Minggu 2
Minggu 2
JUDUL/AKTUALISASI : PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) DI LABORATORIUM LINGKUNGAN DINAS
LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANGKA TENGAH
Waktu
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output Hasil Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Pelaksanaan
1 2 3 4 5 6
1 Menyiapkan 2. Melakukan Berorientasi Pelayanan: Melakukan
bahan berupa Observasi sebelum observasi di laboratorium untuk
poster K3, pemasangan bahan memenuhi kebutuhan stakeholder.
petunjuk kerja K3
Akuntabel: Melakukan observasi secara
penggunaan alat,
cermat dan teliti dalam pemasangan
MSDS, Kotak
bahan.
P3K dan
Penggunaan Kompeten: Melakukan observasi terlebih
APAR dahulu agar bahan yang akan dipasang
11/08/2022 tersebut tepat sasaran.
2
PETUNJUK PEMASANGAN APAR
PETUNJUK PENGGUNAAN APAR
MSDS BAHAN KIMIA
Ammonium
Amylum Asam Asetat Asam Sulfat
Chlorida
Buffer PH 7 Buffer PH 10
SIMBOL – SIMBOL BAHAN KIMIA
Homogenizer
Conductivity Meter Distiler A7982 Drying Oven
LHG-15D
PERHATIAN
PEDOMAN PENANGANAN PECAHAN KACA/ GELAS
xxix
PEDOMAN PENANGANAN KONDISI DARURAT
1. Penilaian Resiko :
a. Identifikasi/ kenali jenis tumpahan dan sumber tumpahan bahan
kimia
b. Jika tidak mengenali sifat cairan dan kimia tumpahan, kosongkan
daerah sekitar tumpahan dan hubungi pihak yang berwenang
c. Jauhkan dan matikan sumber pengapian/ listrik yang menyala
2. Pakaian Pelindung :
a. Gunakan pakaian pelindung tambahan yang sesuai dengan
kondisi tumpahan kimia (APD wajib digunakan).
b. Apabila bahan tidak teridentifikasi, gunakan pakaian pelindung
tambahan dengan asumsi tumpahan terjadi pada tingkatan
terburuk
c. Perhatikan SDS (Safety Data Sheet) yang berhubungan dengan
tumpahan kimia
3. Pelingkupan :
a. Lingkupi atau batasi tumpahan kimia dengan absorbent berbentuk
SOCs yang memanjang.
b. Jika memadai, usahakan untuk menjauhkan tumpahan dari jalur air
dan listrik atau celah pada lantai
xxx
4. Hentikan Sumber :
a. Cari, tutup, dan hentikan tumpahan dari sumber.
5. Pembersihan :
a. Gunakan absorbent untuk memulai proses penyerapan tumpahan
kimia.
b. Bersihkan sisa tumpahan dengan cara mengelap menggunakan
absorbent yang tersedia.
c. Gunakan metode mengelap secara melingkar dari luar ke dalam
untuk membatasi penyebaran tumpahan kimia.
d. Simpan absorbent dalam kantong sampah khusus tumpahan kimia
yang telah tersedia
6. Tindakan Lanjutan :
a. Jaga pengguna Laboratorium atau orang lain pada jarak yang
aman dari tumpahan kimia
b. Hubungi Kepala Laboratorium atau Pengelola Laboratorium dan
tunggu hingga bantuan dating
Note:
Untuk KCN: basakan dengan NaOH padat, serap dengan tisu, masukkan ke
dalam gelas piala, dan tambahkan FeSO 4.7H2O sampai terbentuk endapan
hijau, diamkan 1 jam, dan buanglah.
xxxi
Prinsip Umum Penanganan Tumpahan Bahan Kimia
a. Jangan Panik
b. Gunakan prinsip ABSB dalam menangani tumpahan bahan kimia (A:
amankan, B: Bendung, S= Serap, B: Bersihkan)
c. Amankan
xxxii
e. Tutup dengan sisa kayu atau kertas.
f. Siram dengan alkohol bekas atau.
g. Larutkan dalam pelarut mudah terbakar atau sisa alkohol.
h. Bakar dalam insenerator.
4. Senyawa Amin Aromatik Contoh: Anilin, Benzidine dan Pyridine
Penanganan bahan tertumpah :
Sedikit
a. Serap dalam kertas tissue atau kertas bekas.
b. Biarkan menguap dalam almari asam dan sisanya dibakar.
Berlebih
a. Tutup dengan campuran pasir dan NaOH (90:10).
b. Aduk dan campur dengan potongan-potongan kertas dan
bakar dalam insenerator.
xxxiii
b. Pindahkan dalam suatu wadah dan netralkan dibuang lewat
bak air.
Pembuangan/ pemusnahan :
Padat :
xxxiv
c. Dan basakan dengan NaOH dan aduk.
d. Ke dalam slury tambahkan ferosulfat berlebih.
e. Setelah satu jam, dibuang ke dalam pembuangan air.
Nitril :
a. Tambah NaOH berlebih dan Ca(OCl) 2 untuk membentuk
sianat.
b. Pindahkan ke wadah gelas dan buang ke dalam
pembuangan air setelah satu jam reaksi.
c. Cuci bekas wadah dengan larutan hipoklorit.
Sianida :
a. Tambahan bahan ke dalam larutan basa dari kalsium
hipoklorit berlebih.
b. Biarkan 24 jam dan buang ke dalam pembuangan air.
Nitril :
a. Tambahkan ke dalam NaOH-alkohol untuk membentuk
sianat.
b. Setelah satu jam, uapkan alkohol.
c. Tambah ke dalam residu sianat sejumlah larutan basa
kalsium hipoklorit berlebih.
d. Setelah 24 jam buang ke dalam pembuangan air.
xxxv
a. Bahan berupa cair atau padat dilarutkan ke dalam pelarut
organik yang mudah terbakar.
b. Bakar dalam insenerator.
10. Asam Inorganik, contohnya: asam klorida, asam fluoride, asam
nitrat, asam posfat, asam sulfat.
Penanganan tumpahan :
a. Tutup permukaan yang terkontaminasi dengan NaHCO 3 atau
campurkan NaOH dan Ca(OH)2 (1:1).
b. Campur dan bila perlu tambah air agar membentuk slurry.
c. Buang slurry tersebut ke dalam air yang sedang mengalir.
xxxvi
PEDOMAN PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM
Limbah bahan kimia merupakan buangan bahan kimia yang telah dipakai,
campuran bahan kimia, barang yang belum dipakai namun sudah rusak.
Laboratorium merupakan salah satu sumber penghasil limbah cair, padat dan
gas yang berbahaya bila tidak ditangani secara benar.
Sumber Limbah
1. Bahan baku kadaluarsa
2. Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan
yang berwujud cair.
xxxvii
3. Limbah gas
xxxviii
dalam kegiatan proses (house keeping), substitusi bahan dan atau
modifikasi proses.
2. Beri simbol setiap kemasan limbah yang menunjukkan karakteristik
danjenis limbah B3.
3. Memiliki perlengkapan penanggulangan kecelakaan dan
laboratorium untukmendeteksi karakteristik limbah.
4. Pengolahan limbah B3 dilakukan secara termal, stabilisasi dan
solidifikasi secara fisika, kimia dan biologi.
5. Pengolahan secara stabilisasi dan solidifikasi harus melakukan
analisis bakumutu konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic Leaching
Procedure) pencemar organik dan anorganik.
6. Tidak dibenarkan melakukan proses pengenceran dalam
pengolahanlimbah B3.
7. Identifikasi limbah : sebagai langkah awal dalam proses pengelolaan
limbah.
8. Identifikasi limbah melalui tahapan :
a) Mencocokkan limbah dengan daftar jenis limbah B3. Jika cocok,
maka termasuklimbah B3.
b) Jika tidak cocok, periksa karakteristiknya, apakah : mudah
meledak, atau mudahterbakar, atau beracun, atau bersifat reaktif,
atau infeksius atau bersifat korosif.
c) Apabila kedua tahapan tsb sudah dilakukan dan ternyata tidak
memenuhiketentuan limbah B3, maka lakukan uji toksikologi.
9. Limbah yang bersifat reduktor kuat tidak boleh campur dengan asam
mineral pengoksidasi.
xxxix
metode sanitary landfill. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai
hama dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak.
Gas metan yang dihasilkan oleh pembusukan sampah organik
dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk
serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah
dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air.
2. Sanitary Landfill
3. Insinerasi
xl
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang
mengakibatkan penyaki;
5. Tidak terbuka dan harus tertutup;
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap;
Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu:
1. Pengolahan secara Fisika Penyaringan (screening)
xli
yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik
yang berdebu.
3. Membersihkan udara yang kotor dengan cara menyemprotkan
air dari bagian atas alat, sedangkan udara yang kotor dari
bagian bawah alat. Dengan pengendap elektrostatik, yaitu
menggunakan arus listrik untuk mengionkan limbah. Kotoran
udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih menjadi ion
positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang
sesuai.
D. Pengolahan limbah B3
Pengumpulan Limbah
1. Limbah laboratorium dikumpulkan dan dibuang dalam wadah
terpisah menurut tipe bahan kimiayang berkaitan
2. Wadah diberi label (A-J)
a. Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam
larutan
xlii
c. Residu padatan bahan kimia laboratorium organik
i. Padatan anorganik
xliii
Kemasan kombinasi, 10 l dengan inliner PE alat bantu pengumpul corong.
Limbah padat dapat dikumpulkan dalam kemasan yang terbuat dari bahan
yang sama - gelas, logam atau plastik- seperti kemasan produksi asal.
( a) (b) (c)
Keterangan:
Persyaratan Wadah:
a. Harus dalam kondisi baik, tidak rusak, bebas dari korosi dan
kebocoran.
xliv
E. Langkah-Langkah Mengurangi Limbah Laboratorium
xlv