DISUSUN OLEH :
GOLONGAN II ANGKATAN IV
BEKERJASAMA DENGAN
2019
i
LEMBAR PERSETUJUAN
NIP : 198705272019022006
Telah disahkan berdasarkan hasil Seminar Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan IV pada hari Sabtu Tanggal 24 Agustus Tahun
2019 bertempat di Gedung Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
TIM PEMBIMBING
COACH MENTOR
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NIP : 198705272019022006
Telah disahkan berdasarkan hasil Seminar Evaluasi Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan IV pada hari, Sabtu Tanggal 24 Agustus
Tahun 2019 bertempat di Gedung Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
COACH MENTOR
MENGETAHUI PENGUJI
KEPALA BKPSDM
KABUPATEN BANGKA TENGAH
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah piji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-NYA sehingga laporan aktualisasi yang berjudul “ Pelayanan Kesehatan Rawat jalan
yang Lebih Berdaya Guna di Puskesmas Lubuk Besar” dapat penulis selesaikan.
Semoga laporan Aktualisasi yang telah disusun bisa memberikan manfaat bagi semua
pihak dan dapat memberikan contoh penerapan nilai-nilai ANUKA di kehidupan sehari-hari
dan masyarakat
Penulis
iv
DAFTAR ISI
BAB II NILAI-NILAI DASAR ANEKA DAN KEDUDUKAN PERAN PNS DALAM NKRI
…… ............................................................................................ 18
2.1 Nilai-Nilai Dasar ANEKA .................................................................... 18
2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ........................................... 32
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
profesional.
Untuk memperkuat fungsi seorang PNS dalam pelatihan dasar CPNS,
peserta dipersiapkan, dibekali materi-materi sehingga diharapkan dapat
memiliki kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar; akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti-korupsi serta
mengaplikasikan peran dan kedudukan ASN; pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa.
Pembentukan karakter ASN yang sesuai dengan nilai dasar tersebut
dilaksanakan pada proses pendidikan dan pelatihan (diklat) sebagai tahap
internalisasi. Melalui proses diklat latihan dasar, CPNS mendapatkan
penjelasan, pendalaman, penghayatan, dan penguasaan nilai-nilai dasar
tersebut. Selayaknya proses belajar yang baik, suatu konsep akan dapat
dikuasai secara penuh setelah diterapkan dalam proses keseharian.
Penerapan nilai-nilai inilah yang membutuhkan rangkaian proses
perencanaan yang dimulai dengan pendataaan tugas pokok (sasaran kerja
pegawai) di satuan/unit kerja, penetapan masalah dan pemecahan isu untuk
kemudian merujuk penerapan nilai-nilai dasar dalam kegiatan tersebut.
Proses ini dikenal dengan istilah aktualisasi. Maka dari itu sebagai ASN perlu
membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan
yang di laksanakan di instansi puskemas.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar
masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah
sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal
28 H ayat (1) “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan” dan pasal 34 ayat (3) “Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya
9
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya terpadu dan
berkesinambungan sehingga mencapai tujuan yang optimal.
10
sistem.Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmasbertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:a. memiliki
perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dankemampuan hidup
sehat;b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutuc. hidup dalam
lingkungan sehat; dand. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga,kelompok dan masyarakat.Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Puskesmas Lubuk Besar menyediakan pelayanan gawat darurat,rawat jalan,
dan rawat inap. Puskesmas mempunyai fungsi menyelenggarakan pelayanan
medis, pelayanan penunjang medis,pelayanan asuhan keperawatan,
pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan dan pengembangan dengan
melakukan kegiatan adminitrasi dan keuangan untuk terlaksananya visi misi
puskesmas.
11
Berdasarkan hasil konsultasi penulis dengan mentor dan coach, terdapat
beberapa masalah yang ada di UPTD Puskesmas Lubuk Besar, di antaranya
Belum optimalnya pelayanan kesehatan rawat jalan di puskesmas lubuk
Besar. Berdasarkan isu tersebut, maka saya selaku peserta latsar akan
mengambil peran dalam upaya mengoptimalisasi dengan mengambil judul:
Pelayanan kesehatan medis rawat jalan yang lebih berdaya guna di
puskesmas Lubuk Besar.
Kualitas pelayanan UPTD Puskesmas Lubuk Besar sebagai fasilitas
kesehatan tingkat pertama menentukan persepsi masyarakat terhadap
kepercayaan pada institusi pelayanan pemerintah. Dalam upaya mewujudkan
pelayanan yang prima sehingga mampu memberikan kepuasan kepada
masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas
Lubuk Besar. Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta
masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang
dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah
pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan : promotif,
preventif, kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan
jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan
sampai tutup usia.
Dalam hal ini puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau
sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat
pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta
pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan
Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk
12
selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan
kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang
telah diberikan kepada pasien atau pelanggan selama ini telah sesuai
dengan harapan atau belum. Namun yang terlihat pelayanan kesehatan yang
ada di Puskesmas Lubuk Besar masih terdapat keluhan dari masyarakat
berkaitan dengan kegiatan promosi kesehatan yang masih kurang, pelayanan
kesehatan yang masih belum optimal, kurangnya sarana dan prasarana
penunjang di puskesmas Lubuk Besar.
1.2 Tujuan
Tujuan dari aktualisasi ini yaitu:
1. Mampu mengidentifikasi nilai-nilai dasar ANEKA, peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI serta mengimplementasikannya.
2. Membentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) profesional yang karakternya
di bentuk oleh nilai – nilai dasar ANEKA.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan kepuasan
terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Lubuk Besar
13
kode pos 33686. Kabupaten Bangka Tengah sendiri memiliki Luas wilayah
+/- 2.279,11 Km2 atau 227.911,00 ha, yang secara administratif terbagi atas 6
(enam) kecamatan masing-masing ; Kecamatan Lubuk Besar, Namang,
Sungai Selan, Simpang Katis, Pangkalan Baru dan Lubuk Besar, serta terdiri
dari 57 Desa dan 7 Kelurahan. Kecamatan terluas adalah kecamatan Sungai
Selan dengan luas 791, 63 Km2 atau 34,73% dari luas wilayah Kabupaten
Bangka Tengah. Kabupaten Bangka Tengah terletak pada koordinat antara
105075’ BT-106080’ BT dan 20 20’ LS-2080’ LS, dengan ibukotanya Kota Koba
yang berjarak 58 Km dari Kota Pangkalpinang ibu kota Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Jumlah Penduduk Kabupaten Bangka Tengah sampai
dengan tahun 2014 berdasarkan data estimasi dari Badan Pusat Statistik
(BPS) adalah 182.123 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 51,83% dan
penduduk Perempuan 48,17%, dengan jumlah rumah tangga 42.176 RT atau
rata-rata 4,3 jiwa per rumah tangga.
Gambar 1
Peta Batas Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah
14
Jumlah Penduduk di Kecamatan Lubuk Besar pada tahun 2016 berjumlah
25.229 Jiwa terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebanyak 13.249 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 11.980 jiwa. Adapun batas wilayah
Kecamatan Lubuk Besar yaitu :
Sebelah Timur : Laut China Selatan
Sebelah Selatan : Kabupaten Bangka Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Koba
Sebelah Utara : Laut China Selatan
Puskesmas Lubuk Besar terletak di Ibu Kota Kecamatan Lubuk Besar
yang memiliki luas kurang lebih 55.303,22 ha dan terbagi menjadi 9
(sembilan) desa yang terdiri dari Desa Kulur, Kulur Ilir, Trubus, Perlang,
Lubuk Lingkuk, Lubuk Besar, Lubuk Pabrik, Batu Beriga dan Belimbing.
Sementara Luas wilayah dan jarak antara desa-desa yang menjadi cakupan
pelayanan ke Puskesmas Lubuk Besar adalah sebagai berikut :
Tabel 1
15
5. Perlang 145,14 15,5
16
1.3.2 Struktur Organisasi
Tabel 2
Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
dr. Eka Asni Sari PLT
Penata / III S1 Kepala
1 NIP. 198801162012122
D Kedokteran Puskesma
001
s
dr. Ramadini Ingriane Penata
S1 Dokter
2 NIP. Muda Tk I /
Kedokteran Umum
198705272019022006 III B
drg. Arini Oktavani Penata
S1
3 NIP. Muda Tk I / Dokter Gigi
Kedokteran
199310132019022004 III B
Riska Adelina, S.Kep Penata S1
Ka.Subag
4 NIP. 19860108 Muda Tk I / Keperawata
TU
2010012011 III b n
Kesi Vindiarum, S.Farm,
Penata
Apt
5 Muda Tk I S1 Apoteker Apoteker
NIP.
/ III b
199301152019022003
Novi Budiyani,A.Md.Keb Bidan
Penata Pelaksana
DIII
6 NIP. 19851102200903 Muda / Lanjutan /
Kebidanan
2001 III a Bidan
Mahir
17
Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
Elfrida Manalu, AMKep Penata DIII Perawat
7 NIP. 19850115 200804 2 Muda / Keperawata Ahli
001 III a n Pertama
Ledi Diana, AMKeb Bidan
Penata Pelaksana
DIII
8 NIP. 19810806 Muda Tk I Lanjutan /
Kebidanan
2010012006 / III B Bidan
Mahir
Lena, AMKL Penata Sanitarian
9 NIP. 19830217201001 Muda / DIII Kesling Pelaksana
2013 III a Lanjutan
Agusman Sijabat, AMAK Pranata
Penata
DIII Analis Lab
10 NIP. 19850801201001 Muda /
Kesehatan Pelaksana
1014 III a
Lanjutan
Betty Yulianti, AMKeb Bidan
Penata Pelaksana
DIII
11 NIP. 197807172010012 Muda / Lanjutan /
Kebidanan
002 III a Bidan
Mahir
Devy Apriyanti, AMKeb Bidan
Penata Pelaksana
DIII
12 NIP. 19860420 Muda / Lanjutan /
Kebidanan
2010012006 III a Bidan
Mahir
13 Bena Tania, A.Md. Kep Penata DIII Perawat
18
Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
Muda / Keperawata Pelaksana
NIP. 19881118 III a n lanjutan /
2010012002 Perawat
Mahir
Matrokim, SKM Penata
Penyuluh
14 NIP. Muda / S1 SKM
Kesehatan
198603252019021004 III a
Syahara, AMKeb Bidan
Pelaksana
Penata DIII
15 NIP. Lanjutan /
Muda / III A Kebidanan
197512172006042009 Bidan
Mahir
Ifitriyani, A.Md Pengatur DIII
16 NIP. TK I / II Keperawata Perawat
199204072019022007 c n
Ria Komala Dewi, A.M.G Pengatur
Nutrisionis
17 NIP. TK I / II DIII Gizi
Pelaksana
199011122019022004 c
Gitaliya, AMKep Pengatur DIII
Perawat
18 NIP. 198905102011012 TK I / II Keperawata
Pelaksana
004 d n
Winda Sari, AMG Penata
Nutrisionis
19 NIP. 199001272011012 Muda / III DIII Gizi
Pelaksana
001 A
Wita Khoirunisa, AM. Keb Pengatur DIII Bidan
20
NIP. TK I / II Kebidanan Pelaksana
19
Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
199307022019022007 d
Ratmi, AMKep Pengatur DIII
Bidan
21 NIP. 19880622 TK I / II Keperawata
Pelaksana
2011012001 d n
Asmira, A. Md. Kep Pengatur DIII
Perawat
22 NIP. 199009242012122 TK I / II Keperawata
Pelaksana
002 d n
Dessi Indari, A. Md. Kep Pengatur DIII
Perawat
23 NIP. 199012112012122 TK I / II Keperawata
Pelaksana
001 d n
Sari Marlina, AMK Perawat
DIII
Pengatur / II Pelaksana/
24 NIP. Keperawata
c Perawat
199009142014022002 n
Terampil
Mardiah Oktasari, AMKG DIII Perawat
Pengatur / II
25 NIP. Keperawata Gigi
c
199110232014022002 n Gigi terampil
Agus Triano, A.M.Kep Perawat
DIII
Pengatur / II Pelaksana/
26 NIP. Keperawata
c Perawat
199008292014021001 n
Terampil
Budi Haryono Pengatur Perawat
27 NIP. 198203152008041 Muda TK.I/ SPRG Gigi
003 II b Pelaksana
Noviyanti Pengatur Perawat
28 SPK
NIP. 198611062011012 Muda TK.I/ Pustu
20
Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
004 II b
S1
Dokter
29 dr. M.Faisal Kedokteran
Umum
Umum
DIII Bidan
30 Sari Sulintia, AM.Keb
Kebidanan Desa
DIII Bidan
31 Badimah, AM.Keb
Kebidanan Desa
32 Yunita Sari, SKM S1 SKM Penyuluh
34 Meta, SKM S1 SKM Kesling
DIII Bidan
35 Siti Baroyani, AM.Keb
Kebidanan Desa
DIII Bidan
36 Eli Kasari, AM.Keb
Kebidanan Desa
DIII
37 Nurjanah, AM.Keb Bidan PKM
Kebidanan
38 Sudomo SMA Pekarya
39 Yulianda SMA Pekarya
40 Dika SMA Pekarya
41 Zobario SMP Sopir
21
Tabel 3
PENANGGUNG JAWAB
MUTU
(Drg. Arini Oktavani)
22
“Menjadikan Puskesmas Lubuk Besar sebagai Pusat Pelayanan
Kesehatan Yang Bermutu Dengan Tenaga Professional Dan Dapat
Dijangkau Oleh Seluruh Lapisan Masyarakat”
1.4.2 Misi Organisasi
1.4.3 Motto
Bersih
Ramah
Nyaman
Indah
1.4.4 Tata Nilai
Tata nilai Puskesmas Lubuk Besar: Berani
23
1. BErsih seluruh pegawai Puskesmas Lubuk Besar dalam
melaksanakan tugas selalu menjaga kebersihan dan bersih dari
tindakan yang merugikan negara.
2. RAmah seluruh pegawai Puskesmas Lubuk Besar dalam
melaksanakan tugas bersikap baik hati dan menarik budi
bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya dalam memberi
pelayanan kepada pasien.
3. Nyaman menciptakan lingkungan kerja yang baik dan memberikan
rasa nyaman kepada setiap orang
4. Indah seluruh pegawai Lubuk Besar diharapkan bisa menjaga
keindahan Puskesmas dalam penataan ruangan
24
BAB II
A. Landasan Teori
A. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
25
konstitusional ); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (
peran belajar ).Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu :
akuntabilitas vertikal ( pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih
tinggi ) dan akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada
masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor
publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas
proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.
26
5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
B. Nasionalisme
27
sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :
28
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia Semangat kebangsaan adalah
mengakui manusia dalam keragaman dan terbagi dalam
golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam
jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat,
yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk
hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata.Selain
kehendak hidup bersama,keberasaan bangsa Indonesia juga
didukung oleh semangat gotong royong. Dengan kegotong
royongan itulah, Indonesia harus mampu melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan membela atau
mendiamkan suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari
teritorial Indonesia. Tujuan nasionalisme yang mau didasari
dari semangat gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke
dalam berarti kemajemukan dan keanekaragaman budaya,
suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak
boleh dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman
yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi
secara positif sebagai limpahan karunia yang bisa saling
memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan melalui
proses penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan
kemanusiaan universal, dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat manusia.
4) Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi
pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi
ajang memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada di
masyarakat. Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa
29
menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan landasan
kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa
mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua
pihak.
Abraham Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai
“pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ada
tiga prasyarat dalam pemerintahan yang demokratis, yaitu : (1)
kekuasaan pemerintah berasal dari rakyat yang diperintah; (2)
kekuasaan itu harus dibatasi; dan (3) pemerintah harus
berdaulat, artinya harus cukup kuat untuk dapat menjalankan
pemerintahan secara efektif dan efisien.
Secara garis besar, terdapat dua model demokrasi, yaitu :
majoritarian democracy (demokrasi yang lebih mengutamakan
suara mayoritas) dan consensus democracy ( demokrasi yang
mengutamakan konsensus atau musyawarah). Oleh karena itu,
pilihan demokrasi konsensus berupa demokrasi
permusyawaratan merupakan pilihan yang bisa membawa
kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.
30
fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang
diperlukan; dan (d) dukungan atas partisipasi bermakna atas
pengambilan keputusan bagi semua orang.
C. ETIKA PUBLIK
31
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
32
6) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
D. KOMITMEN MUTU
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.Komitmen
mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
33
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat
indikator dari nilai-nilai de3w42qw2asar komitmen mutu yang
harus diperhatikan yaitu :
1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.
3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
34
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi. Ada lima dimensi karakteristik
yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas
pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010:11), yaitu :
35
e) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian
dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
E. ANTI KORUPSI
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.Kerusakan
tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Ada 9 (sembilan) indikator
dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :
1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa
adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.
2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa
sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya
di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu,
menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi
dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya
36
diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.
3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak
akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
5) Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya
37
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.
6) Kerja Keras
7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya
adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.
8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan
38
perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau
ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untukmendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.
39
harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN :
a. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional.Sedangkan P3K adalah warga negara Indonesia yang
memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu
untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian,
pikiran dan tenaga pada tugasyang dibebankan kepadanya.
Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN.
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu
pejabat karir tertinggi. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah
dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan
kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat penting,
mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah,
40
sering terjadinya isu putra daerah yang hampir ASN berfungsi,
bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan public
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta
harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik
b. Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI.ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN
41
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.Dalam UU
ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan.
3. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi
maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut
atau layak diterima. Agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik , dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejateraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak
ASN dan P3K yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
1. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2. cuti;
4. perlindungan; dan
5. pengembangan kompetensi.
42
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap pegawai
ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan perlindungan
berupa:
1. Jaminan kesehatan;
2. Jaminan kecelakaan kerja;
3. Jaminan kematian;
4. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang
bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang
sepatutnya diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN wajib:
43
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN
sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN.Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
perilaku agar pegawai ASN.
1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
7. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
10. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
44
11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN; dan
12. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.
45
Gambar 3.1.
46
kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada
sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah
koordinasi.Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka
koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.
4. Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga,tanpa perlu mebentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi.
47
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG
tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala
serius ketika pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya
merger atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan
SDM dengan kualifikasi yang berbeda
2. Nilai dan budaya organisasi
3. Kepemimpinan
48
2. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagkerjaan, perhubungan dan lain-
lain.
3. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan,
jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-
lain.
4. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman
dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik
yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat dibedakan
dalam lima macam pola pelayanan sebagai berikut:
1. Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola pelayanan
publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya. Pelayanan
merupakan pelayanan sektoral, yang bisa jadi sifatnya hanya
relevan dengan sektor itu, atau menyangkut pelayanan di sektor
lain. WoG dapat dilakukan manakala pola pelayanan publik ini
mempunyai karakter yang sama atau memiliki keterkaitan antar
satu sektor dengan yang lainnya.
49
pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya
yang bersangkutan. Ini adalah salah satu bentuk kelembagaan
WoG yang lebih utuh, dimana pelayanan publik disatukan dalam
satu unit pelayanan saja, dan rantai izin sudah dipangkas menjadi
satu saja.
2. Integrasi
50
3. Singkronisasi
4. Simplifikasi
C. Pelayanan Publik
1. Konsep Pelayanan Publik
51
3. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan
kerja satuan organisasi Kementrian, Departemen,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan
instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun Daerah
termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.
52
4. Surat disampaikan ke pengarah surat.
53
orang banyak, misalnya beras atau bahan kebutuhan pokok
masyarakat lainnya, maka pemerintah tidak akan membiarkan
berlakunya pasar secara murni. Dengan kata lain apabila pasar
mengalami kegagalan dan demi kesejahteraan, maka perlu
intervensi pemerintah
2. Jenis barang yang kedua disebut tool goods, yakni barang yang
digunakan atau dikonsumsi bersama-sama dengan persyaratan
apabila menggunakannya harus membayar atau ada biaya
penggunaan, apabila pengguna atau konsumen tidak
membayar maka tidak dapat menggunakannya. Penyediaannya
bisa menggunakan hukum pasar dimana produsen akan
menyediakan permintaan/kebutuhan barang tersebut. Barang
seperti ini hampir sama seperti barang privat, penyediaan
barang ini di beberapa negara disediakan oleh negara dan
seringkali menggunakan ukuran pemakaiannya atau dapat
dikatakan barang privat tetapi dikonsumsi bersama-sama;
3. Jenis barang ketiga disebut collective goods, yaitu barang yang
digunakan secara bersama-sama atau kolektif dan
penyediaannya tidak dapat dilakukan dengan melalui
mekanisme pasar, karena barang ini digunakan secara terus
menerus dan secara bersama- sama serta sulit diukur berapa
besar penggunaan barang ini untuk setiap individu. Dalam
penggunaan barang ini apabila diukur dari sisi ekonomi akan
muncul pembonceng gratis (free rider) dimana mereka ikut
menggunakan atau menikmati barang tersebut tanpa membayar
dan tanpa kontribusi secara fair. Penyediaan barang ini tidak
ada yang mau menyediakan atau memproduksinya secara
sukarela. Oleh karenanya penyediaan barang ini dilakuan
54
dengan kontribusi secara kolektif yaitu dengan menggunakan
pajak.
4. Jenis barang yang keempat adalah common pool goods, jenis
barang ini memiliki karakteristik dimana yang menggunakan
barang ini tidak ada yang mau membayar, biasanya
digunakan/dikonsumsi secara bersama-sama dan kepemilikan
barangini oleh umum, tidak ada orang yang mau menyediakan
barang ini. Untuk itu pemerintah melakukan pengaturan
terhadap barang ini
a. Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah "Excellent
Service" yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat
baik dan atau pelayanan yang terbaik.Disebut sangat baik atau
terbaik, karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku
atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Apabila
instansi pelayanan belum memiliki standar pelayanan, maka
pelayanan disebut sangat baik atau terbaik atau akan menjadi
prima, manakala dapat atau mampu memuaskan pihak yang
dilayani (pelanggan). Jadi pelayanan prima dalam hal ini sesuai
dengan harapan pelanggan.Tentunya agar keprimaan suatu
pelayanan dapat terukur, bagi instansi pemberi pelayanan yang
55
belum memiliki standar pelayanan, maka perlu membuat
standar pelayanan prima sesuai dengan tugas dan fungsinya.
56
kalau kita berurusan dengan pelayanan pemerintah, mungkin
akan ada penawaran dari aparatur pelayannya, "mau lewat jalan
tol atau biasa?".Untuk itu pelayanan prima sektor publik yang
dilakukan oleh pemerintah selain memenuhi kebutuhan hajat
hidup masyarakatnya, sudah barang tentu adalah untuk
memberdayakan bukan memperdayakan.
57
mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai
berikut:
1. Kesederhanaan.
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami
dan mudah dilaksanakan.
2. Kejelasan.
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
b. Unitkerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik;
3. Kepastian Waktu.
Pelaksanaan pelayanan Publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.
4. Akurasi
Produk pelayanan Publik diterima dengan benar, tepat dan
sah.
5. Keamanan
Proses dan produk pelayanan Publik memberikan rasa aman
dan kepastian hukum.
6. Tanggung Jawab
58
penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik.
8. Kemudahan Akses.
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,
mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat me manfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika.
10. Kenyamanan.
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman,bersih, rapi, lingkungan yang indah dan
sehat serta dilengkapi denganfasilitas pendukung pelayanan,
seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.
59
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
Tugas pokok :
60
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis bersama Mentor,
maka disepakati, isu yang akan diangkat adalah “Belum optimalnya
pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas Lubuk Besar”. Jika
isu tersebut tidak bisa segera dipecahkan maka akan mengakibatkan
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan
dan menyebabkan turunnya derajat kesehatan masyarakat. Dari
identifikasi isu yang dikemukakan di atas, maka penulis akan
menentukan isu yang akan diangkat dengan menggunakan teknik
Urgency, Seriousness, Growth (USG) yang mana pengertian USG
adalah sebagai berikut:
URGENCY: Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti
SERIOUSNSS: Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
GROWTH: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagai mana mestinya.
Tabel 1
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang prngaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya
61
Tabel 2.
62
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan alat analisis USG di atas dapat
dilihat bagaimana kualitas Isu yang ada. Isu yang mendapatkan prioritas
tertinggi adalah isu final (core issue) yang perlu diangkat yaitu: Belum
optimalnya pelayanan medis rawat jalan di Puskesmas Lubuk
Besar”dan menjadi isu yang perlu dicarikan pemecahan masalah. Jika isu
tersebut tidak bisa segera dipecahkan maka akan mengakibatkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Mengucapkan salam
b. Membuat rancangan kegiatan selama habituasi
c. Melakukan konsultasi kepada Kepala Puskesmas.
d. Mencatat hasil konsultasi
63
2. Pelayanan anamnesis kepada pasien yang berobat di poli rawat
jalan UPTD Lubuk Besar. Tahapan kegiatan sebagai berikut :
64
c. Memberikan emoticon kepuasan pelayanan kesehatan kepada
pasien yang berobat
d. Membuka kotak emoticon kepuasan pelayan kesehatan
65
Komitmen Mutu
Dalam berkonsultasi Saya akan mengoptimalkan waktu
seefektif dan seefisien mungkin.
4. Mencatat hasil konsultasi
Akuntabilitas
Dalam mencatat hasil konsultasi saya akan bersikap
keterbukaan atau transparansi
2. Kegiatan 2 : pelayanan anamnesis kepada pasien yang
berobat di poli rawat jalan Puskesmas Lubuk Besar
1. Melakukan senyum, salam, sapa kepada pasien
Komitmen Mutu
Dalam peningkatan kualitas dan mutu anamnesis kepada
pasien saya akan melakukan anamnesis dengan menerapkan
cara pelayanan senyum, sapa salam kepada setiap pasien
yang datang berobat.
2. Menggali identitas pasien secara lengkap
Akuntabilitas
Dalam peningkatan pelayanan anamnesis kepada pasien, saya
akan menggali informasi penyakit pasien secara jelas,
transparan, dan menanamkan rasa kepercayaan kepada
pasien agar pasien memberikan informasi mengenai segala
keluhan penyakitnya
Nasionalisme
Dalam peningkatan kualitas dan mutu anamnesis kepada
pasien saya akan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar
3. Menanyakan keluhan utama, onset, keluhan penyerta, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga secara runtut
dan sistematis
66
Komitmen Mutu
Dalam menanyakan keluhan utama, onset, penyakit dahulu
secara runut, Saya akan mengoptimalkan waktu seefektif
mungkin untuk mendapatkan informasi tenttang keluhan
penyakit pasien.
Nasionalisme
67
Etika Publik
Anti Korupsi
68
Dalam melakukan kegiatan KIE terhadap pasien saya tidak
akan membeda-bedakan pasien ketika akan memberikan
leaflet.
Etika publik
Dalam melakukan KIE terhadap pasien saya akan melakukan
komunikasi dengan sopan dan santun
Anti korupsi
Dalam melakukan KIE saya akan bersifat jujur dan benar dalam
memberikan informasi.
69
Nasionalisme
Dalam memberikan emoticon kepuasan pelayanan kesehatan
saya tidak akan membeda-bedakan pasien berdasarkan suku
ataupun warna kulit.
4. Membuka kotak emoticon kepuasan pelayanan kesehatan
Komitmen Mutu
Dalam membuka kotak emoticon tersebut saya akan
melakukan rekapitulasi sebagai umpan balik dari pelayanan
yang telah diberikan
Akuntabilitas
Dalam membuka kotak emoticon kepuasan pelayanan
kesehatan saya akan melakukannya dengan keterbukaan dan
transparansi.
70
TABEL JADWAL KEGIATAN
71
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI
Dari isu yang terpilih core issu yaitu Belum optimalnya pelayanan
medis rawat jalan di Puskesmas Lubuk Besar, maka penulis/saya
berupaya untuk mengoptimalkan kegiatan untuk dapat memecahkan
masalah tersebut karena kalau masalah/isu tersebut belum dapat
diselesaikan maka akan berpengaruh terhadap pencapaian visi, misi
dan penguatan nilai organisasi yang telah ditetapkan. Sebagaimana
disebutkan di atas jika core isu itu tidak bisa dicarikan pemecahannya
maka mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
a. Ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang rtelah
diberikan
b. Turunnya derajat kesehatan masyarakat.
Pemecahan gagasan menyelesaikan core isu tersebut yaitu
dengan melaksanakan kegiatan melalui tahapan-tahapannya dengan
pengaktualisaikan nilai-nilai dasar PNS dan juga mengaktualisasikan
nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Hasil pelaksanaan
kegiatan dan tahapan-tahapannya bermanfaat bidang tugas penulis
lebih luas yaitu manfaat yang dirasakan oleh pihak-pihak pemangku
kepentingan/stakeholder.
72
Juli Agustus
No Kegiatan Minggu ke Minggu ke
III IV I II
1 Konsultasi kepada mentor
2 Pelayanan anamnesis yang
sistematis kepada pasien
3 Pemeriksaan fisik terhadap
pasien yang berobat
4 Melakukan KIE
5 Evaluasi kepuasan
pelayanan kesehatan
73
Kegiatan 1 : KONSULTASI DENGAN KEPALA PUSKESMAS
Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 1 hari pada tanggal 24 Juli
2019 di UPTD Puskesmas Lubuk Besar. Kegiatan tersebut telah saya
aktualisasikan sesuai dengan tahapan – tahapan yang telah saya
rancang/rencanakan sebelumnya dan setiap tahapan kegiatan yang saya
lakukan telah mengaktulisasikan nilai – nilai dasar PNS yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Kominten Mutu dan Anti Korupsi)
dan juga nilai – nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI (Manajemen
ASN, WoG dan Pelayanan Publik).
Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan sebagai berikut :
1. Mengucapkan Salam
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari kamis tanggal 24 Juli 2019
bertempat di Ruang Poli Umum UPTD Puskesmas Lubuk Besar. Nilai –
nilai dasar PNS dan peranan dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 1 kegiatan 1 ini yaitu etika public dengan
menerapkan nilai sopan santun pada saat pelaksanaan tahapan kegiatan
telah saya lakukan dengan mengucapkan salam ketika akan masuk
kedalam ruangan dimana Kepala Puskesmas berada dengan sopan dan
ramah.
Dokumentasi tahapan 1 kegiatan 1 adalah sebagai berikut:
74
2. Membuat Rancangan kegiatan selama habituasi
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari kamis tanggal 24 Juli 2019
bertempat di Ruang Poli Lanjut Usia UPTD Puskesmas Lubuk Besar. Nilai
– nilai dasar PNS dan peranan dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 2 kegiatan 1 ini yaitu akuntabilitas dengan
menerapkan nilai tanggung jawab dimana saya membuat rancangan
aktualisasi ini dengan penuh tanggung jawab atas semua kegiatan yang
telah saya kerjakan sehingga dapat diharapkan berkontribusi mendukung
tercapainya misi puskesmas yaitu mengembangkan sarana dan
prasarana sesuai dengan standar pelayanan kesehatan untuk
memenuhikebutuhan pelanggan kesehatan.
Dokumentasi tahapan 2 kegiatan 1 adalah sebagai berikut:
75
kepala puskesmas saya akan menerapkan nilai sopan santun pada saat
pelaksanaan tahapan kegiatan meminta izin dengan kepala puskesmas
telah saya lakukan dengan cara berbicara yang sopan, ramah, dengan
menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar sehingga
komunikasi berjalan dengan baik dan lancer komitmen Mutu Dalam
berkonsultasi saya mengoptimalkan waktu seefektif dan seefisien
mungkin agar kegiatan ini tidak melebihi batas waktu perencanaan dan
segera melanjutkan tahapan kegiatan selanjutnya
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan 3 kegiatan 1 ini adalah
mendapatkan izin sekaligus arahan atas pelaksanaan kegiatan.
Dokumentasi tahapan 3 kegiatan 1 adalah sebagai berikut:
76
Foto Konsultasi dengan mentor
4. Mencatat hasil konsultasi
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari sabtu tanggal 27 Juni 2019
di poli lanut usia (LANSIA). Adapun dalam melakukan kegiatan ini saya
akan mengembangkan nilai aneka akuntabilitas dimana dalam mencatat
hasil konsultasi dengan Kepala Puskesmas saya akan bersikap
keterbukaan dan transparansi tentang hasil yang telah dkonsultasikan
serta akan bertanggung jawab menyelesaikan kegiatan yang telah saya
rencanakan.
77
Manfaat kegiatan
78
Foto kegiatan melakukan 3S pada pasien (b)
79
Foto kegiatan saat menggali identitas pasien secara lengkap (a)
80
saya berupaya untuk mengoptimalkan waktu seefektif mungkin dalam
mendapatkan informasi tentang penyakit yang dikeluhkan pasien, etika
public ketika melakukan anamnesis saya akan bersikap sopan, dan
santun terhadap pasien dan menghargai pasien ketiak berbicara dalam
mengeluarkan informasi tentang penyakit yang dikeluhkannya.
.
Foto kegitan menanyakan keluhan utama pada pasien (a)
81
Kontribusi terhadap visi dan misi puskesmas
Adapun kontribusi kegiatan ini dengan 3 tahapan yang sudah dipaparkan
diatas terhadap visi dan misi organisasi dengan melakukan pelayanan
anamnesis kepada pasien yang berobat di poli rawat jalan Puskesmas Lubuk
Besar konsultasi dengan Kepala puskesmas sehingga dapat berkontribusi
dengan misi puskesmas Lubuk Besar yaitu memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
Manfaat
Jika nilai-nilai dasar ANEKA yang ada diaktualisasikan pada kegiatan ini
maka akan menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang optimal sehingga dapat
meningkatan kualitas dan mutu anamnesis kepada pasien yang berobat di
poli rawat jalan Puskesmas Lubuk Besar
82
Foto kegiatan mendiskusikan tentang standar pemeriksaan fisik
2. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan fisik
Ketika melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien terlebih dahulu saya
akan mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan fisik. Dalam melakukan kegiatan ini saya telah menerapkan
nilai ANEKA yaitu akuntabilitas dimana dalam mempersiapkannya saya
akan bertanggung jawab secara penuh serta nilai komitmen mutu
menggunakan alat-alat tersebut seefektif dan seefisien mungkin
83
3. Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dari kepala hingga
ujung kaki
Dalam melakukan kegiatan ini saya telah menerapkan nilai-nilai ANEKA
seperti nasionalisme karena dalam melakukan kegitan tersebut saya
tidak membeda-bedakan suku, rasa atau pun warna kulit terhadap pasien
semuanya saya perlakukan sama, etika public sebelum saya melakukan
pemeriksaan fifik ini terlebih dahulu saya meminta izin kepada pasien
agar tidak ada kesalah pahaman dan tercipta komunikasi secara baik
dalam melakukan kegiatan ini, anti korupsi ketika saya melakukan
kegiatan ini tidak ada meminta bayaran tambahan kepada pasien karena
ini sudah termasuk dalam sistematis pengobatan pasien.
84
Foto kegiatan pemeriksaan fisik pada pasien (b)
85
Rekam medis informasi pemeriksaan fisik pasien yang berisi informasi
medis pasien yang lengkap (d)
Manfaat
86
Jika nilai-nilai dasar ANEKA yang ada diaktualisasikan pada kegiatan ini
maka akan menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang optimal sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan pemeriksaan fisik kepada pasien
yang berobat di poli rawat jalan Puskesmas Lubuk Besar
87
jawab dengan apa yang telah saya kerjakan dan sesuai dengan penyakit
yang sering dikeluhkan oleh masyarakat ketika berobat ke Puskesmas
Lubuk Besar, anti korupsi ketika mencetak leaflet ini saya tidak meminta
biaya tambahan kepada masyarakat.
Mencetak Leaflet
3. Melakukan KIE kepada pasien yang berobat di Poli Rawat Jalan
Ketika saya melakukan komunikasi, edukasi, informasi kepada pasien
saya telah menerapkan nilai dasar ANEKA nasionalisme dimana sya
tidak membedakan pasien ketika memberikan KIE dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik sehingga pasien dapat mengerti maksud
yang saya bicarakan, etika publik saya melakukannya dengan sopan
dan santun ketika memberikan penjelasan terhadap pasien, anti korupsi
dalam memberikan KIE kepada pasien saya tidak meminta bayaran
tambahan kepada pasien.
88
Foto saat melaukan KIE dengan pasien
Manfaat
Jika nilai-nilai dasar ANEKA yang ada diaktualisasikan pada kegiatan ini
maka dapat menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang optimal sehingga
89
dapat memberikan informasi kesehatan, sehingga akhirnya dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Lubuk Besar dan
meningkatkan pengetahuan kesehatan untuk pasien yang berobat di
Puskesmas Lubuk Besar
90
2.Merancang, membuat dan mencetak emoticon kepuasan pelayanan
kesehatan
Dalam melakukan kegiatan ini nilai-nilai ANEKA yang telah ssaya terapkan
adalah nasionalisme dimana ketika saya memberikan emoticon tersebut
saya tidak membeda-bedakan pasien berdasarkan suku,ras maupun
warna kulit, etika publik saya meminta pasien untuk mengisi kotak
91
kepuasan dengan mengutamakan sikap yang sopan serta tutur kata yang
baik
92
Foto membuka kotak emoticon kepuasan pelayanan kesehatan (a)
(b)
93
Kontribusi Visi dan Misi
Manfaat
Jika nilai-nilai dasar ANEKA yang ada diaktualisasikan pada kegiatan ini
maka akan menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang optimal sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan Puskesmas Lubuk Besar dan bisa
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat yang
datang berobat ke Puskesmas.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan aktualisasi yang dilakukan dari tanggal 17 Juli
2019 sampai dengan 22 Agustus 2019 oleh peserta Pelatihan Dasar CPNS
(Calon Pegawai Negeri Sipil) Kabupaten Bangka Tengah di Puskesmas Lubuk
Besar Kabupaten Bangka Tengah dapat disimpulkan :
1. Seluruh kegiatan pada laporan aktualisasi yang telah dibuat dapat
dilaksanakan.
2. Dengan kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan nilai yang
positif terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar yang
membutuhkan.
3. Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di Puskesmas Lubuk Besar
Kabupaten Bangka Tengah telah memenuhi nilai-nilai dasar profesi ASN
yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi) serta dapat disinkronkan dengan nilai-nilai dasar NKRI
yang meliputi : Manajemen ASN, Whole Of Government dan Pelayanan
Publik.
4. Penerapan ANEKA dan nilai-nilai dasar NKRI dapat membentuk ASN yang
profesional khususnya sebagai pelayanan prima sebagai bentuk Pelayanan
Kesehatan Rawat Jalan yang Lebih Berdaya Guna di PuskesmasLubuk Besar
Kabupaten Bangka Tengah Penerapan ANEKA dan nilai-nilai dasar NKRI
selama aktualisasi turut mendorong terwujudnya Visi dan Misi Organisasi.
B. Saran
1. Diharapkan kegiatan ini tidak hanya sebatas laporan aktualisasi, tetapi dapat
berlanjut dikemudian hari.
95
2. Diharapkan penerapan prinsip nilai-nilai ASN ini, bukan hanya sekedar
melepas tugas tanggung jawab dalam kegiatan Pelatihan Dasar CPNS saja,
tetapi perlu adanya komitmen bagi semua pihak untuk terus menerapkan
prinsip-prinsip ASN ini.
3. Penerapan nilai-nilai ASN bukan hanya ditujukan untuk pegawai ASN yang
baru saja, tapi juga dapat diterapakan kepeda pegawai ASN yang telah
mengabdi cukup lama dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
untuk Puskesmas Lubuk Besar Kabupaten Banka Tengah.
4. Harus terus dilakukan inovasi dalam menggembangan prinsip-prinsip nilai
dasar ASN dengan tujuan mampu menciptakan sumber daya manusia yang
bukan hanya memberikan pelayanan kepada pasien tetapi juga mampu
mewujudkan visi dan misi Puskesmas Lubuk Besar Kabupaten Bangka
Tengah.
96
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
97
Formulir Kerja
Unit kerja : Puskesmas Lubuk Besar
Identifikasi Isu :
1. Belum Optimalnya Pelayanan Medis rawat
jalan di Puskesmas Lubuk Besar
2. Kurangnya minat ibu untuk melakukan
penimbangan berat badan bayi di desa Lubuk
Lingkuk
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas di
desa Lubuk Besar
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai sistem rujukan dari puskesmas ke
rumah sakit
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelayanan medis rawat
jalan di Puskesmas Lubuk Besar
Gagasan Pemecahan Isu : Pelayanan medis rawat jalan yang lebih
berdaya guna di Puskesmas Lubuk Besar
Dampak : Apabila pelayanan yang diberikan tidak memiliki
daya guna maka akan menyebabkan
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan dan menyebabkan
turunnya derajat kesehatan masyarakat
KONTRIBUSI TERHADAP
OUTPUT / KETERKAITAN PENG
TAHAPAN VISI&MISI/
KEGIATAN HASIL DENGAN NILAI-NILAI N
KEGIATAN TUPOKSI
KEGIATAN DASAR ORGA
ORGANISASI
(2) (3) (4) (5) (6)
Pelaksanaan a. a. M a. Dalam D Dengan Pelaksanaan
konsultasi kepada mengucapkan dokumentasi foto mengucapkan konsultasi kepada kepala
kepala puskesmas salam b. salam ketika
L akan puskesmas tentang
tentang rencana b. lembar konsultasi
e menghadap rencana habituasi
habituasi membuat kepala sehingga diharapkan
rancangan puskesmas saya dapat berkontribusi
kegiatan akan mendukung tercapainya
selama melakukannya misi puskesmas yaitu
habituasi dengan sopan Mengembangkan sarana
c.Mmelakukan dan santun (etika dan prasarana sesuai
konsultasi publik) dengan standar pelayanan
kepada kepala kesehatan untuk
puskesmas b. Dalam membuat memenuhi kebutuhan
d. M rancangan pelanggan kesehatan
98
mencatat hasil habituasi saya
konsultasi akan berusaha
dengan baik dan
akan
mempertanggung
jawabkan apa
yang saya buat
(akuntabilitas)
c. Dalam melakukan
konsultasi dengan
kepala
puskesmas saya
akan
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
(nasionalisme)
Dalam melakukan
konsultasi dengan
kepala
puskesmas saya
akan bersikap
sopan dan santun
dalam
menyampaikan
maksud dengan
baik dan
menghargai saran
dari Kepala
Puskesmas.
(etika publik)
Dalam
berkonsultasi
saya akan
mengoptimalkan
waktu seefektif
dan seefisien
mungkin
(komitmen mutu)
d. Dalam mencatat
hasil konsultasi
saya akan
bersikap
99
keterbukaan dan
transparansi
(akuntabilitas)
Pelayanan a. Melakukan a. Foto a. Dalam Dengan Pelayanan
anamnesis secara senyum, dokumentasi meningkatkan anamnesis secara
sistematis kepada salam, sapa, Rekam Medis kualitas sistematis kepada pasien
pasien yang pada pasien b. Foto kegiatan anamnesis sehingga diharapkan
berobat di poli b. Menggali anamesis kepada pasien dapat berkontribusi
rawat jalan identitas saya melakukan mendukung tercapainya
Puskesmas Lubuk pasien secara dengan cara misi Puskesmas Lubuk
Besar lengkap senyum salam Besar yaitu memberikan
c. Menanyakan sapa dengan pelayanan kesehatan
keluhan pasien yang sesuai dengan standar
utama, onset, dating berobat yang sudah ditetapkan
keluhan (komitmen mutu)
penyerta,
riwayat b. Dalam
penyakit meningkatkan
dahulu, mutu anamnesis
riwayat saya akan
penyakit menggali
dalam informasi secara
keluarga jelas dan
secara runtut transparan serta
dan sistematis menanamkan
rassa
kepercayaan
kepada pasien
agar mendapat
informasi yang
lebih jelas
(akuntabilitas)
Dalam menggali
identitas pasien
dengan lengkap
saya akan
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
(nasionalisme)
Dalam
peningkatan
pelayanan
anamnesis
kepada pasien,
100
saya akan
menggali
informasi penyakit
pasien secara
jelas, transparan,
dan menanamkan
rasa kepercayaan
kepada pasien
agar pasien
memberikan
informasi
mengenai segala
keluhan
penyakitnya
(akuntabilitas)
c. Dalam
menanyakan
keluhan utama,
onset, penyakit
terdahulu secara
runnut, saya akan
akan
mengoptimalkan
waktu seefektif
mungkin untuk
mendapatkan
informasi keluhan
pasien
(komitmen mutu)
Dalam
menanyakan
keluhan pasien
saya akan
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
(nasionalisme)
Pelayanan a. Berdiskusi a. Foto a. Dengan Dengan pelayanan
pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan melakukan pemeriksaan fisik kepada
kepada pasien atasan fisik diskusi dengan pasien sehingga dapat
yang berobat di penerapan b. Foto data Rekam Kepala berkontribusi mendukung
poli rawat jalan standar Medis Puskesmas tercapainya misi kedua
UPTD Puskesmas pemeriksaan tentang standar Puskesmas Lubuk Besar,
Lubuk Besar fisik kepada penerapan yaitu memberikan
101
pasien standar pelayanan kesehatan
b. Menyiapakan pemeriksaan fisik sesuai dengan standar
alat - alat saya akan yang sudah ditetapkan.
kesehatan bersikap sopan
dalam dan santun serta
pemeriksaan menghargai
fisik pendapat dari
c. Melakukan Kepala
pemeriksaan puskesmas (etika
fisik secara publik)
sistematis Dalam melakukan
dari kepala diskusi saya akan
hingga kaki menggunakan
kepada baha Indonesia
pasien yang baik dan
benar
(nasionalisme)
b. Dalam
menyiapkan alat-
alat untuk
pemeriksaan fisik
saya akan
bertanggung
jawab atas alat
tersebut dan
menggunakannya
dengan sebaik
mungkin
(akuntabilitas)
c. Dalam melakukan
pemeriksaan fisik
dari mulai kepala
hingga kaki saya
akan meminta izin
terlebih dahulu
kepada pasien
(etika publik)
Dalam melakukan
pemeriksaan fisik
mulai dari kepala
hingga kaki saya
tidak akan
meminta bayaran
tambahan kepada
102
pasien (anti
korupsi)
Dalam melakukan
pemeriksaan fisik
kepada pasien
saya tidak akan
membeda-
bedakan suku
atau ras
(nasionalisme)
Melakukan KIE a. Membuat a. Dokumen tasi a. Dalam membuat Dengan Pelaksanaan .
(Komunikasi, draft leaflet (foto) draft leaflet saya Komunikasi, Informasi
Informasi dan sebagai b. Print out leaflet akan Dan Edukasi (KIE)
Edukasi) pada media KIE penyakit membuatnya kepada pasien sehingga
pasien di poi rawat (Komunikasi secara terbuka diharapkan dapat
jalan melalui leaflet Informasi dan dan transparansi berkontribusi mendukung
Edukasi) sesuai dengan tercapainya visi
b. Mencetak banyak penyakit puskesmas yaitu
draft leaflet yang dikeluhkan Menjadikan Puskesmas
menjadi pasien Lubuk Besar sebagai
leaflet. (akuntabilitas) Pusat Pelayanan
c. Melakukan Dalam membuar Kesehatan Yang Bermutu
KIE draft leaflet saya Dengan Tenaga
(komunikasi, akan Professional Dan Dapat
informasi dan melakukannya Dijangkau Oleh Seluruh
edukasi) dengan efektif Lapisan Masyarakat
kepada dan seefisien kegiatan ini juga ini juga
pasien-pasien mungkin menunjang misi
di poli rawat (komitmen mutu) puskesmas yang ke -4,
jalan melalui yaitu : Mengembangkan
leaflet b. Dalam mencetak sarana dan prasarana
draft leaflet ini sesuai dengan standar
saya akan pelayanan kesehatan
bertanggung untuk memenuhi
jawab dengan kebutuhan pelanggan
apa yang telah kesehatan.
saya
kerjakan.(akunta
bulitas).
c. Dalam melakukan
KIE dengan
pasien yang
berobat saya
tidak akan
103
membedakan
pasien
berdasarkan suku
atau warna kulit
(nasionalisme)
Dengan
melakukan KIE
dengan pasien
saya akan
berkomunikasi
dengan sopan
dan santun (etika
publik)
Dalam melakukan
KIE saya akan
bersifat jujur dan
benar dalam
menyampaikan
informasi (anti
korupsi)
104
pelayanan
kesehatan c. Dalam memberikan
lembaran emoticon
kepuasan
pelayanan
kesehatan saya
tidak akan
membedakan
pasien
berdasarkan suku
atau pun warna
kulit
(nasionalisme)
Dalam meminta
pasien untuk
mengisi kotak
kepuasan saya
akan
mengutamakan
sikap yang sopan
serta tutur kata
yang baik
d. Dalam membuka
kotak emoticon
tersebut saya akan
melakukan
rekapitulasi
sebagai umpan
balik dari
pelayanan yang
telah diberikan.
(komitmen mutu)
Dalam membuka
kotak emoticon
kepuasan
pelayanan
kesehatan saya
akan
melakukannya
dengan
keterbukaan dan
transparansi serta
bertanggung jawab
penuh tanpa ada
pengurangan atau
105
pun penambahan
dari hasil yang
telah ada didalam
kotak kepuasasn
pelayanan
(akuntabilitas)
106
KONSULTASI DENGAN MENTOR
107
KONSULTASI DENGAN COACH
108
Kegiatan Habituasi
(Mengucapkan salam)
109
2. Pelayanan Anamnesis Secara Sistematis
110
3. Pelayanan Pemeriksaan Fisik kepada pasien yang berobat
111
4. Melakukan KIE pada pasien dengan menggunakan leaflet
(mencetak leaflet)
112
5. Evaluasi kepuasan pelayanan kesehatan
113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
BIODATA PENULIS
A. Identitas Pribadi
Nama : dr. Ramadini Ingriane
Agama : Islam
Email : dinijambi87@gmail.com
B. Riwayat pendidikan
C. Riwayat Pekerjaan
130
2. Dokter Jaga di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jambi tahun 2014
4. Dokter Umum PT. Anugerah Bungo Lestari Muara Bungo tahun 2015-2016
E. Riwayat Keluarga
Orang tua
Saudara kandung
Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya ini saya buat dengan sesungguhnya dan
apabila di kemudian hari terdapat keteragan yang tidak benar saya bersedia dituntut di
muka pengadilan serta bersedia meneriama segala tindakan yang diambil oleh
Instansi pemerintah.
Hormat Saya
131
132