Anda di halaman 1dari 41

1

RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI ASN
DALAM UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN
GAWAT JANIN
DI RUANGAN TULIP RSUD KOTA BANDUNG

oleh :
I GUSTI AYU KETUT SULAKSMI, Amd.Keb
NOSIS : 201904073572

Peserta Pendidikan dan Pelatihan Dasar Gelombang II


CPNS Kota Bandung Angkatan I Tahun 2019

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI


PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI
BANDUNG
2019
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI
PUSAT PENDIDIKAN ADMINISTRASI
2

PENJELASAN COACH
TENTANG KEMAMPUAN PESERTA

Nama Peserta Diklat : I Gusti Ayu Ketut Sulaksmi, Amd. Keb.


Nosis : 201904073572

Saya menilai peserta Sangat Mampu / Mampu / Kurang Mampu / Tidak


Mampu melaksanakan Perencanaan Inovasi / Manajemen Perubahan,
dengan penjelasan sebagai berikut :
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
..............................................
Bandung, Mei 2019

KUSBIANTO, S.Pd., MH.


KOMPOL NRP 67050240
LEMBAR PENGESAHAN
3

RANCANGAN AKTUALISASI HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
DALAM UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN GAWAT JANIN
DI RUANG TULIP
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

oleh :
I GUSTI AYU KETUT SULAKSMI, Amd. Keb.
NOSIS : 201904073572

Telah disetujui pada tanggal :


Di Pusdikmin Lemdiklat Polri Bandung

Mengetahui,

COACH, Mentor

KUSBIANTO, S.Pd., MH. Misdoyanti,SST


KOMPOL NRP 67050240 NIP : 196503131987032004
4

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur peserta panjatkan ke hadirat Tuhan Yang maha Esa
yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga rancangan
aktualisasi ini dapat diselesaikan. Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai
salah satu persyaratan yang diperlukan untuk kelulusan Diklatsar CPNS
golongan II DI Pusat Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan POLRI
Bandung. Proposal ini memiliki tema “RANCANGAN AKTUALISASI
HABITUASI NILAI – NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI SIPIL
DALAM UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN GAWAT JANIN DI
RUANG TULIP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG”.
Peserta mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang sudah
membantu dalam penyelesaian Rancangan Aktualisasi ini. Peserta
menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam penulisan
Rancangan Aktualisasi ini, oleh karena itu peserta mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan Rancangan Aktualisasi ini.
Dalam penyusunan Rancangan aktualisasi dan habituasi ini, peserta
mendapatkan banyak pengarahan, bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu peserta menyampaikan ucapan terimakasih kepada :
1. KOMBESPOL Drs. Bobyanto, I.O.R.ADOE selaku Kepala Pusat
Pendidikan Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polisi
Republik Indonesia.
2. AKBP Mohamad Rois, S. Ik. M.Si selaku Wakil Kepala Pusat Pendidikan
Administrasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polisi Republik
Indonesia.
5

3. AKBP Dr. Hanjaya Fatah S.Pd., M.M.Pd., selaku Kepala Bagian


Pendidikan dan Pelatihan
4. AKBP Grace K.Rahakbau, S. Ik., M.Si., selaku Kepala Bagian Tenaga
Pendidik
5. AKBP Drs. Kasman Hindriana, S.H., M.M.Pd., selaku Kepala Bagian
Bimbingan Siswa
6. KOMPOL Kusbianto, S.Pd., MH., selaku Coach penulis yang selalu
memberi bimbingan, arahan serta motivasi.
7. IPTU H. Silaban selaku Perwira Penuntun Peleton F yang selalu
memberikan perhatian, semangat dan bimbingan.
8. Direktur RSUD Kota Bandung dr. Exsenveny lalopua, M.Kes dan staf
9. Kepala Ruang Tulip, Ibu Misdoyanti,SST Beserta staf
10. Kedua orang tua yang selalu memberikan doanya.
11. Suami, saudara, dan sahabat kami yang selalu menjadi motivasi buat
peserta.
12. Rekan Peleton F yang selalu semangat dalam menjalani Latsar CPNS
Golongan II Gelombang II Tahun 2019.
Peserta menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan Rancangan Aktualisasi ini, oleh karena itu peserta mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan Rancangan Aktualisasi ini.

Bandung, Mei 2019


Peserta

I GUSTI AYU KETUT SULAKSMI


Nosis: 201904073586
6

DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Coach/Mentor ......................................................................
Kata Pengantar .....................................................................................................
Daftar Isi ...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................
A. Latar Belakang (Pengantar Isu) .................................................................
1. Gambaran Umum RSUD Kota Bandung 2............................................
2. Visi dan Misi RSUD Kota Bandung ......................................................
3. Tugas dan Fungsi Organisasi ...............................................................
4. Tugas dan Fungsi Unit Kerja ................................................................
5. Struktur Organisasi ...............................................................................
B. Tujuan .......................................................................................................
C. Manfaat ......................................................................................................
BAB II KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI ............................................
A. Kegiatan .....................................................................................................
1. Tahapan Kegiatan.................................................................................
2. Hasil Kegiatan .......................................................................................
3. Nilai-nilai dasar (ANEKA) ......................................................................
4. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi...............................................
5. Penguatan nilai-Nilai organisasi ............................................................
6. Keterkaitan dengan mata diklat (WoG, Manajemen ASN
dan Pelayanan Publik) ..........................................................................
B. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi .............................................

BAB III PENUTUP.................................................................................................


A. Kesimpulan ...............................................................................................
B. Saran..........................................................................................................
7

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Menurut Undang-undang Aparatur Sipil Negeri no 5 tahun 2014,
bahwa salah satu fungsi dan tugas dari ASN adalah melakukan
pelayanan publik. Pelayanan publik yang diberikan haruslah berkualias
dan professional. Untuk mewujudkan pelayanan tersebut maka
diperlukan ASN yang professional, bebas dari intervensi politik serta
bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme atau yang sering kita singkat
dengan KKN.
Berdasarkan pasal 65 UU no 5 tahun 2014, ada beberapa syarat
tentang pengangkatan PNS/Pegawai Negeri Sipil. Salah satu syarat
pengangkatan CPNS menjadi PNS adalah harus lulus dari Pendidikan
dan pelatihan. Tentu saja untuk menciptakan PNS yang berkualitas dan
professional dibutuhkan Pendidikan dan pelatihan yang terstandar.
Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan merupakan pembekalan
komprehensif agar CPNS mempunyai pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan untuk melaksanakan tugas sebagai Aparatur Sipil Negara,
sesuai dengan Peraturan Kepala LAN-RI Nomor 38 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan CPNS
Golongan II, yang menggunakan pola baru, peserta diklat mengikuti
proses pembelajaran yang mencakup nilai-nilai dasar profesi PNS yaitu
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti
korupsi).
Dalam peraturan pemerintah nomor 101 tahun 2000 tentang
Pendidikan dan pelatihan jabatan ASN, antara lain ditetapkan jenis-jenis
diklat ASN. Salah satu jenis diklat tersebut adalah latsar CPNS (golongan
8

I,II,III). Latsar CPNS dilakukan untuk memberikan pengetahuan untuk


pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika pegawai
negeri, pengetahuan dasar tentang system penyelenggaraan pemerintah
negara, bidang tugas dan budaya organisasinya. Materi latsar tersebut
diberikan supaya CPNS yang nantinya menjadi PNS mampu
melaksanakan tugas dan perannya sebagai pelayan masyarakat.
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung sebagai salah satu
Rumah Sakit milik dari pemerintah Kota Bandung yang memberikan
pelayanan publik khususnya bagi masyarakat Kota Bandung. Kualitas
pelayanan publik yang di berikan oleh RSUD Kota Bandung sampai saat
ini sudah terakreditasi dengan nilai paripurna. Berbagai jenis pelayanan
sampai saat ini bisa di dapatkan masyarakat, salah satunya adalah
pelayananan Kamar Bersalin. Salah satu indikator penilaian dari
pelayanan kamar bersalin yaitu angka kejadian Gawat Janin / Fetal
Distress.
Dalam rancangan akan diaktualisasikan mengenai Upaya
Pencegahan Kejadian Gawat Janin di Ruang Tulip RSUD Kota
Bandung. Gawat Janin adalah keadaan dimana janin tidak menerima O2
cukup, sehingga mengalami hipoksia. Situasi ini dapat terjadi kronik
(dalam jangka waktu lama) atau akut. Janin yang sehat adalah janin yang
tumbuh normal, dengan usia gestasi aterm dan presentase kepala.
Gawat janin dapat terjadi dalam persalinan bila persalinan berlangsung
lama, induksi persalianan dengan oksitosin, ada perdarahan atau infeksi,
insufisiensi plasenta, posterm dan preeklampsi (Prawirohardjo,2009).
Upaya pemeliharaan kesehatan ditujukan untuk mempersiapkan
generasi akan datang yang sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk
menurunkan angka kematian anak. Upaya pemeliharaan kesehatan anak
dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah
dilahirkan, sampai berusia 18 tahun.
9

Dengan upaya kesehatan anak antara lain diharapkan mampu


menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian yang
berhubungan dengan anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN),
Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian balita (AKABA).
Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 menunjukan AKN sebesar 15 per 1.000 kelahiran hidup, AKB 24
per1.000 kelahiran hidup, dan AKABA 32 per 1.000 kelahiran hidup.
Masyarakat dapat dikatakan sehat jika seluruh anggota masyarakat
berfungsi dengan sempurna. Ruang lingkup Laporan Aktualisasi ini akan
dilaksanakan di Ruang Tulip RSUD Kota Bandung berdasarkan tugas
pokok dan fungsi Bidan dan penugasan atasan.

Kejadian Gawat Janin saat persalinan merupakan isu yang sudah


lama terjadi,sampai saat ini kejadian Gawat Janin masih sering terjadi.
Dari latar belakang tersebut di atas peserta mengambil isu dengan judul
“Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai Negeri Sipil Dalam Upaya
Pencegahan Kejadian Gawat Janin Di Ruang Tulip Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Bandung”. Hal tersebut sejalan dengan upaya
Rumah Sakit untuk mempertahan kualitas pelayanan yang telah
terakreditasi paripurna.

1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung


Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung pada awalnya
bernama Rumah Sakit Ujungberung adalah berasal dari Puskesmas
Dengan Tempat Perawatan (DPT) sampai pada bulan April tahun
1993 berubah menjadi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Ujungberung Kelas D, berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Kota
Bandung Nomor. 928 Tahun 1992.
10

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ujungberung terus


berkembang disertai dengan hadirnya dokter-dokter spesialis yang
tadinya hanya dua orang dokter spesialis yaitu dokter spesialis anak
dan dokter spesialis kandungan kemudian seiring kedatangan dua
orang dokter spsialis dalam dan spsialis bedah, serta datang dokter
dokter spsilais lainya sehingga Rumah Sakit ujungberung dianggap
memenuhi persyaratan untuk ditingkatkan kelasnya menjadi Rumah
Sakit Umum Daerah Ujungberung kelas C. berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor. 1373/Menkes/SK/XII/98.
Pada tahun 2000 tepatnya pada bulan Desember 2000
berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 tahun 2000,
tentang status Kelembagaan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
yang tadinya kelebagaanya sebagai i UPT DKK menjadi Lembaga
Teknis Daerah yang bertanggung jawab langsung kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah.
Tahun 2007 berdasarkan Surat Keputusan Menkes RI Nomor
:YM.01.10/III/1148/2007 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Ujungberung mendapatkan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit
dengan Status Akreditasi Penuh untuk 5 (lima) Standar Pelayanan
meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis, Pelayanan
Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan dan Rekam medis.
Peraturan Daerah (Perda) Kota Bandung Nomor 16 Tahun
2007 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung menjadikan Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Ujungberung menjadi Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) Kota Bandung, dan satu satunya rumah sakit umum
milik Pemerintah Daerah Kota Bandung selain dua rumah sakit
khusus yairu Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) dan
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM).
11

Tahun 2010 Terjadi perubahan Pengelolaan Keuangan rumah


sakit menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) berdasarkan
Keputusan Walikota Bandung Nomor : 445/Kep-868-RSUD/2010
Tentang Penetapan RSUD Kota Bandung untuk Menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan BLUD.
RSUD Kota Bandung tahun 2012, setelah mendapat akreditasi
penuh tingkat dasar tahun 2007 ,kembali mendapatkan sertifikat
Akreditasi Rumah Sakit dengan Status Akreditasi Penuh untuk 12
Pelayanan meliputi : Administrasi Manajemen, Pelayanan Medis,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Rekam Medis,
Farmasi, K3RS, Radiologi, Laboratorium, Kamar Operasi,
Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Perinatal Resiko Tinggi,
sesuai dengan Surat Keputusan KARS/398/II/2012 tanggal 14
Februari tahun 2012.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung terus
meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat kota
Bandung dan sekitarnya sehingga RSUD Kota bandung telah
mendapat sertifikat ISO 9001:2000/SNI 19-9001-2001 dengan
Penerapan Sistem Mutu pada pelayanan kesehatan di Poliklinik
THT, Poliklinik Mata dan Poliklinik Gigi dan Mulut disertai Instalasi
dan Unit Penunjangnya.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bandung dalam
meningkatkan dan secara konsisten tetap menjaga mutu kualitas
pelayanan kesehatan dengan menerapkan sistem mutu ISO 9001-
2008 kembali RSUD Kota Bandung tersertifikasi SNI ISO 9001:2008
dengan sertifikat Quality System Certificate No. QMS/410 tahun
2012 khususnya pada Poliklinik Mata, Poliklnik THT dan Poliklinik
Gigi dan Mulut disertai Instalasi dan Unit Penunjangnya.
12

2. Visi, Misi dan Moto Rumah Sakit Umum Daerah Kota


Bandung
a. Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung
Visi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung adalah
“terwujudnya pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat”

b. Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung


Misi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung adalah
“Melakukan upaya pelayanan keehatan yang berkualitas
kepada masyarakat”

c. Moto Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung


Moto rumah sakit umum daerah kota bandung adalah “Sehat
Bersama Kami”

3. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung


Saat ini Rumah Sakit Umum Daerah kota bandung
merupakan unit pelayanan teknis daerah yang berada di bawah
naungan Dinas Kesehatan Kota Bandung. Sebagai rumah sakit
kelas B, Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung saat ini
memiliki kegiatan utama yang meliputi :
a. Melaksanakan Fungsi Pelayanan Kesehatan meliputi
pelayanan Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif;
b. Melaksanakan pengembangan sumber daya manusia rumah
sakit melalui peningkatan pendidikan dan keterampilan
professional;
c. Melaksanakan pengembangan bidang pelayanan medis,
keperawatan dan penunjang medis;
13

d. Melaksanakan pengembangan manajemen umum dan


keuangan;
e. Melaksanakan pengembangan dan pembangunan sarana dan
prasarana; serta
f. Berperan aktif dalam program-program pemerintah terutama
program bidang kesehatan baik tingkat kota maupun tingkat
nasional

4. Tugas dan Fungsi Kamar Bersalin


Kamar Bersalin Ruang Tulip RSUD Kota Bandung memiliki
tugas serta fungsi dalam memberikan pelayanan persalinan
normal dan dengan alat bantu serta pelayanan ginekologi. Jenis
Pelayanan yang bisa dilayani di RSUD kota Bandung diantaranya
adalah :

a. Pelayanan Persalinan Normal


b. Pelayanan Vakum Ekstraksi
c. Pelayanan Tindakan Ginekologi
d. Pelayanan Laminaria Stiff
e. Pelayanan Curretase

5. Struktur Organisasi
Berdasarkan Perda Kota Bandung Nomor. 16 Tahun 2007
tentang Organisasi dan Tata Kerja, Rumah Sakit Umum Daerah
Kota Bandung dipimpin oleh seorang direktur. Berikut ini struktur
organisasi RSUD Kota Bandung.
14

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Adapun rincian struktur organisasi RSUD Kota Bandung


adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2.
Daftar Nama Jabaran RSUD Kota Bandung
NO JABATAN NAMA
1. Direktur dr. Exsenveny lalopua, M.Kes
2. Komite Medik Drg. H. Mulyadi, Sp.Ortho,SMF
Ka. Bag. Umum dan Keuangan dr. Hj. R. Siti Rochmah. MARS
- Sub Bag. Umum dan Perlengkapan Holidon, SAP, MAP
3.
- Sub Bag. Pengembangan SDM Pepi Helmini, S.Sos, MAP
- Sub Bag. Keuangan dan Anggaran Hj. Herawati, S.Sos
Pelayanan Medis dan Keperawatan dr. Hj. Restu Kemala, M.Kes
4. - Sie Pelayanan Medis dr. Hj. Restu Kemala, M.Kes
- Sie Pelayanan Keperawatan Ni Wayan Asih, S.Kep.Ners,MKM
Bidang Penunjang Medis Drs. Dadan Supriatna M.Kes
5. - Sie Penunjang Diagnosa dr. Supratman, MM
- Sie Pemeliharaan dan Pemulasaran Ade Hapil Mulya Koswara, SAP
15

Bidang Program dan Pemasaran Drg. Hj. Henny Chaerani, MARS


6. - Sie Pengendalian Program Suharyanto, SH
- Sie Mutu dan Pemasaran H. Asep Hendriana, S.Kep
dr. Romie Kusumah Widjaya, Sp.S,
7. Ka Instalasi Rawat Jalan
M.Kes
8. Ka Instalasi Rawat Inap dr. Roswita Noor, Sp.PD
9. Ka Instalasi Gawa Darurat dr. R.Dadan Gardea G, Sp.OT
10. Ka Instalasi Bedah Sentral dr. Hilman, Sp.OG
11. Ka Instalasi Radiologi dr. Rosdiana, Sp.Rad
12. Ka Instalasi Rehabilitasi Medik dr. Sarah Oktora, Sp.KFR
13. Ka Instalasi Laboratorium dr. Seilla Lukanta, Sp.Pk
14. Ka Instalasi Farmasi Dra. Hj.Dinar Kadarwati, Apt.MM
15. Ka Instalasi ICU dr. Yudhi P,Sp.An
16. Ka Instalasi MCU dr, Sally Hartiawati
17. Ka Instalasi Hemodialisa dr. M.Paula Ciyntia, Sp.PD
18. Ka Instalasi Gizi Uji Mujiyati, SP.MKM
19. Ka Instalasi Laundry Susi Sustianah, A.Md.Kesling
20. Ka IPSRS Bayu Adi Kristiawan
21. Ka Instalasi Kesling Geri Gervian
22. Ka Instalasi Pemulasaran Jenazah Dod Suhendi, S.Ag
23. Ka Unit Rekam Medis Hani Marwiyah, S.ST
24. Ka Unit Sistem Informasi Mega Yanuardi
25. Ka Unit Diklat dan Perpustakaan Ai Muniroh, SST.MM
26. Ka Unit Mutu RS Sri Wahyuningsih, M.Keb
27. Ka Unit CSSD Cecep Wahyu Safar, SKM
28. Ka Unit Promosi Kesehatan Haris Samsudin, S.Kep
29. Ka Unit K3 RS Karyat, S.Kep
30. Ka Unit Pemasaran dan Kemitraan Chaerudin Latupono SH
Ka Unit Pengelolaan Pembendaharaan
31. Henda Ruskanda, SE
Penyusun Anggaran
32. Ka Unit ULP Ade Hafil, M.SAP
16

B. Tujuan
Yang menjadi tujuan dalam diklat prajabatan ini adalah:
1. Peserta mampu menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam
melaksanakan setiap pekerjaan / kegiatan yang dilakukan, dan
berkontribusi dalam memperkuat visi dan misi organisasi.
2. Peserta mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional
sebagai pelayan masyarakat, serta sebagai peserta diklat prajabatan
yang dapat mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ANEKA di instansi
kerja masing-masing.

C. Manfaat
1. Bagi Peserta
Untuk menambah pengetahuan dan wawasan khususnya
tentang nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi), serta dapat mengaktualisasikan
nilai-nilai tersebut dalam pekerjaan sehari-hari di satuan kerja masing-
masing.
2. Bagi Rumah Sakit
Kegunaan bagi Rumah Sakit adalah dapat memberikan bahan
masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan ke arah yang lebih
baik, khususnya tentang aktualisasi nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti korupsi).
17

BAB II
KEGIATAN AKTUALISASI DAN HABITUASI

A. Kegiatan Aktualiasi Habituasi


Unit Kerja : Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung
Identifikasi Isu : Belum optimalnya upaya pencegahan
terhadap kejadian gawat janin di Ruang
Tulip Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bandung
Gagasan pemecahan : Nilai-nilai dasar upaya pencegahan
Isu terhadap kejadian Gawat Janin di Ruang
Tulip Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Bandung

Guna meningkatkan pelayanan di Rumah Sakit Umum Daerah


Kota Bandung, khususnya di Ruang Tulip. Rencana kegiatan yang akan
diaktualisasikan oleh peserta adalah :
1. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus fisiologis dan
patologis kegawatdaruratan kebidanan

2. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus fisiologis dan


patologis kegawatdaruratan kebidanan
3. Melakukan persiapan alat, obat-obatan, dan bahan habis pakai untuk
pelayanan asuhan kebidanan pada klien/pasien dengan kasus
fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalinan kala II
4. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis dan
patologis kegawatdaruratan pada persalinan Kala II
5. Melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE) pada klien/pasien pada
kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalianan kala II
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis pada klien/pasien pada
kasus patologis kegawatdaruratan persalinan kala II
18

7. Melakukan rujukan klien/pasien pada kasus patologis


kegawatdaruratan persalinan kala II
8. Melakukan dokumentasi pada asuhan kebidanan kasus dan patologis
kegawatdaruratan persalinan kala II

KEGIATAN 1
Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus fisiologis dan
patologis kegawatdaruratan kebidanan
1. Tahapan Kegiatan
A. Ucapkan salam dengan sopan, perkenalkan diri anda dan
tanyakan identitas ibu dan suami (nama, umur, alamat, pekerjaan,
pendidikan)
B. Tanyakan tentang Keluhan Utama dan menggali riwayat penyakit
sekarang,
C. Menanyakan:
 Riwayat kehamilan (GPA), riwayat perkawinan (berapa tahun),
riwayat kontrasepsi, riwayat ANC sebelumnya, kondisi kehamilan
sekarang (gerakan janin, kenaikan berat badan, tanda-tanda
inpartu)
 Riwayat haid, hari pertama haid terakhir (usia kehamilan)
 Riwayat penyakit ibu dan keluarga, riwayat berobat,riwayat
persalinan (kesulitan persalinan yang lalu)
 Riwayat opname dan operasi serta riwayat alergi obat dan
makanan
D. Menanyakan kebiasaan merokok atau minum minuman beralkohol
E. Menanyakan data psikososial, ekonomi, dan spiritual seperti :
 Apakah ibu senang dengan kehamilannya
 Apakah ibu dan keluarga memberi dukungan kehamilan
 Apakah ibu sudah mempersiapkan biaya persalinan
19

 Siapa yang menjadi pengambil keputusan dalam keluarga


 Bagaimanakah ibadah ibu dan keluarga selama kehamilan

2. Hasil Kegiatan
a. Identitas pasien sudah sesuai dengan rekam medis
b. Pengkajian data subjektif dan objektif dilakukan dengan lengkap

3. Nilai-nilai dasar (ANEKA)


a. Akuntabilitas
Kesesuaian data pengkajian/anamesa yang berada di rekam medis
pasien harus di samakan dengan gelang identitas dan rencana
tindakan yang akan dilakukan.
b. Nasionalisme
Dalam melayani pasien kita tidak membedakan status, pendidikan,
golongan, pekerjaan, suku maupun agamannya.
c. Etika Publik
Mengucapkan salam dengan sopan merupakan wujud sikap
menghormati klien dan dengan memperkenalkan nama sebagai
langkah awal untuk membangun kepercayaan klien.
d. Komitmen Mutu
Teknik pengkajian/ anamnesa yang dilakukan merupakan lagkah
awal yang menjadi komitmen terhadap Standar Operasional
Prosedur/SOP di ruang Tulip untuk dapat menegakkan diagnose
yang tepat serta pemberian asuhan/pelayanan kebidanan yang
sesuai dengan Standar Prosedur Operasional / SPO
e. Anti korupsi
Tidak ada biaya tambahan yang kita minta terhadap pasien saat
pengkajian/anamnesa pasien. Menjelaskan kepada pasien atau
20

keluarga bahwa pembayaran yang sah hanya dilakukan di kasir


RS.
4. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi
a. Meningkatnya indikator pasien safety dan sasaran keselamatan
pasien
b. Meningkatkan indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi di kamar
bersalin
5. Penguatan nilai-nilai organisasi
Bukti terdokumentasikan di rekam medis pasien yang merupakan
tanggung jawab dan tanggung gugat bidan
6. Keterkaitan dengan mata diklat
a. Whole Of Government
Pengkajian/Anamnesa Pasien Kamar Bersalin harus terintegrasi
dimulai dari petugas rekam medis, UGD, serta petugas kamar
bersalin
b. Manajemen ASN
Semua petugas di Kamar bersalin bekerja dengan tugas pokok
masing-masing serta saling membantu
c. Pelayanan Publik
Pelayanan yang diberikan mengedepankan keramahan dan
profesionalitas.
21

KEGIATAN 2
Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus fisiologis
dan patologis kegawatdaruratan kebidanan
1. Tahapan Kegiatan
a. Jelaskan tentang prosedur pemeriksaan kepada ibu, juga
bahwa pemeriksaan ini kadang-kadang akan menimbulkan
perasaan khawatir atau tidak enak tetapi tidak akan
membahayakan bayi yang ada dalam kandungan, kemudian
menanyakan kesediaan ibu untuk diperiksa
b. Persilakan ibu untuk berbaring terlentang
c. Tutup paha dan kaki ibu dengan selimut kain yang telah
disediakan
d. Melakukan cuci tangan dengan sabun
e. Pemeriksa berada disisi kanan ibu menghadap bagian lateral
kanan
f. Beritahu ibu bahwa pemeriksa akan memulai proses
pemeriksaan
g. Pemeriksaan keadaan umum dan kesadaran ibu
h. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ( tekanan darah,
suhu, nadi dan respirasi)
i. Melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dari kepala hingga
ekstremitas, meliputi inspeksi, palpasi, serta auskultasi:
I. Pemeriksaan mata ( ada tidaknya icterus dan anemis)
II. Pemeriksaan leher ( ada tidaknya pembesaran kelenjar
limfe, thyroid dan parathyroid, serta vena jugularis)
III. Pemeriksaan payudara ( simetris kiri dan kanan, bentuk
putting, hiperpigmentasi payudara, ada tidaknya
22

pembesaran kelenjar limfe atau masa abnormal atau


pengeluaran cairan abnormal, serta ada tidaknya nyeri
tekan )

IV. Pemeriksaan Abdomen


1) Inspeksi
a) Tinggi fundus uteri
b) Hiperpigmentasi dan striae
c) Keadaan dinding perut ( bekas operasi)
2) Palpasi
Lakukan pemeriksaan Leopold I – IV, pemeriksa
berada disis kanan bumil, menghadap bagian lateral
kanan
3) Auskultasi
Pemeriksaan bunyi dan prefuensi Jantung janin dengan
doppler atau bantuan alat CTG ( cardiotocogram)

V. Pemeriksaan Genitalia
1) Inspeksi
a) Vulva/vagina ada tidaknya kelainan
b) Pengeluaran cairan pervaginam
2) Pemeriksaan Dalam ( VT / Vagina Touche)
a) Konsistensi portio
b) Pembukaan mulut Rahim
c) Ketuban
d) Presentasi kepala
e) Molase
f) Penumbungan
g) Penurunan kepala
23

h) Kesan panggul

2. Hasil Kegiatan
Pemeriksaan fisik telah dilakukan untuk dapat menunjang penegakkan
diagnose dan perencanaan asuhan/ pelayanan kebidanan yang akan
diberikan ke pasien/ klien.
3. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
a. Akuntabilitas
Pemeriksaan fisik yang dilakukan sesuai dengan SPO ( Standar
Prosedur Operasional) sehingga dapat mencegah terjadinya
kesalahan dalam penegakan diagnosa dan rencana pemberian
asuhan/ pelayanan kebidanan kepada pasien/ klien
b. Nasionalisme
Dalam melakukan pemeriksaan pasien kita tidak membedakan
status, pendidikan, golongan, pekerjaan, suku maupun
agamannya.
c. Etika Publik
Menjelaskan prosedur pemeriksaan merupakan wujud sikap
menghormati hak pasien serta langkah awal untuk membangun
kepercayaan klien
d. Komitmen Mutu
Pemeriksaan Fisik dari kepala hingga ektremitas dilakukan dengan
seksama sesuai dengan SPO ( Standar Prosedur Operasional )
sehingga mencegah terjadinya kesalahan dalam penegakaan
diagnosa dan pemberian pelayanan kebidanan
e. Anti korupsi
Pemeriksaan Fisik yang dilakukan telah sesuai dengan SPO
(Standar Prosedur Operasional ). Hal tersebut sesuai dengan nilai
24

keefektitifasan dan efisiensi. Karena tindakan pemborosan dapat


merugikan Rumah Sakit.

4. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi


a. Dengan pemeriksaan fisik yang sesuai dengan SPO ( Standar
Prosedur Operasional) dapat meningkatkan cost efisiensi
b. Meningkatnya indikator pasien safety dan sasaran keselamatan
pasien
c. Meningkatkan indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi di kamar
bersalin
d. Bukti hasil pemeriksaan fisik kemudian dicatat dan disimpan di
dalam rekam medis pasien yang selanjutnya dikembalikan ke
ruangan rekam medis ketika pasien boleh pulang
5. Keterkaitan dengan mata diklat
a. Whole Of Government
Pemeriksaan Fisik Pasien Kamar Bersalin harus terintegrasi
dimulai dari petugas kamar bersalin, petugas ruang bedah sentral,
petugas rekam medis,serta petugas ruang perinatologi
b. Manajemen ASN
Semua petugas di ruang bersalin bekerja dengan tugas pokok
masing-masing serta saling membantu
c. Pelayanan Publik
Pelayanan yang diberikan berdasarkan dengan SOP yang berlaku.
25

KEGIATAN 3

Melakukan persiapan alat, obat-obatan, dan bahan habis pakai untuk


memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada klien/pasien dengan
kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalinan kala II
1. Tahapan Kegiatan
a. Mengambil instrument pertolongan persalinan di ruang
penyimpanan instrument steril
b. Menyiapkan instrument sesuai dengan jenis persalianan yang akan
dilakukan
c. Mengambil bahan habis pkai (BHP) di depo kamar bersalin
d. Mengambil obat-obatan esensial yang diperlukan di depo kamar
bersalin
e. Membuka dan menyiapakan instrument steril beserta bahan habis
pakai dan obat-obatan dengan tetap menjaga kesterilannya
f. Mengecek kelengkapan dan jumlah instrument, bahan habis pakai,
serta obat-obatan yang telah disiapkan
2. Hasil Kegiatan
Instrument persalianan, bahan habis pakai dan obat-obatan esensial
telah disiapkan sesuai dengan jenis persalianan yang akan dilakukan
dengan tetap menjaga kesterilannya
3. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
a. Akuntabilitas
Instrument, bahan habis pakai, dan obat-obatan esensial disiapkan
sesuai dengan jenis persalinan yang akan dilakukan dan di
dokumentasikan.
26

b. Nasionalisme
Dalam melakukan persiapan instrument, bahan habis pakai, dan
obat obatan essensial kita tidak membedakan status, pendidikan,
golongan, pekerjaan, suku maupun agamannya
c. Etika Publik
Dengan menyiapkan instrument, bahan habis pakai, dan obat-
obatan essensial merupakan wujud sikap kita menghormati hak
pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang prima.
d. Komitmen Mutu
Dengan menyiapkan instrument, bahan habis pakai, dan obat-
obatan essensial merupakan wujud menjaga keselamatan pasien
dan tindakan antisipasi kegawatdaruratan yang sewaktu waktu
dapat terjadi pada pasien/klien.
e. Anti korupsi
Jenis instrument, bahan habis pakai dan obat-obatan essensial
disiapkan sesuai dengan jenis persalianan yang dilakukan. Hal
tersebut sesuai dengan nilai keefektifitasan dan efisiensi. Karena
tindakan pemborosan dapat merugikan Rumah Sakit dan
pasien/klien.
4. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi
a. Dengan menyiapkan instrument, bahan habis pakai, dan obat-
obatan essensial yang sesuai dengan jenis persalianan yang akan
dilakukan dapat meningkatkan cost efisiensi
b. Meningkatkan indikator pelayanan pasien safety dan sasaran
keselamatan pasien
c. Meningkatkan indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi di kamar
bersalin
5. Penguatan nilai-Nilai organisasi
Bukti kelengkapan instrument kamar bersalin di kembalikan ke CSSD
27

6. Keterkaitan dengan mata diklat


a. Whole Of Government
Dalam mempersiapakan instrument, bahan habis pakai, dan obat-
obatan essensial pasien/klein kita harus terintegrasi dengan
petugas CSSD dan farmasi.
b. Manajemen ASN
Semua petugas di instalasi kamar bersalin bekerja dengan tugas
pokok masing-masing serta saling membantu.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan yang diberikan sesuai dengan Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang berlaku

KEGIATAN 4
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
dan patologis kegawatdaruratan pada persalinan Kala II
1. Tahapan Kegiatan
a. Dengan memastikan pasien/ klien pembukaan lengkap dan
keadaan janin baik, beritahuakan bahwa pembukaan sudah
lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan
posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
b. Siapkan ibu dan keluarga untuk membantu bimbingan
meneran/mengedan
c. Melakukan persiapan pertolongan kelahiran bayi dengan 60
Langkah Asuhan Persalinan Normal
28

d. Bila dalam proses persalinan terdapat kondisi


patologis/kegawatdaruratan maka persiapkan tindakan Vacum
Ekstraksi jika syarat pelaksanaan prosedur terpenuhi. Bila terdapat
kondisi patologis/kegawatdaruratan yang tidak dapat diatasi
dengan tindakan vacuum ekstraksi maka pasien harus
dipersiapkan untuk tindakan pembedahan sectio caesarea
2. Hasil Kegiatan
a. Pasien telah diposisikan untuk proses persalinan normal
b. Pasien telah dipersiapkan untuk proses persalian dengan alat
bantu vacum ekstraksi
c. Pasien telah dipersiapkan untuk proses persalinan dengan
pembedahan section caesarea
3. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
a. Akuntabilitas
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
dan patologis kegawatdaruratan pada persalinan Kala II dilakukan
sesuai dengan keadaan kegawatdaruratan pasien/klien dan
didokumentasiakan.
b. Nasionalisme
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/ pasien kasus
fisiologis dan patologis kegawatdaruratan pada persalinan Kala II
kita tidak membedakan status, pendidikan, golongan, pekerjaan,
suku maupun agamannya
c. Etika Publik
Dengan memberikan kebebasan memilih posisi yang nyaman
dalam proses persalianan serta pengambilan keputusan untuk
menentukan cara bersalin merupakan wujud dalam menghormati
keputusan dan hak pasien dalam mendapatkan pertolongan
persalinan bagi dirinya.
29

d. Komitmen Mutu
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/ pasien kasus
fisiologis dan patologis kegawatdaruratan pada persalinan Kala II
dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
guna mencegah terjadinya kesalahan dalam pemberian tindakan
sehingga mencegah terjadinya komplikasi persalinan ataupun
kecacatan pada ibu dan bayi.
e. Anti korupsi
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/ pasien kasus
fisiologis dan patologis kegawatdaruratan pada persalinan Kala II
kita tidak boleh meminta biaya tambahan kepada pasien/klien.
Menjelaskan kepada pasien atau keluarga bahwa pembayaran
yang sah hanya dilakukan di kasir RS
4. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi
a. Meningkatnya indikator pasien safety dan sasaran keselamatan
pasien
b. Meningkatkan indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi di kamar
bersalin
5. Penguatan nilai-Nilai organisasi
Bukti tindakan terdokumentasikan di lembar partograf dan rekam
medis pasien/ klien.
6. Keterkaitan dengan mata diklat
a. Whole Of Government
Dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/ pasien kasus
fisiologis dan patologis kegawatdaruratan pada persalinan Kala II
pasien/klein kita harus terintegrasi dengan petugas ruang nifas,
kamar bedah dan perinatologi.
b. Manajemen ASN
30

Semua petugas kamar bersalin bekerja dengan tugas pokok


masing-masing serta saling membantu.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan yang diberikan mengedepankan keramahan dan
profesionalitas. Jelaskan mengenai fungsi dari pemilihan proses
persalianan sesuai dengan kondisi kegawatdaruratan pasien/klien.

KEGIATAN 5

Melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE) pada klien/pasien


pada kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalianan
kala II
1. Tahapan Kegiatan
a. Petugas kamar bersalin mengucapkan salam pada pasien
b. Petugas kamar bersalinmelakukan identifikasi pada pasien
c. Petugas kamar bersalin menjelaskan tujuan dilakukan komunikasi
informasi edukasi (KIE)
d. Petugas kamar bersalin menjelaskan kepada pasien dan keluarga
mengenai risiko jatuh pada pasien dan langkah-langkah
pencegahannya, identifikasi pasien dan gelang resiko, skor nyeri
pada pasien dan cara-cara penanganannya, tanda-tanda
persalinan dan kegawatdaruratan yang mungkin terjadi, cara cuci
tangan yang benar diserati demonstrasi, penggunaan peralatan
medis (tujuan, cara penggunaan, akibat yang terjadi bila
menghentikan penggunaan alat medis tersebut, efek samping yang
mungkin terjadi), jalur evakuasi bila terjadi bencana, tata tertib
pasien dan fasilitas kamar bersalin
31

e. Petugas kamar bersalin memberikan komunikasi informasi edukasi


(KIE) dengan menggunakan Bahasa yang sopan dan mudah
dimengerti oleh pasien/klien dan keluarga
f. Bila pasien menggunakan Bahasa asing dan petugas kamar
bersalin tidak dapat berkomunikasi, maka petugas memintabantuan
tenaga lain yang mampu berkomunikasi sesuai dengan Bahasa
yang digunakan oleh pasien/klien
g. Petugas kamar bersalin menuliskan materi edukasi di catatan
pemberian Informasi/Edukasi
h. Petugas kamar bersalin mempersilakan pada pasien/keluarga
untuk bertanya kembali tentang edukasi yang belum jelas
i. Petugas kamar bersalin meminta pasien/keluarga untuk
memberikan tanggapan apakah sudah mengerti tentang edukasi
yang diberikan dan menuliskan di tanggapan penerima
informasi/edukasi
2. Hasil Kegiatan
a. Pasien dan keluarga mampu berpartisipasi dalam pemberian
asuhan kepada pasien dan mampu mengambil keputusan yang
tepat
b. Pasien terhindar dari kejadian yang tidak diharapkan seperti pasien
jatuh dan kesalahan dalam pemberian obat
c. Pasien mampu mengambil sikap apabila terjadi nyeri
d. Mencegah terjadinya kesalahan, menjaga keamanan dan
keselamatan dalam penggunaan alat medis
e. Pasien dan keluarga mampu mengambil tindakan bila terjadi
bencana
f. Pasien memahami tata tertib dan fasilitas di kamar bersalin
3. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
a. Akuntabilitas
32

Melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE) pada klien/pasien


pada kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalianan
kala II sesuai dengan kebutuhan pengetahuan pasien/klien dan
keluarga serta dilakukan pendokumentasian.

b. Nasionalisme
Dalam melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE) pada
klien/pasien pada kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan
persalianan kala II, petugas kamar bersalin tidak boleh
mem/bedakan status, pendidikan, golongan, pekerjaan, suku
maupun agamannya.
c. Etika Publik
Dalam melakukan komunikasi informasi edukasi (KIE) pada
klien/pasien pada kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan
persalianan kala II dilakukan dengan bahasa yang sopan dan
santun serta mudah dimengerti. Hal tersebut merupakan wujud
menghormati hak pasien serta untuk menjaga kualitas pelayanan
yang ramah dan professional.
d. Komitmen Mutu
Komunikasi informasi edukasi (KIE) pada klien/pasien pada kasus
fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalianan kala II
dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)
untuk menjaga keselamatan pasien/klien.
e. Anti korupsi
Komunikasi informasi edukasi (KIE) pada klien/pasien pada kasus
fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalianan kala II
33

dilakukan sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO)


tanpa meminta biaya tambahan pada pasien/klien

4. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi


Komunikasi informasi edukasi (KIE) pada klien/pasien pada kasus
fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalianan kala II dilakukan
untuk menghindari resiko pasien jatuh, penanggulangan bencana,
serta penurunan efek samping dari asuhan persalinan yang akan
diberikan.
5. Penguatan nilai-nilai organisasi
Bukti komunikasi informasi edukasi (KIE) pada klien/pasien pada
kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalianan kala II
terdokumentasi di lembar edukasi/informasi serta di rekam medis
pasien/klien.
6. Keterkaitan dengan mata diklat
a. Whole Of Government
Dalam memberikan komunikasi informasi edukasi (KIE) pada
klien/pasien pada kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan
persalianan kala II, petugas kamar bersalin dapat berintegrasi
dengan tim petugas Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di
Rumah Sakit (PMKP)
b. Manajemen ASN
Semua petugas di Kamar Bersalin bekerja dengan tugas pokok
masing-masing serta saling membantu
c. Pelayanan Publik
Pemberian komunikasi informasi edukasi (KIE) berdasarkan
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) dan prinsip kejujuran.
34

KEGIATAN 6
Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis pada klien/pasien
patologis kegawatdaruratan persalinan kala II
1. Tahapan Kegiatan
a. Setelah dilakukan pemeriksaan dan telah ditentukan diagnosa
patologis pada pasien persalianan maka pasien dan keluarga
dijelaskan mengenai keadaannya dan rencana untuk
dikonsultasikan dengan dokter spesialis kebidanan dan kandungan
b. Pasien mengisi informed concent
c. Konsultasi hasil pemeriksaan pasien/klien ke dokter spesialis
kebidanan dan kandungan untuk meminta advice rencana
asuhan/pelayanan yang akan diberikan
d. Mendokumentasikan hasil konsultasi dengan dokter spesialis
kebidanan dan kandungan di rekam medis pasien/klien
e. Menjelaskan hasil konsultasi/advice dokter dalam pemberian
rencana asuhan/pelayanan kepada pasien/klien
f. Jika pasien setuju dengan advice dokter, maka petugas kamar
bersalin berkolaborasi dengan dokter spesialis kebidanan dan
kandunan dalam pemberian asuhan/pelayanan kepada
pasien/klien
2. Hasil Kegiatan
a. Hasil pemeriksaan pasien/klien sudah dikonsultasikan dengan
dokter dpesialis kebidanan dan kandungan
b. Pasien telah mengisi informed concent
c. Hasil konsultasi telah didokumentasikan di dalam rekam medis
pasien/klien
d. Pasien sudah dijelaskan advice dari dokter spesialis kebidanan dan
kandungan terkait asuhan/pelayanan yang akan diberikan
35

e. Petugas kamar bersalin berkolaborasi dengan dokter spesialis


kebidanan dan kandungan dalam pemberian asuhan/pelayanan
kepada pasien/klien
3. Nilai-nilai dasar (ANEKA)
a. Akuntabilitas
Kolaborasi dengan dokter spesialis pada klien/pasien patologis
kegawatdaruratan persalinan kala II sesuai dengan kebutuhan
pasien/klien dan telah dilakukan pendokumentasian.
b. Nasionalisme
Dalam berkolaborasi dengan dokter spesialis pada klien/pasien
patologis kegawatdaruratan persalinan kala II, petugas kamar
bersalin tidak boleh mem/bedakan status, pendidikan, golongan,
pekerjaan, suku maupun agamannya.
c. Etika Publik
Informed concent dilakukan sebagai wujud bahwa petugas kamar
bersalin tetap menjunjung prinsip dan etika profesi untuk menjaga
kualitas pelayanan yang diberikan.
d. Komitmen Mutu
Kolaborasi dengan dokter spesialis pada klien/pasien patologis
kegawatdaruratan persalinan kala II merupakan wujud petugas
kamar bersalin dalam menjaga mutu pelayanan kamar bersalin.

e. Anti korupsi
Dalam berkolaborasi dengan dokter spesialis pada klien/pasien
patologis kegawatdaruratan persalinan kala II dilakukan sesuai
dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) tanpa meminta biaya
tambahan kepada pasien/klien.
4. Kontribusi terhadap Visi/Misi Organisasi
36

a. Meningkatnya indikator pasien safety dan sasaran keselamatan


pasien
b. Meningkatkan indikator pelayanan kesehatan ibu dan bayi di kamar
bersalin
5. Penguatan nilai-Nilai organisasi
Pelayanan kesehatan ibu dan bayi di kamar bersalin tetap terjaga
kualitasnya sesuai dengan SPO
6. Keterkaitan dengan mata diklat
a. Whole Of Government
Tindakan kolaborasi dilakukan secara tim dan semua individu yang
terlibat saling bekerja sama dengan dokter spesialis penanggung
jawab pasien.
b. Manajemen ASN
Semua petugas di Kamar Bersalin bekerja dengan tugas pokok
masing-masing serta saling membantu dan tidak melangkahi
wewenang yang ada.
c. Pelayanan Publik
Pelayanan yang diberikan mengedepankan keramahan dan
profesionalitas.

B. Jadwal Pelaksanaan Rancangan Aktualisasi


RENCANA KEGIATAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
DARI TANGGAL 8 MEI – 12 Juni 2019

TIME LINE MEI


KEGIATAN
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Melaksanakan anamnesa
klien/pasien pada kasus
37

fisiologis dan patologis


kegawatdaruratan
kebidanan

Melaksanakan
pemeriksaan fisik
klien/pasien pada kasus
fisiologis dan patologis
kegawatdaruratan
kebidanan

Melakukan persiapan
pelayanan asuhan
kebidanan pada
klien/pasien dengan kasus
fisiologis dan patologis
kegawatdaruratan
persalinan kala II

Pelaksanaan asuhan
kebidanan pada
klien/pasien kasus
fisiologis dan patologis
kegawatdaruratan pada
persalinan Kala II

Melakukan konseling
informasi edukasi (KIE)
pada klien/pasien pada
kasus fisiologis dan
patologis
kegawatdaruratan
persalianan kala II

Melakukan kolaborasi
dengan dokter pada
klien/pasien pada kasus
patologis
38

kegawatdaruratan
persalinan kala II

TIME LINE JUNI


NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1
Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus fisiologis dan
1. patologis kegawatdaruratan kebidanan

Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus fisiologis


2. dan patologis kegawatdaruratan kebidanan

Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada


klien/pasien dengan kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan
3.
persalinan kala II

Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis


4. dan patologis kegawatdaruratan pada persalinan Kala II

Melakukan konseling informasi edukasi (KIE) pada klien/pasien pada


5. kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalianan kala II

Melakukan kolaborasi dengan dokter pada klien/pasien pada kasus


6. patologis kegawatdaruratan persalinan kala II

Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi


Libur nasional
Tgl 30 mei libur
Cuti Bersama Lebaran

BAB III
39

PENUTUP

A. Simpulan
Kegiatan aktualisasi habituasi nilai-nilai dasar profesi ASN dirancang dalam lima keg
etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi serta di tambah tiga mata
kuliah lainnya seperti ; whole of government, pelayanan publik dan
manajemen ASN.
Dari 6 kegiatan yang dilakukan di Kamar Bersalin (Ruang Tulip)
RSUD Kota Bandung dapat disimpulkan :
1. Melaksanakan anamnesa klien/pasien pada kasus fisiologis dan
patologis kegawatdaruratan kebidanan
Nilai-nilai dasar (ANEKA) yang berhubungan dengan kegiatan 1
adalah: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
korupsi. Mata diklat yang berhubungan dengan kegiatan 1 adalah :
Whole Of Government, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik.
2. Melaksanakan pemeriksaan fisik klien/pasien pada kasus
fisiologis dan patologis kegawatdaruratan kebidanan
Nilai-nilai dasar (ANEKA) yang berhubungan dengan kegiatan 2
adalah: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
korupsi. Mata diklat yang berhubungan dengan kegiatan 2 adalah :
Whole Of Government, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik.
3. Melakukan persiapan pelayanan asuhan kebidanan pada
klien/pasien dengan kasus fisiologis dan patologis
kegawatdaruratan persalinan kala II
Nilai-nilai dasar (ANEKA) yang berhubungan dengan kegiatan 3
adalah: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti
korupsi. Mata diklat yang berhubungan dengan kegiatan 3 adalah :
Whole Of Government, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik.
4. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada klien/pasien kasus fisiologis
dan patologis kegawatdaruratan pada persalinan Kala II
40

Nilai-nilai dasar (ANEKA) yang berhubungan dengan kegiatan 4


adalah: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi. Mata diklat yang berhubungan dengan kegiatan 4 adalah
: Whole of Government, Manajemen ASN dan Pelayanan Publik.
5. Melakukan konseling informasi edukasi (KIE) pada klien/pasien
pada kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan
persalianan kala II
Nilai-nilai dasar (ANEKA) yang berhubungan dengan kegiatan 5
adalah: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi. Mata diklat yang berhubungan dengan kegiatan 5
adalah: Whole Of Government, Manajemen ASN dan Pelayanan
Publik.
6. Melakukan kolaborasi dengan dokter pada klien/pasien pada
kasus fisiologis dan patologis kegawatdaruratan persalinan kala II
Nilai-nilai dasar (ANEKA) yang berhubungan dengan kegiatan 6
adalah: Akuntabilitas, Nasionalisme,Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi. Mata diklat yang berhubungan dengan kegiatan 6
adalah: Whole Of Government, Manajemen ASN dan Pelayanan
Publik.

.
41

B. Saran
Dari rancangan aktualisasi habituasi ini, semoga bisa menjadi bahan
untuk melakukan perbaikan bagi kualitas pelayanan di Ruang Tulip/
Kamar Bersalin RSUD Kota Bandung. Guna mengurangi angka kejadian
Gawat Janin yang telah di berlakukan di RSUD Kota Bandung dapat di
patuhi oleh semua petugas. Bila angka kejadian Gawaat Janin dapat
ditekan semakin kecil maka dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan
telah komprehensif.

Anda mungkin juga menyukai