Anda di halaman 1dari 132

LAPORAN AKTUALISASI

PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN

YANG LEBIH BERDAYA GUNA

DI PUSKESMAS LUBUK BESAR

DISUSUN OLEH :

dr. RAMADINI INGRIANE

NIP. 19870527 201902 2 006

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GOLONGAN II ANGKATAN IV

BEKERJASAMA DENGAN

BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA


PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN YANG LEBIH BERDAYA GUNA

DI PUSKESMAS LUBUK BESAR

NAMA : dr. RAMADINI INGRIANE

NIP : 198705272019022006

PANGKAT / GOL. RUANG : PENATA MUDA TK I/ IIIB

JABATAN : DOKTER AHLI PERTAMA

UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS LUBUK BESAR

Telah disahkan berdasarkan hasil Seminar Laporan Aktualisasi Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan IV pada hari Sabtu Tanggal 24 Agustus Tahun
2019 bertempat di Gedung Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya
Manusia Daerah Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Koba, 24 Agustus 2019

TIM PEMBIMBING

COACH MENTOR

Rachmat Bahmim Safiri, S.H, M.Si dr. Eka Sari Asni


NIP. 196511071986021002 NIP. 198801162012122001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

PELAYANAN KESEHATA RAWAT JALAN YANG LEBIH BERDAYA GUNA DI


PUSKESMAS LUBUK BESAR

NAMA : dr. RAMADINI INGRIANE

NIP : 198705272019022006

PANGKAT / GOL. RUANG : PENATA MUDA TK I/ IIIB

JABATAN : DOKTER AHLI PERTAMA

UNIT KERJA : UPTD PUSKESMAS LUBUK BESAR

Telah disahkan berdasarkan hasil Seminar Evaluasi Rancangan Aktualisasi Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Angkatan IV pada hari, Sabtu Tanggal 24 Agustus
Tahun 2019 bertempat di Gedung Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Daerah Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Koba, 24 Agustus 2019

COACH MENTOR

Rachmat Bahmim Safiri, S.H, M.Si dr. Eka Sari Asni


NIP. 196511071986021002 NIP. 198801162012122001

MENGETAHUI PENGUJI
KEPALA BKPSDM
KABUPATEN BANGKA TENGAH

Drs. H. WAHYU NURRAKHMAN, M.Si TAMIMI, S.Pd, MM


NIP. 19671205 199203 1 009 NIP.196804101991031008

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah piji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-NYA sehingga laporan aktualisasi yang berjudul “ Pelayanan Kesehatan Rawat jalan
yang Lebih Berdaya Guna di Puskesmas Lubuk Besar” dapat penulis selesaikan.

Laporan aktualisasi ini disusun sebagai pedoman dalam mengimplementasikan


aktualisasi diri pasca mengikuti Latihan Dasar Calon Pegawai Negeri sipil Golongan III
angkatan IV di BKPSDMD Kabupaten Bangka Tengah. Penyusunan Lapor5an aktualisasi ini
tidak terlepaas dari dukungan, bimbingan, arahan dan masukan dari berbagai pihak.
Sebagai bentuk penghargaan, penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada :

1. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dalam pembuatan laporan


aktualisasi ini.
2. Dr. Eka Asni Sari, selaku mentor yang telah memberikan saran dan masukan dalam
penyusunan laporan aktualisasi.
3. Bapak Rachmat bahmim Safiri, S>H, M.Si selaku coach yang telah membimbing
dengan sabar dan teliti dalam penyusunan laporan aktualisasi
4. Rekan-rekan Puskesmas Lubuk Besar yang sudah membantu dan bekerjasama
dalam penyelesaian laporan aktualisasi.

Semoga laporan Aktualisasi yang telah disusun bisa memberikan manfaat bagi semua
pihak dan dapat memberikan contoh penerapan nilai-nilai ANUKA di kehidupan sehari-hari
dan masyarakat

Koba, Agustus 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................


HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Tujuan ............................................................................................ 6
1.3 Gambaran Umum Organisasi ............................................................ 6
1.4 Visi, Misi dan Nilai Organisasi ........................................................... 15

BAB II NILAI-NILAI DASAR ANEKA DAN KEDUDUKAN PERAN PNS DALAM NKRI
…… ............................................................................................ 18
2.1 Nilai-Nilai Dasar ANEKA .................................................................... 18
2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ........................................... 32

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ........................................................ 53


3.1 Identifikasi Masalah ........................................................................... 53
3.2 Isu yang Diangkat dan Gagasan Pemecah Masalah.......................... 54
3.3 Kegiatan dan Tahapan Kegiatan Pemecah Masalah ......................... 56
3.4 Keterkaitan Kegiatan dengan Nilai ANEKA dan Peran Kedudukan PNS 58

BAB IV CAPAIAN AKTUALISASI ............................................................... 65


4.1 Deskripsi Core Issue dan Strategi Penyelesaian ................................ 65
4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi ......................................................... 65
4.3 Hasil Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi ............................................. 66

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 88


1.1 Kesimpulan ....................................................................................... 88
1.2 Saran ................................................................................................. 88

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 90


LAMPIRAN

v
DAFTAR LAMPIRAN

1. Form F1 Produk Pembelajaran Aktualisasi


2. Form F2 Pengendalian Aktualisasi oleh Mentor
3. Form F2 Pengendalian Aktualisasi oleh Coach
4. Form 11
5. Kartu Konsul Mentor
6. Kartu Konsul Coach
7. Leaflet
8. Foto Konsultasi Mentor dan Coach
9. Foto tahap kegiatan
10. Biodata diri

vi
DAFTAR TABEL

Table 1 Bobot Penetapan Kriteria Kualitas Isu USG

Table 2 Perumusan Penetapan Isu

Table 3 Jadwal Kegiatan

Table 4 Jadwal Aktualisasi

7
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 latar belakang


Berdasarkan UU No. 5 tahun 2014, Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah
profesi bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah Dengan
Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada instansi pemerintah. Pegawai
ASN memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik,
serta perekat dan pemersatu bangsa. Selain itu, pegawai ASN juga berperan
sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Dasar penyelenggaraan pelatihan dasar CPNS adalah mengacu pada UU
Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara dan juga berpedoman
pada Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia No. 25
tahun 2017 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS
Golongan III. CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan
melalui proses Diklat terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, semangat dan motivasi nasionalisme dan kebangsaan, karakter
kepribadian yang unggul dan bertanggungjawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Diperlukan sebuah
penyelenggaraan Pelatihan yang inovatif dan terintegrasi, yaitu
penyelenggaraan Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan
non-klasikal di tempat Pelatihan dan di tempat kerja sehingga memungkinkan
peserta mampu menginternalisasi, menerapkan, dan mengaktulisasikan,
serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan merasakan

8
manfaatnya, sehingga terpatri dalam dirinya sebagai karakter PNS yang
profesional.
Untuk memperkuat fungsi seorang PNS dalam pelatihan dasar CPNS,
peserta dipersiapkan, dibekali materi-materi sehingga diharapkan dapat
memiliki kemampuan mengaktualisasikan lima nilai dasar; akuntabilitas,
nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti-korupsi serta
mengaplikasikan peran dan kedudukan ASN; pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik dan perekat pemersatu bangsa.
Pembentukan karakter ASN yang sesuai dengan nilai dasar tersebut
dilaksanakan pada proses pendidikan dan pelatihan (diklat) sebagai tahap
internalisasi. Melalui proses diklat latihan dasar, CPNS mendapatkan
penjelasan, pendalaman, penghayatan, dan penguasaan nilai-nilai dasar
tersebut. Selayaknya proses belajar yang baik, suatu konsep akan dapat
dikuasai secara penuh setelah diterapkan dalam proses keseharian.
Penerapan nilai-nilai inilah yang membutuhkan rangkaian proses
perencanaan yang dimulai dengan pendataaan tugas pokok (sasaran kerja
pegawai) di satuan/unit kerja, penetapan masalah dan pemecahan isu untuk
kemudian merujuk penerapan nilai-nilai dasar dalam kegiatan tersebut.
Proses ini dikenal dengan istilah aktualisasi. Maka dari itu sebagai ASN perlu
membuat rancangan aktualisasi khususnya di pelayanan bidang kesehatan
yang di laksanakan di instansi puskemas.
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu hak mendasar
masyarakat yang penyediaannya wajib diselenggarakan oleh pemerintah
sebagaimana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal
28 H ayat (1) “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan” dan pasal 34 ayat (3) “Negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan umum yang layak”.
Pembangunan kesehatan Indonesia telah diarahkan guna tercapainya

9
kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap
penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan meliputi upaya terpadu dan
berkesinambungan sehingga mencapai tujuan yang optimal.

Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin


dalam UUD 1945. Pelayanan kesehatan menurut depkes RI tahun 2009 ialah
setiap upaya yang diselenggarakan secara mandiri dan atau secara
bersama- sama dalam suatu organisasi untuk mememlihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan seseorang secara perorangan, keluarga,
kelompok, ataupun masyarakat. Pelayanan kesehatan yang dimaksud dalam
Undang-undang kesehatan sebagaimana diatur dalam pasal 52 ayat 2
terbagi menjadi pelayanan kesehatan promotif, pelayanan kesehatan
preventif, pelayanan kesehatan kuratif, dan rehabilitatif.Kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan semakin tinggi, hal itu disebabkan
karena semakin tingginya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya
kesehatan. Untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan,
pemerintah mendirikan UPTD puskesmas yang merupakan bagian integral
dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan dikembangkan melalui
perencanaan pembangunan kesehatan.

Menurut permenkes nomor 75 tahun 2004 tentang puskesmas,


puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk
mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginyadi wilayah
kerjanya.Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh
Puskesmas kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu

10
sistem.Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di
Puskesmasbertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:a. memiliki
perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dankemampuan hidup
sehat;b. mampu menjangkau pelayanan kesehatan bermutuc. hidup dalam
lingkungan sehat; dand. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik
individu, keluarga,kelompok dan masyarakat.Pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan di Puskesmas mendukung terwujudnya kecamatan sehat.
Puskesmas Lubuk Besar menyediakan pelayanan gawat darurat,rawat jalan,
dan rawat inap. Puskesmas mempunyai fungsi menyelenggarakan pelayanan
medis, pelayanan penunjang medis,pelayanan asuhan keperawatan,
pelayanan rujukan, pendidikan dan pelatihan dan pengembangan dengan
melakukan kegiatan adminitrasi dan keuangan untuk terlaksananya visi misi
puskesmas.

Di era globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek,


termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas. Sejalan
dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap mutu pelayanan kesehatan semakin meningkat. Baik
pelayanan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, maupun rehabilitatif, hal
ini menunjukan bahwa pandangan masyarakat terhadap kesehatan telah
semakin meningkat terutama pada kesehatan umum masyarakat yang mana
hal tersebut berdampak pada tercapainya derajat kesehatan yang optimal.
Maka dari itu perlu pelayanan kesehatan umum yang tepat, cepat dan akurat
di puskesmas dengan berdasarkan nilai-nilai dasar ANEKA yaitu:
 Akuntabilitas
 Nasionalisme
 Etika Publik
 Komitmen Mutu
 Anti Korupsi.

11
Berdasarkan hasil konsultasi penulis dengan mentor dan coach, terdapat
beberapa masalah yang ada di UPTD Puskesmas Lubuk Besar, di antaranya
Belum optimalnya pelayanan kesehatan rawat jalan di puskesmas lubuk
Besar. Berdasarkan isu tersebut, maka saya selaku peserta latsar akan
mengambil peran dalam upaya mengoptimalisasi dengan mengambil judul:
Pelayanan kesehatan medis rawat jalan yang lebih berdaya guna di
puskesmas Lubuk Besar.
Kualitas pelayanan UPTD Puskesmas Lubuk Besar sebagai fasilitas
kesehatan tingkat pertama menentukan persepsi masyarakat terhadap
kepercayaan pada institusi pelayanan pemerintah. Dalam upaya mewujudkan
pelayanan yang prima sehingga mampu memberikan kepuasan kepada
masyarakat yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas
Lubuk Besar. Fasilitas pelayanan kesehatan ini merupakan pusat
pengembangan kesehatan masyarakat dalam membina peran serta
masyarakat juga memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat. Dengan kata lain puskesmas mempunyai wewenang
dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam
wilayah kerjanya. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas adalah
pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan : promotif,
preventif, kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan
jenis kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan
sampai tutup usia.
Dalam hal ini puskesmas dituntut untuk selalu meningkatkan
keprofesionalan dari para pegawainya serta meningkatkan fasilitas atau
sarana kesehatannya untuk memberikan kepuasan kepada masyarakat
pengguna jasa layanan kesehatan. Semakin ketatnya persaingan serta
pelanggan yang semakin selektif dan berpengetahuan mengharuskan
Puskesmas selaku salah satu penyedia jasa pelayanan kesehatan untuk

12
selalu meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan
kualitas pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang
telah diberikan kepada pasien atau pelanggan selama ini telah sesuai
dengan harapan atau belum. Namun yang terlihat pelayanan kesehatan yang
ada di Puskesmas Lubuk Besar masih terdapat keluhan dari masyarakat
berkaitan dengan kegiatan promosi kesehatan yang masih kurang, pelayanan
kesehatan yang masih belum optimal, kurangnya sarana dan prasarana
penunjang di puskesmas Lubuk Besar.

1.2 Tujuan
Tujuan dari aktualisasi ini yaitu:
1. Mampu mengidentifikasi nilai-nilai dasar ANEKA, peran dan
kedudukan PNS dalam NKRI serta mengimplementasikannya.
2. Membentuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) profesional yang karakternya
di bentuk oleh nilai – nilai dasar ANEKA.
3. Meningkatkan pelayanan kesehatan dan memberikan kepuasan
terhadap pelayanan kesehatan di Puskesmas Lubuk Besar

1.3 Gambaran Umum Unit Kerja


1.3.1 Luas Wilayah
Puskesmas Lubuk Besar adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten Bangka Tengah yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah Kecamatan Lubuk Besar yang
mencakup 9 (sembilan) desa. Puskesmas Lubuk Besar sebagai puskesmas
perdesaan dangan fasilitas rawat jalan, rawat Inap, persalinan 24 jam dan
UGD 24 jam. Puskesmas Lubuk Besar berdiri mulai tahun 2008. Puskesmas
Lubuk Besar menempati lokasi di Desa Lubuk Besar Kecamatan Lubuk
Besar Kabupaten Bangka Tengah, yang beralamat di Jalan Raya Desa
Lubuk Besar RT.008 Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah

13
kode pos 33686. Kabupaten Bangka Tengah sendiri memiliki Luas wilayah
+/- 2.279,11 Km2 atau 227.911,00 ha, yang secara administratif terbagi atas 6
(enam) kecamatan masing-masing ; Kecamatan Lubuk Besar, Namang,
Sungai Selan, Simpang Katis, Pangkalan Baru dan Lubuk Besar, serta terdiri
dari 57 Desa dan 7 Kelurahan. Kecamatan terluas adalah kecamatan Sungai
Selan dengan luas 791, 63 Km2 atau 34,73% dari luas wilayah Kabupaten
Bangka Tengah. Kabupaten Bangka Tengah terletak pada koordinat antara
105075’ BT-106080’ BT dan 20 20’ LS-2080’ LS, dengan ibukotanya Kota Koba
yang berjarak 58 Km dari Kota Pangkalpinang ibu kota Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung. Jumlah Penduduk Kabupaten Bangka Tengah sampai
dengan tahun 2014 berdasarkan data estimasi dari Badan Pusat Statistik
(BPS) adalah 182.123 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki 51,83% dan
penduduk Perempuan 48,17%, dengan jumlah rumah tangga 42.176 RT atau
rata-rata 4,3 jiwa per rumah tangga.
Gambar 1
Peta Batas Kecamatan Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah

14
Jumlah Penduduk di Kecamatan Lubuk Besar pada tahun 2016 berjumlah
25.229 Jiwa terdiri dari jumlah penduduk laki-laki sebanyak 13.249 jiwa dan
jumlah penduduk perempuan sebanyak 11.980 jiwa. Adapun batas wilayah
Kecamatan Lubuk Besar yaitu :
Sebelah Timur : Laut China Selatan
Sebelah Selatan : Kabupaten Bangka Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Koba
Sebelah Utara : Laut China Selatan
Puskesmas Lubuk Besar terletak di Ibu Kota Kecamatan Lubuk Besar
yang memiliki luas kurang lebih 55.303,22 ha dan terbagi menjadi 9
(sembilan) desa yang terdiri dari Desa Kulur, Kulur Ilir, Trubus, Perlang,
Lubuk Lingkuk, Lubuk Besar, Lubuk Pabrik, Batu Beriga dan Belimbing.
Sementara Luas wilayah dan jarak antara desa-desa yang menjadi cakupan
pelayanan ke Puskesmas Lubuk Besar adalah sebagai berikut :
Tabel 1

Luas Wilayah dan Jarak Tempuh ke Kompleks Perkantoran Bupati


Kecamatan Lubuk Besar

Luas Wilayah Jarak Tempuh


No. Nama Desa dari Batas
(km) Desa (Km)

1. Kulur 8,114 25,6

2. Belimbing 8,87 32,6

3. Kulur Ilir 85,86 27,6

4. Trubus 74,86 21,6

15
5. Perlang 145,14 15,5

6. Lubuk Besar 104,01 1

7. Lubuk Pabrik 49,05 2,4

8. Lubuk Lingkuk 46,42 1,6

9. Batu Beriga 11,01 22,3

Mobilisasi penduduk di kecamatan Lubuk Besar cukup tinggi dikarenakan


masih adanya tambang-tambang timah yang masih beroperasi dan semakin
berkembangnya destinasi pariwisata di wilayah Kecamatan Lubuk Besar
merupakan ancaman sekaligus peluang terhadap peningkatan penyebaran
kasus penyakit tertentu.
Penyelenggaraan kegiatan di Puskesmas Lubuk Besar diatur dalam
Peraturan Menteri Kesehatan No. 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas Lubuk
Besar dan Peraturan Daerah No. 24 Tahun 2008 tentang pembentukan
organisasi dan tata kerja dinas daerah Kabupatan Bangka Tengah.
Sedangkan untuk penyelenggaraan operasional Puskesmas Lubuk Besar
ditetapkan Surat Keputusan Bupati Bangka Tengah Nomor
188.45/496/DINKES/2015 tentang penetapan penyelenggaraan operasional
Pusat Kesehatan Masyarakat dan untuk retribusi yang berlaku ditetapkan
dengan Peraturan daerah Nomor 2 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa
Umum di kabupaten Bangka Tengah.
Dalam upaya memperluas jangkauan pelayanan kepada masyarakat,
Puskesmas Lubuk Besar di bantu sub-sub pelayanan yang tersebar di 13
Poskesdes.

16
1.3.2 Struktur Organisasi
Tabel 2

NAMA-NAMA PEGAWAI PUSKESMAS LUBUK BESAR

Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
dr. Eka Asni Sari PLT
Penata / III S1 Kepala
1 NIP. 198801162012122
D Kedokteran Puskesma
001
s
dr. Ramadini Ingriane Penata
S1 Dokter
2 NIP. Muda Tk I /
Kedokteran Umum
198705272019022006 III B
drg. Arini Oktavani Penata
S1
3 NIP. Muda Tk I / Dokter Gigi
Kedokteran
199310132019022004 III B
Riska Adelina, S.Kep Penata S1
Ka.Subag
4 NIP. 19860108 Muda Tk I / Keperawata
TU
2010012011 III b n
Kesi Vindiarum, S.Farm,
Penata
Apt
5 Muda Tk I S1 Apoteker Apoteker
NIP.
/ III b
199301152019022003
Novi Budiyani,A.Md.Keb Bidan
Penata Pelaksana
DIII
6 NIP. 19851102200903 Muda / Lanjutan /
Kebidanan
2001 III a Bidan
Mahir

17
Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
Elfrida Manalu, AMKep Penata DIII Perawat
7 NIP. 19850115 200804 2 Muda / Keperawata Ahli
001 III a n Pertama
Ledi Diana, AMKeb Bidan
Penata Pelaksana
DIII
8 NIP. 19810806 Muda Tk I Lanjutan /
Kebidanan
2010012006 / III B Bidan
Mahir
Lena, AMKL Penata Sanitarian
9 NIP. 19830217201001 Muda / DIII Kesling Pelaksana
2013 III a Lanjutan
Agusman Sijabat, AMAK Pranata
Penata
DIII Analis Lab
10 NIP. 19850801201001 Muda /
Kesehatan Pelaksana
1014 III a
Lanjutan
Betty Yulianti, AMKeb Bidan
Penata Pelaksana
DIII
11 NIP. 197807172010012 Muda / Lanjutan /
Kebidanan
002 III a Bidan
Mahir
Devy Apriyanti, AMKeb Bidan
Penata Pelaksana
DIII
12 NIP. 19860420 Muda / Lanjutan /
Kebidanan
2010012006 III a Bidan
Mahir
13 Bena Tania, A.Md. Kep Penata DIII Perawat

18
Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
Muda / Keperawata Pelaksana
NIP. 19881118 III a n lanjutan /
2010012002 Perawat
Mahir
Matrokim, SKM Penata
Penyuluh
14 NIP. Muda / S1 SKM
Kesehatan
198603252019021004 III a
Syahara, AMKeb Bidan
Pelaksana
Penata DIII
15 NIP. Lanjutan /
Muda / III A Kebidanan
197512172006042009 Bidan
Mahir
Ifitriyani, A.Md Pengatur DIII
16 NIP. TK I / II Keperawata Perawat
199204072019022007 c n
Ria Komala Dewi, A.M.G Pengatur
Nutrisionis
17 NIP. TK I / II DIII Gizi
Pelaksana
199011122019022004 c
Gitaliya, AMKep Pengatur DIII
Perawat
18 NIP. 198905102011012 TK I / II Keperawata
Pelaksana
004 d n
Winda Sari, AMG Penata
Nutrisionis
19 NIP. 199001272011012 Muda / III DIII Gizi
Pelaksana
001 A
Wita Khoirunisa, AM. Keb Pengatur DIII Bidan
20
NIP. TK I / II Kebidanan Pelaksana

19
Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
199307022019022007 d
Ratmi, AMKep Pengatur DIII
Bidan
21 NIP. 19880622 TK I / II Keperawata
Pelaksana
2011012001 d n
Asmira, A. Md. Kep Pengatur DIII
Perawat
22 NIP. 199009242012122 TK I / II Keperawata
Pelaksana
002 d n
Dessi Indari, A. Md. Kep Pengatur DIII
Perawat
23 NIP. 199012112012122 TK I / II Keperawata
Pelaksana
001 d n
Sari Marlina, AMK Perawat
DIII
Pengatur / II Pelaksana/
24 NIP. Keperawata
c Perawat
199009142014022002 n
Terampil
Mardiah Oktasari, AMKG DIII Perawat
Pengatur / II
25 NIP. Keperawata Gigi
c
199110232014022002 n Gigi terampil
Agus Triano, A.M.Kep Perawat
DIII
Pengatur / II Pelaksana/
26 NIP. Keperawata
c Perawat
199008292014021001 n
Terampil
Budi Haryono Pengatur Perawat
27 NIP. 198203152008041 Muda TK.I/ SPRG Gigi
003 II b Pelaksana
Noviyanti Pengatur Perawat
28 SPK
NIP. 198611062011012 Muda TK.I/ Pustu

20
Pangkat/Go
No Nama/NIP Pendidikan Jabatan
l
004 II b
S1
Dokter
29 dr. M.Faisal Kedokteran
Umum
Umum
DIII Bidan
30 Sari Sulintia, AM.Keb
Kebidanan Desa
DIII Bidan
31 Badimah, AM.Keb
Kebidanan Desa
32 Yunita Sari, SKM S1 SKM Penyuluh
34 Meta, SKM S1 SKM Kesling
DIII Bidan
35 Siti Baroyani, AM.Keb
Kebidanan Desa
DIII Bidan
36 Eli Kasari, AM.Keb
Kebidanan Desa
DIII
37 Nurjanah, AM.Keb Bidan PKM
Kebidanan
38 Sudomo SMA Pekarya
39 Yulianda SMA Pekarya
40 Dika SMA Pekarya
41 Zobario SMP Sopir

21
Tabel 3

Struktur Organisasi Puskesmas Lubuk Besar

PLH PUSKESMAS LUBUK


BESAR
(dr. Eka Asni Sari)

PENANGGUNG JAWAB
MUTU
(Drg. Arini Oktavani)

KEPALA PENANGGUNG JAWAB


SUB BAG TU PERENCANAAN DAN
(Riska Adelina, S.Kep) AUDIT INTERNAL
(Lena, AMKL)

Penanggung Jawab Penanggung Jawab Penanggung Jawab


UKM UKP jaringan dan jejaring
(Ledi Diana, Am.Keb ) (dr. Ramadini Ingriane) Puskesmas Lubuk
Besar
(dr. M Faisal)

1.4 Visi, Misi, Dan Tata Nilai Unit Kerja

1.4.1 Visi Organisasi


Visi Puskesmas Lubuk Besar adalah :

22
“Menjadikan Puskesmas Lubuk Besar sebagai Pusat Pelayanan
Kesehatan Yang Bermutu Dengan Tenaga Professional Dan Dapat
Dijangkau Oleh Seluruh Lapisan Masyarakat”
1.4.2 Misi Organisasi

Untuk mewujudkan visinya, Puskesmas Lubuk Besar mempunyai


misi :
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya
manusia dengan mengikuti pelatihan dan pendidikan.
2. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang
sudah ditetapkan.
3. Meningkatkan disiplin kerja pegawai.
4. Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar
pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
kesehatan.
5. Meningkatkan kerjasama lintas sektoral dan peran serta masyarakat
terhadap kesehatan

1.4.3 Motto

Motto Puskesmas Lubuk Besar adalah “BERANI” yaitu:

 Bersih
 Ramah
 Nyaman
 Indah
1.4.4 Tata Nilai
Tata nilai Puskesmas Lubuk Besar: Berani

23
1. BErsih seluruh pegawai Puskesmas Lubuk Besar dalam
melaksanakan tugas selalu menjaga kebersihan dan bersih dari
tindakan yang merugikan negara.
2. RAmah seluruh pegawai Puskesmas Lubuk Besar dalam
melaksanakan tugas bersikap baik hati dan menarik budi
bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya dalam memberi
pelayanan kepada pasien.
3. Nyaman menciptakan lingkungan kerja yang baik dan memberikan
rasa nyaman kepada setiap orang
4. Indah seluruh pegawai Lubuk Besar diharapkan bisa menjaga
keindahan Puskesmas dalam penataan ruangan

24
BAB II

NILAI –NILAI DASAR ANEKA DAN KEDUDUKAN PERAN PNS DALAM


NKRI

2.1. Nilai – nilai Dasar ANEKA

A. Landasan Teori

Pemahaman Nilai-Nilai Dasar PNS besar perannya dalam rangka


mewujudkan PNS yang bekerja secara profesional, efektif dan efisien.
Pemahaman ini adalah langkah awal dari internalisasi dan habituasi nilai-nilai
dasar PNS dalam menjalankan fungsi jabatannya bukan hanya ketika dalam
masa pelatihan dasar, tetapi diharapkan dapat terus dilaksanakan hingga
berakhir masa kerja seorang PNS. Berdasarkan dari kelima nilai dasar
ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu dan
Anti korupsi yang harus di tanamkan kepada setiap ASN, maka perlu di
ketahui indikator-indikator dari kelima nilai dasar tersebut yaitu:

A. AKUNTABILITAS
Akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau tanggung
jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep itu memiliki makna yang
berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban
pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama ( Bovens, 2007),


yaitu untuk menyediakan kontrol demokratis ( peran demokratis );
untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran

25
konstitusional ); dan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (
peran belajar ).Akuntabilitas publik terdiri dari dua macam, yaitu :
akuntabilitas vertikal ( pertanggungjawaban kepada otoritas yang lebih
tinggi ) dan akuntabilitas horisontal (pertanggungjawaban pada
masyarakat luas). Untuk memenuhi terwujudnya organisasi sektor
publik yang akuntabel, maka mekanisme akuntabilitas harus
mengandung dimensi akuntabilitas kejujuran dan hukum, akuntabilitas
proses, akuntabilitas program, dan akuntabilitas kebijakan.

Akuntabilitas tidak akan terwujud apabila tidak ada alat


akuntabilitas berupa : Perencanaan Strategis, Kontrak Kinerja, dan
Laporan Kinerja.

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada


beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :

1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas


ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya.
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas : adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
4) Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.

26
5) Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral
mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus
memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan
dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

B. Nasionalisme

Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai


ASN.Bahkan tidak hanya sekedar wawasan saja tetapi kemampuan
mengaktualisasikan nasionalisme dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya merupakan hal yang lebih penting.Diharapkan dengan
nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai ASN memiliki orientasi
berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan negara.Nilai-
nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai dasar
yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN.Pegawai ASN dapat
mempelajari bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila
agar memiliki karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Nasionalisme dalam arti sempit merupakan sikap yang meninggikan
bangsanya sendiri, sekaligus tidak menghargai bangsa lain

27
sebagaimana mestinya. Dalam arti luas, nasionalisme berarti
pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan
negara, sekaligus menghormati bangsa lain. Nasionalisme Pancasila
merupakan pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :

1) Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha EsaKetuhanan YME


menjadikan Indonesia bukan sebagai negara sekuler yang
membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru
mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan
masyarakat dan berpolitik. Nilai-nilai ketuhanan yang
dikehendaki Pancasila adalah nilai-nilai ketuhanan yang positif,
yang digali dari nilai-nilai keagamaan yang terbuka (inklusif),
membebaskan dan menjunjung tinggi keadilan dan
persaudaraan.
Dengan berpegang teguh pada nilai-nilai ketuhanan diharapkan
bisa memperkuat pembentukan karakter dan kepribadian,
melahirkan etos kerja yang positif, dan memiliki kepercayaan
diri untuk mengembangkan potensi diri dan kekayaan alam
yang diberikan Tuhan untuk kemakmuran masyarakat.

2) Sila kedua : Kemanusiaan yang Adil dan Beradab Sila kedua


memiliki konsekuensi ke dalam dan ke luar. Ke dalam berarti
menjadi pedoman negara dalam memuliakan nilai-nilai
kemanusiaan dan hak asasi manusia. Ini berarti negara
menjalankan fungsi “melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa

28
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia Semangat kebangsaan adalah
mengakui manusia dalam keragaman dan terbagi dalam
golongan-golongan. Keberadaan bangsa Indonesia terjadi
karena memiliki satu nyawa, satu asal akal yang tumbuh dalam
jiwa rakyat sebelumnya, yang menjalani satu kesatuan riwayat,
yang membangkitkan persatuan karakter dan kehendak untuk
hidup bersama dalam suatu wilayah geopolitik nyata.Selain
kehendak hidup bersama,keberasaan bangsa Indonesia juga
didukung oleh semangat gotong royong. Dengan kegotong
royongan itulah, Indonesia harus mampu melindungi segenap
bangsa dan tumpah darah Indonesia, bukan membela atau
mendiamkan suatu unsur masyarakat atau bagian tertentu dari
teritorial Indonesia. Tujuan nasionalisme yang mau didasari
dari semangat gotong royong yaitu ke dalam dan ke luar. Ke
dalam berarti kemajemukan dan keanekaragaman budaya,
suku, etnis, agama yang mewarnai kebangsaan Indonesia, tidak
boleh dipandang sebagai hal negatif dan menjadi ancaman
yang bisa saling menegasikan. Sebaliknya, hal itu perlu disikapi
secara positif sebagai limpahan karunia yang bisa saling
memperkaya khazanah budaya dan pengetahuan melalui
proses penyerbukan budaya. Ke luar berarti memuliakan
kemanusiaan universal, dengan menjunjung tinggi
persaudaraan, perdamaian dan keadilan antar umat manusia.
4) Sila keempat : Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan / Perwakilan
Demokrasi permusyawaratan mempunyai dua fungsi. Fungsi
pertama , badan permusyawaratan/perwakilan bisa menjadi
ajang memperjuangkan asprasi beragam golongan yang ada di
masyarakat. Fungsi kedua, semangat permusyawaratan bisa

29
menguatkan negara persatuan, bukan negara untuk satu
golongan atau perorangan. Permusyawaratan dengan landasan
kekeluargaan dan hikmat kebijaksanaan diharapkan bisa
mencapai kesepakatan yang membawa kebaikan bagi semua
pihak.
Abraham Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai
“pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ada
tiga prasyarat dalam pemerintahan yang demokratis, yaitu : (1)
kekuasaan pemerintah berasal dari rakyat yang diperintah; (2)
kekuasaan itu harus dibatasi; dan (3) pemerintah harus
berdaulat, artinya harus cukup kuat untuk dapat menjalankan
pemerintahan secara efektif dan efisien.
Secara garis besar, terdapat dua model demokrasi, yaitu :
majoritarian democracy (demokrasi yang lebih mengutamakan
suara mayoritas) dan consensus democracy ( demokrasi yang
mengutamakan konsensus atau musyawarah). Oleh karena itu,
pilihan demokrasi konsensus berupa demokrasi
permusyawaratan merupakan pilihan yang bisa membawa
kemaslahatan bagi bangsa Indonesia.

5) Sila kelima : Keadilan Sosial Bagi Seluruh rakyat Indonesia


Dalam rangka mewujudkan keadilan sosial, para pendiri bangsa
menyatakan bahwa Negara merupakan organisasi masyarakat
yang bertujuan menyelenggarakan keadilan. Keadilan sosial
juga merupakan perwujudan imperative etis dari amanat
pancasila dan UUD 1945. Peran negara dalam mewujudkan
rasa keadilan sosial, antara lain : (a) perwujudan relasi yang adil
di semua tingkat sistem kemasyarakatan; (b) pengembangan
struktur yang menyediakan kesetaraan kesempatan; (c) proses

30
fasilitasi akses atas informasi, layanan dan sumber daya yang
diperlukan; dan (d) dukungan atas partisipasi bermakna atas
pengambilan keputusan bagi semua orang.

C. ETIKA PUBLIK

Atau etos individu/kelompokberdasarkan nilai-nilai dan norma-


norma luhur Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah
laku dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan tertulis.
Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku / etika
suatu kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan-
ketentuan tertulis yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh
sekelompok profesional tertentu. Berdasarkan UU ASN, kode etik
dan kode perilaku ASN adalah :

1) Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan


berintegritas

2) Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.

3) Melayani dengan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan.

4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan


perundangan yang berlaku.

5) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau


pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.

6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.

31
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.

8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam


melaksanakan tugasnya.

9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan


kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.

10) Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas,


status, kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk
orang lain.

11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga


reputasi dan integritas ASN.

12) Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan


mengenai disiplin pegawai ASN.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam


undang-undang ASN, memiliki indicator sebagai berikut :

1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.

2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara


Kesatuan Republik Indonesia 1945.

3) Mengabdi kepada Negara dan rakyat Indonesia

4) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.

5) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

32
6) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.

7) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.

8) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada


publik.

9) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan


program pemerintah.

10) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,


cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.

11) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.

12) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.

13) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja


pegawai.

14) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.

15) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang


demokratis sebagai perangkat sistem karir.

D. KOMITMEN MUTU

Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Bidang apapun yang menjadi tanggung jawab
pegawai negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal
agar dapat memberi kepuasan kepada stakeholder.Komitmen
mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas, efisiensi,
inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam

33
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik. Ada empat
indikator dari nilai-nilai de3w42qw2asar komitmen mutu yang
harus diperhatikan yaitu :

1) Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai
dengan target. Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat
ketercapaian target yang telah direncanakan, baik
menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk
mencapai target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan
waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga diukur dari
kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.

2) Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan
efisiensi merupakan tingkat ketepatan realiasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan
sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan
sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang ke luar alur.

3) Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang
konstruktif, sehingga akan memotivasi setiap individu untuk
membangun karakter sebagai aparatur yang diwujudkan
dalam bentuk profesionalisme layanan publik yang berbeda
dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.

34
4) Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai
atau bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan
keinginannya, bahkan melampaui harapannya. Mutu
merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk
mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu alat
vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan
menjaga kredibilitas institusi. Ada lima dimensi karakteristik
yang digunakan pelanggan dalam mengevaluasi kualitas
pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010:11), yaitu :

a) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas


fisik, perlengkapan, pegawai, dan sarana
komunikasi;

b) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam


memberikan pelayanan dengan segera dan
memuaskan serta sesuai dengan yang telah
dijanjikan;

c) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan


untuk memberikan pelayanan dengan tanggap;

d) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,


kesopanan, dan sifat dapat dipercaya.

35
e) Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan
hubungan, komunikasi yang baik, dan perhatian
dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.

E. ANTI KORUPSI

Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan
sebagai kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa,
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi,
keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.Kerusakan
tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat
berdampak secara jangka panjang. Ada 9 (sembilan) indikator
dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu :

1) Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan
utama bagi penegakan integritas diri seseorang. Tanpa
adanya kejujuran mustahil seseorang bisa menjadi pribadi
yang berintegritas. Seseorang dituntut untuk bisa berkata
jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap diri
sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi
diri terhadap godaan untuk berbuat curang.

2) Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang
memiliki sifat kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa
sosial tinggi akan memperhatikan lingkungan sekelilingnya
di mana masih terdapat banyak orang yang tidak mampu,
menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi
dengan jiwa sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya

36
diri sendiri dengan cara yang tidak benar tetapi ia malah
berupaya untuk menyisihkan sebagian penghasilannya
untuk membantu sesama.

3) Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri
seseorang menjadi tidak bergantung terlalu banyak pada
orang lain. Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang
memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya pikirnya
guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak
akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.

4) Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang.
Ketekunan dan konsistensi untuk terus mengembangkan
potensi diri membuat seseorang akan selalu mampu
memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi
pegangan utama dalam bekerja. Seseorang yang
mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisiplinan tidak
akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.

5) Tanggung jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan
menyadari bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah
untuk melakukan perbuatan baik demi kemaslahatan
sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan yang
dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya

37
kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya. Dengan kesadaran seperti ini maka seseorang
tidak akan tergelincir dalam perbuatan tercela dan nista.

6) Kerja Keras

Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan


kualitas hasil kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan
publik yang sebesar-besarnya. Ia mencurahkan daya pikir
dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas dan
berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau
memperoleh sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.

7) Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang
menyadari kebutuhannya dan berupaya memenuhi
kebutuhannya dengan semestinya tanpa berlebih-lebihan.
Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang kemewahan.
Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya
adalah ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta
tidak akan pernah ada habisnya karena hawa nafsu
keserakahan akan selalu memacu untuk mencari harta
sebanyak-banyaknya.

8) Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki
keberanian untuk menyatakan kebenaran dan menolak
kebathilan. Ia tidak akan mentolerir adanya penyimpangan
dan berani menyatakan penyangkalan secara tegas. Ia
juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun
semua kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan

38
perbuatan yang menyimpang dari hal yang semestinya. Ia
tidak takut dimusuhi dan tidak memiliki teman kalau
ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.

9) Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa
apa yang dia terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak
akan menuntut untukmendapatkan lebih dari apa yang ia
sudah upayakan. Bila ia seorang pimpinan maka ia akan
memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya
sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan
keadilan dan kemakmuran bagi masyarakat dan
bangsanya.

2.2 Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


a. Manajemen ASN

Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan


pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme.Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
1. Kedudukan ASN
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi
yang profesional.Untuk dapat membangun profesionalitas
birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut

39
harus jelas. Berikut beberapa konsep yang ada dalam UU No. 5
Tahun 2014 tentang ASN :
a. Berdasarkan jenisnya, pegawai ASN terdiri atas Pegawai
Negeri Sipil (PNS) dan
Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional.Sedangkan P3K adalah warga negara Indonesia yang
memnuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina
kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
b. Pegawai ASN berkedudukan sebagai apartur negara yang
menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi
pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang
menjadi anggota dan/atau pengurus partai politik. Selain itu
untuk menjauhkan birokrasi dari pengaruh partai politik, hai ini
dimaksudkan untuk menjamin keutuhan, kekompakan dan
persatuan ASN, serta dapat memusatkan segala perhatian,
pikiran dan tenaga pada tugasyang dibebankan kepadanya.
Oleh karena itu dalam pembinaan karir pegawai ASN.
khususnya di daerah dilakukan oleh pejabat berwenang yaitu
pejabat karir tertinggi. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah
dan luar negeri. Namun demikian pegawai ASN merupakan
kesatuan. Kesatuan bagi pegawai ASN sangat penting,
mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi daerah,

40
sering terjadinya isu putra daerah yang hampir ASN berfungsi,
bertugas dan berperan untuk memberikan pelayanan publik
yang profesional dan berkualitas. Pelayanan publik merupakan
kegiatan dalam terjadi dimana-mana sehingga perkembangan
birokrasi menjadi stagnan di daerah-daerah. Kondisi tersebut
merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.

2. Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan public
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Untuk itu ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan
masyarakat luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta
harus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik
b. Pelayan publik
Dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan administratif
yang diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik
dengan tujuan kepuasan pelanggan.
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI.ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah.ASN senantiasa menjunjung tinggi martabat ASN

41
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan.Dalam UU
ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan.
3. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh
hukum, suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi
maupun umum.Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut
atau layak diterima. Agar melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya
dengan baik , dapat meningkatkan produktivitas, menjamin
kesejateraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Hak
ASN dan P3K yang diatur dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN
sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
1. gaji, tunjangan, dan fasilitas;

2. cuti;

3. jaminan pensiun dan jaminan hari tua;

4. perlindungan; dan

5. pengembangan kompetensi.

P3K berhak memperoleh:


1. gaji dan tunjangan;
2. cuti;
3. perlindungan; dan
4. pengembangan kompetensi.

42
Selain hak sebagaimana disebutkan di atas, berdasarkan pasal 70
UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa setiap pegawai
ASN memiliki hak dan kesempatan untuk mengembangkan kompetensi.
Berdasarkan Pasal 92 pemerintah juga wajib memberikan perlindungan
berupa:

1. Jaminan kesehatan;
2. Jaminan kecelakaan kerja;
3. Jaminan kematian;
4. Bantuan hukum.
Sedangkan kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang
bersifat kontraktual. Dengan kata lain kewajiban adalah suatu yang
sepatutnya diberikan. Pegawai ASN berdasarkan UU No. 5 Tahun 2014
tentang ASN wajib:

a. setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara


Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah
yang berwenang;
d. menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian,
kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab;
f. menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun
di luar kedinasan;
g. menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan
rahasia jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan; dan

43
h. bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
4. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang ASN disebutkan bahwa ASN
sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.Kode
etik dan kode perilaku ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN.Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan
perilaku agar pegawai ASN.
1. melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
2. melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
3. melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
4. melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau
Pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
6. menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan;
7. menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien;
8. menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
melaksanakan tugasnya;
9. memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan;
10. tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain;

44
11. memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN; dan
12. melaksanakan ketentuan peraturan perundangundangan
mengenai disiplin Pegawai ASN.

B. Whole of Government (WoG)


1. Pengertian Whole of Government (WoG)

Berdasarkan interpretasi analitis dan manifestasi empiris di


lapangan maka WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan
integratif fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi
wicked problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai
karakteristik atau keadaan yang melekat antara lain: tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, menyangkut perubahan perilaku. Sesuai
dengan karakteristik wicked problems, maka model pendekatan WoG
mempunyai perspektif tertentu sebagaimana yang diilustrasikan pada
Gambar 3.1. di bawah ini

45
Gambar 3.1.

Perspektif Whole of Government (WoG) dalam kebijakan publik

2. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan


terintegrasi

a. Praktek Whole of Government (WoG)


Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,
baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara
ini pernah dipraktikkan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia
dalam level-level tertentu.
1. Penguatan koordinasi antar lembaga
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-
lembaga yang dikoordinasikan masih terjangkau dan
manageable. Dalam prakteknya, span of control atau rentang

46
kendali yang rasional akan sangat terbatas. Salah satu
alternatifnya adalah mengurangi jumlah lembaga yang ada
sampai mendekati jumlah yang ideal untuk sebuah
koordinasi.Dengan jumlah lembaga yang rasional, maka
koordinasi dapat dilakukan lebih mudah.

2. Membentuk lembaga koordinasi khusus


Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas
dalam mengkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah
satu cara melakukan WoG. Lembaga koordinasi ini biasanya
diberikan status lembaga setingkat lebih tinggi, atau setidaknya
setara dengan kelembagaan yang dikoordinasikan.

3. Membangun gugus tugas


Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang setidaknya tidak
permanen. Pembentukan gugus tugas biasanya menjadi salah
satu cara agar sumber daya yang terlibat dalam koordinasi
tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya untuk
berkonsentrasi dalam proses koordnasi tadi.

4. Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan
koordinasi antar sektor atau lembaga,tanpa perlu mebentuk
pelembagaan khusus dalam koordinasi.

b. Tantangan dalam praktek Whole of Government (WoG)

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran


praktek sebagai berikut:

1. Kapasitas SDM dan institusi

47
Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG
tidaklah sama. Perbedaan kapasitas ini bisa menjadi kendala
serius ketika pendekatan WoG, misalnya mendorong terjadinya
merger atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan
SDM dengan kualifikasi yang berbeda
2. Nilai dan budaya organisasi

Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya


kolaborasi sampi dengan kelembagaan.

3. Kepemimpinan

Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam


pelaksanaan WoG.Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah
kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai
dan budaya organisasi serta memperbaiki SDM yang tersedia
guna mencapai tujuan yang diharapkan.

3. Praktek Whole of Government (WoG) dalam pelayanan publik


praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis pelayanan
publik yang dikenail dapat didekati oleh pendekatan WoG sebagai
berikut:
1. Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat. Dokumen yang dihasilkan bisa meliputi KTP,
status kewarganegaraan, status usaha, surat kepemilikan, atau
penguasaan atas barang, termasuk dokumen-dokumen resmi
seperti SIUP, izin trayek, izin usaha, akta, sertifikat yanah dan lain-
lain

48
2. Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai
bentuk jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti
pendidikan, kesehatan, ketenagkerjaan, perhubungan dan lain-
lain.
3. Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis
barang yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan,
jembatan, perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-
lain.
4. Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman
dan peraturan perundang-undangan, maupun kebijakan publik
yang mengatur sendi-sendi kehidupan masyarakat.
Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat dibedakan
dalam lima macam pola pelayanan sebagai berikut:
1. Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola pelayanan
publik yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai
dengan bidang tugas, fungsi dan kewenangannya. Pelayanan
merupakan pelayanan sektoral, yang bisa jadi sifatnya hanya
relevan dengan sektor itu, atau menyangkut pelayanan di sektor
lain. WoG dapat dilakukan manakala pola pelayanan publik ini
mempunyai karakter yang sama atau memiliki keterkaitan antar
satu sektor dengan yang lainnya.

2. Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang dilakukan


secara terpadu pada suatu instansi pemerintah yang bersangkutan
sesuai kewenangan masing-masing. Pola ini memudahkan
masyarakat pengguna izin untuk mengurus permohonan izinnya,
walaupun belum mengurangi jumlah rantai birokrasi izinnya.

3. Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang dilakukan


secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan

49
pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya
yang bersangkutan. Ini adalah salah satu bentuk kelembagaan
WoG yang lebih utuh, dimana pelayanan publik disatukan dalam
satu unit pelayanan saja, dan rantai izin sudah dipangkas menjadi
satu saja.

4. Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang dilakukan oleh


suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator
terhadap pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait
dengan bidang pelayanan masyarakat yang bersangkutan.

5. Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan elektronik yang


dilakukan menggunakan teknologi infromasi dan komunikasi yang
merupakan otomasi dan otomatisasi pemberian layanan yang
bersifat elektronik atau daring (online) sehingga dapat
menyesuaikan diri dengan keinginan dan kapasitas masyarakat
pengguna.

4. Nilai-nilai dasar Whole of Government


Praktek WOG dalam pelayanan publik dilakukan dengan menyatukan
seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik berdasarkan
nilai-nilai dasar berikut ini.
1. Koordinasi

Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif dan


efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan kelembagaan

2. Integrasi

Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar


lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh

50
3. Singkronisasi

Singkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/data yang


berasal dari berbagai sumber , dengan menyingkronkan seluruh
sumber tersebut

4. Simplifikasi

Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik terkait


data/proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan waktu, tenaga
dan biaya.

C. Pelayanan Publik
1. Konsep Pelayanan Publik

a. Pengertian Pelayanan Publik


berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu
diketahui, yaitu melayani dan pelayanan. Pengertian melayani
adalah membantu menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan
seseorang. Sedangkan pengertian pelayanan adalah usaha
rnelayani kebutuhan orang lain (Kamus Besar Bahasa
Indonesia, 1995).

Adapun menurut Keputusan MENPAN Nomor 63 tahun 2003,


mengenai pelayanan adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan pelayanan yang


dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai
upaya pemenuhan kebutuhan penerima pelayanan maupun
pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Penyelenggara adalah Pelayanan Publik adalah Instansi


Pemerintah.

51
3. Instansi Pemerintah adalah sebutan kolektif meliputi satuan
kerja satuan organisasi Kementrian, Departemen,
Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara, dan
instansi Pemerintah lainnya, baik Pusat maupun Daerah
termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik
Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.

4. Unit Penyelenggara pelayanan publik adalah unit kerja pada


instansi Pemerintah yang secara langsung memberikan
pelayanan kepada penerima pelayanan publik.

5. Pemberi pelayanan publik adalah pejabat/pegawai instansi


pemerintah yang melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan
publik sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

6. Penerima pelayanan publik adalah orang, masyarakat, instansi


pemerintah dan badan hukum yang menerima pelayanan dari
instansi pemerintah.

Pelayanan merupakan suatu proses. Proses tersebut


menghasilkan suatu produk yang berupa pelayanan, kemudian
diberikan kepada pelanggan. Sebagai contoh adalah proses
pelayanan surat masuk. Proses pelayanan surat masuk adalah
sebagai berikut:

1. surat diterima oleh seorang petugas.

2. surat disortir (dipisah-pisahkan).

3. surat diterima pencatat surat dan kemudian dicatat dalam

buku agenda atau kartu kendali.

52
4. Surat disampaikan ke pengarah surat.

5. Surat didistribusikan ke unit organisasi sesuai dengan


alamat yang tertulis dalam surat (sering di sebut dengan
istilah "unit pengelola").

6. Surat diterima oleh unit pengolah.

Pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok (Gonroos, 1990),


yaitu :

1. Coreservice adalah pelayanan yang ditawarkan kepada


pelanggan, yang merupakan produk utamanya. Misalnya
untuk pelayanan pembuatan KTP, maka penyediaan KTP
merupakan layanan utamanya.
2. Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan
kepada pelanggan, misalnya terkait dengan pelayanan
administrasi kependudukan (KTP, akte kelahiran, dll), maka
pemerintah menyediakan layanan satu atap atau satu pintu
dengan menggunakan teknologi yang canggih.
Menurut Savas (1987) membagi barang layanan menjadi 4 (empat)
kelompok :

1. Barang yang digunakan untuk memenuhi kepentingan individu


yang bersifat pribadi. Barang privat (private goods) ini tidak ada
konsep tentang penyediaannya, hukum permintaan dan
penawaran sangat tergantung pada pasar, produsen akan
memproduksi sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dan
bersifat terbuka. Oleh sebab itu penyediaan layanan barang
yang bersifat barang privat ini dapat berlaku hokum pasar,
hanya apabila barang privat ini menyangkut kesejahteraan

53
orang banyak, misalnya beras atau bahan kebutuhan pokok
masyarakat lainnya, maka pemerintah tidak akan membiarkan
berlakunya pasar secara murni. Dengan kata lain apabila pasar
mengalami kegagalan dan demi kesejahteraan, maka perlu
intervensi pemerintah
2. Jenis barang yang kedua disebut tool goods, yakni barang yang
digunakan atau dikonsumsi bersama-sama dengan persyaratan
apabila menggunakannya harus membayar atau ada biaya
penggunaan, apabila pengguna atau konsumen tidak
membayar maka tidak dapat menggunakannya. Penyediaannya
bisa menggunakan hukum pasar dimana produsen akan
menyediakan permintaan/kebutuhan barang tersebut. Barang
seperti ini hampir sama seperti barang privat, penyediaan
barang ini di beberapa negara disediakan oleh negara dan
seringkali menggunakan ukuran pemakaiannya atau dapat
dikatakan barang privat tetapi dikonsumsi bersama-sama;
3. Jenis barang ketiga disebut collective goods, yaitu barang yang
digunakan secara bersama-sama atau kolektif dan
penyediaannya tidak dapat dilakukan dengan melalui
mekanisme pasar, karena barang ini digunakan secara terus
menerus dan secara bersama- sama serta sulit diukur berapa
besar penggunaan barang ini untuk setiap individu. Dalam
penggunaan barang ini apabila diukur dari sisi ekonomi akan
muncul pembonceng gratis (free rider) dimana mereka ikut
menggunakan atau menikmati barang tersebut tanpa membayar
dan tanpa kontribusi secara fair. Penyediaan barang ini tidak
ada yang mau menyediakan atau memproduksinya secara
sukarela. Oleh karenanya penyediaan barang ini dilakuan

54
dengan kontribusi secara kolektif yaitu dengan menggunakan
pajak.
4. Jenis barang yang keempat adalah common pool goods, jenis
barang ini memiliki karakteristik dimana yang menggunakan
barang ini tidak ada yang mau membayar, biasanya
digunakan/dikonsumsi secara bersama-sama dan kepemilikan
barangini oleh umum, tidak ada orang yang mau menyediakan
barang ini. Untuk itu pemerintah melakukan pengaturan
terhadap barang ini

Dalam kenyataannya keempat jenis barang diatas sangat sulit


dibedakan atau dipisahkan masing-masing jenis termasuk barang
yang mana, karena setiap barang tidak murni menjadi salah satu
karakteristik jenis barang yang ada. Setiap barang mempunyai
kecenderungan karakteristik barang yang satu dengan barang yang
lain.

a. Pelayanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah "Excellent
Service" yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat
baik dan atau pelayanan yang terbaik.Disebut sangat baik atau
terbaik, karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku
atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Apabila
instansi pelayanan belum memiliki standar pelayanan, maka
pelayanan disebut sangat baik atau terbaik atau akan menjadi
prima, manakala dapat atau mampu memuaskan pihak yang
dilayani (pelanggan). Jadi pelayanan prima dalam hal ini sesuai
dengan harapan pelanggan.Tentunya agar keprimaan suatu
pelayanan dapat terukur, bagi instansi pemberi pelayanan yang

55
belum memiliki standar pelayanan, maka perlu membuat
standar pelayanan prima sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Tujuan pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang


dapat memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat
serta memberikan fokus pelayanan kepada pelanggan.

Pelayanan prima kepada masyarakat didasarkan pada tekad


bahwa "pelayanan adalah pemberdayaan". Kalau pada sektor
bisnis atau swasta tentunyapelayanan selalu bertujuan atau
berorientasi profile atau keuntungan perusahaan. Pelayanan
prima yang diberikan kepada masyarakat padadasarnya tidaklah
mencari untung, tetapi memberikan pelayanan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik.

Dalam hal memberdayakan masyarakat ini, pelayanan yang


diberikan tidaklah bertujuan selain mencari untung, juga
menjadikan masyarakat justru terbebani atau teberdayakan
dengan pekayanan dari pemerintahan yang
diterimanya.Contohnya dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat selama ini masih sering muncul keluhan dari
masyarakat dengan adanya pungutan biaya di luar ketentuan,
atau berbelit-belitnya prosedur serta lamanya pelayanan yang
diberikan.Belum lagi masih ditambah dengan petugas yang
kurang ramah sehingga munculnya sikap, anggapan dan
penilaian terhadap pemerintahan.Misalnya kesan bahwa
birokrasi adalah prosedur yang berbelit-belit dan mempersulit
urusan.Adanya korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pelayanan
sektor publik.Bahkan dalam pelayanan publik muncul istilah
"kalau masih bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah?" Atau

56
kalau kita berurusan dengan pelayanan pemerintah, mungkin
akan ada penawaran dari aparatur pelayannya, "mau lewat jalan
tol atau biasa?".Untuk itu pelayanan prima sektor publik yang
dilakukan oleh pemerintah selain memenuhi kebutuhan hajat
hidup masyarakatnya, sudah barang tentu adalah untuk
memberdayakan bukan memperdayakan.

Jadi dengan demikian perbaikan pelayanan sektor publik


jelas merupakan kebutuhan yang mendesak, bahwa dalam
rangka reformasi administrasi negara,perbaikan pelayanan
kepada publik merupakan kunci keberhasilannya. Pelayanan
prima bertujuan memberdayakan masyarakat, bukan
memperdayakan, sehingga akan menumbuhkan kepercayaan
publik atau masyarakat kepada pemerintahannya. Adapun
kepercayaan adalah awal atau modal dari kolaborasi dan
partisipasi masyarakat dalam program-program pembangunan.

Adapun pelayanan prima akan bermanfaat bagi upaya


peningkatan kualitas pelayanan pemerintah kepada masyarakat
sebagai pelanggan dan sebagai acuan untuk pengembangan
penyusunan standar pelayanan. Baik pelayan, pelanggan atau
stakeholder dalam kegiatan pelayanan, akan memiliki acuan
mengenai mengapa, kapan, dengan siapa, dimana dan
bagaimana pelayanan dilakukan.

2. Nilai-nilai Dasar Pelayanan Publik

Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada


masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman,
antara lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang

57
mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan publik sebagai
berikut:

1. Kesederhanaan.
Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami
dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan.
a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;
b. Unitkerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab
dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian
keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan
publik;

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian Waktu.
Pelaksanaan pelayanan Publik dapat diselesaikan dalam kurun
waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi
Produk pelayanan Publik diterima dengan benar, tepat dan
sah.

5. Keamanan
Proses dan produk pelayanan Publik memberikan rasa aman
dan kepastian hukum.

6. Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang


ditunjuk bertanggungjawab atas penyelengaraan pelayanan dan

58
penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan
publik.

7. Kelengkapan Sarana dan prasarana.

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan


pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana
teknologi telekomunikasi dan informatika (telematika).

8. Kemudahan Akses.
Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai,
mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat me manfaatkan
teknologi telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan.


Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan dan santun,
ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlah

10. Kenyamanan.
Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang
tunggu yang nyaman,bersih, rapi, lingkungan yang indah dan
sehat serta dilengkapi denganfasilitas pendukung pelayanan,
seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

59
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi Isu

Rancangan aktualisasi ini di susun berdasarkan identifikasi beberapa


isu atau problematika yang ditemukan ditempat penulis bekerja. Jabatan
saya dokter umum di Puskesmas Lubuk Besar. Adapun tugas dan fungsi
pokok dokter umum dipuskesmas adalah

Fungsi pokok : Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan upaya


kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) di
wilayah kerja Puskesmas.

Tugas pokok :

1. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan pasien


2. Melaksanakan peleyanan kesehatan di Puskesmas secara kolaborasi
sesuai dengan kondisi pasien
3. Melakukan tindakan medis
4. Memberikan pelayanan rujukan
5. Menerima konsultasi tentang Pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
oleh pasien dan keluarga pasien
6. Member pelayanan surat-surat yang berhubungan dengan hasil
pemeriksaan kesehatan
7. Memberikan upaya kesehatan di lingkungan sekolah
8. Melaksanakan upaya posyandu balita dan lansia

3.2 Isu yang Diangkat dan Gagasan Pemecah Isu


3.2.1 Isu yang diangkat

60
Berdasarkan identifikasi masalah dan analisis bersama Mentor,
maka disepakati, isu yang akan diangkat adalah “Belum optimalnya
pelayanan kesehatan rawat jalan di Puskesmas Lubuk Besar”. Jika
isu tersebut tidak bisa segera dipecahkan maka akan mengakibatkan
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan
dan menyebabkan turunnya derajat kesehatan masyarakat. Dari
identifikasi isu yang dikemukakan di atas, maka penulis akan
menentukan isu yang akan diangkat dengan menggunakan teknik
Urgency, Seriousness, Growth (USG) yang mana pengertian USG
adalah sebagai berikut:
 URGENCY: Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti
 SERIOUSNSS: Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang ditimbulkan
 GROWTH: Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu
tersebut jika tidak ditangani sebagai mana mestinya.

Tabel 1

Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU USG

Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang prngaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

61
Tabel 2.

Perumusan dan Penetapan Isu

NO ISU AKTUAL/MASALAH POKOK U S G SK


OR

Belum optimalnya pelayanan medis


1. 4 3 3 10
rawat jalan di Puskesmas Lubuk Besar

Kurangnya minat ibu untuk melakukan


2. penimbangan berat badan bayi di desa 2 3 2 7
Lubuk Lingkuk

Masih rendahnya kesadaran


masyarakat untuk memeriksakan
3 kesehatannya ke puskesmas di desa 3 2 1 6
Lubuk Besar

Kurangnya pengetahuan masyarakat


4. mengenai sistem rujukan dari 3 2 3 8
puskesmas ke rumah sakit

62
Berdasarkan hasil analisis isu menggunakan alat analisis USG di atas dapat
dilihat bagaimana kualitas Isu yang ada. Isu yang mendapatkan prioritas
tertinggi adalah isu final (core issue) yang perlu diangkat yaitu: Belum
optimalnya pelayanan medis rawat jalan di Puskesmas Lubuk
Besar”dan menjadi isu yang perlu dicarikan pemecahan masalah. Jika isu
tersebut tidak bisa segera dipecahkan maka akan mengakibatkan hal-hal
sebagai berikut:

1. Ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan di


Puskesmas Lubuk Besar
2. Turunnya derajat kesehatan masyarakat.
3.2.2. Gagasan Pemecah isu
Berdasarkan isu yang diangkat,maka saya membuat gagasan
pemecah isu yaitu “ Pelayanan kesehatan medis rawat jalan yang
lebih berdaya guna di Puskesmas Lubuk Besar’’ sehingga
berdampak baik untuk kepuasan pelayanan masyarakat.
3.3. Kegiatan dan tahapan kegiatan pemecahan isu

Untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di instansi penulis,


maka dirancang rencana kegiatan, tahapan kegiatan dan output yang
diharapkan sehingga terdapat “Pelayanan kesehatan medis rawat jalan
yang lebih berdaya guna di Puskesmas Lubuk Besar” sebagai berikut:
1. Pelaksanaan konsultasi kepada kepala puskesmas tentang rencana
habituasi dengan tahap kegiatan :

a. Mengucapkan salam
b. Membuat rancangan kegiatan selama habituasi
c. Melakukan konsultasi kepada Kepala Puskesmas.
d. Mencatat hasil konsultasi

63
2. Pelayanan anamnesis kepada pasien yang berobat di poli rawat
jalan UPTD Lubuk Besar. Tahapan kegiatan sebagai berikut :

a. Melakukan senyum, salam, sapa kepada pasien


b. Menggali identitas pasien secara lengkap.
c. Menanyakan keluhan utama, onset, keluhan penyerta, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga, secara runut dan
sistematis

3. Pelayanan pemeriksaan fisik sistematis di poli rawat jalan


Puskesmas Lubuk Besar. Tahapan kegiatan sebagai berikut :

a. Mendiskusikan dengan atasan penerapan standar pemeriksaan


fisik kepada pasien.
b. Menyiapkan alat-alat kesehatan dalam pemeriksaan fisik
c. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dari kepala
hingga kaki secara sistematis.

4. Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) pada pasien di


poli rawat jalan melalui leaflet. Tahapan kegiatan sebagai berikut

a. Membuat draft leaflet sebagai media KIE (komunikasi,


informasi,edukasi)
b. Mencetak draft leaflet menjadi leaflet
c. Melakukan KIE (komunikasi, informasi, dan edukasi) terhadap
pasien-pasien di poli rawat jalan melalui leaflet
5. Evaluasi kepuasan pelayan kesehatan dengan emoticon kepuasan
a. Berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas
b. Merancang, membuat dan mencetak lembaran emoticon
kepuasan pelayanan kesehatan

64
c. Memberikan emoticon kepuasan pelayanan kesehatan kepada
pasien yang berobat
d. Membuka kotak emoticon kepuasan pelayan kesehatan

3.4. Keterkaitan Kegiatan dengan nilai ANEKA dan Peran Kedudukan


PNS
Adapun kegiatan-kegiatan sebagaimana diuraikan tersebut memiliki
keterkaitan dengan nilai ANEKA dan Peran Kedudukan PNS yang
akan saya uraikan satu persatu sebagai berikut:
1. Kegiatan 1 : Konsultasi dengan Kepala Puskesmas
1. Mengucapkan salam
Etika publik
Dalam mengucapkan salam ketika akan mengahadap Kepala
Puskesmas saya akan melaksanakannya dengan sopan dan
santun.
2. Membuat rancangan kegiatan
Akuntabilitas
Dalam membuat rancangan habituasi saya akan berusaha
dengan baik dan akan mempertanggung jawabkan yang saya
buat
3. Melakukan konsultasi dengan Kepala Puskesmas
Nasionalisme
Dalam melakukan konsultasi dengan kepala puskesmas saya
akan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
dalam berkomunikasi.
Etika Publik
Dalam berkonsultasi saya akan bersikap sopan dan santun,
menyampaikan maksud dengan baik kepada kepala
puskesmas menghargai saran dari pimpinan

65
Komitmen Mutu
Dalam berkonsultasi Saya akan mengoptimalkan waktu
seefektif dan seefisien mungkin.
4. Mencatat hasil konsultasi
Akuntabilitas
Dalam mencatat hasil konsultasi saya akan bersikap
keterbukaan atau transparansi
2. Kegiatan 2 : pelayanan anamnesis kepada pasien yang
berobat di poli rawat jalan Puskesmas Lubuk Besar
1. Melakukan senyum, salam, sapa kepada pasien
Komitmen Mutu
Dalam peningkatan kualitas dan mutu anamnesis kepada
pasien saya akan melakukan anamnesis dengan menerapkan
cara pelayanan senyum, sapa salam kepada setiap pasien
yang datang berobat.
2. Menggali identitas pasien secara lengkap
Akuntabilitas
Dalam peningkatan pelayanan anamnesis kepada pasien, saya
akan menggali informasi penyakit pasien secara jelas,
transparan, dan menanamkan rasa kepercayaan kepada
pasien agar pasien memberikan informasi mengenai segala
keluhan penyakitnya
Nasionalisme
Dalam peningkatan kualitas dan mutu anamnesis kepada
pasien saya akan menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar
3. Menanyakan keluhan utama, onset, keluhan penyerta, riwayat
penyakit dahulu, riwayat penyakit dalam keluarga secara runtut
dan sistematis

66
Komitmen Mutu
Dalam menanyakan keluhan utama, onset, penyakit dahulu
secara runut, Saya akan mengoptimalkan waktu seefektif
mungkin untuk mendapatkan informasi tenttang keluhan
penyakit pasien.

3 Kegiatan 3 : pelayanan pemeriksaan fisik kepada pasien yang


berobat di poli rawat jalan Puskesmas Lubuk Besar
1. Berdiskusi dengan atasan tentang penerapan standar
pemeriksaan fisik kepada pasien
Etika Publik
Dalam melakukan diskusi dengan Kepala Puskesma tentang
standar penerapan pemeriksaan fisik saya akan bersikap
sopan dan santun, menyampaikan maksud dengan baik
kepada kepala puskesmas menghargai saran dari pimpinan
2. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan fisik
Akuntabilitas
Dalam melakukan kegiatan menyiapkan alat-alat pemeriksaan
fisik saya akan bertanggung jawab untuk menjaga dan
mempergunakannya dengan sebaik mungkin
3. Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dari kepala
hingga ujung kaki kepada pasien

Nasionalisme

Dalam melakukan pemeriksaan fisik dari mulai kepala hingga


kaki, saya tidak akan membeda-bedakan suku atau pun ras
terhadap pasien.

67
Etika Publik

Dalam melakukan pemeriksaan fisik dari mulai kepala hingga


kaki kepada pasien saya akan lakukan dengan ramah ( 5 S
)Saya akan meminta izin kepada pasien untuk melakukan
pemeriksaan agar tercipta komunikasi secara baik dalam
melakukan pemeriksaan fisik pasien.

Anti Korupsi

Dalam melakukan pemeriksaan fisik mulai dari kepala hingga


kaki kepada pasien saya tidak meminta bayaran tambahan
kepada pasien

4. Kegiatan 4 : Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi)


terhadap pasien yang berobat di poli rawat jalan
1. Membuat draft leaflet sebagai media KIE
Akuntabilitas
Dalam membuat draft leaflet ini saya akan membuatnya secara
terbuka dan transparansi sesuai dengan penyakit yang abnyak
dikeluhkan pasien
Komitmen mutu
Dalam melakukan kegiatan ini saya akan berusa membuat draft
leaflet seefektif dan seefisien mungkin.
2. Mencetak draft leaflet menjadi leaflet
Akuntabilitas
Dalam mencetak draft leaflet ini saya akan bertanggung jawab
atas apa yang telah saya kerjakan.
3. Melakukan KIE kepada pasien di poli rawat jalan
Nasionalisme

68
Dalam melakukan kegiatan KIE terhadap pasien saya tidak
akan membeda-bedakan pasien ketika akan memberikan
leaflet.
Etika publik
Dalam melakukan KIE terhadap pasien saya akan melakukan
komunikasi dengan sopan dan santun
Anti korupsi
Dalam melakukan KIE saya akan bersifat jujur dan benar dalam
memberikan informasi.

5 Kegiatan 5 : Evaluasi kepuasan pelayanan kesehatan dengan


menggunakan emoticon kepuasan

1. Berkoordinasi dengan kepala puskesmas


Etika Publik
Dalam melakukan koordinasi dengan Kepala Puskesmas saya
akan bersikap sopan dan santun dalam tujuan pembuatan
emoticon kepuasan pelayanan kesehatan
2. Merancang, membuat dan mencetak emoticon kepuasan
pelayanan kesehatan
Akuntabilitas
Dalam melakukan rancangan membuat, dan mencetak
indikator kepuasan pasien saya akan bertanggung jawab
penuh dengan kegiatan ini.
Komitmen Mutu
Dalam merancang lembaran indikator kepuasan pelayanan
kesehatan saya akan membuat semenarik dan seefisien
mungkin
3. Memberikan emoticon kepuasan pelayanan kesehatan kepada
pasien yang berobat

69
Nasionalisme
Dalam memberikan emoticon kepuasan pelayanan kesehatan
saya tidak akan membeda-bedakan pasien berdasarkan suku
ataupun warna kulit.
4. Membuka kotak emoticon kepuasan pelayanan kesehatan
Komitmen Mutu
Dalam membuka kotak emoticon tersebut saya akan
melakukan rekapitulasi sebagai umpan balik dari pelayanan
yang telah diberikan
Akuntabilitas
Dalam membuka kotak emoticon kepuasan pelayanan
kesehatan saya akan melakukannya dengan keterbukaan dan
transparansi.

3.5. Jadwal Rencana Kegiatan


Kegiatan yang telah diuraikan diatas akan dilaksanakan selama masa off
campus selama tiga puluh ( 30 ) hari, yaitu mulai dari tanggal 17 Juli 2019
sampai dengan 22 Agustus 2019 dimana penulis melaksanakan
AKTUALISASI di Puskesmas Lubuk Besar sebagaimana dengan jadwal
kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar sebagai berikut :

70
TABEL JADWAL KEGIATAN

No Kegiatan Pelaksanaan Tempat Sasaran

Konsultasi kepada Puskesmas Kepala


1. MINGGU IV bulan Juli
mentor Lubuk Besar Puskesmas
Pelayanan
MINGGU IV bulan Juli
anamnesis yang Puskesmas Pasien yang
2. dan minggu I,II bulan
sistematis kepada Lubuk Besar berobat
Agustus
pasien
Pemeriksaan fisik MINGGU IV bulan Juli
Puskesmas Pasien yang
3. kepada pasien yang dan Minggu I, II bulan
Lubuk Besar berobat
berobat Agustus
MINGGU IV bulan Juli
Puskesmas Pasien yang
4. Melakukan KIE dan minggu I,II bulan
Lubuk Besar berobat
Agustus
Evaluasi kepuasan
Akhir minggu II bulan Puskesmas
5. pelayanan -
Agustus Lubuk Besar
kesehatan

71
BAB IV
CAPAIAN AKTUALISASI

4.1. Deskripsi core issu dan strategi penyelesaiannya

Dari isu yang terpilih core issu yaitu Belum optimalnya pelayanan
medis rawat jalan di Puskesmas Lubuk Besar, maka penulis/saya
berupaya untuk mengoptimalkan kegiatan untuk dapat memecahkan
masalah tersebut karena kalau masalah/isu tersebut belum dapat
diselesaikan maka akan berpengaruh terhadap pencapaian visi, misi
dan penguatan nilai organisasi yang telah ditetapkan. Sebagaimana
disebutkan di atas jika core isu itu tidak bisa dicarikan pemecahannya
maka mengakibatkan hal-hal sebagai berikut:
a. Ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan yang rtelah
diberikan
b. Turunnya derajat kesehatan masyarakat.
Pemecahan gagasan menyelesaikan core isu tersebut yaitu
dengan melaksanakan kegiatan melalui tahapan-tahapannya dengan
pengaktualisaikan nilai-nilai dasar PNS dan juga mengaktualisasikan
nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI. Hasil pelaksanaan
kegiatan dan tahapan-tahapannya bermanfaat bidang tugas penulis
lebih luas yaitu manfaat yang dirasakan oleh pihak-pihak pemangku
kepentingan/stakeholder.

4.2. Jadwal Aktualisasi


Kegiatan yang telah diuraikan di atas telah dilaksanakan selama
masa off kampus, dimana saya melaksanakan dinas di UPTD
Puskesmas Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah sebagaimana
jadwal berikut :

72
Juli Agustus
No Kegiatan Minggu ke Minggu ke
III IV I II
1 Konsultasi kepada mentor
2 Pelayanan anamnesis yang
sistematis kepada pasien
3 Pemeriksaan fisik terhadap
pasien yang berobat
4 Melakukan KIE
5 Evaluasi kepuasan
pelayanan kesehatan

4.3. Hasil Pelaksanaan Aktualisasi


Berdasarkan kegiatan aktualisasi yang telah saya laksanakan di
UPTD Puskesmas Lubuk Besar dari tanggal 17 Juli sampai dengan 22
Agustus 2019, yang terdiri dari 5 (lima) kegiatan yaitu:
Maka uraian kegiatan yang telah saya aktualisaikan akan saya
jelaskan satu persatu.
1. Konsultasi dengan Mentor (Kepala Puskesmas)
2. Pelayanan Anamnesis yang sistematis terhadap pasien yang
berobat
3. Pemeriksaan Fisik terhadap pasien yang berobat
4. Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) kepada pasien
5. Evaluasi kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan
Maka uraian kegiatan yang telah saya aktualisaikan akan saya
jelaskan satu persatu

73
Kegiatan 1 : KONSULTASI DENGAN KEPALA PUSKESMAS
Kegiatan ini telah saya laksanakan selama 1 hari pada tanggal 24 Juli
2019 di UPTD Puskesmas Lubuk Besar. Kegiatan tersebut telah saya
aktualisasikan sesuai dengan tahapan – tahapan yang telah saya
rancang/rencanakan sebelumnya dan setiap tahapan kegiatan yang saya
lakukan telah mengaktulisasikan nilai – nilai dasar PNS yaitu ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Kominten Mutu dan Anti Korupsi)
dan juga nilai – nilai kedudukan dan peran PNS dalam NKRI (Manajemen
ASN, WoG dan Pelayanan Publik).
Pelaksanaan tahapan tersebut akan saya uraikan sebagai berikut :
1. Mengucapkan Salam
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari kamis tanggal 24 Juli 2019
bertempat di Ruang Poli Umum UPTD Puskesmas Lubuk Besar. Nilai –
nilai dasar PNS dan peranan dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 1 kegiatan 1 ini yaitu etika public dengan
menerapkan nilai sopan santun pada saat pelaksanaan tahapan kegiatan
telah saya lakukan dengan mengucapkan salam ketika akan masuk
kedalam ruangan dimana Kepala Puskesmas berada dengan sopan dan
ramah.
Dokumentasi tahapan 1 kegiatan 1 adalah sebagai berikut:

74
2. Membuat Rancangan kegiatan selama habituasi
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari kamis tanggal 24 Juli 2019
bertempat di Ruang Poli Lanjut Usia UPTD Puskesmas Lubuk Besar. Nilai
– nilai dasar PNS dan peranan dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 2 kegiatan 1 ini yaitu akuntabilitas dengan
menerapkan nilai tanggung jawab dimana saya membuat rancangan
aktualisasi ini dengan penuh tanggung jawab atas semua kegiatan yang
telah saya kerjakan sehingga dapat diharapkan berkontribusi mendukung
tercapainya misi puskesmas yaitu mengembangkan sarana dan
prasarana sesuai dengan standar pelayanan kesehatan untuk
memenuhikebutuhan pelanggan kesehatan.
Dokumentasi tahapan 2 kegiatan 1 adalah sebagai berikut:

Foto kegiatan membuat rancangan aktualisasi


3. Melakukan konsultasi kepada Kepala Puskesmas
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari Sabtu tanggal 27 Juli 2019
bertempat di Ruang Poli MTBS UPTD Puskesmas Lubuk Besar. Nilai –
nilai dasar PNS dan peranan dan kedudukan dalam NKRI telah saya
aktualisasikan pada tahapan 1 kegiatan 1 ini yaitu nasionalisme dalam
berkonsultasi dengan Kepala Puskesmas sya menggunakan baha
Indonesia yang baik dan benar, etika public dalam berkonsultasi dengan

75
kepala puskesmas saya akan menerapkan nilai sopan santun pada saat
pelaksanaan tahapan kegiatan meminta izin dengan kepala puskesmas
telah saya lakukan dengan cara berbicara yang sopan, ramah, dengan
menggunakan bahasa indonesia dengan baik dan benar sehingga
komunikasi berjalan dengan baik dan lancer komitmen Mutu Dalam
berkonsultasi saya mengoptimalkan waktu seefektif dan seefisien
mungkin agar kegiatan ini tidak melebihi batas waktu perencanaan dan
segera melanjutkan tahapan kegiatan selanjutnya
Adapun hasil/output melaksanakan tahapan 3 kegiatan 1 ini adalah
mendapatkan izin sekaligus arahan atas pelaksanaan kegiatan.
Dokumentasi tahapan 3 kegiatan 1 adalah sebagai berikut:

Foto Lembar konsultasi dengan mentor

76
Foto Konsultasi dengan mentor
4. Mencatat hasil konsultasi
Tahapan ini telah saya laksanakan pada hari sabtu tanggal 27 Juni 2019
di poli lanut usia (LANSIA). Adapun dalam melakukan kegiatan ini saya
akan mengembangkan nilai aneka akuntabilitas dimana dalam mencatat
hasil konsultasi dengan Kepala Puskesmas saya akan bersikap
keterbukaan dan transparansi tentang hasil yang telah dkonsultasikan
serta akan bertanggung jawab menyelesaikan kegiatan yang telah saya
rencanakan.

Kontribusi terhadap visi dan misi


Adapun kontribusi kegiatan ini dengan 4 tahapan yang sudah dipaparkan
diatas terhadap visi dan misi organisasi dengan melakukan konsultasi
dengan Kepala puskesmas terkait pelayanan rawat jalan yang lebih berdaya
guna di Puskesmas Lubuk Besar sehingga berkontribusi dengan misi
puskesmas Lubuk Besar yaitu Mengembangkan sarana dan prasarana
sesuai dengan standar pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan kesehatan

77
Manfaat kegiatan

Adapun manfaat kegiatan ini jika nilai-nilai ANEKA diaktualisasikan pada


kegiatan ini maka akan menghasilkasn kegiatan habituasi yang optimal dan
mencapai tujuan yang diinginkan.

Kegiatan 2 :PELAYANAN ANAMNESIS KEPADA PASIEN YANG


BEROBAT DI POLI RAWAT JALAN PUSKESMAS LUBUK BESAR
1. Melakukan senyum, salam, sapa kepada pasien
Dalam melakukan kegiatan anamnesis dengan pasien yang yang berobat
di poli rawat jalan ini yang saya lakukan dengan ramah, senyum, salam,
dan sapa (3S). Pada saat anamnesis ini ada kalanya pasien memiliki
rasa ingin tahu yang lebih dan sebagai ASN dan tenaga kesehatan yang
baik harus siap memberikan informasi yang sesuai.

Foto kegiatan saat melakukan 3S kepada pasien (a)

78
Foto kegiatan melakukan 3S pada pasien (b)

Foto kegiatan melakukan 3S pada pasien (c)


2. Menggali identitas pasien secara lengkap
Dalam melakukan kegitan anamnesis kepada pasien yang berobat ini
terdapat nilai akuntabilitas dimana saya melakukannya dengan penuh
rasa tanggung jawab dan menanamkan rasa kepercayaan kepada pasien
sehingga pasien dapat memberikan semua informasi yang dibutuhkan,

79
Foto kegiatan saat menggali identitas pasien secara lengkap (a)

Foto kegiatan saat menggali identitas pasien (b)


3. Menanyakan keluhan utama, onset, keluhan penyerta, RPD, RPK,
secara runut dan sistematis.
Dalam pelaksanaan kegiatan ini nilai-nilai aneka yang telah saya
terapkan yaitu nasionalisme dimana pada saat melakukan anamnesis
saya menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
dimengerti oleh pasien, komitmen mutu ketika melakukan kegiatan ini

80
saya berupaya untuk mengoptimalkan waktu seefektif mungkin dalam
mendapatkan informasi tentang penyakit yang dikeluhkan pasien, etika
public ketika melakukan anamnesis saya akan bersikap sopan, dan
santun terhadap pasien dan menghargai pasien ketiak berbicara dalam
mengeluarkan informasi tentang penyakit yang dikeluhkannya.

.
Foto kegitan menanyakan keluhan utama pada pasien (a)

Foto kegiatan menanyakan keluhan utama pasien (b)

81
Kontribusi terhadap visi dan misi puskesmas
Adapun kontribusi kegiatan ini dengan 3 tahapan yang sudah dipaparkan
diatas terhadap visi dan misi organisasi dengan melakukan pelayanan
anamnesis kepada pasien yang berobat di poli rawat jalan Puskesmas Lubuk
Besar konsultasi dengan Kepala puskesmas sehingga dapat berkontribusi
dengan misi puskesmas Lubuk Besar yaitu memberikan pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.

Manfaat

Jika nilai-nilai dasar ANEKA yang ada diaktualisasikan pada kegiatan ini
maka akan menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang optimal sehingga dapat
meningkatan kualitas dan mutu anamnesis kepada pasien yang berobat di
poli rawat jalan Puskesmas Lubuk Besar

Kegiatan 3 : Pelayanan pemeriksaan fisik kepada pasien yang berobat di


poli rawat jalan Puskesmas Lubuk Besar

1. Berdiskusi dengan atasan tentang penerapan standar pemeriksaan


fisik.
Dalam mendiskusikan dengan kepala Puskesma terkait tentang
penerapan standar pemeriksaan fisik nilai-nilai aneka yang telah saya
laksanakan yaitu etika public dimana saya bersikap sopan dan santun
dalam menyampaikan maksud dan tujuan serta menghargai saran dari
pimpinan.

82
Foto kegiatan mendiskusikan tentang standar pemeriksaan fisik
2. Menyiapkan alat-alat pemeriksaan fisik
Ketika melakukan pemeriksaan fisik kepada pasien terlebih dahulu saya
akan mempersiapkan alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan
pemeriksaan fisik. Dalam melakukan kegiatan ini saya telah menerapkan
nilai ANEKA yaitu akuntabilitas dimana dalam mempersiapkannya saya
akan bertanggung jawab secara penuh serta nilai komitmen mutu
menggunakan alat-alat tersebut seefektif dan seefisien mungkin

83
3. Melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis dari kepala hingga
ujung kaki
Dalam melakukan kegiatan ini saya telah menerapkan nilai-nilai ANEKA
seperti nasionalisme karena dalam melakukan kegitan tersebut saya
tidak membeda-bedakan suku, rasa atau pun warna kulit terhadap pasien
semuanya saya perlakukan sama, etika public sebelum saya melakukan
pemeriksaan fifik ini terlebih dahulu saya meminta izin kepada pasien
agar tidak ada kesalah pahaman dan tercipta komunikasi secara baik
dalam melakukan kegiatan ini, anti korupsi ketika saya melakukan
kegiatan ini tidak ada meminta bayaran tambahan kepada pasien karena
ini sudah termasuk dalam sistematis pengobatan pasien.

Foto kegiatan pemeriksaan fisik kepada pasien (a)

84
Foto kegiatan pemeriksaan fisik pada pasien (b)

Rekam medis yang berisi informasi medis secara lengkap (c)

85
Rekam medis informasi pemeriksaan fisik pasien yang berisi informasi
medis pasien yang lengkap (d)

Kontribusi terhadap visi dan misi

Adapun kontribusi kegiatan ini dengan 3 tahapan yang sudah dipaparkan


diatas terhadap visi dan misi organisasi dengan melakukan pelayanan
pemeriksaan fisik kepada pasien yang berobat di poli rawat jalan Puskesmas
Lubuk Besar konsultasi sehingga dapat berkontribusi dengan misi
puskesmas Lubuk Besar yaitu memberikan pelayanan kesehatan sesuai
dengan standar yang sudah ditetapkan.

Manfaat

86
Jika nilai-nilai dasar ANEKA yang ada diaktualisasikan pada kegiatan ini
maka akan menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang optimal sehingga dapat
meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan pemeriksaan fisik kepada pasien
yang berobat di poli rawat jalan Puskesmas Lubuk Besar

Kegiatan 4 : Melakukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi) terhadap


pasien yang berobat di poli rawat jalan Puskesmas Lubuk Besar

1. Membuat draft leaflet sebagai media KIE


Ketika membuat draft leaflet ini saya telah menerapkan nilai-nilai ANEKA
yaitu akuntabilitas dimana saya membuatnya secara terbuka dan
transparansi sesuai dengan penyakit yang banyak dikeluhkan oleh
pasien yang datang berobat, komitmen mutu dalam membuat leaflet ini
saya berusaha seefektif dan seefesien mungkin sehingga pasien dapat
mengerti maksud dari leaflet yang telah dibuat.

Foto kegiatan membuat draft leaflet sebagai media KIE

2. Mencetak draft leaflet menjadi leaflet


Nilai-nilai ANEKA yang telah saya terapkan dalam kegiatan ini adalah
akuntabilitas dimana dalam mencetak leaflet ini saya akan bertanggung

87
jawab dengan apa yang telah saya kerjakan dan sesuai dengan penyakit
yang sering dikeluhkan oleh masyarakat ketika berobat ke Puskesmas
Lubuk Besar, anti korupsi ketika mencetak leaflet ini saya tidak meminta
biaya tambahan kepada masyarakat.

Mencetak Leaflet
3. Melakukan KIE kepada pasien yang berobat di Poli Rawat Jalan
Ketika saya melakukan komunikasi, edukasi, informasi kepada pasien
saya telah menerapkan nilai dasar ANEKA nasionalisme dimana sya
tidak membedakan pasien ketika memberikan KIE dan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik sehingga pasien dapat mengerti maksud
yang saya bicarakan, etika publik saya melakukannya dengan sopan
dan santun ketika memberikan penjelasan terhadap pasien, anti korupsi
dalam memberikan KIE kepada pasien saya tidak meminta bayaran
tambahan kepada pasien.

88
Foto saat melaukan KIE dengan pasien

Kontribusi visi dan misi

Adapun kontribusi kegiatan ini dengan 3 tahapan yang sudah dipaparkan


diatas terhadap visi dan misi organisasi dengan melakukan Komunikasi
Edukasi dan Informasi kepada pasien yang berobat di poli rawat jalan
Puskesmas Lubuk Besar Dengan Pelaksanaan Komunikasi, Informasi Dan
Edukasi (KIE) kepada pasien sehingga diharapkan dapat berkontribusi
mendukung tercapainya visi puskesmas yaitu Menjadikan Puskesmas Lubuk
Besar sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Yang Bermutu Dengan Tenaga
Professional Dan Dapat Dijangkau Oleh Seluruh Lapisan Masyarakat
kegiatan ini juga ini juga menunjang misi puskesmas yang ke -4, yaitu :
Mengembangkan sarana dan prasarana sesuai dengan standar pelayanan
kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan kesehatan.

Manfaat

Jika nilai-nilai dasar ANEKA yang ada diaktualisasikan pada kegiatan ini
maka dapat menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang optimal sehingga

89
dapat memberikan informasi kesehatan, sehingga akhirnya dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Lubuk Besar dan
meningkatkan pengetahuan kesehatan untuk pasien yang berobat di
Puskesmas Lubuk Besar

5. kegiatan : Evaluasi kepuasan pelayanan kesehatan dengan


menggunakan emoticon kepuasan

1. Berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas

Ketika melakukan koordinasi dengan Kepala Puskesmas tentang emoticon


kepuassan pelayanan kesehatan nilai ANEKA yang telah saya terapkan
adalah etika publik dimana saya bersikap sopan dan santun ketika saya
berbicara dengan Kepala Puskesmas dalam menyampaikan maksud dan
tujuan pembuatan emoticon kepuasasn pelayanan kesehatan.

Foto ketika berkoordinasi dengan Kepala Puskesmas

90
2.Merancang, membuat dan mencetak emoticon kepuasan pelayanan
kesehatan

Dalam mencetak emoticon kepuasan pelayanan kesehatan ini saya telah


menerapkan nilai-nila ANEKA seperti akuntabilitas karena ketika
mencetak emoticon tersebut saya bertanggung jawab penuh dengan
kegiatan ini, komitmen mutu saya berusaha membuat lembaran emoticon
tersebut dengan semenarik dan seefesien mungkin.

Foto emoticon kepuasan pelayan kesehatan

3. Memberikan emoticon kepuasan pelayan kesehatan kepada pasien

Dalam melakukan kegiatan ini nilai-nilai ANEKA yang telah ssaya terapkan
adalah nasionalisme dimana ketika saya memberikan emoticon tersebut
saya tidak membeda-bedakan pasien berdasarkan suku,ras maupun
warna kulit, etika publik saya meminta pasien untuk mengisi kotak

91
kepuasan dengan mengutamakan sikap yang sopan serta tutur kata yang
baik

Foto pemberian emoticon kepuasan pelayanan kesehatan

4. Membuka kotak emoticon kepuasan pelayanan kesehatan


Dalam melakukan kegiatan ini, saya telah menerapkan nilai-nilai ANEKA
antara lain komitmen mutu dimana ketika membuka kotak tersebut saya
akan melakukan rekapitulasi sebagai umpan balik dari pelayanan
kesehatan yang telah diberikan dan, akuntabilitas dalam membuka kotak
emoticon tersebut saya melakukannya dengan rasa tanggung jawab
penuh tanpa ada yang ditambah ataupun dikurangi dari hasil yang sudah
didapatkan dan keterbukaan serta transparansi.

92
Foto membuka kotak emoticon kepuasan pelayanan kesehatan (a)

(b)

93
Kontribusi Visi dan Misi

Visi Puskesmas Lubuk Besar yaitu “Menjadikan Puskesmas Lubuk Besar


sebagai Pusat pelayanan Kesehatan yang Bermutu Dengan Tenaga
Profesional dan Dapat Dijangkau oleh seluruh Lapisan Masyarakat” Kegiatan
evaluasi pelayanan kesehatan ini adalah salah satu bentuk kegiatan yang
mendorong terwujudnya kesehatan yang bermutu, profesional, merata dan
terjangkau oleh masyarakat sehingga dapat mewujudkan Visi dari
Puskesmas Lubuk Besar serta dapat mewudkan Misi dari Puskesmas point 2
yaitu Memberikan Pelayanan Kesehatan Sesuai dengan Standar yang Sudah
ditetapkan.

Manfaat

Jika nilai-nilai dasar ANEKA yang ada diaktualisasikan pada kegiatan ini
maka akan menghasilkan pelaksanaan kegiatan yang optimal sehingga dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan Puskesmas Lubuk Besar dan bisa
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada masyarakat yang
datang berobat ke Puskesmas.

94
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil pelaksanaan aktualisasi yang dilakukan dari tanggal 17 Juli
2019 sampai dengan 22 Agustus 2019 oleh peserta Pelatihan Dasar CPNS
(Calon Pegawai Negeri Sipil) Kabupaten Bangka Tengah di Puskesmas Lubuk
Besar Kabupaten Bangka Tengah dapat disimpulkan :
1. Seluruh kegiatan pada laporan aktualisasi yang telah dibuat dapat
dilaksanakan.
2. Dengan kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat memberikan nilai yang
positif terhadap pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar yang
membutuhkan.
3. Kegiatan aktualisasi yang dilaksanakan di Puskesmas Lubuk Besar
Kabupaten Bangka Tengah telah memenuhi nilai-nilai dasar profesi ASN
yaitu ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu
dan Anti Korupsi) serta dapat disinkronkan dengan nilai-nilai dasar NKRI
yang meliputi : Manajemen ASN, Whole Of Government dan Pelayanan
Publik.
4. Penerapan ANEKA dan nilai-nilai dasar NKRI dapat membentuk ASN yang
profesional khususnya sebagai pelayanan prima sebagai bentuk Pelayanan
Kesehatan Rawat Jalan yang Lebih Berdaya Guna di PuskesmasLubuk Besar
Kabupaten Bangka Tengah Penerapan ANEKA dan nilai-nilai dasar NKRI
selama aktualisasi turut mendorong terwujudnya Visi dan Misi Organisasi.

B. Saran
1. Diharapkan kegiatan ini tidak hanya sebatas laporan aktualisasi, tetapi dapat
berlanjut dikemudian hari.

95
2. Diharapkan penerapan prinsip nilai-nilai ASN ini, bukan hanya sekedar
melepas tugas tanggung jawab dalam kegiatan Pelatihan Dasar CPNS saja,
tetapi perlu adanya komitmen bagi semua pihak untuk terus menerapkan
prinsip-prinsip ASN ini.
3. Penerapan nilai-nilai ASN bukan hanya ditujukan untuk pegawai ASN yang
baru saja, tapi juga dapat diterapakan kepeda pegawai ASN yang telah
mengabdi cukup lama dalam rangka untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
untuk Puskesmas Lubuk Besar Kabupaten Banka Tengah.
4. Harus terus dilakukan inovasi dalam menggembangan prinsip-prinsip nilai
dasar ASN dengan tujuan mampu menciptakan sumber daya manusia yang
bukan hanya memberikan pelayanan kepada pasien tetapi juga mampu
mewujudkan visi dan misi Puskesmas Lubuk Besar Kabupaten Bangka
Tengah.

96
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar Profesi Pegawai


Negeri Sipil.Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Akuntabilitas. Modul Pendidikan dan Pelatihan


Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Nasionalisme. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Etika Publik. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Komitmen Mutu. Modul Pendidikan dan


Pelatihan Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi
Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2015. Anti Korupsi. Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Analisis Isu Kontemporer. Modul Pendidikan


dan Pelatihan Prajabatan Golongan II dan III. Jakarta: Lembaga
Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Manajemen ASN. Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Whole Of Government. Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar


Calon PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.

97
Formulir Kerja
Unit kerja : Puskesmas Lubuk Besar
Identifikasi Isu :
1. Belum Optimalnya Pelayanan Medis rawat
jalan di Puskesmas Lubuk Besar
2. Kurangnya minat ibu untuk melakukan
penimbangan berat badan bayi di desa Lubuk
Lingkuk
3. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk
memeriksakan kesehatannya ke puskesmas di
desa Lubuk Besar
4. Kurangnya pengetahuan masyarakat
mengenai sistem rujukan dari puskesmas ke
rumah sakit
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pelayanan medis rawat
jalan di Puskesmas Lubuk Besar
Gagasan Pemecahan Isu : Pelayanan medis rawat jalan yang lebih
berdaya guna di Puskesmas Lubuk Besar
Dampak : Apabila pelayanan yang diberikan tidak memiliki
daya guna maka akan menyebabkan
ketidakpuasan pasien terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan dan menyebabkan
turunnya derajat kesehatan masyarakat

KONTRIBUSI TERHADAP
OUTPUT / KETERKAITAN PENG
TAHAPAN VISI&MISI/
KEGIATAN HASIL DENGAN NILAI-NILAI N
KEGIATAN TUPOKSI
KEGIATAN DASAR ORGA
ORGANISASI
(2) (3) (4) (5) (6)
Pelaksanaan a. a. M a. Dalam D Dengan Pelaksanaan
konsultasi kepada mengucapkan dokumentasi foto mengucapkan konsultasi kepada kepala
kepala puskesmas salam b. salam ketika
L akan puskesmas tentang
tentang rencana b. lembar konsultasi
e menghadap rencana habituasi
habituasi membuat kepala sehingga diharapkan
rancangan puskesmas saya dapat berkontribusi
kegiatan akan mendukung tercapainya
selama melakukannya misi puskesmas yaitu
habituasi dengan sopan Mengembangkan sarana
c.Mmelakukan dan santun (etika dan prasarana sesuai
konsultasi publik) dengan standar pelayanan
kepada kepala kesehatan untuk
puskesmas b. Dalam membuat memenuhi kebutuhan
d. M rancangan pelanggan kesehatan

98
mencatat hasil habituasi saya
konsultasi akan berusaha
dengan baik dan
akan
mempertanggung
jawabkan apa
yang saya buat
(akuntabilitas)

c. Dalam melakukan
konsultasi dengan
kepala
puskesmas saya
akan
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
(nasionalisme)
Dalam melakukan
konsultasi dengan
kepala
puskesmas saya
akan bersikap
sopan dan santun
dalam
menyampaikan
maksud dengan
baik dan
menghargai saran
dari Kepala
Puskesmas.
(etika publik)
Dalam
berkonsultasi
saya akan
mengoptimalkan
waktu seefektif
dan seefisien
mungkin
(komitmen mutu)

d. Dalam mencatat
hasil konsultasi
saya akan
bersikap

99
keterbukaan dan
transparansi
(akuntabilitas)
Pelayanan a. Melakukan a. Foto a. Dalam Dengan Pelayanan
anamnesis secara senyum, dokumentasi meningkatkan anamnesis secara
sistematis kepada salam, sapa, Rekam Medis kualitas sistematis kepada pasien
pasien yang pada pasien b. Foto kegiatan anamnesis sehingga diharapkan
berobat di poli b. Menggali anamesis kepada pasien dapat berkontribusi
rawat jalan identitas saya melakukan mendukung tercapainya
Puskesmas Lubuk pasien secara dengan cara misi Puskesmas Lubuk
Besar lengkap senyum salam Besar yaitu memberikan
c. Menanyakan sapa dengan pelayanan kesehatan
keluhan pasien yang sesuai dengan standar
utama, onset, dating berobat yang sudah ditetapkan
keluhan (komitmen mutu)
penyerta,
riwayat b. Dalam
penyakit meningkatkan
dahulu, mutu anamnesis
riwayat saya akan
penyakit menggali
dalam informasi secara
keluarga jelas dan
secara runtut transparan serta
dan sistematis menanamkan
rassa
kepercayaan
kepada pasien
agar mendapat
informasi yang
lebih jelas
(akuntabilitas)
Dalam menggali
identitas pasien
dengan lengkap
saya akan
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
(nasionalisme)
Dalam
peningkatan
pelayanan
anamnesis
kepada pasien,

100
saya akan
menggali
informasi penyakit
pasien secara
jelas, transparan,
dan menanamkan
rasa kepercayaan
kepada pasien
agar pasien
memberikan
informasi
mengenai segala
keluhan
penyakitnya
(akuntabilitas)

c. Dalam
menanyakan
keluhan utama,
onset, penyakit
terdahulu secara
runnut, saya akan
akan
mengoptimalkan
waktu seefektif
mungkin untuk
mendapatkan
informasi keluhan
pasien
(komitmen mutu)
Dalam
menanyakan
keluhan pasien
saya akan
menggunakan
bahasa Indonesia
yang baik dan
benar
(nasionalisme)
Pelayanan a. Berdiskusi a. Foto a. Dengan Dengan pelayanan
pemeriksaan fisik dengan pemeriksaan melakukan pemeriksaan fisik kepada
kepada pasien atasan fisik diskusi dengan pasien sehingga dapat
yang berobat di penerapan b. Foto data Rekam Kepala berkontribusi mendukung
poli rawat jalan standar Medis Puskesmas tercapainya misi kedua
UPTD Puskesmas pemeriksaan tentang standar Puskesmas Lubuk Besar,
Lubuk Besar fisik kepada penerapan yaitu memberikan

101
pasien standar pelayanan kesehatan
b. Menyiapakan pemeriksaan fisik sesuai dengan standar
alat - alat saya akan yang sudah ditetapkan.
kesehatan bersikap sopan
dalam dan santun serta
pemeriksaan menghargai
fisik pendapat dari
c. Melakukan Kepala
pemeriksaan puskesmas (etika
fisik secara publik)
sistematis Dalam melakukan
dari kepala diskusi saya akan
hingga kaki menggunakan
kepada baha Indonesia
pasien yang baik dan
benar
(nasionalisme)

b. Dalam
menyiapkan alat-
alat untuk
pemeriksaan fisik
saya akan
bertanggung
jawab atas alat
tersebut dan
menggunakannya
dengan sebaik
mungkin
(akuntabilitas)

c. Dalam melakukan
pemeriksaan fisik
dari mulai kepala
hingga kaki saya
akan meminta izin
terlebih dahulu
kepada pasien
(etika publik)
Dalam melakukan
pemeriksaan fisik
mulai dari kepala
hingga kaki saya
tidak akan
meminta bayaran
tambahan kepada

102
pasien (anti
korupsi)
Dalam melakukan
pemeriksaan fisik
kepada pasien
saya tidak akan
membeda-
bedakan suku
atau ras
(nasionalisme)
Melakukan KIE a. Membuat a. Dokumen tasi a. Dalam membuat Dengan Pelaksanaan .
(Komunikasi, draft leaflet (foto) draft leaflet saya Komunikasi, Informasi
Informasi dan sebagai b. Print out leaflet akan Dan Edukasi (KIE)
Edukasi) pada media KIE penyakit membuatnya kepada pasien sehingga
pasien di poi rawat (Komunikasi secara terbuka diharapkan dapat
jalan melalui leaflet Informasi dan dan transparansi berkontribusi mendukung
Edukasi) sesuai dengan tercapainya visi
b. Mencetak banyak penyakit puskesmas yaitu
draft leaflet yang dikeluhkan Menjadikan Puskesmas
menjadi pasien Lubuk Besar sebagai
leaflet. (akuntabilitas) Pusat Pelayanan
c. Melakukan Dalam membuar Kesehatan Yang Bermutu
KIE draft leaflet saya Dengan Tenaga
(komunikasi, akan Professional Dan Dapat
informasi dan melakukannya Dijangkau Oleh Seluruh
edukasi) dengan efektif Lapisan Masyarakat
kepada dan seefisien kegiatan ini juga ini juga
pasien-pasien mungkin menunjang misi
di poli rawat (komitmen mutu) puskesmas yang ke -4,
jalan melalui yaitu : Mengembangkan
leaflet b. Dalam mencetak sarana dan prasarana
draft leaflet ini sesuai dengan standar
saya akan pelayanan kesehatan
bertanggung untuk memenuhi
jawab dengan kebutuhan pelanggan
apa yang telah kesehatan.
saya
kerjakan.(akunta
bulitas).

c. Dalam melakukan
KIE dengan
pasien yang
berobat saya
tidak akan

103
membedakan
pasien
berdasarkan suku
atau warna kulit
(nasionalisme)
Dengan
melakukan KIE
dengan pasien
saya akan
berkomunikasi
dengan sopan
dan santun (etika
publik)
Dalam melakukan
KIE saya akan
bersifat jujur dan
benar dalam
menyampaikan
informasi (anti
korupsi)

Evaluasi kepuasan a. Berkoordinasi a. Dokumentasi a. Dalam melakukan Dengan melakukan


pelayanan dengan (foto) koordinasi dengan evaluasi kepuasan
kesehatan dengan Kepala b. Lembaran Kepala Puskesmas pelayanan kesehatan
emoticon Puskesmas emoticon saya akan bersikap dengan emoticon
kepuasan b. Merancang, kepuasan sopan dan santun kepuasan sehingga
membuat, pelayanan dalam tujuan diharapkan dapat
dan kesehatan pembuatan berkontribusi dalam
mencetak lembaran emoticon mencapai visi puskesmas
lembaran kepuasan yaitu Menjadikan
emoticon Puskesmas Lubuk Besar
kepuasan b. Dalam merancang sebagai Pusat Pelayanan
pelayanan lembaran emoticon Kesehatan yang Bermutu
kesehatan kepuasan saya dengan Tenaga
c. Memberikan akan berusaha Profesional dan Dapat
emoticon membuat Dijangkau oleh Seluruh
kepuasan semenarik dan se Lapisan masyarakatmisi
pelayanan efisien mungkin puskesmas yaitu
kesehatan (komitmen mutu) memberikan pelayanan
kepada Dalam melakukan kesehatan sesuai dengan
pasien yang kegitan tersebut standar yang sudah
berobat saya akan ditetapkan
d. Membuka berusaha penuh
kotak mempertanggung
emoticon jawabkannya
kepuasan (akuntabilitas)

104
pelayanan
kesehatan c. Dalam memberikan
lembaran emoticon
kepuasan
pelayanan
kesehatan saya
tidak akan
membedakan
pasien
berdasarkan suku
atau pun warna
kulit
(nasionalisme)
Dalam meminta
pasien untuk
mengisi kotak
kepuasan saya
akan
mengutamakan
sikap yang sopan
serta tutur kata
yang baik

d. Dalam membuka
kotak emoticon
tersebut saya akan
melakukan
rekapitulasi
sebagai umpan
balik dari
pelayanan yang
telah diberikan.
(komitmen mutu)
Dalam membuka
kotak emoticon
kepuasan
pelayanan
kesehatan saya
akan
melakukannya
dengan
keterbukaan dan
transparansi serta
bertanggung jawab
penuh tanpa ada
pengurangan atau

105
pun penambahan
dari hasil yang
telah ada didalam
kotak kepuasasn
pelayanan
(akuntabilitas)

106
KONSULTASI DENGAN MENTOR

107
KONSULTASI DENGAN COACH

108
Kegiatan Habituasi

1. Konsultasi dengan mentor

(Mengucapkan salam)

(konsultasi dengan mentor)

(mencatat hasil konsultasi)

109
2. Pelayanan Anamnesis Secara Sistematis

(melakukan senyum salam dan sapa)

(menggali identitas pasien secara lengkap)

(menanyakan keluhan utama, onset, rpd,rpk)

110
3. Pelayanan Pemeriksaan Fisik kepada pasien yang berobat

(berdiskusi dengan mentor tentang penerapan PF)

(menyiapkan alat pemeriksaan fisik)

(melakukan pemeriksaan fisik secara sistematis)

111
4. Melakukan KIE pada pasien dengan menggunakan leaflet

(membuat draft leaflet)

(mencetak leaflet)

(memberikan KIE kepada pasien)

112
5. Evaluasi kepuasan pelayanan kesehatan

(membuat emoticon kepuasan pelayanan)

(memberikan emoticon kepuasan kepada pasien)

(membuka kotak kepuasan pelayanan)

113
114
115
116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
BIODATA PENULIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

A. Identitas Pribadi
Nama : dr. Ramadini Ingriane

NIP Baru : 198705272019022006

Tempat/ Tanggal Lahir : Muara Bungo, 27 Mei 1987

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan Terakhir : S1 Profesi Dokter

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

nomor handphone : 082284490417

Alamat : Perumdin Puskesmas Jl Raya Lubuk Besar RT.008


Kec lubuk Besar

Email : dinijambi87@gmail.com

Kegemaran : Membaca, Mendengarkan Musik

B. Riwayat pendidikan

TK : TK Pertiwi II Muara Bungo

SD : SDN No 144 Muara Bungo

SMP : SMP N 3 Muara Bungo

SMA : SMA N 2 Muara Bungo

Perguruan tinggi : FK universitas Jambi

Profesi dokter FK Universitas Jambi

C. Riwayat Pekerjaan

1. Dokter jaga di klinik tanjung lumut Jambi tahun 2013-2014

130
2. Dokter Jaga di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jambi tahun 2014

3. Dokter Jaga klinik 24 jam sadaniah kuamang kuning tahun 2014-2015

4. Dokter Umum PT. Anugerah Bungo Lestari Muara Bungo tahun 2015-2016

5. Dokter Umum di Klinik Kecantikan Medisa Muara Bungo tahun 2016-2018

6. Dokter Umum di Puskesmas Rantau Keloyang tahun 2014-2018

7. Dokter Umum di Puskesmas Lubuk Besar Maret 2019-sekarang

E. Riwayat Keluarga

Orang tua

1. ayah : DRS. H. Zainal Efendi, M.Pd

2. Ibu : Hj. Zailismar Hendri, S.Pd

Saudara kandung

1. Febrina Angellia, S.Pd : kakak kandung


2. Edo Duanda Putra, S.Pt, MM : kakak kandung

Suami : Baktian Purwanto, S.E

Anak : Adiba Zaijihan Milania

Demikianlah daftar riwayat hidup ini saya ini saya buat dengan sesungguhnya dan
apabila di kemudian hari terdapat keteragan yang tidak benar saya bersedia dituntut di
muka pengadilan serta bersedia meneriama segala tindakan yang diambil oleh
Instansi pemerintah.

Koba, 24 Agustus 2019

Hormat Saya

dr. Ramadini Ingriane

131
132

Anda mungkin juga menyukai