kemampuan Bukti fisik:
Pelaksanaan: salah satu inovasi (Adaptif) yang menggunakan waktu melaksanakan tugas 1. Foto saat
13 Mei – 17 Juni 2022 dibutuhkan dalam proses pengujian di sehingga tidak dengan jujur, kegiatan
laboratorium kosmetik (Berorientasi menunda pekerjaan. bertanggung jawab, 2. Foto tampilan
pelayanan). cermat, disiplin dan google sites
Kemudian saya akan menyiapkan Smart ASN: berintegritas tinggi. Sertifikat Baku
bahan dan alat yang dibutuhkan dengan Pemanfaatan teknologi 3. Kompeten Pembanding
cermat (Akuntabilitas). untuk membuat google Melaksanakan tugas Laboratorium
sites Sistem informasi dengan kualitas Kosmetik.
2. Membuat google sites Sistem Informasi sertifikat Baku terbaik.
Sertifikat baku pembanding laboratorium Pembanding 4. Harmonis
kosmetik. Laboratorium Kosmetik Membangun
Proses: dengan memperhatikan lingkungan kerja yang
Sebelum memulai bekerja saya berdoa etika dan etiket kondusif.
terlebih dahulu (Loyal) dan kemudian bermedia digital. 5. Loyal
memulai pembuatan google sites Memegang teguh
sertifikat baku pembanding dengan ideologi Pancasila,
fokus, cermat dan penuh tanggung UUD 1945, setia
jawab untuk memperoleh hasil sebaik kepada NKRI serta
mungkin (Kompeten) dengan waktu pemerintahan yang
yang seefisien mungkin. Dalam sah.
pembuatan google sites tersebut saya 6. Adaptif
akan memperhatikan arahan - arahan Terus berinovasi
yang telah diberikan oleh atasan dan mengembangkan
juga saran dan masukan dari tim teknis kreatifitas.
terkait (Kolaboratif). Selain itu, Dalam
melaksanakan pekerjaan sebisa 7. Kolaboratif
mungkin tidak berisik dan rapi sehingga Memberi kesempatan
tidak mengganggu rekan - rekan lain kepada berbagai pihak
yang bekerja di ruangan (Harmonis). untuk berkontribusi.

34
Keterkaitan tahapan
Kegiatan dan Keterkaitan Rencana
Tahapan Kegiatan dan Proses kegiatan dengan
No Tanggal Rencana Kegiatan dengan Output dan
Kegiatan panduan perilaku
Pelaksanaan Agenda 3 Bukti Fisik
agenda 2

4. Melakukan evaluasi 1. Membuat Janji untuk bertemu dengan Manajemen ASN: Core Value ASN: Output:
hasil rancangan google koordinator substansi pengujian untuk Melaporkan hasil 1. Berorientasi Persetujuan dari
sites SIKUNING menyerahkan hasil rancangan google pekerjaan yang telah Pelayanan atasan
Laboratorium Kosmetik sites SIKUNING laboratorium kosmetik dilakukan sesuai Ramah, cekatan, solutif
Balai POM di Batam yang telah di buat. dengan perintah atasan dan dapat diandalkan.
bersama Koordinator Proses: dengan jujur dan penuh 2. Akuntabilitas
Substansi Pengujian. Saya akan menghubungi atasan melalui tanggung jawab. Kemampuan Bukti fisik:
whatsapp (Adaptif) untuk menanyakan melaksanakan tugas 1. Foto saat
Rencana kesediaan Beliau untuk menyerahkan Smart ASN: dengan jujur, kegiatan
Pelaksanaan: hasil rancangan SIKUNING Komunikasi dengan bertanggung jawab, 2. Notulensi hasil
20 Mei – 24 Juni 2022 Laboratorium Kosmetik yang telah menggunakan media cermat, disiplin dan pertemuan
dibuat (Harmonis), diawali dengan digital dengan penuh berintegritas tinggi.
salam dan dengan menggunakan tanggung jawab. 3. Kompeten
Bahasa Indonesia yang baik dan benar Melaksanakan tugas
serta secara sopan dan santun dengan kualitas
(Berorientasi Pelayanan). terbaik.
4. Harmonis
2. Menemui, melaporkan dan meminta Menghargai setiap
persetujuan hasil akhir google sites orang apapun latar
SIKUNING laboratorium kosmetik. belakangnya.
Proses: 5. Loyal
Saya akan menemui atasan dengan Menjaga nama baik
tepat waktu dan disiplin, sesuai dengan sesama ASN, pimpinan
jadwal yang telah disepakati dan instansi dan Negara.
menggunakan pakaian rapi dan sopan 6. Adaptif
(Akuntabilitas). Kemudian saya akan Bertindak Proaktif
melaporkan hasil rancangan sistem 7. Kolaboratif
informasi sertifikat baku pembanding Memberi kesempatan
laboratorium kosmetik yang sudah kepada berbagai pihak
dibuat dengan sebaik mungkin untuk berkontribusi.

35
Keterkaitan tahapan
Kegiatan dan Keterkaitan Rencana
Tahapan Kegiatan dan Proses kegiatan dengan
No Tanggal Rencana Kegiatan dengan Output dan
Kegiatan panduan perilaku
Pelaksanaan Agenda 3 Bukti Fisik
agenda 2

(Kompeten) sesuai dengan arahan


yang telah diberikan oleh atasan
(Loyal).
Kemudian saya akan meminta
persetujuan hasil akhir rancangan
google sites SIKUNING laboratorium
kosmetik dan menerima masukan dari
atasan untuk perbaikan (Kolaboratif)

5. Meluncurkan google 1. Melakukan perbaikan google site Manajemen ASN: Core Value ASN: Output:
sites SIKUNING SIKUNING sesuai dengan hasil Meluncurkan google 1. Berorientasi Kritik dan saran dari
Laboratorium Kosmetik evaluasi. sites SIKUNING Pelayanan rekan - rekan
Balai POM di Batam. Proses: merupakan kegiatan Melakukan perbaikan penguji di
Saya akan melakukan perbaikan google memberikan informasi tiada henti laboratorium
Rencana site SIKUNING (Berorientasi secara benar dan tidak 2. Akuntabilitas kosmetik.
Pelaksanaan: Pelayanan) dengan kualitas terbaik menyesatkan kepada Kemampuan
27 Mei – 30 Juni 2022 (Kompeten) sesuai dengan arahan pihak lain yang melaksanakan tugas Bukti Fisik:
atasan pada saat kegiatan evaluasi memerlukan informasi dengan jujur, 1. Tangkapan layar
(Loyal)dengan cermat, jujur dan terkait kepentingan bertanggung jawab, isi email
bertanggung jawab (Akuntabilitas). kedinasan. cermat, disiplin dan launching google
berintegritas tinggi. sites Sistem
2. Menyampaikan google sites SIKUNING 3. Kompeten Informasi
kepada staff pengujian kimia kosmetik Melaksanakan tugas Sertifikat Baku
melalui email. Smart ASN: dengan kualitas Pembanding
Memanfaatkan terbaik. Laboratorium
Proses: teknologi informasi 4. Harmonis Kosmetik
Saya akan membuat email (Kolaboratif) seperti email sebagai Membangun 2. Catatan hasil
untuk menyampaikan hasil inovasi media penyampaian lingkungan kerja yang Kritik dan saran
(Adaptif) google site SIKUNING informasi. harmonis. dari rekan -
Laboratorium Kosmetik Balai POM di rekan staf

36
Keterkaitan tahapan
Kegiatan dan Keterkaitan Rencana
Tahapan Kegiatan dan Proses kegiatan dengan
No Tanggal Rencana Kegiatan dengan Output dan
Kegiatan panduan perilaku
Pelaksanaan Agenda 3 Bukti Fisik
agenda 2

Batam kepada staff pengujian kimia 5. Loyal penguji di


kosmetik. Isi email diawali dengan Menjaga nama baik laboratorium
mengucapkan salam (Harmonis) dan sesama ASN, pimpinan kosmetik.
menyampaikan hasil inovasi google site instansi dan Negara.
SIKUNING secara jelas (Berorientasi 6. Adaptif
Pelayanan) dan meminta masukan dari Terus berinovasi
staff pengujian kosmetik (Kolaboratif) mengembangkan
kreativitas

7. Kolaboratif
- Menggerakkan
pemanfaatan
berbagai
sumberdaya
untuk tujuan
bersama.
- Memberikan
kesempatan
kepada berbagai
pihak untuk
berkontribusi

37
Pelaksanaan kegiatan pada rancangan aktualisasi ini akan dilaksanakan
pada tahap habituasi Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Tahun 2022 di Balai
Pengawas Obat dan Makanan di Batam. Waktu pelaksanaan tahap habituasi
adalah pada tanggal 23 Mei 2021 sampai dengan 30 Juni 2022. Berikut perincian
lebih lanjut mengenai jadwal pelaksanaan rancangan aktualisasi:
Tabel 5. Rencana Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi

Mei
Juni 2022
2022
No Kegiatan
5 1 2 3 4

1 Melakukan Konsultasi dengan Koordinator


Substansi Pengujian untuk melakukan
pembuatan rancangan Sistem Informasi
Sertifikat Baku Pembanding (SIKUNING)
Laboratorium Kosmetik

2 Mengumpulkan Sertifikat Baku Pembanding


Laboratorium Kosmetik

3 Membuat google sites Sertifikat Baku


Pembanding (SIKUNING) Laboratorium
Kosmetik

4 Melakukan evaluasi hasil rancangan google


sites Sistem Informasi Sertifikat Baku
Pembanding (SIKUNING) Laboratorium
Kosmetik Balai POM di Batam bersama
Koordinator Substansi Pengujian.

5 Meluncurkan google sites Sistem Informasi


Sertifikat Baku Pembanding (SIKUNING)
Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam.

38
BAB III
PENUTUP

Rancangan aktualisasi merupakan rencana penulis sebagai peserta pelatihan


dasar CPNS golongan III dalam melaksanakan tugas dan jabatannya. Rancangan
aktualisasi ini bersumber dari isu atau masalah aktual yang terjadi pada unit kerja
penulis. Berikut ini merupakan isu-isu yang Balai POM di Batam, khususnya di Bagian
Pengujian Kimia, Laboratorium Kosmetik:
1. Belum adanya sistem informasi sertifikat baku pembanding yang digunakan di
Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam.
2. Belum optimalnya kontrol suhu dan kelembaban di Laboratorium Kosmetik
Balai POM di Batam.
3. Belum optimalnya penggunaan APD (Alat Pelindung diri) di laboratorium
Kosmetik Balai POM di Batam.
Isu-isu tersebut berkaitan dengan nilai dasar ASN BerAKHLAK serta
Manajemen ASN dan Smart ASN. Isu tersebut kemudian dilakukan analisis APKL
untuk menentukan isu yang memenuhi syarat untuk diangkat. Berdasarkan analisis
AKPL terdapat dua isu yang memenuhi syarat untuk diangkat yakni isu terkait Belum
adanya sistem informasi sertifikat baku pembanding yang digunakan di Laboratorium
Kosmetik Balai POM di Batam dan Belum optimalnya kontrol suhu dan kelembaban
di Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam. Dari 2 (dua) isu tersebut dilakukan
analisis USG kemudian dilakukan untuk menentukan isu yang diprioritaskan untuk
diangkat. Berdasarkan analisis USG isu prioritas yang diangkat adalah Belum adanya
sistem informasi sertifikat baku pembanding yang digunakan di Laboratorium
Kosmetik Balai POM di Batam. Isu tersebut kemudian identifikasi untuk menemukan
akar permasalahan dari isu tersebut dengan metode fishbone. Dari akar
permasalahan tersebut ditemukan gagasan penyelesaian isu yang dapat dilakukan
yakni “Pembuatan Rancangan Sistem Informasi Sertifikat Baku Pembanding
(SIKUNING) Laboratorium Kosmetik Balai Pengawas Obat dan Makanan di Batam”.
Berdasarkan gagasan pemecahan isu tersebut maka disusunlah rancangan
kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan Konsultasi dengan Koordinator Substansi Pengujian untuk
melakukan pembuatan rancangan Sistem Informasi Sertifikat Baku
Pembanding (SIKUNING) Laboratorium Kosmetik,
39
2. Mengumpulkan Sertifikat Baku Pembanding Laboratorium Kosmetik
3. Membuat google sites Sistem Informasi Sertifikat Baku Pembanding
(SIKUNING) Laboratorium Kosmetik,
4. Melakukan evaluasi hasil rancangan google sites Sistem Informasi
Sertifikat Baku Pembanding (SIKUNING) Laboratorium Kosmetik Balai
POM di Batam bersama Koordinator Substansi Pengujian.
5. Meluncurkan google sites Sistem Informasi Sertifikat Baku Pembanding
(SIKUNING) Laboratorium Kosmetik Balai POM di Batam.
Susunan rencana kegiatan ini yang akan digunakan oleh penulis sebagai
acuan dalam melaksanakan habituasi untuk mengaktualisasikan kedudukan dan
peran ASN dalam NKRI serta mengaplikasikan nilai-nilai dasar PNS yakni Berorientasi
Pelayanan, Akuntabilitas, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif serta
visi misi dan budaya organisasi.

40
DAFTAR PUSTAKA

Keputusan Kepala Lembaga Adistrasi Negara Nomor 13/K.1/PDP.07/2022 Tentang


Pedoman Penyelenggaraan Latsar CPNS.

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Berorientasi Pelayanan. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Akuntabel. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Kompeten. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Harmonis. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Loyal. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Adaptif. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Kolaboratif. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil Manajemen ASN. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik
Indonesia.

Lembaga Administrasi Negara, 2021. Modul pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri
Sipil SMART ASN. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2020. Perubahan atas Peraturan


Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil.

41
Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 10 Tahun 2021 tentang Perubahan
Atas Perturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 Tentang
Pelatihan Dasar CPNS.

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2017 Tentang Badan


Pengawas Obat dan Makanan.

Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 23 Tahun 2021 tentang
Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 22
Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di
Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.

Peraturan Menteri PAN RB Nomor 2 Tahun 2020 Tentang Jabatan Fungsional


Pengawas Farmasi dan Makanan.

Surat Edaran Menteri PAN RB No 20 Tahun 2021 tentang implementasi Core Value
ASN BerAKHLAK dan Employer Branding ASN

Tim Penyusun, 2020. Rencana Strategis Balai Pengawas Obat dan Makanan di
Batam Tahun 2020-2024. Batam : BPOM di Batam.

Tim Penyusun, 2022. Laporan Kinerja Balai Pengawas Obat dan Makanan di Batam
Tahun Anggaran 2021. Batam : BPOM di Batam.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara

42

Anda mungkin juga menyukai